I. DEFINISI SEDIAAN
(BP 2009, 2362)
Obat tetes hidung dan larutan spray hidung adalah larutan, emulsi, atau suspensi yang
dimaksudkan untuk penggunaan atau penyemprotan ke dalam rongga hidung berefek lokal atau
sistemik.
(FI III, 10)
Tetes hidung adalah obat tetes yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke
dalam rongga hidung; dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar, dan pengawet.
(CODEX, 158)
Obat tetes hidung adalah sediaan cair untuk penggunaan dalam hidung yang diberikan melalui
penetes (drop).
• (Repetitorium, 44)
Obat tetes hidung adalah larutan dalam air atau dalam pembawa minyak yang digunakan
dengan jalan meneteskannya atau menyemprotkannya ke dalam lubang hidung pada daerah
nasopharingeal.
1
TEORI SEDIAAN TEKNOLOGI FARMASI UBP KARAWANG 2018 OTH
Perlu diperhatikan apakah zat aktif dapat terpengaruh akibat cahaya matahari. Sesepora ion
logam berat diatasi dengan penambahan zat pengompleks. Jenis wadah pun harus
diperhatikan.
4. Tak tersatukannya zat aktif
Ditinjau secara kimia biasanya disebabkan oleh perbedaan pH stabilitas, keasaman atau
kebasaan. Jika perbedaan > dari 1 skala pH disarankan agar sediaan dibuat terpisah.
Secara fisika umumnya berupa campuran eutektik, kristalisasi kembali zat aktif dari larutan
jenuhnya, perbedaan kelarutan (diatasi dengan mensuspensikan salah satu zat aktif ke dalam
zat aktif lainnya dengan asumsi bahwa kombinasi keduanya memang dibutuhkan).
Secara farmol, dapat berupa kerja antagonis atau sinergis dengan kemungkinan tercapainya
efek toksik. Dua zat aktif antagonis terkadang tidak perlu dipisahkan dalam pembuatan
sediaannya jika dosis keduanya terpaut jauh. Kombinasi antagonis baru dipisahkan jika dosis
yang diminta sama banyak.
5. Dosis
6. Bahan pembantu
Kelarutan eksipien disesuaikan dengan kelarutan zat aktif (misalkan zat aktif larut minyak
maka dicari eksipien yang juga larut minyak). Ph eksipien juga disesuaikan dengan pH
stabilita zat aktif agar efekoptimal.
2
TEORI SEDIAAN TEKNOLOGI FARMASI UBP KARAWANG 2018 OTH
III. FORMULA
a. FORMULA BAKU
Bentuk Larutan Bentuk Suspensi
Zat aktif Zat aktif
Pembawa Pembawa
Peningkat kelarutan (jika Bahan pembasah (jika perlu)
perlu) Bahan pensuspensi
Pengawet Koloid pelindung
Dapar Bahan pengflokulasi
Peningkat viskositas Pengawet
Pengisotonis Dapar
Bahan pengkhelat (jika Pengisotonis
perlu) Bahan pengkhelat (jika perlu)
Antioksidan (jika perlu) Antioksidan (jika perlu)
Bahan anti busa (jika perlu) Bahan anti busa (jika perlu)
3
TEORI SEDIAAN TEKNOLOGI FARMASI UBP KARAWANG 2018 OTH
Klorbutanol.................................... 50 mg
Natrium pirosulfit.......................... 10 mg
Propilen glikol................................ 500 mg
Aqua destilata hingga.................... 10 mL
Tetes hidung Nafazolin II (Fornas, 202)
Nafazolin NO3............................... 5 mg
Benzalkonium klorida................... 1 mg
NaHPO4........................................ 22 mg
Na2HPO4....................................... 36 mg
