Anda di halaman 1dari 30

TUGAS MAKALAH KOMUNIKASI DAN SISTEM INFORMASI OBAT

HUBUNGAN DAN PERAN APOTEKER DALAM KOMUNIKASI,


INFORMASI, DAN EDUKASI DALAM MENDUKUNG PATIENT SAFETY

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu tanggung jawab profesi seorang farmasis adalah memberikan
layanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien, yang disebut dengan
pharmaceutical care (asuhan kefarmasian). dalam terapi obat pasien, seorang
farmasis diharapkan dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan
dengan penggunaan obat (Drug Related Problems) baik yang telah terjadi atau
yang berpotensi untuk terjadi, kemudian mengupayakan penanganannya dan
pencegahan terhadap masalah yang teridentifikasi.
Apoteker dan atau tenaga teknis kefarmasian berada dalam posisi strategis
untuk meminimalkan medication errors, baik dilihat dari keterkaitan dengan tenaga
kesehatan lain maupun dalam proses pengobatan. Kontribusi yang dimungkinkan
dilakukan antara lain dengan meningkatkan pelaporan, pemberian informasi obat
kepada pasien dan tenaga kesehatan lain, meningkatkan keberlangsungan rejimen
pengobatan pasien, peningkatan kualitas dan keselamatan pengobatan pasien
dirumah.
Belakangan ini seorang farmasis dituntut agar dapat melakukan konseling dan
sistem informasi obat terhadap pasien guna meningkatkan patient safety
(keselamatan pasien) dan meningkatkan mutu hidup pasien. Telah diperkirakan
bahwa 41% pasien yang menggunakan obat-obatan yang diterapkan pertama kali
akan mengalami reaksi efek samping obat. Oleh kerena itu dengan adanya
konseling dari farmasis diharapkan dapat mencegah efek samping dan menghindari
asumsi asumsi yang salah dari pasien dalam penggunaan obat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian patient safety ?
2. Mengapa komunikasi dan sistem informasiobat diperlukan ?
3. Apa peran apoteker dalam KSIO (komunikasi dan sistem informasi obat) ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian patient safety
2. Mengetahui pentingnya komunikasi dan sistem informasiobat
3. Mengetahui peran apoteker dalam KSIO (komunikasi dan sistem informasi obat)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Patient Safety

Menurut Kohn, Corrigan & Donaldson tahun 2000, patient safety


(keselamatan pasien) adalah tindak adanya kesalahan atau bebas dari cedera
karena kecelakaan. Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya
cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut
meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengolahan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisi insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko.

Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien


lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (Permenkes No. 11 Tahun 2017).

Keselamatan pasien (Patient safety) secara sederhana di definiskan


sebagai suatu upaya untuk mencegah bahaya yang terjadi pada pasien.
Walaupun mempunyai definisi yang sangat sederhana, tetapi upaya untuk
menjamin keselamatan pasien di fasilitas kesehatan sangatlah kompleks dan
banyak hambatan. Konsep keselamatan pasien harus dijalankan secara
menyeluruh dan terpadu.

Strategi untuk meningkatkan keselamatan pasien :


a. Menggunakan obat dan peralatan yang aman
b. Melakukan praktek klinik yang aman dan dalam lingkungan yang
aman
c. Melaksanakan manajemen risiko, contoh : pengendalian infeksi
d. Membuat dan meningkatkan sistem yang dapat menurunkan risiko
yang berorientasi kepada pasien
e. Meningkatkan keselamatan pasien dengan :
- Mencegah terjadinya kejadian tidak diharapkan (adverse event)
- Membuat sistem identifikasi dan pelaporan adverse event
- Mengurangi efek akibat adverse event

Sembilan solusi keselamatan Pasien di Rumah Sakit menurut WHO


Collaborating Centre for Patient Safety, 2007 yaitu:

a. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (norum) atau look-alike
sound-alike (lasa).
b. Pastikan identifikasi pasien.
c. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien.
d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar.
e. Kendalikan cairan elektrolit pekat.
f. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan.
g. Hindari salah kateter dan salah sambung slang.
h. Gunakan alat injeksi sekali pakai.

2.1.1Tujuan Sistem Patient Safety


Tujuan Sistem Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di Rumah Sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
penanggulangan KTD

Sedangkan tujuan keselamatan pasien secara internasional adalah :


1.Identify patients correctly(mengidentifikasi pasien secara benar)
2.Improve effective communication(meningkatkan komunikasi yang efektif)
3. Improve the safety of high-alert medications(meningkatkan keamanan dari
pengobatan resiko tinggi)
4. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure
surgery(mengeliminasi kesalahan penempatan, kesalahan pengenalan
pasien, kesalahan prosedur operasi)
5. Reduce the risk of health care-associated infections(mengurangi risiko
infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan)
6.Reduce the risk of patient harm from falls(mengurangi risiko pasien terluka
karena jatuh)

2.1.2 Urgensi Patient Safety


Tujuan utama rumah sakit adalah merawat pasien yang sakit dengan
tujuan agar pasien segera sembuh dari sakitnya dan sehat kembali, sehingga tidak
dapat ditoleransi bila dalam perawatan di rumah sakit pasien menjadi lebih
menderita akibat dari terjadinya risiko yang sebenarnya dapat dicegah, dengan
kata lain pasien harus dijaga keselamatannya dari akibat yang timbul karena error.
Bila program keselamatan pasien tidak dilakukan akan berdampak pada terjadinya
tuntutan sehingga meningkatkan biaya urusan hukum, menurunkan efisiensi, dll.

