MODIFIKASI ISOSTERISME
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
Kelas : 2A Farmasi
FAKULTAS KESEHATAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah bahasa Indonesia tepat
waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita
nantikan kelak.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah bahasa Indonesia ini
dapat bermanfaat.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah isosterisme telah digunakan secara luas untuk menggambarkan seleksi dari
bagian sruktur yang karena karakterisasi sterik, elektronik dan sifat kelarutannya, elektronik
dan sifat kelarutannya, memungkinkan untuk saling dipergantikan pada modifikasi struktur
molekul obat.
Arti isosteris secara umum adalah kelompok atom-atom dalam molekul, yang
mempunyai sifat kimia atau fisika mirip, karena mempunyai persamaan ukuran,
keelektronegatifan atau stereokimia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari modifikasi isosterisme?
2. Apa saja bentuk isomer yang dapat mempengaruhi aktivitas biologis obat?
3. Apa saja contoh dari modifikasi isosterisme?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami modifikasi isosterisme.
2. Mahasiswa mampu memahami bentuk isomer yang dapat mempengaruhi aktivitas
biologis obat .
3. Mahasiswa mampu memahami contoh dari modifikasi isosterisme.
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk memperoleh obat dengan aktivitas yang lebih tinggi, dengan efek samping atau
toksisitas yang lebih rendah dan bekerja lebih selektif, perlu dilakukan modifikasi struktur
molekul obat. Istilah isosterisme telah digunakan secara luas untuk menggambarkan seleksi
dari bagian struktur yang karena kerekteristik sterik, elektronik dan sifat kelarutannya,
memungkinkan untuk saling dipergantikan pada modifikasi struktur molekul obat.
Arti isosteris secara umum adalah kelompok atom-atom dalam molekul, yang mempunyai
sifat kimia atau fisika mirip, karena mempunyai persamaan ukuran, keelektronegatifan atau
stereokimia.
Contoh pasangan isosterik yang mempunyai sifat sterik dan konfigurasi elektronik
sama adalah :
Gugus-gugus divalen eter (-O-), sulfida (-S-), amin (-NH-) dan metilen (-CH 2-)
meskipun berbeda sifat elektroniknya tetapi hampir sama sifat steriknya sehingga sering pula
dipergantikan pada suatu modifikasi struktur.
a. Mengubah struktur senyawa sehingga didapatkan senyawa dengan aktivitas biologis yang
dikehendaki.
b. Mengembangkan analog dengan efek biologis yang lebih selektif.
c. Mengubah struktur senyawa sehingga bersifat antagonis terhadap normal metabolit
(antimetabolit)
Friedman (1951) memperkenalkan istilah bioisosterisme, yang kemudian
berkembang menjadi salah sau konsep dasar sebagai hipotesis untuk perkembangan kimia
medisinal. Idealnya, bioisosterisme melibatkan pergantian gugus fungsi dalam struktur
molekul yang spesifik aktif dengan gugus lain dan pergantian tersebut akan menghasilkan
senyawa baru dengan aktvitas biologis yang lebih baik.
a. Atom atau gugus monovalen, contoh : R-X-Hn, di mana X adalah atom C, N, O atau atom
S, dan R-X, dimana X adalah atom F,Cl, Br, dan I
b. Atom atau gugus divalen, contoh : R-X-R', dimana X adalah O, S, CH2 atau NH.
c. Atom atau gugus trivalen, contoh : R-N=R', R-CH=R', R-P=R', R-As=R', dan R-Sb=R'.
d. Atom atau gugus tetravalen, contoh : R=N +=R', R=C=R', R=P+=R', R=As+=R' dan
R=Sb+=R'
Pada modifikasi isosterisme tidak ada hukum yang secara umum dapat
memperkirakan apakah akan terjadi peningkatan atau penurunan aktivitas biologis. Meskipun
demikian isosterisme masih layak dipertimbangkan sebagai dasar rancangan obat dan
modifikasi molekul dalam rangka menentukan obat baru.
Sebagian besar obat yang termasuk golongan farmakologis sama, pada umumnya
mempunyai gambaran struktur tertentu. Gambaran struktur ini disebabkan oleh orientasi
gugus-gugus fungsional dalam ruang dan pola yang sama. Dari gambaran sterik dikenal
beberapa macam struktur isometri, antara lain adalah isomer geometrik, isomer konformasi,
Isomer geometri atau isomer cis trans adalah isomer yang disebabkan adanya
atom-atom atau gugus-gugus yang terikaat secara langsung pada suatu ikatan rangkap
atau dalam suatu sistem alisiklik. Ikatan rangkap dan sistem alisiklik membatasi gerakan
atom dalam mencapai kedudukan yang stabil sehingga terbantuk isomer cis-trans dan
isomer cis-trans cenderung menahan gugus-gugus dalam molekul pada ruang yang relatif
berbeda dan perbedaan letak gugus-gugus tersebut dapat menimbulkan perbedaan kimia
fisika. Akibatnya, distribusi isomer dalam media biologis juga berbeda, dan berbeda pula
A A A C
C == C C == C
B C B A
X
X
A' A' A' A'
Resepto r C' B' Resepto r C'
B'
Isomer konfirmasi adalah isomer yang terjadi karena ada perbedaan pengaturan
ruang dari atom-atom atau gugus-gugus dalam struktur molekul obat. Isomer konfirmasi
lebih stabil pada struktur senyawa non aromatik. Contoh sikloheksan dapat membentuk 3
konfomer yaitu bentuk kursi, perahu, dan melipat. Sikloheksan cenderung dalam bentuk
konfirmasi kursi dibanding bentuk konfirmasi perahu atau melipat. Substituen atau gugus
pada cincin sikloheksan cenderung ditahan pada kedudukan equatorial oleh karena
Pada bentuk 1,3 diaksial, subtituennya cenderung tolak-menolak satu sama lain
gugus yang terikat dapat pada kedudukan ekuatorial atau aksial atau kedua-duanya dan
H H
H3C
+
N CH3 O
7 kkal/mol H
H C
H5C2 O CH3 + CH3
CH3 N
H H3C
O H H H
C O
H5C2 H H
dua atau lebih pusat atom asimetrik, mempunyai gugus fungsional sama dan memberikan
tipe reaksi yang sama pula. Kedudukan gugus-gugus substitusi terletak pada ruang yang
relatif berbeda sehingga diastereoisomer mempunyai sifat fisik, kecepatan reaksi dan sifat
biologis yang berbeda pula. Perbedaan sifat-sifat di atas berpengaruh terhadap distribusi,
B Contoh :
BC
log P (cis) > log P ( trans)
A C
A
membran biologis
B BC
A C A
B' B'
Reseptor
A' C' A' C'
Contoh: efedrin, mempunyai 2 atom C asimetrik dengan 4 bentuk aktif optis, dapat
membentuk diasterioisomer (+-) eritro dan (+-) itreo, yang dapat dilihat pada gambar
berikut:
H C OH HO C H H C OH HO C H
H C NHCH3 H3CHN C H H3CHN C H H C NHCH3
CH3 CH3 CH3 CH3
4. Isomer Optik dan Aktivitas Biologis
Isomer Optik adalah isomer yang disebabkan oleh senyawa yang mempunyai
atom C asimetrik. Isomer optic mempunyai sifat kimia Fisika sama dan hanya berbeda
pada kemampuan dalam memutar bidang cahaya terpolarisasi atau berbeda rotasi
Contoh :
A C A C log P ( + ) = log P ( - )
B B
membran biologis
A C A C
B B
Penggantian gugus sulfida (-S-) pada sistem cincin fenotiazin dan cincin tioxanten,
dengan gugus etilen (-CH2CH2-), menghasilkan sistem cincin dihidrodibenzazepin, dan
dibenzosiklo-heptadien yang berkhasiat berlawanan.
N N
R R R = -CH2CH2CH2N(CH3)2
Promazin Imipramin
(cincin fenotiazin) (cincin dihidrodibenzazepin)
HC R HC R R = -CH2CH2N(CH 3)2
Klorprotixen Amitriptilin
(cincin tioxanten) (cincin dibenzosikloheptadien)
Contoh :
1). Gugus S pada promazin dan klorprotixen, suatu obat penekan sistem saraf pusat
(tranquilizer), bila diganti dengan gugus etilen, menghasilkan imipramin dan amitriptilin
2) Turunan Dialkiletilamin
R-COO-CH2-CH2-N+(CH3)3
Tolbutamid dan klorpropamid mempunyai waktu paruh biologis (t1/2) lebih panjang dan
toksisitas yang lebih rendah dibanding karbutamid karena gugus tolbutamid merupakan
gugus yang relatif labil dibanding gugus NH2, dan pada in vivo mudah teroksidasi
menjadi asam karboksilat (t1/2 = 5,7 jam). Gugus Cl pada klorpropamid lebih tahan
terhadap proses oksidasi sehingga masa kerja obat lebih panjang (t1/2 lebih besar dari 33
jam).
O
H2N C X CH2CH2N(C2H5)2
NH Prokainamid : antiaritmia
Resonansi dari gugus amida prokainamid akan kekuatan dipol gugus C=O, sehingga
Struktur prokainamid lebih stabil dibanding prokain karena lebih tahan terhadap
hidrolisis oleh enzim esterase sehingga secara oral dapat digunakan untuk pengobatan
6) Antimetabolit Purin
Adenin dan hipoxantin merupakan metabolit normal dalam tubuh. Gugus NH2 dan
OH pada C6 memegang peranan penting pada interaksi yang melibatkan ikatan hydrogen
dari kedua basa, pada proses replikasi asam nukleat dalam biosintesis protein sel.
memperlemah ikatan hidrogen, terjadi hambatan sebagian dari proses interaksi di atas
(antikanker).
Selain gugus isosterik dan bioisosterik dikenal pula gugus haptoforik dan gugus
Contoh gugus haptoforik adalah gugus-gugus besar seperti difenilmetil yang terdapat
atau gugus fenotiazin, seperti yang terdapat pada prometazin (antihistamin) dan
klorpromazin (tranquilizer).
H COCH2CH3 Cl H
C C C
OCH2CH2N(CH3)2 CH2CH(CH3)N(CH3)2 Cl CCl3
Prometazin Klorpromazin
Contoh gugus farmakoforik adalah gugus sulfonilurea (antidiabetes), sulfonamida
PENUTUP
Istilah isosterisme telah digunakan secara luas untuk menggambarkan seleksi dari
bagian sruktur yang karena karakterisasi sterik, elektronik dan sifat kelarutannya, elektronik
dan sifat kelarutannya, memungkinkan untuk saling dipergantikan pada modifikasi struktur
molekul obat.
Ramlawati. 2005. Buku Ajar Kimia Anorganik Fisik. Makassar : Jurusan Kimia, FMIPA, UNM.
Siswandono, 2011, Hubungan Struktur, Aspek Stereokimia dan Aktivitas Biologis Obat, .
Tristanti, I., 2013, Hubungan Struktur, Aspek Stereokimia dan Aktivitas Biologis Obat