NaCl.............................................. 70 mg
Aqua destilata hingga.................... 10 mL
Contoh-contoh dari beberapa sediaan hidung dalam perdagangan (Ansel 9th ed, 548)
Pabrik
Nama produk Bahan Aktif Penggunaan/indikasi
Pembuat
Afrin Nasal Spray & Nose Schering Oksimetazol HCl Nasal
Drops (0,05%) adrenergik/dekongestan
Neo-Synephrine Nose Sanofi- Fenilefrin HCl (0,125- Nasal
Drops, spray Winthrop 1,0%) adrenergik/dekongestan
Privine HCl Nasal Solution Insight Nafazolin HCl (0,05%) Nasal
adrenergik/dekongestan
Tyzine Pediatric Nose Kenwood Tetrahidrozolin HCl Nasal
Drops (0,05%) adrenergik/dekongestan
1. FI IV
Tetes hidung Oksimetazolin Hidroklorida, 638
2. BP 2008
Tetes hidung ephedrine, 2663
Tetes hidung xylometazoline, 3160
3. BP 2009
Fluticasone propionate nasal drops,spray
Xylometazoline Nasal drop
4. USP 30/NF 25
Tetes hidung Efedrin Sulfat, 2037
Tetes hidung Efinefrin, 2040
Tetes hidung Flunisolide, 2148
Tetes hidung Nafazolin Hidroklorida, 2707
Tetes hidung Oksimetazolin Hidroklorida, 2832
4
TEORI SEDIAAN TEKNOLOGI FARMASI UBP KARAWANG 2018 OTH
5. USP 32/NF 27
Tetes hidung Butorfanol tartrat, 1739
Tetes hidung Kalsitonin salmon, 1751
Tetes hidung Natrium kromolin, 2031
Tetes hidung Efedrin Sulfat, 2259
Tetes hidung Efinefrin, 2262
Tetes hidung Flunisolide, 2396
Tetes Hidung Lypressin, 2818
Tetes hidung Nafazolin Hidroklorida, 3033
Tetes hidung Oksimetazolin Hidroklorida, 3175
Tetes hidung Oksitosin, 3186
Tetes hidung Fenilefrin Hidroklorida, 3285
Tetes hidung Tetrahidrozolin Hidroklorida, 3702
Tetes hidung Xilometazolin Hidroklorida, 3881
5
TEORI SEDIAAN TEKNOLOGI FARMASI UBP KARAWANG 2018 OTH
2. Zat pendapar
Disarankan menggunakan dapar fosfat pH 6,5 (Repetitotium, 44), atau dapar lain yang cocok pH 6,5
dan dibuat isotonis dengan NaCl (FI III, 10).
4. Peningkat viskositas
Untuk menghasilkan viskositas larutan yang seimbang dengan viskositas mukus hidung (agar aksi silia
tidak terganggu) sering digunakan metil selulosa 0,5 %. Larutan yang sangat encer/kental dapat
menyebabkan iritasi mukosa hidung.
5.Pengawet
Umumnya digunakan benzalkoniumklorida 0,01-0,1 % b/v dan feniletil alcohol (FI III, 10 dan
Pharmaceutical Preformulation & Formulation, 497 ; Pharmaceutical Preformulation & Formulation
2nd Edition, 464)
6.Tonisitas
Iritasi mukosa hidung tidak akan terjadi jika larutan isotonis (0,9% NaCl) atau sedikit hipertonis
dengan memakai NaCl atau dekstrosa.
8. Flavor atau sweetening agents (Pharmaceutical Preformulation & Formulation 2nd Edition, 462)
Beberapa ditambahkan dalam formuasi untuk menutupi rasa dari formulasi, sejumlah kecil larutan
bisa tertelan melalui penghantaran nasal. Presepsi rasa berbeda untuk setiap usia, olehkarena itu
formula untuk anak bisa sedikit berbeda dari formula dewasa.
Daftar eksipien yang biasa digunakan (Pharmaceutical Preformulation & Formulation 2ndEdition,463)
Produk yang mengandung mercury-based preservatives thimerosal and phenylmercuric acetate
telahdihentikan(Pharmaceutical Preformulation & Formulation 2nd Edition,462).
6
TEORI SEDIAAN TEKNOLOGI FARMASI UBP KARAWANG 2018 OTH
V. METODE PEMBUATAN
Metode sterilisasi terutama ditentukan oleh sifat sediaan. Jika memungkinkan, sterilisasi dengan
penyaringan melalui membran filter steril merupakan metode yang baik.Jika pemanasan tidak
mempengaruhi stabilitas sediaan, sterilisasi akhir dengan autoklaf juga merupakan pilihan
baik.Namun, pendaparan obat tertentu di sekitar pH fisiologis dapat menyebabkan obat bersifat
termolabil. Penyaringan dengan menggunakan penyaring bakteri adalah suatu cara yang baik untuk
7
TEORI SEDIAAN TEKNOLOGI FARMASI UBP KARAWANG 2018 OTH
menghindari pemanasan, namun perlu perhatian khusus dalam pemilihan, perakitan dan
penggunaan alat-alat. Sedapat mungkin digunakan penyaring steril satu kali pakai (FI IV, 13).
b. Metilselulosa
Dalam air dingin, metilselulosa akan mengembang dan berdispersi perlahan membentuk dispersi
koloid yang opalesens dan kental. (HOPE 6 hal 439)
2. Prosedur pembuatan
Prosedur pembuatan tergantung metode sterilisasi
LARUTAN
Lakukan IPC, kemudian ad volume hingga mencapai volume akhir yang diinginkan.
Saring dengan membran filter 0,45 μm untuk bebas partikulat.
Masukkan ke dalam flakon dan ditutup dengan tutup flakon (karet), lalu diikat dengan simpul
champagne, kemudian disterilkan (otoklaf).
Larutan yang telah disterilkan lalu dimasukkan ke dalam buret dan diisikan ke dalam botol
tetes di ruang LAF
e. Kemas botol dalam dus dan beri etiket luar.
f. Lakukan evaluasi mutu terhadap sediaan.
SUSPENSI
Suspensi dengan pembawa air
1. Sterilisasi alat-alat dan wadah sesuai dengan cara sterilisasi masing-masing, lalu dimasukkan ke
dalam transfer box.
2. Timbang semua bahan. Bahan serbuk ditimbang dengan kaca arloji, bahan cair ditimbang dengan
cawan penguap, lalu tutup dengan aluminium foil.
3. Sterilisasi zat aktif dan eksipien dengan cara yang sesuai (pilih metode sterilisasi yang sesuai
dengan kestabilannya).
4. Campurkan wetting agent, bahan pengawet, dan bahan pembantu lainnya, dan tambahkan aqua
proinjection secukupnya hingga larut, kemudian ditambahkan zat aktif yang telah digerus
sebelumnya dalam mortar steril. Campuran tersebut dicampurkan ke suspending agent yang
telah dikembangkan sebelumnya.
Kayaknya seharusnya : masing-masing zat aktif dan eksipien dilarutkan terpisah, kemudian setiap
larutan ditambahkan ke larutan zat aktif. Suspending agent dikembangkan terpisah. Kemudian
suspending agent ditambahkan perlahan ke larutan zat aktif, aduk sampai suspensi terbentuk
(terkadang tidak perlu ditambahkan seluruh suspending agent, pokoknya hingga suspensi
terbentuk saja).
ATAU :
Pertama, Wetting agent dikembangkan hingga membentuk mucilago, aduk sampai homogen.
Masing-masing zat aktif dan eksipien dilarutkan terpisah, kemudian setiap larutan eksipien
ditambahkan ke larutan zat aktif hingga larut sempurna. Kemudian larutan zat aktif + eksipien
ditambahkan perlahan ke suspending agent sambil terus diaduk sampai suspensi terbentuk
9
TEORI SEDIAAN TEKNOLOGI FARMASI UBP KARAWANG 2018 OTH
VII. PERHITUNGAN
Akan dibuat sediaan tetes hidung dengan kekuatan sediaan … % dengan volume … mL/botol
Perhitungan
Sediaan yang ditugaskan untuk dibuat sebanyak W botol @ ………mL ditambah keperluan
evaluasi sebanyak:…..botol
1. Larutan
Uji kejernihan dan warna 3 botol
Uji bahan partikulat 2 botol
Volume terpindahkan (tidak destruktif) 30 botol
Penentuanaliran dan viskositas 10 botol
Penampilan dan homogenitas 1 botol
Penetapan pH dan bobot jenis 4 botol
Identifikasi 3 botol
Penetapan kadar 3 botol
Penetapan potensi antibiotika(jika zat aktifnya antibiotika) ... botol
Uji efektivitas pengawet 5 botol
Uji sterilitas (untuk sediaan steril) 20 botol +
Total Z botol
ATAU
2. Suspensi
Homogenitas
Distribusi ukuran partikel 1 botol
Penentuan bobot jenis
Penetapan pH
Volume sedimentasi 1 botol
Kemampuan redispersi 1 botol
Penetapan viskositas dan rheologi(visk Brookfield) ...botol
Volume terpindahkan (tidak destruktif) 30 botol
Identifikasi 3 botol
Penetapan kadar 3 botol
Penetapan potensi antibiotika (jika zat aktifnya antibiotika) ...botol
Uji efektivitas pengawet 5 botol
Uji sterilitas (untuk sediaan steril) 20 botol
Total Z botol
Misalnya : Z-30 = A
Karena uji volume terpindahkan bersifat non destruktif sehingga dapat digunakan untuk uji
evaluasi yang lain.
