2015
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
2.1.
penelitian terhadap rencana pembangunan yang tidak hanya menganalisis layak atau
tidak dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian
manfaat yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.
Studi kelayakan bertujuan untuk secara objektif dan rasional mengungkap
kekuatan dan kelemahan dari bisnis yang sudah ada atau usaha yang diusulkan, peluang
dan ancaman yang ada di lingkungan, sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan, dan akhirnya prospek untuk dapat mencapai tujuan dengan sukses
(Georgakellos dan Marcis, 2009). Dalam istilah yang lebih sederhana yaitu, dua kriteria
untuk menilai kelayakan biaya yang diperlukan dan nilai yang harus dicapai
(Young,1970).
Sebuah Studi Kelayakan yang dirancang dengan baik harus dapat mengungkapkan
latar belakang suatu kegiatan yang dimaksud, menguraikan/menerangkan dengan rinci
produk atau layanan yang diberikan, rincian daripada operasional kegiatan dan
pengelolaannya, riset dan kebijakan pasar, data keuangan, dasar hukum yang
dibutuhkan, dan hal-hal lain yang terkait. Pada umumnya Studi Kelayakan secara umum
dilakukan sebelum kegiatan pengembangan teknis dan pelaksanaan proyek. Sebuah studi
kelayakan mengevaluasi potensi proyek untuk sukses, sehingga obyektivitas yang
dirasakan merupakan faktor penting dalam kredibilitas studi bagi calon investor dan
lembaga pemberi pinjaman. Karena itu harus dilakukan dengan tujuan dan pendekatan
yang terinci untuk memberikan informasi sebagai dasar untuk membuat keputusan. Ada
5 (lima) area studi kelayakan, yaitu (i) secara Teknik, (ii) secara Ekonomik, (iii) secara
Hukum, (iv) secara Operasional, dan (v) dalam hal Jadwal (scheduling).
Kelayakan Teknik difokuskan pada sumber daya yang dimiliki seperti luas lahan,
kondisi bangunan eksisting, dan organisasi serta rencana pengembangan serta cara
untuk memenuhi kebutuhan dari rencana yang diusulkan. Penilaian kelayakan Ekonomi
yang dimaksud untuk kegatan ini bukan mengarah kepada tujuan pemasaran. Penilaian
II - 1
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
kelayakan ekonomi bertujuan untuk menentukan manfaat ekonomi yang positif bagi
organisasi yang akan menyediakan usulan suatu sistem. Studi kelayakan ekonomi ini
termasuk identifikasi semua manfaat yang diharapkan. Kelayakan Hukum akan
menentukan apakah sistem yang diusulkan sesuai dengan peraturan mengenai
penyelenggaraan pendidikan pelayaran dan perijinan.
Kelayakan Operasional adalah untuk mengukur seberapa layak sistem yang
diusulkan untuk dapat memecahkan permasalahan, dan memberikan manfaat dari suatu
peluang yang teridentifikasi selama pelingkupan definisi, dan bagaimana dapat
memberikan kepuasan dari kebutuhan yang teridentifikasi pada saat fase analisis
kebutuhan daripada suatu sistem. Untuk memastikan keberhasilannya, hasil operasional
yang diinginkan harus disampaikan selama desain dan pengembangan. Ini termasuk
seperti parameter desain-tergantung seperti keandalan, perawatan, kemampuan
dukungnya, kegunaannya keberlanjutan, keterjangkauan dan lain-lain. Parameter ini
diperlukan untuk dipertimbangkan pada tahap awal desain jika perilaku operasional
yang diinginkan dapat diwujudkan. Kelayakan operasional merupakan sebuah aspek
penting dari rekayasa sistem yang perlu menjadi bagian integral dari tahap desain awal
(Benjamin
S.
Fabrycky, 2010).
Sedangkan
Kelayakan
Jadwal
dipergunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan suatu proyek yang diukur dari
kecepatan/lamanya waktu untuk menyelesaikan sesuai jadwal. Biasanya ini berarti
memperkirakan berapa lama sistem akan diperlukan untuk mengembangkan, dan jika
dapat diselesaikan dalam jangka waktu tertentu menggunakan beberapa metode seperti
payback period.
Ada faktor-faktor lain yang terkait dengan Studi Kelayakan untuk penyusunan
Master Plan RSUD Muara Teweh, yaitu:
a)
Kelayakan Sumberdaya
Hal ini melibatkan pertanyaan seperti: berapa banyak waktu yang tersedia untuk
membangun sistem baru; kalau itu bisa dibangun, apakah itu mengganggu operasi
bisnis normal; jenis dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan; dependensi; dan
prosedur pembangunan dengan pendapatan perusahaan prospektus.
b) Kelayakan Budaya
Dalam tahap ini, alternatif proyek dievaluasi untuk dampaknya terhadap budaya
lokal dan umum. Misalnya, faktor lingkungan perlu dipertimbangkan dan faktor-
II - 2
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
faktor ini menjadi dikenal dengan baik. Selanjutnya budaya perusahaan sendiri
dapat berbenturan dengan hasil proyek.
c)
Kelayakan Finansial
Dalam kasus proyek pengembangan, viabilitas keuangan dapat dinilai pada
parameter berikut:
2.2.
Sakit Umum Daerah Muara Teweh Kabupaten Barito Utara dilakukan dengan melakukan
analisiis dari seluruh aspek-aspek baik dari aspek Eksternal maupun aspek Internal
sehingga aspek-aspek tersebut dapat menjadikan rumusan Kecenderungan suatu Rumah
Sakit dalam melakukan pembangunan baru atau melakukan pengembangan berupa
peningkatan status layanan Rumah Sakit, yang disebut Perumusan Kecenderungan atau
Master Program.
Alur analisis yang akan dilakukan dalam kegiatan ini digambarkan pada diagram
dibawah ini.
II - 3
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
FEASIBILITY STUDY
2015
MASTER PLAN
Gambar 2.1 Diagram Alur Pikir Penyusunan Feasibility Study dan Master Plan Rumah
Sakit Umum Daerah Muara Teweh
II - 4
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
penduduk
secara
kesuluruhan
pada
wilayah
tertentu
kesuluruhan
pada
wilayah
tertentu
kesuluruhan
pada
wilayah
tertentu
berdasarkan kecamatan.
b) Jumlah
penduduk
secara
penduduk
secara
berdasarkan usia.
3) Geografi
Letak Rumah Sakit secara Geografis sangat berpengaruh tehadap
posisioning suatu Rumah Sakit. Posisi lahan Rumah Sakit terhadap Kondisi
II - 5
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
Wilayah disebelah Utara, Selatan, Barat dan Timur beserta Kondisi Sarana
Prasarananya
baik
sarana
kesehatan,
perumahan,
pendidikan,
Jumlah
penduduk
secara
kesuluruhan
pada
wilayah
tertentu
kesuluruhan
pada
wilayah
tertentu
Jumlah
penduduk
secara
berdasarkan pendidikan
iii) Jumlah sarana pendidikan di wilayah tertentu dimana lokasi Rumah
Sakit berada.
iv) Laju pertumbuhan ekonomi daerah setempat.
b) Sosial Budaya
Kajian ini melihat proyeksi Sosial Budaya pada wilayah dimana lokasi
Rumah Sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20
tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun
sebelumnya terkait, berupa proyeksi Jumlah penduduk secara
keseluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan agama, serta kajian
terhadap kebiasaan atau budaya wilayah terkait dengan pola hidup
masyarakat sekitar.
5) Sumber Daya Manusia/Ketenagakerjaan Kesehatan
Kajian terhadap ketersediaan SDM/ Ketenagakerjaan di bidang kesehatan
pada wilayah Rumah Sakit tersebut berada merupakan pertimbangan yang
harus diperhatikan dalam membuat suatu layanan kesehatan Rumah Sakit
terutama dikaitkan dengan layanan unggulan. Ketersediaan Sumber Daya
Manusia/ Ketenagakerjaan di Bidang Kesehatan antara lain :
a) Tenaga medis dan penunjang medis
b) Tenaga keperawatan
c) Tenaga kefarmasian
II - 6
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
Angka Kematian
b)
Angka Kelahiran
c)
Angka Kesakitan
d)
e)
f)
B) Aspek Internal
Aspek Internal yang akan dianalisis guna melihat kekuatan bagi Rumah Sakit
untuk dapat survive dalam melaksanakan operasional yang akan mengurangi
ancaman yang terjadi, serta melihat kelemahan yang perlu diantisipasi oleh
Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di dalam operasional Rumah
Sakit kedepannya.
1) Sarana Kesehatan
Kajian Sarana Kesehatan di sekitar wilayah jangkauan pelayanan Rumah
Sakit
yang
akan
dibangun
atau
pengembangan
dimaksud
untuk
II - 7
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
diharapkan
dapat
melihat
kecenderungan
dan
potensi
mendukung
dari
aspek
penggunaan
lahan,
infrastruktur
dan
II - 8
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
2)
Jenis Layanan
Jenis layanan yang akan diberikan kepada masyarakat tentunya akan
disesuaikan dengan klasifikasi kelas Rumah Sakit yang akan disiapkan.
Jenis layanan tersebut berupa pelayanan medik, penunjang medik,
administrasi dan servis.
3)
Layanan Unggulan
Dari jenis layanan yang akan diberikan tentunya perlu adanya suatu
layanan unggulan yang akan disiapkan atas dasar kecenderungan pola
penyakit yang terjadi di Rumah Sakit dan di wilayah tempat Rumah Sakit
tersebut berada.
