Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS INSTRUMEN

Titrasi Konduktometri

Disusun oleh:
Risya Aprilia (4311417036)
Kelompok 8
Kimia B 2017

PROGRAM STUDI KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Praktikum 4. Titrasi Konduktometri
a. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dengan rasa tanggung jawab dapat menentukan titik akhir titrasi asam kuat-
basa kuat dan asam lemah-basa kuat secara tepat setelah melakukan pengukuran daya
hantar larutan dalam proses titrasi menggunakan instrument konduktometer sesuai
prosedur mutu laboratorium.

b. Landasan Teori
Hantaran larutan elektrolit kuat A+B- akan berubah akibat penambahan pereaksi
C+D- bila diperkirakan kation A+ bereaksi dengan D-. Bila hasil reaksi AD relative tidak
larut atau terionisasi tidak sempurna, reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:

A+B- + C+D- AD + CB
Jadi dalam reaksi Antara ion-ion A+ dan ion-ion D- selama titrasi ion A+ akan
diganti oleh ion C+. Karena titrasi berlangsung terus menerus maka hantaran akan naik
atau turun tergantung pada sifat hantaran ion C+ apakah lebih besar atau lebih kecil dari
hantaran ion A+. Titrasi konduktometri dapat digunakan untuk titrasi asam basa (baik
tunggal maupun campuran), titrasi pengendapan, dan titrasi kompleksometri tetapi
kurang baik untuk titrasi redoks (Agung Tri et al, 2020).
Konduktometri merupakan prosedur titrasi, sedangkan konduktansi bukanlah
prosedur titrasi. Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika
perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen.
Tetapan sel harus diketahui. Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak
elektroda harus tetap. Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada temperatur
tetap, tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linear
lagi dengan konsentrasi (Khopkar, 2003). Titrasi konduktometri merupakan metode
analisa kuantitatif yang didasarkan pada perbedaan harga konduktansi masing-masing
ion. Dalam konduktometri diperlukan sel konduktometrinya, yaitu alat mengukur tahanan
sel. Namun titrasi ini kurang bermanfaat untuk larutan dengan konsentrasi ionik yang
terlalu tinggi (Hendayana, 2001).
Biasanya konduktometri merupakan prosesur titrasi, sedangkan konduktometri
bukanlah prosedur titrasi. Metode konduktasi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi
titrasi jika perbedaan antara konduktasi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan
reagen. Tetapan sel harus diketahui. Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak
elektroda harus tetap, tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi
secara linear dengan konsentrasi. Titrasi konduktometri sangat berguna bila hantaran
sebelum dan sesudah reaksi cukup banyak berbeda. Metode ini kurang bermanfaat untuk
larutan dengan konsentrasi ionic terlalu tinggi, misalkan titrasi Fe 3+ dengan KMnO4,
dimana perubahan hantaran sebelum dan sesudah titik ekivalen terlalu kecil dibandingkan
besarnya konduktasi total (Khopkar, 2008).
Konduktometri merupakan salah satu metoda analisa yang didasarkan pada
hantaran atau daya hantar. Daya hantar ini bergantung pada jenis dan konsentrasi lain
yang ada didalam larutan. Menurut hukum Ohm, arus (I) berbanding lurus dengan gaya
listrik (E), yang digunakan tetapi berbanding terbalik dengan tahanan listrik (R).

E
I =
R

1
G =
R

Daya hantar (G) merupakan kebalikan dari tahanan sehingga mempunyai satuan
Ohms (Ohm-1) atau Siemens (S). Bila arus listrik dialirkan ke suatu larutan melalui dua
elektroda, maka daya hantar listrik berbanding lurus dengan luas bidang elektroda (A)
dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l).

A A
G=K. = tetapan sel (cm)
l l

K merupakan daya hantar jenis (konduktivitas) dengan satuan Ohm.Cm-1 atau


S.Cm-1. Daya hantar suatu zat terlarut disebut daya hantar molar (λ) yang bergantung
pada konsentrasi larutan.

