Anda di halaman 1dari 109

LAPORAN TAHUN 2015

S T U D I K E L AY A K A N
( F E A S I B I L I T Y S T U D Y )

PENINGKATAN STATUS RUMAH SAKIT BERSALIN


MENJADI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
PUTRA DaLIMA
BSD Sektor 1.2 Blok UA No.26-27 Kota Tangerang selatan

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


PUTRA DALIMA
KOTA TANGERANG SELATAN
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

KATA PENGANTAR

Dalam rangka membantu pemerintah untuk memenuhi akan kebutuhan sarana kesehatan dalam
rangka menunjang program pembangunan khususnya yang berkaitan dengan bidang kesehatan
masyarakat, PT. Putra Dalima sebagai pengelola Rumah Bersalin Putra Dalima merencanakan
akan meningkatkan status Rumah Bersalin tersebut menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra
Dalima.

Rencana peningkatan status menjadi Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima ini berkaitan dengan
analisis pasar berupa tuntutan masyarakat akan kebutuhan tempat tidur rumah sakit ibu dan anak
dengan dilengkapi fasilitas yang memadai.

Untuk mengetahui kelayakan peningkatan status ke rumah sakit ini, maka PT. Putra Dalima telah
menyusun Studi Kelayakan (Feasibility Study). Dari analisis yang dirumuskan berdasarkan kajian
aspek-aspek yang tertuang dalam studi kelayakan ini terlihat bahwa peningkatan status Rumah
Bersalin Putra Dalima menjadi Rumah Sakit Bersalin ini diharapkan akan bernilai bernilai postif
dan layak untuk dikembangkan.

Demikian atas masukan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan studi kelayakan ini kami
ucapkan terima kasih.

Tangerang Selatan , Januari 2016


RUMAH SAKIT PUTRA DALIMA
Direktur,

dr. M. Taufik CH, Sp.OG

i
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

DAFTAR ISI

KATA PENGATAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR v

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1-1


1.2. Tujuan 1-3
1.3. Manfaat 1-3
1.4. Pendekatan Studi 1-4
1.5. Sistematika Penyusunan 1-6

BAB 2 GAMBARAN UMUM RS PUTRA DALIMA

2.1. Sejarah singkat 2-1


2.2. Lokasi dan Kegiatan Sekitar 2-1
2.3. Visi, Misi dan Motto 2-7
2.4. Struktur Organisasi 2-8
2.5. Sumber Daya Manusia 2-11
2.6. Jenis Pelayanan 2-11
2.7. Hasil Survey RS Putra Dalima 2-14

BAB 3 ANALISIS SITUASI

3.1. Gambaran Umum Kota Tangerang Selatan 3-1


3.1.1. Kependudukan 3-1
3.1.2. Jumlah Rumah Tangga dan Staus Pekawinan 3-4
3.1.3. Penduduk Usian Kerja 3-6
3.1.4. Pendidikan 3-6
3.1.5. Perdagangan dan Perekonomian 3-7
3.1.6. Indeks Pembangunan Manusia 3-10
3.2. Gambaran Umum Kesehatan Kota Tangerang Selatan 3-11
3.2.1. Derajat Kesehatan 3-11
1. Angka Harapan Hidup 3-11
2. Kesehatan Ibu dan Anak 3-12
3.2.2. Angka Kesakitan 3-18
1. Acute Flaccid Paralysis 3-18
2. Tuberculosis 3-18
3. Pneumonia Balita 3-21
4. HIV-Aids 3-23

ii
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

5. Diare 3-24
6. Demam Berdarah Dengue 3-27
7. 20 Besar Penyakit Yang Ditemukan di Puskesmas 3-31

BAB 4 ANALISIS PERMINTAAN

4.1. Gambaran Rumah Sakit di Indonesia 4-1


4.2. Perkembangan Usha Rumah Sakit 4-2
4.3. Analisis Permintaan (Demand) 4-3
4.3.1. Gambaran Potensi Pasien Di Kota Tangerang Selatan 4-3
4.3.2. Potensi Pasien Rumah Sakit 4-3
4.3.3. Gambaran Permintaan Tempat Tidur di Tangerang Selatan 4-5

BAB 5 ANALISIS KEBUTUHAN

5.1. Analisis Permintaan (supply) 5-1


5.1.1. Rumah Sakit di Kota Tangesl 5-1
5.1.2. Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima 5-1
5.2. Peluang Pasar RS Bersalin Putra Dalima 5-6
5.3. Kompetitor 5-7
5.4. Analisis SWOT 5-8
5.5. Program Pemasaran 5-9

BAB 6 ANALISIS KEUANGAN

6.1. Kondisi Keuangan 6-1


6.1.1. Gambaran Keuangan 6-1
6.1.2. Investasi Rumah Sakit 6-1
6.1.3. Struktur Biaya RS 6-2
6.1.4. Asumsi-Asumsi 6-2
6.2. Proyeksi Pendapatan 6-3
6.3. Proyeksi Biaya Usaha 6-7
6.4. Proyeksi Hasil Usaha 6-8
6.5. Analisis Kelayakan Proyek 6-9

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan 7-1


7.2. Saran 7-2

iii
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertumbuhan pembangunan di Indonesia terus melaju seiring dengan pertumbuhan
penduduk yang terus berkembang terutama di kota-kota besar. Akibat
perkembangan penduduk dengan dinamika sosialnya tersebut telah menyebabkan
masalah kesehatan masyarakat dengan berbagai pola penyakit masyarakat. Untuk
itu maka sesuai dengan tujuan pembangunan nasional bahwa masyarakat Indnesia
berhak untuk di mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai, maka kedepan
perlu disusun konsep pemenuhan fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya


manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup manusia, meningkatkan
kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta akan mempertinggi kesadaran
masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Untuk itu kualitas pelayanan kesehatan
perlu ditingkatkan dan jangkauan serta kemampuannya diperluas agar masyarakat
terutama berpenghasilan rendah dapat menikmati pelayanan yang berkualitas
dengan terus memperhatikan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
secara serasi dan bertanggung jawab.

Masyarakat semakin menyadari pentingnya mutu dan keselamatan pelayanan


(quality and safety) dalam bidang pelayanan kesehatan seperti rumah sakit. Untuk
itu, maka masyarakat semakin menuntut pelayanan kesehatan yang lebih baik,
mengingat tingkat penyakit yang dialami semakin komplek.

Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima yang berlokasi di KKelurahan Rawa Buntu
Kecamatan Serpong Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu rumah sakit
yang menjadi pilihan pengobatan dan tempat rujukan persalinan masyarakat. Dalam
kiprahnya memberikan pelayanan persalinan selama 12 tahun terakhir ini, rumah

1-1
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

sakit ini merencanakan akan melaksanakan peningkatan status dari rumh sakit
bersalin menjadi rumah sakit ibu dan anak Putra Dalima. Ada beberapa
pertimbangan penting yang mendorong manajemen rumah sakit untuk melakukan
peningkatan status ini. Pertimbangan tersebut adalah :

1. Angka persalinan di rumah sakit di Kota Tangerang Selatan, khususnya di wilayah


di Kecamatan Serpong dan Kecamatan sekitarnya terus meningkat seiring
dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dantumbuhnya
permukiman penduduk yang berkembang di wilayah ini. Pemenuhan kebutuhan
tempat tidur per jumlah penduduk di Kota Tangerang Selatan masih diatas angka
nasional yaitu diatas 1 : 1.250.
2. Timbulnya tunututan dan aspirasi Pelanggan Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima
selama 5 tahun terakhir yang menginginkan agar rumah sakit ini dapat melakukan
operasi persalinan secara mandiri tanpa melalui proses rujukan ke rumah sakit
lain. Dengan demikian maka masyarakat akan semakin diuntungkan dengan
mendapatkan pelayanan persalinan yang lebih efisien, cepat dan aksesibilitas
yang lebih mudah.
3. Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima telah memiliki bangunan dengan kelengkapan
ruangan pelayanan persalinan yang lengkap dengan dilengkapi pula peralatan
kesehatan dengan teknologi kedokteran yang modern.
4. Lokasi Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima berada pada lokasi yang strategis,
dimana disekitar lokasi rumah sakit ini tumbuh permukiman dan perumahan yang
membutuhkan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai.

Berangkat dari permasalahan diatas, pengembangan Rumah Bersalin Putra Dalima


menjadi Rumah Sakit Bersalin (RSB) menjadi rencana strategis yang tepat yang
diprakarsai oleh PT. Putra Dalima. Rumah Sakit Bersalin yang dioperasikan di Jl.
Rawa Buntu Utara Blok UA No.26-27 Bumi Serpong Damai nantinya diharapan akan
turut serta mengisi pembangunan di Wilayah Kota Tangerang Selatan untuk
mengantisipasi perkembangan globalisasi dan disiapkan untuk mengakomodasikan
pemenuhan sebagian kebutuhan pengadaan dan peningkatan sarana kesehatan,
peningkatan kualitas dan kemampuan tenaga kesehatan dan tenaga penunjang
kesehatan.

Untuk memberikan gambaran tentang kelayakan peningkatan status Rumah Sakit


Bersalin menajdi Rumah Sakit Putra Dalima ini, maka perlu disusun studi kelayanan
(feasibility study). Untuk memenuhi standarisasi , maka Studi kelayakan ini disusun

1-2
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

dengan mengacu pada Pedoman Studi Kelayakan yang diterbitkan Kementerian


Kesehatan Tahun 2012.

1.2. Tujuan

Tujuan dilakukannya studi kelayakan Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima
adalah, yaitu :

1. Diperoleh dokumen pedoman pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra
Dalima di Bumi Serpong Damai Kota Tangerang Selatan
2. Diperoleh nya proyeksi kebutuhan dan permintaan terhadap jumlah dan jenis
pelayanan medis serta pelayanan penunjang medis di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Putra Dalima untuk jangka waktu tertentu
3. Diperoleh nya proyeksi kebutuhan akan jumlah dan jenis sarana/ fasilitas/
peralatan tenaga, dana yang diperlukan Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra
Dalima untuk jangka waktu tertentu
4. Sebagai acuan dalam pengembangan program induk (master program) yang
merupakan dasar dari pada rencana induk (masterplan)

1.3. Manfaat
Dengan adanya studi kelayakan maka dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui kondisi pelayanan kesehatan masyarakat Bumi Serpong


Damai pada umunya dan potensi Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima
khususnya pada saat ini
2. Dapat mengetahui kondisi pelayanan kesehatan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Putra Dalima yang akan datang serta mengantisipasi masalah yang mungkin
akan dihadapi saat ini
3. Dapat digunakan oleh para pengambil keputusan khususnya di BSD sebagai
dasar pertimbangan untuk menentukan kebijaksanaan pengembangan Rumah
Sakit pada umumnya

1-3
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

1.4. Pendekatan Studi

Studi kelayakan (feasibility Study) Peningkatan Status Rumah Sakit Bersalin Putra
Dalima menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak di Kecamatan Serpong Kota Tangerang
Selatan disusun melalui beberapa tahapan analisis dan kajian yang meliputi
pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan. Data yang dikumpulkan
meliputi data primer dan sekunder .

Data Primer diperoleh melalui manajemen rumah sakit dengan konsep-konsep


pengembangan rumah sakit yang direncanakan, sedang data sekunder diperoleh
melalui data-data bersumber dari Dinas Kesehatan dan Kantor Statistik Kota
Tangerang Selatan serta laporan-laporan tentang kesehatan baik regional maupun
nasional. Pengumpulan data diperoleh dengan melakukan wawancara, diskusi,
observasi dan penelaahan literatur.

Dari data-data yang diperoleh selanjutnya dianalisis melalui kaidah analisis yang
berlaku sehingga diperoleh gambaran kecenderungan kebutukan pelayanan
kesehatan khususnya Rumah Sakit Bersalin di Wilayah Kecamatan Serpong Kota
Tangerang Selatan. Kebutuhan pelayanan kesehatan tersebut akan diselaraskan
dengan pola pelayanan kesehatan yang akan disediakan Rumah Sakit Bersalin Putra
Dalima.

Langkah-langkah penyusunan studi kelayakan ini disusun dengan mengacu pada


Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibilit Study) Rumah Sakit Kementrian
Kesehatan Tahun 2012.

1-4
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Gambar 1.1. Skema Tahapan Penusunan Studi Kelayakan

1-5
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

1.5. Sistematika Penyusunan

Sistematika pembahasan dalam studi kelayakan ini meliputi :

1. Pendahuluan
Dalam bab ini akan dianalisis mengenai latar belakang rencana Peningkatan Status
Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak, tujuan dan
ruang llingkup penyusunan, pendekatan studi yang dilakukan serta sistematika
penyusunan studi kelayakan.

2. Gambaran Umum Rumah Sakir Bersalin Putra Dalima Eksisting


Dalam bab ini akan diuraikan keadaan umum Kota Tangerang Selatan dan masalah
pelayanan kesehatan yang berada dalam Wilayah Kota Tangerang Selatan dan
Kecamatan Serpong khususnya.

3. Analisis Situasi
Dalam bab ini akan dianalisis mengenai kondisi internal dan eksternal rumah sakit.
Kondisi internal berisi analisis data dasar yang menjelaskan kemampuan RSB Pura
Dalima baik pelayanan, manajemen dan organisasi, fasilitas rumah sakit ntuik
dikembangkan menjadi rumah sakit ib dan anak. Sedang kondisi eksternal akan
dibahas kondisi kesehatan amsyarakat khususnya terkait dengan penyakit ibu dan
anak da, dinamika kependudukan, kebijakan dan peneydiaan fasilitas kesehatan di
wilayah Kota Tangerang Selatan.

4. Analisis Permintaan (supply)


Dalam bab ini akan dianalisis tentang tren pola penyakit dan kemampuan wilayah
Kota Tagerang Selatan dalam menyediakan tenpat tidur untuk pasien yang
membutuhkan layanan rawat inap, rawat jalan dan penunjang medisnya dan jumlah
ketersediaan tenpat tidur rumah sakit eksisting.

5. Analisis Kebutuhan (demand)


Dalam bab ini akan dianalisis kebutuhan tempat tidur di Kota Tangerang selatan
khsusunya terkait dengan penyakit ibu dan anak, didasarkan pada perhitungan
dengan menggunakan aspek-aspek terkait seperti jumlah kasus penyakit iu anak,
tren peningkatannya dikaitkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan tingkat
ketersediaan tempat tdiur rumah sakit.

1-6
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

6. Analisis Keuangan
Dalam bab ini akan dianalisis secara rinci mengenai jumlah biaya investasi, sumber
pembiayaan, proyeksi pendapatan, proyeksi pengeluaran, rugi laba dan analisis
keuangan

7. Kesimpulan dan Rekomendasi


Setelah mengadakan pembahasan seperti tersebut diatas, terutama mengenai
perhitungan dan analisis mengenai aspek keuangan, maka akan diikemukakan
pendapat mengenai kelayakan Peningkatan Status Rumah Sakit Bersalin Putra
Dalima menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak.

1-7
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

BAB 2
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT PUTRA DALIMA

2.1. Sejarah Singkat


Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima didirikan pada Tahun 2003 laalu yang diprakarsai
oleh PT. Putra Dalima. Tujuan pendirian rumah sakit ebrsalin ini selain untuk memenuhi
kebutuhan layanan persalinan bagi ibu melahirkan juga membantu pemerintah
Kabupaten Tangerang saat itu.untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

Rumah Bersalin dengan spesialis pelayan kesehatan ibu dan anak, yang menempati
tanah hak milik pribadi dengan luas tanah 340 M2 yang berada di BSD Sektor 1.2 Blok
UA No.26-27 dengan kapasitas yang tersedia 31 tempat tidur untuk rawat inap dan 8
ruangan poli/pemeriksaan

2.2. Lokasi dan Kegiatan Sekitarnya


Lokasi lahan Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima terletak di Jl. Rawa Buntu Utara III Blok
UA No. 26-27 Bumi Serpong Damai Kecamatan Serpong Kota Tangerang Selatan.

Wilayah Bumi Serpong Damai merupakan pemerintahan yang terdiri dari


beberapa tingkat kelurahan dan beberapa tingkat desa yang relatif sangat ramai
dan merupakan daerah pemukiman. Perkembangan wilayah Bumi Serpong
Damai sangat pesat dipacu oleh keberadaan masyarakat dengan tingkat sosial
ekonomi menengah keatas (disamping masyarakat dengan sosial ekonomi
rendah) serta keberadaan berbagai pusat bisnis perniagaan.

Kondisi lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima adalah daerah yang
aman, nyaman bernuansa Home Village dengan fasilitas Play Ground dan free
wifi, dan cukup ramai karena sepanjang jalan ini banyak ditemukan perumahan,
kawasan bisnis dan perdagangan. Baik jalan maupun fasilitas penerangan
memiliki kondisi yang baik dan cukup terpelihara.

Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima memiliki aksesibilitas dan transportasi
yang mudah dijangkau karena terletak dilokasi yang strategis.Rumah Sakit Ibu
dan Anak Putra Dalima memiliki akses jalan yang terbuat dari lapisan aspal.
Sarana transportasi untuk menuju ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima
dapat ditempuh melalui angkutan umum yang beroperasi dalam wilayah Bumi

2-1
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Serpong Damai seperti : Angkutan Kota, Taksi, Trans BSD, Gojek, Ojek
pangkalan, Kereta Api.

Adapun kondisi batas-batas sekitar rumah sakit pada radius 0-100 meter adalah sebagai
berikut :

– Sebelah Utara : Perumahan (permukiman) BSD


– Sebelah Timur : Jl. Rawa Buntu Utara dan Perumahan (permukiman) BSD
– Sebelah Selatan : Jalan akses komplek dan Perumahan (permukiman) BSD
– Sebelah Barat : Perumahan (permukiman)BSD

Dari segi lokasi, keberadaan Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima ini ditunjang hal-hal
sebagai berikut :

2.2.1. Aksesibilitas

Lokasi Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima dapat akses melalui beberapa alternatif,
sebagai berikut :

- Dari Jakarta dapat ditempuh melalui Jalan sebagai berikut :


a. Dari arah Pondok Indah/ Lebak Bulus Jakarta dapat ditempuh melalui Jl.Tol Lingkar
Luar exit Bumi Serpong Damai – Jl. Raya Bumi Serpong Damai – Jl. Rawa Buntu
sampai dengan Jl. Rawa Buntu Utara
b. Dar arah Ciputat dan Pamulang dapat ditempuh melalui JL Raya Ciater menuju JL.
BS Raya dan ke JL Rawa Buntu Utara

- Dari Kabupaten Tangerang dapat ditempuh melalui Jalan sebagai berikut :


Dari arah Tangerang dapat ditempuh melalui Jl.Tol Lingkar Luar exit Bumi Serpong
Damai Jalan Raya Rawa Buntu sampai dengan Jl. Rawa Buntu Utara.

- Dari Bogor ditempuh melalui Jalan Raya Parung-Bogor ke Jl. Raya Gunung
Sindur .– Jl. Pustpitek Raya sampai dengan Jl. BSD Raya dan menuju ke JL Rawa
Butu Utara

Kemudahan akses ke lokasi Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima melalui berbagai
alternatif tersebut merupakan potensi yang baik keberadaan kegiatan jasa pelayanan
kesehatan seperti Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima ini.

2.2.2. Tata Letak

Lokasi Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima yang terletak di Kawasan Bumi Serpong
Damai Kecamatan Serpong Kota Tangerang Selatan merupakan lokasi yang sangat
strategis mengingat kegiatan disekitar Rumah Sakit Bersalin dalam skala wilayah Kota
Tangerang Selatan yang berdekatan dengan kegiatan-kegiatan di Kodya Jakarta

2-2
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Selatan, Kota Tangerang dan Kabupaten Bogor. Tata letak Rumah Sakit Bersalin yang
dianggap menguntungkan adalah :

a. Terletak di pinggir jalan raya propinsi

Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima berada tepat dipinggir Jl. Raya Rawa Butu yang
berdekatan dengan JL Lingkar Tol BSD yang menghubungkan Jakarta – Tangerang –
Bogor dengan kepadatan lalu lintas yang cukup padat. Lokasi ini merupakan gambaran
kemudahan masyarakat untuk mencapai lokasi Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima
dalam rangka memperoleh kemudahan pelayanan kesehatan.

b. Berada dalam lingkungan permukiman

Kecamatan Serpong merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk yang paling


dibanding kecamatan lainnya di wilayah Kota Tangerang Selatan. Dengan luas wilayah
24,04 Km2, kecamatan ini memiliki jumlah penduduk mencapai 151.899 jiwa ( Tangesl
Dalam AngkaTahun 2013) dengan kepadatan penduduk 6.319 jiwa/km2 yang tersebar
di 9 kelurahan yakni Kelurahan : Buaran, Ciater, Cilenggang, Lengkong Gudang,
Lengkong Gudang Timur, Lengkong Wetan, Rawa Buntu, Rawa Mekar Jaya dan
Serpong. Jarak antar kelurahan saling berdekatan apalagi perkembangan saat ini
dinamika penduduk telah ditunjang sarana dan prasarana transportasi yang memadai
yang menghubungkan antar kelurahan, antar kecamatan dan antara Kota Tangerang
Selatan dengan Kodya Jakarta Selatan , Kab Tangerang serta Kabupaten Bogor.

c. Kedekatan dengan Jakarta


Kecamatan Serpong merupakan salah satu alternatif bagi penduduk Jakarta Selatan
khususnya untuk mendapatkan tempat tinggal. Akibatnya dalam kurun waktu lima tahun
terakhir pertumbuhan kawasan perumahan berkembang pesat ditandai dengan
munculnya komplek-komplek perumahan. Ditambah lagi Kecamatan Serpong bayak
berkembang kegiatan niaga dan pergudangan dan industri-industri. Pertumbuhan
kegiatan niaga dan industri akan memacu pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan
perumahan dan industri ini merupakan suasana yang kondusif yang merupakan imbas
dari perkembangan kota Jakarta yang pesat. Situasi ini merupakan potensi bagi Rumah
Sakit Bersalin Putra Dalima untuk cepat berkembang.

2-3
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Lokasi : RSIA Putra Dalima

Gambar 2.1.
Peta Lokasi dan Aksesibilitas Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima Tangerang Selatan

2-4
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Lokasi : RSIA Putra Dalima

Gambar 2.2.
Peta Situasi Sekitar Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima Tangerang Selatan

2.2.3. Luas Tanah dan Penggunaan Bangunan RS

Kepemilikan tanah dimana gedung Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima Serpong berdiri
adalah berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor tahun 2003 dengan total 340
M2. Dari luas tanah yang tersedia saat ini, telah dimanfaatkan untuk bangunan fasilitas
pelayanan kesehatan (rumah sakit) sesuai surat izin yang berlaku.

Operasional RS Bersalin Putra Dalima ini telah dilengkapi dengan legalitas baik terkait
dengan kepemilikan, tanah, operasional kegiatan dan utilitas, sebagai berikut :
- Akte Perusahaan PT Putra Dalima, dikeluarkan oleh Kementrian Hukum dan HAM
RI
- Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dikeluarkan oleh Dinas Tata Kota Kabupaten
Tangerang
- Surat penetapan peruntukkan tanah, dikeluarkan oleh Dinas Tata Kota Kabupaten
Tangerang
- Izin Undang-Undang Gangguan, dikeluarkan oleh Trantib Kabupaten Tangerang

2-5
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

- Izin operasional rumah sakit bersalin, dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan


Kabupaten Tangerang
- Izin tetap rumah sakit, dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI
- Izin Rekomendasi UKL dan UPL, dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Tangerang
- Izin Lingkungan Hidup, dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang
Selatan
- Izin Pembuangan air limbah, dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Tangerang
- Izin TPS Limbah B3, dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Tangerang

2.2.4. Penggunaan Bangunan Rumah Sakit Bersalin

Bangunan Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima Serpong terdiri bangunan 2 (dua) lantai yang
terdiri dari 1 (satu) blok yang saling terkait yang disajikan pada Tabel IV-1.

Tabel 2.1. Penggunaan Ruangan Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima Serpong
Lantai Rencana Penggunaan Luas (m2)
Ruang penerimaan 30
Ruang tunggu 100
Ruang rawat jalan 67,4
Ruang persalinan 32,4
Ruang bayi 18,6
Ruang rawat inap 200
Ruang obat 14,6
LANTAI-1 Musholla 4,1
Taman 65,4
Ruang kantin 3
Ruang kasir 5
Ruang rekam medis 10
Toilet umum 9,6
Radiologi 16,8
Jumlah 597,8
Ruang tunggu 42,9
Ruang rawat jalan 48,1
Ruang rawat inap 16,8
Ruang operasi 25,6
Ruang RR 6,82
LANTAI-2 Ruang senam hamil 52,8
Ruang laundry 5
Ruang office 1 12,2
Ruang office 2 15,9
Toilet 9,6
Jumlah 235,7
Sumber : RS Bersalin Putra Dalima, 2015

2-6
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Tampak Depan RSB Putra Dalima Tampak Depan RSB Putra Dalima

Ruang Senam RSB Putra Dalima Ruang Tunggu Poli RSB Putra Dalima

2.3. Visi, Misi, Motto


1. Visi

Menjadikan Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima sebagai pusat pelayanan
kesehatan modern yang mengutamakan pelayanan berkualitas tinggi dan
professional berdasarkan social, cinta dan kasih sayang, serta berkeimanan kepada
Tuhan yang Maha Esa.

2. Misi

Melaksanakan pelayanan medis yang memuaskan pasien, diselenggarakan oleh


dokter-dokter,paramedic,dan staff yang professional,handal serta terampil. Dengan
kewajiban menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang BerkeTuhanan yang Maha
Esa dengan mengutamakan peralatan bertekhnologi modern dan ditunjang dengan
manajemen rumah sakit yang efektif dan efisien serta keunggulan operasional yang
prima.

3. Motto

Motto Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima adalah :


“Pasien mendapatkan Pelayanan Kesehatan dengan Mutu yg Tinggi dengan
Biaya yang Ringan”

2-7
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

2.4. Struktur Organisasi

Susunan struktur organisasi RS Bersalin Putra Dalima terdiri dari :


1. Direktur
2. Komite-Komite :
– Komite Medik
– Komite Etik dan Hukum
– Komite Pelayanan Unggulan
– Komite Kajian dan Pengembangan
3. Staf Ahli/ Konsultan dan
4. Departemen-Departemen, meliputi :
– Departemen Medis
– Departemen SDM dan Umum
– Departemen Keperawatan
– Departemen Keuangan
– Departemen Sistem Informasi

Adapun peran dan tanggung jawab dari masing-masing personel digambarkan sebagai
berikut :
1. Direktur Rumah Sakit ( D.RS )

 Bertanggung jawab dalam perencanaan, keputusan, monitoring, dan membuat


laporan review dan evaluasi.
 Memilih personel, membentuk dan mengkoordinasikan.
 Melakukan control pelaksanaan dan pengeporesian rumah sakit sehingga berjalan
sesuai dengan rencana dan mencapai sasaran.
 Bertanggung jawab terhadap kondisi dan situasi rumah sakit.

2. Komite Medik

 Memberikan masukan dan pertimbangan terhadap permasalahan dan kasus-kasus


medis di RS
 Menentukan standarisasi pelayanan medis
 Melakukan evaluasi dan monitoring pentaatan prosedur pelayanan medis

3. Komite Etik dan Hukum

 Memilih masukan dan pertimbagan terhadap aksus-kasus huum yang mungin terjadi
di RS
 Mendampingi direksi RS dalam menghadapi penyelesaian kasus medis

4. Komite Pelayanan Unggulan

 Mengidentifikasi sumber daya RS dalam pengembangan pelayanan RS


 Menentukan layanan uggulan RS yang tepat

2-8
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

5. Komite Pengkajian dan Pengembangan

 Melakukan kajian-kajaian terhadap permasalahan medis dan non medis


 Memberikan rekomendasi dalam pengembangan pelayanan RS

6. Staff Ahli ( SA ) atau Konsultan

 Memberikan masukan dan pertimbangan yang dibutuhkan dalam menjalankan


pengoperasian rumah sakit.
 Memberikan penjelasan dan jawaban yang berkaitan dengan permasalahan yang
diketemui dalam pelaksanaan pengoperasian rumah sakit.
 Menghadiri rapat koordinasi.

7. Depatemen Medis ( D.M )

 Bertanggung ajwab dalam pelayanan medis.


 Menyediakan semua kebutuhan penunjang medis.
 Melaporkan semua perkembangan dan permasalahan yang ditemui berkaitan
dengan bidang medis kepada direktur rumah sakit.

8. Departemen SDM dan Umum

 Bertanggung jawab dalam penentuan staff dan karyawan yang dibutuhkan.


 Mengadakan pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan.
 Melaporkan perkembangan dan permasalahan yang terkait dengan bidang SDM
dan Umumu pada direktur rumah sakit.

9. Departemen Keperawatan

 Menyediakan semua kebutuhan keperawatan.


 Melaporkan semua perkembangan dan permasalahan yang ditemui berkaitan
dengan bidang keperawatan kepada direktur rumah sakit.

10. Departemen Keuangan ( D.Keu )

 Bertanggung jawab dalam hal keuangan rumah sakit, pengelolaan dana dan
pengawasan pemakaian dana rumah sakit.
 Melakukan analisa keuangan untuk semua hal berkaitan dengan rumah sakit.
 Membuat laporan keuangan rumah sakit dan melaporkan perkembangan dan
permasalahan yang ditemui terkait masalah keuangan rumah sakit kepada direktur
rumah sakit.

11. Departemen Sistem Informasi ( D.SI )

 Bertanggung jawab dalam mempersiapkan system informasi untuk mendukung


operasional rumah sakit.

2-9
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

 Melakukan sosialisasi mengenai system informasi yang terkait dengan opersional


rumah sakit.
 Melaporkan semua permasalahan bidang system infirmasi kepada direktur rumah
sakit.

DIREKTUR

KOMITE-KOMITE
1. Komite Medik
Staf Ahli dan 2. Komite Etik dan
Hukum
Konsultan
3. Komite Pelayanan
Unggulan
4. Komite Kajain dan
Pengembangan

DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN


Medis SDM dan Umum Keperawatan Keuangan Sistem Informasi

Gambar 2. 3
Struktur Organisasi Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima Yangerang Selatan

2-10
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

2.5. Sumber Daya Manusia

Data jumlah sumber daya manusia yang terdapat di Rumah Sakit selengkapnya dapat
dilhat pada tebel di bawah ini.
Tabel 2.2.
Jumlah SDM RS Bersalin Putra Dalima, 2015
Jumlah Tenaga (orang)
No Jenis Tenaga
Tenaga Tetap Tenaga Tidak Tetap
1 Tenaga Medis :
1.1. Dokter Spesialis 5 -
1.2. Doter Gigi 3 -
1.3. Dokter Umum 4 -
2 Tenaga Medis Perawatan
2.1. Bidan 8 -
2.2. Akademi Perawat 10 -
2.3. Asistem Perawat 11 -
3 Tenaga Medis Non Perawat
3.1. Apoteker 1 -
3.2. Asisten Apoteker 4 -
4 Tenaga Non Medis
4.1. Sarjana S1 1 -
4.2. Sarjana Muda/ D3 4 -
4.3. Tenaga SLTA 31 -
Jumlah 72 0
Sumber : RS Bersalin Putra Dalima, 2015

Berdasarkan data diatas, jumlah sumber daya manusia di Rumah Sakit Bersalin Putra
Dalima berjumlah 72 orang dengan berstatus sebagai tenaga tetap.

2.6. Jenis Pelayanan


1. Fasilitas Pelayanan Rawat Jalan
Layanan Rawat Jalan RS Bersalin Putra Dalima terdiri dari :

a. Poliklinik Kebidanan dan Kandungan

Meliputi jenis pelayanan sbb :

1. Pemeriksaan kehamilan
2. Keluarga berencana
3. Kehamilan normal dan beresiko tinggi
4. Pemeriksaan dini kesehatan reproduksi
5. Pemeriksaan gejala menopause, dll
6. Unit kebidanan

2 - 11
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

b. Poliklinik Kesehatan Anak

Meliputi jenis pelayanan sbb :

1. Diagnosa dan perawatan kesehatan secara umum


2. Imunisasi
3. Neonatal HCU dan Perinatologi

c. Poliklinik Umum 24 Jam

d. Poliklinik Gigi

Meliputi jenis pelayanan sbb :


1. Pemeriksaan gigi
2. Orthodonti
3. Dll
e. Poliklinik Penyakit Dalam

f. Poliklinik USG 3D / 4D

g. General Check Up

h. Unit kebidanan ( Normal dan Caesar )

2. Fasilitas Rawat Inap


Pelayanan rawat inap memiliki 31 Tempat Tidur (TT). Adapun perincian sebagai
berikut :

Tabel 2.3.
Komposisi Jumlah Kamar dan tempat Tidur Berdasarkan Kelasnya
di RS Bersalin Putra Dalima
Kelas Jumlah Jumlah Prosentase Keterangan
Perawatan Kamar Tempat Tidur
Kelas VVIP 4 4 Dgn Extra bed
Kelas VIP 5 5
Kelas I 2 2
Kelas II 2 4
Kelas III 1 10
Ruang Bayi 1 6
Ruang Bersalin 1 3
Jumlah 31
Sumber : RS Bersalin Putra Dalima, 2015

3. Unit Gawat Darurat 24 Jam

a. Ambulance
Unit gawat darurat dilengkapi dengan ambulance yang lengkap dengan fasilitas
peralatan dan obat-obatan life saving / evakuasi lengkap dengan SDM yang
kompeten. Tersedia layanan ambulance untuk menjemput pasien yang gawat

2 - 12
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

dari rumah untuk mendapatkan pelayanan pre-hospital oleh dokter dan perawat
yang berkompeten.
b. Ruang UGD
4. Fasilitas Penunjang
 Laboratorium
 Radiologi
 Farmasi
 General check Up ( Dalam Proses )
 Fisioterapi
 Senam Hamil
5. Fasilitas Non Medik
Pelayanan ini meliputi :
– Ruang Laktasi
– Kantin
– Musholla
– Farmasi

3.2.1 Kondisi Utilitas RS Bersalin Putra Dalima


1. Jaringan Kelistrikan
Pemenuhan kebutuhan listrik disuplai dari PT. PLN dengan total kapasitas
terpasang sebesar 350 KVA. Kebutuhan beban normal 300 KVA. Untuk kondisi
semi emergency, sebagai cadangan sumber listrik bila aliran listrik PLN terputus,
RS Bersalin Putra Dalima menggunakan listrik dari generator set (genset).
Kapasitas genset yang tersedia 300 KVA.

2. Jaringan Air Bersih


Kebutuhan air bersih di RS Bersalin Putra Dalima dipenuhi oleh PDAM dan deep
well, dengan debit 40 m3/ hari. Kebutuhan air bersih dipakai untuk operasional
rumah sakit seperti kegiatan medis, domestik maupun laundry. Sistem distribusi
air yang digunakan adalah ground tank induk dan roof tank.

3. Air Panas
Saat ini di RS Bersalin Putra Dalima sudah tersedia fasilitas air panas untuk
keperluan pasien dengan menggunakan electric water heater. Kebutuhan air
panas saat ini untuk rawat inap adalah sebesar 3.000 liter/ hari.

4. Sistem Gas Medis


Di RS Bersalin Putra Dalima untuk pemenuhan kebutuhan gas medis saat ini
menggunakan sistem portable (Tabung). Jenis gas yang dibutuhkan adalah O2,
N2O, compressor air dan suction pump. Besar gas yang dibutuhkan N2O sebesar
±4 kg/cm2/hari, O2 sebesar ±60 kg/cm/hari, compressor air dengan tekanan 4,5
BR dan suction pump sebesar -40 -35 (minus).

2 - 13
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

5. Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran


Dalam penanggulangan bahaya kebakaran, sistem pemadam kebakaran yang
digunakan berupa alarm control, manual, Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
dan hydran.

6. Sistem Pengkondisian Udara (AC)


Saat ini di lingkungan rumah sakit sudah terdapat 802 unit Air Conditioning (AC)
split yang tersebar di semua ruangan. Kapasitas/ spesifikasi Air Conditioning
(AC) yang tersedia yaitu masing-masing 1-3 PK.

7. Penangkal Petir
Penangkal petir (lightning protection) sudah terdapat di bangunan gedung RS
Bersalin Putra Dalima.

8. Lift
Untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan sirkulasi pasien, pengunjung
dan karyawan rumah sakit antar lantai, RS Bersalin Putra Dalima sudah tersedia
1 unit lift bed.

2.7. Hasil Survey RS Bersalin Putra Dalima

Hasil survey terbagi menjadi Kuesioner Pasien dan Pengunjung dan Kuesioner Internal
Rumah Sakit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini :

2.8. Rekapitulasi Hasil Survey Kuesioner Pasien Pengunjung


1. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk Survey Pasien dan Pengunjung di
RS Bersalin Putra Dalima adalah :
a. Desain Penelitian : CrossSectional
b. Besar Sampel Minimal : 40 orang
c. Sampel : Sampel diambil dari pasien dan
pengunjung yang sedang berobat di RS Bersalin Putra Dalima, yang
tersebar di beberapa lokasi di rumah.

2. Kriteria sampel
Responden menjadi sampel adalah yang pada saat penelitian berlangsung
sedang berkunjung atau berobat atau mendapatkan perawatan di RS
Bersalin Putra Dalima.

3. Tujuan
a. Tujuan umum
Mengetahui tanggapan pasien/ pengunjung rumah sakit terhadap
pelayanan di RS Bersalin Putra Dalima.

2 - 14
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

b. Tujuan khusus
Untuk mengetahui :
 Kondisi eksisting pelayanan rumah sakit dilihat dari sudut pandang
pemakai jasa;
 Sejauh mana persepsi pasien/ pengunjung terhadap keberadaan
rumah sakit, ditinjau dari aspek fungsi pelayanan, kondisi bangunan,
kesesuaian lahannya, lingkungan dan sebagainya;
 Karakteristik dan persepsi pasien/ pengunjung atas mutu pelayanan
rumah sakit;
 Harapan pasien/ pengunjung atas pengembangan RS Bersalin Putra
Dalima;

4. Hasil Rekapitulasi Kuesioner Pasien Pengunjung


Berdasarkan hasil survei pasien dan pengunjung RS Bersalin Putra Dalima
diketahui bahwa sebagian besar berusia >40 Tahun (41%) , selebihnya
berusia 31-35 Tahun (35%), usia 26-30 Tahun (10%), usia 36-40 Tahun (7%)
dan usia 20-25 Tahun (7%). Selain itu apabila dilihat latar belakang
pendidikan sebagian besar adalah SLTA (62%) selebihnya Perguruan
Tinggi (24%) dan SLTP (14%).

Apabila dilihat dari pekerjaan pasien dan pengunjung sebagian besar adalah
ibu rumah tangga (35%), selebihnya bekerja sebagai wiraswasta (31%),
karyawan swasta (17%), PNS (14%) dan hansip/security (3%). Besarnya
pendapatan pasien dan pengunjung sebagian besar memiliki pendapatan
Rp. 1.500.000 – Rp. 2.500.000 (25%), selebihnya memiliki pendapatan Rp.
2.500.000 – Rp. 5.000.000 (30%) , > Rp. 5.000.000 sebesar 45%.

Alasan pasien dan pengunjung memilih RS Bersalin Putra Dalima sebagian


besar karena dekat dengan tempat tinggal (33%), selebihnya memilih karena
dokter yang ada di RS Bersalin Putra Dalima lengkap (25%), rujukan dari
bidan (24%), mutu pelayanan baik (8%), fasilitas lengkap (8%) dan sudah
cocok (2%).

2.9. Rekapitulasi Hasil Survey Kuesioner Internal Rumah Sakit


1. Metode Penelitian
Survei dilakukan dengan kuesioner internal Rumah Sakit, adapun
penjelasannya sebagai berikut :
a. Populasi :Kepala Departemen, Komite dan karyawan yang
terkait langsung pelayanan pada pasien di RS Bersalin Putra Dalima
b. Tujuan Umum : Mengetahui tanggapan pihak internal rumah sakit
terhadap keberadaan RS Bersalin Putra Dalima
c. Tujuan Khusus : Mengetahui kondisi eksisting setiap instalasi serta
harapan terhadap pengembangan RS Bersalin Putra Dalima

2 - 15
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

2. Hasil Rekapitulasi Kuesioner Internal Rumah Sakit


Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner internal rumah sakit yang
diberikan pada kepala instalasi yang langsung berhubungan dengan
pasien/pelayanan, saran pengembangan yang berkaitan dengan jenis
pelayanan antara lain perlu adanya pelayanan OK sendiri (tanpa dirujuk)
(20%), perlu adanya peralatan elektromedik lengkap (10%), adanya rawat
inap anak (20%), adanya pelayanan bedah anak (10%), pelayanan sub
spesialistik (10%), pengembangan pelayanan terkait obgyn dan ginikologi
(30%), .

Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner internal rumah sakit yang


diberikan pada kepala instalasi yang langsung berhubungan dengan
pasien/pelayanan, saran pengembangan yang berkaitan dengan pelayanan
perawat antara lain perlunya peningkatan kuantitas dan kualitas sesuai
Rumah Sakit Ibu dan Anak (36%), perlu adanya pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan kompetisi (22%), perlunya penambahan jumlah perawat mahir
segala disiplin ilmu kedokteran (14%), penambahan jumlah perawat lulusan
D3/S1 (14%), pelayanan perawat terpadu dengan tenaga kesehatan lain
(7%) dan peningkatan keramahan (7%).

Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner internal rumah sakit yang


diberikan pada kepala instalasi yang langsung berhubungan dengan
pasien/pelayanan, saran pengembangan yang berkaitan dengan pelayanan
dokter antara lain perlunya peningkatan kedisiplinan dokter (38%),
peningkatan kuantitas dan kualitas sesuai RSIA (23%), peningkatan
konsultasi ke ruang gawat darurat, pengisian rekam medis dari pembuatan
resume (23%), peningkatan kemampuan/kesediaan dokter untuk
berkomunikasi dengan pasien dan keluarga (8%) dan perlu adanya
penambahan jumlah dokter (8%).

Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner internal rumah sakit yang


diberikan pada kepala instalasi yang langsung berhubungan dengan
pasien/pelayanan, saran pengembangan yang berkaitan dengan tarif RS
antara lain perlu adanya perbaikan tarif yang ada sehingga lebih realistis
(64%), perhitungan tarif berdasarkan unit cost (18%), pembuatan tarif paket
(8%) dan lebih transparan dalam hal tarif (8%).

Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner internal rumah sakit yang


diberikan pada kepala departemen yang langsung berhubungan dengan
pasien/pelayanan, saran pengembangan yang berkaitan dengan ruangan
antara lain perlunya dipasang AC disetiap ruang rawat inap agar pasien
nyaman (28%), perbaikan semua ruang rawat dan ruang-ruangan yang
bocor dan berjamur (28%), penambahan ruang kelas I dan II (6%),
penambahan ruangan perawatan NICU (6%), Poliklinik dibuat sekat antara

2 - 16
● STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

meja periksa (6%), ruang isolasi sesuai standar disetiap ruang gawat (6%),
ruang intermediet khusus di luar IGD (10%), , dan pengadaan nurse station
sesuai standar di semua ruang rawat inap (10%).

Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner internal rumah sakit yang


diberikan pada kepala departemen yang langsung berhubungan dengan
pasien/pelayanan, saran pengembangan yang berkaitan dengan peralatan
medis antara lain perlunya penambahan/penggantian peralatan medis
disesuaikan dengan kebutuhan dan mengikuti perkembangan teknologi
(55%), perlu dilakukan pemeliharaan secara berkala (28%) dan pelaksanaan
kalibrasi alat sesuai waktu yang ditetapkan (17%).

Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner internal rumah sakit yang


diberikan pada kepala departemen yang langsung berhubungan dengan
pelayanan pasien, saran pengembangan yang berkaitan dengan kebersihan
antara lain perlunya peningkatan jumalh dan kinerja cleaning service (34%),
peningkatan kesadaran pegawai,pasien serta keluarga pasien untuk
menjaga kebersihan bersama (25%), peningkatan kebersihan (25%),
penambahan tempat sampah (8%) dan perlunya rambu-rambu tentang
kebersihan dan K3 (8%).

Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner internal rumah sakit yang


diberikan pada kepala instalasi yang langsung berhubungan dengan
pelayanan pasien, saran pengembangan yang berkaitan dengan sarana
parkir antara lain perlunya pemisahan dan pengaturan parkir yang jelas
antara pasien dan karyawan (23%), perlunya dibuatkan parkir khusus untuk
pasien darurat (16%), diperluas sarana untuk parkir (15%), peningkatan
disiplin karyawan agar memarkir kendaraan sesuai tempat yang telah
ditetapkan (15%), dibuatkan tempat parkir motor dengan atap (16 %)

Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner internal rumah sakit yang


diberikan pada kepala instalasi yang langsung berhubungan dengan
pelayanan pasien, saran pengembangan yang berkaitan dengan fasilitas
lainnya antara lain perlunya penambahan fasilitas toilet umum (19%),
fasilitas penitipan anak untuk karyawan (9%), SIM RS yang dapat
mengakomodir kebutuhan semua pihak yang berkepentingan (9%), fasilitas
internet di semua ruang sekretariat (9%), perlunya ruang perpustakaan
(27%), perlunya penataan kabel-kabel listrik dan telpon (9%), adanya
kebutuhan alat-alat rumah tangga (18%).

2 - 17
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

BAB 3
ANALISIS SITUASI

3.1. Gambaran Umum Kota Tangerang Selatan


Kota Tangerang Selatan merupakan kota termuda yang resmi memisahkan diri sejak
tahun 2008 dari Kabupaten Tangerang, terletak di bagian Timur Propinsi Banten yang
secara geografis berada diantara 6º39’ - 6º47’ Lintang Selatan dan 160º14’ - 160º22’
Bujur Timur dengan luas wilayah 147,19 kilometer persegi (km²) atau sebesar 1,63
persen dari luas wilayah Provinsi Banten. Sedangkan secara administratif, Kota
Tangerang Selatan terdiri dari 7 kecamatan, 49 kelurahan dan 5 desa.

Kota Tangerang Selatan disahkan pada Sidang Paripurna DPR RI Hari Rabu, tanggal 29
Oktober 2008 dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008, setelah
melalui perjuangan panjang sejak tahun 2000.

Wilayah Kota Tangerang Selatan mempunyai batas administrasi sebagai berikut :


– Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan .
– Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat (Kota Depok) dan Kota
Tangerang Selatan .
– Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat (Kab. Bogor) dan Kota
Depok.
– Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang.

3.1.1. Kependudukan
Kependudukan merupakan komponen yang sangat penting dalam pembangunan
suatu wilayah, karena penduduk yang berkualitas merupakan modal dasar bagi
pembangunan dan diharapkan dapat mengatasi berbagai dampak dari dinamika
penduduk. Oleh karena itu, data kependudukan merupakan salah satu informasi
penting yang diperlukan dalam proses pembangunan, mulai dari tahap
perencanaan sampai dengan tahap evaluasi terhadap hasil pembangunan itu
sendiri.

Jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan pada tahun 2013 sebanyak 1.405.170
jiwa. Kepadatan penduduk Kota Tangerang Selatantahun 2013 adalah 9.547
jiwa/km2. Kec Pondok Aren memiliki kepadatan penduduk tertinggi di Kota
Tangerang Selatanyaitu sebesar 331.664 jiwa/ km2.

3- 1
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Ditinjau dari jenis kelamin, jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan pada tahun
2013 yang berjenis perempuan laki-laki lebih banyak dari pada penduduk Kota
Tangerang Selatan yang berjenis kelamin laki-laki , yaitu 75.375 jiwa berbanding
76.524 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 98,50.

Tabel 3.1
Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin di Kota Tangerang SelatanTahun 2013

Sumber : Kota Tangerang SelatanDalam Angka 2013

Tabel 3.2
Kepadatan Penduduk menurut Per Kecamatan
di Kota Tangerang SelatanTahun 2013

Sumber : Kota Tangerang SelatanDalam Angka 2013

3- 2
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Jumlah penduduk di Kota Tangerang Selatan menurut kelompok umur dan jenis
kelamin pada tahun 2013 didominasi oleh penduduk dengan kelompok umur 25-
29 tahun sebanyak 142.450 jiwa, disusul oleh kelompok umur 30-34 tahun dan
35-39 tahun sebanyak 142,182 orang dan 130.184 orang.

Tabel 3.3
Kepadatan Penduduk menurut Per Kecamatan
di Kota Tangerang SelatanTahun 2013

Sumber : Kota Tangerang SelatanDalam Angka 2013

Laju pertumbuhan penduduk di Kota Tangerang Selatan selama beberapa


dasawarsa terakhir terus mengalami penurunan. Berdasarkan hasil sensus
penduduk pada periode 2011-2013 laju pertumbuhan penduduk di Kota
Tangerang Selatan sebesar 4,45 %. Kemudian angka ini mengalami penurunan
pada periode 2012-2013 hingga mencapai angka 4,49%.

3- 3
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Tabel 3.4
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan Sensus Tahun 2011, 2012 dan 2013 di Kota Tangerang Selatan

Sumber : Kota Tangerang Selatandalam Angka 2014

3.1.2. Jumlah Rumah Tangga dan Status Perkawinan

Jumlah penduduk di Kota Tangerang Selatantahun 2013 sebanyak 1.4005.700


orang, dengan penduduk miskin terbanyak di Kecamatan Pondo Aren yaitu
sebesar 331.664 orang dan Kecamatan Setu merupakan wilayah dengan jumlah
penduduk paling sedikit yaitu sebanyak 72.727 orang. Perbedaan jumlah pendudk
ini juga menggambarkan sebaran rumah tangga terbesar dan terkecil di wilayah
ini. Sedang rata-rata jumlah orag per rumah tangga adalah 3,93 orang dengan
rentang 3,87-3,99 orang/ rumah tangga. SEdang gambaran jumlah ststus
perkawinan ppenduduk, sebanyak 613.170 orang berstatus belum kawin dan
577.317 berstatus telah kawin. Kondisi ini menunjukkan potensi aksus penyakit
terkait ibu dan anak dan menjadai dasar pengembangan peningkata kebutuhan
rumah sakit iu dan anak.

3- 4
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Tabel 3.5
Jumlah Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga
di Provinsi Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Sumber : Kota Tangerang SelatanDalam Angka 2013

Tabel 3.6
Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Perkawinan
di Provinsi Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Sumber : Kota Tangerang SelatanDalam Angka 2013

3- 5
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

3.1.3. Penduduk Usia Kerja

Tabel 3.7
Jumlah Penduduk Usia Kerja
di Provinsi Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Sumber : Kota Tangerang SelatanDalam Angka 2013

3.1.4. Pendidikan

Tingkat keberhasilan pembangunan suatu bangsa banyak dipengaruhi oleh


kualitas pendidikan. Semakin maju pendidikan berdampak positif bagi masa
depan di berbagai bidang kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu
kebutuhan dasar untuk menuju masyarakat yang cerdas, terampil dan sejahtera.

Peningkatan sumber daya manusia sekarang ini lebih difokuskan kepada


pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengenyam
pendidikan, terutama penduduk kelompok usia sekolah (umur 7-24 tahun).
Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat
menunjang dalam meningkatkan mutu pendidikan.

3- 6
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Tabel 3.8
Jumlah Sekolah, Guru, Murid dan Ruang Kelas menurut Jenis Sekolah
di Kota Tangerang SelatanTahun 2013

Sumber : Kota Tangerang Selatandalam Angka 2013

3.1.5. Perdagangan dan Perekonomian

Kondisi perdagangan yang menggambarkan tingkat perekonomian di Wilayah


Kota Tangerang Selatan di tunjukkan dengan jumlah perusahaan yang berdiri dan
berada di wilayah ini. Peran perusahaan ini juga berpengaruh pada kesejahteraan
dimana jumlah tenaga kerja terekrut dalam perdagangan ini.

Berdasarkan data tahun 2013, di Kota Tangerag Selatan terdapat 671 perusahaan
denga berbagai jensi dan bidang jasa dan produksinya. Jumlah perusahaan
erayak di Kecamaran Pondok Aren 245 perusahaan, dan diikuti Kecamatan
serpong dan Kecamatan Setu amsing-masing 99 perusahaan dan jumlah terkecil
berada di Kecamatan Ciputat Timur sebanyak 31 perusahaan. Keberdaan
perushaan ini diikuti pula dengan jumlah enaga kerja baik laki-laki mapun
perempuan yang bekerja. Jumlah tenaga kerja laki-laki lebihbanyak sejumlah
3.334 orang disbanding perempuan berjumlah 2.118 orag. Tabel berkut
menggambarkan jumlah perusahaan dan jumlah tenaga kerj produktif yang
terekrut.

3- 7
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Tabel 3.9.
Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Kecamatan di Tangerang Selatan

Sumber : Kota Tangerang Selatandalam Angka 2013

Tabel 3.10.
Sebaran Industri Kecil, Menengah/ Besar di Kota Tanerang Selatan

Sumber : Kota Tangerang Selatandalam Angka 2013

3- 8
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Di Wilahan Kota Tangerang Selatan, diketahu jenis perusahaan yang paling


banyak adalah sector perdagangan, hotel dan restoran berjumlah 736 perusahaan
dan terkecil adalah sector pertenaian, peternakan, kehutanan dan perikanan serta
sector listrik, gas dan air bersih masing-masing ebrjumlah 4 perusahaan, diuraikan
seperti table berikut.

Tabel 3.11
Jumlah Perusahaan Berdasarkan Sektor dan Tenaga Kerja

Sumber : Kota Tangerang Selatandalam Angka 2013

Sementara status perusahaan yang ada di Kota Tangerang Selatan pada


terbanyak adalah perusahaan swasta nasional dan tersedikit adalah kerjasama
/join. Sementara jumlah tenaga kerja terekrut sebanyak 96.782 orang, dengan
komposisi tenaga kerja berdasarkan statusnya adalah tenaga kerja Indonesia/
local sebanyak 38.993 orang dan tenanga kerja asing 791 orang.

Gambara rinci status perusahaan dan jumlah tenaga kerja di uraikan seperti table
dibawah ini.

3- 9
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Tabel 3.12
Jumlah Perusahaan Berdasarkan Status Perudahaan dan Tenaga Kerja

Sumber : Kota Tangerang Selatandalam Angka 2013

3.1.6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI)


merupakan ukuran standar pembangunan manusia yang ditetapkan oleh PBB.
Indeks ini dibentuk berdasarkan empat indikator, yaitu angka harapan hidup,
angka melek huruf, rata rata lama sekolah dan kemampuan daya beli. Indikator
angka harapan hidup merepresentasikan dimensi umur panjang dan sehat. Angka
melek huruf dan rata rata lama sekolah mencerminkan capaian pembangunan di
bidang pendidikan. Sedangkan kemampuan daya beli masyarakat terhadap
sejumlah kebutuhan pokok dilihat dari rata rata besarnya pengeluaran per kapita
sebagai pendekatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup lebih
layak.

Nilai IPM Tangerang Selatan pada tahun 2013 adalah 77, 13 lebih tinggi
dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk IPM Propinsi Banten tahun 2013 kami
belum mendapatkan datanya Perkembangan IPM Tangerang Selatan tahun 2009
- 2013 dibandingkan dengan provinsi Banten adalah sebagai berikut :

3- 10
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

3.2. GAMBARAN UMUM KESEHATAN KOTA TANGERANG SELATAN


Pembangunan di bidang kesehatan memiliki tujuan untuk menyediakan pelayanan
kesehatan yang mudah, merata, dan murah bagi seluruh lapisan masyarakat, sebagai
perwujudan dari visi Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Dengan upaya tersebut
diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik dan pada akhirnya
akan meningkatan produktivitas. Berdasarkan fakta – fakta yang ada, indikator derajat
kesehatan masyarakat yang paling sensitif adalah Angka Harapan Hidup ( AHH ),
Angka Kematian Bayi ( AKB ), Angka Kematian Ibu ( AKI ), serta status Gizi Balita

3.2.1. Derajat Kesehatan

1. Angka Harapan Hidup (AHH)

Angka Harapan Hidup merupakan perkiraan lama hidup rata rata penduduk
dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. AHH dapat
dijadikan untuk menilai status Derajat Kesehatan dimana Angka Harapan Hidup (
AHH ) adalah salah satu indikator yang mencerminkan berapa lama seorang bayi
baru lahir diharapkan hidup. AHH merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya dan
meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Dari hasil sensus penduduk
dan Susenas, didapatkan Angka Harapan Hidup ( AHH ) meningkat dari tahun ke
tahun, seperti terlihat pada tabel dibawah ini.

3- 11
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Tabel 3.13
Angka Harapan Hidup di kota Tangerang Selatan tahun 2008 – 2013

Angka Harapan Hidup tahun 2013 adalah 69,17 sudah melampaui target RPJMD
Tangerang Selatan tahun 2015 yaitu 68,69

2. Kesehatan Ibu dan Anak

a. Angka Kematian Ibu

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia tahun 1986 adalah 450 per 100.000
kelahiran hidup dan menurun menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
1997, dan 307 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2003, sedangkan data terakhir
pada tahun 2012 menunjukkan angka 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI
2007). Angka tersebut menunjukkan bahwa penurunan angka kematian ibu di
Indonesia masih jauh dari yang diharapkan untuk dapat mencapai target MDG,s
yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2015. Jika tidak dilakukan
intervensi yang signifikan dan efektif, maka target tesebut sulit untuk dicapai
karena proyeksi BPS berdasarkan kecenderungan penurunan diatas, angka
kematian ibu di Indonesia hanya akan turun sampai 163 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015 (BPS, 2007). Terjadinya kematian ibu terkait dengan faktor
penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan, eklampsia, dan
infeksi, sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena masih
banyaknya kasus 3 Terlambat dan 4 Terlalu, yang terkait dengan faktor akses,
sosial budaya, pendidikan, dan ekonomi, Kasus 3 Terlambat meliputi: 1.
Terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan, 2.
Terlambat dirujuk, 3. Terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan, dan Faktor risiko 4 Terlalu, yaitu: 1. Terlalu tua hamil ( hamil di atas
usia 35 tahun ) sebanyak 27%, 2. Terlalu muda untuk hamil, ( hamil di bawah usia
20 tahun ) sebanyak 2,6%, 3. Terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4) sebanyak
11,8%, 4. Terlalu dekat (jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun).

Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan 78,5% dari kematian neonatal ini terjadi pada
umur 0-6 hari. dan hanya 33,5% kematian neonatus pada umur 8-28 hari, dengan
penyebab kematian terbesar untuk umur 0-6 hari adalah gangguan
pernapasan/asfiksia (35,9%) dan prematuritas dan bayi berat lahir rendah (32,4%)

3- 12
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

dan sepsis (12%); untuk umur 7-28 hari adalah sepsis (20,5%), kelainan
kongenital (18,1%), pneumonia 15,4 %, prematuritas dan BBLR (12,8%) dan RDS
(12,8%).

Demikian juga dengan Kota Tangerang Selatan masih memberi sumbangan


kematian baik ibu, neonatus, maupun bayi setiap tahunnya, dimana AKI tahun
2010 adalah 37/ 100.000 KH, dan AKB 2,8/1000 KH, dengan jumlah kematian ibu
sebanyak 9 kasus/orang dan kematian neonatus 54 kasus, serta kematian bayi
berjumlah 13 Kasus/orang, dari 24.303 KH.

Pada tahun 2011 AKI Kota Tangerang Selatan 44/100.000 KH, dan AKB 1,7/1000
KH. Dengan jumlah kematian Ibu sebanyak 13 kasus dan kematian Neonatus 35
kasus, serta Bayi berjumlah 12 kasus Dari 29.393 KH. Sedangkan pada tahun
2012 AKI Kota Tangerang Selatan 39,5/100.000 KH, dan AKB 1,5/1000 KH
dengan jumlah kematian Ibu 12 kasus dan kematian Neonatus 23 kasus serta
kematian Bayi 17 kasus dari 30.388 KH.

Untuk tahun 2013 AKI Kota Tangerang Selatan 48/100.000 KH, dan AKB 0,7/1000
KH dengan jumlah kematian Ibu 14 kasus dan kematian Neonatus 16 kasus serta
kematian Bayi 5 kasus dari 29.129 KH.

Tabel 3.14
Jumlah Dan Sebab Kematian Ibu
Di Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 Dan 2013
Berdasarkan Laporan Bulanan Puskesmas

Bila dilihat dari penyebabnya, kematian ibu di Kota Tangerang Selatan,


disebabkan karena : 7 kasus (50%) akibat lain-lain, 5 kasus (35.7%) akibat
Eklampsi, dan 2 kasus (14,3%) akibat Perdarahan.

3- 13
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Gambar 3.2.
Grafik JUmlah Kasus Kematian Ibu Tahun 2015 Kota Tangerang Selatan

b. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka kematian bayi adalah jumlah yang meninggal sebelum mencapai usia 1
(satu) tahun dari 1000 kelahiran hidup penduduk pada tahun yang sama. Angka
kematian bayi di Kota Tangerang Selatan cenderung mengalami
penurunan.Penurunan AKB tidak lepas dari upaya-upaya yang dilakukan oleh
Dinas Kesehatan, dan Puskesmas terutama penguatan di sector lapangan dengan
upaya bina wilayah serta makin baiknya pelayanan di Pukesmas dan rumah sakit.
Angka ini merupakan indikator yang sensitif terhadap ketersediaan, pemanfaatan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan perinatal, disamping juga merupakan
indikator terbaik untuk menilai pembangunan sosial ekonomi masyarakat secara
menyeluruh. Pada tahun 2010 dilaporkan terjadi kematian bayi berjumlah 67 kasus
(orang) dari 24.312 kelahiran hidup (AKB = 2,8), sedangkan pada tahun 2011
kematian bayi berjumlah 12 kasus (orang) dari 29.393 Kelahiran Hidup (AKB =
1,6). Pada tahun 2012 kematian bayi berjumlah 20 kasus (orang) dari 30.388
Kelahiran Hidup (AKB = 1,5). Dan di tahun 2013 kematian Bayi 5 kasus dari 29.129
KH.

3- 14
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Tabel 3.15
Jumlah Dan Sebab Kematian Bayi
Di Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 Dan 2013
Berdasarkan Laporan Bulanan Puskesmas

Bila dilihat dari penyebabnya, kematian bayi di Kota Tangerang Selatan,


disebabkan karena : 4 kasus (80%) akibat Pnemonia, 1 kasus (20%) akibat diare.

Gambar 3.3.
Grafik Jumlah Kasus Kematian Bayi Tahun 2013 Kota Tangerang Selatan

3- 15
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Tabel 3.16
Jumlah Dan Sebab Kematian Neonatus
Di Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 Dan 2013
Berdasarkan Laporan Bulanan Puskesmas

Bila dilihat dari penyebabnya, kematian bayi di Kota Tangerang Selatan,


disebabkan karena : 6 kasus (37,5%) akibat BBLR, 1 kasus (6,25%) akibat
Asfiksia, 3 kasus (18,75%) akibat infeksi dan 6 kasus (37,5) sebab lain.

Gambar 3.4.
Grafik JUmlah Kasus Kematian Neonatus Tahun 2013 Kota Tangerang Selatan

3- 16
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

c. Angka Kematian Balita (AKBAL)

Tabel 3.17
Jumlah Dan Sebab Kematian Balita
Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 Dan 2013
Berdasarkan Laporan Bulanan Puskesmas

Bila dilihat dari penyebabnya, kematian Balita di Kota Tangerang Selatan,


disebabkan karena sebab lain yang berjumlah 3 orang.

Gambar 3.5.
Grafik Jumlah Kasus Kematian Balita Tahun 2013 Kota Tangerang Selatan

3- 17
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

3.2.2. Angka Kesakitan

Angka kesakitan menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun
waktu tertentu, dan berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat

1. AFP (Acute Flaccid Paralysis)

Upaya Pencegahan dan pemberantasan polio telah dikeluarkan melalui gerakan


imunisasi polio. Upaya ini ditindak lanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi
secara aktif terhadap kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur <15 tahun
dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang
berkembang dimasyarakat dengan pemeriksaan specimen tinja dari kasus AFP yang
dijumpai. Target untuk non polio AFP rate ditetapkan sebesar ≥ 2 per 100.000 anak <
15 tahun.

Gambar 3.6.
Grafik Jumlah Penderita AFP/ Folio Tahun 2013 Kota Tangerang Selatan

Artinya masih banyak Puskesmas yang tidak mencapai target SPM AFP di tahun
2013,dan laporan ini bukan berarti adanya kasus Polio tetapi penjaringan kasus AFP
untuk Eridikasi Polio di Indonesia yang dilakukan selama 4 tahun berturut turut.

2. Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis/ TB adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB


(mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain.

Pengendalian Tuberkulosis (TB) di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman


penjajahan Belanda namun terbatas pada kelompok tertentu. Setelah perang

3- 18
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

kemerdekan, TB ditanggulangi melalui Balai Pengobatan Penyakit Paru Paru (BP-4).


Sejak tahun 1969 pengendalian dilakukan secara nasional melalui Puskesmas. Obat
anti tuberculosis (OAT) yang digunakan adalah panduan standar INH, PAS dan
Streptomisin selama satu sampai dua tahun. Asam Para Amino Salisilat (PAS)
kemudian diganti dengan Pirazinamid. Sejak 1977 mulai digunakan panduan OAT
jangka pendek yang terdiri dari INH, Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol selama 6
bulan.

Pada tahun 1995, program nasional pengendalian TB mulai menerapkan strategi


DOTS dan dilaksanakan di Puskesmas secara bertahap. Sejak tahun 2000 strategi
DOTS dilaksanakan secara Nasional di seluruh Fasyankes terutama Puskesmas yang
di integrasikan dalam pelayanan kesehatan dasar.

