Anda di halaman 1dari 15

Membuat Copy Resep ternyata ada aturannya....

Skenario :
Seorang pasien datang ke apotek untuk menebus resep, pasien tersebut
menyampaikan kepada apoteker bahwa dia meminta copy resep. Setelah dievaluasi
administrasi resepnya, dokter penulis resep berasal dari luar provinsi. Resep tersebut berisi
obat Phenobarbital yang merupakan golongan pseukotropika. Apotek menjelaskan kepada
pasien kepada mengenai permasalahan dan aturan perundangan yang berlaku sehingga
resep tidak berbuat.

STEP 1
1. Phenobarbital (Fitri)
Obat penenang barbiturat yang dapat digunakan untuk mengobati
kejang parsial dan kejang menyeluruh (Nur Aini)
Obat untuk meredakan aktifitas berlebihan dalam otak dan
membantu mencegah timbulnya kejang (Maria)

2. Psikotropika (Rani)
Suatu zat atau obat baik sintesis maupun alami yang bukan
nerkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
kepada saraf pusat (Nurul Muna)

3. Resep(Mardian)
Resep merupakan permintaan tertulis seorang dokter, dokter gigi
dan dokter hewan yang diberi ijin berdasarkan peraturan
UU( Ziantifani)

4. Copy resep ( Andi)


Salinan yang dibuat oleh Apoteker selain memuat keterangan yang
terdapat dalam resep asli(Alfi)

STEP 2
1. Apa saja unsur-unsur dari resep? (Wisnu)
2. Bagaimana aturan dalam pembuatan copy resep? (Ulfa)
3. Apa saja bagian-bagian dari copy resep? (Mardian)
4. Apa saja jenis-jenis resep? (Alfi)
5. Apa fungsi dari copy resep? (Maria)
6. Jelaskan masa berlaku copy resep! (Nur Aini)
7. Bagaimana tata cara penulisan resep? (Andi)
8. Mengapa resep yang mengandung psikotropika tidak bisa ditebus
dengan copy resep? (Ziantifani)
9. Apa peraturan perundangan yang mengatur tentang resep dan copy
resep? (Forum SGD 3)
10. Apa saja syarat yang meliputi administrasi resep?
11. Apa saja ketentuan obat yang boleh di copy resep? (Forum
SGD 3)

STEP 3
1. Apa saja unsur-unsur dari resep? (Wisnu)
Berisi nama dan alamat dokter
Berisi obat-obat yang dikonsumsi
Aturan pakai dan tanggal dibuatnya resep
Huruf R / disebelah kiri resep
Paraf dokter yang membuat resep
(Rani)
Tempat eesep ditulis
Identitas pasien
(Maria)

2. Bagaimana aturan dalam pembuatan copy resep? (Ulfa)


Semua resep ditulis : semua salinan isi dari resep ditulis kembali
(Alfi)

3. Apa saja bagian-bagian dari copy resep? (Mardian)


Nama dan alamat Apotek
Nama APA
Nama dokter
Nama dan umur pasien
Tanggal penullisan resep
Nomor urt pembuatan
Tanda R/
(Nurul Muna)
Surat ijin Apotek
Tanda tangan dari Apoteker
Salinan resep sebelumnya
(Ulfa)
Bagian resep yang telah diberi (DET) dan belum diberi (NE
DET)
(Ziantifani)
Tulisan PCC yang menandakan bahwa copy resep sudah
sesuai dengan resep asli (Andi)
4. Apa saja jenis-jenis resep?( Alfi)
Resep standar : berdasarkan FI
Resep medisinal : Resep obat jadi
Resep medistralis: resep yang sudah dimodifikasi oleh dokter
Resep Obat generik : berdasarkan obat generik
(Wisnu)

