Anda di halaman 1dari 2

Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk

mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara tidak
sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan.
Adapun cara pemakaian dari salep mata ini yaitu cuci tangan terlebih dahulu, lalu
bersihkan kelopak dan bulu mata, kemudian minta pasien untuk melihat keatas. Berikan
spons kering yang steril kepada pasien. Pasien akan mengurangi kedip mata bila melihat
keatas, sebagian kornea terlindungi oleh kelopak mata bagian atas. Spons diperlukan untuk
menekan duktus nasolakrimalis setelah meneteskan obat mata cair atau untuk membersihkan
salep yang berlebih pada bulu mata setelah salep diberikan.
Pajankan kantong konjungtiva bawah dengan meletakkan ibujari atau jari dari tangan
yang tidak dominan pada tulang pipi pasien tepat di bawah mata dan secara perlahan tarik
kulit pipi ke bawah. Bila jaringan mengalami edema, pegang jaringan secara hati-hati untuk
menghindari kerusakan. Pegang tube di atas kontong konjungtiva bawah, pencet tube
sehingga keluar salep sepanjang 2 cm dan masukkan ke kantong konjungtiva. Pasang
bantalan mata bila diperlukan, dan tempelkan dengan plester mata dari kertas.
Wadah salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan
dan juga harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian
pertama. Wadah untuk larutan mata sebaiknya digunakan dalam unit kecil, tidak pernah lebih
besar dari 15 ml dan lebih disukai yang lebih kecil. Botol 7,5 ml adalah ukuran yang
menyenangkan untuk penggunaan larutan mata. Penggunaan wadah kecil memperpendek
waktu pengobatan akan dijaga oleh pasien dan meminimalkan jumlah pemaparan
kontaminasi.Wadah salep mata kebanyakan menggunakan tube, tube dengan rendahnya luas
permukaan jalan keluarnya menjamin penekanan kontaminasi selama pemakaianya sampai
tingkat yang minimum. Secara bersamaan juga memberikan perlindungan tehadap cahaya
yang baik.

DAFPUS

Lachman, Leon. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
(UI-Press), 1989.
Martindale, The Extra Pharmacopeia Twenty-eight Edition. The Parmaceutical Press,
London. 1982.
Parikh, D.M., 1997, Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology,2nEdition, 61,
Marcel Dekker Inc., New York.

Anda mungkin juga menyukai