Anda di halaman 1dari 53

Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

BAGIAN KESATU
KETENTUAN UMUM
PASAL 01
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

1. Tata cara penyelenggaraan ini telah diatur dalam Bab sebelumnya, sedang bentuk bangunan yang
dimaksud harus dilaksanakan sesuai gambar yang telah ditetapkan dengan Syarat-syarat Teknis
sebagaimana tercantum dalam pasal demi pasal dibawah ini.
2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia jasa konstruksi adalah :
Pembangunan Rawat inap PUSKESMAS PANGKALAN

SYARAT – SYARAT UMUM

A. PERSYARATAN UMUM
A.1. Spesifikasi Umum
• Penyedia jasa konstruksi diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja
serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis, seperti yang diuraikan dalam
buku ini.
• Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan/atau kesimpangsiuran
informasi dalam pelaksanaan, Penyedia jasa konstruksi diwajibkan mengadakan
pertemuan dengan Direksi untuk mendapat, kejelasan pelaksanaan.
A.2. Lingkup Pekerjaan
• Pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta
Buku Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis
• Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya.
• Mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan, alat-alat
kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh
pekerjaan selesai dengan sempurna.
• Pekerjaan pembongkaran, pembersihan dan pengamanan dalam Tapak Bangunan
sebelum pelaksanaan dan setelah pembangunan.
• Pekerjaan struktur Beton antara lain Kolom, Balok, Plat Lantai, Kolom Praktis, Sloof, Ring
Balok, plat level dan lain-lain sebagaimana dalam lingkup pekerjaan.
A.3. Gambar Dokumen
Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan dan/atau ketidaksesuaian dan
keragu-raguan diantara setiap Gambar kerja, Penyedia jasa konstruksi diwajibkan
melaporkan kepada Direksi gambar mana yang akan dijadikan pegangan. Hal tersebut diatas
tidak dapat dijadikan alasan dan Penyedia jasa konstruksi untuk memperpanjang/
mengklaim biaya maupun waktu pelaksanaan.
A.4. Shop Drawing
• Penyedia jasa konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar kerja
• Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara pemasangan
dan/atau spesifikasi/ persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
A.5. Ukuran

1
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

▪ Pada dasarnya semua ukuran dalam gambar kerja A (Arsitektur) pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai.
▪ Penyedia jasa konstruksi tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan/Dokutmen Kontrak tanpa sepengatahuan
Direksi
A.6. Sarana Kerja
• Penyedia jasa konstruksi wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-
masing anggota kelompok kerja pelaksana dan inventarisasi peralatan yang dipergunakan
dalam pekerjaan ini
• Penyedia jasa konstruksi wajib memasukkan identifikasi tempat kerja (workshop dan
peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan Penyedia jasa konstruksi akan dilaksanakan
serta jadwal kerja)
▪ Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari segala
kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain yang sedang
berjalan serta memenuhi persyaratan penyimpanan bahan tersebut
A.7. Standar Yang Dipergunakan
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standard
Industri Kontruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan,
antara lain :
• SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
• SNI 1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung
• SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung
• NI-2 [ PBI-19711 Peraturan Beton Indonesia ( 1971]
• PUBI — 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
• NI-3 PMI PUBB 1 Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
• NI-4 Persyaratan Cat Indonesia.
• NI-5 PKKI Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia.
• NI-8 Peraturan Semen Portland Indonesia.
• NI-10 Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
• PPI-1979 Pedoman Plumbing Indonesia.
• PUIL-1977 Peraturan Umum Instalasi Listrik.
• PPBI-1984 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.
A.8. Syarat Bahan
• Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik: tidak
cacat, sesuai dengan spesifikasinya yang diminta dan bebas dari noda lainnya yang
dapat mengganggu kualitas maupun penampilan.
• Untuk pekerjaan khusus/tertentu, selain harus mengikuti standard yang dipergunakan
juga harus mengikuti persyaratan Pabrik yang bersangkutan
A.9. Merk Pembuatan Bahan/ Material
• Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam uraian pekerjaan & persyaratan
pelaksanaan teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak
diartikan sebagai suatu yang mengikat, kecuali bila ditentukan lain.
• Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut.
• Dalam pelaksanaanya, setiap bahan/material dan komponen jadi keluaran pabrik harus di
bawah pengawasan / supervisi Tenaga Ahli yang ditunjuk.
• Direksi berhak menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk Pabrik dan/atau Supplier yang
bersangkutan tersebut sebagai pelaksana.
• Diisyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang yang diperkenankan untuk

2
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini, kecuali ada ketentuan lain yang
disetujui Direksi. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh
Direksi / Perencana
• Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Direksi/Perencana sebanyak
empat buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan standard of appearence.
• Paling lambat vvaktu penyerahan contoh bahan adalah dua minggu setelah SPK turun .
A.10. Contoh Bahan/Material & Komponen Jadi
• Untuk detail-detail hubungan tertentu, Penyedia jasa konstruksi diwajibkan membuat
komponen jadi (mock up) yang harus diperlihatkan kepada Direksi /Perencana/Pengawas
untuk mendapat persetujuan.
• Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji sesuai dengan standard yang
berlaku.
A.11. Koordinasi Pelaksanaan.
• Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji sesuai dengan standard yang
berlaku.
• Penunjukan Supplier dan/atau Sub Penyedia jasa konstruksi harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi/Pengawas
• Penyedia jasa konstruksi wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Direksi
/ Perencana dengan Penyedia jasa konstruksi bawahan atau Supplier bahan
• Supplier wajib hadir mendampingi Direksi / Perencana di lapangan untuk pekerjaan
tertentu atau khusus sesuai instruksi Pabrik
A.12. Persyaratan Pekerjaan
• Penyedia jasa konstruksi wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti
petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai dengan uraian Pekerjaan & Persyaratan Pelaksanaan Teknis dan /
atau khusus sesuai instruksi Pabrik
• Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di Lapangan, Penyedia jasa konstruksi wajib
memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut
pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing, Sanitasi dan
mendapat ijin tertulis dari Direksi.
A.13. Pelaksanaan Pekerjaan
• Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan patok-patok di Lapangan harus tepat
sesuai Gambar Kerja.
• Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke selokan
yang ada di sekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang tertera di dalam
Gambar Kerja. Tidak dibenarkan adanya genangan air.
• Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa konstruksi wajib meneliti
Gambar Kerja dan melakukan pengukuran kondisi lapangan.
• Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi /
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tersebut.
• Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila perlu harus dilindungi dari
kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain.
• Penyedia jasa konstruksi tidak boleh menclaim sebagai pekerjaan tambah bila terjadi
Kerusakan suatu pekerjaan akibat keteledoran Penyedia jasa konstruksi, Penyedia
jasa konstruksi harus memperbaikinya sesuai dengan keadaan semula.
• Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang
berlaku/Gambar pelaksanaan atau Dokumen Kontrak.
• Penunjukan Tenaga Ahli oleh Direksi / yang sesuai dengan kegiatan suatu pekerjaan.
• Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di Lapangan harus
dilaksanakan oleh Penyedia jasa konstruksi.
A.14. Pekerjaan Pembongkaran & Perbaikan Kembali
3
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

• Penyedia jasa konstruksi harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang ada /
eksisting di Lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada Saluran Drainase, Pipa
Air Bersih, Pipa lainnya yang masih berfungi dan kabel bawah tanah
• Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan pombongkaran untuk
pekerjaan lain, maka Penyedia jasa konstruksi diwajibkan memperbaiki kembali atau
menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu sistem yang ada.
Dalam kasus ini, Penyedia jasa konstruksi tidak dapat menclaim sebagai pekerjaan
tambah
• Penyedia jasa konstruksi wajib melapor kepada Direksi sebelum melakukan
pembongkaran / pemindahan segala sesuatu yang ada di Lapangan.

B. PERSYARATAN TEKNIS

B.1. Pekerjaan Sarana Tapak


Pekerjaan ini meliputi :
a. Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk bekerja
Air untuk bekerja harus disediakan Penyedia jasa konstruksi. Air harus bersih, bebas
dari bau, Lumpur, Minyak dan Bahan Kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi. Listrik untuk bekerja harus
disediakan Penyedia jasa konstruksi.
b. Pekerjaan penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
Penyedia jasa konstruksi wajib menyediakan Tabung alat Pemadam Kebakaran (Fire
Extinguisher) lengkap dan berfungsi dengan baik, untuk keselamatan para pekerja
terhadap bahaya kebakaran .
c. Drainase Tapak.
Penyedia jasa konstruksi wajib membuat Saluran sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air yang ada. Pembuatan Saluran sementara harus sesuai petunjuk
atau persetujuan Direksi.
B.2. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pembersihan sebelum pelaksanaan. Pekerjaan penentuan Peil P + 0.00.
pekerjaan pengurugan, pemadatan dan perataan pasir.
Pekerjaan perbaikan kembali dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja
Penyedia jasa konstruksi harus mengamankan/melindungi hasil pekerjaan sebelumnya
maupun yang sedang berjalan, bahan/komponen yang dipertahankan agar tidak rusak
atau cacat. Penyedia jasa konstruksi juga diharuskan menjaga keamanan dilikungan
proyek.

Pekerjaan Pembesihan Sebelum Pelaksanaan


• Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan sebelum pelaksanaan mencakup
pembongkaran/pembersihan/pemindahan ke luar dari Tapak Konstruksi terhadap
semua hal yang dinyatakan oleh Direksi, tidak akan digunakan lagi maupun yang
dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan.
• Hasil pembongkaran harus dikumpulkan dan menjadi hak milik Pemberi Tugas.
Serah terima akan diatur oleh Direksi.

Pekerjaan Penentuan Pokok Dasar atau Peil P ± 0.00.


• P± 0.00 Finishing arsitektur dari halaman disesuaikan dengan gambar rencana
• Tinggi sisi atas Papan patok Ukur harus sama dengan lainnya, dan atau rata
waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Direksi /Konsultan Pengawas/Perencana.
• Setelah selesai pemasangan Papan Patok Ukur, Penyedia jasa konstruksi harus

4
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

melaporkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas/Perencana untuk mendapat


persetujuan.

Penyedia jasa konstruksi harus memperbaiki kembali seperti semula, tanpa


mengganggu sistem yang ada, dengan mengikuti petunjuk Direksi terhadap kerusakan /
cacat karena :
• Pembongkaran yang terpaksa dilakukan terhadap bagian / komponen bangunan
hasil paket sebelumnya maupun yang sedang berjalan dan eksisting struktur yang
dipertahankan.
• Kesalahan atau kelalaian Penyedia jasa konstruksi.

B.3. Pekerjaan Direksi Keet


(termasuk ruang kantor pengawas)

PASAL 02
LINGKUP PEKERJAAN

1. PENJELASAN UMUM TENTANG TERTIB PELAKSANAAN


a. Daerah Kerja
Daerah kerja akan diserahkan kepada Penyedia jasa konstruksi (selama pelaksanaan)
dalam keadaan seperti pada waktu pemberian pekerjaan, dan Penyedia jasa konstruksi
dianggap mengetahui benar-benar mengenai :
• Letak bangunan yang akan dikerjakan
• Letak dan posisi jaringan infrastruktur lingkungan.
b. Pengesahan Pekerjaan
Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya, Penyedia jasa konstruksi diwajibkan
berhubungan dengan Pengawas untuk ikut serta menyelesaikan sejauh tidak ditentukan
lain danuntuk mendapatkan pengesahan/persetujuaannya.
c. Kerusakan yang Diakibatkan Penyedia jasa konstruksi
Penyedia jasa konstruksi tidak dibenarkan merusak bagian-bagian yang sudah dikerjakan
Penyedia jasa konstruksi lain. Bila kerusakan bagian bangunan tersebut tidak bisa
dihindari maka Penyedia jasa konstruksi yang bersangkutan diwajibkan memperbaiki
hingga dinilai baik oleh Konsultan Pengawas.
d. Kesesuaian Gambar dan Spesifikasi Teknik
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan Penyedia jasa konstruksi harus meneliti setiap
gambar dan spesifikasi teknis pekerjaan.
e. Aksesibilitas material yang tidak mengganggu sirkulasi internal areal pekerjaan.

2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah:


Pembangunan PUSKESMAS PANGKALAN

3. SEDANGKAN DETAIL PEKERJAANNYA MELIPUTI :


a. Pekerjaan Tanah
b. Pekerjaan Beton Bertulang dan Tidak Bertulang
c. Pekerjaan Baja
d. Pekerjaan Penutup Atap
e. Pekerjaan Lantai dan Pelapis dinding
f. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
g. Pekerjaan Langit-langit
h. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Daun Jendela, Pintu Kaca, BV, dll
i. Pekerjaan Kunci dan Penggantung

5
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

j. Pekerjaan Kaca
k. Pekerjaan Pengecatan
l. Pekerjaan Saniter
m. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal & Plumbing

4. Syarat Pelaksanaan :
a. Pelaksanaan berdasarkan gambar kerja, syarat - syarat dan uraian dalam RKS ini, gambar
tambahan serta perubahan-perubahan dalam Berita Acara Aanwijzing. Petunjuk serta
perintah Pengguna Anggaran pada waktu atau sebelum berlangsungnya pekerjaan.
Termasuk hal ini adalah pekerjaan- pekerjaan tambah / kurang yang timbul dalam
pelaksanaan. Namun demikian sernuanya harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada
Kuasa Pengguna Anggaran.
b. Perbedaan ukuran
Bilamana terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara lain:
• Gambar rencana detail, maka yang mengikat adalah gambar yang skala lebih besar.
• Gambar dengan bestek, maka yang berlaku adalah bestek atau petunjuk / penjelasan
dari Kuasa Pengguna Anggaran.
• Bilamana dalam bestek disebutkan, sedang dalam gambar tidak dicantumkan, maka
yang mengikat adalah bestek.
Meskipun demikian hal-hal tersebut diatas diberitahukan kepada Kuasa Pengguna
Anggaran atau dapat persetujuan sebelum dilaksanakan.

PASAL 03
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Tempat pekerjaan diserahkan kepada Penyedia jasa konstruksi dalam keadaan seperti pada waktu
pemberian penjelasan di lapangan
2. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan atau bangunan sekitar yang
disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan, menjadi tanggung jawab Penyedia jasa konstruksi.
Untuk itu diharapkan Penyedia jasa konstruksi minta ijin kepada Kuasa Pengguna Anggaran /
Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan persetujuan pemakaian.

PASAL 04
AIR KERJA

Penyedia jasa konstruksi harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan bangunan tersebut,
air harus bersih, dan tidak berwarna, berbau serta bisa diminum, baik dengan sumur pompa maupun
cara - cara lain yang memenuhi syarat.

PASAL 05
UKURAN

1. Ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam cm, kecuali untuk ukuran baja yang
dinyatakan dalam mm.
2. Untuk pedoman peil lantai di lapangan adalah sesuai gambar atau menyesuaikan lapangan.
3. Di bawah pengawasan Direksi dan Konsultan Pengawas, Penyedia jasa konstruksi diwajibkan
membuat titik duga di atas tanah bangunan dengan tiang beton ukuran 15 x 15 cm setinggi peil
lantai bangunan didekatnya yang akan dipakai sebagai ukuran ± 0,00. Titik duga harus dijaga

6
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

kedudukannya serta tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung dan tidak boleh dibongkar
sebelum mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas
4. Memasang papan bangunan (Bouwplank/papan piket):
a. Ketepatan Ietak bangunan diukur di bawah pengawasan Konsultan Pengawas
Untuk papan-papan piket bangunan menggunakan kayu Kalimantan kelas II (meranti),
ukuran 2/20 cm panjang minimal 250 cm, yang diserut pada bgian atasnya.
b. Semua papan piket (bouwplank) harus dipasang kuat dengan patok kayu 4 1/2 x 6 1/2 cm atau
dolken Ф 8 cm, dan tidak mudah berubah kedudukannya.
c. Penetapan ukuran-ukuran dan sudut siku harus diperhatikan ketelitiannya dan menjadi
tanggung jawab Penyedia jasa konstruksi sepenuhnya.

PASAL 06
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN
PENGAMANAN PEMBANGUNAN.

1. Pembersihan Tapak Konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup
Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku ini dari semua barang atau
bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi bersangkutan selesai.

2. Selama pembangunan berlangsung, Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga keamanan


bahan/material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

3. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat pengaman-pengaman, proteksi, barikade yang harus
dipasang pada tempat-tempat yang berbahaya (tepi plat, void, core lift dll) dimana orang dapat
jatuh kedalamnya, pada saat pelaksanaan pekerjaan maupun setelah selesai.

PASAL 07
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Penerapan prinsip K3 di proyek sangat perlu diperhatikan dalam pekerjaan konstruksi. Pelaksana
konstruksi harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip kerja sesuai ketentuan K3 di
lingkungan proyek.
a. Kelengkapan Administrasi K3
Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi kelengkapan administrasi K3, yang bisa
dilihat di pedoman peraturan K3.
b. Penyusunan Safety Plan
Safety plan adalah rencana pelaksanaan K3 untuk proyek yang bertujuan agar dalam pelaksanaan
nantinya proyek akan aman dari kecelakaan dan bahaya penyakit sehingga menghasilkan
produktivitas kerja yang tinggi.
c. Pelaksanakan Kegiatan K3 di Lapangan
Kegiatan K3 di lapangan berupa pelaksanaan safety plan, melalui kerja sama dengan instansi yang
terkait K3, yaitu depnaker, polisi dan rumah sakit.

Pengawasan pelaksanaan K3, meliputi kegiatan:


• Safety patrol
• Safety supervisor (pengawasan)
• Safety meeting (rapat pembahasan)

d. Perlengkapan dan Peralatan K3


Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3, meliputi :

7
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

• pemasangan bendera K3, bendera RI, bendera perusahaan.


• Pemasangan sign-board K3 yang berisi antara lain slogan-slogan yang mengingatkan
perlunya bekerja dengan selamat.
• Atau disesuaikan dengan rincian K3 didalam RAB

Sarana peralatan yang melekat pada orang atau disebut perlengkapan perlindungan diri (personal
protective equipment), diantaranya :
• Pelindung mata dan wajah, berupa pelindung wajah helm pengelas (face shield)
• Pelindung pernafasan dan mulut berupa masker
• Pelindung kepala atau helm (safety helmet) yang melindungi kepala karena memiliki hal
berikut: lapisan yang keras, tahan dan kuat terhadap benturan yang mengenai kepala;
sistem suspensi yang ada didalamnya bertindak sebagai penahan goncangan.
• Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan (safety shoes) dan sepatu boot
• Pelindung tangan berupa sarung tangan dengan jenis - jenisnya
• Pelindung bahaya jatuh dengan jenis - jenisnya
• Sarana Peralatan Lingkungan berupa :
− tabung pemadam kebakaran (APAR)
− pagar pengaman
− jaring pengamanan
− tali keselamatan
− pembatas area
− peralatan P3K
• Rambu - Rambu Peringatan, antara lain dengan fungsi :
− peringatan bahaya dari atas
− peringatan bahaya benturan kepala
− peringatan bahaya longsoran
− peringatan bahaya api
− peringatan tersengat listrik
− penunjuk ketinggian (untuk bangunan yang lebih dari 2 lantai)
− penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara
− penunjuk batas ketinggian penumpukan material
− larangan memasuki area tertentu
− larangan membawa bahan
− bahan berbahaya
− petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek)
− peringatan untuk memakai alat pengaman kerja
− peringatan ada alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu)
− peringatan larangan untuk masuk ke lokasi power listrik (untuk orang tertentu)

8
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

BAGIAN KEDUA
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL 01
PEKERJAAN TANAH

a. LINGKUP PEKERJAAN TANAH


Yang termasuk pekerjaan tanah adalah semua pekerjaan galian tanah, penimbunan, pemasangan
turap penahan tanah galian (bila diperlukan) dan lantai kerja untuk pondasi serta pengukuran
untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan struktur sesuai gambar kerja dan atau sesuai petunjuk
Direksi Pekerjaan

b. PENGUKURAN
1. Penentuan tinggi peil 0,00 bangunan ini harus diperiksa kembali oleh Rekanan dan
mendapat persetujuan Direksi Pekejaan. Bilamana terdapat perbedaan ukuran – ukuran
harus segera dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran
– ukuran yang salah sebelum dan selama pelaksanaan menjadi tanggung jawab Rekanan
Tinggi Peil ini dibuat oleh Rekanan atas biayanya sendiri, dari patok beton di luar papan
dasar pelaksanaan (bouwplank)
Tanda ini merupakan tanda yang tetap, yang harus di jaga dan dipelihara selama masa
pembangunan sampai waktu penyerahan pertama

2. Segala pekerjaan pengukuran persiapan (uitzet) termasuk tanggungan Rekanan dan


dilaksanakan dengan instrument waterpass dan theodolite

c. KEADAAN LAPANGAN / TAPAK


Rekanan berkewajiban untuk memeriksa keadaan lapangan sebelum tender, untuk
mendapatkan gambaran mengenai keadaan tanah yang digali,atau diurug dan menaksir tanah
urug yang akan dipakai atau menaksir tanah galian yang akan dikeluarkan. Perkiraan ini adalah
semata – mata menjadi resiko dari Rekanan dan tidak akan diadakan pertimbangan –
pertimbangan dan penyesuaian. Level lapangan titik – titik tinggi atau contours harus dianggap
berlaku pada tanggul utama (bench mark)
Bilamana Rekanan tidak yakin dengan ketepatan dari peil pengukuran ini maka Rekanan harus
menyatakan hal ini secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan sebelum penggalian , pengurugan
dan pemadatan dimulai

d. PENGGALIAN
• Rekanan harus bertanggung jawab untuk semua penggalian yang dilaksanakan sesuai
dengan peraturan yang berlaku
• Galian tanah untuk pondasi – pondasi , dan lain – lain harus dilaksanakan sesuai dengan
yang ditentukan dalam gambar. Dalamnya semua galian harus mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
• Dasar galian harus bebas lumpur, humus dan air, harus dalam keadaan bersih dan padat,
sampai dapat diberi lapisan urug sesuai dengan gambar
• Dalam keadaan penggalian cukup dalam dan memungkinkan tanah dapat longsor, Rekanan
harus memasang turap sesuai persyaratan yang disertai perhitungan kekuatannya dan
diperiksa oleh Direksi Pekerjaan
• Rekanan harus melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang selesai dan menurut
pendapatnya sudah dapat digunakan untuk pemasangan pondasi kepada Direksi Pekerjaan
untuk dimintakan persetujuannya