Kota Tangerang Selatan pada tahun 2013 berjumlah penduduk 1.411.765 jiwa,
mempunyai 25 Puskesmas yang semuanya telah melaksanakan Program TB DOTS
yang melayani dan menangani penderita TB. Pada tahun 2013 dalam penanganan
penderita TB ditemukan sebanyak 8.735 suspek TB, 1.825 pasien TB yang di obati,
847 kasus TB baru BTA Positif dan 833 kasus TB BTA negatif rontgen positif. Insiden
kasus TB pada penduduk Kota Tangerang Selatan tahun 2013 terhadap kasus TB
baru BTA Positif 107/100.000 penduduk, sehingga diperkirakan penduduk Kota
Tangerang Selatan yang menderita kasus TB baru BTA Positif sebanyak 1.511.

Tabel 3.18
Cakupan Program TB Tahun 2013 Kota Tangerang Seltan

3- 19
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Gambar 3.7.
Persentasi Proporsi TB Paru BTA Positif diantara Suspek
per Puskesmas di Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Indikator Proporsi BTA Positif diantara Suspek ada Tahun 2013 memenuhi target yaitu
10%, tidak kurang atau lebih dari target nasional 5-10%. Pada tahun 2013 jumlah
suspek yang di temukan sebanyak 8.735 orang dan jumlah BTA Positif 847 orang,
angka ini menggambarkan penjaringan suspek tidak terlalu longgar atau tidak terlalu
ketat dan tidak ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (Positif Palsu atau
Negatif Palsu).

Gambar 3.8.
Persentasi Penemuan Kasus baru TB Paru BTA Positif (CDR)
per Puskesmas di Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

3- 20
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

3. Pneumonia Balita

Data Kasus Penyakit ISPA di Kota Tangerang Selatan tahun 2013 menunjukan kasus
ISPA Balita mencapai 45. 271 ribu penderita, sedangkan kasus Pneumonia pada
Balita mencapai 6.205 ribu penderita. Sementara kasus ISPA pada usia di atas 5
tahun menunjukkan angka 72.785 ribu penderita.

Gambar 3.7
Grafik penemuan Pneumonia Pada Balita di Tangerang Selatan 2013

Kasus Pneumonia balita dikota Tangerang Selatan tahun 2013 mencapai 6.205
penderita. Kasus terbanyak berada di wilayah Puskesmas Pamulang dan terendah
kasusnya adalah wilayah Puskesmas Paku Alam. Wilayah Puskesmas Pamulang
merupakan pusat pemerintahan kota Tangerang Selatan, dan juga merupakan
wilayah terpadat penduduknya dan salah satu pusat bisnis padat.

Gambar 3.8
Grafik penemuan Pneumonia Pada Balita di Tangerang Selatan 2013

3- 21
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Penemuan kasus ISPA Balita di Kota Tangerang Selatan mencapai 45.271 penderita.
Dan kasus tertinggi berada di wilayah Puskesmas Ciputat 4.918 penderita.

Gambar 3.9
Grafik penemuan Pneumonia Pada Balita di Tangerang Selatan 2013

Penemuan kasus ISPA > 5 tahun di Kota Tangerang Selatan mencapai 72.785
penderita. Dan kasus tertinggi berada di wilayah Puskesmas Pondok Kacang Timur
6.063 penderita.

Gambar 3.9
Grafik penemuan Pneumonia Pada Balita di Tangerang Selatan 2013

3- 22
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang masuk ke dalam Standar Pelayanan
Minimal. Pada tahun 2013 ini target Nasional untuk SPM Pneumonia adalah 90%.
Capaian SPM untuk Kota Tangerang Selatan untuk penemuan penderita Pneumonia
mencapai 44%.

4. HIV/AIDS

Kasus yang terlaporkan pada tahun 2013 untuk HIV/AIDS di Kota Tangerang Selatan
62 kasus Yang pada tahun sebelumnya 2012 (34 kasus). Bila melihat angka tersebut
hal ini merupakan cukup baik, karena pada dasarnya sulit untuk melacak pasien
HIV/AIDS. Dan artinya fenomena gunung es penderita HIV/AIDS sedikit terlihat
dasarnya.

Gambar 3.10.
Peta Kasus HIV-AIDs Per Kelurahan
Kota Tangerang Selatan 2013

Terlihat dari hasil Pemetaan diatas bahwa wilayah Ciputat dengan hasil pelacakan
tertinggi. Petugas pelacakan mengatakan bahwa kebanyakan dari penderita
HIV/AIDS di wilayah Puskesmas Ciputat Tertular melalui, Hubungan Seksual, melalui
jarum Suntik dan Ibu Rumah Tangga Yang tertular dari suaminya, selain itu letak
geografis Puskesmas Ciputat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta dan
Kota Tangerang dimana mobilitas penduduk sangat tinggi.

3- 23
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Gambar 3.11
Grafik Penderita HIV-AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin di Tangerang Selatan 2013

Kasus HIV yang terjadi di tahun 2013 paling banyak terjadi pada Laki-laki, yang
mayoritas penderitanya tertular malalui hubungan seksual, jarum suntik dan kasus
pada perempuan mayoritas penderitanya tertular melalui hubungan seks secara
bergantian ( Pekerja Seks).

5. DIARE

a. Diare < 5 tahun

dari grafik di bawah menggambarkan tren yang terjadi tampak fluktuatif, secara umum
tidak terjadi peningkatan yang bermakna dan tidak melebihi batas maksimal tetapi ada
beberapa minggu yang melebihi batas minimal, namun berdasarkan analisa variable
tempat, waktu dan orang tidak ada hubungan secara epidemiologi

Gambar 3.12
Grafik Penderita Diare < 5 Tahun di Tangerang Selatan 2013

3- 24
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Distribusi Diare < 5 tahun


Grafik di bawah menggambarkan perbandingan kasus diare <5 tahun dalam kurun
waktu 4 tahun berturut-turut tampak kejadian kasus tahun 2010 meningkat dan pada
tahun 2011 terjadi penurunan namun tidak terlalu signifikan, namun naik kembali pada
tahun 2012 dan di tahun 2013 menurun kembali. Hal tersebut dikarenakan sistem
penjaringan laporan yang sudah berjalan dengan baik dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya dan kami petugas Surveilans selalu berkoordinasi dengan pemegang
program Diare.

Gambar 3.13
Grafik Distribusi Diare < 5 Tahun di Tangerang Selatan 2013

b. Diare > 5 Tahun

Grafik di bawah menggambarkan tren kejadian kasus yang fluktuatif, secara umum
tidak terjadi peningkatan yang berarti ditandai dengan tidak melampaui batas
maksimal secara umum.
Gambar 3.14
Grafik Penderita Diare > 5 Tahun di Tangerang Selatan 2013

3- 25
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Distribusi Diare > 5 tahun

Grafik di atas menggambarkan perbandingan kasus diare >5 tahun dalam kurun waktu
4 tahun berturut-turut terjadi peningkatan secara terus-menerus hingga tahun 2013.
Hal tersebut karena terjadi peningkatan jumlah penderita dan cakupan pelayanan
kesehatan terhadap penderita serta system pelaporan yang terus membaik dari
tahun-tahun sebelumnya.

Gambar 3.15
Grafik Distribusi Penderita Diare > 5 Tahun di Kota Tangerang Selatan 2013

c. Diare Total

Ket: dari grafik di atas menggambarkan tren yang terjadi tampak fluktuatip, secara
umum tidak terjadi peningkatan dan berdasarkan analisa variable tempat, waktu dan
orang tidak ada hubungan secara epidemiologi.

Secara total kasus diare menggambarkan peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya.


Berdasarkan analisa Variabel waktu, tempat dan orang tidak menggambarkan
terjadinya resiko KLB Tetapi pada tahun 2013

3- 26
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Gambar 3.16
Grafik Penderita Diare Total di Tangerang Selatan 2013

Gambar 3.17
Grafik Penderita Diare Total di Tangerang Selatan 2010-2013

d. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit DBD mulai di kenal di indonesia sejak tahun 1968 di surabaya dan jakarta,
dan setelah itu jumlah kasus DBD terus bertambah seiring dengan semakin
meluasnya daerah endemis DBD. Penyakit ini tidak hanya sering menimbulkan KLB
tetapi juga menimbulkan dampak buruk sosial maupun ekonomi. Kerugian sosial
antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota
keluarga, dan berkurangnya usia harapan penduduk.

3- 27
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Salah satu yang mendapat sorotan paling besar adalah kasus DBD, dimana setiap
tahunnya menjadi sesuatu yang diberitakan media dan masyarakat kota Tangerang
Selatan, kami pun berusaha keras dengan melakukan kegiatan – kegiatan yang dapat
menurunkan kasus DBD. Antara lain adalah dengan melakukan pencanangan
Pemberatasan Sarang Nyamuk (PSN), pemeriksaan jentik di setiap RW, dan
melakukan pengasapan/Fogging focus yang terdapat penderita terkena kasus DBD.

Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk membasmi virus atau vaksinasi untuk
pencegahan penyakit Demam berdarah Dengue; oleh karena itu cara
penanggulangan yang tepat sekarang ini ialah dengan memberantas vektornya yaitu
nyamuk Aedes aegypti. Kepadatan populasi Ae. aegypti sangat tergantung dari
pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan
khususnya kebersihan tempat penampungan air dan sampah yang dapat
menampung air. Bahkan telah diperkirakan pada saat musim hujan akan terjadi
peningkatan populasi nyamuk Ae. aegypti yang mengakibatkan timbulnya ledakan
wabah Demam Berdarah Dengue di daerah endemis setiap 5 ( lima ) tahun.

Situasi ini perlu diatasi dengan segera agar indikator kinerja/target pengendalian DBD
yang tertuang dalam dokumen RPJMN yaitu IR DBD pada tahun 2014 adalah
51/100.000 penduduk, serta ABJ sebesar ≥ 95% dapat dicapai.

1). Jumlah Kasus DBD


Sejak tahun 2010, nampak adanya kecenderungan penurunan kasus DBD. Sedikit
peningkatan nampak pada tahun 2012.

Gambar 3.18
Grafik Penderita DBD di Tangerang Selatan 2010-2013 di Kota Tangsel

3- 28
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Gambar 3.19
Grafik Penderita Diare Total di Tangerang Selatan 2013

Dari data persentase diatas menunjukan kasus DBD di kota tangerang selatan tidak
berpengaruh akan jenis kelamin.

2). Sebaran Kasus DBD

Dari gambar dibawah menunjukan penyebaran kasus DBD di kota tangerang selatan
masih merata terlihat pada gambar 1 s/d 3 dan di bulan Oktober s/d Desember
mengalami penurunan penyebaran kasus DBD terlihat pada gambar di bawah.

3- 29
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Gambar 3.20
Grafik Penderita DBD di Kota Tangerang Selatan 2013

Gambar 3.21
Grafik Penderita DBD Per Kecamatan di Kota Tangerang Selatan 2013

3- 30
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Dari 7 (tujuh) kecamatan di kota tangerang selatan ada 3 (tiga) kecamatan yang masih
tinggi kasus DBD nya (Kec. Pamulang, Kec. Pondok Aren dan Kec. Ciputat) dari 7
(tujuh) kecamatan tersebut terdapat 3 (tiga) kecamatan yang terdapat kasus DBD
meninggal (Kec. Pondok Aren 3 kasus, Kec. Pamulang 2 kasus dan kec. Serpong
Utara 1 kasus).

Dari data tersebut ada beberapa kecamatan yang harus mendapat perhatian penuh
untuk penanggulangan kasus DBD di Kota Tangerang Selatan.

3.2.3. 20 Besar Penyakit Yang Ditemukan Di Puskesmas

Dari jumlah pasien yang berkunjung ke puskesmas di dapatkan 20 penyakit


terbanyak. Penyakit terbanyak pada tahun 2012 sebagai berikut :

Gambar 3.22
Grafik 20 Besar Penyakit di Kota Tangerang Selatan 2013

3- 31
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

BAB 4
ANALISIS PERMINTAAN

4.1. Gambaran Umum Usaha Rumah Sakit di Indonesia

Sistem kesehatan nasional menyatakan bahwa Rumah Sakit merupakan pelayanan rujukan
medik spesialistik dan subspesialistik yang mempunyai tugas utama menyediakan dan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien.

Dalam memberikan pelayanan yang dilaksanakan oleh tenaga profesional ( seperti dokter
spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat, ahli farmasi dan lain sebagainya ) terdapat
2 jenis, yaitu yang bersifat langsung dan tidak langsung. Pelayanan langsung diberikan
dalam bentuk pemeriksaan, pengobatan, perawatan, tindakan medis dan diagnostik serta
tindakan penunjang medis. Sedangkan pelayanan tidak langsung merupakan pendukung
kelancaran pelayanan langsung yaitu pelayanan administratif.

Bila pelayanan Rumah Sakit tersebut di atas satu sama lain dapat saling berhubungan,
saling tergantung dan saling berkait, maka pelayanan ini akan dapat berjalan baik, sehingga
dapat tercipta Rumah Sakit yang dikelola secara profesional.

Berdasarkan bentuk pelayanannya Rumah Sakit dapat dibedakan :


1. Rumah Sakit Umum ( RSU ) : yaitu Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan sub spesialistik.
2. Rumah Sakit Khusus ( RSK ) : yaitu Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan berdasarkan jenis penyakit tertentu atau disiplin ilmu.

Program pengembangan Rumah Sakit sendiri mempunyai tujuan untuk mendekatkan


pelayanan kesehatan secara merata. Cara pendekatannya dilaksanakan melalui upaya
pelayanan kesehatan bersifat umum sampai yang spesialistik baik di kota maupun di desa.

Perbedaan kondisi fisik, tenaga dan obat-obatan di masing-masing Rumah Sakit


menyebabkan perbedaan kemampuan pelayanan kesehatan. Dengan dasar perbedaan
kemampuan inilah Rumah Sakit dikelompokkan yang kemudian digunakan dalam penetapan
klas Rumah Sakit.

a. RSU Kelas A, yaitu RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik dan sub spesialistik yang luas. Terdapat 4 buah RSU kelas A yaitu RSU Cipto

4-1
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Mangunkusumo di Jakarta, RSU Dr. Sutomo di Surabaya, RSUP Adam Malik di Medan
dan RSUP DR. Wahidin Sudiro Husodo di Ujung Pandang.

b. RSU Kelas B, yaitu RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik dan sub spesialistik terbatas.

c. RSU Kelas C, yaitu RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik sekurang-kurangnya spesialistik 4 dasar lengkap.

d. RSU Kelas D, yaitu yang mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya


pelayanan medik dasar.

4.2. Perkembangan Usaha Rumah Sakit

Pembangunan ekonomi dan peningkatan sektor kesehatan yang dilaksanakan oleh


pemerintah bukan saja telah meningkatkan kesehatan masyarakat tapi juga berhasil
memberantas berbagai wabah penyakit. Ditinjau dari jumlah penyakit yang diderita
masyarakat telah berubah dari penyakit infeksi, diare, kurang gizi ke penyakit jantung,
kanker, kegemukan dan penyakit-penyakit penuaan ( degeneratif ). Perubahan juga terjadi
pada struktur kependudukan dengan proporsi yang lebih besar pada manula. Semua ini
menuntut penyesuaian sistem pelayanan kesehatan, khususnya di kota-kota besar.

Bagi sebagian masyarakat yang telah meningkat sosial ekonominya, persoalan harga
apalagi menyangkut kesehatan, bukanlah persoalan besar. Oleh karena itu kini telah mulai
bermunculan tempat-tempat pelayanan kesehatan, terutama Rumah Sakit swasta, yang
semakin banyak. Di Indonesia dari data terakhir ( 1998 ) dari Departemen Kesehatan
terdapat 1.112 Rumah Sakit. Dari jumlah tersebut terdapat 474 Rumah Sakit swasta.

Namun demikian, pertumbuhan pembangunan Rumah Sakit swasta yang cepat ini tidak
diimbangi dengan peningkatan yang berarti pada personil Rumah Sakit. Kekurangan personil
medis menjadi masalah yang kritis. Saat ini sekitar 80 % personil medis yang bekerja di
Rumah Sakit swasta juga bekerja di Rumah Sakit pemerintah.

Berdasarkan undang-undang No. 159b / 1998, setiap Rumah Sakit mempunyai fungsi sosial,
antara lain dengan menyediakan fasilitas untuk merawat penderita yang tidak / kurang
mampu yaitu sekurang-kurangnya 75 % dari kapasitas tempat tidur yang tersedia pada RS
pemerintah, dan sekurang-kurangnya 25 % dari kapasitas tempat tidur yang tersedia pada
RS Swasta.

Penampilan Rumah Sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain :

a. Kunjungan baru rawat jalan per 100.000 penduduk

4-2
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

b. Angka penggunaan tempat tidur ( BOR ). Indikator ini memberikan gambaran tingkat tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan dari tempat tidur Rumah Sakit.
c. Rata-rata Lama Perawatan ( LOS ). Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
dan gambaran mutu Rumah Sakit.
d. Frekuensi Pemakaian Tempat Tidur ( BTR ). Indikator ini memberikan indikasi efisiensi
pemakaian dari tempat tidur Rumah Sakit Bersalin dari satu Rumah Sakit.
e. Interval Pemakaian Tempat Tidur ( TOI ). Indikator ini juga memberikan penilaian tingkat
efisiensi pelayanan Rumah Sakit
f. Angka Kematian Neto ( NDR ). Indikator ini menilai mutu pelayanan Rumah Sakit
g. Angka Kematian Umum ( GDR ). Indikator ini memberikan penilaian mutu pelayanan
Rumah Sakit secara umum, meskipun GDR dipengaruhi oleh angka kematian  48 jam
yang pada umumnya adalah kasus-kasus gawat darurat / akut

Pembangunan ekonomi dan pembangunan sektor kesehatan yang telah dilaksanakan oleh
pemerintah telah meningkatkan kesehatan masyarakat sebagaimana terlihat dari
meningkatnya harapan hidup dan kelahiran. Harapan hidup rata-rata orang Indonesia yang
lahir tahun 1997 adalah 65,87 tahun, dibandingkan dengan tahun 1967 hanya 45,73 tahun.
Kesimpulannya, dapat dipercaya bahwa di tahun-tahun mendatang, jumlah orang yang
berumur di atas 60 tahun akan terus meningkat, juga kebutuhan akan pelayanan kesehatan
akan meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel4.1. Estimasi Angka Harapan Hidup ( Eo ) Tahun 1967 – 1997


Tahun Laki-laki Perempuan Rata-rata
1967 42,20 47,17 45,73
1976 50,64 53,69 52,21
1986 58,06 61,54 59,80
1990 59,59 63,28 61,49
1992 60,42 64,15 62,34
1993 60,79 64,54 62,72
1995 61,5 65,3 63,5
1996 61,9 65,7 63,9
1997 62,2 66,05 64,25
2000 63,1 66,4 65,35
2013 63,4 67,5 65,87
Sumber :Profil Kesehatan Indonesia Tahun 1998 ( Kementerian Kesehatan RI )

4.3. Analisis Permintaan (Demand)

4.3.1. Gambaran Potensi Pasien Di Kota Tangerang Selatan


Wilayah kecamatan di Kota Tangerang Selatan yang penduduknya potensial menjadi pasien
di Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima adalah Kecamatan Serpong. Kecamatan ini adalah
wilayah adminstratif yang terdekat dengan Rumah Sakit Bersalin. Dengan demikian data
input untuk analisis demand dalam studi kelayakan ini dibatasi pada kecamatan tersebut.

4-3
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

a. Jumlah penduduk per kecamatan


Berasarkan data Kota Tangerang Selatan Dalam Angka 2013 diketahui bahwa rata-rata
laju pertumbuhan penduduk Kota Tangerang Selatan mencapai 3.63%. Sedang
pertumbuhan untuk wilayah kecamatan kajian adalah Kecamatan Serpong 4,45% lebih
tinggi disbanding angka pertunbuhan Kota Tangerang Selatan. Ditinjau dari analisis
pasar, maka jumlah penduduk tersebut merupakan pangsa pasar yang potensial bagi
pemenuhan kebutuhan pasien bagi keberadaan Rumah Sakit Bersalin Bersalin Putra
Dalima.

b. Kepadatan penduduk per kecamatan


Kepadatan penduduk di wilayah kecamatan Serpong pada tahun 2013 yang menjadi
kajian studi kelayakan ini berturut-turut adalah Kecamatan Serpong 6.319 per km2.
Kepadatan penduduk ini menyebar di 13 Desa.
Mengingat Kecamatan Serpong luas daerahnya luas dan pada perkembangan
pembangunannya cukup pesat, terutama dengan banyak beridirinya permukiman
perumahan dan kegiatan komersial lainnya, maka pada masa ke depan masalah
kesehatan akan semakin komplek, sehingga kepadatan yang semakin meningkat di
kecamatan ini akan diikuti tuntutan kebutuhan akan layanan kesehatan seperti Rumah
Sakit Bersalin. Dengan demikian rencana keberadaan Rumah Sakit Bersalin Bersalin
Putra Dalima Serpong akan diperlukan.
c. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan umur per kecamatan
Berdasarkan data tahun 2013 diketahui bahwa jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki
dan perempuan terbanyak terdapat di Kecamatan Serpong sebesar 75.375 orang (laki-
laki) dan 76.524 orang ( perempuan). Proporsi jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan di kecamatan tersebut tidak berbeda secara signifikan. Mengingat kelompok
umur 15-44 tahun termasuk pada kelompok umur yang rentan terkena sakit/penyakit,
maka penduduk dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan ini merupakan penduduk
yang potensial menjadi pasien. Dikarenakan kelompok umur ini merupakan penduduk
yang produktif
d. Potensi Pasien Puskesmas
Dari data laporan kesehatan diperoleh : kunjungan rawat jalan baru dan lama pasien
persalinan pada tahun 2013 di Kota Tangerang Selatan termasuk Kecamatan Serpong
adalah 956.325 . Rata-rata kunjungan per hari buka 1.322 orang, rata-rata kunjungan
Puskesmas adalah 59 kunjungan. Tingginya rata-rata kunjungan tahun 2013
menunjukkan semakin besarnya beban kerja Puskesmas dan semakin tingginya tingkat
pemanfaatan Puskesmas oleh masyarakat. Di Kecamatan Serpong bila dibandingkan
antara jumlah penduduk ( yaitu 260.010 jiwa ) dengan jumlah Puskesmas ( 5 buah )
mempunyai rasio 1 : 52.002 sedang dibanding rumah bersalin 11 buah rasionya 1:
23.637

4-4
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

4.3.2. Potensi Pasien Rumah Sakit


Indikator pelayanan pemanfaatan tempat tidur di Rumah Sakit Bersalin pemerintah / swasta
dan tidak termasuk Rumah Sakit Bersalin khusus pada tahun 2013 BOR ( Angka
Penggunaan Tempat Tidur ) mencapai 57,81 %. . Rata-rata lama perawatan ( LOS ) di RSU
Pemerintah dan Swasta adalah 4 hari, lebih tinggi dibanding tahun lalu 3,84 hari. Efisiensi
penggunaan tempat tidur di Rumah Sakit Bersalin dapat diukur melalui kombinasi 3
parameter yaitu BTO ( Frekuensi Pemakaian Tempat Tidur ), TOI ( Internal Pemakaian
Tempat Tidur ) dan LOS ( Rata-rata Lama Perawatan ). Apabila BTO = 40-50, TOI =1-3 dan
LOS 6-9 maka dapat dikatakan penggunaan tempat tidur sudah efisien. Untuk Kota
Tangerang Selatan termasuk Serpong memiliki nilai BTO ( 52,46 ), TOI (4,59) dan LOS
(4,10). Maka dapat disimpulkan belum efisien karena BTO masih tinggi.