5. Apa fungsi dari copy resep? (Maria)


Digunakan untuk ganti resep misalnya bila sebagian obat diambil
atau untuk mengulang maka resep asli diganti dengan copy resep
untuk mengambil obat yang sebagian belum diambil (Fitri)
Saat pasien ingin mengambil resep di apotek yang bersangkutan
berdasar kesepakatan yang telah dibuat oleh dokter (Ulfa)

6. Jelaskan masa berlaku copy resep! (Nur Aini)


Berlaku sampai 3 th, setelah 3 th harus dibakar dengan didampingi
saksi (Rani)

7. Bagaimana tata cara penulisan resep? (Andi)


1. Harus jelas dokter yang menulis resep dan nomor ijin prakteknya
2. Menuliskan huruf R disebelah kiri setiap penulisan obat
3. Menulis nama dan usia pasien
4. Jika obat yang diperlukan melebihi dosis maka diberi tanda (!)
5. Jika obat tidak dapat ditunda diberi CITO/ Urgent
6. Paraf dokter
(Mardian)

8. Mengapa resep yang mengandung psikotropika tidak bisa ditebus


dengan copy resep? (Ziantifani)
Karena obat yang mengandung psikotropika dapat membahayakan
pasien / dapat disalahgunakan oleh pasien sehingga harus melalui
resep asli dari dokter. (Nur Aini)
Karena obat yang mengandung psikotropika dilindungi oleh UU agar
tidak disalahgunakan(Andi)

9. Apa peraturan perundangan yang mengatur tentang resep dan copy


resep? (Forum SGD 3)

10. Apa saja syarat yang meliputi administrasi resep?


Terdapat langkah-langkah untuk penyerahan resep dari pasien ke
apoteker atau pendamping apoteker, lalu dilakukan konseling (Ulfa)
(Andi)

11. Apa saja ketentuan obat yang boleh di copy resep? (Forum
SGD 3)
Untuk obat golongan psikotropika harus dapat persetujuan dari
dokternya langsung (Fitri)

KONSEP MAPPING

RESEP

Administ
rasi
Resep

Aturan
Penulisan Resep
Berdasarkan UU
Ses Tidak

Anali Konfirmas
sis i ke
Obat Dokter

Ses Tidak

Dilayani Konfirmas
pada Resep i ke
(ditulis DET) Dokter

Konseli
ng

Nama : Ranny Mutiara Dewi


NIM : 33101400322
SGD :3
Step 7
1. Apa saja unsur-unsur dari resep? (Wisnu)
Unsur-unsur resep:

1. Identitas Dokter
Nama, nomor surat ijin praktek, alamat praktek dan rumah dokter
penulis resep serta dapat
dilengkapi dengan nomor telepon dan hari serta jam praktek.
Biasanya sudah tercetak dalam
blanko resep.

2. Nama kota (sudah dicetak dalam blanko resep) dan tanggal


ditulis resep

3. Superscriptio
Ditulis dengan symbol R/ (recipe=harap diambil). Biasanya sudah
dicetak dalam blanko. Bila
diperlukan lebih dari satu bentuk sediaan obat/formula resep,
diperlukan penulisan R/ lagi.

4. Inscriptio
Ini merupakan bagian inti resep, berisi nama obat, kekuatan dan
jumlah obat yang diperlukan dan
ditulis dengan jelas

5. Subscriptio
Bagian ini mencantumkan bentuk sediaan obat (BSO) dan
jumlahnya. Cara penulisan (dengan
singkatan bahasa latin) tergantung dari macam formula resep yang
digunakan.
Contoh:
- m.f.l.a. pulv. d.t.d.no. X
- m.f.l.a. sol
- m.f.l.a. pulv. No XX da in caps

6. Signatura
Berisi informasi tentang aturan penggunaan obat bagi pasien yaitu
meliputi frekuensi, jumlah obat
dan saat diminum obat, dll.
Contoh: s.t.d.d.tab.I.u.h.p.c ( tandailah tiga kali sehari satu tablet
satu jam setelah makan)