2.1.3 Isu, elemen, dan akar penyebab kesalahan yang paling umum dalam
patient safety
1. Lima isu penting terkait keselamatan (Hospital Risk) yaitu
a. keselamatan pasien
b. keselamatan pekerja (nakes)
c. keselamatan fasilitas
d. keselamatan lingkungan
e. keselamatan bisnis
2. Elemen Patient Safety
a. Adverse drug events (ADE)/medication errors (ME) (ketidakcocokan
obat/kesalahan pengobatan)
b. Restrain use (kendali penggunaan)
c. Nosocomial infections (infeksi nosokomial)
d. Surgical mishaps (kecelakaan operasi)
e. Pressure ulcers (tekanan ulkus)
f. Blood product safety/administration (keamanan produk
darah/administrasi)
g. Antimicrobial resistance (resistensi antimikroba)
h. Immunization program (program imunisasi)
i. Falls (terjatuh)
j. Blood stream – vascular catheter care (aliran darah – perawatan kateter
pembuluh darah )
k. Systematic review, follow-up, and reporting of patient/visitor incident
reports (tinjauan sistematis, tindakan lanjutan, dan pelaporan
pasien/pengunjung laporan kejadian)
3. Most Common Root Causes of Errors (Akar penyebab kesalahan yang paling
umum) :

a. Inadequate information flow (arus informasi yang tidak memadai)

b. Communication problems (masalah komunikasi)

c. Human problems (masalah manusia)

d. Patient-related issues (isu berkenaan dengan pasien)

e. Organizational transfer of knowledge (organisasi transfer pengetahuan)

f. Staffing patterns/work flow (pola staf/alur kerja)

g. Technical failures (kesalahan teknis)

h. Inadequate policies and procedures (kebijakan dan prosedur yang tidak


memadai) [AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality)
Publication, 2003]

2.2 Peran Farmasis dalam Mendukung Terwujudnya Patient Safety


Kontribusi farmasis untuk meningkatkan patient safety meliputi :
a. memastikan akses pengobatan
Biaya perawatan kesehatan, khususnya terkait dengan obat-
obatan, dapat menghalangi pasien mencapai tujuan pengobatan mereka.
Pasien mungkin memilih untuk melewatkan satu dosis pengobatan atau
seluruhnya karena biaya obat yang mahal. Karena obat adalah bagian
penting dari pengelolaan penyakit, tidak mengonsumsinya dapat
menyebabkan pasien kembali ke rumah sakit, yag bisa sangat mahal
untuk pasien dan system perawatan kesehatan (Healthcare System).
Farmasis memiliki pengetahuan dan sumber daya untuk membantu
pasien mengatasi biaya pengobatan, dalam kasus jika ada masalah
pertanggung jawaban asuransi, farmasis dapat bekerja langsung dengan
perusahaan asuransi pasien untuk membantu menyelesaikan masalah.
Palagi sekarang sudah banyak produsen obat memiliki program bantuan
untuk pasien yang dapat membantu mengurangi atau menghapus biaya
pengobatan tertentu. Farmasis dapat membantu pasien untuk mendaftar
dalam program ini.
Skenario berikut menyoroti situasi di mana keberadaan farmasis
dapat memengaruhi keselamatan pasien dengan membantu biaya
pengobatan
Skrenario 1 :
Seorang pasien dengan hepatitis C tidak mampu membayar obat yang
baru diresepkan, namun pengobatan tersebut obat yang paling tepat bagi
pasien.
Yang dapat farmasis lakukan :
 Menilai situasi keuangan pasien
 Program bantuan pasien yang teridentifikasi
 Mendaftarkan pasien dalam program asuransi
 Mendidik pasien tentang pengobatan
 Memfasilitasi pengiriman obat kepada pasien
Hasil yang didapatkan :
 Pasien mendapat pengobatan yang tepat dengan biaya yang
terjangkau
 Komplikasi hepatitis C jangka panjang dapat terhindari
Dampak :
 Sasaran perawatan pasien tercapai
 Peningkatan kualitas hidup pasien
 Peningkatan kepuasan pasien
 Pengurangan biaya pada pasien dan/atau system jaminan
kesehatan
Skenario 2 :
Seorang wanita tua di panti jompo diresepkan obat untuk alergi.
Asuransi hanya dapat menanggung obat yang berbeda, tetapi obat
teersebut tidak dianjurkandigunakan pada pasien lanjut usia.
Yang dapat farmasis lakukan :
 Mmeyakinkan pihak asueransi bahwa pengobatan awal adalah
yang paling sesuai berdasarkan usia pasien
 Memberikan obat dan mengedukasi pasien bagaimana
menggunakan obat yang baik
Hasil yang didapatkan :
 Pasien mendapat pengobatan alergi dengan tepat
 Pasien terhindar dari pengeluaran biaya yang tidak diinginkan
Dampak :
 Paien terhindar dari adverse effects ( kejadian tidak diinginkan)
 Peningkatan kepuasan pasien
 Pengurangan biaya pada pasien dan/atau system jaminan
kesehatan

b. memberikan informasi pengobatan


Farmasis adalah ahli pengobatan dan salah satu anggota tim perawatan
kesehatan yang paling mudah dihubungi.Dari obat bebas hingga obat
kompleks(obat yang mengobati kanker), farmasismemilikipengetahuan
untuk memberikaninformasi pengobatan yang pentingkepada pasien,
pengasuh, dan anggota tim lain dalam perawatan kesehatan (Health care
team). Informasi inimemberdayakan orang untuk menggunakan obat-
obatan dengan aman danmendapatkan manfaat maksimal dari
penggunaannya.
Skenario berikut menyoroti situasi di mana keberadaan farmasis
dapat memengaruhi keselamatan pasien dengan memberikan informasi
pengobatan penting.
Skrenario 1 :
Seorang pasien yang baru didiagnosis dengan asma mengunjungi
apoteker komunitas bersamaan dengan resep untuk inhaler dan
alatuntuk menguji pernapasannya di rumah.
Yang dapat farmasis lakukan :
 Mlihat dan memantau pengetahuan pasien tentang monitoring
pernapasan dan cara menggunakan inhaler
 Menentukan kesenjangan dalam pengetahuan pasien
 Mengedukasi dan melatih pasien dalam hal bagaimana
menggunakan inhaler
 Mengonfirmasi apakah pasien paham atau tidak dalam
menggunakan inhaler dengan meminta pasien
mendemonstrasikan bagaimana menggunakannya dengan tepat
Hasil yang didapatkan :
 Pasien dapat dengan mandiri menggunakan inhaler baru dan
memantau pernapasannya
Dampak :
 Sasaran perawatan pasien tercapai
 Peningkatan kualitas hidup pasien
 Peningkatan kepuasan pasien
 Pasien terhindar dari adverse effects (efek tidak diinginkan)
 Penurunan jumlah kunjungan untuk emergency care
Skenario 2 :
Seorang pasien yang dirawat di rumah sakit sedang dirawat dengan
beberapa obat IV. Perawat menghubungi farmasis untuk menentukan
apakah obatnya dapat diberikan secara bersamaan atau tidak.
Yang dapat farmasis lakukan :
 Meninjau daftar pengobatan
 Menentukan rencana pengobatan yang dapat diberikan secara
bersamaan
 Menjadwalkan ulang waktu pemberian dan dosis
 Mengedukasi dan menginformasi perawat mengenai jadwal
pengobatan ulang
Hasil yang didapatkan :
 Pasien mendapat kombinasi pengobatan yang layak dan dengan
waktu yang tepat
Dampak :
 Pasien terhindar dari adverse effects ( kejadian tidak diinginkan)
 Peningkatan kepuasan pasien
 Sasaran perawatan pasien tercapai
 Penurunan jangka waktu yang dihabiskan pasien di rumah sakit
atau fasilitas rehabilitasi
 Mencegah kesalahan pengobatan (medication errors)

c. mengevaluasi kesesuaian pengobatan


Farmasis menggunakan "enam tepat" sebagai checklist untuk
memastikan dosis yang tepat dari obat yang tepatmencapai pasien yang
tepat pada waktu yang tepatdan rute yang benar. Ada banyak faktor
yangdapat berdampak pada lima hak ini, termasuk usia pasien,berat
badan, etnis, diet, fungsi ginjal dan hati,alergi terhadap obat-obatan dan
obat lain. Farmasis dalam setiap pengaturan praktik
mengevaluasimasing-masing obat untuk memastikan bahwa “enam
tepat” tercapai dan pengobatannya adalah yang paling amandan pilihan
yang paling tepat dan efektif untukpasien. Farmasis juga mengevaluasi
seluruh daftar obatpasien untuk memeriksa interaksiobat, duplikasi
terapi, dankelengkapan terapi. Dalam beberapa kasus, farmasis
menggunakan hasil laboratorium untuk menentukanseberapa baik obat
bekerja dan tindak lanjutnyadengan tim perawatan kesehatan pasien
untuk membuat
penyesuaian yang diperlukan.
Farmasis juga sering mengambil langkah tambahanmelalui proses
formal, untuk memastikan keamananpada pasien yang menggunakan
obat tertentu yang dianggap "berisiko tinggi". Contohnya obat-obatan
termasuk kemoterapi, pengencer darah, dan insulin. Resiko kesalahan
obat-obatan ini mungkin tidak lebih tinggi daripada denganobat lain,
namun kesalahan yang mungkin terjadi dapat signifikan dan
mengakibatkan efek samping yang parah bahkan kematian.
Skenario berikut menyoroti situasi di mana keberadaan farmasis
dapat memengaruhi keselamatan pasien dengan mengevaluasi
kesesuaian pengobatan.
Skrenario 1 :
Pasien rawat inap dengan fungsi ginjal yang buruk memiliki infeksi
yang membutuhkan pengobatanantibiotik IV; penggunaan antibiotik ini
membutuhkanpenyesuaian dosis dan pemantauan pada pasien
dengan masalah ginjal.
Yang dapat farmasis lakukan :
 Memperoleh hasil laboratorium dan menginterpretasikan
hasilnya
 Menghitung dosis yang tepat untuk pasien
 Bekerjasama dengan dokter penanggung jawab untuk memulai
mengadministrasi antibiotik kepada pasien
 Memantau pasien dan melakukan tambahan penyesuaian dosis
Hasil yang didapatkan :
 Pasien menerima dosis yang sesuai untuk mengobati infeksi
Dampak :
 Sasaran perawatan pasien tercapai
 Peningkatan kualitas hidup pasien
 Peningkatan kepuasan pasien
 Pasien terhindar dari adverse effects (efek tidak diinginkan)
 Pengurangan biaya pasien dan atau health care system
 Mengurangi waktu untuk mencapai tujuan perawatan pasien
Skenario 2 :
Seorang pasien baru-baru ini didiagnosis dengan HIV dan mengisi obat
barunya di apotek. Perawatan HIV membutuhkankombinasi spesifik
dari beberapa obat yang berbeda. Pada banyak pasien, satu
obatdibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan obat lain agar bekerja
sebaik mungkin untuk melawan penyakit.
Yang dapat farmasis lakukan :
 Memeriksa daftar obat dan menentukan tambahan pengobatan
yang dibutuhkan pasien untuk mendapat hasil terbaik dari semua
pengobatan pasien
 Menghubungi dokter yang bertanggung jawab atas pasien dan
merekomendasikan untuk menambah obat
 Mengedukasi pasien tentang terapi baru yang diberikan,
pentingnya kepatuhan dalam mengonsumsi obat, dan cara
meminum obat
Hasil yang didapatkan :
 Pasien mendapat rejimen pengobatan yang tepat untuk
pengobatan HIV
Dampak :
 Peningkatan kualitas hidup pasien
 Peningkatan kepuasan pasien
 Sasaran perawatan pasien tercapai
 Pengurangan biaya pasien dan atau health care system
 Mencegah kesalahan pengobatan (medication errors)

d. meningkatkan kepatuhan pengobatan


Kepatuhan obat mengacu pada sejauh manapasien meminum obat
sesuai resep.Tidak meminum obat sesuai resep dapat merugikan pasien,
termasuk efek samping atau biaya rawat inap yang mahal. Salah satu
alasan paling umumuntuk ketidakpatuhan pengobatan, adalah lupa
meminum obat atau lupa mengisi ulangpada waktunya. Alasan lain yang
telah dilaporkantermasuk usia yang lebih muda, efek samping
pengobatan,komunikasi yang buruk dengan tim perawatan kesehatan,
hilang ingatan, dan kebingungan
Farmasis seringkali menjadi satu-satunya anggotadari tim
perawatan kesehatan dengan daftar obatlengkap pasien. Maka dari itu,
farmasis dapat memimpin proses penilaiandan meningkatkan kepatuhan
pengobatankolaborasi dengan tim perawatan kesehatan pasien. Jika
ketidakpatuhan dicurigai atau didokumentasikan, farmasis terlatih dalam
menangani pasienuntuk menemukan cara bagi mereka untuk minum
obatdengan tepat.
Skenario berikut menyoroti situasi di mana keberadaan farmasis
dapat memengaruhi keselamatan pasien dengan meningkatkan
kepatuhan pengobatan pasien.
Skrenario 1 :
Seorang pasien wanita dengan masalah kesehatan mental mengunjungi
apotek dan membeli obat yang tiga minggu lebih awal dari jadwal yang
seharusnya. Pasien menjelaskanfarmasis bahwa dia merasa lebih baik
ketika meminum obat, namun pasien kesulitan untuk menentukan kapan
ia harus meminum obat dua kali sehari.
Yang dapat farmasis lakukan :
 Menentukan alasan mengapa pasien tidak meminum obat
dengan tepat
 Mengeksplorasi pilihan pengobatan yang dapat dikonsumsi
sehari sekali
 Memilih obat dan dosis yang tepat
 Menghubungi dokter untuk meminta otorisasi untuk mengubah
resep
 Memberikan obat baru dan konseling pasien, termasuk anjuran
untuk menggunakan telefon pintar sebagai pengingat
 Memantau kepatuhan dengan memeriksa refill obat di masa
mendatang
Hasil yang didapatkan :
 Pasien menerima pengobatan dengan jadwal dosis yang lebih
mudah untuk diingat
Dampak :
 Sasaran perawatan pasien tercapai
 Meningkatan kepatuhan pengobatan
 Peningkatan kepuasan pasien
 Pengurangan biaya pasien dan atau health care system
Skenario 2 :
Seorang pasien dengan penyakit ginjal jangka panjang menerima
suntikan bulanan untuk menjaga jumlah sel darah merahnyacukup
tinggi baginya untuk tetap sehat. Dia secara rutin melewatkanpergi ke
klinik. Pasienmengungkapkan kepada farmasis bahwa dia ingatjanji
temu, tetapi merasa tidak enak badan untuk beberapa hari setelah
menerima suntikan dan sering cuti bekerja karena sakit.
Yang dapat farmasis lakukan :
 Menentukan alasan pasien melewatkan janji temu
 Mengeksplorasi pilihan pengobatan tambahan untuk obat nyeri
dan alternative waktu janji temu dengan klinik
 Merekomendasikan obat nyeri golongan obat bebas yang sesuai,
termasuk dosis
 Memantau efek samping dan kehadiran kunjungan
 Menjadwal ulang kunjungan klinik ke hari minggu untuk
memberikan pasien waktu pemulihan
Hasil yang didapatkan :
 Pasien tidak lagi melewatkan injeksi bulanan selama kunjungan
bulanan ke klinik dan nyeri yang dialami pasien dapat terkontrol
Dampak :
 Peningkatan kualitas hidup pasien
 Peningkatan kepuasan pasien
 Sasaran perawatan pasien tercapai
 Pengurangan biaya pasien dan atau health care system
e. menyediakan layanan kesehatan dan kebugaran
Farmasisis dilatih untuk menyediakan berbagai macamlayanan
kesehatan dan kebugaran, termasuk pemeriksaan tekanandarah, gula
darah, dan kolesterol;skrining dan administrasi imunisasi;program
berhenti merokok; dan status penyakitpendidikan. Semua layanan ini
pada akhirnya meningkatkan kesehatan individu pasien serta kesehatan
komunitas tempat mereka tinggal. Layanan ini dapat diberikan bekerja
sama dengananggota lain dari tim perawatan kesehatan.
Layanan kesehatan dan kebugaran adalah hal yang penting dan
bagian dari keselamatan pasien. Misalnya imunisasimelindungi pasien
dari penyakit yang dapat menjadi parah dan mengancam kehidupan, dan
program penghentianmerokok membantu pasien menghindari jangka
panjangkonsekuensi penggunaan tembakau. Selain itu, layananini dapat
mencegah pasien dan system perawatan kesehatan dari biaya yang
timbul terkait dengan perawatanpenyakit yang sebenarnya bisa dicegah.
Skenario berikut menyoroti situasi di mana keberadaan farmasis
dapat memengaruhi keselamatan pasien denganmenyediakan layanan
kesehatan dan kebugaran
Skrenario 1 :
Seorang pasien laki-laki dirujuk ke farmasis klinik untuk membantu
mengontrol kadar kolesterolnya. Selain mendiskusikan obat kolesterol
dan pengujian, farmasis juga membahas vaksindengan pasien.
Yang dapat farmasis lakukan :
 Meninjau daftar pengobatan, nilai kadar kolesterol laboratorium,
dan riwayat vaksin
 Menyarankan agar pasien menerima vaksin pneumococcus
 Bekerjasama dengan dokter penanggung jawab untuk memulai
mengadministrasi antibiotik kepada pasien
 Berkonsultasi dengan dokter penanggung jawab pasien tentang
perubahan yang disarankan untuk pengobatan kolesterol dan
riwayat vaksin
 Mengadministrasi vaksin dan mengedukasi pasien
Hasil yang didapatkan :
 Pasien menerima vaksin yang dibutuhkan untuk mencegah
pneumonia
 Kadar kolesterol pasien dapat terpantau
Dampak :
 Sasaran perawatan pasien tercapai
 Peningkatan kualitas hidup pasien
 Peningkatan kepuasan pasien)
 Pengurangan biaya pasien dan atau health care system

