BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
CPOB 2012 membawa perubahan yang cukup significant, terutama untuk
persyaratan fasilitas produksi sediaan steril.Yang paling mencolok adalah adanya
perubahan persyaratan bahwa untuk pembuatan dan pengisian salep, krim,
suspensi dan emulsi umumnya harus dilakukan di ruangan kelas C, sebelum
disterilisasi akhir. Sedangkan CPOB : 2006, proses pembuatan dan pengisian
sediaan salep/krim untuk mata, cukup dikelas D. Perubahan ini membawa dampak
yang sangat luar biasa, sehingga banyak industri farmasi yang menutup fasiitas
produksi sediaan salep/krim untuk mata, karena membutuhkan biaya investasi
yang sangat besar.
Perubahan lain adalah soal BIOBURDEN. CPOB: 2012 menaruh
perhatian yang sangat serius tentang masalah bioburden ini. Terdapat begitu
banyak kasus mengenai bioburden ini, baik sebelum proses sterilisasi maupun
pasca sterilisasi. Selain itu, proses sterilisasi dengan menggunakan sinar UV
sudah tidak diperbolehkan lagi. Satu hal lagi yang cukup menonjol dari CPOB :
2012 adalah adanya persyaratan yang sangat ketat, terutama untuk produk-produk
yang dibuat secara aseptis (tidak dilakukan sterilisasi akhir).
Demikian sekilas perubahan persyaratan Pembuatan Produk Steril dalam
CPOB : 2012 yang diatur dalam aneks 1.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari produk steril?
2. Bagaimana Proses Pembuatan Produk Steril ?
3. Bagaiamana Tata Letak RuanganProduksi Steril Aseptis & Non-Aseptis ?
4. Bagaimana Klasifikasi Ruang Bersih Dan Sarana Udara Bersih ?
5. Bagaiman cara nelakukan Pemantauan dalam sediaan steril ?
6. Bagaimana personalia pada produk setril ?
7. Bagaiaman air untuk produk steril ?
8. Bagaiamana caravalidasi proses aseptis?
9. Bagaiaman Prosedur/pelaksanaan media fill?
C. Tujuan
Adapun tujuan dibuat makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui Apa pengertian dari produk steril ?
2. Untuk mengetahui Proses Pembuatan Produk Steril ?
3. Untuk mengetahui Tata Letak RuanganProduksi Steril Aseptis & Non-
Aseptis ?
4. Untuk mengetahuiKlasifikasi Ruang Bersih Dan Sarana Udara Bersih ?
5. Untuk mengetahui cara nelakukan Pemantauan dalam sediaan steril ?
6. Untuk mengetahui pada produk setril ?
7. Untuk mengetahui air untuk produk steril ?
8. Untuk mengetahuicaravalidasi proses aseptis?
9. Untuk mengetahui Prosedur/pelaksanaan media fill?
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh Lay out (tata letak ruangan) produksi steril – Non Aseptis
Perhatikan mengenai kelas ruangan serta perbedaan tekanan udara antar
kelas.Selain itu, perhatikan pula alur barang dan alur personil dari masing-masing
kelas.
D. KLASIFIKASI RUANG BERSIH DAN SARANA UDARA BERSIH
Ruang bersih dan sarana udara bersih diklasifikasikan sesuai dengan EN
ISO 14644-1.Klasifikasi harus dibedakan dengan jelas dari pemantauan
lingkungan pada saat operasional. Jumlah maksimum partikulat udara yang
diperbolehkan untuk tiap Kelas kebersihan adalah sebagai berikut:
Sarung tangan secara rutin didisinfeksi selama bekerja. Masker dan sarung
tangan hendaklah diganti paling sedikit pada tiap sesi kerja.
Personil yang memasuki area bersih atau area steril harus mengganti dan
mengenakan pakaian khusus yang juga mencakup penutup kepala dan kaki.
Pakaian ini tidak boleh melepaskan serat atau bahan partikulat dan hendaklah
mampu menahan partikel yang dilepaskan oleh tubuh.
Personil yang bekerja di ruang steril harus dilengkapi dengan pakaian steril yang
benar
G. WATER FOR INJECTION (WFI)
Air untuk produksi steril (Water for Injection/WFI) merupakan salah satu
faktor yang memegang peranan PENTING dan KRITIS dalam proses produksi
produk-produk steril. Dalam produk steril, terutama obat suntik cair atau cairan
infus (cairan irigasi), airr merupakan bahan baku, dalam jumlah besar, sehingga
apabial terjadi pencemaran, akan menimbulkan risiko fatal bagi pasien.
Air yang dipakai untuk membuat produk steril, termasuk penyimpanan dan
sistem distribusinya hendaklah selalu dikendalikan untuk menjamin bahwa
spesifikasi yang sesuai dicapai tiap pengoperasian.Karena air merupakan bahan
awal yang sangat penting, maka mutunya hendaklah dikendalikan yang dimulai
dengan kualifikasi kinerja Sistem Pengolahan Air, program kualifikasi dapat
dilihat pada Bab 12.Kualifilkasi dan Validasi, Butir 12.16, hingga pengoperasian
dan pemantauannya; lihat Pedoman CPOB 2012, Butir 80.(Penjelasan lengkap
mengenai SPA, lihat di sini).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai persyararan air untuk injeksi
adalah sebagai berikut :
1. Air untuk Injeksi (WFI) hendaklah diproduksi
melalui carapenyulingan (distilasi) atau cara lain yang akan menghasilkan
mutu yang sama.
2. Air untuk Injeksi (WFI) hendaklah diproduksi, disimpan dan
didistribusikan dengan cara yang dapat mencegah pertumbuhan mikroba,
misal disirkulasi dengan konstan padasuhu di atas 70°C (Hot Loop System).
3. Air untuk Injeksi (WFI) hendaklah disimpan dalam wadah yang bersih,
steril, nonreaktif, nonabsorptif, nonaditif dan terlindung dari pencemaran.
4. Sumber air, peralatan pengolahan air dan air hasil pengolahan hendaklah
dipantau secara teratur terhadap pencemaran kimiawi, biologis dan, bila
perlu, terhadap cemaran endotoksin untuk menjamin agar air memenuhi
spesifikasi yang sesuai dengan peruntukannya. Hasil pemantauan dan
tindakan penanggulangan yang dilakukan hendaklah didokumentasikan.
5. Alat perekam hendaklah digunakan untuk memantau suhu penyimpanan.
Salah satu hal penting dalam proses pembuatan produk steril secara aseptis adalah
persyaratan media fill, yang merupakan persyaratan mutlak untuk dapat
memperoleh sertifikat CPOB sediaan aseptis, baik injeksi volume besar maupun
injeksi volume kecil. Banyak sekali industri farmasi di Indonesia yang
mempunyai fasilitas produksi steril Aseptis, gagal dalam hal memenuhi
persyaratan ini.Banyak hal yang menyebabkan gagalnya pelaksanaan Media
Fill.Uraian berikut akan dijelaskan tentang bagaimana persyaratan dan
pelaksanaan Media Fill di industri farmasi.
H. VALIDASI PROSES ASEPTIS (MEDIA FILL)
Validasi proses/pengisian aseptis dilakukan dalam kondisi semirip
mungkin dengan kondisi produksi normal, menggambarkan semua kondisi
terburuk (worst case) misalnya :
1. pergantian personil,
2. frekuensi istirahat, lampu mati,
3. mesin rusak dan teknisi masuk ke dalam ruang aseptis, danlain-
lain.
Bila proses aseptis mencakup proses pencampuran bahan sampai dengan
pengisian, maka proses simulasi mencakup seluruh proses, tangki dan wadah yang
digunakan.
Sediaan tetes mata atau telinga biasanya dikemas dalam wadah plastik
(buram) akan menghambat pendeteksian pertumbuhan, maka seluruh isi wadah
dituang kedalam wadah jernih saat pengamatan.
Validasi awal dan tiap kali terjadi perubahan proses kritis, perubahan shift,
alat dan dan modifikasi sistem tata udara dilakukan 3 kali untuk tiap shift dan
proses/lini.
Revalidasi dapat dilakukan 1 kali untuk tiap shift dan proses/ lini
pengisian tiap 6 bulan sekali.
Ketentuan Umum Dalam Pelaksanaan Validasi Proses Aseptis (Media Fill)
1. Frekuensi
Validasi Awal (Initial Validation)
Validasi Awal terdiri dari 3 bets validasi proses aseptis berurutan dengan
jumlah minimum 5000 ampul. Validasi Awal harus dilakukan apabila:
- ada proses baru
- ada mesin baru
- setelah perubahan kritis pada proses atau peralatan
- setelah modifikasi kritis pada Sistem Tata Udara atau LAF filling hood
2. Revalidasi Periodik (Periodic Revalidation)
Revalidasi Periodik dilakukan tiap 6 bulan dengan 1 bets (jumlah ampul
minimum 5000).
3. Keadaan Khusus
Setelah kegiatan perawatan ruangan yang besar risikonya terhadap
sterilitas ruangan (contoh: pengecatan ruangan) atau overhol mesin: ”Validasi
Awal” (dengan 3 bets berurutan) sebelum fasilitas digunakan kembali
Kualifikasi Personil (Personnel Qualification)
1. Awal
Seorang Operator Pengisian harus memperoleh pelatihan menurut Program
Pelatihan untuk Personil Produksi Steril yang sudah ditetapkan dan pelatihan
dalam pengisian validasi proses aseptis sebanyak 3 bets berturut-turut.
2. Rekualifikasi
Tiap Operator Pengisian harus melakukan proses pengisian dalam Validasi
Proses Aseptis minimum 1 kali per tahun.
Operator Pengisian harus melakukan proses pengisian dalam Validasi
Proses Aseptis tiap kali setelah intervensi perbaikan mesin oleh Operator
Teknik.
3. Tindakan pada Kegagalan Kualifikasi Personil
Apabila hasil dari yang dilakukan oleh seorang Operator tidak memenuhi
persyaratan, maka Operator tersebut harus mengulang 1 kali pengisian validasi
proses aseptis lagi. Apabila hasil Validasi Proses Aseptis yang kedua juga tidak
memenuhi persyaratan maka Operator tersebut tidak diperbolehkan melakukan
proses pengisian dan harus diberi pelatihan kembali. Setelah pelatihan ulang,
operator melakukan kembali pengisian Validasi Proses Aseptis dan setelah
hasilnya memenuhi syarat, Operator tersebut baru diperbolehkan untuk
melakukan kegiatan pengisian kembali.
4. Catatan Kualifikasi Personil
Kegiatan kualifikasi personil dicatat dalam formulir di Lampiran 3 Catatan
Kualifikasi Personil Pengisian oleh Kepala Bagian Validasi.
I. PROSEDUR/PELAKSANAAN MEDIA FILL
1) Larutan steril TSB yang sudah dibuat diinkubasikan pada suhu 20 – 30°C
selama minimal 5 hari di dalam inkubator. Catat suhu inkubasi setiap hari.
Setelah 5hari inkubasi amati apakah larutan tetap jernih.
2) Bila larutan tetap jernih, lakukan pengisian sesuai ”Catatan Pengolahan Bets”
yang telah disiapkan untuk Validasi Proses Aseptis.
Pengisian Ampul
Evaluasi Hasil Validasi Proses Aseptis
1. Target hendaklah dengan pertumbuhan nol dan ketentuan berikut
hendaklah diterapkan:
2. Bila mengisi kurang dari 5.000 unit, tidak boleh ditemukan unit tercemar;
3. Bila mengisi 5.000 sampai dengan 10.000 unit:
Batas Waspada : Satu (1) unit tercemar hendaklah diikuti dengan
investigasi dan pertimbangan untuk mengulang media fill;
Batas Bertindak : Dua (2) unit tercemar merupakan pertimbangan
untuk dilakukan validasi ulang setelah investigasi;
4. Bila mengisikan lebih dari 10.000 unit:
Batas Waspada : Satu (1) unit tercemar hendaklah dinvestigasi;
Batas Bertindak : Dua (2) unit tercemar merupakan pertimbangan
untuk dilakukan validasi ulang setelah investigasi.
Media fill merupakan proses pembuktian bahwa sistem produksi yang
digunakan dalam pembuatan produk steril (Aseptis, khususnya) telah memenuhi
semua persyaratan yang telah ditentukan. Tentu saja hal ini memberikan
keyakinan bahwa produk yang kita hasilkan betul-betul terjamin Khasiat,
Keamanan dan Kualitasnya.
Produk Steril
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Produk steril adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi-bagi yang
bebas darimikroorganisme hidup. Pada prinsipnya, yang termasuk dalam
bentuk sediaan ini antara lain sediaan parentral, preparat untuk mata dan
preparat irigasi (misalnya infus).
2. Secara garis besar, proses pembuatan obat steril dibagi menjadi 2 kategori
yaitu Produk disterilkan dalam wadah akhir (Sterilisasi Akhir – post
sterilization) dan produk aspetis
3. Tata letak ruang utntuk produk steril