Anda di halaman 1dari 3

Evaluasi sediaan adalah suatu proses penilaian terhadap sediaan yang diproduksi

untuk menentukan kelayakan penggunaannya. Evaluasi sediaan lotion bertujuan untuk


mengetahui kualitas, keamanan, dan kelayakan sediaan tersebut untuk digunakan dan
dipasarkan.
Uji Organoleptis
Evaluasi organoleptis merupakan pengamatan menggunakan panca indera.
Pengamatan dilakukan untuk melihat nilai estetika dari milk cleanser yang diproduksi.
Pengamatan organoleptis dilakukan menggunakan panca indera terhadap penampilan, bau,
warna, dan tekstur setelah diaplikasikan ke permukaan kulit.
Hasil yang diinginkan dari pengamatan ini adalah sediaan milk cleanser yang tidak
berbau tengik, bertekstur lembut, tidak lengket, tidak berminyak saat diaplikasikan ke kulit,
dan dapat membersihkan kotoran sisa make up pada kulit.
Uji Homogenitas
Evaluasi terhadap homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah bahan aktif,
bahan dasar, dan bahan tambahan lain tercampur secara homogen atau tidak. Prosedur yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
- Letakkan sediaan di antara 2 kaca objek
- Perhatikan adanya partikel kasar atau ketidakhomogenan di bawah cahaya
- Hasil pengolesan diamati secara visual.
Hasil yang diperoleh pada uji ini adalah tidak adanya granul granul kasat mata yang
terlihat setelah diletakkan di antara kaca objek maupun setelah pengolesan yang diamati
secara visual. Hal ini membuktikan bahwa proses sediaan yang ada telah homogen.

Uji pH
Evaluasi terhadap pH dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan milk cleanser
yang tidak mengiritasi kulit. Pengukuran pH dilakukan pada suhu 25±2oC kecuali dinyatakan
lain pada masing-masing monografi. Sebelum digunakan, pH meter harus dibakukan
(dikalibrasi) terlebih dahulu menggunakan larutan dapar.
Pengujian terhadap pH dapat dilakukan dengan menggunakan indikator universal atau
pH meter. pH sediaan disesuaikan dengan pH kulit yaitu 4,0 – 5,5. Jika terlalu asam, maka
akan menyebabkan iritasi kulit. Jika terlalu basa, maka akan menyebabkan gatal-gatal dan
kulit bersisik.
Evaluasi terhadap pH yang praktikan lakukan adalah menggunakan indikator
universal. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
- Buatlah larutan lotion konsentrasi 10% b/v dalam pelarut aquadest dan aduk hingga
homogen
- Ukurlahmenggunakan indikator universal
Hasil yang diperoleh dari evaluasi yang dilakukan oleh praktikan menunjukkan bahwa
pH sediaan berkisar antara 7-8. Pengukuran terhadap pH dilakukan secara triplo dan
ketiganya menunjukkan hasil yang sama seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

Hasil
pH
yang

diperoleh tersebut dapat dipengaruhi oleh penggunaan TEA Stearat sebagai emulgator. TEA
Stearat adalah emulgator yang diperoleh dari hasil penyabunan antara TEA dan asam stearat
dan sudah biasa digunakan sebagai emulgator dalam kosmetik pembersih. Emulgator ini
mampu menstabilkan sediaan emulsi dengan kisaran pH 7-8 karena memang sifatnya yang
seperti sabun dan mampu mengangkat kotoran maupun lemak.
Namun, pH ini tidak memenuhi persyaratan untuk kosmetik pembersih wajah, yaitu
berkisar antara 4,5-6,5. Tingginya pH ini disebabkan karena perbandingan TEA dan asam
stearat (1:2) yang masih belum tepat dan ketidakmampuan konsentrasi asam stearat yang
dipakai untuk menjadi pH adjustment. Seharusnya dilakukan perhitungan dan optimasi
formulasi mengenai perbandingan TEA dan stearat yang sesuai untuk kemudian dibuat dalam
skala kecil terlebih dahulu.

Setelah pembuatan sediaan milk cleanser, kami melakukan uji evaluasi diantaranya
uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH dan uji daya hilang. Hasil yang diinginkan dari
pengamatan ini adalah sediaan milk cleanser yang tidak berbau tengik, bertekstur lembut,
tidak lengket, tidak berminyak saat diaplikasikan ke kulit, dan dapat membersihkan kotoran
sisa make up pada kulit. Hasil yang kami dapatkan dari uji organoleptik yaitu milk cleanser
berwarna putih seperti susu dan bau jeruk nipis lemah, namun tekstur sediaan sedikit encer,
tidak sesuai dengan milk cleanser yang idealnya berbentuk emulsi karena bentuk milk
cleanser kami berbentuk cairan yang viskositasnya sangat rendah.

Evaluasi yang kedua yaitu uji homogenitas. Pada uji ini, hasil yang kami dapat yaitu tidak
homogen, karena emulsi yang dibuat pecah dan membentuk lapisan yang memisah antara
ekstrak jeruk nipis dan basis emulsi. Perubahan bentuk ini bisa diakibatkan karena pH yang
terlalu asam dari ekstrak jeruk nipis yang ditambahkan pada basis emulsi.

Evaluasi yang ketiga yaitu uji pH. pada uji ini dilakukan dengan cara mencelupkan pH
indikator universal ke sediaan. pH zat aktif yang kami gunakan (jeruk nipis) yaitu 4. Namun
hasil pH yang kami dapat dari sediaan yang sudah jadi yaitu 5. Menurut literatur pH yang
sesuai dengan kulit adalah 4,5-5,8. Hal ini menandakan pH sediaan yang kami buat telah
sesuai dengan pH kulit.

Evaluasi yang keempat yaitu uji daya bersih. Pada uji daya bersih ini dilakukan dengan cara
mengoleskan sediaan milk cleanser pada kulit yang telah diolesi lipstik.

dari uji organoleptik ini sudah sesuai yaitu warna putih seperti susu dan bau khas
lemon, namun pada tekstur sediaan, kurang sesuai karena sediaan sedikit berminyak dan
kurang cair. Evaluasi yang kedua adalah uji homogenitas dimana dalam uji sediaan di oleskan
secara tipis pada kedua sisi kaca objek, kemudian hasil yang di dapat adalah hasil yang
homogen ditandai dengan tidak ada partikel yang tidak terdispersi.Evaluasi yang ketiga
adalah uji pH, dimana uji ini dilakukan dengan menggunakan pH indikator. Menurut literatur
pH yang sesuai dengan kulit adalah 4,5-5,8 sedangkan pada hasil evaluasi sediaan
menunjukkan pH 7 yang berarti bahwa pH sediaan tidak memenuhi syarat. Evaluasi yang
terakhir adalah uji daya bersih, dimana uji ini dilakukan dengan mengoleskan sediaan milk
cleanser pada kulit yang telah diolesi lipstik.Hasil evaluasi yaitu sediaan memiliki daya
bersih yang bagus, karena dapat membersihkan noda lipstik dengan sempurna dalam waktu
singkat.

Anda mungkin juga menyukai