1 Pengertian Guttae
- Guttae Nasales
- Guttae Oris
- Guttae Opthalmic
- Guttae Auriculares
Tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara
meneteskan obat ke dalam telinga (FI III : 10). Tetes telinga merupakan cairan
untuk pengobatan saluran pendengaran eksternal dan kadang-kadang telinga
tengah serta kebanyakan memiliki efek lokal. Tetes telinga umumnya berbentuk
larutan, emulsi atau suspensi dari satu atau lebih zat aktif dalam cairan yang cocok
untuk penggunaan pada meatus auditori (rongga telinga) tanpa tekanan berbahaya
pada gendang telinga namun pada pembuatan guttae auriculares, biasanya bentuk
yang paling sering digunakan adalah bentuk larutan. Bagian luar telinga yang
tertutup kulit, mudah terkena kondisi dermatologi, maka guttae auriculares paling
banyak berbentuk larutan.
1
menggunakan etanol, heksilenglikol, dan minyak lemak nabati. Tetes telinga juga
mengandung zat aditif seperti pengawet, antioksidan, buffer, agen viskositas, atau
surfaktan. Antioksidan seperti natrium disulfida dan penstabil lainnnya juga
dimasukkan dalam formulasi obat telinga jika dibutuhkan..
- Sulfonamida - NaCl
- Fungisida - Heksilenglikol
Terdapat 6 sifat fisik kimia yang harus diperhatikan dalam pembuatan guttae
auriculares, yaitu :
1. Kelarutan
Kebanyakan senyawa obat larut dalam cairan pembawa yang umum
digunakan pada sediaan tetes telinga, jika senyawa obat tidak larut
dalam cairan pembawa maka bisa dibuat sediaan suspensi. Bila sediaan
berupa suspensi maka sebagai zat peensuspensinya digunakan sorbitan
(span) atau polisorbat (tween)
2. Viskositas
Viskositas sediaan tetes telinga penting untuk diperhatikan karena dapat
menjamin sediaan bisa lama berada di dalam saluran telinga.
3. Sifat surfaktan
Dengan adanya surfaktan akan membantu proses penyebaran sediaan
dan melepaskan kotoran pada telinga.
4. Pengawet
Beberapa guttae auriculares memerlukan pengawetan terhadap
pertumbuhan mikroba. Apabila pengawetan diharuskan, maka bahan
2
yang umumnya dipakai adalah klorobutanol (0,5%), timerosal (0,01%)
dan kombinasi paraben
5. Sterilisasi
Sediaan tetes telingan tidak perlu dibuat secara steril, yang penting
bersih.
6. pH Optimum
Kecuali dinyatakan lain pH tetes telinga adalah 5,0-6,0 dan harus
disimpan dalam wadah tertutup rapat. pH optimum untuk larutan berair
yang digunakan pada telinga utamanya adalah dalam pH asam (5,0-6,0).
Larutan alkali biasanya tidak diinginkan karena tidak fisiologis dan
menyediakan media yang subur untuk penggandaan infeksi. Ketika pH
telinga berubah dari asam menjadi alkali, bakteri dan fungi akan
tumbuh lebih cepat.
.
2. Pastikan kondisi ujung botol atau pipet tetes tidak rusak.
3. Bersihkan telinga bagian luar dengan menggunakan air hangat atau kain
3
B. Untuk anak kurang dari 3 tahun: tarik daun telinga ke bawah dan ke
belakang untuk meluruskan saluran telinganya.
menghadap ke atas
6. Teteskan obat sesuai dengan dosis pemakaian pada lubang telinga.
Pertahankan posisi kepala 2-3 menit. Tekan secara lembut kulit penutup
kecil telinga atau gunakan kapas steril untuk menyumbat lubang telinga
agar obat dapat mencapai dasar saluran telinga.
7. Pasang kembali tutup botol tetes telinga dengan rapat, jangan menyeka
atau membilas ujung botol tetes.
4
8. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun untuk membersihkan sisa
obat yang mungkin menempel.
Dalam membuat resep obat tetes telinga, penting bagi farmasis untuk
pertama-tama menentukan bagaimana obat tetes tersebut akan digunakan.
Farmasis harus memastikan bahwa pasien atau orang tua memahami pemakaian
pada telinga dan frekuensi penggunaan. Untuk memfasilitasi penerimaan pasien,
farmasis perlu memastikan bahwa pasien tahu bahwa botol atau wadah harus
dihangatkan di dalam kepalan tangan terlebih dahulu, dan jika produk tersebut
berupa suspensi, dikocok terlebih dahulu sebelum mengambil cairan obat di
dalamnya dengan pipet. Farmasis juga harus menjelaskan perlunya menyimpan
obat di tempat yang aman di luar jangkauan anak-anak dan di luar suhu ekstrim.
Ketika obat diteteskan ke dalam telinga, agar obat dapat masuk lebih
dalam ke telinga, daun telinga perlu diangkat dan ditarik sedikit ke belakang.
Untuk anak-anak, daun telinga perlu ditarik ke arah bawah dan belakang. Untuk
5
kenyamanan, akan lebih mudah jika ada orang lain yang membantu penggunaan
obat tetes telinga pada pasien.
Beberapa tetes telinga berdasarkan formulasinya memiliki pH rendah, hal
ini akan menimbulkan sensasi seperti tersengat pada saat penggunaan. Oleh
karena itu, pasien harus diberikan peringatan sebelumnya, terutama pada anak-
anak yang memiliki tabung timpastonomi di dalam telinganya. Pasien juga harus
mengerti berapa lama atau berapa hari produk itu perlu digunakan. Untuk tetes
telinga antibiotik, tidak perlu menghabiskan seluruh isi di dalam botol karena
terapi dapat berlangsung mulai dari 20 sampai 30 hari tergantung pada regimen
dosis. Oleh karena itu, pasien harus diinstruksikan untuk tetap menggunakkan
obat tetes pada 3 hari setelah gejala pada telinga menghilang. Produk untuk
melawan otitis externa dapat memakan waktu 7 sampai 10 hari sebelum dapat
menunjukkan efeknya.
6
Telah lama, minyak mineral encer, minyak nabati dan hidrogen
peroksida digunakan untuk melunakkan kotoran telinga. Baru baru ini,
kondesat dari triethanolamin polipeptida oleat yang diformulasikan dalam
propilen glikol digunakan sebagai pengemulsi kotoran telinga sehingga
membantu pengeluaran kotoran. Selain itu, penggunaan karbamida
peroksida dalam gliserin anhidrat juga dapat melepaskan oksigen yang
bisa mengganggu keutuhan kotoran telinga yang terjepit sehingga
mempermudah pengeluaran kotoran telinga.
7
Pengobatan permukaan bagian luar telinga dari infeksi sering
dipertimbangkan dengan pengobatan secara sistemik, yaitu pemberian
antibiotik secara oral.
8
Auralgan Otic Ayerst- Antipirin, Gliserin Otitis media
Solution Wyeth benzokain anhidrat akut
Cerumenex Purdue Triethanolamin Propilen Serumenolitik
Ear Drops Frederick poli-peptid glikol agen untuk
oleat- menghilangkan
kondensat, kotoran telinga
Chloromycetin Parke-Davis Kloramfenikol Propilen Antiinfektif
Otic glikol
Cortisporin Glaxo Polimiksin B Gliserin, Infeksi bakteri
Otic Solution Wellcome sulfat, propilen superfisial
neomisin glikol, air
sulfat, untuk
hidrokortison suntikan
Debrox Drops SmithKline Karbamid Gliserin Membersihkan
Beecham peroksida `anhidro kotoran telinga
PediOtic Monarch Polimiksin B Minyak Infeksi bakteri
Suspension sulfat, mineral, superfisial
neomisin propilen
sulfat, gliko, air
hidrokortison untuk
suntikan
Metreton Schering- Prednisolon Larutan Anti inflamasi
Ophthalmic / Plough sodium fosfat
Otic Solution
Otobiotic Otic Schering- Polimiksin B Propilen Infeksi bakteri
Solution Plough sulfat, glikol, superfisial
hidrokortison gliserin, air
Vosol Otic Wallace Asam asetat Propilen Antibakteri /
Solution glikol anti jamur
9
Contoh Resep Tetes Telinga
Dr. Rosina
SIP : 11/04/091/10
SID : 012/04/094/10
Jl. Arjuna no.80 A Batu
Praktek Sore : 15.00 20.00
No.14 Malang, 10-12-2012
Pro : Rita
Guttae Aurie
Usia : 15 tahun
Natrium Karbonat (FMS
Alamat : Jl. Progo10. Malang
hal. 91)
Natr Carb
eryst 1
Glycerin 4
Aquades ad 10
I. Kelengkapan Resep
Tidak ada paraf dokter
II. Monografi
Nama Zat GO UD TM Khasiat Referensi
Natrium Karbonat B Keratolitikum FI III hal.
400
10
Gliserin B Wetting FI III
agent, hal. 271
Pemanis
Aquades B Pelarut FI III hal.