λ = 1000 K/C (S Cm-1 mol-1)

Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika


perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen
karena metode konduktometri bukan prosedur titrasi. Tetapan sel harus diketahui, berarti
selama pengukuran yang berturut-turut jarak elektroda harus tetap. Hantaran sebanding
dengan konsentrasi larutan pada temperatur tetap, tetapi pengenceran akan menyebabkan
hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasi (Marlina, 2010).

c. Metode
1. Alat
a. Statif
b. Buret
c. Gelas Kimia
d. Pipet Tetes
e. Pipet Volume 50 mL
f. Pengaduk
g. Konduktometer
2. Bahan
a. CH3COOH 0,01 N
b. NaOH 0,1 N
c. HCl 0,01 N
d. Aquades
3. Cara Kerja
a. Titrasi Asam Kuat-Basa Kuat

Mengambil 50 mL larutan HCl Ditambah aquades 50 mL lalu


0,01N lalu dimasukkan ke diaduk dan ukur daya hantar
dalam gelas kimia 250 mL. menggunakan konudktometer.

Setiap penambahan 0,2 mL


Larutan tadi dititrasi dengan
titran dilakukan pengukuran
larutan NaOH 0,1 N
daya hantarnya.

Dari data maka dapat dibuat


grafik hubungan daya hantar
larutan dengan volume titran
yang ditambahkan.
b. Titrasi Asam Lemah-Basa Kuat
Mengambil 50 mL larutan Kemudian ditambah aquades
asam asetat 0,01N dan 50 mL dan diaduk, lalu
dimasukkan kedalam gelas diukur daya hantarnya
kimia 250 mL dengan konduktometer

Setiap penambahan 0,2 mL


Kemudian dititrasi dengan
titran dilakukan pengukuran
larutan NaOH 0,1 N
daya hantarnya

Data yang diperoleh dibuat


grafik hubungan daya hantar
larutan dengan volume titran
yang ditambahkan

4. Data Pengamatan
a. Asam Kuat-Basa Kuat
M HCl: 0,00851 M
M NaOH: 0,0960 M

Penambahan Volume Total Volume Titran Hantaran dalam µs/cm


Titran (mL) yang ditambahkan (mL)
Awal - 1498
0,2 0,2 789
0,2 0,4 757
0,2 0,6 719
0,2 0,8 689
0,2 1,0 655
0,2 1,2 627
0,2 1,4 599
0,2 1,6 566
0,2 1,8 535
0,2 2,0 504
0,2 2,2 474
0,2 2,4 449
0,2 2,6 423
0,2 2,8 390
0,2 3,0 359
0,2 3,2 330
0,2 3,4 300
0,2 3,6 270
0,2 3,8 265
0,2 4,0 275
0,2 4,2 289
0,2 4,4 302
0,2 4,6 322
0,2 4,8 342
0,2 5,0 359
0,2 5,2 377
0,2 5,4 396
0,2 5,6 416
0,2 5,8 438
0,2 6,0 458
0,2 6,2 478
0,2 6,4 499

b. Asam Lemah-Basa Kuat


M CH3OOH: 0,0782 M
M NaOH: 0,0960 M

Penambahan Volume Total Volume Titran Hantaran dalam µs/cm


Titran (mL) Yang Ditambahkan (mL)
Awal - 214
0,2 0,2 212
0,2 0,4 210
0,2 0,6 212
0,2 0,8 218
0,2 1,0 225
0,2 1,2 233

5. Analisis Data
a. Penentuan Titik Akhir Titrasi Asam Kuat- Basa Kuat
kurva HCl dan NaOH
900
800

Hantaran dalam µs/cm


700
600 f(x) = − 54.1 x + 636.39
f(x)
R² ==0.46
92.75 x
500 R² = 0.53
400
300
200
100
0
0 1 2 3 4 5 6 7
total volume titran yang ditambahkan (mL)