9
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

• Semua Pekerjaan pondasi yang dilaksanakan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan, dapat
mengakibatkan dibongkarnya kembali pekerjaan pondasi tersebut
• Pekerjaan pembongkaran dan pemasangan pondasi kembali adalah menjadi tanggungan
Rekanan
• Semua kelebihan tanah galian, tanah lumpur harus dikeluarkan dari lapangan ke lokasi yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, Rekanan bertanggung jawab untuk mendapatkan tempat
pembuangan dan ongkos – ongkos yang di perlukan

e. HALANGAN YANG DIJUMPAI WAKTU PENGGALIAN


• Semua akar – akar pohon, batang – batang pohon terpendam, beton – beton tak terpakai
atau pondasi –pondasi bata, pipa – pipa drainage yang tak terpakai, atau halangan –
halangan lain yang dijumpai / ditemukan pada waktu penggalian harus dikeluarkan atas
biaya Rekanan
• Tanah / tanah galian yang berlubang akibat halangan – halangan yang dikeluarkan harus
diperbaiki kembali dengan pasir beton : semen dengan perbandingan 10 : 1
• Harus dijaga pipa – pipa gas atau pipa – pipa air, kabel – kabel listrik yang masih berfungsi
yang dijumpai pada waktu penggalian tidak terganggu atau menjadi rusak
• Bilamana hal ini dijumpai dilapangan maka Direksi Pekerjaan dan pihak – pihak yang
berwenang harus segera diberitahu untuk mendapatkan instruksi selanjutnya untuk
mengeluarkan barang – barang tersebut, sebelum penggalian – penggalian yang berdekatan
diteruskan
• Bilamana terjadi kerusakan – kerusakan pada barang – barang tersebut diatas, maka Direksi
Pekerjaan dan pihak – pihak yang berwenang harus segera diberitahu dan semua kerusakan
– kerusakan harus diperbaiki atas biaya Rekanan sendiri

f. PENYANGGA / PENAHAN TANAH GALIAN


• Stabilitas dari permukaan galian tanah selama penggalian semata-mata adalah tanggung
jawab dari Rekanan
Rekanan harus membuat penyangga-penyangga / penahan tanah yang diperlukan selama
pekerjaan dan galian tambahan atau urugan bila diperlukan
• Selama pelaksanaan , tanah di belakang galian tidak boleh longsor
Semua biaya turap dan perkuatannya sudah termasuk beban biaya bangunan dalam kontrak
• Rekanan diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing dan galian yang
termasuk dalam Kontrak , memperbaiki longsoran – longsoran tanah selama masa Kontrak
dan Masa Perawatan

g. PENGAWASAN PENGGALIAN
Semua galian harus diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan urugan
pasir, lantai kerja, pembesian, pipa-pipa dipasang. Bila didapatkan keadaaan kurang
memuaskan pada atau sebelum peil galian yang tercantum dalam gambar tercapai maka
Rekanan harus mendapatkan izin sebelum galian selanjutnya dilaksanakan. Rekanan tidak boleh
menimbun galian tersebut sebelum pengukuran elevasi dasar galian disetujui

h. LANTAI KERJA DAN URUGAN PASIR


• Apabila kontruksi beton bertulang langsung terletak di atas tanah ,maka di bawahnya dibuat
lantai kerja dan urugan pasir yang rata (ketebalan sesuai pada gambar)
• Sebelum lantai kerja urugan pasir ini dibuat, maka semua lapisan tanah di bawahnya harus
dipadatkan dan diratakan dengan baik sampai mendapatkan permukaan yang padat, rapat
dan disetujui Direksi Pekerjaan terlebih dahulu
• Untuk memadatkan tanah digunakan alat pemadat tanah yang harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan
10
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

• Lantai kerja harus dari campuran semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 : 3 : 5
Tebal dan peil lantai kerja dan urugan pasir harus sesuai dengan gambar. Jika tidak
dinyatakan secara khusus dalam gambar, maka tebal lantai kerja = 5 cm dan tebal urungan
pasir minimal 10 cm

i. PENGURUGAN KEMBALI DAN PEMADATAN


• Permukaan dari kemiringan – kemiringan tanah harus diselesaikan secara rata atau
bertangga sebagaimana di minta oleh Direksi Pekerjaan dan atau sesuai gambar.
• Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua sampah –sampah , puing –
puing bangunan dan lain – lain sebelum pengurugan tanah dimulai
• Tanah urug untuk mengurug, meratakan dan membuat tebing – tebing harus bersih dari
bahan organis, sisa – sisa tanaman, sampah dan lain – lain
• Bahan - bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian dengan
mendatangkan dari lokasi lain harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
• Tanah harus dibersihkan dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan organis lainnya
• Tanah yang digunakan untuk timbunan harus didatangkan setelah ada ijin dari
Direksi/Pengawas.
• Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 15 cm material
lepas, di padatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan alat pemadat dan
mencapai peil permukaan yang direncanakan
• Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan adalah
-20 mm terhadap kerataan yang ditentukan
• Sarana – sarana Darurat
Rekanan harus mengadakan drainage yang sempurna setiap saat, harus membangun
saluran – saluran, memasang parit – parit, memompa dan atau mengeringkan drainage

j. PEKERJAAN PENGURUGAN PASIR ALAS PONDASI


• Ketebalan urugan pasir untuk alas pondasi bila tidak disebutkan lain dalam gambar, minimal
5 cm
• Pasir urug yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan – potongan bahan
keras yang berukuran lebih besar dari 1,5 cm, dan bebas dari bahan – bahan organik atau
banyak mengandung garam (pasir laut tidak boleh digunakan)

PASAL 02
PEKERJAAN PONDASI

1. Pondasi Plat Beton / Footplat


a. Toleransi
toleransi tidak boleh menyimpang dari posisi rencana lebih dari 40mm
toleransi kemiringan untuk pondasi yang seharusnya vertikal adalah tidak lebih miring dari
1:100
untuk penyimpangan dari ketentuan tersebut diatas, Penyedia jasa konstruksi bertanggung
jawab atas segala biaya pekerjaan tambahan yang dipandang perlu oleh konsultan.
b. Panjang Pondasi
peggalian untuk pondasi disesuaikan dengan daya dukung dan rencana yang diharapkan sesuai
gambar, posisi yang ditunjukkan oleh gambar desain pondasi.
penggalian untuk pondasi harus dibawah pengawasan langsung dari direksi lapangan.
Jenis alat penggali diusahakan dengan alat manual, kecuali untuk daerah-daerah yang tidak
dapat lagi digali secara manual harus dipergunakan alat serta system kerja yang harus mendapat
persetujuan direksi lapangan.
11
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

Kedalaman penggalian adalah sesuai dengan dokumen gambar atau sampai pada lapisan tanah
yang keras.
Berita acara pengecoran harus dibuat dengan seksama dan ditandatangani oleh Penyedia jasa
konstruksi dan disetujui oleh direksi lapangan (pengawas). Adapun data-data yang harus
termasuk dalam pencatatan tersebut adalah sebagai berikut:
• Posisi pondasi
• Peil tanah dimana pondasi berada terhadap patok
• Dalam penggallian terdapat patok tetap
• Deskripsi mengenai alat-alat penggalian
• Hambatan-hamabatan yang timbul selama penggalian
• Waktu dan lama pelaksanaan.
c. Hambatan
segala hambatan dalam penggalian pondasi dan kondisi-kondisi lingkungan proyek harus sudah
diperhitungkan oleh Penyedia jasa konstruksi baik dalam teknik pelaksanaan maupun biayanya.
d. Penulangan
Baja tulangan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Untuk diameter < 12 mm : BJTP – 24 (polos)
: fy= 2400 Kg/cm2
Untuk diameter > 12 mm : BJTD – 39 (ulir)
: fy = 3900 Kg/cm2
e. Beton Plat
Mutu Beton Pondasi Plat yang dipergunakan adalah Mutu K225

2. Pondasi Pasangan 1 Bata


a. Alasan pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 5 cm, diratakan dan disiram air sampai
kepadatan maksimum.
b. Lantai kerja pondasi/ aanstamping adalah 5 cm.
c. Material bata merah yang keras, bermutu baik dan tidak cacat dan tidak retak.
d. Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi adalah 1pc:3ps.
e. Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia yang dapat merusak
pondasi, asam Alhali atau bahan Organik.
f. Pasir pasang harus bersih, tajam bebas lumpur tanah liat, kotoran organik dan bahan yang
dapat dipakai terlebih dahulu diayak lewat ayakan dengan diameter lubang sebesar 10 mm.
apabila kondisi tanah tidak stabil maka pada pekerjaan pondasi harus ada perlakuan khusus,
sesuai PPT.71.
Penggalian pondasi lajur dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out, titik as pondasi
tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan disetujui direksi.
Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap betulnya penempatan, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian. Sebelum pemasangan pondasi dimulai Ijin dari
direksi mengenai hal tersebut harus di dapat secara tertulis.
Penyedia jasa konstruksi harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan ke
sloof dan sparing pipa plumbing yang menembus pondasi. Pondasi dimaksud juga termasuk
penahan tanah.

PASAL 03
PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. U M U M

a. Rekanan harus melaksanakan pekerjaan beton sesuai dengan persyaratan– persyaratan yang
terdapat di peraturan – peraturan berikut :

12
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

1. SNI-03-2847-2002, Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
2. SNI 03-2458-1991, Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk Campuran Beton
Segar
3. SNI 03-4810-1998, Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji di Lapangan
4. SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
5. SNI 03-2492-1991, Metode Pengambilan Benda Uji Beton Inti
6. SNI 03-3403-1994, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Inti
7. Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI - 1971 (NI – 2)
8. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PBUI – 1982)
9. Peraturan American Standart for Testing and Material (ASTM)
10. Peraturan daerah setempat
11. Peraturan – peraturan lain yang relevan

b. Rekanan harus melaksanakan semua pekerjaan dengan ketepatan dan kesesuaian yang tinggi
menurut RKS, gambar kerja dan instruksi – instruksi dari Direksi Pekerjaan

c. Setiap saat direksi Pekerjaan berhak untuk memeriksa setiap pekerjaan Rekanan. Walaupun
demikian Direksi Pekerjaan tidak wajib untuk melakukan pemeriksaan secara terus menerus,
dan yang terjadi dalam proses pelaksanaan pekerjaan kesalahan – kesalahan tidak
membebaskan Rekanan dari tanggung jawabnya

d. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan RKS, gambar – gambar rencana, peraturan –
peraturan yang berlaku dan kaidah – kaidah teknis harus diperbaiki atau diganti atas biaya dari
Rekanan

e. Sebelum pekerjaan beton dimulai, Rekanan harus membuat shop drawing pembesian, detail –
detail yang berhubungan dengan gambar – gambar kerja lain dan harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan

f. Sebelum tiap tahap pekerjaan beton dimulai, Rekanan berkewajiban untuk mengajukan ijin
bekerja yang harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan

g. Semua material yang dipakai harus merupakan material baru dengan kualitas terbaik dari yang
telah ditentukan (contoh) dan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan semua material yang
tidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus dikeluarkan dari lokasi proyek atas biaya Rekanan
selambat – lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam

h. Rekanan berkewajiban untuk menyediakan tenaga ahli yang trampil dan cukup serta alat – alat
yang baik dan cukup untuk memenuhi jadwal pelaksanaan yang sudah disetujui

i. Bila tidak dinyatakan secara khusus, maka hal – hal mengenai cara – cara pelaksanaan dan detail
– detail konstruksi harus dilaksanakan sesuai dengan Standar Tata Cara Perencanaan Struktur
Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002 atau PBI – 1971. Hal – hal tersebut antara
lain : lantai kerja / pemotongan dan pembengkokan tulangan, pemasangan tulangan,
pelaksanaan pengecoran dan perawatan, penutup beton, kait dan bengkokan, panjang
penyaluran dan sambungan

2. BAHAN – BAHAN

a. Semen
1.Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai dengan SNI 15-2049-1994.

