Anda di halaman 1dari 2

Dari produk sabun yang terbentuk kemudian dilakukan evaluasi yang meliputi uji

organoleptis, daya bersih, hedonik (sensasi setelah penggunaan), pH, serta tinggi dan
stabilitas busa. Berdasarkan hasil uji organoleptis diketahui bahwa produk sabun yang
terbentuk beraroma jeruk dan tidak tengik, berwarna kecoklatan dan semi transparan. sabun
ini menjadi sabun semi transparan atau disebut juga sabun transculent karena beberapa faktor
antara lain : pada saat pembuatan,campuran sabun tidak diaduk secara merata sehinga
campuran tidak homogen termasuk untuk bahan-bahan yang menyebabkan sabun menjadi
transparan seperti etanol, sukrosa dan gliserin. Selain itu suhu saat pembuatan sabun yang
terlalu tinggi menyebabkan etanol menjadi menguap dan minyak yang ada dalam campuran
tersebut toksidasi sehingga menyebabkan warna coklat (berhubngan erat dengan bilangan
peroksidasi yaitu nilai untuk menetukan derajat kerusakan minyak yang disebabkan oleh
autooksidasi) sehingga sabun menjadi kurang transparan. Produk sabun ini memiliki tekstur
yang lembut dan keras (padat) karena pembentukan sabun menggunakan NaOH yang
menyebabakan sabun menjadi padat.
Kemudian dilakukan uji daya bersih terhadap noda pena sehingga didapatkan hasil
bahwa produk sabun yang terbentuk mampu membersihkan noda pena. Saat dilakukan uji
hedonik, sensasi setelah penggunaan diketahui hasilnya adalah rasa bersih, kesat, dan wangi.
Ketika dilakukan uji pH sabun sebelum memadat diketahui bahwa nilai pH yang didapat
adalah 8 (basa) dan umumnya pH sabun mandi adalah 8-11 maka diketahui bahwa produk
sabun yang terbentuk memiliki nilai pH yang sesuai dengan range pH sabun mandi.
Kemudian dilakukan uji tinggi dan stabilitas busa yang dilakukan dengan cara memasukan 1
gram sabun ke dalam 10 ml gelas ukur dan ditambahkan air sebanyak 10 ml, kemudian
dilakukan pengocokan dengan membolak-balikan gelas ukur 10 kali sehingga terbentuklah
busa sabun yang merupakan hasil saponifikasi akibat rekasi hidrolisis antara asam lemak
pada minyak kelapa dengan alkazing agent NaOH, diketahui bahwa tinggi busa yang
terbentuk setelah dilakukan pengocokan adalah 3,8 cm kemudian setelah didiamkan selama 5
menit busa yang terbentuk memiliki tinggi 3,5 cm, maka dapat diketahui bahwa stabilitas
busa dari sabun yang terbentuk kurang stabil, karena dalam formula ini tidak ditambahkan
komponen surfaktan seperti cocoamid DEA yang merupakan penstabil busa.

Dari hasil yang idapat, dapat disimpulkan bahwa

1. Pembuatan sabun trasparan menggunakan reaksi saponfikasi , yaitu reaksi hidrolisis


aam lemak oleh adanya basa lemah misalnya NaOH atau KOH.
2. Suhu dalam pembuatan sabun harus tetap dijaga, tidak boleh terlalu rendah atau teralu
tinggi.
3. Dalam Pembuatan sabun harus dilakukan pengadukan secara terus menerus atau
kontinu untuk membentuk campuran yan homogen sehingga terbentuk sabun yang
transpaanm secara sempurna
4. Ph yang dihasilkan dari produk sabun transparan ini adalah 8, dan sesuai dengan ph
sabun yaitu 8-11.
5. Produk sabun transparan ini memiliki tingkat daya bersih yang baik serta uji tinggi
dan stabilitas busa yang kurang baik.karena dalam formulsi produk sabun ini tidak
terdapat surfaktan seperti cocoamid DEA yang merupakan penstabil busa yaitu TEA.

Anda mungkin juga menyukai