TETES TELINGA
I. PENDAHULUAN
1.1 DEFINISI
FI III , hal 10
Tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat ke
dalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan pembawa
bukan air.
FI IV, hal 15
Larutan otik (tetes telinga) adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain
dan bahan pendispersi, untuk penggunaan telinga luar.
Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan
untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
1.3 PENGGUNAAN (Repetitorium hal.45, Husa’s hal. 272-276, Ansel hal. 568-576)
1. Melepaskan/melunakkan kotoran telinga
Kotoran telinga merupakan campuran sekresi kelenjar keringat dan kelenjar sebasea dari
saluran telinga bagian luar. Pengeluaran kotoran ini kalau didiamkan akan menjadi kering,
setengah padat yang lekat dan menahan sel-sel epitel, bulu yang terlepas serta debu atau
benda-benda lain yang masuk telinga. Tumpukan kotoran ini bila berlebihan dapat
menimbulkan gatal, rasa sakit, gangguan pendengaran, dan merupakan penghalang
pemeriksaan otologik.
Bahan yang biasanya digunakan adalah minyak mineral encer, minyak nabati, H 2O2,
kondensat TEA polipeptida oleat dalam propilenglikol, dan karbamida peroksida dalam
gliserin anhidrat. (Ansel, 567-568)
2. Anti infeksi ringan
Antara lain kloramfenikol, kolistin sulfat, neomisin, polimiksin B sulfat, dan nistatin (Ansel,
hal 567). Umumnya diformulasikan dalam propilenglikol atau gliserin anhidrat dan
dikombinasikan dengan bahan analgetik dan anestesi lokal. Untuk infeksi akut diobati dengan
antibiotika sistemik (Repetitorium, hal 45).
3. Antiseptik dan anestesi
Antara lain fenol, AgNO3, lidokain HCl, dibukain, benzokain
4. Anti radang
Antara lain : hidrokortison dan deksametason natrium fosfat
5. Membersihkan telinga setelah pengobatan
Antara lain spiritus
6. Mengeringkan permukaan dalam telinga yang berair (adstringen, Al-asetat)
1
Teori Sediaan OBAT TETES TELINGA
2. pH stabilita
Beberapa zat aktif akan terurai pada pH larutannya hingga pH larutan diatur sampai mencapai
pH stabilita zat aktif. pH stabilita adalah pH dimana penguraian zat aktif paling minimal
hingga diharapkan kerja farmakologi optimal dengan kerja sampingan minimal tercapai. pH
stabilita dicapai dengan menambahkan asam encer seperti HCL encer atau asam bikarbonat,
atau basa lemah.
5. Dosis
6. Bahan pembantu
Perlu diperhatikan kelarutan eksipien dimana disesuaikan dengan kelarutan zat aktif. PH
eksipien juga disesuaikan dengan pH stabilita zat aktif agar efek optimal.
2
Teori Sediaan OBAT TETES TELINGA
II. FORMULASI
2.1 FORMULA UMUM
R/ Zat aktif
Bahan tambahan : - pengental
- pensuspensi (untuk suspensi)
- pengawet
- antioksidan
- dll
Pelarut/ cairan pembawa
a. Cairan pembawa/pelarut
Digunakan cairan yang mempunyai kekentalan yang cocok agar mudah menempel pada dinding
telinga. Umumnya digunakan propilenglikol atau gliserin. Keuntungan pelarut ini adalah karena
viskositas yang cukup tinggi hingga kontak dengan permukaan mukosa telinga akan lebih lama
(Art of Compounding him 257). Sifat higroskopis dari pelarut ini menyebabkan terjadinya proses
penarikan lembab sehingga mengurangi pembengkakan jaringan dan pertumbuhan
mikroorganisme dengan cara membuang lembab yang tersedia untuk proses kehidupan
mikroorganisme yang ada. Selain itu dapat juga dipakai etanol 90%, heksilen glikol, dan minyak
lemak nabati (Ansel him 569).
(Repetitorium) Ex : kloramfenikol (kelarutan dalam air 1 : 400 dan dalam propilenglikol 1 : 7),
maka dipakai pelarut propilenglikol untuk memperoleh larutan obat tetes telinga yang efektif
dan cukup kental.
b. Pensuspensi (FI III, hal 10)
Dapat digunakan sorbitan (Span), polisorbat (Tween) atau surfaktan lain yang cocok
c. Pengental
Dapat ditambahkan pengental agar viskositas larutan cukup kental. Viskositas larutan
yangmeninggi membantu memperkuat kontak antara sediaan dengan permukaan yang terkena
infeksi/mukosa telinga.
d. Pengawet (The Pharmaceutical Codex, Ansel)
Pengawet umumnya ditambahkan ke dalam sediaan tetes telinga, kecuali sediaan itu sendiri
memiliki aktivitas antimikroba (The Pharmaceutieal Codex hlm 158). Pengawet yang biasanya
digunakan adalah klorobutanol (0,5%), timerosal (0,01%), dan kombinasi paraben-
paraben(Ansel him 569).
e. Antioksidan (Ansel hal. 569)
Jika diperlukan antioksidan dapat ditambahkan ke dalam sediaan tetes telinga, misalnya Na-
disulfida/ Na-bisulfit.
f. Keasaman-kebasaan
Kecuali dinyatakan lain pH larutan antara 5,0-6,0. (FI III, hal 10)
Sedangkan pada “The Art of Compound, hal. 257” disebutkan bahwa pH optimum larutan air
untuk pengobatan telinga adalah 5-7,8. Umumnya tidak dikenhendaki dalam suasana basa
karena tak fisiologis dan memberi mediumoptimum untuk pertumbuhan infeksi.
g. Tonisitas & Sterilisasi
Tidak mutlak diperlukan
Obat Tetes Telinga tidak harus steril !!!!
3
Teori Sediaan OBAT TETES TELINGA
4.2 WADAH/PENGEMASAN
Preparat telinga biasanya dikemas dalam wadah gelas atau plastik berukuran kecil (5-15mL)
dengan memakai alat penetes.
4
Teori Sediaan OBAT TETES TELINGA
V. SEDIAAN DI PUSTAKA
5.1 CONTOH FORMULA
1.Tetes telinga kloramfenikol (Fornas, hal. 64)
Kloramfenikol 1g
Propilenglikol hingga 10 mL
Contoh-contoh dari beberapa preparat telinga dalam perdagangan (Ansel hal. 570)
Pabrik
Nama produk Bahan Aktif Pembawa Penggunaan/indikasi
Pembuat
Auralgan Otic Ayerst Antipirin, benzokain Gliserin dehidrat Otitis media akut
Solution
Cerumenex Purdue Trietanolamin, Propilen glikol Unsur cerumenolitik
Drops Frederick polipeptida oleat- untuk membersihkan
kondensat kotoran telinga yang
terjepit
Chloromycetin Parke-Davis Kloramfenikol Propilen glikol Antiinfeksi
Otic
Cortisporin Otic Burroughs Polimiksin B sulfat, Gliserin, propilen Infeksi bakteri superficial
Solution Wellcome neomisin sulfat, glikol, air untuk
hidrokortison injeksi
Debrox Drops Marion Karbamid peroksida Gliserin anhidrat Pembersih lilin telinga
Metreton Schering Na prednisolon fosfat air antiinflamasi
Ophthalmic/Otic
Solution
5
Teori Sediaan OBAT TETES TELINGA
Otobiotic Otic Schering Polimiksin B sulfat Propilen glikol, Infeksi bakteri superficial
Solution gliserin, air
VoSol Otic Wallace Asam asetat Propilen glikol Antibakteri/antiifungi
Solution