Anda di halaman 1dari 43

MODUL PRAKTIKUM

FARMAKOKINETIKA
Laboratorium Teknologi Farmasi
Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Garut
MODUL PRAKTIKUM

FARMAKOKINETIKA

Oleh ;
Nurhabibah, M.Si., Apt
Retty Handayani, M.Farm., Apt
Aji Najihudin, M.Farm., Apt
Siti Hindun, M.Farm., Apt
Nurul Auliasari, M.Si
Framesti Frisma Sriarumtias, S.Farm., M.Si

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GARUT
2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat-Nya sehingga penyusunan Modul praktikum
Farmakokinetika ini dapat terselesaikan dengan baik. Modul praktikum ini
disusun bagi mahasiswa program studi Farmasi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Garut agar dapat melaksanakan
kegiatan praktikum dengan sebaik-baiknya.
Modul praktikum ini dapat disusun dengan bantuan dari berbagai
pihak. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang
telah memberikan kontribusi, baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyusunan Modul Praktikum ini.
Penulis berharap semoga Modul praktikum ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca dan dapat membantu khususnya bagi para mahasiswa yang
menempuh matakuliah Farmakokinetika ini. Penulis menyadari bahwa
Modul praktikum ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
demi terus meningkatkan kualitas dan kesempurnaan Modul ini.

Garut, 5 September 2018

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ....................................................................................... 1


Daftar Isi ................................................................................................ 2
Bab 1. Perlakuan Awal Sampel Biologis .......................................... 3
Bab 2. Penetuan Bioavailabilitas Absolut dan Relatif ...................... 6
Bab 3. Kompartemen Satu Terbuka Intravena (Farmakomatic®) ..... 9
Bab 4. Penentuan Bioekivalensi Vitamin C dari Data Urin ............. 30
Bab 5. Uji Disolusi Terbanding 1 ..................................................... 33
Bab 6. Uji Disolusi Terbanding 2
(Software: PhEq_bootstrap v 1.2) .......................................... 35

Bab 7. Penetuan Kadar Amoksisilin dari Hasil Eksresi Urin ........... 39


Daftar Pustaka ........................................................................................ 41

2
PRAKTIKUM FARMAKOKINETIKA 1
PERLAKUAN AWAL SAMPEL BIOLOGIS

Tujuan :
Setelah mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :
a. Melakukan berbagai teknik presipitasi protein sesuai dengan sampel
biologis yang diperoleh dan obat yang akan diteliti.
b. Melakukan teknik ekstraksi cair-cair menggunakan berbagai pelarut
organik untuk mengisolasi obat yang akan diteliti dari matriks biologi
yang diperoleh.

Pendahuluan
Berbagai sampel biologis dapat diambil untuk penentuan kadar obat
dalam tubuh untuk penelitian farmakokinetika contoh : darah, urin, feses,
saliva, jaringan tubuh, cairan spinal dan synovial. Metode pengambilan
sampel spesimen biologis pada umumnya melibatkan metode yang invasif
kecuali untuk pengambilan sampel urin dan saliva. Sampel biologis yang
paling umum daiambil adalah darah yang walaupun tetap melibatkan metode
yang invasif akan tetapi secara umum dapat ditoleransi dengan cukup baik
oleh subyek penelitian.
Penentuan kadar obat dalam sampel biologis merupakan hal yang
kompleks disebabkan sampel biologis pada umumnya merupakan suatu
matriks yang kompleks.jika suatu obat atau metabolitnya dalam suatu sampel
yang diperoleh maupun pemisahan obat atau metabolit yang akan ditentukan
maka hal ini merupakan suatu hal yang sangat menguntungkan. Akan tetapi
pada umumnya perlakuan awal sampel maupun isolasi obat atau metabolit
yang akan ditentukan dari matriks biologis yang diperoleh harus dilakukan
sebelum penentuan kadar dapat dilakukan. Hal yang perlu dierhatikan dalam