7. Identitas pasien
Umumnya sudah tercantum dalam blanko resep (tulisan pro dan
umur). Nama pasien
dicantumkan dalan pro. Sebaiknya juga mencantumkan berat badan
pasien supaya kontrol dosis
oleh apotek dapat akurat.
Sumber : PEFARDI JATIM, Pendidikan Berkelanjutan Ilmu
Farmasi Kedokteran, PEFARDI, Murnajati Lawang, jatim, 1
november 2002
2. Bagaimana aturan dalam pembuatan copy resep? (Ulfa)
TATA CARA PENULISAN RESEP
Tidak ada standar baku di dunia tentang penulisan resep. Untuk
Indonesia, resep yang lengkap
menurut SK Menkes RI No. 26/2981 (BAB III, pasal 10) memuat:
1. Nama, alamat, Nomor Surat Ijin Praktek Dokter (NSIP)
2. Tanggal penulisan resep
3. Nama setiap obat/komponen obat
4. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
5. Tanda tangan/paraf dokter penulis resep
6. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat
dengan jumlah melebihi dosis
Maksimum
Sumber : PEFARDI JATIM, Pendidikan Berkelanjutan Ilmu
Farmasi Kedokteran, PEFARDI, Murnajati Lawang, jatim, 1
november 2002

3. Apa saja bagian-bagian dari copy resep? (Mardian)


Menurut Kepmenkes no. 280 th 1981:
Salinan resep adalah salinan yang dibuat apoteker, selain memuat
semua keterangan yang
terdapat dalam resep asli harus memuat pula: nama dan alamat
apotek, nama dan SIA, tanda tangan
atau paraf APA, det/ detur untuk obat yang sudah diserahkan atau
ne detur untuk obat yang belum
diserahkan, nomor resep, dan tanggal pembuatan.
Bagian-bagian salinan resep:
1. Nama dan alamat apotek
2. Nama dan APA dan nomor SIA
3. Nama, umur, pasien
4. Nama dokter penulis resep
5. Tanggal penulisan resep
6. Tanggal dan nomor urut pembuatan
7. Tanda R/
8. Tanda det atau deteur untuk obat yang sudah diserahkan ne
det atau ne deteur
untuk obat yang belum diserahkan
9. Tuliskan p.c.c (pro copy conform) menandakan bahwa salinan
resep telah ditulis sesuai
dengan aslinya.
Sumber : M. Rifqi Rokhman, M.Sc., Apt. 2014. Salinan resep.
Universitas Gajah Mada: Yogyakarta

4. Apa saja jenis-jenis resep? (Alfi)


Jenis Jenis Resep

1. Resep standar (R/. Officinalis), yaitu resep yang komposisinya


telah
dibakukan dan dituangkan ke dalam buku farmakope atau buku
standar
lainnya. Penulisan resep sesuai dengan buku standar.

2. Resep magistrales (R/. Polifarmasi), yaitu resep yang sudah


dimodifikasi
atau diformat oleh dokter, bisa berupa campuran atau tunggal yang
diencerkan dalam pelayanannya harus diracik terlebih dahulu.

3. Resep medicinal. Yaitu resep obat jadi, bisa berupa obat paten,
merek
dagang maupun generik, dalam pelayanannya tidak mangalami
peracikan.
Buku referensi : Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO),
Indonesia Index Medical Specialities (IIMS), Daftar Obat di Indonesia
(DOI), dan lain-lain.

4. Resep obat generik, yaitu penulisan resep obat dengan nama


generik
dalam bentuk sediaan dan jumlah tertentu. Dalam pelayanannya
bisa atau
tidak mengalami peracikan
sumber :Jas A. Perihal Resep & Dosis serta Latihan Menulis
Resep. Edisi ke-2. Medan: Universitas Sumatera Utara Press;
2009. hlm 1-15.

