1. BIOISOSTERISME KLASIK
a. Atom atau gugus monovalen,
contoh: R-X-Hn X: C, N, O atau S. Juga R-X, X: F,Cl,Br atau I.
b. Atom atau gugus Divalen,
contoh: R-X-R’ X: O,S atau NH.
c. Atom atau gugus trivalen,
contoh R-N=R’, R-CH=R’, R-P=R’, R-As=R’ dan R-Sb=R’
d. Atom atau gugus tetravalen,
contoh R=N+=R’, R=C=R’, R=P+=R’, R=As+=R’, dan R=Sb=R’
e. Kesamaan cincin, contoh: pergantian gugus dlm satu cincin, spt gugus –S-, -O-, -NH=. –
CH2-atau –CH=CH-
KLASIFIKASI BIOISOSTERISME
LANJ.
2. BIOISOSTERISME NON KLASIK
a. Substitusi gugus akan memberikan pengaturan elektronik dan sterik yg serupa dg seny induk,
contoh: penggantian H dg F.
b. Penggantian gugus dengan gugus lain yang tidak mempunyai persamaan sifat elektronik atau
sterik tetapi masih menimbulkan aktivitas biologis sama
Pergantian gugus alkilsulfonamido (-SO2NH-R) dg gugus hidroksi (-OH) pd turunan
KATEKOLAMIN.
c. Pergantian cincin dengan struktur non siklik
Penggantian cincin Benzen dg Heksatriena (H2C=CH-CH=CH-CH=CH2).
BIOISOSTERISME BERDASAR PARAMETER SIFAT
KIMIA FISIKA
Dari Tabel 11 terlihat bahwa gugus 4-Cl dan 3-OC2H5 mempunyai nilai π dan σ hampir
sama dan menghasilkan efek biologis (log 1/c) yg hampir sama pula,sehingga keduanya
dikategorikan sbg ISOMETRIK BIOISOSTERIK.
2. NON ISOMETRIK BIOISOSTERIK (Bioisosterik PARSIAL)
Pada Tab 12 terlihat bhw gugus 4-F dan 4-NO2 mempunyai nilai Parameter
Kimia Fisika sangat berbeda, tetapi dpt menghasilkan Respons Biologis yg
relatif sama, shg kedua gugus tsb dikategorikan sbg NONISOMETRIK
BIOISOSTERIK.
CONTOH ISOSTERISME
Contoh :
Gugus S pd PROMAZIN dan KLORPROTIXEN (obat penekan
SSP=TRANQUILISER),
bila diganti ggs ETILEN, menghasilkan IMIPRAMIN dan AMITRIPTILIN
(obat perangsang SSP= ANTIDEPRESI)
2. TURUNAN DIALKILETIL AMIN
R-X-CH2-CH2-N-(R’)2
X = O,NH,CH2, S : senyawa ANTIHISTAMIN
X = COO, CONH, COS: senyawa PEMBLOKIR ADRENERGIK
Gugus Dipol C=O mempunyai peran spesifik dalam konduksi saraf. Resonansi dr gugus
amida PROKAINAMID akan menurunkan kekuatan dipol gugus C=C, mempunyai
aktivitas anestesi setempat lebih rendah dibanding prokain.
Struktur Prokainamid lebih stabil dibanding PROKAIN karena lebih TAHAN terhadap
hidrolisis oleh enzim esterase sehingga secara oral dapat digunakan untuk pengobatan
ARITMIA JANTUNG karena mempunyai masa kerja lebih panjang.
6. ANTIMETABOLIT PURIN
Adenin dan Hipoxantin merupakan metabolit normal dlm tubuh. Gugus NH2 dan OH pd C6 memegang
peran penting pd interaksi dg melibatkan ikatan H dr kedua basa, pd proses REPLIKASI asam nukleat
dlm proses Biosintesis protein sel.
Penggantian gugus-gugus tersebut dg gugus SH misal 6-MERKAPTOPURIN akan memperlemah ikt H,
terjadi hambatan sebagian dr proses interaksi diatas shg kecepatan sintesis sel menurun dan seny berfungsi
sbg antimetabolit (ANTIKANKER).
