Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia medis, baik itu kedokteran, kebidanan maupun
keperawatan dan lain sebagainya diperlukan suatu alat untuk menunjang
pekerjaan. Alat-alat tersebut dikelompokkan menurut kegunaannya. Seorang
tenaga kesehatan harus mengerti betul alat-alat yang digunakan dalam
bidangnya. Selain itu juga harus memahami fungsi dari masing-masing alat
yang digunakan untuk meminimalisir resiko kesalahan dalam menggunakan
alat tersebut.
Alat perlengkapan diagnosis adalah alat-alat yang digunakan oleh
dokter atau tenaga medis lainnya dimana dengan bantuannya dapat diketahui,
ditentukan diagnostik penyakit seseorang yang diperikasa. Alat kesehatan
meliputi barang, instrumen atau alat lain yang termasuk tiap komponen,
bagian atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk
digunakan dalam pemeliharaan dan perawatan, diagnosis, pemulihan,
perbaikan, penyembuhan dan lain-lain. Semua alat kesehatan yang kontak
langsung dengan pasien dapat menjadi sumber infeksi. Oleh karena itu,
persediaan dari barang steril cukup memainkan peran penting dalam
mengurangi penyebaran penyakit dalam pelayanan kesehatan.
Minimnya pengetahuan tenaga kesehatan dalam menggunakan alat-alat
dapat merugikan pasien pada umumnya dan petugas itu sendiri pada
khususnya. Contohnya pada penggunaan alat X-Ray, jika petugas medis tidak
memahami bagaimana penggunaan alat tersebut maka hasil dari tes X-Ray
tidak akurat dan pasien itu sendiri dapat terkena radiasi sinar itu yang dapat
mengakibatkan penyakit kanker atau lain sebagainya.
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang alat-alat diagnostik
yang digunakan untuk mendeteksi penyakit seseorang. Hal ini penting

1
menurut penulis agar semua tenaga medis tidak keliru dalam mendiagnosa
penyakit seseorang, karena jika salah dapat berakibat sangat fatal.

B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui macam alat diagnostik
2. Untuk mengetahui fungsi atau kegunaan dari alat diagnostik itu sendiri.
3. Dan untuk mengetahui cara pakai alat diagnostik.

C. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah berjudul Pengenalan Alat
Diagnostik ini adalah untuk mengetahui fungsi, cara penggunaan atau
prosedur, dan untuk mengetahui instrumen apa saja yang digunakan saat
mendiagnosa atau menebak penyakit pasien. Sehingga dengan ini mahasiswa
dapat lebih mengerti dan memahami materi pengenalan Alat Diagnostik.

2
BAB II
ALAT DIAGNOSTIK

A. Teori Singkat Alat Diagnostik


Diagnosa klinik merupakan tongkat yang paling penting bagisuatu proses
pembelajaran dalam pendidikan ilmu kedokteran hewan. Dari diagnosa yang
tepat akan melahirkan sebuah penanganan yang serta tindakan terapi yang
tepat pula. Alat kesehatan (UU RI no 36 tahun 2009 tentang kesehatan)
adalah instrument, apparatus, mesin, implant yang mengandung obat, yang
digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan
atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
Alat perlengkapan diagnosis adalah alat-alat yang digunakan oleh dokter
atau tenaga medis lainnya dimana dengan bantuannya dapat diketahui,
ditentukan diagnose penyakit seseorang yang diperikasa. Alat kesehatan
meliputi barang, instrumen atau alat lain yang termasuk tiap komponen,
bagian atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk
digunakan dalam pemeliharaan dan perawatan, diagnosis, pemulihan,
perbaikan, penyembuhan dan lain-lain. Semua alat kesehatan yang kontak
langsung dengan pasien dapat menjadi sumber infeksi. Oleh karena itu,
persediaan dari barang steril cukup memainkan peran penting dalam
mengurangi penyebaran penyakit dalam pelayanan kesehatan.
Manfaat Diagnosis :
Diagnosis memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Untuk menemukan atau mengidentifikasi kelemahan atau penyakit
(weakness, disease) apa yang dialami seseorang
2. Untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan atas gejala-
gejala atau fakta tentang suatu hal
3. Sebagai pertimbangan dalam upaya pengendalian penyakit di lapangan.

3
4. Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran suatu
penyakit atauwabah.

B. Macam Macam Alat Diagnostik

No Nama alat dan gambar Fungsi Cara penggunaan


1. Buku Tes Buta Warna untuk mengetahui apakah Kita ambil contoh buku yang berisi
(Isihara) pasien menderita buta 14 gambar. Bagi seorang yang buta
warna atau tidak. Buku tes warna total,dia hanya bisa melihat 1
warna-warni ini ada yang nomor saja dari 11 gambar dimana
terdiri dari 14 gambar, 24 ada 9 nomor. Bagi orang yang tidak
gambar, 38 gambar. Ada bisa membedakan warna merah dan
juga yang 10 dan 12 hijau,dia hanya bisa membaca
gambar. dengan benar 1 (satu) nomor
saja,yaitu gambar nomor pertama
saja sedangkan lainnya dia keliru
baca.
2. Chart Vision Snellen untuk mengukur ketajaman 1. Orang yang diperikas berada
visual mata pada pasien pada posisi 6 meter atau 20 kaki
apakah menderita positif dari chart vision snellen.
rabun jauh atau rabun dekat 2. Kartu snellen diletakkan sejajar
dengan mendiagnosa dengan mata orang yang
kelainan atau kerusakan diperiksa
mata pada pasien 3. Pastikan ruang tempat
pemeriksaan cukup cahaya.
4. Orang yang diperiksa tidak buta
huruf.
5. Jika mata kanan yang akan
diperiksa, maka orang yang
diperiksa harus menutup mata
maka seterusnya jika sebelah

4
kiri yang akan diperiksa tutup
mata dengan tangan kiri dan
memperhatikan instruksi yang
diberikan oleh pemeriksa.
6. Pemeriksa menunjukan huruf
yang ada pada kartu snellen dari
atas ke bawah atau dari huruf
paling besar ke satu tingkat
dibawahnya.
3. Reflex Hammer memeriksa kemampuan 1. Penderita dalam keadaan duduk
refleksidari bagian-bagian dengan kaki terjuntai;
tertentu tubuh kita, seperti 2. Daerah kiri dan kanan tendo
pada lutut kita. diraba terlebih dahulu untuk
menetapkan daerah yang tepat;
3. Tangan pemeriksa yang satu
memegang paha penderita
bagian distal, dan tangan yang
lain memukul bagian tendo
patela dengan refleks hammer
secara cepat;
4. Otot kuadriceps akan
berkontraksi, tungkai bawah
akan bergerak menyentak dan
kemudian berayun sejenak;
5. Apabila dengan cara diatas sulil,
maka suruh penderita untuk
tangannya berpegangan;
6. Kemudian diminta untuk
menarik kedua tangannya;
4. Percussion Hammer Untuk mengetuk rongga 1. Penderita dalam keadaan duduk

5
dada dan rongga belakang dan rileks
(punggung) untuk 1. Posisikan pada daerah dada atau
mengetahui keadaan organ punggung.
didalamnya. 2. Tangan kiri pemeriksa
memegang dada atau punggung
pasien, dan tangan kanan
memukul bagian yang akan
diperiksa.
5. Tongue Spatel untuk menekan lidah, agar 1. Pertama pastikan pasien dalam
dapat melihat lebih jelas keadaan rileks.
keadaan di 2. Lalu lidah pasien dijulurkan
dalamtenggorokan, apakah keluar kemudian dipegang
ada kelainan-kelainan, dengan tangan kiri memakai
misalnya ada peradangan tongue spatel yang dibalut
seperti pharyngitis, dengan kassa (jari tengah
amandel, dan lain-lain. dibawah dan jempol diatas lidah
dipegang, telunjuk dibawah
hidung.