f. melakukan pelayanan manajemen pengobatan


Farmasis di setiap tempat praktek menggunakan keahlian
merekauntuk membantu pasien mengelola pengobatandan untuk
memecahkan masalah terkait pengobatan.Layanan manajemen
pengobatan dapat bervariasidalam kompleksitas dan mencakup segala
sesuatu darimengidentifikasi obat mana yang mungkin
menyebabkanefek buruk untuk meninjau daftar panjang obat pasien dan
kebutuhan untuk penyesuaian. Farmasis dapat
mengidentifikasikesempatan untuk menyederhanakan regimen
pengobatan pasien, sehingga memudahkan pasien untuk meminum obat
dengan benar. Dalam kasus lain, farmasis dapat mengidentifikasi bahwa
pasien tidak mencapai tujuan pengobatannya, dan dapat
merekomendasikanmengubah dosis obat, atau menambah
ataumengganti obat. Saat kasus diatas diidentifikasi, farmasisdapat
bekerja dengan anggota tim perawatan kesehatan untukmengoptimalkan
terapi.
Skenario berikut menyoroti situasi di mana keberadaan farmasis
dapat meningkatkan keselamatan pasien denganmemanfaatkan keahlian
mereka untuk memecahkan masalah terkait pengobatan
Skrenario 1 :
Pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol dirujuk ke klinik
manajemen diabetes yang dikelola farmasis untukmembantu
mengendalikan glukosa darahnya.Bahkan dengan diet teratur dan
olahraga, dia tidak berhasil mencapai tujuannya. Pasiesn telahminum
obat diabetes yang sama untukdua tahun tanpa penyesuaianobat atau
dosis.
Yang dapat farmasis lakukan :
 Mewawancarai pasien tentang diet, olahraga, dan penggunaan
obat
 Memperoleh hasil lab dan rencana perawatan oleh dokter
 Menentukan kombinasi obat yang paling tepat, termasuk
pengobatan baru dan perubahan dosis
 Mengidentifikasi bahwa pasien adalah calon yang sesuai untuk
insulin jangka panjang sesuai pedoman pengobatan
 Merekomendasikan pengobatan dan dosis yang tepat
 Mendispensi pengobatan baru
 Mengedukasi pasien tentang penggunaan yang benar
Hasil yang didapatkan :
 Pasien menerima terapi yang lebih tepat untuk mengobati
diabetes
Dampak :
 Sasaran perawatan pasien tercapai
 Meningkatan kepatuhan pengobatan
 Peningkatan kepuasan pasien
 Pengurangan biaya pasien dan atau health care system
Skenario 2 :
Seorang pasien lanjut usia dengan asuransi Medicare mengunjungi
farmasis untuk meninjau pengobatan. Pasien mengunjungi
beberapadokter yang berbeda dan mengonsumsi beberapa obat.
Yang dapat farmasis lakukan :
 Mewawancarai pasien tentang peggunaan obat
 Membuat daftar obat lengkap
 Meninjau semua obat untuk kesesuaian, potensi interaksi,
danmasalah lainnya
 Menentukan bahwa pasien mengambil duaobat tekanan darah
dari duadokter yang berbeda
 Menghubungi salah satu dokter untuk merekomendasikan
pasien agar berhenti mengonsumsi obat dua obat yang
berkhasiat sama
 • Memberi tahu pasien agar berhenti mengonsumsi obat dua
obat yang berkhasiat sama
Hasil yang didapatkan :
 Pasien mampu mengeliminasi obat yang tidak perlu, membuat
regimen pengobatan yang lebih mudah untuk dikeloladan lebih
efektif
Dampak :
 Peningkatan kepatuhan pengobatan
 Peningkatan kepuasan pasien
 Mengurangi biaya pasien dan atau health care system