Dari segi kebutuhan akan pelayanan kesehatan, di daerah Serpong sampai sekarang ini
belum ada Rumah Sakit Bersalin yang telah dibangun, dengan demikian akan sangat penting
karena akan menjadi pelopor adanya Rumah Sakit Bersalin. Selain itu jumlah rujukan dari
tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Hal tersebut menunjukkan makin tingginya
kesadaran masyarakat dalam mencari pengobatan, makin meluasnya jangkauan kesehatan
dan sudah berjalannya sistem rujukan.

4.3.3. Gambaran Permintaan Tempat Tidur Di Kota Tangerang Selatan

Pelayanan rujukan ke Rumah Sakit Bersalin di Kota Tangerang Selatan baru dicakup oleh
11 Rumah Sakit Bersalin yang ada baik Rumah Sakit Bersalin umum maupun swasta,
dengan Bed Occupancy Rate (BOR) terendah mencapai 27,34 % dan tertinggi 74,37%.

Apabila melihat indikator pelayanan Rumah Sakit Bersalin di Kota Tangerang Selatan yaitu
BTO (frekuensi pemakaian tempat tidur) sebesar 52,46, TOI (Internal pemakaian tempat
tidur) sebesar 4,59 dan LOS (Rata-rata lama perawatan) sebesar 3,10, maka
menggambarkan bahwa kebutuhan pelayanan kesehatan di Kota Tangerang Selatan
disimpulkan masih belum efisien. Selain itu angka rujukan ke Rumah Sakit Bersalin yang
semakin meningkat tidak diimbangi dengan pertumbuhan jumlah Rumah Sakit Bersalin
merupakan indikasi semakin dibutuhkannya jumlah tempat tidur Rumah Sakit Bersalin.

Trend indikator pelayanan Rumah Sakit Bersalin diatas menunjukkan adanya tuntutan dan
kebutuhan (demand) masyarakat akan pelayanan Rumah Sakit Bersalin, khususnya
pelayanan kesehatan umum. Oleh karena itu pengoperasian Rumah Sakit Bersalin Putra
Dalima Serpong layak dikembangkan, sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat
di Kecamatan Serpong Khususnya dan di Kota Tangerang Selatan umumnya.

Untuk menentukan tingkat kebutuhan tempat tidur Rumah Sakit didasari oleh tingkat
pertumbuhan penduduk. Dengan jumlah pendudk awal 1.405.170 jiwa dan tingkat
pertumbuhan penduduk sebesar 3.63 % di Kota Tangerang Selatan, maka prediksi jumlah

4-5
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

penduduk pada tahun 2025 mendatang dari sejak tahun 2015 dengan mengacu pada
perhitungan formula GRIFFITH adalah :

- Proyeksi penduduk Pn (2015 :


= Po(2013)(1+3,63%)10
= (1.405.170)(1+0.0363) 10
= 2.007.169 Jiwa

dengan peningkatan jumlah penduduk sebesar 601.999 jiwa (2.007.169 – 1.405.170 jiwa),
maka kebutuhan tempat tidur Rumah Sakit Bersalin untuk Kota Tangerang Selatan termasuk
Kecamatan Serpong dapat dihitung dengan formula GRIFFITH sebagai berikut :

Kebutuhan Tempat Tidur : (A x B x C)/(D x 365)


Dimana :
A : Perkembangan penduduk
B : Jumlah persalinan per 1.000 penduduk
C : Rata-rata lama hari perawatan persalinan
D : BOR Optimal

Dengan demikian untuk tahun 2025 akan dibutuhkan jumlah tempat tidur Rumah Sakit
Bersalin

TT (2025) = (601.999 x 135/1.000 x 4) / (70/100 x 365)


= 1.272 unit

melihat hasil perhitungan diatas, maka dengan kebutuhan tempat tidur sebanyak 1.272 unit
pada tahun 2025, sedang di Kota Tangerang Selatan baru ketersediaan tempat tidur Rumah
Sakit Bersalin baru mencapai 882, maka rencana peningkatan status Rumah Sakit Bersalin
Putra Dalima menjadi rumah sakit ibu dan anak layak untuk dipasarkan.

4-6
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

BAB 5
ANALISIS KEBUTUHAN

5.1. Analisis Penawaran (Supply)

5.1.1. Rumah Sakit Bersalin Yang Ada Di Kota Tangerang Selatan

Sebelum dirumuskan penewaran Rumah Sakit Bersalin di Kota Tangerang Selatan


sebelumya perlu diketahui bahwa Pelayanan dasar di Kecamatan Serpong – Tangerang
Selatan dilakukan di 35 Puskesmas, 5 DTP, 36 pembantu, 28 Puskesmas Keliling, 313 Balai
Pengobatan dan 54 buah Rumah Bersalin. Di samping Puskesmas dan Puskesmas Keliling
serta Puskesmas Pembantu, di Kecamatan Serpong terdapat 11 rumah bersalin. Dengan
demikian terlihat bahwa kondisi sarana akan kebutuhan sarana kesehatan di Kabupaten
masih sangat minim.

Dari sarana kesehatan diatas telah dilaksanakan pula pelayanan rujukan di Kota Tangerang
Selatan dilakukan di Rumah Sakit Bersalin umum maupun Rumah Sakit Bersalin khusus.

Dari data diatas terlihat bahwa jumlah Rumah Sakit Bersalin di Wilayah Kota Tangerang
Selatan masih sangat sedikit untuk mengimbangi kebutuhan pelayanan kesehatan
masyarakat. Jumlah tempat tidur di Rumah Sakit Bersalin hanya tersedia 882 tempat tidur.
Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk Kecamatan Serpong yang mencapai 260.010
jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk mencapai 3.89 % dan kepadatan penduduk 7.600
jiwa/Km2 maka rasio jumlah tempat tidur dan penduduk sangat kecil per 1 tempat tidur Rumah
Sakit Bersalin umum. Sedangkan untuk standart WHO untuk penyediaan tempat tidur adalah
1 :700 jiwa. Apalagi bila dikaitkan dengan hasil perhitungan rasional menurut formula Griffith
diatas bahwa diketahui kebutuhan tempat tidur Rumah Sakit Bersalin Di Kota Tangerang
Selatan termasuk di Kecamatan Serpong mencapai 1.272 unit pada tahun 2025.

5.1.2. Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima Serpong

a. Jumlah Tepat Tidur

Bangunan Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima memiliki ruang perawatan sebanyak 9
kamar dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 26 tempat tidur dan 6 tempat tidur bayi
terdiri dari kelas-kelas perawatan sebagai berikut :

5-1
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Tabel 5.1.
Kelas Perawatan Inap Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima
No. Kelas Perawatan Tempat Tidur (TT) Persentase (%)
1. Kelas VVIP 4 12,9
2. Kelas VIP 5 16,1
3. Kelas I 2 6,5
4. Kelas II 4 12,9
5 Kelas III 10 32,3
6. Perawatan Bayi Sehat 6 19,4
Jumlah : 31 unit 100.00

b. Kegiatan Bidang Pelayanan Kesehatan

Pelayanan rawat jalan/ poliklinik Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima Serpong yang akan
melengkapi kegiatan pelayanan medis Rumah Sakit Bersalin terdiri dari :

1). Bidang Rawat Jalan :


- Pelayanan dokter spesialis, terdiri dari :
- Penyakit kandungan dan kebidanan
- Penyakit anak
- Penyakit dalam/ internis
- Pelayanan gawat darurat
- Pelayanan Kamar operasi
- Pelayanan persalinan/VK
- Medical check up

2). Bidang Penunjang :


- Pelayanan Farmasi
- Pelayanan Laboratorium
- Pelayanan USG dan EKG
- Pelayanan Dapur Gizi
- Pelayanan Laundry

3). Bidang Penunjang Non Medis :

- Pelayanan ambulance
- Pelayanan adminstrasi dan keuangan
- Pelayanan pemandian jenazah
- Kantin
- Telephone umum
- Parkir kendaraan
- House keeping/Sanitasi

5-2
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

c. Proyeksi Pasien Rawat Inap, Rawat Jalan dan Bed Occupancy Rate (BOR)

1). Proyeksi Pasien Rawat Inap

Seperti diketahui bahwa Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima memiliki kapasitas
tempat tidur sebanyak 25 tempat tidur dan 6 tempat tidur bayi terdiri dari kelas-kelas
perawatan sebagai berikut :

Tabel 5.2.
Kelas Perawatan Inap Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima
No. Kelas Perawatan Kamar (unit) Tempat Tidur (TT)
1. Kelas VVIP 4 unit 4 TT
2. Kelas VIP 5 unit 5 TT
3. Kelas I 2 unit 2 TT
4. Kelas II 2 unit 4 TT
5 Kelas III 5 unit 10 TT
6 Ruang rawat bayi sehat 1 unit 6 TT
Jumlah : 19 unit 31 TT

Dari jumlah tempat tidur rawat inap yang ada saat ini, Bed Occupancy Rate (BOR)
yang diperkirakan diperoleh Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima adalah sebagai
berikut :

Tabel 5.3.
Proyeksi BOR Rata-Rata Kelas Perawatan Inap Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima
BOR (%) Kelas Perawatan Inap Rata
Tahun
VVIP VIP Satu Dua Tiga Prwntn Bayi Rata
Jumlah TT 4 5 2 4 10 6
2016 75 60 100 75 50 100 76.67
2017 75 60 100 75 50 100 76.67
2018 75 80 100 75 60 100 81.67
2019 75 80 100 75 60 100 81.67
2020 75 80 100 75 70 100 83.33
2021 100 80 100 75 70 100 87.50
2022 100 80 100 75 80 100 89.17
2023 100 80 100 100 80 100 93.33
2024 100 100 100 100 80 100 96.67
2025 100 100 100 100 90 100 98.33

Pada tahun 2016 manajemen Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima memproyeksikan
BOR naik sebesar 21,76 % . Hal ini didasarkan bahwa Rumah Sakit Bersalin Putra
Dalima merupakan perubahan status dari Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan
yang telah beroperasi pada Januari 2005, sehingga telah memilki pangsa pasar dan
berdasarkan data yang diperoleh bahwa saat ini BOR telah mencapai lebih dari 70
%.

5-3
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

2). Proyeksi Pasien Rawat Jalan


Jumlah kunjungan pasien dengan ruang praktek dokter (poliklinik) sebanyak 2 dokter
spesialis ( 2 ruangan) dan pelayanan bidan ( 1 ruang) dengan asumsi rata-rata jumlah
kunjungan pasien total 15-16 orang/ruang/hari dan kenaikan kunjungan sebesar rata-
rata 10 % tahun sampai dengan tahun 2015 disajikan pada dibawah. Proyeksi
kunjungan pasien polikilinik tersedut didasarkan pada pertumbuhan rata-rata
kunjungan dari Januari s/d Desember 2015. Dalam 1 tahun diasumsikan bekerja
sebanyak 6 hari per minggu atau 52 minggu ( 312 hari) dalam 1 tahun.

Tabel 5.4.
Proyeksi Jumlah Kunjungan Poliklinik tahun 2016-2025.
Tahun Jml Pasien Per Jenis Pelayanan Poliklinik Jlm Jml Pasien/ Tahun
Obgyn Anak Gigi P Dalam Hari/Thn Obgyn Anak Gigi P Dalam
2016 16 20 8 5 312 4,992 6,240 2,496 1,560
2017 18 22 9 6 312 5,491 6,864 2,746 1,716
2018 19 24 10 6 312 6,040 7,550 3,020 1,888
2019 21 27 11 7 312 6,644 8,305 3,322 2,076
2020 23 29 12 7 312 7,309 9,136 3,654 2,284
2021 26 32 13 8 312 8,040 10,050 4,020 2,512
2022 28 35 14 9 312 8,844 11,055 4,422 2,764
2023 31 39 16 10 312 9,728 12,160 4,864 3,040
2024 34 43 17 11 312 10,701 13,376 5,350 3,344
2025 38 47 19 12 312 11,771 14,714 5,885 3,678

3). Proyeksi Pasien Kamar Operasi dan VK


Jumlah pasien yang terlayani di OK/VK dengan asumsi rata-rata jumlah pasien baik
OK maupun VK dengan rata-rata 2 orang/ hari dan kenaikan kunjungan sebesar rata-
rata 10 % tahun sampai dengan tahun 2015 disajikan pada dibawah. Proyeksi pasien
OK/VK tersebut didasarkan pada pertumbuhan rata-rata kunjungan dari Januari s/d
Desember 2015. Dalam 1 tahun diasumsikan bekerja sebanyak 6 hari per minggu
atau 52 minggu ( 312 hari) dalam 1 tahun.

Tabel 5.4.
Proyeksi Jumlah Pasien OK dan VK tahun 2016-2025.
Tahun Jml Pasien Jlm Jml Pasien/ Tahun
OK VK Hari/Thn OK VK
2016 2 2 312 624 624
2017 2 2 312 686 686
2018 2 2 312 755 755
2019 3 3 312 831 831
2020 3 3 312 914 914
2021 3 3 312 1,005 1,005
2022 4 4 312 1,105 1,105
2023 4 4 312 1,216 1,216
2024 4 4 312 1,338 1,338
2025 5 5 312 1,471 1,471

4). Proyeksi Jumlah Pasien Unit Penunjang


Pelayanan unit penunjang Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima Serpong terdiri dari :
- Laboratorium
- Farmasi/apotik
- Konsultasi Gizi

5-4
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

- USG dan EKG

Proyeksi kunjungan pasien terhadap unit penunjang ini diproyeksikan masing-masing


sebesar, sebagai berikut :

Tabel 5.5.
Asumsi Proyeksi Kunjungan Pasien Unit Penunjang Tahun 2016-2025
No. Unit Penunjang Asumsi-asumsi Konstribusi Kenaikan
Rawat Jalan Rawat Inap
1 Laboratorium 21 spesimen/hari
2 Farmasi/Apotik 133 resep/hari 70 resep per hari
4 Diagnostik :
- USG 80% psasien poli obgyn -
- EKG 20% psasien poli obgyn -
Keterangan : per Jenis layanan (yang memanfaatkan)

5). Proyeksi Tarif Jasa Pelayanan Rumah Sakit Bersalin

a. Tarip Rawat Inap


Penentuan tarip kamar rawat inap Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima Serpong didasarkan
pada tarif yang berlaku saat ini (tarip Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan) dan di
proyeksikan akan naik sebesar 5 % setiap 2 tahun. Tarif tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 5.6.
Tarip Kamar Rawat Inap Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima Serpong
Kelas Perawatan (Kamar) Tarip (Rata-rata)
Kelas VVIP Rp. 410.000,-
Kelas VIP Rp. 350.000,-
Kelas I Rp. 290.000,-
Kelas II Rp. 175.000,-
Kelas III Rp. 100.000,-
Kelas Bayi Rp. 100.000,-

b. Tarip Rawat Jalan


Seperti halnya tarip rawat inap, maka Penentuan tarip rawat jalan/ Poliklinik Rumah Sakit
Bersalin Putra Dalima Serpong didasarkan pada tarif yang berlaku saat ini (tarip Rumah
Bersalin dan Balai Pengobatan) dan di proyeksikan naik 5 % setiap tahunnya. Tarif belum
termasuk obat-obatan yang diperlukan sesuai kebutuhan pasien. Tarif tersebut adalah
sebagai berikut :

5-5
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Tabel 5.7.
Tarip Rawat Jalan/ Poliklinik Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima Serpong
Jenis Pelayanan Rawat Jalan Tarip (Rata-rata)
Dokter Spesialis Obgyn Rp. 100.000,-
Dokter Spesialis Gigi Rp. 100.000,-
Dokter Spesialis Anak Rp. 100.000,-
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rp. 200.000,-

c. Tarip Kegiatan Penunjang

Tarif kegiatan penunjang yang terdiri dari Laboratorium, Radiologi, Fisioterapi, Gizi dan
Diagnostik didasarkan pada tarif saat ini (tarip Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan) dan
di proyeksikan naik 5 % setiap tahunnya, yakni seperti tabel berikut ini.

Tabel VII-9. Tarip Rawat Jalan/ Poliklinik Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima Serpong
Pelayanan Penunjang Tarip (Rata-rata)
Laboratorium Rp. 125.000,-
Farmasi/apotik Rp. 80.000,-
Diagnostik :
- USG
Rp. 100.000,-
- EKG Rp. 100.000,-
Senam Ibu Hamil Rp. 110.000,-

a. Jasa Layanan Lainnya

Tarif jasa layanan khusus meliputi pelayanan ambulan dan kamar jenazah serta layanan
ATM dll. Namun demikian tarifnya telah disesuaikan dengan jasa layanan khusus di Rumah
Sakit Bersalin-Rumah Sakit Bersalin di Wilayah Kota Tangerang Selatan.

5.2. Peluang Pasar Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima Serpong

Berdasarkan data faktual dilapangan, dari jumlah Rumah Sakit Bersalin yang berdiri di
Wilayah Kota Tangerang Selatan baru memenuhi kebutuhan jumlah tempat tidur sebanyak
882 unit. Jumlah ini jauh dari kebutuhan tempat tidur untuk masyarakat Wilayah Kota
Tangerang Selatan yang mencapai 1.272 tempat tidur, yakni baru tersedia 69,3 %. Angka
ini merupakan peluang pasar bagi Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima Serpong. Hal lain yang
mendukung potensi pasar yang sangat baik bagi Rumah Sakit Bersalin ini adalah berdirinya
Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima di Kecamatan Serpong adalah Rumah Sakit Bersalin ini
merupakan yang pertama ada di wilayah Kecamata Serpong., padahal Kecamatan Serpong
merupakan kecamatan yang padat penduduk yakni mencapai 151.899 jiwa dan merupakan
daerah pengembangan bari perumahan-perumahan dan daerah industri yang cukup rapat.
Selain itu faktor lokasi yang berdekatan dengan Kabupaten Bogor, Jakarta Selatan dan
Kecamatan sekitarnya seperti Kecamatan Bintaro dan Kecamatan Pondok Cabe merupakan

5-6
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

peluang pasar yang dapat mendukung peningkatan kinerja Rumah Sakit Bersalin Putra
Dalima.

5.3. Kompetitor

Rumah Sakit Ibu dan Anak secara umum adalah usaha sosial yang di dalam konsep idealnya
lebih mementingkan kepentingan pasien dibanding untuk mencari keuntungan. Namun
demikian dengan berdirinya Rumah Sakit Ibu dan Anak swasta sebagai mitra pemerintah
dalam pelayanan kesehatan masyarakat yang juga membutuhkan investasi yang cukup
besar, mengakibatkan ada upaya untuk pengembalian modal dan membuka lapangan kerja
bagi masyarakat. Mau tidak mau perlu ada pengelolaan usaha Rumah Sakit Ibu dan Anak
yang lebih profesional yang menimbulkan ada persaingan di antara Rumah Sakit Ibu dan
Anak.

Sebagai daerah berkembang, tingkat persaingan antar Rumah Sakit Ibu dan Anak yang ada
di Kota Tangerang Selatan secara umum cukup tinggi, dalam rangka menarik pasien untuk
dapat berobat di Rumah Sakit Ibu dan Anak yang mereka miliki.

Secara umum konsumen memilih Rumah Sakit Ibu dan Anak dipengaruhi oleh 4 hal :

1. Biaya, ini dihubungkan dengan kemampuan konsumen untuk membayar


2. Jarak rumah dengan Rumah Sakit Bersalin
3. Kelengkapan Rumah Sakit Bersalin ( peralatan )
4. Dokter yang tersedia ( keahliannya dan jenis spesialisasi )

Lingkungan persaingan yang terdapat dalam Rumah Sakit Ibu dan Anak tidak hanya terdiri
dari kalangan Rumah Sakit Bersalin sendiri tetapi dari praktek pribadi dokter umum dan
spesialis dan dari bidan serta pengobatan tradisional lainnya.

Berdasarkan analisis data yang dikaji, maka Rumah Sakit Putra Dalima Serpong
mempunyai peluang untuk berkompetisi dengan Rumah Sakit Ibu dan Anak yang ada di Kota
Tangerang Selatan adalah dengan cara melakukan pembenahan sbb :

1. Peningkatan aksesabilitas terhadap UGD ( Unit Gawat Darurat ) di RSIA Putra Dalima
perlu dilakukan dengan memudahkan pasien dan pengunjung untuk parkir.
2. Penyiapan ruang operasi persalinan yang memenuhi standar dengan tariff bersaing
3. Perlunya dikembangkan diversifikasi usaha di bidang-bidang yang dapat merupakan
pendukung bagi pelayanan kesehatan seperti toko buah, toko cenderamata, toko serba
ada dan lain-lain.
4. Apabila saat ini kelengkapan dan kecanggihan peralatan yang dimiliki oleh RSB Putra
Dalima belum sebaik pesaing utama, maka strategi yang sebaiknya dipilih adalah pada
kualitas pelayanan kepada konsumen yang harus prima, termasuk pelayanan pasca
pengobatan seperti konsultasi lanjutan per telepon.

5-7
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

5.4. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)

Untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan kendala yang dihadapi oleh Rumah Sakit
Ibu dan Anak Putra Dalima Serpong, maka perlu dilakukan analisa SWOT.

5.4.1. Kekuatan / Strength


- Rumah Sakit Putra Dalima Serpong telah cukup dikenal terutama di sekitar Kecamatan
Serpong khususnya dan Kota Tangerang Selatan umumnya, sehingga tidak terlalu sulit
untuk memperkenalkannya kepada masyarakat.
- Tarif yang ditawarkan cukup bersaing dengan para kompetitor.
- Pelayanan yang di berikan selama ini cukup memadai, yang ditandai dengan adanya
kecenderunga peningkatan angka kunjungan pasien bersalin
- Sarana, prasarana dan fasilitas yang disediakan cukup memadai dan memenuhi standar
sebagai rumah sakit bersalin

5.4.2. Kelemahan / Weakness

- Masih banyak dokter yang tidak tetap sehingga dokter sering terlambat dari yang telah
ditentukan karena terlebih dulu melayani Rumah Sakit lain tempat ia bekerja tetap.
- Kurangnya publikasi sehingga kurang dikenal di wilayah di luar Kota Tangerang Selatan,
sehingga untuk menarik pasien baru perlu proses yang agak lama. Publikasi dapat
berupa seminar-seminar dan lokakarya-lokakarya.
- Manajemen RSB Putra Dalima belum dilengkapi dengan organisasi dan jumlah SDM
belum memenuhi kebutuhan

5.4.3. Peluang / Opportunity

- Posisi RS yang relatif terpisah dari RS besar lain. Dari penyebaran lokasi Rumah Sakit
Bersalin yang ada, tampak bahwa posisi RS ini cukup jauh dari RS kompetitor.
- Adanya pergantian pilihan Rumah Sakit Bersalin bagi kalangan menengah yang
terkena krisis ekonomi sehingga terdapat kecenderungan untuk beralih ke Rumah
Sakit Bersalin yang lebih murah.
- Konsumen yang loyal, dengan adanya kerakyatan yang menonjol serta kualitas
pelayanan yang ada di Rumah Sakit Bersalin ini, membuat sebagian konsumen yang
pernah berobat akan kembali berobat dan merekomendasikan keluarga atau kenalan
untuk berobat ke Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima Serpong.
- Posisi Rumah Sakit Bersalin yang berdekatan dengan jalan raya dan kawasan yang
ramai, sehingga berpeluang untuk menjadi penerima pasien kecelakaan yang cukup
banyak.
- Adanya kesadaran masyarakat untuk mulai menjaga kesehatannya maka untuk
mengunjungi Rumah Sakit Bersalin tidak merupakan beban lagi karena itu sudah
menjadi keharusan.

5-8
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

5.4.4. Ancaman / Threat

- Adanya krisis ekonomi di Indonesia, mengakibatkan posisi untuk melayani kelas


menengah ke bawah semakin sulit. Apalagi pasien Rumah Sakit Putra Dalima
Serpong  40 % merupakan pasien dari keluarga menengah ke bawah yang daya
belinya semakin menurun, di lain pihak harga obat, alat kesehatan dan biaya
pemeriksaan meningkat tinggi.
- Adanya pesaing baru serta pengobatan alternatif. Walaupun untuk RSIA kelas atas
investasi baru sulit untuk bertambah, karena kesulitan keuangan, namun untuk RS
menengah ke bawah semakin bertambah karena melihat peluang pasar yang cukup
banyak. Hal ini ditambah dengan adanya penjualan obat bebas dan rumah bersalin
yang buka 24 jam atau praktek dokter bersama. Hal ini juga menjadi ancaman.

5.5. Program Pemasaran

Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima Serpong nantinya akan mengembangkan
program pemasaran yang relevan yaitu yang berorientasi pada kebutuhan
pasar/pelanggan (market centric) sehingga akan mendukung upaya penyebarluasan yang
tepat. Selain itu perlu pula adanya upaya yang dapat memberikan kesempatan pasien dan
keluarganya memilih jenis layanan dengan tepat sehingga akan memberikan citra yang
baik untuk pelayanan selanjutnya. Mengingat nama Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra
Dalima tidak lepas dari citra pelayanan sewaktu menjadi Rumah Ibu dan Anak yang sudah
termasuk baik pelayanannya, maka perlu diupayakan peningkatan jenis dan mutu
pelayanan sehinga akan memberikan dampak promosi secara langsung.

Selanjutnya keberadaan pengembangan pembangunan kawasan permukiman dan


perumahan di Kecamatan Serpong perlu dipromosikan melalui kerjasama dalam melayani
kesehatan bagi warganya melalui program pelayanan persalinan terpadu. Industri tersebut
merupakan potensi yang baik untuk dimanfaatkan sebagai revenue center yang
menjanjikan bagi Rumah Sakit Ibu dan Anak.

Akhirnya perlu diupayakan kegiatan tertentu yang akan menjaga loyalitas dari pasien lama
apalagi telah menjadi langganan, yang perlu didorong kearah pemeliharaan

5-9
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

BAB 6
ANALISIS KEUANGAN

6.1. Kondisi Keuangan

6.1.1. Gambaran Keuangan

Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima merupakan rumah sakit milik swasta (PT. Putra
Dalima), sehingga segala pembiayaan operasional bersumber dari biaya pendapatan
rumah sakit secara mandiri.

Dalam analisis keuangan yang akan dikaji dalam studi kelayakan peningkatan status
rumah sakit bersalin menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima, akan membahas
kondisi keuangan pada kondisi menjadi Rumah Sakit Bersalin dan proyeksi
pendapatannya kedepan setelah beroperasinya menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra
Dalima.

Analisis keuangan mencakup tentang perhitungan biaya investasi (total invesment) dan
sumber pendanaannya, proyeksi pendapatan dan proyeksi pengeluaran. Investasi yang
tertanam sehungan dengan peningkatan status Rumah Bersalin (RSB) Putra Dalima
Serpong menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) dikaji lebih mandalam dengan
pendekatan ekonomi sejauh mana mampu memberikan nilai yang positif bagi keuntungan
rumah sakit.

Dalam menganalisis keuangan menggunakan berbagai macam asumsi yang didasarkan


pada data dan fasilitas yang tersedia, sehingga dapat dihitung prospek keuangan rumah
sakit sampai dengan 10 tahun yang akan datang.

6.1.2. Investasi Rumah Sakit


Gambaran investasi yang telah ditanam dalam peningkatan status rumah sakit Putra
Dalima Serpong selengkapnya disajikan pada table berikut.

6-1
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Tabel 6.1.
Total Investasi Rumah Sakit Putra Dalima Serpong
No. Uraian Investasi Volume Harga Satuan (Rp) Biaya
(Rp)
1. Tanah 340 m2 5.608.000,- 1.732.800.000.-
2. Pengurusan Perizinan 1 lot 65.000.000,- 65.000.000,-
3. Desain dan Supervisi 1 lot 50.000.000,- 50.000.000,-
4. Bangunan, parkir dan taman 1270 m2 4.500.000,- 3.175.000.000,-
5. Instalasi dan Utilitas (M/E) lot 650.000.000.- 650.000.000.-
6. Instalasi Pengolahan Air Limbah 1 unit 250.000.000,- 250.000.000,-
7. Furniture dan Peralatan 1 lot 200.000.000,- 200.000.000,-
8. Peralatan Medis/Alat kesehatan 1 paket 3.700.000.000,- 3.700.000.000,-
Jumlah : 9.822.800.000.,-

6.1.3. Struktur Biaya


Struktur modal seperti tersaji pada tabel diatas merupakan modal sendiri yang tertanam
dalam bentuk tanah, bangunan, furniture dan peralatan medis yang ada.

Besar sumber pembiayaan investasi diatas diuraikan pada tebel berikut :

Tabel 6.2..
Sumber Modal Total Investasi Rumah Sakit Putra Dalima Serpong
No. Sumber Modal Prosentase (%) Jumlah (Rp.)
1. Equity / Modal sendiri ( PT. Putra Dalima ) 100.00 9.822.800.000.,-
2. Pinjaman Bank Komersial 0.00 0,-
Jumlah 9.822.800.000.,-

6.1.4. Asumsi-asumsi

a. Proyeksi Sumber Pendapatan

Berdasarkan asumsi yang diambil dari realisasi tahun 2015 dan analisis keuangan
yang diproyeksikan, maka proyeksi pendapatan secara detail dapat dilihat pada
lampiran-lampiran. Pendapatan bagi Rumah Sakit ini terdiri dari Pendapatan Usaha
dan Pendapatan Lain-lain ( pendapatan di luar usaha ).

Pendapatan Usaha terdiri dari :

 Pendapatan Rawat Inap (kamar ibu dan bayi)


 Pendapatan Rawat Jalan (Dokter dan bidan)
 Pendapatan kamar operasi
 Pendapatan persalinan/VK
 Pendapatan Unit Farmasi

6-2
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

 Pendapatan Unit Laboratorium


 Layanan senam ibu hamil
 Pendapatan Unit USG da EKG
 Pendapatan Jasa Dokter
 Pendapatan Lain-lain

Pendapatan Lain-lain ( di luar usaha ) terdiri dari :


 Pendapatan Jasa Bank
 Pendapatan Pelayanan Ambulance
 Pendapatan Pelayanan Kamar Jenazah
 Pendapatan Lain-lain.

6.2. Proyeksi Pendapatan (cash inflow)

Berdasarkan realisasi pada periode waktu-waktu yang lalu, sangat dirasakan kurangnya
fasilitas ruangan penampungan pasien baik untuk rawat inap maupun rawat jalan,
persalinan serta fasilitas pendukung lainnya seperti : farmasi, laboratorium, USG dan
EKG.

Dengan demikian dapat diperoleh data-data proyeksi pendapatan untuk tiap-tiap bagian
sumber pendapatan, sebagai berikut :

a. Pendapatan Rawat Inap

1. Diperhitungkan berdasarkan jumlah tempat tidur yang tersedia dan jumlah pasien yang
tertampung ( occupancy ) untuk tiap-tiap unit jenis ruangannya.
2. Proyeksi kenaikan tarif sebesar 5 % setiap tahunnya.
3. Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka proyeksi pendapatan rawat inap
tahun 2016 sampai tahun 2025 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 6.3.
Proyeksi Jumlah Pendapatan Pelayaan Rawat Inap RSIA Putra Dalima Tahun 2016-2025

Pendapatan (Rp.)
Tahun Jumlah Pendapatan (Rp.)
Pendapatan Pendapatan Lain-Lain
2016 1,111,425,000 0 1,111,425,000
2017 1,099,927,500 0 1,099,927,500
2018 1,195,165,125 0 1,195,165,125
2019 1,373,232,656 0 1,373,232,656
2020 1,486,260,267 0 1,486,260,267
2021 1,560,573,281 0 1,560,573,281
2022 1,687,515,435 0 1,687,515,435
2023 1,771,891,207 0 1,771,891,207
2024 2,011,481,714 0 2,011,481,714
2025 2,168,679,280 0 2,168,679,280

6-3
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Rincian Proyeksi Pendapatan Rawat Inap Tahun 2016-2025 yang lebih terinci dapat dilihat
pada lampiran .

b. Pendapatan Rawat Jalan

1. Diperhitungkan berdasarkan jumlah kunjungan pasien dan optimalisasi pelayanan


2. Proyeksi kenaikan tarif sebesar 5 % setiap tahunnya.
3. Proyeksi pendapatan rawat jalan tahun 2016 s/d 2025 dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :

Tabel 6.4.
Proyeksi Jumlah Pendapatan Pelayaan Rawat Jalan RSIA Putra Dalima
Tahun 2016-2025
Pendapatan (Rp.)
Tahun Jumlah Pendapatan (Rp.)
Pendapatan Pendapatan Lain-Lain
2016 1,903,200,000 0 1,903,200,000
2017 1,099,927,500 0 1,099,927,500
2018 1,195,165,125 0 1,195,165,125
2019 1,373,232,656 0 1,373,232,656
2020 1,486,260,267 0 1,486,260,267
2021 1,560,573,281 0 1,560,573,281
2022 1,687,515,435 0 1,687,515,435
2023 1,771,891,207 0 1,771,891,207
2024 2,011,481,714 0 2,011,481,714
2025 2,168,679,280 0 2,168,679,280

Rincian Proyeksi Pendapatan Rawat Jalan Tahun 2016-2025 yang lebih terinci dapat
dilihat pada lampiran .
.

c. Pendapatan OK/ VK(Caesar, vacum, normal dan curatage)

1. Diperhitungkan berdasarkan jumlah kunjungan pasien dan optimalisasi pelayanan


2. Proyeksi kenaikan tarif sebesar 5 % setiap tahunnya.
3. Proyeksi pendapatan rawat jalan tahun 2016 s/d 2025 dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :

6-4
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Tabel 6.5.
Proyeksi Jumlah Pendapatan Pelayaan OK dan VK RSIA Putra Dalima
Tahun 2016-2025
Pendapatan (Rp.)
Tahun Jumlah Pendapatan (Rp.)
Pendapatan Pendapatan Lain-Lain
2016 3,263,100,000 0 3,263,100,000
2017 4,151,875,000 0 4,151,875,000
2018 4,359,468,750 0 4,359,468,750
2019 4,577,442,188 0 4,577,442,188
2020 4,806,314,297 0 4,806,314,297
2021 5,046,630,012 0 5,046,630,012
2022 5,298,961,512 0 5,298,961,512
2023 5,563,909,588 0 5,563,909,588
2024 5,842,105,067 0 5,842,105,067
2025 6,134,210,321 0 6,134,210,321

Rincian Proyeksi Pendapatan OK dan VK Tahun 2016-2025 yang lebih terinci dapat dilihat
pada lampiran

d. Pendapatan USG dan EKG

1. Diperhitungkan berdasarkan jumlah pasien uamh diperiksa USG dan EKG


2. Proyeksi kenaikan tarif sebesar 5 % setiap tahunnya
3. Proyeksi pendapatan instalasi farmasi tahun 2016 sampai tahun 2025 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :

Tabel 6.6.
Proyeksi Jumlah Pendapatan Pelayaan USG dan EKG RSIA Putra Dalima
Tahun 2016-2025

Pendapatan (Rp.)
Tahun Jumlah Pendapatan (Rp.)
Pendapatan Pendapatan Lain-Lain
2016 439,296,000 0 439,296,000
2017 507,386,880 0 507,386,880
2018 586,031,846 0 586,031,846
2019 676,866,783 0 676,866,783
2020 781,781,134 0 781,781,134
2021 902,957,210 0 902,957,210
2022 1,042,915,577 0 1,042,915,577
2023 1,204,567,492 0 1,204,567,492
2024 1,391,275,453 0 1,391,275,453
2025 1,606,923,148 0 1,606,923,148

Rincian Proyeksi Pendapatan USG dan EKG Tahun 2016-2025 yang lebih terinci dapat
dilihat pada lampiran

6-5
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

d. Pendapatan Layanan Penunjang

1. Diperhitungkan berdasarkan jumlah resep atas kunjungan pasien dan optimalisasi


pelayanan
2. Proyeksi kenaikan tarif sebesar 5 % setiap tahunnya
3. Proyeksi pendapatan instalasi farmasi tahun 2016 sampai tahun 2025 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :

Tabel 6.7.
Proyeksi Jumlah Pendapatan Pelayaan Penunjang RSIA Putra Dalima
Tahun 2016-2025

Pendapatan (Rp.)
Tahun Jumlah Pendapatan (Rp.)
Pendapatan Pendapatan Lain-Lain
2016 5,965,080,000 0 5,965,080,000
2017 6,267,492,000 0 6,267,492,000
2018 6,585,450,795 0 6,585,450,795
2019 6,919,777,410 0 6,919,777,410
2020 7,271,338,398 0 7,271,338,398
2021 7,641,048,578 0 7,641,048,578
2022 8,438,834,818 0 8,438,834,818
2023 8,438,834,818 0 8,438,834,818
2024 8,869,009,115 0 8,869,009,115
2025 9,321,535,963 0 9,321,535,963

Proyeksi Pendapatan pelayanan penunjang Tahun 2016-2015 yang lebih terinci dapat dilihat
pada lampiran.

e. Pendapatan Lain-Lain
Pendapatan lain-lain merupakan pendapatan tidak langsung dengan kegiatan usaha
rumah sakit, akan tetapi memberikan konstribusi kepada rumah sakit. Jenis
pendapatan dimaksud terdiri dari : Jasa bank, pelayanan ambulance, pelayanan
kamar jenazah dan penerimaan lain.

Dengan basis dari pendapatan tahun 2014 dan analisis keuangannya, maka
diasumsikan pendapatan dimaksud sebagai berikut dan selengkapnya disajikan
pada lampiran:

- Pendapatan jasa bank :


Saldo dana yang ada (Kas awal, sesuai cash flow tahun bersangkutan) disimpan
di Bank dalam deposito sebesar 100 % dengan pendapatan bunga sebesar 12 %
per tahun.

6-6
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

- Untuk pendapatan : Layanan ambulance, pelayanan kamar jenazah dan cusian,


administrasi lain-lain diasumsikan terdapat kenaikan 5 % setiap tahunnya dari
pendapatan tahun 2004.

Tabel 6.8.
Proyeksi Jumlah Pendapatan Lain-Lain RSIA Putra Dalima
Tahun 2016-2025
Pendapatan (Rp.)
Tahun Jumlah Pendapatan (Rp.)
Pendapatan Pendapatan Lain-Lain
2016 75,750,000 0 75,750,000
2017 79,750,000 0 79,750,000
2018 83,737,500 0 83,737,500
2019 87,924,375 0 87,924,375
2020 92,320,594 0 92,320,594
2021 96,936,623 0 96,936,623
2022 101,783,455 0 101,783,455
2023 106,872,627 0 106,872,627
2024 112,216,259 0 112,216,259
2025 117,827,072 0 117,827,072

Proyeksi Pendapatan lain-lain Tahun 2016-2015 yang lebih terinci dapat dilihat pada
lampiran.

6.3. Proyeksi Biaya Usaha (cash outflow)

Yang termasuk dalam klasifikasi biaya adalah Biaya usaha dan lain-lain diluar biaya usaha

a. Proyeksi Biaya Usaha

Biaya usaha merupakan biaya yang langsung dengan kegiatan rumah sakit dan unsur biaya
yang harus diprioritaskan pengeluarannya.
6-9
Biaya-biaya tersebut terdiri dari : Biaya obat dan bahan medis, jasa dokter, makan minum
pasien, biaya pegawai, biaya pemeliharaan, pemakaian alat tulis kantor dan rumah tangga,
biaya umum dan administrasi.

Seiring dengan optimalisasi pelayanan, maka konsekwensinya disegala faktor unsur


biayapun turut adanya peningkatan. Biaya usaha ini diproyeksikan adanya peningkatan
untuk tahun 2016-2025 sebesar 5 %.

Proyeksi biaya usaha tahun 2016 – 2025 dapat dilihat pada tabel berikut :

6-7
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Tabel 6.9.
Proyeksi Besar BIaya Usaha RSIA Putra Dalima Tahun 2016-2025
Biaya Usaha (Rp.)
Tahun Jumlah Biaya Usaha (Rp.)
Biaya Usaha Biaya Lain-Lain
2016 11,018,722,755 0 11,018,722,755
2017 11,569,658,892 0 11,569,658,892
2018 12,148,141,837 0 12,148,141,837
2019 12,755,548,929 0 12,755,548,929
2020 13,393,326,375 0 13,393,326,375
2021 14,062,992,694 0 14,062,992,694
2022 14,766,142,329 0 14,766,142,329
2023 15,504,449,445 0 15,504,449,445
2024 16,279,671,918 0 16,279,671,918
2025 17,093,655,513 0 17,093,655,513

b. Proyeksi Biaya Lain-lain

Yang termasuk dalam biaya lain-lain adalah biaya lain-lain operasional yang
diproyeksikan naik 5% setiap tahunnya

Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas,, maka proyeksi biaya lain –lain tahun
2016-2025 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6.10.
Proyeksi Besar BIaya Lain-lain RSIA Putra Dalima Tahun 2016-2025
Biaya Lain-Lain(Rp.)
Tahun Biaya Operasional Biaya pokok bank dan Jumlah Biaya Usaha (Rp.)
lain-lain bunga bank
2016 12,000,000 0 12,000,000
2017 12,600,000 0 12,600,000
2018 13,230,000 0 13,230,000
2019 13,891,500 0 13,891,500
2020 14,586,075 0 14,586,075
2021 15,315,379 0 15,315,379
2022 16,081,148 0 16,081,148
2023 16,885,205 0 16,885,205
2024 17,729,465 0 17,729,465
2025 18,615,939 0 18,615,939

6.4. Proyeksi Hasil Usaha (Cash Flow Proyected)

Proyeksi hasil usaha RS Ibu dan Anak Putra Dalima berdasarkan data proyeksi
cash flow seperti disajikan pada tabel terlampir, maka apabila di rumuskan menurut
Proyeksi hasil usaha (2016 – 2025) setelah di potong pajak adalah disajikan seperti
tabel berikut :

6-8
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Tabel 6.11.
Proyeksi Hasil Usaha RSIA Putra Dalima Tahun 2016-2025
Pendapatan Usaha Biaya Usaha Pendapatan Lain- Biaya Lain-Lain Sisa Hasil Usaha
Tahun
(Cash Inflow) (Cash Outflow) Lain (Cash Inflow) (Cash Outflow) (Net Cash Flow)
2016 12,757,851,000 10,322,131,130 75,750,000 12,000,000 2,024,570,595
2017 14,293,161,380 10,838,237,687 79,750,000 12,600,000 3,522,073,694
2018 15,322,885,901 11,380,149,571 83,737,500 13,230,000 4,013,243,831
2019 16,523,858,244 11,949,157,049 87,924,375 13,891,500 4,648,734,069
2020 17,758,999,285 12,546,614,902 92,320,594 14,586,075 5,290,118,901
2021 19,066,942,406 13,173,945,647 96,936,623 15,315,379 5,974,618,004
2022 20,553,083,216 13,832,642,929 101,753,067 16,081,148 6,806,112,206
2023 22,138,282,889 14,524,275,076 106,872,627 16,885,205 7,703,995,236
2024 24,038,684,978 15,250,488,830 112,216,259 17,729,465 8,882,682,942
2025 26,037,696,906 16,013,013,271 117,827,072 18,615,939 10,123,894,768

6.5. Analisis Kelayakan Proyek

6.5.1. Net Present Value (NPV)

Analisis kelayakan proyek dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan proyek ditinjau dari
indikator investasi. Net Present Value (NPV)

Net Present Value adalah selisih antara serangkaian penerimaan dimasa yang akan
datang setelah dinilai saai ini (memakai discount factor) dengan pengeluaran (investasi)
yang dilakukan pada saat ini. Suatu investasi dikatakan layak dan menguntungkan untuk
dijalankan apabila NPV menunjukkan angka positip.

Tabel 6.12.
Net Present Value RSIA Putra Dalima Tahun 2016-2025
Discount Rate Present Value Net
Tahun Ke-
Net Cash Inflow) (30%) Cash Flow
1 2,024,570,595 0.769 1,556,894,787
2 3,522,073,694 0.592 2,085,067,627
3 4,013,243,831 0.455 1,826,025,943
Jumlah 5,467,988,357

Berdasarkan perhitungan dan analisis yang dilakukan terhadap proyek peningkatan status
Rumah Sakit Putra Dalima ini, ternyata NPV pada discount rate (i) sebesar 30%
menunjukkan nilai positif pada tahun ke-3 sebesar Rp.5.467.988.357,- . Dengan demikian
proyek ini layak dan dapat dilanjutkan.

6.5.2. Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat balikan suatu investasi dimana pada saat itu
Net Present Value adalah 0. Suatu investasi dikatakan layak dan menghasilkan untuk
dijalankan apabila IRR lebih besar dari tingkat bunga bank yang disumsikan.

6-9
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Berdasarkan pengujian yang dilakukan selama 10 tahun ternyata IRR proyek ini adalah
sebesar 18 %, lebih besar dari bunga bank yang diproyeksikan yaitu 12 % per tahun.
Dengan demikian proyek peningkatan status Rumah Sakit Putra Dalima Serpong ini layak
dan menghasilkan.

6.5.3. Perhitungan Benefit to Cost Ratio (BCR)

Analisis Benefit to Cost Ratio adalah perbandingan antara serangkaian penerimaan


dimasa yang akan datang setelah dinilai saai ini (memakai discount factor) dengan
pengeluaran (investasi) yang dilakukan pada saat ini. Suatu investasi dikatakan layak dan
menghasilkan untuk dijalankan apabila BCR menunjukkan angka lebih dari 1 (satu).

Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada indikator BCR, ternyata nilai BCR dengan
discount rate (i) sebesar 20% menunjukkan nilai sebesar 1.8 dan lebih besar dari 1 (satu).
Dengan demikian proyeksi layak dan menghasilkan.

6.5.4. Payback Period

Analisis payback period adalah untuk mengetahui berapa lama suatu investasi yang
dilakukan akan kembali dengan cara mengurangkan investasi dengan rangkaian procees
(=laba bersih + penyusutan + bunga + Nilai sisa) yang akan diterima.

Ternyata proyek peningkatan status Rumah Sakit, apabila kondisinya seperti diatas, sudah
mampu mengembalikan seluruh biaya investasi setelah berjalan 4 tahun.

6 - 10
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN

9.1. Kesimpulan

Dari uraian dari bab per bab diatas, maka kajian studi kelayakan peningkatan status Rumah
Bersalin menjadi rumah sakit Ibu Dan Anak Putra Dalima menyimpulkan bahwa ditinjau dari
keadaan dan masalah tentang kesehatan masyarakat dan kebutuhan akan rumah sakit,
aspek tentang kesehatan masyarakat dan kebutuhan akan rumah sakit di Kota Tangerang
Selatan, aspek kebutuhan dan permintaan dan aspek keuangan maka peningkatan status
Rumah sakit tersebut layak dilaksanakan dan menguntungkan.

9.2. Saran

- Untuk terencanaan perluasan rumah sakit agar disusun perencanaan lebih mendetail,
sehingga ruangan pelayanan yang ada saat ini bisa berintegrasi dengan ruangan yang
akan dikembangkan.
- Agar pelayanan rumah sakit bersalin selalu ditingkatkan disegala bidang, sehingga jumlah
pengunjung tetap dan yang baru bertambah, mengingat persaingan antar rumah sakit
saat ini cukup tinggi. Untuk itu, kedepan perlu dikembangkan layanan sebagai berikut :

1. Pengembangan Kamar operasi untuk persalinan yang lebih memadai


2. Pengembangan layanan radiologi dan konsultrasi gizi ibu dan anak
3. Pengembangan layanan poliklinik terkait dengan penyakit ibu dan anak
4. Pengembangan inovasi layanan baik medis maupun layanan non medis dan
penunjangnya
5. Pengembangan kemudahan layanan parkir kendaraan pasien

- Perlu pengawasan yang cukup untuk pengembangan rumah sakit bersalin ini mengingat
dana yang tersedia cukup terbatas
- Agar pihak rumah sakit meningkatkan sumber daya manusianya, dengan merekrut dokter
dan tenaga medis serta non medis yang berkualitas.

7-1
LAMPIRAN-LAMPIRAN

STUDI KELAYAKAN
PENINGKATAN STATUS RUMAH SAKIT BERSALIN MENJADI
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA
TANGERANG SELATAN
2016
LAMPIRAN - 1
PERHITUNGAN KEUANGAN

STUDI KELAYAKAN
PENINGKATAN STATUS RUMAH SAKIT BERSALIN MENJADI
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA
TANGERANG SELATAN
2016
IN FLOW PROJECTED (Proyeksi Pendapatan Rawat Inap)
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA - SERPONG 2016 - 2025

No. Uraian
Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1. Jumlah Tempat Tidur
- Kelas VVIP 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
- Kelas VIP 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
- Kelas I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
- Kelas II 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
- Kelas III 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
- Kelas Bayi 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Jumlah 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
2. Bed Occupancy Rate
- Kelas VVIP 75% 75% 75% 75% 75% 100% 100% 100% 100% 100%
- Kelas VIP 60% 60% 60% 80% 80% 80% 80% 80% 100% 100%
- Kelas I 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
- Kelas II 75% 75% 75% 75% 75% 75% 75% 100% 100% 100%
- Kelas III 50% 50% 60% 60% 70% 70% 80% 80% 80% 90%
- Kelas Bayi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rata-rata 76.7% 76.7% 78.3% 81.7% 83.3% 87.5% 89.2% 93.3% 96.7% 98.3%
3. Hari Perawatan
- Kelas VVIP 1369 1369 1369 1369 1369 1825 1825 1825 1825 1825
- Kelas VIP 876 876 876 1168 1168 1168 1168 1168 1460 1460
- Kelas I 730 730 730 730 730 730 730 730 730 730
- Kelas II 1,095 730 730 730 730 730 730 730 730 730
- Kelas III 1,825 1,825 2,190 2,190 2,555 2,555 2,920 2,920 2,920 3,285
- Kelas Bayi 2,190 2,190 2,190 2,190 2,190 2,190 2,190 2,190 2,190 2,190
Jumlah 6,716 6,351 6,716 7,008 7,373 7,373 7,738 7,738 8,030 8,395
4. Tarip (Rp.)
- Kelas VVIP 410,000 430,500 452,025 474,626 498,358 523,275 549,439 576,911 605,757 636,045
- Kelas VIP 350,000 367,500 385,875 405,169 425,427 446,699 469,033 492,485 517,109 542,965
- Kelas I 290,000 304,500 319,725 335,711 352,497 370,122 388,628 408,059 428,462 449,885
- Kelas II 175,000 183,750 192,938 202,584 212,714 223,349 234,517 246,243 258,555 271,482
- Kelas III 100,000 105,000 110,250 115,763 121,551 127,628 134,010 140,710 147,746 155,133
- Kelas Bayi 100,000 105,000 110,250 115,763 121,551 127,628 134,010 140,710 147,746 155,133

5. Pendapatan ranap
- Kelas VVIP 561,187,500 589,246,875 618,709,219 649,644,680 682,126,914 954,977,679 1,002,726,563 1,052,862,891 1,105,506,036 1,160,781,338
- Kelas VIP 306,600,000 321,930,000 338,026,500 473,237,100 496,898,955 521,743,903 547,831,098 575,222,653 754,979,732 792,728,718
- Kelas I 211,700,000 222,285,000 233,399,250 245,069,213 257,322,673 270,188,807 283,698,247 297,883,159 312,777,317 328,416,183
- Kelas II 191,625,000 134,137,500 140,844,375 147,886,594 155,280,923 163,044,970 171,197,218 179,757,079 188,744,933 198,182,180
- Kelas III 182,500,000 191,625,000 241,447,500 253,519,875 310,561,847 326,089,939 391,307,927 410,873,323 431,416,990 509,611,319
- Kelas Bayi 219,000,000 229,950,000 241,447,500 253,519,875 266,195,869 279,505,662 293,480,945 308,154,993 323,562,742 339,740,879
Jumlah 1,111,425,000 1,099,927,500 1,195,165,125 1,373,232,656 1,486,260,267 1,560,573,281 1,687,515,435 1,771,891,207 2,011,481,714 2,168,679,280

Ket : Asumsi Kenaikan Pendapatan Lain Per Tahun


- Kenaikan tarif 5% per tahun
- Kenaikan BOR = 10% per tahun
IN FLOW PROJECTED (Proyeksi Pendapatan Rawat Jalan)
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA - SERPONG 2016 - 2025

No. Uraian
Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1. Jenis Klinik
Pemeriksaan Obgyn 4992 5491 6040 6644 7309 8040 8844 9728 10701 11771
Pemeriksaan Gigi 2496 2746 3020.2 3322.2 3654.4 4019.8 4421.8 4864.0 5350.4 5885.4
Pemeriksaan Anak 6240 6864 7550 8305 9136 10050 11055 12160 13376 14714
Pemeriksaan peny dalam 1560 1716 1887.6 2076.36 2283.996 2512.3956 2763.63516 3039.998676 3343.998544 3678.398398
General check up 624 655.2 688 722 758 796 836 878 922 968
IGD 1460 1533 1610 1690 1775 1863 1957 2054 2157 2265
Jumlah 15,912 17,472 19,186 21,071 23,142 25,418 27,920 30,670 33,693 37,016
2. Tarif Klinik
Pemeriksaan Obgyn 100,000 105,000 110,250 115,763 121,551 127,628 134,010 140,710 147,746 155,133
Pemeriksaan Gigi 100,000 105,000 110,250 115,763 121,551 127,628 134,010 140,710 147,746 155,133
Pemeriksaan Anak 100,000 105,000 110,250 115,763 121,551 127,628 134,010 140,710 147,746 155,133
Pemeriksaan peny dalam 200,000 210,000 220,500 231,525 243,101 255,256 268,019 281,420 295,491 310,266
General check up 350,000 367,500 385,875 405,169 425,427 446,699 469,033 492,485 517,109 542,965
IGD 100,000 105,000 110,250 115,763 121,551 127,628 134,010 140,710 147,746 155,133
Rata-rata 121,429 127,500 133,875 140,569 147,597 154,977 162,726 170,862 179,405 188,376
3. Pendapatan
Pemeriksaan Obgyn 499,200,000 576,576,000 665,945,280 769,166,798 888,387,652 1,026,087,738 1,185,131,338 1,368,826,695 1,580,994,833 1,826,049,032
Pemeriksaan Gigi 249,600,000 288,288,000 332,972,640 384,583,399 444,193,826 513,043,869 592,565,669 684,413,347 790,497,416 913,024,516
Pemeriksaan Anak 624,000,000 720,720,000 832,431,600 961,458,498 1,110,484,565 1,282,609,673 1,481,414,172 1,711,033,369 1,976,243,541 2,282,561,290
Pemeriksaan peny dalam 312,000,000 360,360,000 416,215,800 480,729,249 555,242,283 641,304,836 740,707,086 855,516,684 988,121,770 1,141,280,645
General check up 218,400,000 240,786,000 265,466,565 292,676,888 322,676,269 355,750,586 392,215,022 432,417,061 476,739,810 525,605,641
IGD 146,000,000 160,965,000 177,463,913 195,653,964 215,708,495 237,818,616 262,195,024 289,070,014 318,699,690 351,366,408
Jumlah 1,903,200,000 2,186,730,000 2,513,031,885 2,888,614,833 3,320,984,595 3,818,796,703 4,392,033,286 5,052,207,157 5,812,597,371 6,688,521,123

Keterangan :
- Kenaikan tarif 5%/tahun
IN FLOW PROJECTED (Proyeksi Pendapatan Kamar Operasi dan Persalinan)
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA - SERPONG 2016 - 2025

No. Uraian
Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1. Jumlah pasien
melahirkan
- Per hari 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
- Per bulan 120 150 157.5 165.4 173.6 182.3 191.4 201.0 211.1 221.6
- Per tahun 1460 1825 1916.25 2012.1 2112.7 2218.3 2329.2 2445.7 2568.0 2696.4
2 Jumlah tindakan :
- Sectio/Caesar 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10%
- Vacum/sungsang 2% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10%
- Persalinan Dokter 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50%
- Persalinan Bidan 30% 30% 30% 30% 30% 30% 30% 30% 30% 30%
- Curatage 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8% 8%
Jumlah
3 Tarif
- Sectio/Caesar 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000
- Vacum 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000
- Persalinan Dokter 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000
- Persalinan Bidan 1,750,000 1,750,000 1,750,000 1,750,000 1,750,000 1,750,000 1,750,000 1,750,000 1,750,000 1,750,000
- Adminstrasi dll 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000
- Curatage 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000

4 Pendapatan
- Sectio/Caesar 584,000,000 730,000,000 766,500,000 804,825,000 845,066,250 887,319,563 931,685,541 978,269,818 1,027,183,309 1,078,542,474
- Vacum/sungsang 14,600,000 91,250,000 95,812,500 100,603,125 105,633,281 110,914,945 116,460,693 122,283,727 128,397,914 134,817,809
- Persalinan Dokter 1,825,000,000 2,281,250,000 2,395,312,500 2,515,078,125 2,640,832,031 2,772,873,633 2,911,517,314 3,057,093,180 3,209,947,839 3,370,445,231
- Persalinan Bidan 766,500,000 958,125,000 1,006,031,250 1,056,332,813 1,109,149,453 1,164,606,926 1,222,837,272 1,283,979,136 1,348,178,092 1,415,586,997
- Curatage 87,600,000 109,500,000 114,975,000 120,723,750 126,759,938 133,097,934 139,752,831 146,740,473 154,077,496 161,781,371
Jumlah 3,190,100,000 4,060,625,000 4,263,656,250 4,476,839,063 4,700,681,016 4,935,715,066 5,182,500,820 5,441,625,861 5,713,707,154 5,999,392,511
5 adminsitrasi dll 73,000,000 91,250,000 95,812,500 100,603,125 105,633,281 110,914,945 116,460,693 122,283,727 128,397,914 134,817,809
6 Pendapatan akhir 3,263,100,000 4,151,875,000 4,359,468,750 4,577,442,188 4,806,314,297 5,046,630,012 5,298,961,512 5,563,909,588 5,842,105,067 6,134,210,321

Ket : Asumsi Kenaikan Pendapatan Lain Per Tahun


- Jumlah melahirkan dengan berbagai tindakan rata-rata 4 pasien/hari
- Kenaikan BOR = 10% per tahun
IN FLOW PROJECTED (Proyeksi Pendapatan USG dan EKG)
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA - SERPONG 2016 - 2025

No. Uraian
Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1 Rawat Jalan
Penyakit Obgyn 4,992 5,491 6,040 6,644 7,309 8,040 8,844 9,728 10,701 11,771
2 Jumlah Pemeriksaan
- USG 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
- EKG 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20%
3 Tarip 100%
- USG 85,000 89,250 93,713 98,398 103,318 108,484 113,908 119,604 125,584 131,863
- EKG 100,000 105,000 110,250 115,763 121,551 127,628 134,010 140,710 147,746 155,133
4 Pendapatan
- USG 339,456,000 392,071,680 452,842,790 523,033,423 604,103,603 697,739,662 805,889,310 930,802,153 1,075,076,486 1,241,713,342
- EKG 99,840,000 115,315,200 133,189,056 153,833,360 177,677,530 205,217,548 237,026,268 273,765,339 316,198,967 365,209,806
Jumlah 439,296,000 507,386,880 586,031,846 676,866,783 781,781,134 902,957,210 1,042,915,577 1,204,567,492 1,391,275,453 1,606,923,148

Keterangan :
- Jumlah pel. USG 80% dari pasien rawat jalan obgyn
- Jumlah pel. EKG 20% dari pasien rawat jalan obgyn
IN FLOW PROJECTED (Proyeksi Pendapatan Pelayanan penunjang)
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA - SERPONG 2016 - 2025

No. Uraian
Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1. Jumlah Sampel/Resep
- Laboratorium 6,552 6,552 6,552 6,552 6,552 6,552 6,552 6,552 6,552 6,552
- Farmasi /apotek rawat inap 21,840 21,840 21,840 21,840 21,840 21,840 21,840 21,840 21,840 21,840
- Farmasi rawat Jalan 41,496 41,496 41,496 41,496 41,496 41,496 41,496 41,496 41,496 41,496
- Senam hamil 720 756 794 833 875 919 965 1,013 1,064 1,117

2. Tarif
- Laboratorium 125,000 131,250 137,813 144,703 151,938 159,535 167,512 175,888 184,682 193,916
- Farmasi /apotek rawat inap 80,000 84,000 88,200 92,610 97,241 102,103 107,208 112,568 118,196 124,106
- Farmasi rawat Jalan 80,000 84,000 88,200 92,610 97,241 102,103 107,208 112,568 118,196 124,106
- Senam hamil 110,000 115,500 121,275 127,339 133,706 140,391 147,411 154,781 162,520 170,646

3. Pendapatan
- Laboratorium 819,000,000 859,950,000 902,947,500 948,094,875 995,499,619 1,045,274,600 1,097,538,330 1,152,415,246 1,210,036,008 1,270,537,809
- Farmasi /apotek rawat inap 1,747,200,000 1,834,560,000 1,926,288,000 2,022,602,400 2,123,732,520 2,229,919,146 2,341,415,103 2,458,485,858 2,581,410,151 2,710,480,659
- Farmasi rawat Jalan 3,319,680,000 3,485,664,000 3,659,947,200 3,842,944,560 4,035,091,788 4,236,846,377 4,448,688,696 4,671,123,131 4,904,679,288 5,149,913,252
- Senam hamil 79,200,000 87,318,000 96,268,095 106,135,575 117,014,471 129,008,454 142,231,821 156,810,583 172,883,667 190,604,243
5. Pendapatan 5,965,080,000 6,267,492,000 6,585,450,795 6,919,777,410 7,271,338,398 7,641,048,578 8,029,873,950 8,438,834,818 8,869,009,115 9,321,535,963

Keterangan :
- Asumsi kenaikkan spesimen/resep 5%/ tahun
- Asumsi kenaikkan tarif 5%/ tahun
IN FLOW PROJECTED (Proyeksi Pendapatan Usaha Lain-lain)
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA - SERPONG 2016 - 2025
Tahun
No. Uraian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1 Jasa Bank 55,000,000 57,750,000 60,637,500 63,669,375 66,852,844 70,195,486 73,705,260 77,390,523 81,260,049 85,323,052
2 Pelayanan Ambulance 17,100,000 18,000,000 18,900,000 19,845,000 20,837,250 21,879,113 22,973,068 24,121,722 25,327,808 26,594,198
3 Pelayanan Kamar Jenazah 3,150,000 3,500,000 3,675,000 3,858,750 4,051,688 4,254,272 4,466,985 4,690,335 4,924,851 5,171,094
4 Lain-lain 500,000 500,000 525,000 551,250 578,813 607,753 638,141 670,048 703,550 738,728
Jumlah 75,750,000 79,750,000 83,737,500 87,924,375 92,320,594 96,936,623 101,783,455 106,872,627 112,216,259 117,827,072
Ket :
Jasa bunga simpanan bank = 12%/Thn
CASH FLOW PROYECTED (Proyeksi Cash Flow)
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA TAHUN 2016-2025

No. Uraian
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1. Pendapatan Usaha
- Rawat Inap 1,111,425,000 1,099,927,500 1,195,165,125 1,373,232,656 1,486,260,267 1,560,573,281 1,687,515,435 1,771,891,207 2,011,481,714 2,168,679,280
- Rawat Jalan 1,903,200,000 2,186,730,000 2,513,031,885 2,888,614,833 3,320,984,595 3,818,796,703 4,392,033,286 5,052,207,157 5,812,597,371 3,286,417,077
- OK dan VK 3,263,100,000 4,151,875,000 4,359,468,750 4,577,442,188 4,806,314,297 5,046,630,012 5,298,961,512 5,563,909,588 5,842,105,067 6,134,210,321
- USG dan EKG 439,296,000 507,386,880 586,031,846 676,866,783 781,781,134 902,957,210 1,042,915,577 1,204,567,492 1,391,275,453 1,606,923,148
- Penunjang 5,965,080,000 6,267,492,000 6,585,450,795 6,919,777,410 7,271,338,398 7,641,048,578 8,029,873,950 8,438,834,818 8,869,009,115 9,321,535,963
- Lain-lain 75,750,000 79,750,000 83,737,500 87,924,375 92,320,594 96,936,623 101,783,455 106,872,627 112,216,259 117,827,072
Jumlah 12,757,851,000 14,293,161,380 15,322,885,901 16,523,858,244 17,758,999,285 19,066,942,406 20,553,083,216 22,138,282,889 24,038,684,978 22,635,592,860
2. Biaya Usaha
- Obat dan Bahan Medis (40%) 3,827,355,300 4,018,723,065 4,219,659,218 4,430,642,179 4,652,174,288 4,884,783,003 5,129,022,153 5,385,473,260 5,654,746,923 5,937,484,269
- Makan & Minum Pasien 74,365,830 78,084,122 81,988,328 86,087,744 90,392,131 94,911,738 99,657,325 104,640,191 109,872,200 115,365,810
- Pegawai 2,604,000,000 2,734,200,000 2,870,910,000 3,014,455,500 3,165,178,275 3,323,437,189 3,489,609,048 3,664,089,501 3,847,293,976 4,039,658,674
- Jasa dokter : - - - - - - - - -
a. Rawat jalan 1,332,240,000 1,398,852,000 1,468,794,600 1,542,234,330 1,619,346,047 1,700,313,349 1,785,329,016 1,874,595,467 1,968,325,240 2,066,741,502
b. Jasa persalinan (dokter dan bidan) 2,284,170,000 2,398,378,500 2,518,297,425 2,644,212,296 2,776,422,911 2,915,244,057 3,061,006,259 3,214,056,572 3,374,759,401 3,543,497,371
- Pemeliharaan 125,000,000 131,250,000 137,812,500 144,703,125 151,938,281 159,535,195 167,511,955 175,887,553 184,681,930 193,916,027
- ATK dan Rumah Tangga 35,000,000 36,750,000 38,587,500 40,516,875 42,542,719 44,669,855 46,903,347 49,248,515 51,710,941 54,296,488
- Administrasi & Umum 40,000,000 42,000,000 44,100,000 46,305,000 48,620,250 51,051,263 53,603,826 56,284,017 59,098,218 62,053,129
Jumlah 10,322,131,130 10,838,237,687 11,380,149,571 11,949,157,049 12,546,614,902 13,173,945,647 13,832,642,929 14,524,275,076 15,250,488,830 16,013,013,271
3. Pendapatan & Biaya Lain-lain
A. Pendapatan Lain-lain
- Jasa Bank (12%) 55,000,000 57,750,000 60,637,500 63,669,375 66,852,844 70,195,486 73,705,260 77,390,523 81,260,049 85,323,052
- Pelayanan Ambulance 17,100,000 18,000,000 18,900,000 19,845,000 20,837,250 21,879,113 22,973,068 24,121,722 25,327,808 26,594,198
- Pelayanan Kamar Jenazah 3,150,000 3,500,000 3,675,000 3,858,750 4,051,688 4,254,272 4,466,985 4,690,335 4,924,851 5,171,094
- Lain-lain 500,000 500,000 525,000 551,250 578,813 607,753 607,753 670,048 703,550 738,728
Jumlah 75,750,000 79,750,000 83,737,500 87,924,375 92,320,594 96,936,623 101,753,067 106,872,627 112,216,259 117,827,072
B. Biaya Lain-lain
- Biaya Lain-lain Operasional 12,000,000 12,600,000 13,230,000 13,891,500 14,586,075 15,315,379 16,081,148 16,885,205 17,729,465 18,615,939
Jumlah 12,000,000 12,600,000 13,230,000 13,891,500 14,586,075 15,315,379 16,081,148 16,885,205 17,729,465 18,615,939
Laba kotor 2,499,469,870 3,522,073,694 4,013,243,831 4,648,734,069 5,290,118,901 5,974,618,004 6,806,112,206 7,703,995,236 8,882,682,942 6,721,790,722
- Biaya pinjaman Bank - - - - - - - - - -
- Pajak pendaptn PPN dan PPH(19%) 474,899,275 669,194,002 762,516,328 883,259,473 1,005,122,591 1,135,177,421 1,293,161,319 1,463,759,095 1,687,709,759 1,277,140,237

Laba bersih 2,024,570,595 3,522,073,694 4,013,243,831 4,648,734,069 5,290,118,901 5,974,618,004 6,806,112,206 7,703,995,236 8,882,682,942 6,721,790,722
LAMPIRAN - 2
DAFTAR LUAS RUANGAN DAN BANGUNAN

STUDI KELAYAKAN
PENINGKATAN STATUS RUMAH SAKIT BERSALIN MENJADI
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA
TANGERANG SELATAN
2016
LAMPIRAN 1 :
DAFTAR RUANGAN DAN LUASAN PER LANTAI
RSIA PUTRA DALIMA 2015

Pemeliharaan sarana Rumah Sakit Berdasarkan fisik bangunan gedung dan desain
departemental, secara fisik dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) Zona yakni;Zona bagian
depan, Zona bagian tengah dan Zona bagian belakang.

Tabel 1 Keadaan Fisik RS Ibu dan Anak PUTRA DaLIMA


NO NAMA RUANG LUAS
Lantai Bawah M2
1. Ruang Penerimaan 30
2. Ruang Tunggu 100
3. Ruang Rawat Jalan 67,4
4. Ruang Persalinan 32,41
5. Ruang Bayi 18,63
6. Ruang Rawat Inap 200
7. Ruang Suster 14,6
8. Ruang Obat 4,10
9. Mushollah 15,5
10. Taman 65,36
11. Ruang Kantin 3
12. Ruang Laktasi 5
13. Ruang Kasir 5,4
14. Ruang Rekam Medis 10
15. Toilet 9,63
16. Ruang Radiologi 16,8
Total 597.8
Lantai Atas
1. Ruang Tunggu 42,9
2. Ruang Rawat Jalan 48,06
3. Ruang Rawat Inap 16,8
4. Ruang Operasi 25,63
5. Ruang RR 6,82
6. Ruang Senam Hamil 52,8
7. Ruang Laundry 5
8. Ruang Office 1 12,16
9. Ruang Office 2 15,92
10. Toilet 9,63

Total 235.72
LAMPIRAN - 3
DAFTAR PERALATAN RUMAH SAKIT

STUDI KELAYAKAN
PENINGKATAN STATUS RUMAH SAKIT BERSALIN MENJADI
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA
TANGERANG SELATAN
2016
LAMPIRAN 2 :
DAFTAR PERALATAN MEDIK DAN NON MEDIK
RSIA PUTRA DALIMA 2015

NO NAMA BARANG MERK/TYPE JUMLAH

1 TEMPAT TIDUR OTOMATIS + 2 BANTAL 1


2 KURSI SOFA BED + BANTAL 1
3 TV 21 INCHI LG 1
4 DISPENSER POLYTRON 1
5 KULKAS 1 PINTU TOSHIBA 1
6 RAK KULKAS MAK 1
7 AC 1/2 PK LG 1
8 LEMARI 1 PINTU OLYMPIC 1
9 JAM DINDING 1
10 TEMPAT SAMPAH 1
11 HAND SANITIZER DETTOL 1
12 GORDEN PEMBATAS 1
13 NAKAS 1
14 KURSI KAMAR 1
15 BINGKAI ATURAN DAN PERATURAN 1
16 AIR PHONE PANASONIC 1
17 KESET 1
18 WASTAFEL 1
19 SHOWER 1
20 KLOSET 1
21 RAK HANDUK 1
22 TEMPAT SAMPAH DETTOL 1
23 SABUN CUCI TANGAN DETTOL 1
24 BINGKAI PINTU DETTOL 1
25 LAMPU TEMPEL TEMBOK 1
KELAS VIP ( 1 Orang )

NO NAMA BARANG MERK/TYPE JUMLAH

TEMPAT TIDUR ELEKTRIK + 2


1 1
BANTAL
2 KURSI SOFA BED + BANTAL 1
3 TV 21 INCHI LG 1
4 KULKAS 1 PINTU TOSHIBA 1
5 RAK KULKAS MAK 1
6 AC 1/2 PK LG 1
7 LEMARI 1 PINTU OLYMPIC 1
8 JAM DINDING 1
9 TEMPAT SAMPAH 1
10 HAND SANITIZER DETTOL 1
11 GORDEN PEMBATAS 1
12 NAKAS MAK 1
13 KURSI KAMAR 1
14 BINGKAI PEMANDANGAN 1
15 BINGKAI ATURAN DAN PERATURAN 1
16 KESET 1
17 WASTAFEL 1
18 SHOWER 1
19 KLOSET 1
20 RAK HANDUK 1
21 TEMPAT SAMPAH 1
22 SABUN CUCI TANGAN 1
23 BINGKAI PINTU 1
24 LAMPU TEMPEL TEMBOK 1
25 AIR PHONE PANASONIC 1
KELAS 1 ( 1 Orang )

NO NAMA BARANG MERK/TYPE JUMLAH

1 TEMPAT TIDUR MANUAL MAK 1


2 KURSI PANJANG YPD 1
3 KULKAS 1 PINTU LG 1
4 TV 21 INCHI LG 1
5 AC 1/2 PK GENERAL 1
6 LEMARI PAKAIAN YPD 1
7 NAKAS MAK 1
8 BINGKAI PEMANDANGAN 1
9 BINGKAI ATURAN DAN PERATURAN 1
10 TEMPAT SAMPAH 1
11 GORDEN PEMBATAS 1
12 LAMPU TEMPEL TEMBOK 1
13 JAM DINDING 1
14 SHOWER 1
15 WASTAFEL 1
16 SABUN CUCI TANGAN DETTOL 1
17 KLOSET 1
18 RAK HANDUK 1
19 TEMPAT SAMPAH 1
20 AIR PHONE PANASONIC 1

KELAS 2 ( 2 Orang )

NO NAMA BARANG MERK/TYPE JUMLAH

1 TEMPAT TIDUR BIASA (BED) 2


2 NAKAS MAK 2
3 TV 21 INCHI LG 1
4 AIR PHONE PANASONIC 2
5 KURSI NAPOLY 2
6 AC 1 PK GENERAL 1
7 LEMARI/RAK PAKAIAN YPD 1
8 TEMPAT SAMPAH 1
9 SHOWER 1
10 WASTAFEL 1
11 KLOSET 1
12 KESET 1

KELAS 3 ( 6 Orang )

NO NAMA BARANG MERK/TYPE JUMLAH

1 TEMPAT TIDUR MANUAL MAK 6


2 NAKAS MAK 6
3 LOKER PAKAIAN NAPOLY 6
4 TV 21 INCHI LG 2
5 AC 1 PK GENERAL 2
6 JAM DINDING 1
7 AIRPHONE PANASONIC 1
8 KURSI TUNGGU NAPOLY 6
9 GORDEN 1
10 KESET KAMAR MANDI 2
11 EMBER + GAYUNG 2
12 PISPOT 1
13 KLOSET JONGKOK 2
14 LAMPU TEMBOK 6
ALAT KESEHATAN YANG DIPAKAI DI RSIA PUTERA DaLIMA

a.Unit Gawat Darurat


NAMA ALAT KESEHATAN JUMLAH
TEMPAT TIDUR PERIKSA
1
PASIEN
TIANG INFUS 1
RAK OBAT 1
MEJA MAYO / MEJA
1
INSTRUMENT
RAK DORONG 1
TIMBANGAN INJAK 1
TROMOL KASSA STERIL 2
TOPLES HANDSCOON
1
STERIL
TEMPAT KORENTANG 1
KORENTANG 1
TERMOMETER 1
SENTER 1
NEBULIZER KIT 1
STETOSKOP 2
TENSIMETER 1
TABUNG OKSIGEN +
1
REGULATOR
NASAL KANUL DEWASA 1
NASAL KANUL BAYI 1
LAMPU TINDAKAN 1
LEMARI OBAT-OBATAN 1
MINOR SET 3
SIRKUMSISI SET
DUK
DUK BOLONG

b.Poliklinik Gigi

NO NAMA ALAT KESEHATAN MERK/TYPE JUMLAH

1 PINSET GARFIELD 13
2 ESCAVATOR JAPAN STAINLESS 7
GERMANY
3 KACA MULUT 13
STAINLESS
4 SONDE JAPAN STAINLESS 15
NAYYAR
5 SONDE LURUS 2
STAINLESS
6 CRYER MEDESY 2
7 BEIN KOHLER 3
TANG SISA AKAR GIGI ANTERIOR
8 MEDESY 1
ATAS
9 BAYONET RAHANG ATAS SISA AKAR JESCO 1
10 TANG MAHKOTA GIGI P ATAS MEDESY 1
11 TANG MAHKOTA GIGI M ATAS MEDESY 1
12 TANG SISA AKAR GIGI P BAWAH MEDESY 1
TANG SISA AKAR GIGI ANTERIOR
13 MEDESY 1
BAWAH
14 TANG MAHKOTA GIGI M BAWAH MEDESY 1
TANG MAHKOTA GIGI M3 RAHANG
15 MEDESY 1
BAWAH
TANG MAHKOTA GIGI M3 RAHANG
16 MEDESY 1
ATAS
17 TANG GIGI ANTERIOR RA ANAK MEDESY 1
TANG GIGI SISA AKAR POSTERIOR
18 MEDESY 1
RA
19 TANG SISA AKAR RB POSTERIOR MEDESY 1
20 TANG MAHKOTA RB POSTERIOR MEDESY 1
21 TANG MAHKOTA RB MEDESY 1
22 ARTERI CLEAM 1
23 GUNTING LURUS JAPAN STAINLESS 1
NAYYAR
24 GUNTING LENGKUNG 1
STAINLESS
25 NEEDLE HOLDER 1
26 HAMMER 1
27 RASPAROTORIUM 1
28 BONEFILE 2
NAYYAR
29 SONDE CURETTE 1
STAINLESS
30 CHISEL 1
31 CROWN RETRACTON 1
32 AMALGAM CALVER 1
33 HOE 1
GERMANY
34 BULLNISER 6
STAINLESS
35 HENPIS 2
36 GAGANG BISTURI GARFIELD 1
37 CITOJECT HERAEUS 1
38 IRIGASI NAOCL 1
39 IRIGASI MINOSEP 1
40 MATA BUR JICOMAX 2
41 PROTAPER DENSPLY 2
42 ETHYLCHLORIDE IMPORT SPRAY 2
43 OBAT KUMUR GARGLIN+MINOSEP 4
44 CURASPON 1
45 BRUSH BONDING MICROBRUSH 1
46 ALBOTHYL ALBOTHYL 1
47 TOPICAL ANASTESI TOPICAINA 1
48 BETADINE BETADINE 2
49 TUGENOL 2
50 PARAMONOCLOROFENOL 1
CHOLOROPHENOL
51 1
CAMPHOTMENTHOL
52 CRESOLFORMALIN 1
53 G-BOND MEGA DENTAL 1
54 POWDER GC 1
55 LIQUID GC 2
56 ENDOMETHASON SEPTODONT 1
57 CUP ALKOHOL 5
58 POWDER ELITE CEMENT 1
59 LIQUID ELITE CEMENT 1
60 CUP BONDING 3M 1
61 POWDER FLETCHER 1
62 CAVITON 1
GC TOOT MOUSE
63 TOPICAL FLOURIDASI 2
PLUS
64 PEMATI SARAF 1
65 VASELINE D-PULP 1
66 KENALOG 1
67 ALOCLAIR PLUS GEL TAISHO 1
68 POWDER ULTRAFINE 1
69 PENGGANTI DENTIN DYCAL 1
70 COMPOSITE A3 FLOW C-FILL FLOW 2
71 COMPOSITE A3 3M ESPE 1
72 COMPOSITE B1 3M ESPE 1
73 COMPOSITE B2 3M ESPE 1
74 BOUNDING DENTA MERICA 1
75 PENGADUK GC 1
76 PAPAN KACA 2
77 ULTRACAL ULTRACAL 2
78 LONOSIT 1
79 GUTTA PERCHA POINTS INLINE 6
80 PAPER POINTS INLINE 7
81 PEHACAIN PEHACAIN 1 BOX
82 JARUM CITOGECT 1 BOX
83 DENTAL UNIT OLSEN 1
84 BENGKOK 5
85 STERILISATOR FORTUN 1
86 SINAR ULTRAVIOLET DENTA MERICA 1
87 TIP SUCTION 1
88 SCALLER NEWTRON 200 BH
89 INSTRUMEN KECIL 1
90 TOPLES TAMPLON 2
91 HANDSCOON PURE SHIELD 1
92 MASKER BIO MASK 1
93 ALAS DADA POLIBIP 1 BAL
94 KAPAS 1 TOPLES
95 TAMPLON 1 TOPLES
96 KASSA 1 TOPLES
97 ALKOHOL 70% ONE MED 1 BOTOL
98 LARUTAN NACL 1 BOTOL
99 TRACKER Q2ON 1
100 AMALGAM STOPPER 1
101 CURRET SELLACO 1
NAYYAR
102 PLASTIK FILLING 4
STAINLESS
NAYYAR
103 FUGI FILLING 4
STAINLESS
104 CEMENT SPATULA GARFIELD SS 8
105 CHIRURAIS HANZITALY 1
106 RASPATORIUM STANLESS 1

c.Ruang Bayi

NO NAMA ALAT KESEHATAN MERK/TYPE JUMLAH

1 INCUBATOR TSN 876 MCO 1


2 SYRING PUMP TERUMO 1
3 BLUE LIGHT TESENA & BLOO INFANT 2
4 OKSIGEN BESAR 1
5 BOX BAYI MAX 7
6 MONITOR BAYI MEK PAMO II 1
7 STETOSKOP RIYE STER 1
d.Pendaftaran

No NAMA ALAT KESEHATAN MERK/TYPE JUMLAH

1 TIMBANGAN SMIC 1
2 STETOSKOP SPIRIT 1
3 TENSI MANUAL ABN 1
4 TENSI DIGITAL OMRON 1

e.Poliklinik Anak

No NAMA ALAT KESEHATAN MERK/TYPE JUMLAH

1 STETOSKOP ANAK LITTMAN 1


2 STETOSKOP BAYI SPIRIT 1
3 OTOSKOP RIESTAR 1
4 MEADLINE 1
5 TOUNGE SPATEL 3
6 TIMBANGAN BAYI TANITA 1
7 TIMBANGAN ANAK 1
8 SENTER POLICE 50W 1
9 HAMMER GERMANY 2
10 LAMPU RONTGEN 1
11 EAR TERMOMETER 2
12 PIALA GINJAL/BENGKOK 2
13 SPUIT 1 CC TERUMO 20
14 SPUIT 3 CC TERUMO 10
15 NEEDLE NO. 25 TERUMO 20
16 HANDSCOON PURE SHIELD 1 BOX

f.Ruangan Partus ( VK )
No NAMA ALAT KESEHATAN JUMLAH
1 SET ALAT PARTUS :
1/2 KOHORT 1
METIAL KATETER 1
GUNTING EPIS 3
KLEM TALI PUSAT 2
GUNTING TALI PUSAT 2
NELLKUDER 4
PINSET 4
GUNTING BENANG 2
KOM 9
2 ALAT KURATASE :
SONDE 3
KORENTANG 19
SIM 27
SENDOK KURET 17
KATETER NEBATUN 1
ABORTUS TANG 6
GUNTING 2
KOM 4
TENA KULUM 11
PENSER KLEM 3
3 ALAT COCOR BEBEK
4 GUNTING JARINGAN
5 ALAT INSEMINASI 1 SET
6 ALAT HIDROTUBASI 1 SET
7 STETOSKOP 1
8 ALAT CTG 1
9 ALAT TENSI 1
10 TIANG INFUS 4
11 DOPLER 1
12 POMPA ASI 1
13 INFANT WARMER 1
14 PISPOT 1

g.Ruangan OK ( Kamar Operasi )


No NAMA ALAT KESEHATAN JUMLAH
1 LAMPU OPERASI 2
2 MEJA OPERASI 1
3 SUCTION BESAR 1
4 SUCTION BAYI 2
5 TROMOL BULAT 4
6 KONTAINER BESAR ( JAS ) 4
7 MONITOR TEKANAN DARAH 2
8 INFANT WARMER 1
9 MEJA MAYO 1
10 LAMPU SOROT 1
11 TIANG INFUSAN 2
12 STETOSKOP 2
13 OKSIGEN BESAR 2
14 OKSIGEN KECIL 1
15 AUTO CLAF 2
16 SET SIRKUMSISI 1
17 SET BAYI 3
18 SET SC 3

h.Ruangan Pemulihan ( Recovery Room )


No NAMA ALAT KESEHATAN JUMLAH
1 MONITOR 1
2 REGULATOR 1
3 BABY SEALE 1
4 BENGKOK STAINLESS 1
5 SUCTION APPARATUS 1
6 INFANT WARMER 1
7 AMBV 1
8 RIESTER 0 1
9 STETOSKOP 1
10 UMBILICAL 10
11 TIANG INFUS 1

i.Ruangan Kebidanan
Ruang Kebidanan 1
No NAMA ALAT KESEHATAN MERK/TYPE JUMLAH
1 SPECULUM SIM BESAR 1
2 SPECULUM SEDANG 1
3 SONDE UTERUS 4
4 GUNTING PANJANG 2
5 TAMPONTANG 3
6 TENA CULUM 3
7 ALIGATOR 3
8 COM BETHADIN 2
9 KORENTANG 1
10 NAMPAN STENLIS 1
11 PINSET ANATOMI KECIL 1
12 PINSET ANATOMI SEDANG 1
13 PINSET SIRURGIS 1
14 GUNTING BENANG 1
15 GUNTING JARINGAN KECIL 1
16 NALD PUDER 1
17 ARTERI CLAMP BENGKONG 1

Ruangan Kebidanan 2
NO NAMA BARANG MEDIS TYPE/MERK JUMLAH
1 COCOR BEBEK BESAR 3
2 SIM BESAR 3
3 ALIGATOR 4
4 TENAKULUM 4
5 SONDE UTERUS 4
6 IUD 1
7 BENGKOK 2
8 GUNTING BENANG 1
9 KOM 5
10 TAMPONTANG 1
11 STETOSKOP 2
12 COCOR BEBEK KECIL 2
13 SIM KECIL 1
14 GUNTING KECIL 1
15 USG MINDRAY 1

j.Ruangan Fisioterapi

NO NAMA BARANG MEDIS MERK/TYPE JUMLAH

1 ULTRASONIC NEBULEIZER COMFORT II 1


2 ULTRASONIC THERAPI (US) CSL-1 1
3 SWD ( SHORT WAVE ) LDT CD31 1
4 TDP CQ-27 1
AEROSOL
5 SELANG DAN MASKER NEBU MASK 15
6 TENS 1
7 STETOSKOP 1
8 BEBAN PASIR UNTUK LATIHAN 2
9 OBAT VENTOLIN GSK 1 BOX
10 OTSU-NS 0,9% 2
11 BISOLVON BOEHRINGER 2 BOTOL
12 BABY OIL CUSSONS 1 BOTOL
13 PULMICORT 1 BOX

Anda mungkin juga menyukai