96
hingga homogen
7. Ditambahkan aquadest dimasukan kedalam botol hingga tanda
kalibrasi
8. Ditutup dan beri etiket biru (topikal)
VII. Penandaan
1. Wadah : botol kaca berpipet
2. Etiket : biru
Guttae nasales atau tetes hidung adalah obat yang digunakan untuk
hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung, dapat
mengandung zat pensuspensi, pendapar (FI III : 10).
Label sediaan tetes hidung harus mengandung hal-hal berikut (BP 2001) :
1. nama dan jumlah bahan aktif
2. instruksi penggunaan sediaan tetes hidung
3. tanggal kadaluarsa
4. kondisi penyimpanan sedian tetes hidung
Cairan pembawa yang biasa digunakan adalah air dengan pH antara
5,5-7,5 dengan kapasitas sedang, isotonis atau hampir isotonis. Cairan
pembawa lain bisa digunakan propilenglikol dan parafin liquid. Tidak
boleh menggunakan cairan pembawa minyak mineral atau minyak lemak.
Larutan yang berminyak tidak mampu menyebar pada membran mukosa.
Etanol berkonsentrasi dan turunannya tidak dapat digunakan sebagai
pelarut untuk tetes hidung karena mereka melumpuhkan aktivitas silia.
Sedangkan zat pengental (untuk menghasilkan viskositas larutan yang
seimbang dengan viskositas mucus hidung agar aksi cilia tidak terganggu)
sering digunakan Metil Selulosa (tilosa) 0,1-0,5% dan CMC Na 0,5-2%.
Kalau bisa larutan dibuat isotonis (0.9 % NaCI) atau sedikit hipertonis
dengan memakai NaCl atau dekstrosa.Kecuali dinyatakan lain, disimpan
dalam wadah tertutup rapat.
Kandungan dalam tetes hidung
1. Zat Pensuspensi
Sorbitan (span), Polisorbat (tween), dan surfaktan lain yang cocok
dengan kadar tidak lebih dari 0.01% b/v
2. Zat Pendapar
12
Zat yang cocok dengan pH 6.5 dan dibuat isotonis menggunakan Natrium
Chlorida secukupnya
3. Zat Pengawet
Benzalkonium Chlorida 0.01% b/v 0.1% b/v atau Karbutanol 0.5 % -
0.7 %
4. Viskositas
Viskositas yang cocok dengan tetes hidung biasanya dipertahankan
dengan metilselulosa atau lendir hidroksietilselulosa. Turunan asam
Polyacryl juga dapat digunakan.
13
tersumbat tidak disebabkan oleh pilek atau infeksi - meskipun
infeksi dapat memperburuk keadaan. Seorang bayi yang hanya
dikatakan mengalami hidung tersumbat akan dinyatakan baik, tetapi
mungkin akan mendengus saat bernapas. Namun, bayi akan
mengalami sulit makan jika bayi tidak bisa bernapas dengan baik
melalui hidungnya
Cara penggunaan tetes hidung :
1. Bersihkan lubang hidung anda
2. Arahkan kepala Anda kebelakang
3. Pegang botol atau penetes di atas lubang hidung Anda. Pijit dengan
lembut botol atau penetes dengan jumlah tetesan yang benar ke lubang
hidung, perhatikan dengan baik jangan sampai botol atau pipet
penetesnya menyentuh hidung.
4. Pertahankan posisi kepala Anda selama beberapa menit untuk
memungkinkan tetesn dari obat mengalir ke bagian belakang hidung.
5. Ulangi prosedur ini untuk lubang hidung lain jika disarankan untuk
melakukannya oleh dokter atau apoteker
14
Pemakaian larutan dekongestan yang terlalu sering dapat menimbulkan
edema kronik pada mukosa hidung. Oleh karena itu, pemakaiannya
disarankan hanya untuk jangka waktu pendek dan tidak boleh terlalu sering.
Kebanyakan larutan untuk pemakaian pada hidung dikemas dalam
botol tetes atau dalam botol semprot plastik, biasanya berisi 15-30 mL obat.
Produk-produk tetes hidung harus dicek kestabilitasannya dan ditutup rapat
selama waktu tidak dipakai. Pasien harus dinasihati bahwa bila larutan
hilang warnanya atau mengandung bahan yang mengendap, maka obat
tersebut tidak boleh dipakai lagi dan harus dibuang.
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Guttae adalah sediaan cair yang digunakan dengan cara diteteskan. Guttae
dapat dibedakan menjadi gutte oris, opthalmic, nasales, dan auriculares
berdasarkan lokasi penggunaannya. Guttae auriculares digunakan untuk telinga
sedangkan guttae nasales digunakan untuk hidung. Komponen-komponen guttae
adalah zat pembawa , zat pendapar, zat pengawet, dan surfaktan.
16