Titik Akhir Titrasi : 92,754 x=−54,105 x +636,39


146,859 x=636,39
636,39
x=
146,859
x=4,333
Konsentrasi Asam Kuat = M 1 ×V 1=M 2× V 2
50 mL× M 1=0,0960 × 6,4 mL
0,6144
M 1=
50
M 1=0,012288 mol/ L
b. Penentuan Titik Akhir Titrasi Asam Lemah-Basa Kuat

kurva CH3COOH dan NaOH


235
f(x) = 256.21 x
230 R² = 0.83
Hantaran dalam µs/cm

f(x) = 22.29 x + 202.73


225 R² = 0.85
220
215
210
205
200
195
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
Total Volume Titran Yang Ditambahkan (mL)
Titik Akhir Titrasi : 256,21 x=22,286 x+202,73
233,924 x=202,73
202,73
x=
233,924
x=0,86665
Konsentrasi Asam Lemah = M 1 ×V 1=M 2× V 2
50 mL× M 1=0,0960 ×1,2 mL
0,1152
M 1=
50
M 1=0,002304 mol / L

6. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu tentang titrasi konduktometri yang bertujuan untuk
menentukan titik akhir titrasi asam kuat-basa kuat dan asam lemah-basa kuat secara
tepat. Titrasi konduktometri dapat dilakukan untuk menentukan kadar ion, dengan
syarat ion tersebut terlibat dalam reaksi kimia sehingga terjadi penggantian satu jenis
ion dengan yang lain yang berarti terjadi perubahan konduktivitas. Titrasi
konduktometri berhubungan dengan daya hantar listrik, nantinya akan berhubungan
dengan ion – ion dalam larutan yang berperan menghantarkan arus listrik dalam
larutan. Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi
dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya. Arus listrik yang
mengalir di dalam suatu larutandiakibatkan oleh adanya pergerakan ion-ion dengan
muatan tertentu di dalam larutantersebut. Kemampuan larutan untuk menghantarkan
arus listrik tersebut dinamakanhantaran larutan (L). Prinsip dari titrasi konduktometri
ini adalah penggantian ion-ion analit yang sebelumnya ada di dalam larutan menjadi
ion-ion titran yang ditambahkan kedalamnya.
Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan
temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya. Sehingga kita harus
menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan, sehingga kita dapat
memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan
konsentrasi saja. Jika temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar
seharusnya memilki daya hantar yang besar malah memiliki daya hantar yang kecil
karena suhunya menurun. Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat begeraka
dengan bebas. Sebelum melakukan praktikum konduktometer terlebih dahulu di
kalibrasi, kalibrasi dilakukan dengan cara menyalakan konduktometer, kemudian
pasang nilai tetapan sel, sesuai dengan yang tercantum pada elektroda lalu atur
konduktometer dan ubah nilai cell constant sampai tampilan cond sesuai dengan nilai
yang diinginkan.
Praktikum yang pertama adalah menentukan titik akhir titrasi pada asam kuat-
basa kuat yaitu dengan menggunakan larutan HCl dan NaOH dengan konsentrasi
masing-masing 0,00851 M dan 0,0960 M. Diketahui daya hantar listrik awal sebesar
1498 μs/cm. Kemudian dilakukan proses titrasi dengan menambahkan larutan NaOH
sebanyak 0,2 mL tiap penambahan hal tersebut bertujuan untuk menentukan titik
ekuivalen. Pada saat penambahan larutan NaOH, setiap penambahannya dicatat nilai
konduktivitasnya berdasarkan alat konduktometri. Penambahan larutan NaOH pada
saat titrasi mempengaruhi daya hantar pada larutan HCl, pada setiap penambahan
larutan NaOH sebanyak 0,2 mL terjadi penurunan nilai daya hantar listriknya.
Penambahan larutan NaOH mencapai 3,8 mL terjadi penurunan nilai daya hantar
listrik mencapai 265 μs/cm, hal ini disebabkan adanya reaksi antara H + dengan OH-
sehingga ion-ion tersebut membentuk H2O. Pada saat total penambahan NaOH
menjadi 4,0 mL terjadi kenaikan kembali menjadi 275 μs/cm. Setelah mendapat data
daya hantar listrik, maka diperoleh tabel hubungan Antara daya hantar listrik dengan
total penambahan volume NaOH dan diperoleh titik akhir titrasi sebesar 4,333 mL
dan konsentrasi HCl atau asam kuat sebesar 0,012288 mol /L. Pada grafik
konduktivitas menurun ketika belum mencapai titik ekivalen dikarenakan adanya ion
yang berkurang namun ketika sudah mencapai titik ekivalen konduktivitas naik
dikarenakan adanya ion yang berlebih. Berikut merupakan reaksi yang terjadi pada
saat proses titrasi Antara HCl dan NaOH.
H+ + Cl- + Na+ + OH- → Na+ + Cl- + H2O
Praktikum yang kedua yaitu titrasi konduktometri asam lemah (CH3COOH) dan
basa kuat (NaOH) dengan masing-masing memiliki konsentrasi 0,0782 M dan 0,0960
M. Sama seperti praktikum yang pertama, NaOH ditambahkan setiap 0,2 mL dan
terjadi penurunan daya hantar listrik yang semula 214 μs/cm menjadi 210 μs/cm pada
saat total volume mencapai 0,4 mL, setelahnya mengalami kenaikan daya hantar pada
saat ditambah kembali. Penambahan NaOH bertujuan untuk menentukan titik
ekuivalen. Kemudian dapat diperoleh grafik hubungan Antara daya hantar listrik
dengan total volume penambahan larutan NaOH, pada grafik konduktivitas menurun
ketika belum mencapai titik ekivalen dikarenakan adanya ion yang berkurang namun
ketika sudah mencapai titik ekivalen konduktivitas naik dikarenakan adanya ion yang
berlebih. Diperoleh pula titik akhir titrasi asam lemah dan basa kuat yaitu 0,86665 mL
dan diperoleh konsentrasi asam lemah sebesar 0,002304 mol / L. Berikut reaksi yang
terjadi :
CH3COO- + H+ + Na+ + OH- → Na+ + CH3COO- + H2O