13
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

2.Seluruh pekerjaan konstruksi beton ini harus menggunakan satu merk semen. Penggantian
merk semen hanya dapat dilaksanakan dengan persetujuan Direksi Pekerjaan . Semen –
semen yang dipergunakan harus diperoleh dari pabrik yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan
3.Semen yang digunakan pada pekerjaan konstruksi harus sesuai dengan semen yang digunakan
pada perancangan proporsi campuran
4.Rekanan harus menyimpan semen di tempat penyimpanan yang baik dan memenuhi syarat.
Semua semen yang telah menunjukkan indikasi rusak dan/atau tercemar (menggumpal,
mengeras, tercampur dengan kotoran, kena air, atau lembab) tidak boleh digunakan dan
harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek atas biaya Rekanan
5.Setiap saat Direksi Perkerjaan berhak meminta agar Rekanan memberikan laporan test – test
semen di laboratorium

b. Pasir
1. Pasir yang digunakan harus pasir kali yang berbutir
2. Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 %.
3. Pasir harus memenuhi persyaratan PBI 1971 atau SNI-03-2847-2002

c. Agregat

1. Agregat kasar yang dapat dipakai adalah koral atau batu pecah (crushed stone) yang
mempunyai susunan gradasi yang baik padat dan cukup keras. Agregat halus yang
digunakan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat
kering). Semua agregat yang digunakan harus memenuhi syarat PBI – 1971.
2. Ukuran agregat kasar maksimum yang dapat digunakan adalah 3 cm dan ukuran agregat
kasar tersebut tidak boleh lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian
konstruksi yang bersangkutan
3. 2 minggu sebelum pengecoran dimulai, Rekanan harus menguji contoh – contoh agregat
sesuai dengan PBI – 1971
4. Rekanan harus menjaga semua pengiriman agregat dari satu sumber untuk setiap agregat
yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan hingga sebanyak 50 ton atau sewaktu – waktu
diminta oleh Direksi Pekerjaan atas biaya Rekanan
5. Percobaan – percobaan harus dilakukan oleh Rekanan pada setiap pengiriman sebanyak 50
ton atau sewaktu – waktu diminta oleh Direksi Pekerjaan atas biaya Rekanan
6. Agregat kasar dan agregat halus harus disimpan secara terpisah tanpa boleh terjadi
segregasi dari butir – butir penyusunnya. Timbunan agregat harus diletakkan di atas lantai
dari beton kurus dan dibatasi oleh dinding kayu keras serta harus dijaga terhadap
pencampuran atau pencemaran dari kotoran atau material lainnya. Selain itu Rekanan juga
harus menyediakan sistem drainage yang baik di sekitar timbunan agregat sehingga
timbunan agregat tidak terpendam air
7. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan sesuai dengan hasil mix design, kadar
air dari agregat harus sesuai secara periodik diuji terutama kalau terdapat indikasi bahwa
kadar air agregat sudah berubah dari kondisi sebelumnya. Selain itu Rekanan juga harus
secara rutin melaksanakan uji bahan dan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan

3. Air
• Air untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air bersih yang sesuai dengan
rekomendasi laboratorium dan persyaratan PBI – 1971 pasal 3.6

14
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

• Sumber air yang akan dipakai harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan terlebih dahulu dan
harus diuji serta tidak boleh mengandung asam alkali , minyak, dan zat organis yang dapat
merusak beton dan tulangan (Ph 7 – 8)
• Tempat penampungan (bak) air harus selalu bersih dan harus dijaga agar bahan – bahan
yang dapat merusak kualitas air tidak tercampur di bak penampungan tersebut

4. Bahan Pencampur /Admixture/Adittive


• Bila tidak dinyatakan lain, pada dasarnya semua beton konstruksi pada proyek ini tidak
memerlukan bahan pencampur. Oleh karena itu Rekanan tidak boleh menggunakan bahan
pencampur kecuali dengan persetujuan tertulis dari Perencana dan atau Direksi Pekerjaan
• Untuk melengkapi pengajuan ijin penggunaan bahan pencampur beton, Rekanan harus
mengadakan percobaan perbandingan berat dari penambahan bahan campuran tersebut
dan diuji tekan contoh – contoh beton pada umur 3,7,14, dan 28 hari di laboratorium yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Semua hasil uji tersebut di atas harus disertakan pada
pengajuan ijin penggunaan bahan pencampur beton

5. PEMBUATAN BETON
• Mutu beton dan campuran beton rencana
a. Seluruh beton polos (tidak bertulang) seperti rabat dan lantai kerja digunakan mutu
beton K.175 (f’c=14,5 MPa). UntukPondasi Plat,Tie beam/sloof, kolom, balok dan pelat
menggunakan mutu beton readymix K.250 (f’c=22 MPa).
b. Untuk mencapai mutu beton tersebut diatas, Rekanan diwajibkan untuk membuat
campuran beton rencana (mixdesign) paling lambat 6 minggu sebelum pekerjaan beton
dimulai . Rekanan harus membuat masing – masing 20 benda uji pada umur 7,14, dan
28 hari
c. Pembuatan campuran beton rencana ini hendaknya mengikuti PBI ayat 4.6 dan
dievaluasi kekuatan karakteristiknya menurut ayat 4.5
Bila sumber atau kualitas dari semen atau agregat diganti maka harus dicari lagi
campuran rencana yang baru sehingga tercapai mutu beton yang dipersyaratkan

• Pengujian beton
a. Rekanan harus menyediakan tenaga kerja, material, tempat dan semua peralatan untuk
melakukan semua peralatan untuk melakukan semua uji beton di bawah ini, yaitu :
- Uji Slump
- Uji Tekan silinder beton diameter15 cm dan tinggi 30 cm
- Uji Kadar Lumpur
- Hammer Test
- Core Drilling
b. Pengujian Slump beton harus dilaksanakan berdasarkan PBI – 1971 dengan batasan nilai
slump maksimum sebagai berikut :

Konstruksi Beton Maksimum Minimum


Dinding, pelat pondasi, dan pondasi telapak
12,50 7,50
bertulang
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison dan
9,00 2,50
konstruksi dibawah tanah
Pelat, balok, kolom dan dinding 12,50 7,50

15
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai
maksimum 1,5 cm.
c. Rekanan harus membuat, merawat dan mengadakan uji kubus beton pada laboratorium
beton yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan atas biaya sendiri dan berdasarkan atas PBI
– 1971
d. Jumlah pengambilan contoh untuk uji kuat tekan dari setiap mutu beton, tidak boleh
kurang dari dua benda uji dan harus diuji pada umur 7 dan 28 hari
e. Pengujian kekuatan masing-masing mutu beton yang dicor setiap harinya haruslah dari
3
satu contoh uji per hari, atau tidak kurang dari satu contoh uji untuk setiap 120 m
2
beton, atau tidak kurang dari satu contoh uji untuk setiap 500 m luasan permukaan
lantai atau dinding.
f. Kalau digunakan pompa beton (concrete pump), pengambilan khusus harus dilakukan
dilokasi pengecoran setelah beton melewati ujung pipa pompa beton
g. Setiap benda uji harus diberi tanggal pembuatan dan dari bagian ujung pipa mana beton
diambil
h. Prosedur pengambilan silinder beton sesuai dengan SNI 03-4810-1998
i. Setiap benda uji tidak boleh cacat
j. Rekanan harus membuat laporan lengkap mengenai hasil test khusus yang disertai
evaluasi perhitungan nilai karakteristiknya dan disampaikan pada Direksi Pekerjaan
k. Kalau terjadi kegagalan dalam uji beton ini, Rekanan harus melakukan percobaan –
percobaan non destruktif dan apabila masih menunjukkan kegagalan Rekanan harus
memperbaiki dan mengganti struktur tersebut atas biaya Rekanan sendiri
l. Bila dianggap perlu, maka Rekanan harus melakukan uji tambahan atas biaya Rekanan

• Pembuatan beton
a. Rekanan bertanggung jawab penuh atas seluruh pembuatan beton yang baik dan
memenuhi persyaratan yang ditentukan
b. Dalam pembuatan beton ini, Rekanan harus memakai sistem “Weight batching plant”
&volumetric system (untuk mengukur air) yang sudah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Semua alat ukur untuk pencampuran beton ini harus dalam kondisi baik dan dikalibrasi
dan disediakan oleh Rekanan
c. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran material – material
harus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan
d. Seluruh operasi harus diinspeksi dan dikontrol terus oleh seorang inspektor yang
berpengalaman dan bertanggung jawab
e. Pencampuran beton dengan tidak memakai perbandingan berat atau dengan tangan
tidak diperbolehkan
f. Mixer harus betul – betul kosong sebelum menerima material – material dari adukan
berikutnya . Mixer harus dibersihkan dan dicuci bila mixer tidak dipakai lebih lama dari
30 menit atau bila beton yang akan dibuat berbeda mutunya
g. Pencampuran kembali dari beton yang sebagian sudah terjatuh atau mengeras tidak
diizinkan

16
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

h. Ketelitian alat ukur (timbangan) harus dikontrol minimum satu kali setiap minggu
dengan ketelitian  1 persen

6. PEKERJAAN BEKESTING (CETAKAN)


• Bahan
a. Bahan – bahan yang dapat dipakai untuk bekesting adalah kayu, multiplek (tebal 12 –
16 mm), pasangan bata dan panel logam. Sedangkan bahan – bahan yang dapat
digunakan untuk acuan penyangga adalah kayu atau tiang / pipa logam. Penggunaan
bambu untuk acuan tidak diijinkan. Sebelum memakai suatu bahan sebagai bekesting
atau acuan, Rekanan harus mengajukan ijin ke Direksi Pekerjaan terlebih dahulu
b. Penggunaan bahan–bahan pembantu pelepasan bekesting harus seijin dari Direksi
Pekerjaan dan untuk itu Rekanan harus memberikan data–data teknis dari produk
tersebut ke Direksi Pekerjaan
c. Penggunaan bahan–bahan pembantu pelepasan bekesting harus seizin dari Direksi
Pekerjaan dan untuk itu Rekanan harus memberikan data – data teknis dari produk
tersebut ke Direksi Pekerjaan
d. Penggunaan bekesting lebih dari 1 kali tidak diizinkan kecuali kondisi bekesting masih
sangat baik dan mampu menghasilkan permukaan beton yang sesuai dengan spesifikasi.
Penggunaan bekesting lebih dari 1 kali harus mendapatkan izin dari Direksi Perkerjaan

• Pembuatan dan Pemasangan Bekesting


a. Sistem bekesting harus diajukan dan disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan,
khususnya yang menyangkut jenis / dimensi – dimensi bekesting dan jarak – jarak acuan
penyangga
b. Bekesting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah perpindahan tempat atau
kelongsoran dari penyangga. Permukaan bekesting harus halus dan rata, tidak boleh
ada lekukan, lubang – lubang dan tidak boleh melendut. Sambungan – sambungan pada
bekesting harus diusahakan lurus dan rata dalam arah horisontal dan vertikal
c. Khusus untuk struktur beton exposed atau struktur beton lainnnya yang perlu
menggunakan minyak atau bahan sejenis pada bekesting, Rekanan harus mengoleskan
minyak tersebut seperlunya dan harus menjaga agar minyak tersebut tidak sampai
mencemari batang tulangan dan sambungan konstruksi
d. Khusus untuk bekesting – bekesting kolom pada tepi bawah kolom pada 2 sisi harus
dibuatkan bukaan untuk mengeluarkan kotoran – kotoran yang terdapat pada dasar
kolom dan bukaan ini boleh ditutup setelah dasar kolom diperiksa kebersihannya dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan
e. Hal yang sama juga harus dikerjakan pada balok – balok yang tinggi atau dinding –
dinding beton
f. Tiang – tiang penyangga vertikal harus dibuat sebaik mungkin untuk memberikan
penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya kerusakan atau overstress atau
perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani
g. Struktur tiang – tiang penyangga harus ditempatkan pada posisi sedemikian rupa
sehingga konstruksi ini benar – benar stabil, kuat dan kaku untuk menunjang berat
sendiri dan beban – beban yang berada diatasnya selama pelaksanaan beton
h. Semua tiang – tiang penyangga tidak boleh ditempatkan langsung diatas tanah, tetapi
harus berpijak diatas balok kayu rata atau lantai kerja dengan kokoh. Selain itu semua
tanah dasar di sekitar daerah penyangga harus dipadatkan sampai cukup kuat untuk
menahan beban diatasnya
i. Bila tidak dinyatakan lain, maka semua bekesting balok dan pelat lantai harus diberi anti
lendut ke atas di tengah – tengah bentang sebesar 0,2 % dari lebar bentang

17
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

Khusus untuk balok dan pelat kanti lever, maka besarnya anti lendut yang harus diambil
adalah 0,4 % dari bentang
j. Semua bekesting yang akan dipergunakan harus dalam keadaan bersih dan tidak
tercemar oleh bahan – bahan yang dapat menurunkan mutu beton

• Pembongkaran Bekesting
a. Semua pekerjaan pembongkaran bekesting baru dapat dimulai setelah izin tertulis dari
Direksi Pekerjaan terutama pada struktur drop of canopy, plat atap, plat lantai, listplank
– listplank, konsol – konsol, tangga dan balok – balok bentang panjang
b. Bila pada saat pembuatan beton tidak digunakan suatu bahan pencampur
(admixture/additive) khusus, maka waktu minimum pembongkaran bekesting harus
didasarkan pada PBI – 1971 dan hasil uji tekan beton
c. Dengan adanya pembongkaran bekesting dan / atau acuan pada beton, struktur –
struktur bangunan tidak mengalami perubahan bentuk, kerusakan ataupun
pembebanan yang melebihi beban rencana
d. Pertanggung jawaban atas keselamatan semua pihak pada pembongkaran bekesting
atau acuan berada di pihak Rekanan

7. PEKERJAAN PEMBESIAN DAN PERSIAPAN PENGECORAN


Pembesian
a. Jenis dan mutu baja yang dipergunakan adalah baja ulir BJTD–U39 (fy. 390 MPa) untuk
tulangan diameter > 12 mm dan baja polos BJTP–U24 (fy.240 MPa) untuk tulangan
berdiameter < 12 mm
b. Untuk BJTD–U39 harus mempunyai tegangan limit elastisitas karakteristik sesuai dengan
yang tercantum dalam PBI – 1971
c. Semua jenis besi yang digunakan harus diperoleh dari pemasok/pabrik yang telah disetujui
oleh Direksi Pekerjaan
d. Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya
sertifikat dari laboratorium baik pada saat pemesanan, secara periodik juga diambil
minimum 2 contoh percobaan tarik sebanyak minimum 3 kali , yaitu pada waktu permulaan
besi datang, kemudian pada pertengahan dan akhir pekerjaan pembesian. Akan tetapi
apabila selama pelaksanaan ditemukan hal – hal yang meragukan, percobaan tarik harus
dilakukan lagi. Selain itu Rekanan juga wajib melakukan percobaan tarik dan lengkung dingin
sebanyak 1 set percobaan setiap 10 ton besi untuk besi berdiameter > 12 mm
Pajang contoh yang diambil adalah 1 m dan tiap batang besi diambil 3 buah contoh
e. Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati – hati dan teliti, tepat pada ukuran
posisi pembengkokan sesuai dengan gambar dan tidak menyimpang dari SNI-03-2847-2002
dan / atau PBI – 1971
f. Pembengkokan tulangan harus dilakukan oleh tenaga ahli dengan mempergunakan alat –
alat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat, patah, retak – retak, dan kerusakan
kerusakan lainnya
g. Pembengkokan tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin
h. Tulangan yang sebagian sudah tertanam didalam beton tidak boleh dibengkokan di
lapangan, kecuali ada ijin khusus dari Pengawas atau Direksi Pekerjaan
i. Sebelum penyetelan dan pemasangan tulangan , Rekanan harus membuat rencana kerja
dan pembengkokan baja tulangan ( bending schedule ) yang harus diserahkan ke Direksi
Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan
j. Tulangan – tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama pengecoran tidak
berubah tempatnya . Untuk membantu penempatan tulangan ini, Rekanan harus
memasang “beton tahu”, “kaki ayam” (beton decking) dan bahan pembantu lainnya
secukupnya
18
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

k. Sebelum baja tulangan dipasang, baja harus bebas dari kulit besi, karat, lemak kotoran serta
bahan – bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat. Jika terjadi keterlambatan
pengecoran maka pembesian harus di periksa dan dibersihkan ulang
l. Sambungan batang tulangan dengan menggunakan las tidak diizinkan. Semua sambungan
batang tulangan harus sesuai dengan ketentuan SNI-03-2847-2002 kecuali ada ketentuan
lain dari Direksi Pekerjaan
m. Tebalnya selimut beton harus sesuai dengan SNI-03-2847-2002

8. PERSIAPAN PENGECORAN
a. Sebelum melaksanakan pengecoran, Rekanan harus membersihkan seluruh area
pengecoran memeriksa dan memperbaiki lagi bekesting dan pembesian yang masih kurang
sempurna, memeriksa dan mengkoordinasikan lagi gambar struktur dengan desain gambar
lain berikut segala pipa, konduit atau barang – barang lain yang akan tertanam dalam beton
dan mengajukan ijin tertulis dari Direksi Pekerjaan
b. Sebelum pengecoran, semua alat – alat pembuatan beton dan pengangkutan beton harus
dalam keadan baik dan bersih.
c. Sebelum pengecoran beton, Rekanan harus membasahi cetakan dan pasangan-pasangan
dinding yang akan berhubungan dengan beton sampai jenuh.selain itu semua bidang-bidang
beton yang lama yang akan di cor harus di kasarkan terlebih dahulu dan kemudian
dibersihkan dari segala kotoran – kotoran beton yang lepas dan kemudian penyambungan
bidang – bidang beton yang lama harus memakai lem beton
d. Sebelum pengecoran beton, Rekanan harus membersihkan / membuang air yang tergenang
pada bekesting atau area pengecoran

9. PENGECORAN DAN PERAWATAN BETON


• Pengangkutan beton
a. Metoda pengangkutan yang akan digunakan Rekanan haruslah metoda pengangkutan
yang sudah dievaluasi dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan
b. Kecepatan pengangkutan harus sedemikian rupa dan cukup cepat sehingga beton tidak
kering atau kehilangan workabilitas atau plastisitas selama waktu yang digunakan
antara mencampur dan mencetak (mengecor)
c. Sistem pengangkutan beton tidak boleh sampai menimbulkan segregasi pada adukan
beton ataupun kehilangan semen dan air
d. Pengangkutan harus diorganisir sedemikian rupa sehingga selama pengecoran pada
bagian tertentu, tak terjadi keterlambatan pada bidang cor dan sambungan dingin ( cold
joint )
e. Semua peralatan yang digunakan untuk pengangkutan harus dibersihkan dan dicuci bila
pekerjaan terhenti lebih lama dari 30 menit

• Pengecoran beton
a. Pengecoran beton harus berlangsung terus – menerus tanpa berhenti sampai mencapai
siar – siar pelaksanaan yang sudah direncanakan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan
b. Pemadatan beton untuk struktur yang cukup tebal harus dilaksanakan lapis per lapis
dengan tebal tiap lapisan maksimum 40 cm atau sesuai dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan
c. Metode Penuangan dan Pemadatan beton harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak akan terjadi segregasi pada beton
d. Tinggi jatuh vertikal pada pengecoran tidak boleh lebih dari 150 cm. Untuk dinding –
dinding, kolom – kolom atau bagian – bagian yang tinggi, beton tidak boleh di cor dari
atas, tetapi pengecoran harus dilakukan memulai sisi bekesting

19
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

e. Saluran curam tidak boleh digunakan untuk pengecoran beton, kecuali dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan. Bila diizinkan, saluran curam harus dibuat dari metal
yang dapat mengalirkan adukan beton tanpa terjadinya pemisahan bahan dan harus
dicor dengan sudut tidak lebih datar dari perbandingan 1 ( satu ) tegak , 2 ( dua )
mendatar
f. Beton harus dipadatkan dengan vibrator mekanis yang dikerjakan oleh orang – orang
yang berpengalaman dan terampil. Pekerjaan beton yang telah selesai harus merupakan
suatu massa yang bebas dari lubang – lubang, segregasi dan keropos
g. Vibrator yang dipakai haruslah vibrator yang mempunyai frekwensi tidak kurang dari
6000 siklus per menit dan mempunyai lengan sepanjang 6 meter atau lebih
h. Selama pemadatan beton, Rekanan harus menjaga agar tidak terjadi “over vibration”
yang akan mengakibatkan segregasi. Selain itu Rekanan juga harus menjaga agar
tulangan – tulangan ( terutama tulangan yang telah masuk pada beton) tidak mengalami
getaran langsung dari vibrator
i. Rekanan harus menyediakan vibrator – vibrator dengan kondisi yang baik dan jumlah
yang cukup
j. Selama hujan pengecoran tidak boleh dilakukan dan beton yang baru di cor harus
dilindungi dari air hujan. Selain itu penghentian beton yang baru dicor harus dilindungi
terhadap pengikisan aliran air hujan ( terutama pada balok , kolom dan dinding)
k. Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan, seluruh beton yang kena hujan / aliran air
hujan harus diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan dulu terhadap beton – beton yang
tercampur / terkikis air hujan Pengecoran selanjutnya harus mendapatkan izin Direksi
Pekerjaan terlebih dahulu
l. Siar – siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak banyak
mengurangi kekuatan konstruksi
m. Bila tidak ada ketentuan lain, pada pelat dan balok, siar – siar pelaksanaan harus
ditempatkan kira – kira pada 1 / 3 bentang. Untuk balok yang ditengah – tengah
bentangnya terdapat titik pertemuan dengan balok lainnya maka siar pelaksanaan
harus ditempatkan sejauh 2 kali lebar balok dari pertemuan / persilangan
n. Siar harus mulai dibuat pada lokasi dan dimensi yang tetap seperti pada gambar rencana
dan penulangan tidak boleh ada yang menerus

• Kualitas Pekerjaan Beton


a. Direksi pekerjaan berhak menolak semua pekerjaan beton yang tidak memenuhi syarat
seperti :
➢ Konstruksi beton keropos
➢ Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau
posisinya yang tidak sesuai dengan gambar
➢ Konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan
➢ Konstruksi beton berisikan kayu atau benda lain
➢ Konstruksi beton yang mengalami cacat – cacat lainnya
Rekanan harus mengganti / membongkar dan memperbaiki beton – beton yang
tidak memenuhi syarat atas biaya sendiri sesuai dengan instruksi dari Direksi
Pekerjaan dan Perencana
b. Kekuatan beton harus sesuai dengan persyaratan dalam SNI-03-2847-2002
c. Struktur beton harus mempunyai ukuran – ukuran dimensi lokasi dan bentuk yang tidak
boleh melampui toleransi di bawah ini :
20
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

➢ Posisi garis as dari penyelesaian bagian struktur pada semua titik maksimum
bergeser 0,5 cm dari posisi seharusnya
➢ Variasi ukuran – ukuran dimensi struktur yang < 3 m adalah 0,5 cm
➢ Variasi ukuran – ukuran dimensi struktur yang > 3 m adalah  1 cm
d. Perawatan beton
➢ Selama proses pengerasan beton, konstruksi beton, cetakan dan penulangan tidak
boleh terganggu atau menggalami pembebanan yang dapat merusak struktur beton
muda ini. Oleh kerena itu Rekanan dilarang menggunakan struktur beton yang
masih muda umurnya untuk tempat penimbunan material atau lalu lintas kerja
(minimal 14 hari umurnya)
➢ Beton harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air hujan dan dari kerusakan yang
disebabkan oleh alat – alat. Dua jam setelah pengecoran beton, semua beton harus
selalu dalam keadaan basah, paling sedikit 10 hari dengan cara dibasahi dengan air
terus menerus, direndam air atau dengan sistem disiram air dari pipa yang
berhubungan atau sistem lain yang dapat membuat kondisi beton basah, untuk
kolom beton dapat digunakan karung basah yang dililitkan
➢ Bekesting kayu tetap dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah selama perawatan
untuk mencegah retak pada sambungan dan pengeringan beton yang terlalu cepat
➢ Air yang dipergunakan untuk perawatan harus air dan sama sekali bebas dari unsur
– unsur kimia yang mungkin menyebabkan perubahan warna beton

PASAL 04
PEKERJAAN RANGKA BAJA RINGAN

1. Lingkup Pekerjaaan

a. Pekerjaaan meliputi usuk dan reng dan kebutuhan bahan lapangan, dan pemasangan sampai
siap dipasangi bahan penutup atap sesuai dengan Surat Kontrak Kerja dimana kondisi ring
balk sudah waterpass, serta pemasangan pengaku yang terdiri dari :
1) Bottom chord bracing
2) Top chord bracing
3) Ikatan angin
4) Lateral Tie ( sesuai kebutuhan )
b. Pembuatan / fabrikasi dilakukan di workshop in door permanen menggunakan mesin JIG
c. Pekerjaan pemasangan rangka atap baja ringan yaitu pekerjaaan reng sesuai kebutuhan jenis
penutup atap.

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan baja yang digunakan untuk reng adalah baja high tensile strength, dengan mechanical
properties seperti Tabel 1.

STEEL GRADE G 550


Minimum Yield Strength 550 MPa
Ultimate Tensile Strength 550 Mpa

21
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

Modulus of elasticity 200 000 MPa


Shear Modulus 80 000 MPa
Tabel 1. Spesifikasi Teknis Baja Mutu G 550

b. Lapisan anti karat baja ringan ( coating ) berupa Galvanize, dengan spesifikasi teknis pada
table 2 di bawah ini.

COATING CLASS Z 220


Minimum coating mass 220 gr / m
Tripple spot test ( both surface ) 220 gr / m
Komposisi 5% Al dan 95% Zn
Tabel 2. Spesifikasi Teknis Lapisan Anti Karat

c. Bentuk dan ukuran profil dapat dilihat pada table di bawah ini

Top Chrod dan Bottom Chord menggunakan:


a. Z95 /080 profil Z tinggi 95 mm & tebal 0.80mm
b. Z75/080 profil Z tinggi 75 mm & tebal 0.80 mm

Profil yang digunakan untuk reng adalah :


R 32. 45

Rangka pengisi ( Web ) menggunakan :


a.CN 75

22
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

3. Persyaratan Konstruksi

a. Pembuatan dan pemasangan bahan baja yang digunakan untuk rangka kuda – kuda dan
bahan lain yang terkait harus dilaksanakan sesuai gambar desain yang telah dihitung dengan
computer munggunakan software khusus TRUSS SYSTEM sesuai peraturan dan ( Code )
rujukan yang berlaku
b. Perakitan kuda – kuda dilakukan di workshop in door permanen dengan mesin perakit /
mesin jig yang menjamin keakurasian hasil perakitan ( prefabrikasi ), dengan alat sambung
self drilling screw.
c. Penanganan, penyimpangan pengiriman dan pemasangan kuda – kuda harus dilakukan
dengan cara tertentu untuk menghindari kerusakan kuda – kuda.
d. Penanganan dan pemasangan kuda – kuda harus sesuai dengan gambar Layout kuda – kuda,
gambar detail bracing, serta gambar detail pelaksanaan.
e. Penambahan kuda – kuda ke top plate / murplat menggunakan alat sambung gigagrip untuk
menahan gaya vertical dan horizontal. Top plate / murplate harus diangkur ke struktur ring
balok tumpuan kuda – kuda dengan dynabolt.
f. Pemasangan bracing rangka atap harus dipasang secara benar sesuai design sehingga system
rangka atap dapat bekerja secara bersama – sama ( as an integral structure )
g. Semua detail sambungan harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
h. Pemasangan reng harus sesuai jenis penutup atap yang dipakai sesuai dengan Surat Kontrak
Kerja
i. Perakitan kuda – kuda dilakukan oleh tenaga pemasang yang terlatih dan mampu
memahami gambar desain dan memiliki surat ijin memasang dari pabrikan.
j. Pihak Penyedia jasa konstruksi harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur
yang dipakai untuk tumpuan kuda – kuda. Berkenaan dengan hal tersebut, pihak konsultan
perencana struktur berhak untuk menerima informasi mengenai reaksi peletakan kuda –
kuda baja ringan.

4. Jaminan Struktural dan Laporan Kerja

a. Jaminan yang dimaksud adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun
keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap baja ringan, meliputi : kuda – kuda,
pengaku, dan reng
b. Program perencanaan dan perhitungan rangka baja ringan telah di desain untuk menahan
beban sesuai dengan standart peraturan di Iandonesia dan Australia.
a). Peraturan Muatan Indonesia 1970
b). Peraturan Bangunan Nasional 1984
c). AS / NZS 4600-2005-S
d). BS 5950-5-1998-S
c. Peraturan atau design code mengacu pada :
1. Pembebanan sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia 1981
2. Mengacu pada persyaratan – persyaratan seperti yang tercantum pada “ Cold formed
Structural steel “ ( Australian Standart / New Zealand Standart 4600:2005)
3. Desain kekuatan structural maengacu pada “ Dead and Live loads and load
Combinations” ( Australian Standart 1170.1Part 1)

23
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

4. “ Wind Loads “ ( Australian Standart 1170.2 Part 2 ) sesuai dengan peraturan


Pembebanan angin.
5. Menggunakan screw berdasarkan ketentuan “ Screw-Self Drilling for the Building And
construction industries ( Australian Standart 3566 )
d. Pada akhir proyek, Penyedia jasa konstruksi harus dapat melaporkan Teknical Report yang
menunjukkan semua pembebanan system rangka atap yaitu termasuk di dalamnya:
i. Pembebanan Joint
ii. Bending moment Diagram
iii. Shear Force Diagram
iv. Normal Force Diagram
Pada akhir proyek, harus diserahkan surat garansi dalam hal baja ringan dari penyedia jasa konstruksi
yang berlaku selama 10 ( sepuluh ) tahun.

BAGIAN KETIGA
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 01
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

Persyaratan Pekerjaan :
1. YANG TERMASUK LINGKUP PEKERJAAN INI ADALAH :
a. Pasangan dinding bata ½ batu
b. Pasangan dinding bata ringan (sesuai yang ditunjukkan untuk itu)
c. Plesteran dinding bata
d. Plesteran/aferking permukaan beton
e. Pasangan bata pada saluran dan segala sesuatu yang nyata termasuk kedalam pekerjaan ini.

2. BAHAN YANG DIPAKAI ADALAH :


a. Bata bermutu baik, bebas dari cacat dan retak, minimum belah menjadi 2 bagian produk lokal
dan memenuhi persyaratan dan bahan-bahan PUBBI 1983.
b. Bata ringan sesuai SNI
c. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah liat, kotoran organik dan bahan yang
dapat merusak pasangan, untuk itu pasir yang akan dipakai terlebih dahulu diayak lewat
ayakan dengan diameter lubang sebesar 10 mm.
d. Pasir pasang diambil dari penambangan terdekat, Pasir Beton diambil dari Muntilan atau
tempat penambangan terdekat yang kualitasnya memenuhi.
e. Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan N.I.8 tipe I menurut ASTM dan memenuhi
S 400 Standart Portland Cement .

3. ADUKAN/CAMPURAN
a. Adukan trasraam 1 Pc : 3 Ps dilaksanakan untuk :
• Semua pasangan bata setinggi 30 cm diatas sloof diatas lantai pada semua dinding yang
berhubungan dengan air , misal KM / WC setinggi 180 cm atau sesuai desain.
• Pasangan bata kedua sisi saluran dan bata sebagai pondasi serta tempat - tempat lainnya yang
diperlukan seperti pasangan dinding yang dimaksud.
• Plesteran dinding yang masuk kedalam tanah, seluruhnya pasangan trasraam, plint plesteran,
aferking permukaan beton dan seluruh pasangan bata 1 Pc : 3 Ps tersebut diatas.

24
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

• Adukan 1 Pc : 4 Ps dilaksanakan untuk pasangan dinding dan plesteran yang tidak trasraam
seperti tercantum diatas.
• Plesteran khusus untuk pemasangan pelapisan dinding keramik,batu alam menggunakan
mortar instan Mortar Utama atau Lemkra jenis sesuai penggunaan.

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN DINDING BATA ½ BATU


a. Pekerjaan pasangan dinding bata harus terkontrol waterpass baik arah vertikal maupun
horisontal. Setiap 8 baris bata harus di pasang anker besi dari kolom. Pelaksanaan pasangan
dinding bata tidak boleh melebihi ketinggian 1 meter setiap hari.
b. Semua siar di permukaan dinding baru harus dikerok sedalam  1 cm agar plesteran dapat
lebih merekat. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran dimulai harus dalam keadaan basah.
c. Tebal plesteran harus sama di kedua sisi dan hasil akhir dari dinding tembok setelah diplester
adalah 15 cm (Jumlah tebal plesteran dalam + tebal pasangan bata + tebal plesteran luar).
d. Dinding di atas plafond diplester tanpa aci.
e. Semua jenis aduk plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu
dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
f. Penyedia jasa konstruksi harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran aduk plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk
plesteran kedap air.
g. Penyedia jasa konstruksi harus menyediakan Pekerja/Tukang yang ahli untuk melaksanakan
pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus.
h. Kecuali untuk beraben, permukaan semua aduk plesteran harus diratakan.
i. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus, harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil
ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
j. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih dahulu dan
siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
k. Sedangkan untuk permukaan yang akan diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-
sisa bekisting kemudian dikerek/scratched.
l. Semua lubang-lubang pengikat bekisting atau “formtie” harus tertutup aduk plesteran.
m. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenakan setelah selesai pemasangan instalasi pipa
yang ada diseluruh bagian dinding bangunan.
n. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapisi dengan cat dipakai plesteran halus (acian) di
atas permukaan plesterannya.
o. Untuk bidang dinding pasangan menggunakan bahan/material akhir lain, permukaan
plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik
terhadap bahan/material yang akan digunakan tersebut.
p. Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar, harus
diberi nat dengan ukuran lebar 0,7 cm dalam 0,5 cm.
q. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang
tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap area 2 m2.
r. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom seperti yang
dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja.
s. Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maksimal 2,5 cm.
t. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang
dikaitkan/dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat
daya lekat plesteran.Termasuk untuk plesteran penutup talang pada dinding.
u. Pemeliharaan
• Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar dan
tidak secara tiba-tiba.

25
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

o Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup
yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
o Pembasahan tersebut adalah sebagai berikut selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai, Penyedia jasa konstruksi harus selalu menyiram dengan air sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.
• Selama permukaan plesteran belum dilapisi dengan bahan/material akhir Penyedia jasa
konstruksi wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan
pengotoran dengan biaya adalah tanggungan Penyedia jasa konstruksi, tidak dapat diclaim
sebagai pekerjaan tambah.
• Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan/material akhir di atas permukaan
plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) mingg, cukup kering,
bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut diatas.
v. Apabila hasil pekerjaan tidak memenihi semua yang disyaratkan oleh Konsultan/Direksi
lapangan, maka Penyedia jasa konstruksi harus membongkar dan memperbaiki sampai
disetujui oleh Konsultan/Direksi lapangan.
w. Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam pekerjaan plesteran
harus dikerjakan secara sempurna, tegak dan siku sudut bagian luar hendaknya dibaut tumpul
(bulat).
x. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata) harus diperbaiki. Baigan-
bagian yang akan diperbaiki dibobok secara teratur dan plesteran baru harus dibuat rata
dengan sekitarnya.
y. Pekerjaan plesteran hanya bisa dilaksanakan setelah pekerjaan atap sudah selesai/bangunan
terlindungi.
z. Bilamana diperlukan pemasangan pipa/alat-alat yang ditanam pada dinding, maka harus
dibuat pahatan secukupnya. Pahatan tersebut setelah pipa terpasang harus ditutup dengan
plesteran yang dilaksanakan secara sempurna.
å. Pengerjaan didning bata ringan mengacu persyaratan pabrikan yang berlaku
5. Plesteran
a. Pada dasarnya, spesi pada plesteran sama dengan campuran spesi untuk pekerjaan
pasangannya.
b. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang - bidang yang akan diplester harus dibersihkan
terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan air agar plesteran tidak cepat kering dan retak -
retak.
c. Semua permukaan beton yang diplester harus dikasarkan terlebih dahulu.
d. Adukan untuk plesteran harus benar - benar halus sehingga plesteran tidak terjadi pecah-pecah.
e. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm dan tidak boleh kurang dari 2 cm, kecuali plesteran
beton tebal maksimum 1 cm.
f. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai mantap dengan acian Pc sehingga tidak terjadi
retak - retak dan pecah dengan hasil halus dan rata.
g. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata vertikal dengan bidang lainnya.
h. Pekerjaan beton yang tampak diplester dengan campuran 1 Pc : 2 Ps.
i. Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkari bidang yang tegak lurus, halus, tidak
bergelombang, sedang sponeng / tali air harus lurus dan baik.

PASAL 02
PEKERJAAN LANTAI
I. UMUM
A. Persyaratan

26
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

1. Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond
dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan. Apabila dipandang
perlu dapat ditentukan lain dengan persetujuan Pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Penyedia jasa konstruksi diwajibkan mengadakan
pengecekan terhadap peil lantai dan kemiringannya.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
B. Pelaksanaan
1. Tanah dasar terlebih dahulu harus dipadatkan dan diberi lapisan pasir urug padat
menurut ukuran yang telah ditentukan. Pemadatan pasir dilakukan dengan penyiraman
air.
2. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.
3. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan penutup lantai yang
dipakai.
4. Pada bahan penutup lantai yang berlubang akibat pengunci pintu, harus dibingkai
dengan aluminium yang direkatkan dengan silicone sealant.
5. Pemasangan bahan lantai dilakukan oleh tenaga ahli.

II. PEKERJAAN SUB LANTAI/SCREED


A. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sub lantai beton tumbuk ini, sesuai
dengan detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar agar siap untuk pemasangan
material penutup lantai.
B. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam :
1. SNI.T 15 - 1991 - 03
2. PUBB 1956
C. Bahan-bahan
1. Sub Lantai beton tumbuk yaitu beton tumbuh dengan campuran 1 PC : 3 Pasir.
2. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang harus diserahkan contoh-contohnya
dahulu, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
3. Penyedia jasa konstruksi harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan
teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Pengawas.
4. Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas (tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian atau penggantian pekerjaan) harus baru, jenis dari kualitas terbaik dan
harus disetujui Konsultan Pengawas.
5. Seluruh peralatan yang diperlukan harus disediakan Penyedia jasa konstruksi di
lapangan.
D. Pelaksanaan
1. Untuk pasangan di atas pelat beton lantai, pelat beton diberi lapisan plesteran (Screed)
campuran 1 PC : 3 pasir setebel minimal 2 cm atau lebih dengan memperhatikan
kemiringan lantai. Kecuali di bawah lapisan vinyl dengan persyaratan khusus.
2. Pelaksanaan sub lantai dari beton tumbuk ini dilakukan sampai permukaan benar-benar
rata dengan memperhatikan kemiringan lantai.
3. Penyedia jasa konstruksi harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka
Penyedia jasa konstruksi tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.

27
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

III. PEKERJAAN LANTAI HOMOGENEOUS TILE


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan lantai Homogeneous Tile ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

B. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam :
1. ASTM
2. Keramik Indonesia (NI - 19)
3. PUBI 1982

C. Bahan-bahan
1. Spesifikasi Bahan
a. Jenis : Homogeneous Tile
b. Finishing : polished dan unpolished (matte)
c. Ukuran : 60 x 60 cm & 30 x 60 cm (sesuai desain)
d. Warna : sesuai desain
e. Kekuatan Tekan : Sesuai dengan PUBI - 1982 (450 kg/cm2)
f. Bahan Perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir pasang ditambah bahan
perekat/Carofix 2 (Portland Cement produk Semen Gresik)
atau jenis mortar instan
h. Bahan Pengisi Siar : Grout semen berwarna/ICI grout
2. Persyaratan Bahan-bahan
a. Keramik seperti tersebut pada spesifikasi
b. Semen Portland harus memenuhi NI - 8
c. Pasir dan air harus memenuhi PUBB - 1970 (NI - 3) dan PU - 1982.
3. Sebelum dipasang, bahan-bahan yang akan dipakai harus diserahkan contoh-contohnya
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
4. Penyedia jasa konstruksi harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan
teknis operatif dari pabrik pembuat sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.
5. Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru dan jenis dari kualitas
terbaik serta disetujui Konsultan Pengawas.

D. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Alas dari lantai Homogeneous Tile adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan
minimal 2 cm atau lebih sesuai dengan gambar.
2. Adukan pengikat menggunakan bahan perekat.
3. Bidang lantai Homogeneous Tile yang terpasang harus benar-benar rata dengan
memperhatikan kemiringan lantai sesuai gambar untuk memudahkan pengaliran.
4. Pola pemasangan Homogeneous Tile harus sesuai dengan gambar atau petunjuk
Konsultan Pengawas.
5. Lebar siar-siar harus sama dengan kedalaman maksimal 2 mm membentuk garis lurus
atau sesuai dengan gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas .
6. Pemotongan Homogeneous Tile harus menggunakan alat pemotong khusus, sesuai
dengan petunjuk pabrik.
7. Sebelum Homogeneous Tile dipasang, terlebih dahulu harus direndam dalam air hingga
jenuh.
8. Homogeneous Tile yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
yang melekat, sehingga benar-benar bersih.

28
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

9. Penyedia jasa konstruksi harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang


berhubungan dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka
Penyedia jasa konstruksi tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.

E. Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Sebelum dilaksanakan pemasangan, Penyedia jasa konstruksi Wajib memberikan
“Certificate Test” kepada Konsultan Pengawas mengenai bahan Homogeneous Tile dari
produsen.
2. Bila tidak ada sertifikat itu, Penyedia jasa konstruksi harus melakukan pengujian atas
bahan Homogeneous Tile di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
3, Hasilnya pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Konsultan Pengawas
secepatnya.
4. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut menjadi tanggungan
Penyedia jasa konstruksi.

PASAL 03
PEKERJAAN PELAPIS DINDING
I. UMUM
A. Persyaratan
1. Pekerjaan pelapis dinding baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plesteran
dinding selesai dikerjakan dan mencapai waktu seperti yang disyaratkan. Apabila
dipandang perlu dapat ditentukan lain dengan persetujuan Konsultan Pengawas .
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Penyedia jasa konstruksi diwajibkan mengadakan
pengecekan terhadap peil lantai dan kemiringannya.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
B. Pelaksanaan :
1. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas , Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.
2. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan pelapis dinding yang
dipakai.
3. Pemasangan bahan pelapis dinding dilakukan oleh tenaga ahli.

II. PEKERJAAN DINDING KERAMIK/Granit


A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil
yang baik.
2. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas .

B. Persyaratan Bahan
1. Bahan Keramik Dinding :
Homogenous Tile
a. Jenis : Granite Tile (homogenous Tile)
b. Finishing Permukaan : polished atau unpolished (sesuai desain)
c. Kekuatan Tekan :Sesuai dengan PUBI - 1982 (450 kg/cm2)

29
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

d. Bahan Perekat :Adukan spesi 1 PC : 3 pasir pasang ditambah bahan


perekat/Carofix 2 (Portland Cement produk Semen Gresik)
atau jenis mortar instan
e. Bahan Pengisi Siar :Grout semen berwarna/ICI grout

2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,


SNI.SO5 - 1989 - F dan SNI.SO6 - 1989 - F.
3. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas .
4. Penyedia jasa konstruksi harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis-
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas .
5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas .

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Dinding-dinding bata, beton dan kolom-kolom beton dibersihkan dari kotoran-kotoran
dan sisa-sisa semen yang menempel, kemudian permukaannya diplester halus dengan 1
PC : 2 PC setebal 2 cm, menurut arah permukaan yang tertera dalam gambar hingga
rata dan tidak bergelombang.
2. Kemudian permukaan plesteran tersebut dikasarkan (dengan menggaruk menyilang)
agar lapisan yang akan dipasang terikat kuat.
3. Keramik tile dipasang dengan menggunakan bahan perekat setebal minimal 1 cm.
Dengan lebar naad sesuai dengan rekomendasi dari pabrik (kurang dari 2 mm). Naad ini
diisi dengan grouting hingga mencapai permukaan yang rata dan saling tegak lurus.
Kemudian dibersihkan dengan air keras.
4. Pada bagian-bagian sudut-sudut/pojok-pojok/tekukan-tekukan pendek, harus dipasang
bahan-bahan yang khusus dibuat untuk itu (tile accessories).
5. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan perekat spesi 1 PC : 3 Pasir, diaduk baik memakai
larutan supercement, jumlah pemakaian adalah 10% dari berat semen yang dipakai
dengan tebal adukan tidak lebih dari 1,5 cm atau bahan perekat khusus, sehingga
mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
6. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tidap
keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
7. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk
pabrik.
8. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
9. Pola keramik /homogenous tile harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan
yang akan terpasang di dinding : Exhaust Fan, Panel, Stop Kontak, Lemari Gantung,
bracket tv dan lain-lain yang tertera di dalam gambar.
10. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar. Pada Toilet, Spoel Hoek dan
Janitor, keramik dipasang setinggi plafond. Pada Wastafel yang terletak di luar Toilet,
keramik dipasang setinggi 100 cm dari lantai. Sedangkan pada Pantry dan Laboratorium,
keramik dipasang setinggi 60 cm dari meja beton.
11. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan, harus
dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
12. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus.
Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus
merupakan satu garus lurus.

