Anda di halaman 1dari 2

Beberapa hal penting yang diatur dalam RPM ini adalah sebagai berikut:

1. Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik untuk pelayanan publik wajib menempatkan


pusat data dan pusat pemulihan bencana di Indonesia.
2. Pusat data dan pusat pemulihan bencana sebagaimana dimaksud wajib berpedoman pada
Peraturan Menteri ini sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
3. Pusat data ( data center ) adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk menempatkan
sistem elektronik dan komponen terkaitnya untuk keperluan penempatan, penyimpanan,
dan pengolahan data .
4. Pusat pemulihan bencana ( disaster recovery center ) adalah suatu fasilitas yang
digunakan untuk memulihkan kembali data atau informasi serta fungsi-fungsi penting
Sistem Elektronik yang terganggu atau rusak akibat terjadinya bencana yang disebabkan
oleh alam atau manusia.
5. Manajemen keberlangsungan kegiatan ( business continuity management ) adalah suatu
tata kelola yang dilakukan untuk memastikan terus berlangsungnya kegiatan dalam
kondisi mendapatkan gangguan atau bencana.
6. Keandalan dan kesuksesan suatu layanan pusat data bergantung pada pemenuhan
beberapa syarat sebagai berikut:
a. fasilitas infrastruktur yang didesain dan dibangun berdasarkan standar yang sesuai
dan praktik terbaik untuk mencapai operasi yang efisien dan andal;
b. teknik manajemen yang menerapkan protokol dan prosedur operasi yang
menjamin operasi pusat data yang andal dan efisien;
c. perencanaan pemulihan bencana yang memiliki prosedur yang ditetapkan dan
teruji untuk menghadapi setiap insiden yang mengganggu operasi pusat data dan
memiliki suatu program pemulihan.
7. Persyaratan Bangunan dan Arsitektur:
a. Ruang komputer tidak berada di bawah area perpipaan ( plumbing ) seperti kamar
mandi, toilet, dapur, laboratorium dan ruang mekanik kecuali jika sistem
pengendalian air disiapkan.
b. Tiap jendela ruang komputer yang menghadap ke sinar matahari harus ditutup
untuk mencegah paparan panas.
c. Bangunan harus memiliki area bongkar muat yang memadai untuk menangani
penghantaran barang/peralatan.
8. Sebagai informasi, salah satu dasar hukum penyusunan RPM ini adalah PP No. 82 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik. Pasal 17 dari PP tersebut
menyebutkan: (1) Penyelenggara Sistem Elektronik untuk pelayanan publik wajib

memiliki rencana keberlangsungan kegiatan untuk menanggulangi gangguan atau


bencana sesuai dengan risiko dari dampak yang ditimbulkannya; (2) Penyelenggara
Sistem Elektronik untuk pelayanan publik wajib menempatkan pusat data dan pusat
pemulihan bencana di wilayah Indonesia untuk kepentingan penegakan hukum,
perlindungan, dan penegakan kedaulatan negara terhadap data warga negaranya; (3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban penempatan pusat data dan pusat pemulihan
bencana di wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur oleh Instansi
Pengawas dan Pengatur Sektor terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan setelah berkoordinasi dengan Menteri.
9. Perlu diperjelas, bahwa RPM ini lebih bersifat pengaturan teknis dari keberadaan pusat
data. Sedangkan ketentuan aspek konten diatur oleh instansi terkait sesuai sektornya
setelah berkoordinasi dengan Menteri Kominfo.

Anda mungkin juga menyukai