3
pemilihan perlakuam awal sampel maupun metode untuk memisahkan
/mengisolasi obat atau metabolitnya adalah tahapan dari proseduryang dipilih
harus seminimal mungkin untuk menghindari kehilangan dari obat atau
metabolit yang akan ditentukan. Semakin panjang tahapan prosedur untuk
perlakuan awal maupun untuk memisahkan atau mengisolasi obat/metabolit
maka semakin besar kemungkinan hilangnya obat/metabolit yang ditentukan
sepanjang prosedur yang dilakukan.
Darah lengkap berisi unsur-unsur seluler yang terdiri dari sel darah
merah, sel darah putih, platelet, dan berbagai macam protein lain seperti
albumin dan globulin. Secara umum, serum atau plasma digunakan untuk
pengukuran obat. Perbedaan serum dan plasma yaitu:
Untuk memperoleh serum, darah dibiarkan menggumpal kemudian
disentrifugasi. Supernatan yang diperoleh setelah disentrifugasi itulah yang
disebut serum. Serum tidak mengandung fibrinogen.
Sedangkan plasma diperoleh dari darah yang telah ditambahkan
antikoagulan seperti heparin, kemudian disentrifugasi, supernatannya inilah
yang disebut plasma (Shargel, 1941).
Adanya kandungan protein dalam sampel biologis yang akan dianalisa
menyebabkan dibutuhkan suatu tahapan perlakuan awal dan penyiapan sampel
sebelum penentuan kadar obat dapat dilakukan. Hal ini untuk mengisolasi atau
memisahkan obat yang akan diteliti dari matriks sampel yang diperoleh. Protein,
lemak, garam dan senyawa endogen dalam sampel akan mengganggu penentuan
kadar obat yang bersangkutan dan selain itu dalam hal analisa menggunakan
metode seperti KCKT . adanya zat-zat tersebut dapat merusak kolom KCKT
sehingga usia kolom menjadi singkat. Berbagai prosedur untuk mendenaturasi
protein dapat digunakan sebagai perlakuan awal sampel biologis yang diperoleh
dari suatu penelitian farmakokinetika, meliputi penggunaan zat pengendap
protein. Contoh zat pengendap protein adalah asam tungstat, ammonium sulfat,
asam trikloroasetat, asam perklorat, metanol dan asetonitril. Penggunaan

4
metanol dan asetonitril sangat umum digunakan sebagai pengendap protein
terutama yang melibatkan metode analisis KCKT.

Prosedur :
1. Pipet 250 µL plasma blanko ke dalam tabung ekstraksi
2. Tambahkan zat pengendap protein yang tersedia dengan perbandingan
yang sesuai :
Zat pengendap protein Perbandingan plasma: zat
pengendap protein
10% (b/v) trikloroasetat 1:0,2
Larutan jenuh (NH4)2SO4 1:2
10% ZnSO4-NaOH 0,5 N (1:1) 1:2
Asetonitril 1:2
Metanol 1:2
3. Vortex selama 1-2 menit
4. Sentrifugasi dengan kecepatan 3500-6000 rpm selama 15 menit
5. Amati supernatan dan endapan yang diperoleh dan bandingkan hasil
yang diperoleh menggunakan berbagai zat pengendap protein.

5
PRAKTIKUM FARMAKOKINETIKA 2
PENENTUAN BIOAVAILABILITAS ABSOLUT DAN RELATIF

Tujuan

a. Mahasiswa dapat membedakan bioavailabilitas absolut dan relatif.


b. Mahasiswa dapat menghitung bioavailabilitas absolut dan relatif.

Pendahuluan

Efektivitas obat secara klinik sukar untuk ditentukan secara


kuantitatif karena variasi respon yang diberikan oleh pasien sangat besar. Uji
bioavailabilitas yang menggunakan data kadar obat utuh atau metabolitnya
dalam darah atau yang diekskresikan melalui urin bila dirancang dengan baik
dapat digunakan untuk menilai potensi suatu obat.
Bioavailabilitas adalah istilah yang menyatakan jumlah/proporsi obat
yang diabsorbsi dan kecepatan absorbsi itu terjadi. Hal ini biasanya diukur
dari perkembangan kadar obat atau metabolit aktifnya dalam darah atau dari
ekskresinya dalam urin terhadap waktu.
bioavailabillitas dibagi 2 bagian yaitu :
a) BA absolut : BA zat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik dari suatu
bentuk sediaan obat dibandingkan dengan BA zat tersebut yang
diberikan secara intravena.
Penentuan BA absolut dapat dari darah atau pun urin denga rumus
sebagai berikut :
Data darah :

6
Data urin :

b) BA relatif : BA zat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik dari suatu


bentuk sediaan obat dibandingkan dengan bentuk sediaan lain selain
intravena.
Data darah :

Data urin :

Alat dan bahan


a. Spektrofotometri ultraviolet
b. Parasetamol sirup (dosis 250 mg/5 mL), tablet 250 mg dan injeksi 50
mg
c. Aquadest

Prosedur
Metode penentuan BA absolut dan relatif parasetamol dengan
menggunakan spektrofotometer UV/visible pada panjang gelombang 244
nm.
a. Pembuatan standar kalibrasi parasetamol
Untuk membuat standar kalibrasi, buat larutan stok parasetamol 100
µg/mL dalam 10 mL aquabidest dengan menggunakan labu ukur.