g. menilai status kesehatan pasien


Farmasis dilatih tentang cara menilaistatus kesehatan pasien, dan,
jika perlu, merujukpasien untuk perawatan tindak lanjut dengan
penyedia layanan kesehatan lain. Farmasis dapat melakukan penilaian
dasar, termasuk pemantauantekanan darah dan detak jantung,
mengevaluasi rasa sakit,memeriksa komplikasi penyakit tertentu seperti
diabetes, dan lainnya. Dalam beberapa kasus, farmasis dapat
menggunakan tes laboratorium untuk menilai status kesehatanuntuk
menentukan apakah suatu obat bekerjaaman dan efektif untuk pasien
tertentu.Bergantung pada hasil status kesehatanpenilaian, farmasis dapat
merekomendasikan penyesuaian pengobatan atau perubahan gaya hidup
seperti diet dan olahraga.
Skenario berikut menyoroti situasi di mana keberadaan farmasis
dapat meningkatkan keselamatan pasien dengan menilai status kesehatan
pasien.
Skrenario 1 :
Seorang pasien lanjut usia mengunjungi klinik farmasi untuk
pemeriksaan tekanan darah dengan keluhanpusing. Dia menyatakan
bahwa telah mengalami ini sebelumnya dan percaya dia membutuhkan
obat untuk mengobati rasa sakitnya.
Yang dapat farmasis lakukan :
 Mengukur tekanan darah pasien dan menentukan bahwa itu
sangat rendah
 Memeriksa daftar obat pasien
 Menghubungi dokter untuk merekomendasikan pengurangan
dosis pengobatan tekanan darah
 Mendispensi dosis yang dikurangi untuk pasien
 Mengedukasi pasien tentang pengurangan dosis danpemantauan
efek samping
Hasil yang didapatkan :
 Pasien menerima dosis obat tekanan darah yang lebih tepat
Dampak :
 Pasien terhindar dari efek yang tidak diinginkan (adverse
effects)
 Tercapainya tujuan perawatan pasien
 Peningkatan kepuasan pasien
 Mengurangi jumlah kunjungan perawatan emergency
 Pengurangan biaya pasien dan atau health care system
Skenario 2 :
Seorang pasien mengunjungi klinik apotek untuk follow-up rutin dan
mengeluhkan tentang kakinya yang bengkak
Yang dapat farmasis lakukan :
 Tungkai bawah pasien diperiksa untuk melihat tanda-
tandapembekuan darah
 Mengukur denyut nadi pasien
 Bertanya kepada pasien tentang nyeri dan / atau
kesulitanberjalan
 Diduga pasien mengalami pembekuan darah
 Merujuk pasien ke departemengawat daruratdi fasilitas
kesehatan
Hasil yang didapatkan :
 Pasien bisa mencari perawatan tepat waktu danpengobatan
pembekuan darahyang berpotensi mengancam nyawa
Dampak :
 Mencapai tujuan perawatan pasien
 Peningkatan kualitas hidup pasien