6. Laryngeal Mirror Digunakan untuk dapat pasien diminta bernafas melalui


melihat dan memeriksa mulut dengan tenang. Laryngeal
keadaan di dalam mirror dipegang dengan tangan
tenggorokan, apakah ada kanan seperti memegang pensil,
kelainan atau tidak. diarahkan kearah bawah,
dimasukkan kedalam mulut dan
diletakkan di muka uvula.
7. Head Mirror, Head Lamp & head-band atau ikat kepala cara penggunaan digunakan dengan
Head Band digunakan untuk cara dilekatkan pada kepala. Head
memeriksa rongga telinga, mirror dilekatkan pada head band
hidung, tenggorokan, dan dan digunakan untuk memeriksa

6
mata melalui pantulan rongga-rongga melalui pantulan
sinar. sinar.

8. Pulse Meter Sebagai pencatat waktu, genggamlah cincin logam dalam


dalam memeriksa dan posisi tetap (tidak boleh di putar-
menghitung jumlah denyut putar atau diremas-remas) hidupkan
nadi. alat kemudian biarkan beberapa
detik sehingga angka digital yang
tampak diam pada angka tertentu.
Angka ini menunjukan denyut nadi
permenit.
9. Termometer Klinik Termometer klinis disebut 1. periksa terlebih dahulu apakah
juga termometer demam. termometer sudah menunjukkan
Termometer ini digunakan suhu dibawah 35C. Jika belum,
oleh dokter untuk termometer kita kibas-kibaskan
mengukur suhu tubuh sehingga menunjukkan suhu
pasien. Pada keadaan sehat, kurang dari 35C.
suhu tubuh manusia sekitar 2. Pasang termometer itu di bawah
37C. Tetapi pada saat ketiak atau lipatan tubuh selama
demam, suhu tubuh dapat kira-kira 5 menit.
melebihi angka tersebut, 3. Setelah itu,ambil termometer
bahkan bisa mencapai dari tubuh dan baca pada skala
angka 40C. termometer.Skala yang
ditunjukkan termometer
menunjukkan suhu tubuh pasien
pada keadaan itu.
10. Stethoscope Stetoskop adalah salah satu 1. Pasang earpiece stetoskop ke
alat medis yang di gunakan telinga, pastikanlah earpiece

7
para dokter dan profesi menutupi seluruh lubang telinga
yang setara denganya untuk anda. Semakin berkembangnya
memeriksa detak jantung, jaman, saat ini semua stetoskop
pernafasan, intestine dan sudah di desain ergonomis atau
aliran darah pasien. dapat mengikuti posisi pada
kedua telinga, apabila anda
merasa kurang nyaman maka
stetoskop dapat dibalik atau
ditukar sebelah kiri serta
kanannya.
2. Putarlah bagian pipa besi yang
ada pada chestpiece guna
memilih atau menentukan
kepala belakang atau kepala
depan yang hendak digunakan.
Apabila digunakan dalam
pemeriksaan tekanan darah
lebih baik menggunakan kepala
depan.
3. Letakkanlah stetoskop di bagian
arteri brachialis supaya
stetoskop tidak terlepas, anda
mesti menjepit stetoskop di
bawah manset
spigmomanometer.
4. Langkah selanjutnya yaitu
pompalah manset stetoskop
hingga angka 130 mmHg
kemudian buka pembuang udara
secara perlahan sembari
mendengarkan bunyi yang ada.

8
11. Blood Pressure Manometer Sphygmomanometer adalah PERSIAPAN
(Sphygmomsnometer)
suatu alat yang digunakan
1. Pasang dengan rapat manset/sabuk
untuk mengukur tekanan
tensimeter pada lengan kiri atas
darah yang bekerja secara
pasien
manual saat memompa
2. Tempatkan stetoskop pada telinga
maupun mengurangi
kita
tekanan pada manset,
3. Pastikan kepala stetoskop dalam
dengan sistem non-
posisi terbuka (on). Cara
invasive. Alat ini dalam
memastikannya dengan mengetuk
penggunaannya digabung
secara perlahan pada area sensor
dengan manset pneumatik
kepala stetoskop. Jika terdengar
letaknya sedikit melingkar
bunyi, maka stetoskop dalam
diatas lengan.
kondisi on.
4. Cari denyut nadi/arteri brakhialis di
bagian siku dalam lengan kiri
pasien. Biarkan lengan
rileks/nyaman
5. Letakkan kepala stetoskop pada
denyut nadi/arteri tadi (gunakan
tangan kiri)
6. Pastikan katup kantung tekanan
dalam keadaan tertutup (dengan
memutar skrup searah jarum jam
sampai rapat).
7. PENGUKURAN

8. Pompa kantung tekanan sampai


maksimal 160 mmHg pada
penunjuk jarum manometer
9. Buka perlahan-lahan katup kantun

9
tekanan. Jarum pada manometer
akan turun perlahan-lahan seiring
dibukanya katup kantung tekanan
tersebut.
10. Dengarkan dan tandai bunyi yang
terdengar pertama dan terakhir kali
muncul saat jarum pada manometer
turun.
11. Bunyi yang pertama menunjukkan
batas atas/sistole/rentang waktu
ketika jantung berkontraksi (misal :
120). Bunyi yang terakhir
menunjukkan batas
bawah/diastole/rentang waktu
ketika jantung berelaksasi (misal
90). Maka tekanan darah/tensi
pasien tersebut adalah 120/90.
PENUTUP

12. Buka katup kantong tekanan sampai


jarum pada manometer
menunjukkan angka 0 (nol)
13. Buka manset/sabuk tensimeter pada
pasien, dan kempiskan, lalu gulung
dan masukkan kembali pada kotak
penyimpan
14. Lepaskan stetoskop dan pastikan
kepala stetoskop dalam kondisi
tertutup

12. Speculum kegunaannya agar kita 1. Cara menggunakan vaginal


spekulum/ cocor bebek :

10
1. Nasal Speculum (untuk dapat memeriksa, melihat - Gunakanhandscoon, pegang
memeriksa hidung) bagian yang berada di spekulum vagina pada bagian
gagangnya,lalu kunci baut
bagian liang rongga spekulum dibuka
tertentu, seperti hidung, - Masukkan dalam vagina,
dimanaspekulum masih dalam
telinga, dubur,dan vaginal.
keadaan tertutup dan dalam posisi
miring
- Setelah masuk putar spekulum,
2. ear speculum (untuk kemudian buka spekuljm (bagian
cocor bebek)
memeriksa telinga) - Kunci baut spekulum (kunci
paten jangan sampaiblonggar),
selanjutnya pemeriksaan siap
dilakukan.
Apabila pemeriksaan telah selesai
jangan lupa untuk melepas. Cara
spekulum vagina dari vagina
yaitu :
~ longgarkan/buka kembali kunci
baut spekulum
~ keluarkan spekulum dengan
posisi miring
3. rectal speculum (untuk ~ simpan spekulum pada baskom
memeriksa dubur) yang telah berisi larutan klorin.

2. Cara pakai spekulum telinga/


earspeculum
- Spekulumdifiksasi dengan ibu
jari dan jari telunjuk
- Daun telinga dijepit dengan
menggunakan jari tengah dan jari
manis tangan kiri, sebaliknya
dilakukan apabila ingin
4. Vaginal speculum (untuk memeriksa telinga kiri.
memeriksa alat kelamin
3. Cara pakai nasal spekulum
wanita) - Pegang spekulum dengan tangan
kiri lalu masukan ke lubang
hidung dengan posisi vertikal.
- Spekulum tidak boleh menempel
di septum hidung.
- Masukkan spekulum 1 cm ke
dalam vestibulum, jangan lupa

11
leher pasien ditengadahkan.
- Jari kiri telunjuk digunakan untuk
fiksasi letakkan di ala nasi.

4. Cara pakai rectumspekulum


- Pasien diminta untuk berbaring
menyamping, tekuk atas meja
periksa, atau duduk diatas meja
dengan lutut terselip ke dada.
- Sebelum memasukkan
spekulum,lumasi terlebih dahulu
untuk mencegah
ketidaknyamanan
- Dokter mungkin meminta push
pasien seakan mencoba untuk
memnuat gerakan usus dan
kemudian duduk santai.
- Masukkan dengan perlahan
spekulum dan beri cahaya ke
dalam tabung untuk menerangi
setiap celah untuk melihat ada
kelainan atau tidaknya dubur
pasien

13. Diagnosis set Diagnostic set adalah suatu 1. tekan tombol pembuka pada
set alat-alat untuk bagian diagnotis set.
keperluan diagnostika yang 2. jika ingin mengambil alat yang
diatur dan ditata dalam dibutuhkan taruh dan susun
suatu kotak yang tertutup. kembali pada tempatnya.
3. tutup kembali dan pastikan
alat-alat diagnostic tertata
sesuai dengan tempatnya.
14. Endoscope Digunakan untuk 1. Sebelum pemeriksaan
memeriksa secara visual endoskopi dilakukan, pasien
bagian dalam rongga harus melakuan persiapan
tubuh.juga dapat disebut terlebih dahulu yang
alat peneropong yang merupakan bagian dari

12
dilengkapi dengan lampu posedur endoskopi dengan
dan sisitim lensa atau cara berpuasa selama 6
dengan alat Fiber sejenis hingga 8 jam sebelum
gelas yang dapat pemeriksaan. Pada saat
mentransmisikan sinar pemeriksaan pasien
yang dimasukan kedalam diposisikan berbaring
rongga atau viscera (selaput terlentang dan diberikan
bagian dalam rongga= obat bius atau obat
jeroan) melalui jalan keluar penenang agar pasien
tubuh atau dengan bantuan menjadi rileks, nyaman dan
alat TROCAR ditembus tidak merasa sakit. Dokter
(diperforasikan) kedalam akan memasukkan alat
rongga tubuh. endoskopi dan meneropong
saluran pencernaan mulai
dari kerongkongan, lambung
hingga duodenum, dengan
lama pemeriksaan sekitar 5
hingga 10 menit.
Pemeriksaan endoskopi
merupakan gold standar
(baku emas) untuk
menentukan kelainan
organik pada penyakit
lambung. Kelainan organik
yang dimaksud dapat berupa
peradangan lambung
(gastritis), tukak lambung
(ulkus peptikum) atau
kanker lambung.
15. Alat X-Ray sebagai alat diagnostik Pasien diharapkan untuk melepas
untukmemeriksa, baju yang dikenakan, pastikan

13
mengenal, dan mengetahui posisi tegak dan kepala sejajar,
penyakit sipenderita dari Tempelkan badan ke alat x-ray.
film X-Ray yang kita teliti.
Selain untuk penyakit paru-
paru, alat X-Ray digunakan
juga untuk memeriksa ada
tidaknya patah tulang, ada
tidaknya pembesaran
jantung dll.
16. Alat Ultrasound a. Tempatkan alat pada ruang
pelayanan/tindakan
b. Lepaskan penutup debu
c. Siapkan aksesoris
d. Hubungkan alat dengan catu
daya
e. Hidupkan alat dengan menekan
tombol on/off ke posisi on
f. Lakukan pemanasan
secukupnya
g. Lakukan pengecekan fungsi
tranduser, intensitas energi dan
timer
h. Perhatikan protap pelayanan
i. Atur posisi pasien
j. Tentukan elektrode yang akan
digunakan dan pasang pada alat
k. Tentukan intensitas energi
sesuai keperluan
l. Tempatkan pasien pada posisi
terapi
m. Setting waktu penyinaran sesuai

14
keperluan
n. Lakukan tindakan terapi,
perhatikan kondisi pasien
o. Setelah therapy selesai,
kembalikan tombol intensitas
energi ke posisi minimum/nol
p. Matikan alat dengan menekan
tombol on/off ke posisi off
q. Lepaskan hubungan alat dengan
catu daya
r. Letakkan elektrode pada
posisinya dan bersihkan
s. Bersihkan alat, pastikan alat
ultrasound terapi dalam kondisi
baik dan siap di fungsikan pada
pelayanan berikutnya
t. Pasang penutup debu
u. Simpan alat dan aksesoris ke
tempat semula