II - 9
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
Analisis
kebutuhan
ini
dapat
memberikan
gambaran
mengenai
2015
rencana
Kebutuhan Lahan
Kebutuhan lahan Rumah Sakit dapat dihitung berdasarkan Program Ruang
Rumah Sakit serta kebijakan Pemerintah Daerah setempat mengenai
Intensitas Bangunan berupa Koefisien Dasar bangunan (KDB), Koefisien Lantai
bangunan (KLB), Garis Sempadan Bangunan (GSB) dan Koefisien Dasar
Bangunan (KDH), serta Peruntukan Lahan yang mengizinkan digunakan
sebagai Lahan yang dapat dibangun Rumah Sakit.
2)
Kebutuhan Ruang
Kebutuhan Ruang secara keseluruhan dari Rumah Sakit dapat dihitung 1TT
sebesar 80 m2 110 m2 disesuaikan dengan Bentuk dan Klasifikasi Rumah
Sakitnya.
3)
4)
5)
II - 10
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
2)
3)
4)
Analisis Keuangan : Break Event Point (BEP), Internal Rate of Return (IRR),
dan Net Present Value (NPV)
2)
II - 11
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
4)
5)
II - 12
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
A. Aktivitas Kerja
Aktivitas Rumah Sakit sangat dipengaruhi oleh Kinerja Rumah Sakit. Aktivitas
Rumah Sakit dapat dipengaruhi oleh penempatan fungsi-fungsi ruangan yang
harus berkaitan atau berhubungan dengan akses yang mudah dan cepat
antara fungsi-fungsi yang berkaitan.
Secara umum Pola akitifitas di Rumah Sakit terdiri dari aktivitas-aktifitas:
1) Dalam Bangunan Rumah Sakit
Pola aktivitas dan sirkulasi yang terbentuk dari adanya pergerakan yang
timbul dari kegiatan - kegiatan yang berlangsung di dalam bangunan
Rumah Sakit, yang terdiri atas kegiatan perawatan medik, pelayanan
penunjang medik dan non medik, Administrasi dan rekam medik, servis
dan utilitas, serta pelayanan perawatan gawat darurat, dapat diuraikan
sebagai berikut :
a) Pola yang terbentuk dari adanya kegiatan Pelayanan Medis baik alur
pasien, Tenaga Medis dan Penunjang Medis, Tenaga Non Medis serta
Pengunjung atau Pengantar/ Keluarga pasien serta alur peralatan.
b) Pola sirkulasi aktivitas seluruh kegiatan Rumah Sakit dengan
pengaturan alur tersebut diatas memenuhi ketentuan dalam upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit.
c) Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis yang terbentuk akibat
adanya kegiatan Medis dan penunjangnya.
d) Pelayanan dan Asuhan Keperawatan yang terbentuk adanya kegiatan
Tenaga, Peralatan Medis dan Non Medis, Pasien dan keluarganya
serta pengunjung lainnya pada rawat Jalan dan Rawat Inap.
e) Pelayanan Rujukan yang terbentuk akibat adanya persyaratan dari
yang melakukan perujukan terhadap Rumah Sakit dalam pelayanan
Medis dan Non Medis
f) Pelaksanaan Administrasi Umum dan Keuangan terjadi dengan
adanya kegiatan Administrasi Umum dan Keuangan guna tercapainya
Tertib Administrasi dan percepatan pelayanan, dimana terjadi
kegiatan petugas, pasien dan keluarganya serta berkas/ file.
2) Luar Bangunan Rumah Sakit
Pola aktifitas yang terbentuk dari adanya kegiatan-kegiatan yang terjadi
di luar bangunan Rumah Sakit, yang terdiri atas pergerakan kendaraan:
II - 13
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
pengunjung, pasien rawat jalan dan rawat inap, dokter/ staf Rumah
Sakit, servis dan gawat darurat. Selain itu faktor yang mempengaruhi
aktifitas di luar bangunan adalah ketersediaan sarana parkir untuk
Pasien, pengunjung, dokter/ staf Rumah Sakit dan Servis, pola
pengiriman barang dan servis, dan aktifitas unit gawat darurat terutama
yang
dikaitkan
dengan
pola
sirkulasi
dan
perletakan
titik
pertambahan
dan
penurunan
jumlah
pegawai
II - 14
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
Pelayanan
Rumah
Sakit
serta
Jalan,
Parkir
dan
Taman.
dengan
risiko
rendah,
yaitu
ruang
kesekretariatan
dan
II - 15
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
Instalasi
Sterilisasi
Pusat
(;Central
Sterilization
Supply
II - 16
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 17
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
2)
Akses Vertikal
a)
Tangga
Tangga merupakan fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang
dengan mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan
tanjakan dengan lebar yang memadai.
Persyaratan tangga adalah sebagai berikut :
(1) Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran
seragam Tinggi masing-masing pijakan/tanjakan adalah 15 17
cm.
(2) Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 600.