h. mengoordinasikan transisi perawatan


Ketika pasien memasuki system perawatan kesehatan
(seperti rumah sakit), pasien menerima berbagai macam perawatan
dari banyak anggota tim perawatan kesehatan (health care team).
Beberapa contoh transisi perawatan adalah mencakup ketika pasien
berpindah perawatan dari rumah ke rumah sakit atau dari rumah
sakit ke sebuah rumah perawatan (nursing home). Transisi
perawatan juga dapat terjadi dalam keadaan tertentu (misalnya dari
departemen darurat ke unit perawatan intensif ke ruang operasi, ke
layanan pengobatan umum)
Setiap kali seorang pasien dipindahkan dari satu perawatan
ke perawatan lain, ada potensi terjadi kesalahan terkait pengobatan.
Faktor seperti komunikasi yang buruk diantara tim perawatan
kesehatan dan akses rendah terhadap catatn pasien sering
mengakibatkan tingginya angka masalah pengobatan yang dapat
dihindari. Kesalahan umum selama transisi perawatan termasuk
obat yang secara tidak sengaja dihentikan atau lebih dari satu obat
yang diresepkanmengobati kondisi yang sama. Farmasis seringkali
hanyalah satu-satunya anggota tim perawatan kesehatan yang
memiliki akseske daftar obat lengkap pasien. Sebagai hasilnya,
farmasis diposisikan secara unik dalam sistem perawatankesehatan
untuk mencapai keselamatan pasien dengan mengelolatransisi
perawatan.
Skenario berikut mengikuti satu pasien saat menavigasi
sistem perawatan kesehatan setelah penggantian lutut total. Setiap
skenario menyoroti situasi didimana farmasis mempengaruhi
keselamatan pasien dengan memberikan perawatan pasien dalam
pengaturanpraktek tertentudan dengan mengoordinasikan transisi
pasien dari satu pengaturan perawatan ke pengaturan lainnya.
Skrenario 1 :
Seorang pensiunan diterima di rumah sakit untuk penggantian lutut
total. Pasien telah mengonsumsi obat tekanan darah dan suplemen
herbal untuk kolesterol.
Yang dapat farmasis lakukan :
 Mewancarai dan menyusun secara lengkapriwayat pengobatan
pasien
 Mengembangkan daftar pengobatan terkini yang lengkap
 Membandingkan daftar lengkap tersebut denganobat pasien
rawat inapyang diresepkan untuk pasien
 Mengevaluasi daftar obat rawat inap untuk interaksi potensial,
duplikasi obat, ataumasalah lainnya
 Mmberi tahu dokter tentang kemungkinan meningkatnya
pendarahan karena suplemen herbal
 Merekomendasikan agar suplemen herbaldihentikan sementara
dan operasiditundasatu hari untuk meminimalkan risiko
perdarahan
Hasil yang didapatkan :
 Pasien terhindar dari penderahan berlebihan saat dioperasi
 Perawatan pasien di rumah sakit diperpanjang satu hari untuk
menghindari potensi risiko pada pasien
Dampak :
 Pasien terhindar dari efek yang tidak diinginkan (adverse
effects)
 Pengurangan biaya pasien dan atau health care system
Skenario 2 :
Setelah operasi, pasien diberi resep obat untuk mengencerkan darah dan
mencegah pembekuan. Saatnya pasien dipindahkan ke fasilita
rehabilitasi perawatan jangka panjang. Farmasis saat ini bertanggung
jawab atas transisi perawatan ini.
Yang dapat farmasis lakukan :
 Bila obat diisi oleh apotek rawat jalan maka pasien akan
mengonsumsinya selama masa transisi perawatan
 Mewawancarai pasien untuk menilai pengetahuan
pengobatannya
 Memberikan informasi dan edukasi tentang pengobatan
 Membuat daftar lengkap obat yang harus diminum pasien
 Mengevaluasi daftar obat untuk potensi interaksi, duplikasi
obat-obatan, dan masalah lainnya
 Memberi tahu pasien tentang potensi interaksipengobatan
dengansuplemenherbal
 Menyarankan pasien untuk tidak menggunakan suplemen herbal
dengan pengencer darah
 Memberikan daftar obat kepada pasien
 Memberikan salinan daftar obat dan riwayat pengobatan ke
farmasis di fasilitas rehabilitasi
 Menindaklanjuti fasilitas rehabilitasi setelah pemindahan pasien
untuk membantumasalah pengobatan apa pun yang
teridentifikasi
Hasil yang didapatkan :
 Menghindari potensi interaksi obat antara pengencer darah dan
suplemen herbal
 Memberi pasien informasi pengobatan dan pengobatan untuk
mendukungkepatuhan selama transisi perawatan
 Peningkatan koordinasi perawatan pasien di fasilitas rehabilitasi
yang selarasdengan rencana perawatan yang dikembangkan di
rumah sakit
Dampak :
 Menghindari efek samping
 Peningkatan kepatuhan pengobatan
 Mengurangi biaya untuk pasien dan / atau sistem perawatan
kesehatan
Skrenario 3 :
Saat pasien sedang dalam fasilitas rehabilitasi jangka panjang, farmasis
yang bertanggung jawab dapat memonitor pasien dan pengobatannya
sebagai bagian dari tim perawatan kesehatan pasien. Karena berada
dalam fasilitas, pasien telah dengan signifikan mengubah diet dengan
meningkatkan asupan sehari-harinya menjadi sayuran hijau dan bayam.
Makanan ini dapat mengganggu kerja obat pengencer darah.
Yang dapat farmasis lakukan :
 Mewancarai pasien untuk menilai diet dan pengobatannya
 Meminta dan mendapatkan hasil tes laboratorium pasien untuk
waktu pendarahan
 Menentukan dosis obat pengencer darah yang dipakai sekarang
tidak cukup untuk mencapai tujuan pengobatan
 Menghitung dosis baru obat pengencer darah yang cocok dan
tepat
 Memulai pemberian obat pengencer darah dengan dosis baru
dan berkolaborasi dengan tim perawatan kesehatan pasien
 Mengedukasi pasien terhadap dosis baru yang diberikan
 Menyediakan daftar pengobatan baru yang komplit kepada
pasien
 Meninjau hasil tes laboratorium kedepannya untuk menentukan
apakah pasien mencapai tujuan perawatan
Hasil yang didapatkan :
 Menghindari potensi komplikasi karena ketidakcukupan dosis
pengencer darah
Dampak :
 Pasien terhindar dari efek yang tidak diinginkan (adverse
effects)
 Pengurangan biaya pasien dan atau health care system
 Mencapai tujuan perawatan pasien
Skenario 4 :
Pasien telah pulih dan siap untuk dipindahkan kembali ke rumah.
Pasien harus melanjutkan mengonsumsi obat pengencer darah dan
tekanan darah. Farmasis di fasilitas rehabilitasi menyiapkan pasien
untuk rawat jalan dan mengatur perawatan selanjutnya.
Yang dapat farmasis lakukan :
 Mewawancarai pasien untuk menilai pengetahuan
pengobatannya
 Menyediakan informasi dan edukasi tentang pengobatan
 Membuat daftar komplit pengobatan yang harus dikonsumsi
pasien
 Menyediakan salinan daftar pengobatan dan informasi
pengobatan lainnya kepada farmasis komunitas pasien
 Menindaklanjuti pasien dengan farmasis (apoteker) komunitas
pasien setelah pasie dipindahkan ke rumah untuk menilai adanya
masalah pengobatan dan kebutuhan pemantauan jangka panjang
pasien
Hasil yang didapatkan :
 Menghindari potensi komplikasi karena manajemen pengobatan
mandiri oleh pasien di rumah
 Meningkatan kewaspadaan dan keterlibatan farmasis komunitas
pasien dalam manajemen jangka panjang pasien
Dampak :
 Menghindari efek samping
 Meningkatkan kepuasan pasien
 Menghindari kesalahan medikasi
 Mengurangi biaya untuk pasien dan / atau sistem perawatan
kesehatan
Skenario 5 :
Pasien telah ditransisi atau dipindahkan ke farmasis komunitasnya
(apoteker). Pasien harus melanjutkan mengonsumsi obat pengencer dan
tekanan darah untuk masa depan yang lebih baik. Perawatan yang
sedang berlangsung akan disediakan oleh farmasis komunitas pasien
untuk manajemen dan meninjau pengobatan pasien
 Mewawancarai pasien untuk menilai pengetahuan
pengobatannya
 Menyediakan informasi dan mengedukasi tentang pengobatan
yang sedang dijalani
 Membuat daftar komplit pengobatan yang harus dikonsumsi
pasien
 Menyediakan daftar pengobatan kepada pasien
 Menindaklanjuti pasien untuk memastikan kepatuhan terhadap
rencana perawatan
Hasil yang didapatkan :
 Pasien dapat mengelola pengobatannya dengan baik
 Menghindari komplikasi jangka panjang karena tidak
mengonsumsi obat pengencer darah dengan benar
Dampak :
 Meningkatkan kepatuhan pasien
 Meningkatkan kepuasan pasien
 Meningkatkan kualitas hidup pasien

2.3 Komunikasi dalam Patient Safety


Komunikasi adalah bagian esensial dalam pelayanan kesehatan, dan juga
esensial untuk patient safety. Komunikasi bisa mengancam pasien tetapi juga bisa
mencegah pasien dari ancaman kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan,
komunikasi menjadi dasar untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan proses
perawatan yang terbaik, menjelaskan tujuanpengobatan dan mendiskusikan proses
perawatan pasien dengan professional lain yangterlibat. Seringkali komunikasi
berlangsung dalam situasi yang tingkat stressnya tinggi dan harus dilakukan
segera. Tetapi komunikasi juga menjadi sarana untuk mengatasi situasitersebut,
dengan komunikasi yang baik bisa terjalin kolaborasi tim yang baik.
Telah banyak penelitian yang menunjukkan pentingnya komunikasi, baik
secara verbal maupun non verbal, untuk meningkatkan kepuasan pasien saat
konsultasi dan untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap rencana
pengobatan.Kedua hal ini akan meningkatkan patient safety dan mengurangi
kemungkinan adanya komplain dari pasien.Lama waktu konsultasi diketahui
berhubungan dengan penurunan resiko klaim malpraktek,tetapi bukanlah lama
waktunya itu sendiri yang penting, tetapi efektifitas komunikasi.Komunikasi tidak
akan berlangsung dengan baik jika dokter sedang terburu-buru, marah atausedang
dibawah tekanan pekerjaan lain. Komunikasi dalam keadaan tersebut
akanmeningkatkan resiko terjadinya adverse events.

2.4 Kejadian Tidak Diharapkan dan Medical Error Akibat Komunikasi


Kejadian medication error juga telah terjadi dalam praktek pemberian obat
pada pasien yang dikuatkan dengan data hasil KDT (Kelompok Diskusi Terarah)
dengan petugas farmasi dan perawat. Hampir seluruh peserta KDT pernah
melakukan ataupun mengamati kejadian medication error yang berupa: salah
ambil obat, salah penyerahan/pemberian obat ke pasien,salah penghitungan dosis,
salah jumlah dan durasi pemberian obat, salah melarutkan obat, salah dosis
pemberian, tidak melakukan skin test sehingga timbul efek samping obat dan
kejadian lainnya. Komunikasi tidak efektif terjadi di antara profesi kesehatan,
keselamatan pasien menjadi taruhannya. Beberapa alasan yang dapat terjadi yaitu
kurangnya informasi yang kritis, salah mempersepsikan informasi, ataupun
perintah yang tidak jelas melalui lisan, dan melewatkan perubahan status atau
informasi menjadi masalah utama dan masalah etik dalam perjalanan asuhan
(CHFC-IPE, 2014). Sehingga komunikasi kecuali dari verbal makalebih efektif
disertai dengan komunikasi verbal. Hambatan ataupun masalah yang akan terjadi
apabila komunikasi antar profesi kesehatan tidak berjalan efektif maka akan
memicu medication error atau kesalahan penanganan medis yang merugikan
pasien. Hal yang tidakdiinginkan ini akan memicu naiknya angka keselamatan
pasien tinggi. Sehingga menjadimenurunkan kepercayaan pelanggan. Salah satu
pemicunya, beberapa profesi kesehatan seringkali merasa lebih superior dibanding
profesi lainnya, sehin gga seluruh profesi kesehatan seharusnya bisa menyatukan
visi misi dan memiliki kerja tim yang baik, sehingga keselamatan pasien pun
terjaga. Keselamatan pasien merupakan proritas semua praktisi kesehatan.
Tanda-tanda perilaku dalam berkomunikasi yang tidak sehat
 penggunaan kata-kata yang kasar atau tidak sopan
 sikap yang tidak menghargai atau menyerang lawan bicaranya
 komentar yang bermakna seksual
 Tidak bisa mengontrol emosinya
 mengkritik staf didepan pasien atau staf lainnya
 memberikan komentar negatif mengenai pelayanan kesehatan yang
diberikan pihak lain
 komentar yang tidak konstruktif pada diskusi ka sus pasien
 tidak jujur, kurang melakukan kritik terhadap diri sendiri, dan menutupi
kesalahan yang dibuat.
BAB III
KESIMPULAN

1. Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien


lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
2. Komunikasi menjadi dasar untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan
proses perawatan yang terbaik, menjelaskan tujuan pengobatan dan
mendiskusikan proses perawatan pasien dengan professional lain yang
terlibat. Seringkali komunikasi berlangsung dalam situasi yang tingkat
stressnya tinggi dan harus dilakukan segera. Tetapi komunikasi juga
menjadi sarana untuk mengatasi situasitersebut, dengan komunikasi yang
baik bisa terjalin kolaborasi tim yang baik. Pentingnya komunikasi, baik
secara verbal maupun non verbal, untuk meningkatkan kepuasan pasien
saat konsultasi dan untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap
rencana pengobatan.
3. Peranan farnasis atau apoteker dalam mendukung terwujudnya pasien
safety yaitu, memastikan akses pengobatan, memberikan informasi
pengobatan, mengevaluasi kesesuaian pengobatan, meningkatkan
kepatuhan pengobatan, menyediakan layanan kesehatan dan kebugaran,
melakukan pelayanan menejemen pengobatan, menilai status kesehatan
pasien, mengordinasikan transisi perawatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. 2004 ASHP Leadership Conference on Pharmacy Practice Management


Executive Summary:Improving patient care and medication safety Am J
Health-Syst Pharm. 2005; 62:1303-10)
2. Abdul Muchid, DKK. 2008. Tanggung Jawab Apoteker Terhadap
Keselamatan pasien (patien safety). Jakarta. DenKesRI.
3. Angela T, DKK. Pharmacists’ Impact On Patient Safety. American
Pharmacists Association.
4. Departemen Kesehatan RI. 2008. Panduan Nasional keselamatan pasien
rumah sakit(patient safety). Utamakan keselamatan pasien edisi 2. Jakarta.
DepKes RI

Anda mungkin juga menyukai