5. Apa fungsi dari copy resep? (Maria)


Fungsi Salinan Resep
Salinan resep dapat digunakan sebagai ganti resep misalnya bila
sebagian obat diambil atau untuk mengulang, maka resep asli
diganti dengan copy resep untuk mengambil yang sebagian
tersebut. Yang berhak meminta salinan resep adalah dokter penulis
resep, penderita, petugas kesehatan atau petugas lain berwenang
menurut peraturan perundang-undangan.
sumber :Jas A. Perihal Resep & Dosis serta Latihan Menulis
Resep. Edisi ke-2. Medan: Universitas Sumatera Utara Press;
2009. hlm 1-15.

6. Jelaskan masa berlaku copy resep! (Nur Aini)


Penyimpana dan pemusnahan resep
Di Apotek, bila obatnya sudah diserahkan kepada penderita,
menurut Peraturan Pemerintah kertas resep harus disimpan,
diatur menurut urutan tanggal dan nomor urut pembuatan,
serta harus disimpan sekurang-kurangnya selama tiga
tahun. Kegunaan hal akhir ini adalah untuk memungkinkan
penelusuran kembali bila setelah sekian waktu terjadi suatu akibat
dari obat yang diberikan. Setelah lewat waktu tiga tahun,
resep-resep oleh Apotek boleh dimusnahkan dengan
membuat proses verbal (berita acara) pemusnahan. (SK
Menkes RI no. 280/MenKes/SK/V/1981 mengenai
penyimpanan Resep di Apotek).
Secara jelas dalam pasal 7 Kepmenkes No. 280 Tahun 1981
mengatur tentang tata cara penyimpanan dan pemusnahan resep
sebagai berikut:

1. Apoteker Pengelola Apotek mengatur resep yang tealh dikerjakan


menurut urutan tanggal dan nomor urutan penerimaan resep dan
harus disimpan sekurangkurangnya tiga tahun.
2. Resep yang mengandung Narkotika harus dipisahkan dengan
resep lainnya.
3. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu dimaksud ayat
1 pasal ini dapat dimusnahkan.
4. Pemusnahan resep dimaksud dalam ayat 3 pasal ini, dilakukan
dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang memadai oleh
Apoteker Pengelola Apotek bersama dengan sekurangkurangnya
petugas apotek.
5. Pada pemusnahan resep, harus dibuat Berita cara pemusnahan
sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan dalam rangkap
empat dan ditandatangani oleh mereka yang dimaksud pada
ayat 4 pasal ini.
Sumber : SK Menkes RI no. 280/MenKes/SK/V/1981 mengenai
penyimpanan Resep di Apotek

7. Bagaimana tata cara penulisan resep? (Andi)


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan resep antara lain:
1. Resep ditulis jelas dengan tinta dan lengkap di kop format resep
resmi, tidak ada keraguan dalam pelayanannya dan pemberian
obat kepada pasien

2. Penulisan resep sesuai dengan format dan kaidah yang berlaku,


bersifat pelayanan medik dan informatif

3. Satu lembar kop resep hanya untuk satu pasien

4. Penulisan resep selalu dimulai dengan tanda R/yang berarti


ambillah atau berikanlah

5. Nama obat, bentuk sediaan, dosis setiap kali pemberian dan


jumlah obat kemudian ditulis dalam angka Romawi dan harus ditulis
dengan jelas.
a. Penulisan resep standar tanpa komposisi, jumlah obat yang
diminta ditulis dalam satuan mg, g, IU atau ml, kalau perlu ada
perintah membuat bentuk sediaan (m.f. = misce fac, artinya
campurlah, buatlah)
b. Penulisan sediaan obat paten atau merek dagang, cukup dengan
nama dagang saja dan jumlah sesuai dengan kemasannya

6. Dalam penulisan nama obat karakter huruf nama obat tidak boleh
berubah, misalnya: Codein, tidak boleh menjadi Kodein.
Chlorpheniramine maleate, tidak boleh menjadi Klorfeniramine
maleate Pharmaton F tidak boleh menjadi Farmaton F

7. Untuk dua sediaan, besar dan kecil. Bila dibutuhkan yang besar,
tulis volume sediaan sesudah bentuk sedaan

8. Untuk sediaan bervariasi, bila ada obat dua atau tiga konsentrasi,
sebaiknya tulis dengan jelas, misalnya: pediatric, adult, dan forte.
9. Menulis jumlah wadah atau numero (No.) selalu genap, walaupun
kita butuh satu setengah botol, harus digenapkan menjadi Fls. II
saja.