7
Lakukan pengenceran dari larutan stok dengan konsentrasi 5, 10, 15,
20, 25, 30 µg/mL.
b. Pengukuran absorban
Lakukan pengukuran standar untuk membuat kurva kalibrasi dan
pengukuran sampel pada panjang gelombang 244 nm dengan
menggunakan spektrofotometer UV-visible.
c. Penentuan kadar sampel
Tentukan kadar sampel parasetamol dalam sediaan injeksi, sirup dan
tablet dari 3 sukarelawan.
Obat Dosis (mg) Kadar (mg) SD

250
Tablet

Rata-rata

250
Sirup

Rata-rata

50
Injeksi

Rata-rata

d. Tentukan BA relatif dan absolut dari parasetamol tersebut!

8
PRAKTIKUM FARMAKOKINETIKA 3
KOMPARTEMEN 1 TERBUKA INTRAVENA
(FARMAKOMATIC®)

Tujuan
a. Mahasiswa dapat menggunakan farmakomatic sebagai pengolah data
farmakokinetika.
b. Mahasiswa mampu menentukan profil farmakokinetik dengan
farmakomatic.

Alat dan Bahan


a. Laptop (Kebutuhan Sistem Komputer)
1. Kebutuhan Minimum Sistem Komputer
 Windows 95/98/ME/2000/XP
 Pentium 100 MHz
 16 MB RAM
 Monitor supporting 800x600 resolution
 10 MB ruang kosong pada hard disk
2. Kebutuhan Sistem Komputer yang Dianjurkan
 Windows 98/ME/2000/XP
 Pentium II 300 MHz atau yang lebih baru
 32 MB RAM atau lebih besar
 Monitor supporting 1024x768 resolution
 20 MB ruang kosong pada hard disk
b. Software Farmakomatic (Instalasi Aplikasi Farmakomatic 1.0)
1. Masukkan CD Installer Farmakomatic 1.0 ke dalam CD-ROM

9
2. Jika fungsi autorun CD-ROM diaktiftkan, maka instalasi aplikasi
Farmakomatic 1.0 akan berjalan secara otomatis. Jika proses
autorun tidak berjalan, eksekusi file Setup.exe pada direktori
utama dari CD Installer Farmakomatic 1.0.
3. Ikuti Instruksi instalasi yang terdapat pada layar sampai proses
instalasi selesai.

Prosedur

a. Jalankan aplikasi Farmakomatic 1.0 dengan mengklik icon yang


ada di direktori Farmakomatic atau dengan mengklik :
Start  Programs  Farmakomatic  Farmakomatic
b. Tampilan Awal Farmakomatic 1.0

Keterangan Gambar :
1. Tombol New 10. Tombol Minimize
2. Tombol Open 11. Tombol Maximize
3. Tombol Save 12. Tombol Close

10
4. Tombol Print 13. Menu File
5. Tombol Cut 14. Menu Edit
6. Tombol Copy 15. Menu Bantuan
7. Tombol Paste 16. Menubar
8. Tombol Delete 17. Toollbar
9. Tombol Kalkulator

c. Memulai menggunakan aplikasi


Untuk memulai aplikasi dapat menekan menu : File  New, atau

menekan Tombol New ( ) pada toollbar atau dapat pula


menggunakan shortcut dengan cara menekan tombol (Ctrl + N) pada
keyboard

Kemudian akan keluar tampilan sebagai berikut :

11
Keterangan gambar :
1. Kolom kelengkapan data
2. Kolom pengisian data utama
d. Mengisi Form halaman input data
1. Mengisi kelengkapan data
Isi kelengkapan data yang akan diolah seperti nama obat, Dosis
Obat, Rute Pemberian, Jumlah Sukarelawan, Jumlah Sampel,
Konsentrasi obat.
A. Nama Obat dapat disikan dengan nama obat yang diuji
dengan maksimal karakter yang diisikan tidak lebih dari lima
belas karakter termasuk spasi. Misalkan disikan dengan
Parasetamol.

12
B. Dosis Obat diisi dengan karakter angka dari dosis obat yang
digunakan (dalam satuan mg/kg). Sebagai contoh digunakan
dosis 2 mg/kg.

C. Pilih Rute pemberian yang digunakan

D. Masukkan jumlah sukarelawan yang digunakan dalam


percobaan dengan karakter angka. Secara default aplikasi
akan mengisikan angka 1 (satu).

13
E. Masukkan jumlah sukarelawan yang digunakan dalam
percobaan dengan karakter angka. Secara default aplikasi
akan mengisikan angka 1 (satu). Sebagai contoh digunakan
jumlah sampel sebanyak tiga belas sampel.

F. Ketika jumlah sukarelawan dan jumlah sampel diketikan,


kolom pengisian data dan kolom berat badan sampel secara
otomatis akan berubah sesuai dengan jumlah yang diisikan.

14
G. Pilih satuan konsentrasi obat yang diinginkan

Keterangan :
mg/mL= miligram per mililiter, μg/mL= mikrogram per milliliter,
ng/mL= nanogram per mililiter
2. Mengisi kolom data utama
Setelah kelengkapan data diisikan (perhatian : data pendukung
harus diisi semuanya), kemudian dilanjutkan dengan mengisi
kolom data utama yaitu kolom waktu (dalam jam), kolom

15
sukarelawan (diisi dengan konsentrasi dari data pengamatan
dalam satuan yang sama dengan konsentrasi obat yang telah
dipilih sebelumnya), dan kolom berat badan.
Secara umum terdapat 2 macam cara pengisian kolom data
utama:
a. Secara Manual
Kolom data utama diketik secara manual dengan cara
mengetikkan data satu persatu kedalam cell yang tersedia.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Kolom-kolom data utama hanya dapat diisikan dengan
karakter angka
 Apabila terdapat data yang kosong (data tidak dapat akibat
berbagai sebab) maka cell yang mengandung data kosong
tersebut cukup dimasukkan angka 0 (nol) atau
dikosongkan

b. Secara Copy Paste


Metode pengisian ini dapat dilakukan apabila telah memiliki
data yang diketikkan didalam aplikasi office (excel atau

16
spreedshet dan word atau wordprocessing). Misalkan terdapat
file excel yang berisi data sebagai berikut :

 Sorot (click & drag) cell pada Excel yang mengandung


data kemudian copy data tersebut.
 Kembali ke aplikasi Farmacomatic 1.0, kemudian sorot
(click & drag) cell atau klik pada bagian pojok dari kolom
data utama

Atau

17
 Setelah seluruh kolom tersorot, kemudian masuk ke menu

Edit  Paste, atau dengan klik icon paste ( ) pada


toollbar atau dengan menekan shortcut “Ctrl + v” pada
keyboard. Melakukan paste juga dapat dilakukan dengan
cara meng-klik bagian kanan mouse pada cell yang telah
disorot kemudian memilih menu paste.

Kemudian cell akan terisi seperti berikut :

18
 Untuk mengisi kolom berat badan dapat dilakukan dengan
cara yang sama seperti diatas.
Hal-hal yang harus diperhatikan.
 Copy-paste dapat dilakukan pula dari kolom data utama
ke dalam aplikasi Office.
 Dalam melakukan copy-paste data dari aplikasi office ke
Farmacomatic 1.0 perlu diperhatikan jumlah kolom dan
baris yang tersedia pada kolom input data utama dimana
jumlah yang terdapat pada office harus sama dengan
jumlah yang telah disediakan oleh operator pada kolom
input data utama.
 Jumlah kolom dan baris pada kolom input data utama
dapat diatur dengan mengubah-ubah nilai jumlah
sukarelawan dan jumlah sampel.
 Sebelum melangkah ke tahap selanjutnya, pastikan semua
data yang diperlukan diisikan dengan lengkap dan tepat.
3. Menyunting isi input data.
Untuk melakukan penyuntingan isi pada form input data maka
dapat melakukan dengan cara :
a. Melakukan pemotongan data (cut) dapat dilakukan dengan
cara menyorot cell data yang akan di-cut kemudian
menekan icon cut pada toollbar atau dengan menekan “Ctrl
+ X” pada keyboard atau dengan melakukan klik kanan
pada cell dan kemudian memilih menu cut atau dapat pula
dengan membuka menu Edit  Cut (untuk lebih jelas lihat
kembali cara melakukan paste data.

19
b. Melakukan penghapusan data per karakter untuk tiap cell
dapat dilakukan dengan menggunakan tombol del atau
backspace pada keyboard.
c. Melakukan penghapusan data per cell (delete) dapat
dilakukan dengan cara menyorot cell data yang akan di-

delet kemudian menekan icon cut pada toollbar ( ) atau


dengan melakukan klik kanan pada cell dan kemudian
memilih menu delete atau dapat pula dengan membuka
menu Edit  Delete (untuk lebih jelas lihat kembali cara
melakukan paste data.
d. Apabila ingin mengosongkan semua isi form input data,
maka dapat dilakukan secara cepat dengan menekan
tombol kosongkan form.

20
e. Apabila mendapatkan kesulitan dapat pengisian, maka
dapat menggunakan tombol bantuan untuk melihat
panduan menggunakan Farmakomatic 1.0

f. Melakukan proses pengolahan data.


Setelah proses pengisian form pada input data selesai,
maka data siap untuk diproses dengan meng-klik tombol
proses

21
4. Halaman Output Data
Setelah meng-klik tombol proses pada halaman input data maka
akan keluar halaman output data yang didalamnya terdapat grafik
logaritmik, aritmatik, dan perhitungan parameter farmakokinetik
dari data yang dimasukkan pada halaman input data. Secara
default tampilannya sebagai berikut :

4
3

Keterangan Gambar :
1. Kotak tampilan grafik (logaritmik/aritmatk) dari data yang diolah
2. Kotak tampilan parameter farmakokinetik dari data yang diolah
3. Tombol Listbox pengatur tampilan dari kotak grafik dan kotak
parameter farmakokinetik
4. Checkbox untuk menampilkan garis regresi dan persamaan garis
pada grafik logaritmik
5. Tombol Listbox pengatur jumlah data yang digunakan dalam
penentuan garis regresi.

22
Menggunakan Tampilan Grafik
a. Tampilan grafik secara default akan menampilkan grafik
logaritmik dari data yang diolah. Untuk mengubah tampilan
grafik dari grafik logaritmik menjadi aritmatik dapat menekan
tombol listbox.

23
b. Pada saat menggunakan sukarelawan (sampel data) lebih
dari satu maka untuk menampil grafik dari sukarelawan
tersebut dapat dipilih melalui listbox sukarelawan. Pada
contoh hanya menggunakan satu sukarelawan sehingga yang
ditampilkan hanya sukarelawan 1 dan rata-rata.

c. Untuk memilih model kompartemen yang digunakan pada


perhitungan parameter, dapat dipilih melalui listbox
kompartemen. Aplikasi Farmakomatic 1.0 ini dapat
melakukan perhitungan dengan pemodelan intravena satu
dan dua kompartemen serta oral satu dan dua kompartemen.
Pada contoh digunakan kompartemen dua.

Setelah pilihan listbox kompartemen diisi, maka kotak


tampilan parameter akan terisi hasil perhitungan parameter-
parameter farmakokinetik dari data dengan menggunakan
perhitugan matematikan dari model kompartemen yang
dipilih.

24
d. Listbox pembulatan digunakan untuk membulatkan hasil
perhitungan parameter farmakokinetik pada jendela. Aplikasi
Farmakomatic 1.0 ini dapat melakukan pembulatan dari nol
sampai lima angka di belakang koma. Secara default aplikasi
ini akan melakukan pembulatan tiga angka dibelakang koma.

Menampilkan Garis Regresi


a. Memilih garis regresi yang ditampilkan

25
Garis regresi dan persamaan garis hanya bisa ditampilkan
pada tampilan grafik logaritmik. Untuk menapilkan garis
regresi tersebut maka tinggal memilih garis regresi yang ingin
ditampilkan dengan cara mengisi kotak checkbox garis regresi
tersebut. Sebagai contoh untuk menampilkan garis regresi
pada data parasetamol di atas dapat dilakukan dengan cara:

26
b. Mengatur jumlah titik data yang digunakan dalam garis
regresi
Aplikasi Farmakomatic 1.0 dirancang mampu melakukan
perhitungan secara otomatis dimana dalam penentuan
banyaknya data yag digunakan dapat dilakukan secara
otomatis oleh aplikasi (berdasrkan “best fit”) ataupun secara
manual yang ditentukan oleh operator.
Seacara default aplikasi akan menampilkan grafik dan hasil
perhitungan berdasarkan pehitungan secara otomatis. Apabila
operator menginginkan melakukan pemilihan banyaknya data
secara manual, maka dapat dilakukan dengan melakukan
perubahan terhadap banyaknya data yang digunakan dalam
perhitungan.

27
Apabila operator melakukan perubahan terhadap banyaknya
data yang digunakan dalam perhitungan, secara otomatis
aplikasi akan langsung melakukan perhitungan dan kemudian
ditampilkan dalam kotak parameter farmakokinetik sesuai
banyaknya data yang dipilih oleh operator.

Mengatur jumlah data padaMengatur


regresi 1jumlah data pada regresi 2

Melakukan copy kotak tampilan grafik dan parameter


Aplikasi Farmakomatic 1.0 memungkinkan operator untuk
melakukan copy-paste kotak jendela grafik dan parameter
farmakokinetik dari aplikasi Farmakomatic 1.0 ke aplikasi office
(seperti excel, word, power point, dll) atau aplikasi pengolahan
gambar (seperti photosoft, corel draw, dll) dengan cara meng-klik
tombol copy grafik atau copy tabel hasil.

Mencetak (print) data, garfik


Mencetak (print) data, garfik, dan parameter faramakokinetik
hasil pengolahan aplikasi. Untuk melakukan pencetakan kedalam

kertas dapat dilakukan dengan cara meng-klik icon print ( )


kemudian akan keluar option bagian-bagian apa saja yang akan
di cetak kedalam kertas. Pilihlah bagian-bagian yang akan di
cetak dengan cara menambahkan tanda centang pada kotak yang
tersedia.

28
Keluar dari Aplikasi Farmakomatic 1.0
Untuk keluar dari aplikasi Farmakomatic 1.0 dapat dilakukan
dengan cara mengklik tanda silang di pojok kanan atas aplikasi.

Atau dengan cara mengklik menu File  Exit

29
PRAKTIKUM FARMAKOKINETIKA 4
PENENTUAN BIOEKIVALENSI VITAMIN C DARI DATA URIN

Tujuan

a. Mahasiswa dapat menentukan kadar vitamin C dalam urin dan dapat


menentukan bioekivalen dari produk vitamin C generik dengan nama
dagang.
b. Mahasiswa mampu menentukan profil farmakokinetik vitamin C.

Alat dan Bahan

a. Spektrofotometri ultraviolet
b. Aquabidest
c. Sampel urin
d. Vitamin C generik dan nama dagang

Prosedur
Penentuan bioekivalensi vitamin C OGB dibandingkan dengan
vitamin C ND dengan menggunakan sampel urin. Pengujian menggunakan
desain menyilang dua arah (2 periode untuk pemberian dua produk obat pada
setiap subyek). Jumlah relawan 12 orang. Pada periode ke 1 subjek diacak,
8 ornag mendapatkan vitamin C OGB dan 8 orang mendapat vitamin C ND.
Pada period eke 2, subjek yang telah mendapatkan vitamin C OGB,
diberikan vitamin C ND, dan subjek yang telah diberikan vitamin C ND
diberi vitamin C OGB. Antara periode 1 dan 2 diselingi periode washout
selama 7 hari.
Metode penentuan kadar vitamin C dalam darah menggunakan
spektrofotometer UV/visible panjang gelombang 267 nm.
a. Pembuatan standar kalibrasi vitamin C
Buat larutan vitamin C 100 ppm ke dalam labu ukur 50 ml.
kemudian encerkan dengan 5 mL urin normal, lalu tambahkan

30
aquabides sampai 50 mL. lakukan pengenceran sampai diperoleh
konsentrasi vitamin C 4,8,12,16,18 ppm. Ukur absorban vitamin C
pada panjang gelombang 267 nm.
b. Pengukuran absorban
Lakukan pengukuran standar untuk membuat kurva kalibrasi dan
pengukuran sampel pada panjang gelombang 267 nm dengan
menggunakan spektrofotometer UV-visible.
c. Penentuan kadar sampel urin
Ambil sampel urin 50 mikroliter dan encerkan dengan aquabides
sampai volume 10 mL. Tentukan kadar sampel vitamin C dalam
dalam urin pada periode waktu ke 2,4,6,8,10,12,dan 24 jam dengan
menggunakan persamaan hasil kurva kalibrasi standar.
d. Lakukan pengolahan data subjek dengan jumlah yang dianalisa 12
orang. Kadar vitamin C dalam urin setiap kali subjek berkemih
ditentukan dari t0 sampai t24 jam yang dikelompokkan pada periode
waktu 0-2,2-4,4-6,6-8,8-12, 12-24 jam. Data kadar vitamin C
ditentukan untuk menghitung bioekivalensi vitamin C OGB dengan
ND. ( CI= 80-125%).

31
Konsentrasi Konsentrasi Ln
Nomor Ln Vit
Periode Vit C OGB ( Vit C ND Vit C Selisih
data C OGB
mg/L) (mg/L) ND
1
2
3
1-2
4
5
6
7
8
9
2-1
10
11
12

e. Tentukan pula konstanta laju ekskresi vitamin C ND dan OGB dalam


urin dan t1/2 ekskresinya
Rentang Kadar obat Jumlah obat
T
waktu yang Volume yang Waktu Laju ekskresi
mid
sampling diekskresikan urin (mL) diekskresikan sampling ( du/dt)
(jam) (mg/mL) (Du) (mg)
0-2
2-4
4-8
8-12
12-24

32
PRAKTIKUM 5
UJI DISOLUSI TERBANDING

Tujuan
Mempelajari profil disolusi berbagai obat generik bermerk dengan
obat inovatornya serta menentukan faktor similaritasnya

Pendahuluan
Di Indonesia, banyak obat beredar dengan kandungan obat dengan
zat aktif yang sama, namun dengan merk yang berbeda (branded generic).
Perbedaan generik dengan yang non generik terletak pada eksipien dan
teknik pembuatannya sehingga memberikan efikasi yang berbeda bagi
konsumen. Padahal semestinya, baik yang generik atau pun yang non
generik, dapat memberikan profil bioavailabilitas yang sama.
Oleh karena itu, agar terjamin kualitas suatu obat, perlu dilakukan uji
bioekivalensi agar profil bioavailabilitas pada konsumen sama. Obat yang
mempunyai bioavailabilitas sama, akan memberikan efek yang sama. Untuk
menentukan kesamaan dalam profil bioavailabilitas, dapat dilakukan
pengujian secara in-vitro sebagai uji komplementer dalam pengujian
bioavailabilitas. Pengujian tersebut disebut uji similaritas. Uji similaritas
dilakukan dengan tujuan untuk melihat profil disolusi dari dua obat dengan
kandungan sama, namun merk berbeda. Perhitungan faktor similaritas adalah
sebagai berikut :

Sedangkan perbedaan antar profil obat dihitung dengan faktor


perbedaan dengan rumus sebagai berikut :

33
Dimana:
f1 = faktor perbedaan
f2 = faktor similaritas
n = jumlah titik yang diambil
R(t) = rata-rata persentase obat yang terlarut (inovator)
T(t) = rata-rata persentase obat yang terlarut ( obat uji)
Obat dikatakan similar/identik jika hasil obat uji dibandingkan
dengan obat inovator jika berada pada rentang 50-100.

Alat dan Bahan


a. Tablet parasetamol dengan nama merk yang berbeda
b. Larutan HCl 0,1 N (pH 1,2), dapar fosfat pH 4,5 dan 6,8
c. Alat disolusi tipe II
d. Spektrofotometri UV-Vis

Prosedur
Lakukan pembuatan dapar pH 1,2, pH 4,5 dan pH 6,8 sesuai dengan
Farmakope Indonesia V atau USP. Nyalakan alat disolusi dan atur suhu pada
37˚C±0,5˚C. lakukan pengujian disolusi dengan menggunakan medium
disolusi pada ke-3 pH tersebut dengan selang waktu (10,20,30,40,50,60
menit). Tentukan kadar obat yang terdisolusi pada setiap menit tersebut.
Tentukan hasil uji disolusi, faktor similaritas,dan faktor perbedaannya.
Tentukan apakah obat yang diuji similar dengan obat inovatornya atau tidak.

34
PRAKTIKUM 6
UJI DISOLUSI TERBANDING
(SOFTWARE: PhEq_bootstrap v 1.2)

Tujuan
Mempelajari profil disolusi obat generik bermerk dengan obat
inovatornya serta menentukan faktor similaritasnya dengan menggunakan
software.

Prosedur

Tampilan menu utama

35
Tampilan menu grafik
Input dan output file dengan format teks tab-delimited (TXT) seperti pada
tabel dibawah ini:

Data input file seperti pada tabel di atas, kolom batch menunjukkan
presentasi kumulatif dari pelepasan obat. Sementara data output merupakan
hasil dari proses bootstrapping. Data output seperti pada gambar di bawah
merukapan file berbentuk TXT, berisi beberapa blok. Pada bagian pertama

36
menunjukan pasangan data test-reference termasuk data asli dan sampel
bootstrapped. Hasil ini menunjukkan nilai “ordinary” dari f2 bersama
dengan nilai estimasi yang tidak bias dan nilai ekspektasi. Aturan defaultnya
adalah jika dari satu nilai profil disolusi lebih dari 85% maka prosesnya
dlanjutkan pada tahap komputasi f2 yang terkontrol menggunakan “f2 auto-
rule” pada menu utama. Adapun tiga pilihan yang tersedia pada menu utama:
1. No auto
2. 1-profil
3. 2-profil
Pilihan “no auto” berarti tidak ada sampel yang terdisolusi 85%
ditunjukkan oleh software. Pilihan “1-profil” berarti bahwa setiap satu profil
disolusi melebihi 85%, maka software akan membebaskan titik data yang
tersisa dan menghitung f2 hingga titik waktu yang ditentukan. Sementara itu,
pilihan “2-profil” berarti bahwa profil diizinkan untuk diteruskan hingga titik
dimana profil disolusi keduanya melebihi 85%.