(3) Lebar tangga minimal 120 cm untuk membawa usungan dalam
keadaan darurat, untuk mengevakuasi pasien dalam kasus
terjadinya kebakaran atau ancaman bom
(4) Tidak
terdapat
tanjakan
yang
berlubang
yang
dapat
II - 18
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
b) Ramp
Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan
tertentu,
sebagai
alternatif
bagi
orang
yang
tidak
dapat
Lift (elevator)
Lift merupakan fasilitas lalu lintas vertikal baik bagi petugas RS
maupun untuk pasien. Oleh karena itu harus direncanakan dapat
menampung tempat tidur pasien. Persyaratan lift adalah sebagai
berikut :
(1) Ukuran lift rumah sakit minimal 1,50 m x 2,30 m dan lebar
II - 19
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
kebakaran
penumpang
dapat
berupa
biasa/lift
barang
lift
khusus
yang
kebakaran/lift
dapat
diatur
Kebutuhan
Pembiayaan
pembangunan
Rumah
Sakit
2)
3)
4)
II - 20
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
dengan
beberapa
instansi
yang
berwenang
menangani
II - 21
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
2)
3)
4)
2.3.
Pelayanan Medik Umum, terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi
Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana;
2)
II - 22
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
3)
2015
Pelayanan Medik Spesialis Dasar, terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan
Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi;
4)
5)
6)
Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, terdiri dari pelayanan bedah mulut,
konservasi / endodonsi, dan periodonti;
7)
8)
9)
10) Pelayanan Penunjang Non Klinik, terdiri dari pelayanan Laundry/linen, Dapur
Utama, Pemulasaraan Jenazah, Instalasi Pemeliharaan Fasilitas, Sistem Fasilitas
Sanitasi (Pengadaan Air Bersih, Pengelolaan Limbah, Pengendalian Vektor, dll),
Sistem Kelistrikan, Boiler, Sistem Penghawaan dan Pengkondisian Udara, Sistem
Pencahayaan, Sistem Komunikasi, Sistem Proteksi Kebakaran, Sistem Instalasi Gas
Medik, Sistem Pengendalian terhadap Kebisingan dan Getaran, Sistem Transportasi
Vertikal dan Horizontal, Sarana Evakuasi, Aksesibilitas Penyandang Cacat, dan
Sarana/ Prasarana Umum.
II - 23
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
Area Penunjang
dan Operasional
Area Administrasi
dan Manajemen
A. Penunjang Medik
Instalasi Farmasi
Instalasi Bedah
Instalasi Kebidanan dan
Penyakit Kandungan
Unit Hemodialisa
Instalasi Radioterapi
Instalasi Kedokteran Nuklir
Instalasi Radiodiagnostik
Laboratorium
Bank Darah/Unit Transfusi
Darah (BDRS/UTDRS)
(IDT)
medik
Pelayanan keperawatan
pelatihan
Administrasi umum dan
keuangan
SDM
Komite medik
Komite etik dan hukum.
Instalasi Sanitasi
Instalasi Pemeliharaan
Sarana (IPS).
2)
Pasien yang mendaftar pada instalasi rawat jalan akan diberikan pelayanan
medis pada klinik-klinik tertentu sesuai dengan penyakit/ kondisi pasien.
II - 24
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
Selanjutnya apabila harus dirawat inap akan dikirim ke ruang rawat inap.
Selanjutnya akan didiagnosa lebih mendetail ke instalasi radiologi dan
atau laboratorium. Kemudian jika pasien harus ditindak bedah, maka
pasien akan dijadwalkan ke ruang bedah. Pasca bedah, untuk pasien
yang kondisinya belum stabil akan dikirim ke ruang Perawatan Intensif,
pasien yang kondisinya stabil akan dikirim ke ruang rawat inap.
Selanjutnya pasien meninggal akan dikirim ke instalasi pemulasaraan
jenazah. Setelah pasien sehat dapat pulang
3)
Pasien melalui instalasi gawat darurat akan diberikan pelayanan medis sesuai
dengan kondisi kegawat daruratan pasien.
II - 25
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
Secara skematik alur sirkulasi pasien ke rumah sakit adalah sebagai berikut:
PENDAFTARAN/ADMINISTRASI
INSTALASI LABORATORIUM
INSTALASI RADIOLOGI
INSTALASI
GAWAT
DARURAT
INSTALASI
KEBIDANAN DAN
KANDUNGAN
INSTALASI BEDAH
II - 26
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 27
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 28
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 29
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
B.
Kebutuhan ruang, fungsi dan luasan ruang serta kebutuhan fasilitas pada
Instalasi Gawat Darurat yaitu:
II - 30
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 31
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 32
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
1)
Pelayanan keperawatan.
2)
3)
Konsultasi Radiologi.
Konsultasi Anestesi.
2015
Kebutuhan ruang, fungsi dan luasan ruang serta kebutuhan fasilitas pada
Instalasi Rawat Inap yaitu:
II - 33
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
sakit
yang
menyediakan
pelayanan
yang
komprehensif
dan
II - 34
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 35
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
1)
2015
Bedah minor (antara lain : bedah insisi abses, ekstirpasi, tumor kecil jinak
pada kulit, ekstraksi kuku/benda asing, sirkumsisi).
