Anda di halaman 1dari 8

Jurnal praktikum biofarmasetika dan farmakokintika

IKATAN PROTEIN MENGGUNAKAN METODE DIALISIS DINAMIS


Mega Nirwana, Nadia Tasya Humairah, Ni Ketut Yufariani, Ropiana
Purwaningsih, Silvy Ully Marina Siregar, Ubadah Resmiani

Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Sriwijaya
Email: farmasiunsri2017@gmail.com
ABSTRACT
Medicines in the blood come in two forms: bound and not bound. This depends on
the drug's affinity for plasma proteins, some drugs can be bound to plasma
proteins, and the rest are not bound. If the protein that binds the drug is
reversibly bound, there will be a chemical balance between the two. Protein
bonds can affect the biological half-life of drugs in the body. The bound part can
act as a reservoir or depot from which the drug is slowly released as an unbound
form. Because the unattached form will be metabolized and or excreted from the
body, the bound fraction will also be released to maintain equilibrium.
Keywords: bound protein, plasma protein, the bound part

ABSTRAK
Obat dalam darah ada dalam dua bentuk yaitu terikat dan tidak terikat. Hal ini
bergantung pada afinitas obat pada protein plasma, sebagian obat dapat terikat
pada protein plasma, dan sisanya tidak terikat. Jika protein yang mengikat obat
tersebut terikat secara reversibel, maka akan terdapat kesetimbangan kimia di
antara keduanya. Ikatan protein dapat mempengaruhi waktu paruh biologis obat di
dalam tubuh. Bagian yang terikat dapat bertindak sebagai reservoir atau depot
yang kemudian dari sana obat perlahan-lahan dilepaskan sebagai bentuk yang
tidak terikat. Karena bentuk yang tidak terikat akan dimetabolisme dan/atau
diekskresikan dari tubuh, fraksi yang terikat juga akan dilepaskan untuk menjaga
kesetimbangan.
Kata kunci: Ikatan protein, protein plasma, betuk tidak terikat

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya


Jurnal praktikum biofarmasetika dan farmakokintika

I. Pendahuluan cerna sumber protein nabati pada


Berbagai obat mengadakan umumnya lebih rendah dibandingkan
interaksi dengan plasma atau dengan protein sumber hewani.
jaringan protein atau dengan Selain satu faktor yang berpengaruh
makromolekul yang lain seperti terhadap indeks glikemik dalam
melanin dan DNA, membentuk makan adalah protein. Semakin
kompleks makromolekul obat. tinggi kandungan protein dalam
Farmasi kompleks obat protein makanan maka indeks glikemiknya
disebut protein-binding (pengikatan semakin rendah[2].
protein terhadap obat) dan mungkin Pengikatan obat yang tidak
merupakan proses reversible (dapat dapat balik (irreversible), yang
balik) dan irreversible (tidak dapat ditemukan dalam waktu yang cukup
balik). Ikatan obat dengan protein lama dapat menyebabkan berbagai
yang tidak dapat balik (irreversible jenis keracunan obat, seperti kasus
drug-protein binding) umumnya karsinogenesis kimia, atau dalam
berupa hasil dari aktivitas kimia waktu jangka pendek, seperti dalam
obat, dimana kemudian mengadakan kasus obat dalam bentuk perantara
pengikatan yang kuat terhadap (intermediet) kimia yang relative,
protein atau makromolekul dengan misalnya hepatotoksisitas dari dosis
ikatan kimia kovalen[1]. tinggi acetaminophen yang akan
Protein berupa makromolekul membentuk suatu metabolit antara
polipeptida yang tersusun dari (intermediated metabolite) reaktif
sejumlah L-asam amino yang yang berinteraksi dengan protein
dihubungkan oleh ikatan peptida. hati. Umumnya obat akan berikatan
Protein dalam makanan nabati atau membentuk kompleks dengan
terlindungan oleh dinding sel yang protein melalui proses bolak-balik
terdiri dari selulosa sehingga daya (reversible). Ikatan obat protein yang

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya


Jurnal praktikum biofarmasetika dan farmakokintika

bolak-balik menyatakan secara tidak Universitas Sriwijaya, Waktu


langsung bahwa obat mengikat pelaksanaan proses dilakukan
protein dengan ikatan kimia yang pada tanggal 04 September 2019.
lemah misalnya ikatan hydrogen atau
ikatan van der waals[3]. 2.2 Alat dan Bahan
Sejumlah metode digunakan Alat-alat yang digunakan
untuk menentukan jumlah obat yang dalam membantu percobaan ini
terikat dengan protein. Dialysis antara lain, spektrofotometer UV,
dinamis, dan pada ultrafilter, serta magnetic stirrer, dan beaker glass,
elektroforensis adalah teknik klasik tabung reaksi. Selain itu juga
yang digunakan dan akhir-akhir ini terdapat bahan-bahan yang
telah digunakan metode lain seperti digunakan meliputi tetrasiklin,
filtrasi gel dan resornasi magnet inti. plasma darah, membrane telur,
Prosedur yang terjadi pada dialysis dan air suling. Masing-masing
dinamis disempurnakan oleh klots dari alat dan bahan tersebut
untuk mempelajari kompleksasi memiliki fungsi yang berbeda-
antara ion logam atau molekul kecil beda.
dan makromolekul yang tidak dapat II.3 Prosedur Penelitian
lewati membrane melalui memberan Membrane kulit diikat pada
semipermeabe. [4]. salah satu ujung silinder
kacaterbuka sebagai kompartemen
protein (donor), gunakan beaker
II. METODE PENELITIAN glass 25 ml sebagai kompartemen
II.1 Waktu dan Tempat protein (aseptor) diisi dengan 20
Percobaan studi tentang ml air suling, tempatkan obat
ikatan protein menggunakan (1mg/mL) dari 2 mL kedalam
metode dialisis secara dinamis tabung dan celupkan kedalam
dilakukan di dalam laboratorium beaker glass, jaga larutan obat
biofarmasetika farmakokinetika secara tepat dimana terdapat air
yang ada didalam Jurusan pada kompartemen luaratur posisi
farmasi, Fakultas Matematika dan tetap berdiri. Aduk menggunakan
Ilmu Pengetahuan Alam, magnetic stirrer yang ada pada

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya


Jurnal praktikum biofarmasetika dan farmakokintika

kompartement non protein dan jaga


0.01
suhu.
0.008
Ukur absorbansi larutan

Absorbansi
0.006
tetrasiklin dengan dipipet 1 ml
0.004
sampel dang anti dengan 1 ml 0.002
aquades pada interval waktu 0
0 10 20
5.10,15,30,60,90 menit dan Konsentrasi (ppm)
dilakukan dengan menggunakan Gambar 1. Kurva kalibrasi
spektofotometer UV-Vis (360 nm). tetrasiklin pada panjang gelombang
Ulangi pada percobaan diatas, maksimum 360nm

menggunakan 1 ml plasma darah t Absorbansi Absorbansi Absorbansi


(waktu) Plasma serum Aquadest
serta serum darah manusiadengan
5 0,152 0,631 0,192
larutan obat (2 mg/ 1 ml) pada 10 0,352 0,301 0,212
15 0,391 0,694 0,296
kompartemen protein dan tentukan 30 0,568 0,327 0,312
60 0,511 0,477 0,374
persentase obat yang terlepas. Buat 90 0,303 0,520 0,432
plot grafik antara persen obat Tabel 2. Data absorbansi obat
terhadap waktu
komulatif terhadap waktu.
absorbansi
0.8 plasma
absorbansi
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Absorbansi

0.6 serum
absorbansi
0.4 aquades
Konsentrasi Absorbansi 0.2
(ppm)
2 0,006 0
4 0,003 0 50 100
Waktu (menit)
6 0,006
8 0,009 Gambar 2. Kurva waktu vs
10 0,005 absorbansi obat dalam plasma,
15 0,009
serum dan aquadest
Tabel 1. Kurva baku
tetrasiklin. % % %
Waktu Pelepasan Pelepasan Pelepasan
obat Obat obat
dalam dalam dalam
plas ma seru m aquadest
5 5,1 21,617 6,65
10 11, 065 10,2 7,3
15 13,35 23,789 10
30 19,445 11,134 10,95
60 17,479 16,3 12,75

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya


Jurnal praktikum biofarmasetika dan farmakokintika

90 10, 306 17,789 19,75 jaringan protein atau makromolekul


IV. Tabel 3. Data persentasi pelepasan
lain yang akan membentuk sormasi
obat berdasarkan waktu
kompleks obat dengan protein
25 itulah yang disebut dengan ikatan

20
protein.
Ikatan protein terdiri dari dua
%pelepasan obat

15
proses, diantaranya yaitu proses
10 reversible(dapat balik atau bolak-

5
balik) dan irreversible (tidak dapat
Waktu (menit) balik). Ikatan obat dengan protein
0
0 50 100 yang melalui proses bolak-balik

%pelepasan menyatakan secara tidak langsung


plasma bahwa obat mengikat protein
%pelepasan
serum dengan suatu ikatan kimia yang
%pelepasan
aquadest lemah. Sedangkan ikatan obat
dengan protein yang melalui proses
Gambar 3. Kurva %pelepasan obat tidak dapat balik umumnya
terhadap waktu diperoleh dari hasil aktifasi kimia
obat, dimana adanya pengikatan
Praktikum kali ini membahas yang kuat terhadap protein dengan
tentang ikatan protein dengan obat ikatan kimia kovalen.
menggunakan suatu metode dialisis Pengikatan obat pada protein
dinamis. Metode dialisis dinamis yang terdapat dalam tubuh dapat
menggunakan dinamika aliran mempengaruhi kerja dengan cara
untuk meningkatkan kecepatan dan mempermudah distribusi obat
efisiensi dialisis. Mengedarkan keseluruh tubuh, menonaktifkan
sampel pada dialisis menciptakan obat dengan tidak memberi
kemungkinan gradient konsentrasi kemungkinan konsentrasi obat yang
meningkatkan secara signifikan bebas untuk berkembang pada
sehingga dapat mengurangi waktu tempat reseptor, mempengaruhi
dialisis. Suatu obat dapat lama kerja suatu obat dan
melakukan interaksi dengan menurunkan eksresi suatu obat.

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya


Jurnal praktikum biofarmasetika dan farmakokintika

Percobaan ini menggunakan Praktikum pada kali ini juga


membran pada telur sebagai melakukan persiapan larutan stok
kompartemen protein dan aquadest standar yang terlebih dahulu
sebagai kompartemen non protein. menggunakan obat tetrasiklin
Melalui percobaan ini juga akan dengan konsentrasi yang berbeda-
dilakukan perhitungan abssorbansi beda. Berdasarkan hasil yang
larutan dengan menggunakan diperoleh data absorbansi yang
spektrofotometer, yaitu absorbansi semakin besar dengan persamaan
kurva baku tetrasiklin, kurva baku regrasi y =0,0041=0,00029 dengan
absorbansi plasma, pelepasan nilai R sebesar 0,5903. Walaupun
waktu obat dan absorbansi plasma, diperoleh nilai absorbansi yang
kurva waktu absorbansi serum, % semakin besar seiring dengan
pelepasan absorbansi serum, kurva konsentrasi yang semakin besar
baku absorbansi kontrol aquadest. juga, namun kurva kalibrasi yang
Penggunaan membran telur diperoleh tidak bagus. Hal ini
dan tetrasiklin untuk mengamati karena nilai R yang diperoleh <
proses perpindahan molekul terlarut 0,999. Persamaan regresi yang
dari suatu campuran larutan yang diperoleh tersebut dapat digunakan
terjadi ada membran semi untuk mencari konsentrasi obat dari
permeable. Molekul yang terlarut hasil data absorbansi obat dengan
lebih kecil dapat keluar membrane protein.
sebagian dan molekul besar akan Absorbansi larutan tetrasiklin
tertahan dalam membrane dengan plasma, berdasarkan hasil
pengganti. Ketika HCl dimasukkan data diperoleh data absorbansi yang
dengan maka alir tertentu dilakukan semakin naik setiap interval waktu.
pengadukan yang lambat. Reaksi Akan tetapi menit ke 90 mengalami
berjalan sempurna, terbentuk gas penurunan. Pada larutan tetrasiklin
CO2 sehingga diperoleh Kalsium dengan serum darah digunakan
Klorida. Fungsi HCl pada volume media sebanyak 1ml.
percobaan ini untuk melarutkan Berdasarkan hasil data , diperoleh
cangkang telur. jumlah obat yang menyebar dan
persen kumulatif yang lebih besar.

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya


Jurnal praktikum biofarmasetika dan farmakokintika

Semakin besar volume media yang 6. Cangkang telur larut dalam


digunakan, semakin besar juga proses yang perendamannya
konsentrasi obat yang diperoleh. dengan HCl menjadi CaCl2,
Persen kumulatif obat yang CO2, dan H2O.
diperoleh mengalami kenaikan
setiap interval waktu. IV.2 Saran
Diperlukan ketelitian lebih
V. KESIMPULAN DAN SARAN terhadap praktikum ini.Selain itu,
IV.1 Kesimpulan praktikan pada saat praktikum harus
1. Ikatan terjadi pada protein membuat kurva baku terlebih dahulu
meningkatkan suatu ukuran sebelum melakukan percobaan yang
molekul sehingga akan lain, agar lebih mudah untuk
menurunkan laju difusi melakukan suatu percobaan yang
obat. berikutnya.
2. Ikatan protein mencegah
obat memasuki hepatosit DAFTAR PUSTAKA
sehingga akan menurunkan [1] Suhara. 2008, Dasar-Dasar
laju metabolisme obat. Biokimia Buku Cetakan
3. Ikatan pada protein dapat Pertama, Prisma Press,
menurunkan laju eliminasi Bandung, Indonesia.
obat dimana yang juga [2] Syamsuri, I. 2004, Buku Kerja
mengakibatkan terjadinya Biologi, PT. Erlangga,
perpanjangan waktu paruh Jakarta, Indonesia.
obat. [3] Matsier. 2001, Sains Biologi,
4. Membran pada telur dan PT. Erlangga, Jakarta,
tetrasiklin digunakan untuk Indonesia.
mengamati suatu proses [4] Winarna. 2004, Ikatan Pada
perpindahan pada molekul Protein, Toko Gramedia,
terlarut dari suatu campuran Jakarta, Indonesia.
5. larutan yang terjadi pada
membrane semipermeabel.

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya


Jurnal praktikum biofarmasetika dan farmakokintika

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai