Anda di halaman 1dari 32

PENDAHULUAN

Petugas RS yang bekerja di laboratorium


terpapar dengan berbagai jenis bahaya. Sebagian
sebagian besar tempat kerja di lab mempunyai
potensi bahaya tersebut yang tidak ditemui di
tempat-tempat kerja di rumah sakit.
Tindakan Pencegahan untuk Pekerja Laboratorium
1. Pakai sarung tangan saat menangani bahan infeksius atau di mana
ada kemungkinan terpapar darah atau cairan tubuh lainnya. Semua
pekerja lab yang bekerja dengan bahan yang berpotensi terinfeksi HIV
memerlukan sarung tangan berkualitas baik anti serap.
2. Buang dan musnahkan sarung tangan setiap kali pemakaian yang
telah terkontaminasi. Cuci tangan dan dan mengenakan sarung
tangan baru.
3. Jangan menyentuh mata, hidung, membran lain atau kulit dengan
tangan bersarung.
4. Jangan meninggalkan tempat kerja atau berjalan di sekitar ruang lab
saat sarung tangan digunakan.
5. Cuci tangan anda dengan sabun dan air segera setelah melepas sarung
tangan selesai pekerjaan.
6. Pakai jaket lab, dan lepaskan pakaian pelindung ini sebelum
meninggalkan lab.
Tindakan Pencegahan untuk Pekerja Laboratorium (2)
7. Ketika pekerjaan dengan bahan yang berpotensi terinfeksi HIV
sedang berlangsung , tutup pintu lab dan batasi akses ke lab. Pintu
supaya memiliki tanda “Biohazard - Dilarang masuk"
8. Menjaga laboratorium bersih, rapi , dan bebas dari bahan asing dan
peralatan .
9. Lakukan dis-infeksi permukaan kerja selesai dan pada akhir setiap
roster kerja . Dis-infektan yang efektif adalah hipoklorit dengan
konsentrasi 0,5%
10. Bila mungkin, hindari menggunakan jarum dan alat tajam lainnya.
Tempatkan jarum yang digunakan; jarum suntik, instrumen tajam
lainnya dan benda-benda tajam dalam wadah tahan tusukan.
11. Patuhi semua prosedur teknis dengan cara yang mengurangi risiko
terciptanya aerosol, tetesan, percikan atau tumpahan.
12. Jangan makan, minum, merokok, atau menyimpan makanan atau
barang-barang pribadi dalam lab.
13. Lakukan program pemusnahahan serangga dan
binatang pengerat.
Praktek-Paktek Aman
Pekerja lab setiap saat harus berperilaku aman dan
bertanggung jawab. Pekerja lab tidak boleh:
• Menyimpan makanan dan minuman di ruang kerja atau
lemari es yang disiapkan untuk sampel dan reagen.
• Merokok dalam falilitas lab.
• Memoles kosmetik dalam lab.
• Menggunakan jam dimana dapat
menyangkut peralatan atau material yang
terinfeksi.
• Menyimpan barang-barang pribadi
di ruang kerja dalam lab.
• Memakai sandal atau sepatu ujung
terbuka.
Pedoman Penanganan Tumpahan Bahan
Kimia
Ditentukan dengan luas dan jenis tumpahan dengan
mempertimbangkan:
• Kategori pencemaran
• Lepasnya pada lingkungan tempat kerja
• Tingkatan akutnya bahan kimia berbahaya tumpahan
• Adanya pekerja yang berlatih terhadap pelaksanaan
prosedur yang tepat untuk membersihkan tumpahan
bahan kimia
Pedoman Penanganan Tumpahan Bahan
Kimia (2)
Daftar: Kategori Tumpahan Bahan Kimia Kategori dan
Respon Yang Diperlukan
Kategori Junlah Respons Material Penanganan
Kecil Bahan tumpahan < 300 Pembersihan Netralisasi atau
milliliters Bahan Kimia penggunaan peralatan
pembersih tumpahan
(absorption spill kit)
Sedang Bahan tumpahan 300 ml 5 Penyerapan Absorption Spill Kit
liter (Absorption)
Luas Bahan tumpahan >5 liter Hubungi Petugas
Tanggap Darurat
Pedoman Penanganan Tumpahan Bahan
Kimia (3)
Tindakan yang harus dilakukan jika terjadi tumpahan guna
manjaga keselanatan pekerja di laboratorium atau kantor terdekat
adala berikut ini :
1. Beritahu penghuni ruang kerja dan pengawas , dan lakukan
evakuasi penghuni, jika diperlukan .
2. Temui orang yang mungkin terkontaminasi. Pakaian yang
terkontaminasi harus segera dilepas dan apabila terkena kulit
yang memerah, bersihkan dengan air selama minimal lima
belas menit. Pakaian harus dicuci secara terpisah dari pakaian
lainnya sebelum digunakan kembali.
3. Segera beri peringatan kepada setiap orang apabila adalanya
bahan mudah terbakar tertumpah. Lakukan pengendalian
sumber penyalaan. Atur ventilasi udara di daerah tersebut
dengan menghidupkan ruang penghisap uao (fume hood) atau
membuka semua jendela.
Pedoman Penanganan Tumpahan Bahan Kimia
(4)
4. Gunakan alat pelindung diri yang sesuai untuk
lingkungan bahaya tersebut.
5. Tutup atau lakukan blokir saluran air atau rute lain yang
dapat menyebabkan terlepasnya pada lingkungan.
6. Absorbent (bahan penyerap) digunakan pada tumpahan
bahan kimia yang akan dimusnahkan sebagai limbah
berbahaya.
7. Bersihkan permukaan tumpahan
menggunakan deterjen ringan dan air.
Pintu Laboratorium
Adalah sebagai praktek yang baik
agar menjaga pintu lab selalu
tertutup dan tidak dikunci apabila
ada orag di dalam. Pintu lab harus
tetap tertutup guna memastikan
bahwa setiap tumpahan bahan
berbahaya terisolasi.
Alat Pelindung Diri (PPE)
APD diperlukan pada semua laboratorium karena
bahaya bahan kimia. APD minimal adalah:
• Sarung tangan resiten tahan kimia atau sarung tangan
yang tepat untuk bahaya lainnya
• Jaket laboratorium atau celemek pelindung badan
• Sepatu dengan ujung tertutup
Makan dalam Lab dan Lemari Makanan
Makan, minum, mengunyah permen karet dan memoles
kosmetik tidak diperbolehkan di laboratorium.
Tindakan ini dapat menyebabkan terkontaminasi.
Menyimpan makanan tidak diperbolehkan di dalam lab.
Tindakan lain yang dapat mengakibatkan kontaminasi
yang harus diperhatikan dan dihindari adalah;
mengunyah, menyentuh wajah, membenahi kacamata,
menggaruk, dll. Jaket Lab tidak boleh dipakai ke ruang
makan dan ruang penyiapan makanan.
Mencuci Tangan
Tangan dan lengan harus dicuci dengan benar
sebelum meninggalkan laboratorium.
Kebersihan dan Kerapian
Laboratorium kerja sering terisi penuh dengan
kontainer/ madah-wadah kosong dan sebagian penuh,
danya gelas dan peralatan lain yang tidak berguna.
Barang-barang ini harus dibersihkan dan diatur dengan
benar atau dibuang jika tidak diperlukan.
Bagian dari Kebersihan dan Kerapian
Penyimpanan Bahan Kimia
Kegagalan dalam menyimpan bahan kimia sesuai
dengan sifat-sifatnya menimbulkan bahaya dan risiko
terhadap personil dan peralatan.
Bagian dari Kebersihan dan Kerapian (2)
Penyimpanan Bahan Kimia
Berikut ini adalah aturan umum untuk penyimpanan yang aman dari bahan kimia
di laboratorium:
• Jumlah bahan kimia yang disimpan dalam lab harus diminimalkan
• Wadah-wadah sejumlah bahan kimia (seperti wadah lebih dari 1 galon) harus
disimpan di tempat penyimpanan yang terpisah.
• Bahan kimia harus disimpan pada temperatur dan kelembaban tingkat yang
sesuai.
• Bahan kimia harus diberi tanggal saat penerimaan dan saat dibuka. Apabila
bahan kimia mengalami menurunan kualitas atau menjadi tidak aman setelah
tersimpan lama, maka kedaluarsannya harus dicatat.
• Bahan kimia tidak boleh disimpan secara rutin di atas bangku. Dalam lokasi
tersebut bahan kimia harus terlindungi dari paparan dan situasi potensi
bahaya kebakaran dimana dapat terguling. Setiap bahan kimia harus memiliki
tempat penyimpanan khusus dan dikembalikan setelah digunakan.
Peralatan
Semua peralatan laboratorium harus dibersihkan dan
dilakukan didekontaminasi setelah digunakan, atau bila
diperlukan.
Lemari/ Ruang Penghisap Uap Bahan Kimia (Fume
Hood)
Fume hood adalah salah satu bagian penting dari peralatan
keselamatan laboratorium rumah sakit dalam proses
penelitian. Fume hood akan mencegah orang menghirup
zat berbahaya, menghalangi percikan
yang tidak terkontrol dan tumpahan
masuk lingkungan laboratorium, dan
menghilangkan uap mudah terbakar dalam
ruangan.
Peralatan (2)
Apabila memakai Fume Hood
Fume hood adalah bagian penting dari
prosedur laboratorium, saat:
• Bekerja dengan bahan kimia atau
diperkirakan bahan kimia.
• Bekerja dengan bahan kimia tidak
diketahui kandungannya.
• Menuangkan, mencampur, menimbang
dan pengeluaran bahan kimia.
Peralatan (3)
Praktek Aman dengan Fume Hood
Fume hood tidak dapat memberikan keamanan secara
penuh terhadap semua bahaya. Fume hood berfungsi
untuk ventilasi laboratorium yang tepat yang akan
memberikan perlindungan yang memadai selama
melakukan analisis di lab.
Peralatan (4)
Berikut ini adalah daftar praktik keselamatan
laboratorium yang wajib dilaksanakan:
1. Jauhkan semua barang-barang minimal 6 inci dari
bagian depan fume hood.
2. Jangan meletakkan kepala dalam hood saat adanya
kontaminan ditimbulkan.
3. Jangan menggunakan hood untuk melepaskan
wadah limbah bahan kimia yang mudah menguap.
4. Meminimalkan jumlah bahan kimia dan peralatan
yang digunakan dalam hood.
Peralatan (5)
Praktek keselamatan laboratorium:
5. Memelihara bagian-bagian dalam hood bebas
penghalang.
6. Meminimalkan lewatan di depan tutup ketika
sedang digunakan.
7. Jangan menghapus label hood yang menunjukkan
maksimal tingkat operasi yang aman dari peralatan
tersebut.
8. Pastikan semua fume hood memiliki bibir
perlindungan penahan tumpahan.
X-RAY RUMAH SAKIT
Pertimbangan dalam menerapkan prinsip-prinsip
keamana dari sinar- x meliputi:
 Waktu
 Jarak
 Perisai
Pertimbangan
Waktu: Bila anda perlu menggunakan
sistem X-Ray, bekerjalah dengan cepat
dan efisien. Pemeriksaan dengan X-Ray
harus direncanakan secara hati-hati dan
dicoba terlebih dahulu untuk
meminimalkan waktu paparan dan
mengurangi total akibat paparan radiasi
di dalam ruangan.
Pertimbangan
Jarak: Saat sistem X-Ray digunakan, jika anda tidak
diharuskan untuk berada di dekat sistem tersebut
supaya menjauh. Radiasi dapat dikurangi dengan jarak
berdiri minimal 2 meter dari sumber radiasi X-Ray dan
agar diberi perlindungan yang mencukupi.
Catatan:
Beberapa analisa sistem X-Ray
menggunakan pelat proteksi
X-Ray.
Pertimbangan
Perisai: Saat sistem X-Ray sedang dipasang,
pastikan masing-masing tabung dilindungi
oleh perisai tetap.
 Jangan mengandalkan celemek/ apron pelindung dan
perisai lainnya untuk dipakai oleh orang yang
mengoperasikan sistem X-Ray. Secara individual
mungkin lupa untuk memakainya, mungkin juga
tidak ada apron pelindung yang mencukupi untuk
orang-orang sekitar atau orang-orang masuk dan
keluar ruangan. Perisai permanen di ruang X-Ray
adalah mekanisme yang paling efektif untuk
melindungi pekerja dari paparan X-Ray.
 Selalu mengoperasikan sistem ini dengan semua
komponen perisai dan keselamatan di tempat dan
tidak pernah mengutak-atik interlock system
Tindakan Pencegahan
Tindakan pencegahan dan pedoman
saat bekerja di kamar X-Ray:
 Memperoleh pelatihan/ instruksi
yang tepat dari orang di bagian
pengendalian sebelum
mengoperasikan mesin X-Ray.
 Memakai dosimeter antara
dikenakan pada kerah baju dan posisi
pinggang menghadap sumber radiasi.
Tindakan Pencegahan
 Melaksanakan survei radiasi dan memantau
mesin yang baru dipasang, terutama
sebelum dan setelah memodifikasi mesin
untuk pekerjaan khusus.
 Jangan berasumsi bahwa unit yang tersisa
dalam kondisi kerja aman oleh pengguna
sebelumnya; periksa perisai sebelum
menyalakan unit tersebut, kecuali telah
diverifikasi oleh pemeriksaan pra-
operasional. Jangan percaya dengan lampu
peringatan.
Keselamatan in X-Ray Untuk Pekerja RS
Hanya personil yang diperlukan sesuai prosedur X-Ray atau pekerja yang
sudah diberi pelatihan boleh berada dalam ruang X-Ray selama paparan
harus melakukan berikut:
 Memakai celemek/ apron timah, kacamata keselamatan bertimbal,
perisai tiroid dan sarung tangan bertimbal yang dianggap sesuai
oleh Pimpinan Unit Kerja; atau memanfaatkan panel portabel atau
tetap.
 Memaksimalkan jarak antara
petugas dengan pasien. Jika anda
tidak perlu berada di sisi pasien,
usahakan anda berada tetap
minimal 2 meter dari kepala
tabung.
 Memakai dosimeter pribadi untuk
memantau paparan radiasi .
Keselamatan in X-Ray Untuk Pekerja RS
 Jika tangan anda harus berada di pelat proteksi (shielding) atau
dekat pelat proteksi, pakai dosimeter jari, dan pakai sarung
tangan timbal. Dosimeter jari harus dikenakan di bawah sarung
tangan.
 Mengatur waktu paparan radiasi singkat, terutama selama
fluoroskopi .
 Patuhi prosedur teknik yang tepat untuk meminimalkan jumlah
paparan berulang.
 Petugas tidak harus secara rutin terus berada dekat dengan
pasien. Gunakan perangkat penahan mekanik ketika pasien atau
film memerlukan dukungan tambahan. Jika tidak
memungkinkan, pasien harus dipegang oleh keluarga atau
teman yang memakai celemek timah dan sarung tangan.
 Jika hamil, memberi tahu kepala departemen .
Prinsip-prinsip Keselamatan Radiasi Pasien
 Patuhi teknik yang tepat untuk setiap pemeriksaan
(mengurangi pekerjaan ulang)
 Dapatkan kualitas radiografi yang baik dan
kurangi jumlah pemeriksaan X-Ray berulang
 Tempatkan pelat pelindung X-Ray ke posisi
tujuan (mengurangi pencaran radiasi)
 Identifikasi pasien hamil dan beritahu dokter yang
merujuk sebelum mereka menjalani pemeriksaan
X-Ray
Prinsip-prinsip Keselamatan Radiasi Pasien
(2)
 Gunakan kacamata pelindung dan
celemek/ apron saat tepat.
 Apabila mesin X-Ray portabel
digunakan, pastikan pasien lain
berada di ruang dengan jarak yang
aman (2 meter) dari pancaran radiasi
atau gunakan panel portabel untuk
melindungi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai