Anda di halaman 1dari 20

Pelayanan Obat di Era UHC terkait Jaminan Produk Halal

Dr Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., MARS


Kemala ballroom Universitas ESA Unggul
Sabtu, 19 Oktober 2019
OUTOUTLINE
1.

11. Visi Presiden dan Program Indonesia Sehat

2 .Universal Health Coverage/Jaminan Kesehatan Nasional

3. Aksessibilitas Obat

4. Halalan Toyyiban

5. Dasar Hukum Jaminan produk Halal

6. Pentahapan Halal Produk obat, produk biologi dan alat kesehatan


PIDATO VISI INDONESIA

1 Pembangunan SDM
Dengan menjamin kesehatan ibu hamil,
kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan
anak usia sekolah, penurunan stunting-
kematian ibu-kematian bayi, peningkatan
kuaalitas pendidikan, vokasi, membangun
lembaga manajemen talenta Indonesia, dan
dukungan bagi diaspora bertalenta tinggi

2 Reformasi Birokrasi
Reformasi struktural agar lembaga semakin
sederhana, semakin simple, semakin lincah,
mindset berubah, kecepatan melayani,
kecepatan memberikan izin, efisiensi lembaga

3 Penggunaan APBN
Menjamin penggunaan APBN yang fokus dan
tepat sasaran, memastikan setiap rupiah dari
APBN memiliki manfaat ekonomi, memberikan
manfaat untuk rakyat, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Kementerian Kesehatan
menetapkan Formularium
Merupakan: Nasional (Fornas) yang
program jaminan yang digunakan dalam Program
memberikan Jaminan Nasional. Obat
perlindungan kesehatan yang tercantum dalam
perorangan yang Fornas, diupayakan
komprehensif. diproduksi dan terdistribusi
secara merata di Indonesia

Salah satu subsistem:


sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang
merupakan komponen
penting dalam upaya TANTANGAN KEFARMASIAN :
pelayanan kesehatan SK MENKES NO. 189/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional
Tujuan à Menjamin ketersediaan, pemerataan dan
keterjangkauan obat, terutama obat esensial
SISTEM KESEHATAN NASIONAL
Kebijakan dan
Regulasi

Farmalkes
Upaya BoD Status
SDM Kesehatan Cakupan Efektivitas Kesehatan
Kesehatan (Kesmas, P2P, Pelayanan Efisiensi (UHH yang
Yankes) Ekuiti Berkualitas)
Pembiayaan
Pemberdayaan
Masyarakat

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME IMPACT

Komponen sistem kesehatan


Pemilihan/
Seleksi
Monitoring FORNAS
& Evaluasi Standar
NIE

Penggunaan Tata Kelola Obat Perencanaan Pengadaan obat JKN yang


Pelayanan & Pembiayaan sudah termuat dalam e-
Kefarmasian
(supply chain RKO
POR Catalogue dilaksanakan
management) melalui mekanisme e-
Good Prescribing Practice
Good Pharmacy Practice Purchasing, bersifat
FORNAS penunjukkan langsung oleh
Pedoman Teknis Analisis
Farmakoekonomi
satuan kerja.
Distribusi Pengadaan
e-Logistik PBF e-Purchasing (e-Katalog) Adanya sistem ini
Pelayanan Kefarmasian LP-LPO Cara lain sesuai Perpres diharapkan proses
menjamin penggunaan Good Distribution Pengadaan B/J Pemerintah pengadaan obat JKN di
Penyimpanan atau Logistik
obat yang rasional Practice
sektor pemerintah dapat
Good Storage
di era JKN Practice Produksi lebih transparan, akuntabel,
e-Monev Katalog efektif, dan efisien
Penyaluran Bahan Baku
PERKEMBANGAN FORMULARIUM NASIONAL

520/930 586/1.031
FORNAS 2013
520 item dalam 930 sediaan/
2015 FORNAS 2017
586 item dalam (1.031 bentuk
2018
sediaan dan kekuatan)
kekuatan
Berlaku mulai 1 April 2018
Obat Rujuk Balik: 75 item
Obat Rujuk Balik: 76 item dalam
dalam 147 Bentuk sediaan
146 Bentuk sediaan

562/983 595/1.050
FORNAS 2015 ADDENDUM
562 item obat/zat aktif (terdiri FORNAS 2017

2013 2017
dari 983 kekuatan dan bentuk 595 item obat/zat aktif (terdiri
sediaan) dari 1050 kekuatan dan bentuk
Obat Rujuk Balik: 75 item dalam sediaan)
147 Bentuk sediaan Obat Rujuk Balik: 76 item dalam
147 Bentuk sediaan
Daftar Obat Fornas
Disusun Berdasarkan
Tingkat Fasilitas Pelayanan Faskes Tk. 1 Faskes Tk. 2 Faskes Tk. 3
Kesehatan 238/392 477/862 595/1.050
Fornas
Kinerja e-Katalog dalam jangka tahun 2013-2019
Industri Farmasi
Obat
1062 2013
983 29 industri farmasi
945
2014-2018
796
± 90 industri farmasi

326
2013 : 326 item obat generik
2014-2015 : 796 item obat generik (308 item) and obat
paten (488 item)
2016 : 945 item obat generik dan obat paten
ItemItem obat generik
of generic dan obatmedicines
dan branded paten
2017 : 983 item obat generik dan obat paten
2018-2019 : 1.062 item obat generik dan obat paten
2013 2014-2015 2016 2017 2018-2019
memprioritaskan penggunaan produk dalam
negeri melalui e-kalatog
Concept of Halaalan Toyyiban in Science Perspective.

HALAL


SAFETY
SYARIAH ETHICS
(Moslem & Non Moslem)
(Moslem only) (Moslim & Non Moslem)

HALAALAN TOYYIBAN HONESTY

Qualitative Quantitative

Qualitative Purity

Ethanol Heavy Metal Microbial


Steroid & Ban
Adulterant Active compound
Substance
Porcine Khamr
Halal < 1.0 % <
Haram

RESULT RESULT RESULT
RESULT

YES : HARAM YES : HARAM
YES : HARAM RESULT
YES : HARAM
RESULT -Pharmaceutical practice-
NO : HALAL NO : HALAL RESULT
NO : HALAL

NO : HALAL
Cd : Halal < 0.3 ppm < Haram TAMC :
Halal <104 - 107 cfu/
Hg : Halal < 0.5 ppm < Haram
As : Halal < 5 ppm < g or mL < Haram
Haram
Pb : Halal < 10 ppm < TYMC :
Haram Halal <102 - 105 cfu/
g or mL < Haram
Peraturan Pemerintah (PP) no 31 tahun 2019 tentang
Jaminan Produk Halal
Pasal 74
1) Produk berupa obat, produk biologi, dan alat kesehatan yang akan dilakukan sertifikasi halal
harus memenuhi persyarakat keamanan, kemanfaatan dan mutu sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2) Dalam hal produk obat, produk biologi dan alat kesehatan yang bahan bakunya belum
bersumber dari bahan halal dan/atau cara pembuatannya belum halal, dapat beredar
dengan mencantumkan informasi asal bahan sampai ditemukan bahan yang halal dan/atau
cara pembuatannya yang halal.
3) Produk obat, produk biologi dan alat kesehatan yang akan dilakukan sertifikasi halal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain memenuhi persyaratan keamanan, kemanfaatan
dan mutu, juga harus memenuhi cara pembuatan yang baik dan halal (Good Manufacturing
Practice/ GMP Halal).
4) Ketetntuan lebih lanjut mengenai produk halal, produk biologi dan alat kesehatan yang
bahan bakunya belum bersumber dari bahan halal dan/atau cara pembuatannnya belum
halal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ketentuan memenuhi Cara Pembuatan Yang
Baik dan Halal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Presiden
17
PENAHAPAN SERTIFIKASI HALAL (HASIL RAPAT 15 APRIL 2019
Makanan dan 5 Tahun (s.d. 17 Okt 2024)
Minuman

Non Obat, Non


Produk Biologi, Non 7 Tahun (s.d. 17 Okt 2026)
Alkes & Non PKRT
PRODUK

Obat Tradisional 7 Tahun (s.d. 17 Okt 2026)


OBAT
Suplemen Kesehatan 7 Tahun (s.d. 17 Okt 2026)

Non Makanan Obat Bebas dan Obat 10 Tahun (s.d. 17 Okt 2029)
dan Minuman Bebas Terbatas
Obat Keras
Dikecualikan 15 Tahun (s.d. 17 Okt 2034)
Psikotropik

Produk Biologi DIATUR DALAM PERPRES


(Termasuk Vaksin)

Kelas Risiko A 7 Tahun (s.d. 17 Okt 2026)


Alat Kesehatan Kelas Risiko B 10 Tahun (s.d. 17 Okt 2026)
Kelas Risiko C 15 Tahun (s.d. 17 Okt 2026)
Kelas Risiko D DIATUR DALAM PERPRES
PKRT
7 Tahun (s.d. 17 Okt 2026)
PENUTUP

1. Universal Health Coverage/JKN bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang


menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Dukungan pemerintah terhadap Jamianan Produk Halal terkait Obat, produk biologi dan alat
kesehatan diatur dalam PP no 31 tahun 2019, Peraturan Menteri Agama dan Peraturan Presiden.
3. Pelayanan Obat di era UHC terkait Jaminan Produk Halal dapat dilakukan sesuai pentahapan.
S A L A M S E H AT

TERIMA KASIH

20

Anda mungkin juga menyukai