Selain gugus isosterik dan bioisosterik dikenal pula gugus HAPTOTERIK dan
FARMAKOFORIK.
Gugus HAPTOFORIK adl gugus yg membantu pengikatan OBAT-RESEPTOR
Gugus FARMAKOFORIK adl gugus yg bertanggungjawab thd respons biologis.
GUGUS HAPTOFORIK
Gugus HAPTOFORIK: gugus yg membantu pengikatan OBAT-
RESEPTOR. Biasanya GUGUS BESAR
Contoh:
Gugus DIFENILMETIL pada
◉DIFENHIDRAMIN ( antihistamin)
◉METADON (analgesik narkotik),
◉DDT (insektisida)
ISOMER OPTIK
B.1. ISOMER GEOMETRIK DAN AKTIVITAS
BIOLOGIS
Isomer Geometrik atau isomer cis-trans : Isomer yg
disebabkan adanya atom2 atau gugus2 yg terikat sec langsung
pd suatu ikatan rangkap atau dalam suatu sistem alisiklik.
Ikatan rangkap dan sistem alisiklik tsb membatasi gerakan
atom dlm mencapai kedudukan yg stabil sehingga terbentuk
isomer cis-trans.
Isomer cis-trans cenderung menahan gugus2 dlm mol pd
ruang yg relatif berbeda perbedaan letak gugus-2
menimbulkan perbedaan sifat kimia fisika distribusi
isomer dlm media biologis berbeda kemampuan interaksi
dg reseptor biologis berbeda.
Keterangan:
Gambar 18:
Isomer cis keempat gugus
senyawa mengikat reseptor
secara serasi dapat
menimbulkan Respons
biologis yg diharapkan.
Isomer trans hanya dua dr
gugus senyawa yg mengikat
reseptor interaksi obat-
reseptor kurang serasi
aktivitas biologis lebih
rendah dibanding isomer cis.
DIETIL STILBESTROL
◉Trans-DIETILSTILBESTROL dipengaruhi oleh :
◉1. Resonansi
◉2. Efek sterik yg minimal
Akibat; cenderung untuk menahan agar kedua gugus fenol dan gugus etil terletak
pd bidang datar yg berlawanan bentuk isomer trans lebih stabil dibanding
isomer cis.
Pada isomer trans, “jarak identitas” antara kedua gugus hidroksil fenol
+/- 4,5A0, dan ini hampir sama dg “jarak identitas’ dua gugus OH pd
struktur ESTRADIOL (hormon Estrogen) keduanya dapat berinteraksi
sec serasi dg reseptor Estrogen.
Pada isomer cis mempunyai “jarak identitas” yg jauh berbeda Isomer
trans mempunyai aktivitas estrogonik 14 x lebih besar dibanding isomer
cis
B.2. ISOMER KONFORMASI DAN AKTIVITAS BIOLOGIS
ISOMER KONFORMASI;
Isomer yg terjadi karena ada perbedaan PENGATURAN RUANG dr atom2 atau gugus2 dlm
struktur Mol Obat.
Lebih stabil pd struktur seny NON AROMATIK.
Contoh; SIKLOHEKSAN, dpt membentuk 3 Konfomer : Bentuk KURSI, PERAHU,
MELIPAT (twist)
SIKLOHEKSAN cenderung dalam bentuk konformasi KURSI dibanding bentuk lain
Substituen atau gugus pd cincin sikloheksan cenderung ditahan pd kedudukan ekuatorial oleh
karena bentuk aksial lebih mudah terpengaruh oleh efek sterik.
Pada bentuk 1,3,-diaksial, substituen2 nya cenderung tolak menolak satu sama lain mengubah
kelenturan cincin dan menempatkan substituen pada kedudukan ekuatorial yg kurang
terpengaruh oleh efek sterik.
Pada sistem cincin nonaromatik atom atau gugus yg terikat dapat pada kedudukan ekuatorial
atau aksial atau keduanya, dan dpt menunjukkan aktivitas biologis yg sama atau berbeda.
TRIMEPERIDIN
Seny narkotik-analgesik poten
Pada struktur molekulnya bentuk konformasi ekuatorial atau aksial ditunjang dan
berorientasi pd gugus FENIL dan ggs ALISIKLIK.
Gugus Fenil cenderung dipertahankan dalam bidang cincin pd kedudukan
ekuatorial.
Untuk mengubah ke kedudukan aksial dibutuhkan energi +/- 7 kkal/mol.
Isomer aksial dan ekuatorial dr Trimeperidin mempunyai potensi analgesik sama.
Hal ini menunjukkan bhw pengaruh bentuk isomer konformasi thd aktivitas analgesik
trimeperidin sangat kecil.
Planaritas pada bagian tertentu molekul obat sangat penting untuk dpt menimbulkan
aktivitas biologis.
Pada umumnya akan menunjang rigiditas (kekakuan) mol obat, dan ini terjadi pd cincin
aromatik atau sistem terkonjugasi yang lain.
Atom atau gugus yg terikat secara langsung pd cincin atau sistem tsb akan berada dalam
ruang yg sama.
AMFETAMIN
mempunyai cincin aromatik
lebih aktif dibanding analog jenuhnya
Aktifitasnya ditunjang oleh Planaritas cincin,
yg meningkatkan kemampuan seny utk
mengikat reseptor yg juga mempunyai
permukaan planar.
melalui ikatan van der Waals yg relatif kuat 2-3
x/mol.
Pada interaksi obat yg tidak planar dg reseptor
planar, ikatan van der Waals yg terlibat relatif
lebih lemah.
SENYAWA YANG MEMBERIKAN LEBIH DARI SATU
EFEK BIOLOGIS (krn konformasi unik & lentur dpt
berinteraksi dgn reseptor biologis berbeda)
Diastereoisomer :
Isomer yg disebabkan oleh seny yg mempunyai DUA atau LEBIH PUSAT ATOM
ASIMETRIK,
Mempunyai gugus fungsional sama,
Memberikan tipe reaksi yg sama pula.
Kedudukan gugus-gugus substitusi terletak pd ruang yg relatif berbeda shg mempunyai :
SIFAT FISIK, KECEPATAN REAKSI dan SFT BIOLOGIS yang BERBEDA.
Perbedaan sifat-sifat berpengaruh terhadap DISTRIBUSI, METABOLISME dan
INTERAKSI ISOMER dengan RESEPTOR.
Perbedaan interaksi dengan reseptor dr senyawa-senyawa diastereoisomer pd Gambar 19
Ket:
Nilai Koefisien Partisi lemak/air isomer cis
tidak sama dengan isomer trans atau
log P (cis) ≠ log P (trans)
A, B, dan C : gugus pada isomer
A’, B’ dan C’ : tempat yang sesuai pada
reseptor
EFEDRIN
Efedrin mempunyai 2 atom C asimetrik dengan 4 bentuk aktif optis dapat
membentuk DIASTEREOISOMER (+/- eritro dan +/- treo, yang dapat dilihat pd
Gambar 20.
Diastereoisomer kemungkinan juga mempunyai aktivitas optik
Aktivitas presor relatif (APR) isomer2 Efedrin pd Tabel 15.
Aktivitas maksimum bila Cα pada (S) dan Cβ pada (R),
D(-) Efedrin dapat memblok reseptor β–adrenergik,
berakibat menurunkan tekanan darah
B. 4. ISOMER OPTIK DAN AKTIVITAS BIOLOGIS
Dari Gambar 23: (-) Epinefrin, ketiga gugus diikat sec serasi pd permukaan
Reseptor menimbulkan aktivitas presor yg jauh lebih besar dibanding (+)
epinefrin (hanya 2 gugus yg terikat pd permukaan reseptor)
Bila gugus Hidroksil pd struktur (-) Epinefrin dihilangkan (Deoksiepinefrin)
senyawa mempunyai aktivitas presor yg serupa dg (+) epinefrin
C. JARAK ANTAR ATOM
DAN AKTIVITAS
BIOLOGIS
C. JARAK ANTAR ATOM DAN AKTIVITAS BIOLOGIS
Contoh :
1. Seny PARASIMPATOMIMETIK : mis turunan Asetil
Kolin (Karbakol) dan PARASIMPATOLITIK
2. Seny KURARE
3. HORMON ESTROGEN NON STEROID misal
DIETILSTILBESTROL
THANKS!
Any questions?