2)
3)
4)
Kebutuhan ruang, fungsi dan luasan ruang serta kebutuhan fasilitas pada
Instalasi Bedah Sentral yaitu:
II - 36
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 37
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
Pelayanan persalinan.
Pelayanan
persalinan
meliputi:
pemeriksaan
pasien
baru,
asuhan
Pelayanan nifas.
Pelayanan nifas meliputi : pelayanan nifas normal dan pelayanan nifas
bermasalah (post sectio caesaria, infeksi, pre eklampsi/eklampsi).
3)
gangguan
kesehatan
reproduksi/penyakit
kandungan,
tindakan/operasi
kebidanan
adalah
untuk
memberikan
II - 38
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
5)
2015
Kebutuhan ruang, fungsi dan luasan ruang serta kebutuhan fasilitas pada
Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan meliputi:
II - 39
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 40
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
tubuh
semaksimal
mungkin
kepada
penderita
sesudah
Fisioterapi
2)
3)
4)
5)
6)
Pelayanan Psikologi
II - 41
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
7)
2015
8)
Kebutuhan ruang, fungsi dan luasan ruang serta kebutuhan fasilitas pada
Instalasi Rehabilitasi Medik meliputi:
II - 42
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 43
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 44
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
2.
3.
Kebutuhan ruang, fungsi dan luasan ruang serta kebutuhan fasilitas pada
Instalasi Radioterapi yaitu:
II - 45
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
2)
Pelayanan
diagnostik
in-vitro
adalah
pemeriksaan
yang
dilakukan
Pelayanan pemeriksaan in-vivtro adalah gabungan antara pemeriksaan invivo dan in-vitro.
4)
Kebutuhan ruang, fungsi dan luasan ruang serta kebutuhan fasilitas pada
Instalasi Kedokteran Nuklir yaitu:
II - 46
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 47
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
Melakukan
perencanaan,
pengadaan
dan
penyimpanan
obat,
alat
3)
4)
5)
Kebutuhan ruang, fungsi dan luasan ruang serta kebutuhan fasilitas pada
Instalasi Farmasi yaitu:
II - 48
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 49
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
2)
Radioterapi,
3)
Kebutuhan ruang, fungsi dan luasan ruang serta kebutuhan fasilitas pada
Instalasi Radiodiagnostik yaitu:
II - 50
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
2)
Patologi Anatomi:
Histopatologi lengkap
Sitologi lengkap
Histokimia
II - 51
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
Imunopatologi
Patologi Molekuler
3)
II - 52
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 53
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 54
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Treadmil, dll.
II - 55
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
Kebutuhan ruang, fungsi dan luasan ruang serta kebutuhan fasilitas pada
Instalasi Diodiagnostik Terpadu yaitu:
II - 56
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 57
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
2)
3)
4)
Kebutuhan ruang, fungsi dan luasan ruang serta kebutuhan fasilitas pada
Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD) yaitu:
II - 58
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 59
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 60
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
Pengumpulan
a. Pemilahan antara linen infeksius dan non-infeksius dimulai dari sumber
dan memasukkan linen ke dalam kantong plastic sesuai jenisnya serta
diberi label.
b. Menghitung dan mencatat linen di ruangan.
2)
Penerimaan
a. Mencatat linen yang diterima dan telah terpilah antara infeksius dan
non-infeksius.
b. Linen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya.
3)
Pencucian
a. Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin
cuci dan kebutuhan deterjen dan desinfektan.
b. Membersihkan linen kotor dari tinja, urin, darah, dan muntahan
kemudian merendamnya dengan menggunakan desinfektan.
c. Mencuci dikelompokkan berdasarkan tingkat kekotorannya.
4)
Pengeringan
II - 61
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
5)
Penyetrikaan
6)
Penyimpanan
2015
8)
Pengangkutan
a. Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan
kantong untuk membungkus linen kotor.
b. Menggunakan kereta dorong yang berbeda warna dan tertutup antara
linen bersih dan linen kotor. Kereta dorong harus dicuci dengan
desinfektan setelah digunakan mengangkut linen kotor.
c. Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan
bersamaan.
d. Linen bersih diangkut dengan kereta dorong yang berbeda warna.
e. RS yang tidak mempunyai laundry tersendiri, pengangutannya dari dan
ke tempat laundry harus menggunakan mobil khusus.
Kebutuhan ruang, fungsi dan luasan ruang serta kebutuhan fasilitas pada
Instalasi Pencucian Linen/Loundri yaitu:
II - 62
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
Pengolahan air limbah rumah sakit dan pemeriksaan kualitas air limbah
yang dilakukan 3-4 kali dalam setahun.
2)
3)
Pemeriksaan kualitas air bersih yang dilakukan 2-3 kali dalam setahun.
4)
5)
6)
7)
Pemantauan,
pengawasan
dan
pengelolaan
limbah
padat
medis
II - 63
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2.3.4.11. Instalasi
Pemeliharaan
Sarana
(Bengkel
Mekanikal
dan
2015
Elektrikal/
Workshop)
Tugas pokok dan fungsi yang harus dirangkum unit workshop adalah sebagai
berikut:
1)
2)
Kebutuhan ruang, fungsi dan luasan ruang serta kebutuhan fasilitas pada
Instalasi Pemeliharaan Sarana (Workshop) yaitu:
II - 64
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 65
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2.4.
2015
II - 66
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
yang
selanjutnya
dilaporkan
setiap
(enam)
bulan
(KepmenKLH/08/2006).
Fasilitas pengelolaan limbah padat infeksius dan noninfeksius (sampah
domestik).
Fasilitas pengolahan limbah cair (Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL);
Sewage Treatment Plan (STP); Hospital Waste Water Treatment Plant
(HWWTP)). Untuk limbah cair yang mengandung logam berat dan
radioaktif disimpan dalam kontainer khusus kemudian dikirim ke tempat
pembuangan limbah khusus daerah setempat yang telah mendapatkan
izin dari pemerintah.
Fasilitas Pengelolaan Limbah Cair ataupun Padat dari Instalasi Radiologi.
II - 67
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
sepanjang
tidak
bertentangan
dengan
peraturan
daerah
II - 68
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
ii)
Untuk bangunan gedung yang mempunyai KDB kurang dari 40%, harus
mempunyai KDH minimum sebesar 15%.
d. Garis Sempadan Bangunan (GSB) dan Garis Sepadan Pagar (GSP)
Ketentuan besarnya GSB dan GSP harus mengikuti ketentuan yang diatur
dalam RTBL atau peraturan daerah setempat.
(3) Memenuhi persyaratan Peraturan Daerah setempat (tata kota yang berlaku).
(4) Pengembangan RS pola vertikal dan horizontal
Penentuan pola pembangunan RS baik secara vertikal maupun horisontal,
disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang diinginkan RS
(;health needs), kebudayaan daerah setempat (;cultures), kondisi alam daerah
setempat (;climate), lahan yang tersedia (;sites) dan kondisi keuangan
manajemen RS (;budget).
2.4.3. Zonasi
Pengkategorian pembagian area atau zonasi rumah sakit adalah zonasi
berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit, zonasi berdasarkan
privasi dan zonasi berdasarkan pelayanan.
(1) Zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit terdiri
dari :
area dengan risiko rendah, yaitu ruang kesekretariatan dan administrasi,
ruang komputer, ruang pertemuan, ruang arsip/rekam medis.
area dengan risiko sedang, yaitu ruang rawat inap non-penyakit menular,
rawat jalan.
area dengan risiko tinggi, yaitu ruang isolasi,
ruang ICU/ICCU,
II - 69
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
Instalasi
Dept./CSSD),
Sterilisasi
Dapur
Utama,
Pusat
(;Central
Sterilization
Laundri, Pemulasaraan
Supply
Jenazah
dan
II - 70
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
Gambar 2.3. Zoning Rumah Sakit Berdasarkan Pelayanan Pada RS Pola Pembangunan
Horisontal
Gambar 2.4. Zoning Rumah Sakit Berdasarkan Pelayanan Pada RS Pola Pembangunan
Vertikal
II - 71
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 72
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2.5.
2015
II - 73
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
(3) Pintu masuk untuk service sebaiknya berdekatan dengan dapur dan daerah
penyimpanan persediaan (gudang) yang menerima barang-barang dalam
bentuk curah, dan bila mungkin berdekatan dengan lif service. Bordes dan
timbangan tersedia di daerah itu. Sampah padat dan sampah lainnya dibuang
dari tempat ini, juga benda-benda yang tidak terpakai. Akses ke kamar
mayat sebaiknya diproteksi terhadap pandangan pasien dan pengunjung
untuk alasan psikologis.
(4) Pintu masuk dan lobi disarankan dibuat cukup menarik, sehingga pasien dan
pengantar pasien mudah mengenali pintu masuk utama.
(5) Jendela sebaiknya dilengkapi dengan kawat kasa untuk mencegah serangga
lainnya yang berada di sekitar RS, dan dilengkapi pengaman.
(6) Alur lalu lintas pasien dan petugas RS harus direncanakan seefisien mungkin.
(7) Koridor publik dipisah dengan koridor untuk pasien dan petugas medik,
dimaksudkan untuk mengurangi waktu kemacetan. Bahan-bahan, material
dan pembuangan sampah sebaiknya tidak memotong pergerakan orang.
Rumah sakit perlu dirancang agar petugas, pasien dan pengunjung mudah
orientasinya jika berada di dalam bangunan.
(8) Lebar koridor 2,40 m dengan tinggi langit-kangit minimal 2,40 m. Koridor
sebaiknya lurus. Apabila ramp digunakan, kemiringannya sebaiknya tidak
melebihi 1 : 10 ( membuat sudut maksimal 70)
(9) Alur pasien rawat jalan yang ingin ke laboratorium, radiologi, farmasi, terapi
khusus dan ke pelayanan medis lain, tidak melalui daerah pasien rawat inap.
(10) Alur pasien rawat inap jika ingin ke laboratorium, radiologi dan bagian lain,
harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan.
II - 74
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
(11) Site Plan atau Tata letak instalasi-instalasi berdasarkan zoning dan
peruntukan bangunan yang telah direncanakan.
II - 75
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2.6.
2015
tentang
bangunan
gedung
nomor
28
tahun
2002
juga
kemudahan.
Pengkategorian
rumah
sakit
dibedakan
berdasarkan
jenis
penyelenggaraan pelayanan, yang terdiri dari rumah sakit umum (RSU) yaitu rumah sakit
yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit, sedangkan rumah sakit
khusus (RSK), yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada suatu jenis
penyakit tertentu berdasarkan ke khususannya.
Rumah sakit umum (RSU) diklasifikasikan menjadi 4 kelas yang didasari oleh
beban kerja dan fungsi rumah sakit yaitu rumah sakit kelas A, kelas B, Kelas C, dan
Kelas D. dari ke 4 kelas tersebut Rencana Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh akan
ditingkatkan menjadih Rumah Sakit kelas B yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik terbatas,
lingkup dari pedoman teknis ini meliputi sarana (bangunan) dan prasarana (utilitas)
rumah sakit kelas B.
Pedoman ini di susun sebagai panduan teknis penyelenggaraan bangunan gedung
rumah sakit kelas B yang merupakan perkembangan dari pedoman teknis bangunan
gedung rumah sakit kelas C, ini membahas tentang persyaratan umum bangunan rumah
II - 76
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
sakit kelas B, persyaratan teknis sarana rumah sakit kelas B, persyaratan teknis
prasarana rumah sakit kelas B, dan uraian bangunan rumah sakit kelas B.
Dari pembahasan pedoman ini diharapkan dapat memberikan arahan, referensi
cara-cara pengembangan dan perencanaan bangunan rumah sakit kelas B, yang
diperlukan oleh Pemerintah Daerah Barito Utara.
perhitungan
Gaya dan Momen yang dihasilkan dari perhitungan Konstruksi Utama yang
diteruskan ke setiap titik Pondasi melalui Kolom Utama.
Penentuan konstruksi Pondasi didasarkan hasil Laboratorium penyelidikan
Tanah dan daya Dukung Tanah. Data hasil Penyelidikan Laboratorium
Mekanika Tanah (terlampir dalam Lampiran Laporan ini) menghasilkan
perhitungan daya dukung tanah, dan dari rumus perhitungan Pondasi di
hasilkan Daya Dukung Tiang pancang.
II - 77
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 78
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
2.6.3. Toilet
Fasilitas sanitasi yang aksesibel untuk semua orang (tanpa terkecuali penyandang
cacat, orang tua dan ibu-ibu hamil) pada bangunan atau fasilitas umum lainnya.
(1)
Toilet umum.
(a) Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang cukup
untuk masuk dan keluar oleh pengguna.
II - 79
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
dianjurkan
untuk
menyediakan
tombol
bunyi
darurat
II - 80
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
2.6.4. Atap
Atap harus kuat, tidak bocor, tahan lama dan tidak menjadi tempat perindukan
serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.
(1) Penutup atap.
(a) Apabila menggunakan penutup atap dari bahan beton harus dilapisi
dengan lapisan tahan air.
(b) Penutup atap bila menggunakan genteng keramik, atau genteng beton,
atau genteng tanah liat (plentong), pemasangannya harus dengan sudut
kemiringan sesuai ketentuan yang berlaku.
(c) Mengingat pemeliharaannya yang sulit khususnya bila terjadi kebocoran,
penggunaan genteng metal sebaiknya dihindari.
(2) Rangka atap.
(a) Rangka atap harus kuat memikul beban penutup atap.
(b) Apabila rangka atap dari bahan kayu, harus dari kualitas yang baik dan
kering, dan dilapisi dengan cat anti rayap.
(c) Apabila rangka atap dari bahan metal, harus dari metal yang tidak
mudah berkarat, atau di cat dengan cat dasar anti karat.
II - 81
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
2.6.5. Langit-langit
Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan.
(a) Tinggi langit-langit di ruangan, minimal 2,80 m, dan tinggi di selasar (koridor)
minimal 2,40 m.
(b) Rangka langit-langit harus kuat.
(c) Bahan langit-langit antara lain gipsum, acoustic tile, GRC (Grid Reinforce
Concrete), bahan logam/metal.
2.6.6. Lantai
Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak
licin, warna terang, dan mudah dibersihkan.
(a) tidak terbuat dari bahan yang memiliki lapisan permukaan dengan porositas
yang tinggi yang dapat menyimpan debu.
(b) mudah dibersihkan dan tahan terhadap gesekan.
(c) penutup lantai harus berwarna cerah dan tidak menyilaukan mata.
(d) memiliki pola lantai dengan garis alur yang menerus keseluruh ruangan
pelayanan.
(e) pada daerah dengan kemiringan kurang dari 70, penutup lantai harus dari
lapisan permukaan yang tidak licin (walaupun dalam kondisi basah).
(f) khusus untuk daerah yang sering berkaitan dengan bahan kimia, daerah yang
mudah terbakar, maka bahan penutup lantai harus dari bahan yang tahan
api, cairan kimia dan benturan.
(g) khusus untuk daerah perawatan pasien (daerah tenang) bahan lantai
menggunakan bahan yang tidak menimbulkan bunyi atau area/ruang yang
bising menggunakan bahan yang dapat menyerap bunyi.
(h) Pada ruang-ruang khusus yang menggunakan peralatan (misalkan ruang
bedah), maka lantai harus cukup konduktif, sehingga mudah untuk
menghilangkan muatan listrik statik dari peralatan dan petugas, tetapi bukan
sedemikian konduktifnya sehingga membahayakan petugas dari sengatan
listrik.
II - 82
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
2.6.7. Pintu
Pintu adalah bagian dari suatu tapak, bangunan atau ruang yang merupakan
tempat untuk masuk dan ke luar dan pada umumnnya dilengkapi dengan penutup
(daun pintu).
(1) Pintu ke luar/masuk utama memiliki lebar bukaan minimal 120 cm atau
dapat dilalui brankar pasien, dan pintu-pintu yang tidak menjadi akses pasien
tirah baring memiliki lebar bukaan minimal 90 cm.
(2) Di daerah sekitar pintu masuk sedapat mungkin dihindari adanya ramp atau
perbedaan ketinggian lantai.
(3) Pintu Darurat:
Setiap bangunan RS yang bertingkat lebih dari 3 lantai harus dilengkapi
dengan pintu darurat.
Lebar pintu darurat minimal 100 cm membuka kearah ruang tangga
penyelamatan (darurat) kecuali pada lantai dasar membuka ke arah luar
(halaman).
Jarak antar pintu darurat dalam satu blok bangunan gedung maksimal 25
m dari segala arah.
(4) Pintu khusus untuk kamar mandi di rawat inap dan pintu toilet untuk
aksesibel, harus terbuka ke luar, dan lebar daun pintu minimal 85 cm.
II - 83
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2.7.
2015
II - 84
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
sesuai
dengan
fungsinya.
Bangunan
rumah
sakit
harus
mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu dan jendela dan/atau bukaan
permanen yang dapat dibuka untuk kepentingan ventilasi alami.
Untuk kenyamanan termal dalam ruang di dalam bangunan rumah sakit harus
mempertimbangkan
temperatur
dan
kelembaban
udara.
Standar
suhu,
kelembaban, dan tekanan udara Menurut fungsi ruang atau unit adalah sebagai
berikut:
II - 85
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
pencahayaan
alami
dan/atau
pencahayaan
buatan/mekanik,
II - 86
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 87
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 88
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
dan
kelengkapan
sarana
hubungan
vertikal
bagi
orang
yang
tersebut
tidak
termasuk
awalan
dan
akhiran
ramp
(curb
ramps/landing). Panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 70) tidak
boleh lebih dari 900 cm. Panjang ramp dengan kemiringan yang lebih rendah
dapat lebih panjang. Lebar minimum dari ramp adalah 120 cm dengan tepi
pengaman. Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus
bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk memutar
kursi roda dan stretcher, dengan ukuran minimum 160 cm.
Tangga harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam
Tinggi masing-masing pijakan/tanjakan adalah 15 17 cm. Tangga harus memiliki
kemiringan tangga kurang dari 600. Lebar tangga minimal 120 cm untuk
membawa usungan dalam keadaan darurat, untuk mengevakuasi pasien dalam
kasus terjadinya kebakaran atau ancaman bom
Ukuran lift rumah sakit minimal 1,50 m x 2,30 m dan lebar pintunya tidak kurang
dari 1,20 m untuk memungkinkan lewatnya tempat tidur dan stretcher bersamasama dengan pengantarnya. Lif penumpang dan lift service dipisah bila
dimungkinkan. Lif kebakaran dapat berupa lif khusus kebakaran/lif penumpang
biasa/lif barang yang dapat diatur pengoperasiannya sehingga dalam keadaan
darurat dapat digunakan khusus oleh petugas kebakaran.
II - 89
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
II - 90
Penyusunan FS (Feasibility Study) dan Master Plan Kawasan RSUD Muara Teweh,
Kabupaten Barito Utara
2015
(a) Fasilitas dan aksesibilitas meliputi toilet, tempat parkir, telepon umum,
jalur pemandu, rambu dan marka, pintu, ramp, tangga, dan lif bagi
penyandang cacat dan lanjut usia.
(b) Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas disesuaikan dengan fungsi, luas, dan
ketinggian bangunan RS.
II - 91