Jika A < 30, maka total sediaan yang dibuat adalah W botol (tugas) + 30 botol = M botol
Jika A > 30, maka total sediaan yang dibuat adalah W botol (tugas) + A botol = M botol
10
TEORI SEDIAAN TEKNOLOGI FARMASI UBP KARAWANG 2018 OTH
Untuk volume terpindahkan, maka volume sediaan yang dibuat dilebihkan sesuai persyaratan
pada FI IV (lihat tabel di FI IV hal. 1044)
Setelah dihitung total volume sediaan yang dilebihkan, volume digenapkan untuk
mengantisipasi kehilangan saat proses pembuatan
Volume tiap botol dilebihkan ....% atau mL untuk menjamin ketepatan volume sediaan setelah
dituang dari botol. Persentase penambahan volume mengacu pada FI IV <1131>, hal 1044.
VIII. PENIMBANGAN
Formula yang akan dibuat :
Tiap 5 mL mengandung :
R/ Zat aktif m mg
Zat tambahan 1 n%
Dll
(untuk mudahnya, diurutkan berdasarkan formula sediaan)
No. Bahan yang ditimbang Untuk volume 5 mL Untuk volume b mL
1. Zat aktif (dilebihkan bila diperlukan; (m + jumlah yang dilebihkan)
sesuai persyaratan monografi) mg
2. Zat tambahan 1 n % x 5 mL n % x b mL
3. Dll
11
TEORI SEDIAAN TEKNOLOGI FARMASI UBP KARAWANG 2018 OTH
4. Viskositas Larutan(Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2006, 9-10)(tidak ada di TS kak Titi tidak
ada di IPC, tapi ada di evaluasi akhir)
Tujuan Menjamin harga viskositas ruahan sesuai dengan spesifikasi dari produk yang telah
ditentukan.
Alat Viskometer Hoppler
Prinsip Mengukur kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam tabung pada suhu tetap
Penafsiran Viskositas cairan dapatdihitung dengan rumus :
hasil η = B (ρ1 – ρ2 ) t
ket : η = viskositas cairan
B = konstanta bola
ρ1= bobot jenis bola
ρ2= bobot jenis cairan
t = waktu yang dibutuhkan bola untuk menempuh jarak tertentu
5. Penetapan Kadar
Sesuai monografi masing-masing zat aktif (FI V)
Suspensi:
1. Penetapan pH (FI IV <1071>, 1039-1040)(Suplemen I FI IV <1071>, hal 1572-1573)
2. Keseragaman Sediaan(Suplemen I FI IV <911> hal 1543)
OTM suspensi atau emulsi dalam wadah dosis tunggal digunakan hanya untuk pemakaian
sistemik perlu memenuhi persyaratan uji keseragaman kandungan
3. Homogenitas (Goeswin Agus, Teknologi farmasi liquida dan semisolida, 127)(tidak ada di TS kak
Titi)
Tujuan Menjamin homogenitas sediaan suspensi
Prinsip Homogenitas dapat ditentukan berdasarkan jumlah partikel maupun distribusi
ukuran partikelnya dengan pengambilan sampel pada berbagai tempat
menggunakan mikroskop untuk hasil yang lebih akurat atau jika sulit dilakukan
atau membutuhkan waktu yg lama, homogenitas dapat ditentukan secara visual.
Penafsiran Suspensi yang homogen akan memperlihatkan jumlah atau distribusi ukuran
Hasil partikel yang relatif hampir sama pada berbagai tempat pengambilan sampel.
12
TEORI SEDIAAN TEKNOLOGI FARMASI UBP KARAWANG 2018 OTH
b. EVALUASI FISIK
1. Evaluasi Organoleptik
Tujuan Menjamin organoleptik sediaan sesuai dengan spesifikasi dari produk yang telah
ditentukan.
Prinsip Mengamati penampilan sediaan dari segi bau dan warna secara makroskopis.
Penafsiran Sediaan memenuhi syarat bila warna dan bau sesuai dengan spesifikasi sediaan.
Hasil
2. Kejernihan Larutan (FI IV <881>, 998) (khusus larutan)=> Kata Bu Cici : untuk sediaan steril, bukan
uji kejernihan tapi uji partikulat.
Untuk uji partikulat (adanya untuk injeksi dan tetes mata) dapat dilihat di USP 32/NF 30<788>hal
310 atau FI IV <751>, 981. catt : jika viskositas tinggi dan mengahalangi pemeriksaan dengan
kedua metode maka dibuat pengenceran (Suplemen I FI IV 5(751) hal 1533)
3. Penentuan Bobot Jenis (FI IV <981>, hal 1030)
4. Penetapan pH(FI IV <1071>, hal 1039-1040)(Suplemen I FI IV <1071>, hal 1572-1573)
5. Uji Volume Terpindahkan (FI IV <1261>, hal 1089)
6. Viskositas Larutan(Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2006, 9-10) (khusus larutan)(hanya jika
digunakan pengental atau peningkat viskositas dalam formula)
Tujuan Menjamin harga viskositas ruahan sesuai dengan spesifikasi dari produk yang telah
ditentukan.
Alat Viskometer Hoppler
Prinsip Mengukur kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam tabung pada suhu tetap
Penafsiran Viskositas cairan dapatdihitung dengan rumus :
hasil η = B (ρ1 – ρ2 ) t
ket : η = viskositas cairan
B = konstanta bola
ρ1= bobot jenis bola
ρ2= bobot jenis cairan
t = waktu yang dibutuhkan bola untuk menempuh jarak tertentu
13
TEORI SEDIAAN TEKNOLOGI FARMASI UBP KARAWANG 2018 OTH
setelah selesai disterilkan, dimasukkan ke dalam larutan metilen biru 0,1%. Jika ada
wadah yang bocor maka larutan metilen biru akan masuk ke dalam karena perubahan
tekanan di luar dan di dalam wadah tersebut sehingga larutan dalam wadah akan
berwarna biru.
Untuk cairan yang berwarna (b) lakukan dengan posisi terbalik, wadah takaran tunggal
ditempatkan diatas kertas saring atau kapas. Jika terjadi kebocoran, maka kertas saring
atau kapas akan basah.
(c) wadah-wadah yang tidak dapat disterilkan, kebocorannya harus diperiksa dengan
memasukkan wadah-wadah tersebut dalam eksikator, yang kemudian divakumkan. Jika
ada kebocoran larutan akan diserap keluar. Harus dijaga agar jangan sampai larutan
yang telah keluar, diisap kembali jika vakum dihilangkan.
Hasil Sediaan memenuhi syarat jika larutan dalam wadah tidak menjadi biru (prosedur a)
dan kertas saring atau kapas tidak basah (prosedur b)
14
TEORI SEDIAAN TEKNOLOGI FARMASI UBP KARAWANG 2018 OTH
c. EVALUASI BIOLOGI
1. Uji Sterilitas (FI IV <71>, hal 855-863); (Suplemen I FI IV, hal 1512-1519)
2. Uji Efektivitas Pengawet Antimikroba (FI IV <61>, 854-855) (khusus untuk formula yang
menggunakan pengawet)
3. Kandungan Zat Antimikroba
4. Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi (FI IV <131>, 891-899); (Suplemen I FI IV, hal
1519-1527) (untuk zat aktif antibiotik)
d. EVALUASI KIMIA
Identifikasi
Penetapan kadar
Keseragaman kandungan
15
TEORI SEDIAAN TEKNOLOGI FARMASI UBP KARAWANG 2018 OTH
larutan untuk
inhalasi yang
dikemas dalam
wadah ampul gelas
atau plastik dan
digunakan untuk
penggunaan Keragaman Bobot Keragaman Bobot
nebuliser dan
larutan oral yang
dikemas dalam
wadah dosis
tunggal dan dalam
kapsul lunak
16