37
Bagian terakhir yang ditampilkan adalah ringkasan (rata-rata dan Nilai CI
batas atas dan bawah) dari f2 bersama-sama dengan kesimpulan akhir dari
kesetaraan antara sampel test/reference.

38
PRAKTIKUM FARMAKOKINETIKA 7
PENENTUAN KADAR AMOKSISILIN DARI HASIL EKSKRESI
URIN

Tujuan
Mahasiswa dapat menentukan kadar amoksisilin dalam urin dengan
menggunakan KCKT.

Pendahuluan
Amoksisilin merupakan antibiotika yang digunakan secara luas
sebagai antibiotika dengan spektrum luas juga mempunyai bioavailabilitas
yang tinggi (>90%). Farmakokinetika amoksisilin secara luas telah diteliti
dan hasil penelitian menunjukkan dosis oral 500 mg menunjukkan
konsentrasi puncak plasma10 ug/ml dalam 1-1,5 jam. Ekskresi amoksisilin
sebagian besar melalui urin dan 75% dari dosis intravena diperoleh dari urin
dalam 6 jam. Obat ini mempunyai waktu paruh eliminasi 1-1,5 jam.

Alat dan Bahan


a. KCKT : kolom C18 (5u, 4,6x 250mm)
b. KH2PO4
c. Fase gerak ( asetonitril: dapar fosfat pH 5 = 5:95) laju alir 1,5
mL/menit
d. Aquabidest
e. Sampel urin
f. Syringe filter

39
Prosedur
a. Penetapan kurva kalibrasi
Timbang amoksisilin trihidrat 10 mg dan larutkan dalam aquabidest
100 mL hingga diperoleh konsentrasi larutan stok 100 ppm. Lakukan
pengenceran pada konsentrasi 4,8,12,16 dan 24 ug/mL. Kemudian
masing-masing larutan diinjeksikan ke dalam KCKT sebanyak 20uL
dengan menggunakan injektor. Dari hasil luas kromatogram yang
diperoleh, buat persamaan regresi linier antara konsentrasi
amoksisilin trihidrat terhadap luas puncak kromatogram.
b. Penentuan kadar amoksisilin dalam sampel urin pada jam ke 1, 2, 3,
4, 5 dan 6. Sampel urin yang diperoleh disaring dengan menggunakan
syringe filter. Kemudian ambil 0,5 mL sampel dan encerkan dengan
aquabidest hingga 5 mL. Masukkan 20 µL sampel ke dalam injektor
dan tentukan luas kromatogram yang didapat.
c. Tentukan kadar sampel amoksisilin dalam urin (Du) dengan
menggunakan persamaan regresi linier yang telah ditetapkan.
d. Tentukan nilai ke dan t ½ amoksisilin.

40
DAFTAR PUSTAKA

1. Shargel, L., and Yu, Andrew, 2005, Applied Biopharmaceutics and


Pharmacokinetics. 5 Th Appleton and Lange, New York.
2. Ritschel, W.A. 2004, Handbook of Basic Pharmacokinetics, Drug
Intelligence Publications, Inc.: Hamilton, Illinois.
3. Gibaldi, M. and Perrier, D., 2007, Pharmacokinetics, Informa Healthcare
USA Inc., New York.
4. Abdou, A.M, 1989, Dissolution, Bioavailability &. Bioequivalence,
Mack Publishing Company, Easton, Pennsylvania.
5. Bolton, S., 1997, Pharmaceutical Statistics: Practical and Clinical
Application, 2th ed., Marcel Dekker, New York and Basel.
6. Niazi., S., 1978, Textbook of Biopharmaceutics and Clinical
Pharmacokinetics, Appleton-Century-Crofts, New York.
7. Schefler, W.C., 1987, Statistika untuk Biologi, Farmasi, Kedokteran dan
Ilmu yang Bertautan, Diterjemahkan: Suroso, Penerbit ITB, Bandung.
8. Wagner, J. G., 1971, Biopharmaceutics and Relevant Pharmacokinetics,
first ed., Drug Intelligence Publication, Inc., Illinois.
9. Wagner, J. G., 1979, Fundamentals of Clinical Pharmacokinetics, first
ed., Drug Intelligence Publication, Inc., Illinois.

41

Anda mungkin juga menyukai