Tentang Metronidazole
Jenis obat Obat antimikroba
Golongan Obat resep
Mencegah dan mengobati berbagai macam infeksi yang disebabka
oleh mikroorganisme protozoa dan bakteri anaerob, misalnya:
Pencegahan infeksi setelah operasi
Infeksi trikomoniasis
Infeksi H. pylori
Vaginosis bakteri
Peradangan gigi dan gusi
Infeksi amebiasis
Giardiasis
Manfaat
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Bentuk obat Tablet, cairan yang diminum, suntik, supositoria
Metronoidazole tersedia dalam berbagai merek dan dapat
digunakan dalam bentuk tablet dan cairan yang diminum.
Penggunaannya harus dengan resep dokter.
Peringatan:
Bagi anak-anak, wanita hamil dan yang sedang menyusui,
sesuaikan dosis dan pemakaian dengan anjuran dokter.
Tanyakan terlebih dahulu pada dokter sebelum
menggunakan metronidazole jika Anda sedang mengonsumsi
obat-obatan lainnya
Harap berhati-hati jika menderita gangguan ginjal, gangguan
saraf, epilepsi atau gangguan kejang lainnya, porfiria, atau
penyakit liver.
Harap berhati-hati bagi mereka yang rutin mengonsumsi
minuman keras.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Metronidazole
Dosis metrodinazole akan tergantung kepada jenis, tingkat
keparahan infeksi yang diderita, kondisi kesehatan dan respons
tubuh pasien terhadap obat. Dosis anak-anak akan disesuaikan
dengan umur dan berat badan mereka juga.
Dosis untuk orang dewasa umumnya berkisar antara 200-1200
mg per hari. Dokter yang meresepkan metronidazole akan
menganjurkan dosis dan frekuensi minum obat yang sesuai
dengan kondisi Anda. Metronidazole biasanya diresepkan untuk
jangka waktu antara 3-14 hari. Jangan melebihi 4 g metronidazole
per hari.
Mual
Konstipasi
Sakit perut
Sakit kepala
Pusing
SUPPOSITORIA
A. Pengertian
Supositoria menurut FI edisi IV adalah sediaan padat dalam berbagai
bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau urethra. Umumnya
meleleh, melunak atau melarut dalam suhu tubuh. Supositoria dapat bertindak
sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa zat terapetik yang
bersifat lokal atau sistemik.
B. Macam-Macam Suppositoria
Macam-macam Suppositoria berdasarkan tempat penggunaannya :
Menurut FI.ed.IV, Suppositoria vaginal dengan bahan dasar yang dapat larut /
bercampur dalam air seperti PEG atau gelatin tergliserinasi berbobot 5 g.
Supositoria dengan bahan dasar gelatin tergliserinasi (70 bag. gliserin, 20 bag.
gelatin dan 10 bag. air) harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,
sebaiknya pada suhu dibawah 350 C
C. Keuntungan Suppositoria
Keuntungan penggunaan obat dalam Suppositoria
dibanding peroral, yaitu
1. Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung.
2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzym pencernaan dan asam lambung.
3. Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah sehingga obat dapat berefek
lebih cepat daripada penggunaan obat peroral.
4. Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar.
2. Juga secara rektal digunakan untuk distribusi sistemik, karena dapat diserap
oleh membran mukosa dalam rektum,
4. Aksi kerja awal akan diperoleh secara cepat, karena obat diabsorpsi melalui
mukosa rektal langsung masuk ke dalam sirkulasi darah,
a. Kelarutan obat : Obat yang mudah larut dalam lemak akan lebih cepat
terabsorpsi dari pada obat yang larut dalam air.
b. Kadar obat dalam basis : bila kadar obat naik maka absorpsi obat makin cepat.
c. Ukuran partikel : ukuran partikel obat akan mempengaruhi kecepatan larut dari
obat ke cairan rektal.
d. Basis Suppositoria : Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak
dilepas segera ke cairan rektal bila basis cepat melepas setelah masuk ke dalam
rektum, dan obat akan segera diabsorpsi dan aksi kerja awal obat akan segera
nyata. Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis larut dalam air, aksi
kerja awal dari obat akan segera nyata bila basis tadi segera larut dalam air.
6. Untuk basis lemak, bilangan asam, bilangan iodium dan bilangan penyabunan
harus jelas.
2. Bahan dasar yang dapat bercampur atau larut dalam air : gliserin-gelatin,
polietilenglikol (PEG)
- karena mudah tengik, sebaiknya harus disimpan dalam wadah / tempat sejuk,
kering dan terlindung dari cahaya.
bentuk a (alfa) : terjadi bila lelehan Ol.Cacao tadi didinginkan dengan segera pada
0o dan bentuk ini titik leburnya 24o (literatur lain 22 o).
bentuk b ( beta ) : terjadi bila lelehan Ol.Cacao tadi diaduk-aduk pada suhu 18 o -
23 o dan bentuk ini mempunyai titik lebur 28 o - 31o
bentuk b stabil (beta stabil) : terjadi dari perubahan perlahan-lahan bentuk disertai
kontraksi volume dan bentuk ini mempunyai titik lebur 34 o -35o ( literatur lain
34,5 o)
bentuk g (gamma) : terjadi dari pendinginan lelehan Ol.Cacao yang sudah dingin
(20o) dan bentuk ini mempunyai titik lebur 18 o
Menghindari bentuk- bentuk kristal yang tidak stabil di atas dengan cara :
- Lemak coklat merupakan trigliserida, berwarna kekuningan, bau yang khas dan
bersifat polimorfisme ( mempunyai banyak bentuk kristal ). Jika dipanasi sekitar
300 C mulai mencair dan biasanya meleleh sekitar 34 0 - 350C, tetapi suhu dibawah
300 C merupakan masa semi-padat. Jika pemanasannya tinggi, lemak coklat akan
mencair sempurna seperti minyak dan akan kehilangan semua inti kristal yang
stabil yang berguna untuk memadat. Bila didinginkan di bawah suhu 15 0 C, akan
mengkristal dalam bentuk kristal metastabil. Agar mendapatkan Suppositoria
yang stabil, maka pemanasan lemak coklat sebaiknya dilakukan sampai cukup
meleleh saja sampai dapat dituang, sehingga tetap mengandung inti kristal dari
bentuk stabil.
- Untuk meninggikan titik lebur lemak coklat digunakan
tambahan Cera atauCetasium ( Spermaseti ). Penambahan Cera flava tidak boleh
lebih dari 6 % sebab akan memperoleh campuran yang mempunyai titik lebur di
atas 370 C dan tidak boleh kurang dari 4 % karena akan memperoleh titik lebur di
bawah titik leburnya ( < 330 C ). Jika bahan obatnya merupakan larutan dalam
air, perlu diperhatikan bahwa lemak coklat hanya sedikit menyerap air, maka
dengan penambahan Cera flava dapat juga menaikkan daya serap lemak coklat
terhadap air.
- Lemak coklat meleleh pada suhu tubuh dan tidak tercampurkan dengan cairan
tubuh, oleh karena itu dapat menghambat difusi obat yang larut dalam lemak
pada tempat yang diobati.
- Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan residu
yang tidak dapat diserap, sedangkan gelatin tergliserinasi jarang dipakai untuk
rektal karena disolusinya lambat.
Pemakaian air sebagai pelarut obat dengan bahan dasar Ol.Cacao sebaiknya
dihindari karena :
1. Campuran asam oleat dengan asam stearat dalam perbandingan yang dapat
diatur.
- tidak meleleh pada suhu tubuh tetapi larut dalam cairan sekresi tubuh
bahan dasar berair : PEG 1540 30 %, PEG 6000 50 % dan Aqua + Obat 20 %
Keuntungan :
tetap kontak dengan lapisan mokosa karena tidak meleleh pada suhu tubuh
Kerugian :
menarik cairan dari jaringan tubuh setelah dimasukkan, sehingga terjadi rasa yang
menyengat. Hal ini dapat diatasi dengan cara mencelupkan Suppositoria ke
dalam air sebelum digunakan. Pada etiket Supositoria ini harus tertera petunjuk
" Basahi dengan air sebelum digunakan ".
- PEG sesuai untuk obat antiseptik. Jika diharapkan bekerja secara sistemik , lebih
baik menggunakan bentuk ionik dari pada nonionik agar diperoleh ketersediaan
hayati yang maksimum. Meskipun bentuk nonionik dapat dilepaskan dari bahan
dasar yang dapat bercampur dengan air seperti gelatin tergliserinasi atau PEG,
tetapi cenderung sangat lambat larut sehingga dapat menghambat
pengelepasan obat.
- Tidak melebur pada suhu tubuh, tetapi melarut dalam sekresi tubuh
- Bahan dasar ini dapat juga digunakan untuk pembuatan Urethra Suppositoria
dengan formula : gelatin 20, gliserin 60 dan aqua yang mengandung obat 20
Kebaikan :
dapat diharapkan berefek yang cukup lama, lebih lambat melunak, lebih mudah
bercampur dengan cairan tubuh jika dibandingkan dengan Ol.Cacao.
Keburukan :
cenderung menyerap uap air karena sifat gliserin yang hygroskopis yang dapat
menyebabkan dehidrasi / iritasi jaringan, memerlukan tempat untuk
melindunginya dari udara lembab supaya terjaga bentuknya dan konsistensinya.
- Bersifat seperti lemak yang larut dalam air atau bercampur dengan air,
beberapa diantaranya membentuk emulsi tipe A//M
Bahan dasar ini dapat menahan air atau larutan berair. Berat Suppositoria 2,5 g
- Cetakan harus dibasahi lebih dahulu dengan Parafin cair bagi yang memakai
bahan dasar Gliserin-gelatin, tetapi untuk Ol.Cacao dan PEG tidak dibasahi
karena mengkerut pada proses pendinginan, akan terlepas dari cetakan.
3. Dengan kompresi.
Bahan dasar Suppositoria yang digunakan supaya meleleh pada suhu tubuh atau
dapat larut dalam cairan yang ada dalam rektum.
Bila bahan obatnya sukar larut dalam bahan dasar maka harus diserbuk halus.
Setelah campuran obat dan bahan dasar meleleh atau mencair, dituangkan ke
dalam cetakan Suppositoria kemudian didinginkan.
Cetakan tersebut terbuat dari besi yang dilapisi nikel atau dari logam lain, ada
juga yang dibuat dari plastik Cetakan ini mudah dibuka secara longitudinal untuk
mengeluarkan Suppositoria.
Untuk mencetak bacilla dapat digunakan tube gelas atau gulungan kertas.
Untuk mengatasi massa yang hilang karena melekat pada cetakan, maka
pembuatan Suppositoria harus dibuat berlebih ( 10 % ) dan cetakannya
sebelum digunakan harus dibasahi lebih dahulu dengan Parafin cair atau minyak
lemak atau spiritus saponatus ( Soft Soap liniment ), tetapi spiritus saponatus ini,
jangan digunakan untuk Suppositoria yang mengandung garam logam karena
akan bereaksi dengan sabunnya dan sebagai pengganti digunakan Ol. Recini
dalam etanol. Khusus Suppositoria dengan bahan dasar PEG dan Tween tidak
perlu bahan pelicin cetakan karena pada pendinginan mudah lepas dari
cetakannya yang disebabkan bahan dasar tersebut dapat mengkerut.
G. Pengemasan Suppositoria
1. Dikemas sedemikian rupa sehingga tiap Suppositoria terpisah, tidak mudah
hancur atau meleleh.
2. Biasanya dimasukkan dalam wadah dari alumunium foil atau strip plastik
sebanyak 6 sampai 12 buah, untuk kemudian dikemas dalam dus.
2. Test terhadap titik leburnya, terutama jika digunakan bahan dasar Ol.Cacao
5. Test homogenitas.
I. Ovulae / Ovula
Ovula adalah sediaan padat , umumnya berbentuk telur mudah melemah
(melembek) dan meleleh pada suhu tubuh, dapat melarut dan digunakan
sebagai obat luar khusus untuk vagina. Sebagai bahan dasar ovula harus dapat
larut dalam air atau meleleh pada suhu tubuh.
Sebagai bahan dasar dapat digunakan lemak coklat atau campuran PEG
dalam berbagai perbandingan. Bobot ovula adalah 3 - 6 gram, umumnya 5
gram. Ovula disimpan dalam wadah tertutup baik dan ditempat yang sejuk.