• Metode ini merupakan metode yang paling umum dan
paling banyak digunakan dalam pembuatan sediaan steril. • Persyaratannya adalah zat aktif harus stabil dengan adanya molekul air dan tingginya suhu sterilisasi. • Sediaan disterilkan pada tahap terakhir pembuatan sediaan. • Contoh yang paling banyak digunakan pada metode ini adalah sterilisasi dengan autoklaf (suhu 121 OC, selama 15 menit). Filtration Sterilization • Penghilangan mikroorganisme dengan cara adsorpsi pada medium filter atau mekanisme penapisan/penyaringan. • Digunakan untuk produk atau bahan yang sensitif terhadap panas dan HANYA UNTUK LARUTAN. ASEPTIS • Metode ini biasanya digunakan untuk zat aktif yang sensitif terhadap suhu tinggi yang dapat mengakibatkan penguraian dan penurunan kerja farmakologinya. • Antibiotika dan beberapa hormon tertentu merupakan zat aktif yang sebaiknya dikerjakan secara aseptik. • Metode aseptik bukanlah suatu cara sterilisasi melainkan suatu cara kerja untuk memperoleh sediaan steril dengan mencegah kontaminasi jasad renik dan partikulat dalam sediaan jadi. RUANG PRODUKSI • Produksi sediaan steril harus dilakukan di ruang steril • Ruang produksi memenuhi persyaratan dan dilengkapi dengan udara yang disterilkan melalui filter khusus, yaitu HEPA filter • Terdapat klasifikasi sesuai persyaratan lingkungan yang diperlukan Klasifikasi ruangan di industri farmasi Rekomendasi Sistem Tata Udara (HVAC) di ruang produksi Steril Video time Kaaba virtual experience Perencanaan • Rencanakan dulu apakah obat suntik akan dibuat secara aseptik atau dilakukan sterislisasi akhir • Untuk membuat skala kecil di lab alat yang digunakan seperti pinset, spatel, batang pengaduk, kaca arloji yang disterilkan dengan cara flamber • Sterilkan alat-alat gelas didalam oven 150OC • Selama 30 menit (kecuali tutup karet, didihkan 30 menit dalam air suling) • Kertas saring, gelas ukur, sterilkan di dalam autoklave • Untuk pembuatan dalam skala besar di pabrik, faktor tenaga manusia juga harus direncanakan Perhitungan dan penimbangan • Perhitungan dibuat berlebih dari jumlah yang harus di dapat • Larutkan masing-masing dalam aqua pro injeksi , kemudian dicampur • Lakukan penyaringan Penyaringan • Lakukan penyaringan hingga jernih dan tidak boleh ada serat yang terbawa ke dalam filtrat • Pada pembuatan skala kecil dapat disaring dengan kertas saring biasa sebanyak 2 kali • Jika sediaan dibuat dengan metode streilisasi dengan filtrasi, maka pada proses ini gunakan “penyaring khusus” Pengisian ke dalam wadah • Cairan ; farmakope telah mengatur volume tambahan yang dianjurkan • Bubuk kering : jumlah bubuk diukur dengan jalan penimbangan atau berdasarkan volume, kemudian diisikan melalui corong • Pada pengisian wadah takaran tunggal, harus dijaga agar bagian yang akan ditutup dengan pemijaran tetap bersih terutama dari zat organik, karena pada saat penutupan zat organik tersebut akan menjadi arang dan menghitamkan wadah sekitar ujungnya Penutupan wadah • Wadah dosis tunggal : ditutup dengan cara melebur ujungnya dengan api hingga tertutup kedap • Wadah dosis ganda ; ditutup dengan karet melalui proses pengurangan tekanan hingga karet tertarik kedalam. Tutup karet dilapisi dengan tutup aluminium Sterilisasi • Sterilisasi dapat dilakukan menurut FI Edisi III dan FI Edisi IV sesuai dengan persyaratan pada masing-masing monografinya dan sifat larutan obat suntiknya • Proses sterilisasi akhir tidak dilakukan pada sediaan yang dibuat dengan sterilisasi dengan FILTRASI EVALUASI PRODUK STERIL • Uji kebocoran • Uji sterilitas • Pemeriksaan pirogenitas • Uji kejernihan dan warna • Uji keseragaman bobot • Uji keseragaman volume Uji kebocoran • Untuk injeksi yang disterilkan dengan pemanasan a. Ampul ; sterilkan pada posisi terbalik. Wadah yang bocor isinya akan berkurang b. Vial ; setelah disterilkan, masih dalam keadaan panas, masukkan dalam larutan dingin metilen blue 0,1%. Wadah yang bocor akan berwarna biru • Untuk injeksi yang disterilkan tanpa pemanasan atau secara aseptis, diperiksa dengan memasukkannya ke dalam desikator dan divakumkan. Pada wadah yang bocor, isi akan terisap keluar Uji sterilitas • Sebelum dilakukan pengujian untuk zat pengawet diencerkan dahulu sehingga pengawetnya tidak bekerja lagi. Antibiotik dinonaktifkan dulu. Ex : ditambahkan enzim penisilinase Uji sterilitas • Kedalam salah satu wadah dimasukkan medium biakan bakteri sebagai ganti cairan steril. Kemudian tutup wadah dan eramkan pada suhu 32o selama 7 hari. Jika terjadi pertumbuhan kuman, menunjukkan adanya cemaran yang terjadi pada waktu pengisian bahan steril ke dalam wadah akhir yang steril Pemeriksaan kejernihan dan warna • Wadah-wadah kemasan akhir diperiksa satu persatu dengan menyinari wadah dari samping dengan latar belakang sehelai papan yang separuhnya di cat berwarna hitam dan separuh lagi dicat berwarna putih. • Latar belakang hitam dipakai untuk menyelidiki kotoran yang berwarna terang, sedangkan berlatar putih untuk kotoran-kotoran berwarna gelap. Uji keseragaman bobot • SEDIAAN PADAT STERIL UNTUK PARENTERAL: Timbang seksama 10 vial, satu persatu, beri identitas tiap vial. • Keluarkan isi dengan cara yang sesuai. • Timbang seksama tiap vial kosong, dan hitung bobot netto dari tiap isi vial dengan cara mengurangkan bobot vial dari masing-masing bobot sediaan (bobot vial yang ada isinya). • Dari hasil Penetapan Kadar, seperti tertera pada masing- masing monografi, hitung jumlah zat aktif dalam tiap vial, dengan anggapan bahwa zat aktif terdistribusi secara homogen. Uji keseragaman volume • Lihat FI Edisi III dan IV Volume tertera dalam Kelebihan volume yang dianjurkan penandaan (ml) Untuk cairan encer (ml) Untuk cairan kental (ml)