10. Jumlah obat yang dibutuhkan ditulis dalam angka romawi.

11. Signatura ditulis dalam singkatan latin dengan jelas, jumlah


takaran sendok dengan signa bila genap ditulis angka Dina Tri
Amalia, dkk JUKE, Volume 4, Nomor 7, Maret Tahun 2014 28 romawi,
tetapi angka pecahan ditulis arabik

12. Setelah signatura harus diparaf atau ditandatangani oleh dokter


bersangkutan, menunjukkan keabsahan atau legalitas dari resep
tersebut terjamin

13. Nama pasien dan umur harus jelas., misalnya Tn. Narawi (49
tahun), Ny.Raya (50 tahun), An. Nisa (4 tahun 2 bulan)

14. Khusus untuk peresepan obat narkotika, harus ditandatangani


oleh dokter bersangkutan dan dicantumkan alamat pasien dan
resep tidak boleh diulangi tanpa resep dokter

15. Tidak menyingkat nama obat dengan singkatan yang tidak


umum (singkatan sendiri), karena menghindari material oriented

16. Hindari tulisan sulit dibaca hal ini dapat mempersulit pelayanan

17. Resep merupakan medical record dokter dalam praktik dan bukti
pemberian obat kepada pasien yang diketahui oleh farmasi di
apotek, kerahasiaannya dijaga
sumber : Dina Tri Amalia , Asep Sukohar. 2014. Rational
Drug Prescription Writing. Medicine Lampung University

8. Mengapa resep yang mengandung psikotropika tidak bisa ditebus


dengan copy resep? (Ziantifani)
Menurut pasal 14 UU No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika:

Ayat 4 : Penyerahan psikotropika oleh apotek, rumah sakit,


puskesmas dan balai pengbatan dilaksanakan berdasarkan resep
dokter

Sumber : Pasal 14 UU No. 5 tahun 1997 tentang


psikotropika
9. Apa peraturan perundangan yang mengatur tentang resep dan copy
resep? (Forum SGD 3)
1. Pengelolaan Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter
hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat
bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
(Kep.Menkes, No. 1027 tahun 2004)

Pasal 15 ayat 1 Permenkes No. 922 tahun 1993 Apotek wajib


melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan.

Permenkes No. 26 tahun 1981 pasal 10 menyebutkan resep harus


ditulis dengan jelas dan lengkap selain itu dalam Kepmenkes No.
280 tahun 1981;

Pasal 2, Resep harus memuat:


1. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau
dokter hewan
2. Tanggal penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
4. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
5. Jenis hewan dan nama serta alamt pemiliknya untuk resep dokter
hewan
6. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat
yang jumlahnya melebihi dosis maksimal
Pasal 3 disebutkan juga bahwa :
1. Resep dokter hewan hanya ditujukan untuk penggunaan pada
hewan
2. Resep yang mengandung narkotika harus ditulis tersendiri sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 4 tertulis :
1. Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera, dokter
dapat memberi tanda segera, cito, statim atau urgent
pada bagian atas kanan resep
2. Apoteker harus mendahulukan pelayanan resep dimaksud ayat 1
pasal ini.
Pasal 5 menyebutkan bahwa; apoteker tidak dibenarkan
mengulangi penyerahan obat atas dasar resep yang sama apabila :
1. Pada resep aslinya diberi tanda n.i, ne iteratur atau tidak
boleh diulang
2. Resep aslinya mengandung narkotika atau obat lain yang oleh
menteri c.q direktur jenderal ditetapkan sebagai obat yang tidak
boleh diulang tanpa resep baru.
Sumber : Kep.Menkes, No. 1027 tahun 2004, Pasal 15 ayat 1
Permenkes No. 922 tahun 1993. Permenkes No. 26 tahun
1981 pasal 10, Kepmenkes No. 280 tahun 1981
Salinan Resep

Salinan resep diatur dalam kepmenkes No. 280 tahun 1981 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pengelolaan Apotek, disebutkan bahwa
salinan resep adalah salinan yang dibuat oleh apotek, yang selain
memuat semua keterangan yang terdapat dalam resep asli, harus
memuat pula:

1. Nama dan alamat Apotek


2. Nama dan nomor Surat Izin Pengelola Apotek
3. Tanda tangan atau paraf apoteker pengelola apotek
4. Tanda det atau detur untuk obat yang sudah diserahkan; tanda
nedet atau ne detur untuk obat yang belum diserahkan
5. Nomor resep dan tanggal pembuatan

Permenkes No. 922 tahun 1993 pasal 17 menyebutkan bahwa:

Ayat 1 : Salinan resep harus ditandatangani apoteker

Ayat 3 : Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan


kepada dokter penulis resep atau yang merawat penderita,
penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain
yang berwenang merut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Sumber : kepmenkes No. 280 tahun 1981 tentang Ketentuan


dan Tata Cara Pengelolaan Apotek, Permenkes No. 922
tahun 1993 pasal 17

10. Apa saja syarat yang meliputi administrasi resep?

Persyaratan administrasi yang harus dimiliki resep menurut Surat


Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004,
meliputi:
1. Nama, SIP, dan alamat dokter
2. Tanggal penulisan resep
3. Tanda tangan / paraf dokter penulis resep
4. Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien
5. Nama obat, potensi, dosis dan jumlah yang diminta
6. Cara pemakaian yang jelas
7. Informasi lainnya
sumber : Dina Tri Amalia , Asep Sukohar. 2014. Rational
Drug Prescription Writing. Medicine Lampung University

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004, Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek, Standar pelayanan resep di apotik adalah
sebagai berikut.
1. Pelayanan Resep.

1.1. Skrining resep.

Apoteker melakukan skrining resep meliputi :

1.1.1. Persyaratan administratif :

Nama,SIP dan alamat dokter.

Tanggal penulisan resep.

Tanda tangan/paraf dokter penulis resep.

Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.

Nama obat , potensi, dosis, jumlah yang minta.

Cara pemakaian yang jelas.

Informasi lainnya.

1.1.2. Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis,potensi,


stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.

1.1.3. Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi,


kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada
keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter
penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif
seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah
pemberitahuan.

Sumber :Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1027/MENKES/SK/IX/2004, Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek,

11. Apa saja ketentuan obat yang boleh di copy resep? (Forum
SGD 3)
Aturan pengulangan copy resep
Pertama, copy resep yang mengandung obat bebas atau
bebas terbatas dapat diulang dengan ketentuan penderita
memperoleh informasi yang jelas, baik tertulis (dalam kemasan asli
yang dilengkapi brosur) maupun secara lisan dari apoteker.
Kedua, copy resep yang telah diberikan seluruh obatnya
dapat berlaku lagi bila kopi tersebut telah diketahui dan disetujui
kembali oleh dokter yang berangkutan. Akan tetapi, hal ini sekarang
jarang terjadi.
Ketiga, untuk resep yang mengandung narkotika, tidak boleh
ada tanda iter. Obat jenis ini selalu memerlukan resep baru, kecuali
bila baru diambil sebagian.
sumber : Dina Tri Amalia , Asep Sukohar. 2014. Rational
Drug Prescription Writing. Medicine Lampung University

Anda mungkin juga menyukai