7. Kesimpulan
Pada praktikum titrasi konduktometri diperoleh titik akhir titrasi pada saat titrasi
asam kuat dan basa kuat sebesar 4,333 mL dan pada titras asam lemah basa kuat
diperoleh titik akhirnya sebesar 0,86665 mL .

Daftar Pustaka

Agung Tri et al. 2020. Panduan Praktikum Kimia Analisis Instrumen Berbasis
Proyek.Semarang : UNNES Press

Hendayana, Sumar, et al.2001.Kimia Analitik Instrumen.Jakarata : Pusat Penerbitan

Universitas Terbuka

Khopkar, SM. 2008.Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta: UI-Press

Marlina, Ari, et al.2010.Buku Bahan Ajar Instrumentasi Analitik.Bandung : Politeknik


Negeri Bandung

Tugas
1. Dapatkah instrument konduktometer digunakan untuk menentukan titik akhir
titrasi dari reaksi redoks? Jelaskan disertai contoh
Answer:
Instrument konduktometer dapat digunakan untuk reaksi redoks namun tidak semua
reaksi redoks dapat ditentukan titik akhir titrasinya, karena dalam titrasi redoks
konsentrasi ion hydronium yang tinggi dalam larutan cenderung menutupi perubahan
konduktansi. Kesimpulannya titrasi konduktometri kurang baik atau cocok digunakan
untuk reaksi redoks.
Contohnya titrasi Bromometri
BrO3- + 6H+ + 6I+ Br- + 3I2 + 3H2O

Anda mungkin juga menyukai