17. Alat ECG Berfungsi untuk 1. Nyalakan mesin ECG


mendeteksi kelainan 2. Baringkan pasien dengan
jantung dengan mengukur tenang di tempat tidur yang
aktivitas listrik yg cukup luas, tangan dan kaki
dihasilkan oleh jantung, pasien jangan bersentuhan.
sebagaimana jantung 3. Bersihkan dada, kedua
berkontraksi. pergelangan tangan dan kaki
dengan kapas alkohol (kalau
perlu lakukan pencukuran).
4. Ke-4 elektroda ekstremitas
diberi jely

15
5. Pasang k-4 elektroda
ekstremitas tersebut pada kedua
pergelangan tangan dan kaki.
6. Dada diberi jely sesuai dengan
lokasi untuk elektroda V, s/d V.
7. Pasang elektroda dada dengan
menekan karet penghisapnya.
18. Alat EEG untuk mengukur aktivitas 1. Sebelum melakukan prosedur
kelistrikan dari otak untuk perekaman EEG sebaiknya
mendeteksi adanya diketahui standart minimal
kelainan dari otak. 2. Perekam EEG yaitu memakai
minimal 16 channel yang
bekerja secara simultan. Setiap
area diotak bisa memberikan
pola yang sama atau berbeda
pada waktu yang bersamaan,
dan menurut pengalaman
diperlukan perekam pada
minimal 8 area diotak secara
simultan untuk mendapatkan
distribusi pola EEG.
3. Memakai minilam 17 elektrode
pencata. Semua electrode ini
harus mencakup area frontal,
sentral, pariental, oksipital,
temporal, auricural atau
mastoid, vortex dan elektroda
ground
4. Kedua system
monopolar(referensial) dan
bipolar (diferensial) harus

16
digunakan secara rutin.
Penggunaan system sekaligus
adalah esensial untuk
mendapatkan informasi yang
akurat
5. Harus ada prosedur buka tutup
mata. Aktifitas alfa dapat
memberi informasi tentang
fungsi abnormal otak. Aktifitak
paroksimal dapat pula
dicetuskan oleh prosedur ini
6. Mesin EEG harus
dikalibrasikan diawal dan di
akhir rekaman. Perekaman
harus dicatat
7. Lama perekaman minimal 15-
20 menit pada penderita sadar.
Bila ada prosedur stimulansi
fotik, hiperventilasi dan tidur
maka lama perekaman harus
ditambah
19. Alat Electromyograph Fungsinya untuk 1. Unipolar
mengevaluasi fungsi saraf Dilakukan dengan 1 elektroda
dan otot dengan cara terpasang pada otot yang diukur
merekam aktivitas listrik dan dibandingkan dengan
yang di rekam oleh otot electroda lain yang diletakkan di
skeletal, ini merupakan test otot yang minim gerakan
penting yang digunakan 2. Bipolar
untuk mendiagnosis Secara bipolar 2 electroda yang
kelainan otot dan saraf. aktif diletakkan secara berdekatan
di otot yang akan dikur dan

17
dibandingkan dengan kondisi di
ground
20. Spirometer untuk mengukur fungsi pasien disuruh bernafas (menarik
paru. nafas dan menghembuskan nafas)
dimana hidung pasien tersebut
tertutup. Tabung yang berisi udara
akan bergerak naik turun, sementara
itu drum pencatat bergerak putar
(sesuai jarum jam) sehingga
pencatat akan mencatat sesuai
dengan gerak tabung yang berisi
udara.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat alat diagnostik adalah alat yang digunakan oleh tenaga medis untuk
mendiagnosa penyakit seseorang yang diperiksanya sedangkan Pemeriksaan
diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan
komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual
maupun potensial. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting
dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan
prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium.

B. Saran
Sebaiknya alat-alat yang digunanakan lebih diperhatikan dan dirawat lagi
agar dapat dipergunakan dengan maksiamal tanpa ada kekurangan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Budinungsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sagala, Syaiful. 20011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Uliyah, Musrifatul dan A. Aziz Alimul Hidayat. 2008. Keterampilan Dasar

Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai