Anda di halaman 1dari 4

Nama : DIAN SETYANI / NIM : 1607062100 / Kelas B

PROTAP PEMBUATAN
INFUS NaCl 0,9 % 1000 LITER
RUMAH SAKIT MATAHATI YOGYAKARTA

No. Revisi
No. Dokumen Halaman 1/4
0
01/IK/FAR/VIII/16
Ditetapkan

Tanggal terbit
Direktur Utama
01 Januari 2017
dr. Rio Herjuno

STANDARD OPERATING PROCEDUR

1. Pengertian
Normal saline atau NaCl 0,9 % merupakan cairan yang bersifat fisiologis, non-toksik. NaCl 0,9%
merupakan cairan pencuci luka yang sering digunakan. Tujuan pencucian luka dengan NaCl 0,9%
untuk meningkatkan, memperbaiki, dan mempercepat proses penyembuhan luka, menghindari
terjadinya infeksi, membuang jaringan nekrosis dan debris. NaCl setiap liternya mempunyai komposisi
natrium klorida 9,0 gram dengan osmolaritas 308 m/L setara dengan ion-ion Na + 154 meq/L dan Cl
154 neq/L (In ETNA, 2004; ISO Indonesia, 2012).

2. Tujuan
a. Memenuhi kebutuhan infus NaCl 0,9 % di Rumah Sakit Matahati Yogyakarta.
b. Memastikan mutu dari infus NaCl 0,9 % 1000 Liter.
c. Menjamin kualitas mutu dari produk infus NaCl 0,9 %.

3. Kebijakan
Pembuatan infus NaCl 0,9 % sebanyak 1000 mL dibuat oleh Apoteker dan hanya dapat diedarkan
dan digunakan di kalangan Rumah Sakit Matahati Yogyakarta.

4. Referensi
Farmakope Indonesia Edisi IV; ISO Indonesia Volume 47 2012; Teori dan Praktek Farmasi
Industri Edisi III (Lachman dkk.) UI Press 1994.
PROTAP PEMBUATAN
INFUS NaCl 0,9 % 1000 LITER
RUMAH SAKIT MATAHATI YOGYAKARTA

No. Revisi
No. Dokumen Halaman 2/4
0
01/IK/FAR/VIII/16
Ditetapkan

Tanggal terbit
Direktur Utama
01 Januari 2017
dr. Rio Herjuno
STANDARD OPERATING PROCEDUR
5. Prosedur
a. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) melakukan perhitungan dan penimbangan bahan obat
seperti NaCl, Aqua pro injeksi, dan karbon aktif ditimbang sesuai yang dibutuhkan yaitu NaCl
9.000 gram, Aqua pro injeksi 1.000 L, dan karbon aktif sebanyak 500 gram. Kegiatan ini
diawasi oleh Apoteker dengan batas waktu pengerjaan maksimal 15 menit.
b. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) melakukan pencampuran bahan: NaCl diencerkan dengan
Aqua pro injeksi sedikit demi sedikit hingga mencapai 1.000 L sambil sesekali diaduk. Setelah
larut, gelas ukur yang berisi larutan NaCl dipanaskan kemudian dimasukkan kabon aktif ke
dalam larutan. Karbon aktif ini bertujuan untuk membebaskan pirogen sehingga larutan
menjadi steril. Setelah didihkan, didiamkan, kemudian disaring hingga jernih, disaring dengan
kertas saring selama dua kali penyaringan. Kegiatan ini diawasi oleh Apoteker dengan batas
waktu pengerjaan maksimal 15 menit.
c. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) memastikan kualitas infus NaCl 0,9% dengan cara : Hasil
yang didapatkan adalah larutan irigasi berwarna bening tetapi tidak terlalu jernih karena ketika
diuji dengan menggunakan papan hitam-putih, di dalam larutan masih ada beberapa partikel
yang tidak tersaring oleh kertas saring. Kegiatan ini diawasi oleh Apoteker dengan batas waktu
pengerjaan maksimal 10 menit.
d. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) memasukkan infus NaCl 0,9% ke dalam bag atau botol
infus 500 mL dan 1.000 mL kemudian di tutup dengan tutup yang sesuai lalu dibungkus
dengan aluminium foil. Kegiatan ini diawasi oleh Apoteker dengan batas waktu pengerjaan
maksimal 15 menit mulai dari selesai pengecekan kualitas infus NaCl 0,9%.
e. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) melakukan sterilisasi dengan cara botol infus yang sudah
di bungkus dengan aluminium foil, diberi tanda indikator pada permukaannya. Indikator ini
bertujuan agar kita dapat mengetahui apakah alat tersebut sudah steril atau belum. Indikator
digunakan untuk mengecek duplikasi kondisi dari proses yang sudah dijamin/disahkan dengan
menempatkan indikator di tempat dimana terdapat kesukaran terbesar dalam penetrasi panas
(Lachman, et al, 1994). Indikator ini akan berubah warna menjadi abu-abu, perubahan warna
ini karena pengaruh kelembaban dan panas. Jika terdapat perubahan warna menjadi abu-abu
maka alat tersebut sudah steril. Kegiatan ini diawasi oleh Apoteker dengan batas waktu
pengerjaan maksimal 30 menit.
PROTAP PEMBUATAN
INFUS NaCl 0,9 % 1000 LITER
RUMAH SAKIT MATAHATI YOGYAKARTA

No. Revisi
No. Dokumen Halaman 3/4
0
01/IK/FAR/VIII/16
Ditetapkan

Tanggal terbit
Direktur Utama
01 Januari 2017
dr. Rio Herjuno

STANDARD OPERATING PROCEDUR

f. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) melakukan sterilisasi sediaan dalam autoklaf pada suhu 120
0
C selama 15 menit. Pembuatan larutan ini menggunakan metode sterilisasi akhir dengan
autoklaf karena bahan-bahan yang digunakan tahan panas. Larutan diberi etiket kemudian
dilakukan evaluasi terhadap kejernihan larutan, volume terpindahkan, dan penetapan pH.
Kegiatan ini diawasi oleh Apoteker dengan batas waktu pengerjaan maksimal 30 menit.

6. Formulir
Etiket kemasan infus

Komposisi :
Tiap 1000 ml mengandung :
Natrium Klorida.............................................. 9 g
Air untuk injeksi.............................................. 1000 ml
Indikasi :
Secara umum untuk mengatasi defisiensi ion natrium serta ion klorida dalam darah, misalnya pada
keadaan dehidrasi dan lain-lain
Sebagai pelarut medikamen untuk pemakaian secara parenteral
Mencegah dan mengobati dehidrasi pada waktu diare dan mempertahankan keseimbangan elektrolit
dalam cairan tubuh
Pemakaian : Digunakan secara intravena (i.v)
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Simpan dalam wadah tertutup baik dan ditempat sejuk


No. Reg : ABC.1.2.3.666777
No Batch : 11122016
Exp. Date : 11122018

7. Dokumen terkait:-
8. Unit terkait
Unit Produksi Farmasi RS Matahari Yogyakarta
Instalasi Farmasi RS Matahati Yogyakarta
Instalasi Rawat Inap RS Matahati Yogyakarta
Instalasi Bedah Sentral RS Matahati Yogyakarta
Instalasi Gawat Darurat RS Matahati Yogyakarta

9. Catatan revisi
-

Anda mungkin juga menyukai