Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

PENGABDIAN MASYARAKAT

PENYULUHAN TENTANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


PENYAKIT DIFTERI PADA BALITA
Pengusul :
Ketua : Ahmad yogi
Anggota : Agung Permana
Ajeng Rida Pertiwi
Ghea Sri Maryam
Hanifah
Hikma Renita
Nugraha Adi Candra
Nurkholis Faqih
Ofi Anggarani

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH


JL. Walet No.21 Telp.(0231)201942 CIREBON
TAHUN 2017/2018
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Pengabdian Masyarakat : Penyuluhan Tentang Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit Difteri pada Balita

Bidang Ilmu : Pendidikan dan Promosi Kesehatan


Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Ahmad yogi
b. NIM : 16053
c. Pusat Pengabdian Masyarakat: Posyandu Mawar Desa Kemlaka Cirebon
d. Alamat Institusi : JL. Walet No.21 Cirebon
e. Telepon/ Faks/E-mail : (0231) 201942
f. Biaya yang diusulka :Rp. 450.000,’
g. Jumlah anggota peneliti : 9 orang
a. Nama anggota : Agung permana
Ajeng Rida Pertiwi
Ghea Sri Maryam
Hanifah
Hikma Renita
Nugraha Adi Candra
Nurkholis Faqih
Ofi Anggarani

h. Waktu Pelaksanaan pengabdian masyarakat


Hari : Rabu
Tanggal : 3 Januari 2018
Waktu : 08.00 WIB sd Selessai
Tempat : Posyandu Mawar Desa Kemlaka Gede Cirebon
SUSUNAN ACARA
No. Waktu Kegiatan Penanggung Jawab
1. 08.00 – 08.20 Pembukaan Sie Acara
2. 08.20 – 08.40 Penyampaian materi Sie Acara
3. 08.40 –09.30 Demonstrasi Kompres Sie Acara dan
hangat dan dingin Konsumsi
4. 09.30 – 09.45 Sesi Tanya Jawab Sie Acara
5. 09.45 – 10.00 Penutupan Sie Acara

Cirebon, 02 Januari 2017

Hormat kami,

KetuaPelaksana, Sekretaris,

Ahmad Yogi Hanifah


NIM: 16053 NIM: 16068

Menyetujui,
DosenPengampu

Agus Khurniawan
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayatnya,sehingga penulis dapat menyusun proposal pengabdian msyarakat ini. Semoga ilmu
yang di dapatkan bermanfaat bagi kita semua.
Proposal ini di tujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan dan promosi
kesehtan, proposal pengandian masyarakat ini berjudul “Penyuluhan Tentang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Difteri pada Balita”
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Direktur AKPER
Muhammadiyah Cirebon yang telah memberikan dukungan dalam proses kegiatan pengabdian
masyarakat.
Tentunya dalam penyusunan proposal ini, masih banyak kekurangan yang harus di
perbaiki. Oleh karenanya, penulis berterimakasih sekali apanbila bapak/ibu berkenan
memberikan masukan saran guna perbaikan proposal ini. Semoga proposal pengabdian
masyarakat ini dapat disempurnakan untuk dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya hingga
selesainya kegiatan pengabdian masyarakatini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah memberi
dukungan pada penyusunan dan perbaikan proposal pengabdian masyarakat ini. Semoga bantuan
tersebut menjadi amal ibadah dan Allah SWT akan member balasan berlimpah. Amin.

Cirebon, 02 Januari 2017

Penyusun,
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iv
JUDUL ................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tinjauan Pustaka ..................................................................................................... 2
1. Pengertian Difteri .............................................................................................. 2
2. Demonstrasi pada Balita yang Demam Setelah Imunisasi ............................... 2
D. Tujuan ..................................................................................................................... 3
E. Manfaat kegiatan ..................................................................................................... 3
F. Sasaran .................................................................................................................... 3
G. Strategi dan Metode yang di gunakan ..................................................................... 4
H. Keterkaitan pihak lain ............................................................................................. 4
I. Rancangan Evaluasi dan Indikator.......................................................................... 4
J. Jadwal kegiatan dan Tempat ................................................................................... 4
K. Rancangan anggaran dan Biaya .............................................................................. 4
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12
PENYULUHAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DIFTERI PADA
BALITA
A. Latar Belakang
Data Kementerian Kesehatan menujukkan sampai dengan November 2017, ada 95
kabupaten dan kota dari 20 provinsi yang melaporkan kasus difteri. Secara keseluruhan terdapat
622 kasus, 32 diantaranya meninggal dunia.
Sementara pada kurun waktu Oktober hingga November 2017, ada 11 Provinsi yang
melaporkan terjadinya KLB difteri, antara lain di Sumatra Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatra
Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa
Timur.
Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jose Rizal Latief Batubara
menjelaskan difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
Diptheriae yang menular dan berbahaya.
Penyakit ini bisa mengakibatkan kematian lantaran sumbatan saluran nafas atas a
toksinnya yang bersifat patogen, menimbulkan komplikasi miokarditis (peradangan pada lapisan
dinding jantung bagian tengah), gagal ginjal, gagal napas dan gagal sirkulasi.
"Difteri itu gejalanya radang saluran nafas, ada selaput putih dan gampang berdarah, dan
toksinnya itu yang bahaya, bikin kelainan jantung, meninggal," katanya.
Difteri menimbulkan gejala dan tanda berupa demam yang tidak begitu tinggi, 38ºC,
munculnya pseudomembran atau selaput di tenggorokan yang berwarna putih keabu-abuan yang
mudah berdarah jika dilepaskan, sakit waktu menelan, kadang-kadang disertai pembesaran
kelenjar getah bening leher dan pembengakan jaringan lunak leher yang disebut bullneck.
Adakalanya disertai sesak napas dan suara mengorok.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal di atas dapat dirumuskan permasalahan nya yaitu bagimana upaya untuk
pencegahan dan pengendalian penyakit difteri pada balita.
C. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Difteri
Difteri merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (contagious disease).
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae, yaitu kuman
yang menginfeksi saluran pernafasan, terutama bagian tonsil, nasofaring (bagian antara
hidung dan faring/ tenggorokan) dan laring. Penularan difteri dapat melalui kontak
hubungan dekat, melalui udara yang tercemar oleh carier atau penderita yang akan
sembuh, juga melalui batuk dan bersin penderita.
Penderita difteri umumnya anak-anak, usia di bawah 15 tahun. Dilaporkan 10 %
kasus difteri dapat berakibat fatal, yaitu sampai menimbulkan kematian. Selama
permulaan pertama dari abad ke-20, difteri merupakan penyebab umum dari kematian
bayi dan anak – anak muda.
Penyakit ini juga dijumpai pada daerah padat penduduk dengan tingkat sanitasi
rendah. Oleh karena itu, menjaga kebersihan sangatlah penting, karena berperan dalam
menunjang kesehatan kita.
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti TBC, Diphteri,
Pertusis, Campak, Tetanus, Polio, dan Hepatitis B merupakan salah satu penyebab
kematian anak di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Diperkirakan1,7 juta
kematian pada anak atau 5% pada balita di Indonesia adalah akibat PD3I. Difteri
merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Sebelum era vaksinasi, racun yang dihasilkan oleh kuman ini sering meyebabkan
penyakit yang serius, bahkan dapat menimbulkan kematian. Tapi sejak vaksin difteri
ditemukan dan imunisasi terhadap difteri digalakkan, jumlah kasus penyakit dan
kematian akibat kuman difteri menurun dengan drastis.
Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah.
Lingkungan buruk merupakan sumber dan penularan penyakit. Sejak diperkenalkan
vaksin DPT (Dyphtheria, Pertusis dan Tetanus), penyakit difteri mulai jarang dijumpai.
Vaksin imunisasi difteri diberikan pada anak-anak untuk meningkatkan sistem kekebalan
tubuh agar tidak terserang penyakit tersebut. Anak-anak yang tidak mendapatkan vaksin
difteri akan lebih rentan terhadap penyakit yang menyerang saluran pernafasan ini.
Akademi keperawatan muhammadiyah Cirebon sebagai salah satu instansi
pendidikan kesehatan dituntut untuk menyelenggarakan Tri Darma Perguruan Tinggi
(pendidikan,penelitian, dan pengabdian masyarakat). Untuk mendukung tri darma
tersebut maka dilaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di posyandu Mawar Desa.
Kemlaka Gede kota Cirebon berbentuk penyuluhan kesehatan tentang Pencegahan Dan
Pengendalian Penyakit Difteri Pada Balita

2. Demonstrasi penanganan balita yang demam setelah imunisasi difteri


Kompres dengan air hangat
Air hangat bisa membantu memberikan efek rileksasi dan membuat pori-pori
tubuh terbuka, sehingga panas pun bisa cepat keluar. Maka itu, sebaiknya saat bayi
demam segera berikan pertolongan pertama dengan mengompres si bayi. Namun ingat,
jangan gunakan air dingin! Sesuai anjuran medis, mengompres yang benar adalah
menggunakan air hangat. Bunda bisa memberikan handuk kecil untuk mengompres
bagian-bagian tubuhnya, seperti di dahi, ketiak, atau di telapak kakinya.
Kompres bekas suntikan dengan air dingin
Kenaikan suhu tubuh yang dialami bayi pasca imunasasi merupakan efek dari
pemberian suntikan vaksin. Umumnya bila bekas suntikan membengkak, maka suhu
tubuh akan semakin naik sehingga demam tak kunjung turun. Nah, alternatif mudah
untuk mengatasi hal ini adalah dengan memberikan kompresan air dingin di area kulit
bekas suntikan. Tindakan tersebut tidak hanya berguna untuk mengatasi bengkak
(inflamasi) tapi juga meredakan rasa nyeri. Bunda cukup mengompresnya sekitar 20-30
menit disetiap harinya
D. Tujuan
Pengendalian faktor risiko penyakit menular berbasis masyarakat di posyandu Desa.
Kemlaka Gede Cirebon
E. Manfaat
Ibu-ibu yang mempunyai balita dapat mengetahui tentang penyakit difteri serta mengerti
bagaimana cara penanganan nya.
F. Sasaran
Ibu-ibu yang mempunyai balita di Desa Kemlaka Gede Kota Cirebon
G. Strategi dan metode yang digunakan
Strategi pendekatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pemberdayaan masyarakat
dengan cara:
1. Komunikasi informasi dan edukasi pengendalian penyakit difteri
2. Penanganan pada balita yang demam setelah mendapatkan imunisasi difteri.
metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah melalui penyuluhan kesehatan
tentang penyakit difteri dengan komunikasi,informasi, dan edukasi. Dalam
pelaksanaanya kegiatan dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, dan demonstrasi.
H. Keterkaitan dengan pihak lain
Kegiatan penganbdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa akper muhammadiyah
Cirebon yang bekerja sama dengan puskesmas, posyandu dan kader posyandu Mawar Desa
Kemlaka Gede Cirebon.
I. Rancangan evaluasi dan indicator
1. Terselenggara nya kegiatan penyuluhan pencegahan dan pengendalian penyakit
difteri melalui kegiatan komunikasi, edukasi, dan informasi.
2. Ibu-ibu yang memiliki balita dapat mengetahui status risiko penyakit menular melalui
J. Jadwal kegiatan dan tempat
Kegiatan ini diselenggarakan dalam 1 hari, pada tanggal rabu, 3 Januari 2017 di
posyandu Mawar Desa. Kemlaka Gede kota Cirebon
K. Rancangan anggaran biaya
no Keterangan Biaya
1. Print Rp. 20.000.’
2. Air mineral 1 dus Rp. 30.000.’
3. Snack ibu Rp. 219.000.’
4. Snack kader Rp. 56.000.’
5. Transport Rp. 50.000.’
6. Cindera mata Rp. 45.000.’
Jumlah Rp. 420.000.’
L. Daftar Pustaka
Amindoni, Ayomi. Wabah Difteri di 20 Provinsi. 2017. [Online]. Tersedia :
http://www.bbc.com/indonesia/majalah-42215042. [19 Desember 2017].

Cara Mengatasi Bayi Demam Setelah Imunisasi Paling Efektif. 2017. [Online]. Tersedia :
https://hamil.co.id/bayi/imunisasi/cara-mengatasi-bayi-demam-setelah-imunisasi.
[20 Desember 2017].
Lampiran I
Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas
Penanggung Jawab : Agus Khurniawan
Ketua Pelaksana : Ahmad Yogi
Sekretaris : Hanifah
Bendahara : Hikma Renita
Seksi Acara : 1. Agung Permana
2. Ajeng Rida Pertiwi
3. Nurkholis Faqih

Seksi Konsumsi : 1. Nugraha Adi Candra


2. Ofi Anggarani

Devisi Dokumentasi : 1. Ghea Sri Maryam

Anda mungkin juga menyukai