30
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

13. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm setiap
perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi dengan
bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan
dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
14. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan grouting.
15. Tidak diijinkan adanya tali air atau ceruk pada dinding antara keramik dinding dengan
dinding.

PASAL 04
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)
I. UMUM
A. Persyaratan
1. Pemasangan langit-langit baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang
terdapat di dalam langit-langit (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat penggantung
dan penguat langit-langit) siap dan selesai dikerjakan.
2. Sebelum pelaksanaan, Penyedia jasa konstruksi harus mengajukan contoh/sample untuk
disetujui oleh Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas .
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
4. Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat dalam rencana langit-langit
haruslah mengacu pada gambar mekanikal-elektrikal, sedangkan gambar arsitektur
hanya memuat tata letaknya saja.

B. Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan, Penyedia jasa konstruksi harus membersihkan contoh/ sample
bahan penutup langit-langit dan harus mendapat persetujuan Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
2. Penggantung langit-langit harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang
langit-langit yang rata, datar dan tidak melengkung, sedang bagian bawah dari rangka
penggantung kayu harus diserut rata.
3. Pemasangan langit-langit harus rata. Naad-naad yang pecah pada waktu pemasangan
harus diganti.
4. Penyedia jasa konstruksi bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi
terhadap :
a. Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus
disangga oleh rangka langit-langit.
b. Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan (man-hole).
c. Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurna alat-alat penggantung, sehingga langit-
langit menjadi bergelombang karenanya.
d. Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada langit-langit
di luar bangunan.

II. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUM BOARD DAN PVC


A. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta pemasangan langit-langit
gypsum board dan PVC TILE dengan rangka besi puring , dan pekerjaan lain yang sesuai dengan
detail yang dinyatakan dalam gambar dan atas petunjuk Konsultan Pengawas .

B. Pengedalian Pekerjaan
Pemasangan langit-langit harus sesuai dengan syarat-syarat di dalam :

31
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

1. NI - 5 - 1961
2. NI - 0458 - 1961

C. Bahan-bahan
1. Gypsum Board dan PVC Tile
Gypsum board yang dipakai adalah merk Jayaboard. Finishing panil dicat sesuai dengan
Pasal PEKERJAAN CAT, juga harus memiliki daya tahan terhadap bahaya kebakaran
minimal 60 menit.
2. Rangka Langit-langit
Rangka langit-langit menggunakan metal furring anti karat. Modul pemasangan 60 x 60
cm.
3. Baja Penggantung
Dipakai baja atau gesper metal penggantung yang dapat distel agar seluruh sistem langit-
langit dapat tetap rata permukaannya, setelah sistem-sistem lainnya ikut terpasang
(mekanikal, elektrikal) dan lain sebagainya.
4. Contoh-contoh
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa konstruksi harus menyerahkan
contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas .
b. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman/standard bagi
Konsultan Pengawas untuk menerima/ memeriksa bahan yang dikirim oleh
Penyedia jasa konstruksi ke lapangan.
D. Pelaksanaan
1. Pekerjaan rangka langit-langit
a. rangka langit-langit menggunakan besi hollow dengan bentuk, ukuran dan pola
pemasangan sesuai dengan gambar.
b. bahan penggantung dan sebagainya yang telah diseleksi dengan baik, lurus, rata,
tidak ada bagian lain yang bengkok atau melengkung, atau cacat-cacat lainnya, dan
tidak disetujui oleh Konsultan Pengawas .
c. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton dan atau atap dengan
menggunakan penggantung dari logam galvanized suspension/kawat seng BWG 14
yang dapat diatur ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh
rangka dapat melekat dengan baik dan kuat pada pelat beton dan tidak dapat
berubah-ubah bentuk lagi.
d. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus
rata, lurus dan waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang dan batang-batang
rangka harus saling tegak lurus.
e. Rangka tersebut mempertimbangkan beban mechanical electrical equipment yang
terletak di plafon.
2. Pekerjaan langit-langit Gypsum Board dan PVC Tile
a. Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah gypsum board dan spandrel
allumuium dengan ukuran sesuai dengan gambar.
b. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilik dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal
atau cacat-cacat lain dan telah mendapat persetujuan dari Pengawas .
c. Gypsum board dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu
dan setelah gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata,
lurus, waterpass dan tidak bergelombang, dan sambungan antara unit-unit gypsum
board harus tidak kelihatan.
d. Finishing adalah cat emulsi, warna akan ditentukan kemudian.

32
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

e. Pada tempat tertentu harus dibuat manhole/access panel pada langit-langit yang
dapat dibuka, tanpa merusak gypsum board sekelilingnya, untuk keperluan
pemeriksaan/pemeliharaan instalasi Mekanikal-Elektrikal.
f. Semua sambungan antar gypsum board didempul dengan bahan tertentu sesuai .
Didempul dan compound sehingga rata menutupi sambungan tanpa ada retakan.

PASAL 05
PEKERJAAN PENGECATAN
I. UMUM
A. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat (kecuali ditentukan lain) dan peralatan untuk
melaksanakan pekerjaan ini termasuk alat-alat bantunya dan alat angkutnya (bila diperlukan),
ke tempat pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar, uraian dan syarat teknis ini dan
perjanjian kerja.
B. Bahan-bahan
1. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai dengan
spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.
2. Penyedia jasa konstruksi wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut mengenai
hal-hal menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara lain :
a. Segel kaleng
b. Test laboratorium
c. Hasil akhir pengecatan
Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen
untuk diketahui Pengawas . Biaya test tersebut menjadi tanggungan Penyedia jasa
konstruksi.
3. Sebelum memulai pengecatan, Penyedia jasa konstruksi wajib menyerahakan 1 contoh
bahan yang masih dalam kaleng, 3 contoh bahan yang telah dicatkan pada permukaan
plywood ukuran 40 x 40 cm dengan teknik duco lengkap pVc edging di sudut-sudut sisi,
brosur lengkap dan jaminan dari pabrik.
4. Cat menggunakan merk Jotun , Dulux atau Mowilex yang jenis nya sesuai peruntukannya
(eksterior jenis weathershield/weathercoat) dengan warna-warna yang akan ditentukan
kemudian.
C. Pelaksanaan
1. Umum
a. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas ,
beserta ketentuan/persyaratan jaminan pabrik untuk mendapatkan
persetujuannya. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, bahan pengganti harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan Penyedia jasa
konstruksi.
c. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan cuaca
lembab dan hujan atau angin berdebu, yan gakan mengurangi kualitas pengecatan
dalam keadaan terlindung dari basah dan lembab ataupun debu.
d. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah dipersiapkan.
Permukaan yang akan dicat harus benar-benar kering, bersih dari debu,
lemak/minyak dan noda-noda yang melekat.
e. Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus mendapat
persetujuan dari Pengawas . Sebelum memulai pengecatan, Penyedia jasa konstruksi
wajib melakukan percobaan untuk disetujui Konsultan Pengawas .

33
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

f. Penyedia jasa konstruksi tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan di suatu


tempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
g. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-lainnya, maka Penyedia
jasa konstruksi harus segera melaporkannya kepada Konsultan Pengawas .
h. Penyedia jasa konstruksi wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas beban biaya Penyedia
jasa konstruksi, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
2. Teknis
a. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang sesuai dengan prosedur dan teknik
pengecatan sesuai jenis cat (merk Jotun/Dulux/Mowilex) . Dilakukan kecuali
spesifikasi lain. Jadi urutan pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan dasar dan tebal
lapisan penutup minimal sama dengan persyaratan pabrik. Pengecatan harus rata,
tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas-bekas yang menunjukkan tanda-
tanda sapuan atau semprotan dan roller.
b. Kesiapan dinding dalam aplikasi cat harus didasarkan pada evaluasi pabrik cat
Jotun/Dulux/Mowilex.
c. Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas. Penyemprotan hanya
diijinkan dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas .
d. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cata akhir yang kurang
menutupi, atau lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana ditunjukkan
oleh Konsultan Pengawas , serta harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang
dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
e. Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan. Pekerjaan termasuk
penggunaan ongkos, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan kain
kering.
f. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan mengganggu
pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang. Pekerjaan yang
tidak sempurna diulang dan diperbaiki atas tanggungan Penyedia jasa konstruksi.

D. Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia jasa konstruksi wajib melakukan percobaan
atas semua pekerjaan yang akan dilaksanakan atas biaya sendiri. Pengecatan yang tidak
disetujui Konsultan Pengawas harus diulang/diganti, atas biaya Penyedia jasa konstruksi.
2. Pada waktu penyerahan, pihak pabrik dengan Penyedia jasa konstruksi harus memberi
jaminan selama 2 tahun atas semua pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan cacat
karena cuaca, warna dan kerusakan cat lainnya.
3. Pengawas wajib menguji semua hasil berdasarkan syarat-syarat yang telah diberikan baik
oleh pabrik maupun atas petunjuk Konsultan Pengawas . Peralatan untuk pengujian
disediakan oleh Penyedia jasa konstruksi.
4. Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila dianggap perlu.
5. Dalam hal pengujian yang lebih dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan, maka
biaya pengujian/pengulangan pengujian merupakan tanggung jawab Penyedia jasa
konstruksi.

E. Pengamanan Pekerjaan
1. Daerah-daerah yang sedang dicat agar ditutup dari pekerjaan-pekerjaan lain, maupun
kegiatan lain dan juga daerah tersebut terlindung dari debu dan kotoran lainnya sampai
cat tersebut kering.
2. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain yang dekat dengan pekerjaan
ini seperti fitting-fitting, kusen-kusen dan sebagainya dengan cara menutup/melindungi

34
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

bagian tersebut selama pekerjaan pengecatan berlangsung. Penyedia jasa konstruksi


bertanggung jawab memperbaiki atau mengganti bahan yang rusak akibat pekerjaan
pengecatan tersebut.

II. PENGECATAN LANGIT-LANGIT GYPSUM


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan langit-langit gypsum board dengan
finishing cat emulsi sesuai dengan gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas .
B. Bahan-bahan
Cat menggunakan merk Dulux/Mowilex sesuai jenisnya (eksterior atau interior) dengan
warna-warna yang akan ditentukan kemudian.
C. Pelaksanaan
1. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan langit-langit harus diperhatikan
mengenai :
a. Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan berdasarkan peil-peil
yang ditentukan.
b. Permukaan langit-langit harus datar dan sempurna sesuai dengan pola yang telah
ditentukan.
c. Pada permukaan langit-langit tidak terjadi lubang-lubang atau cacat lain.
d. Seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala noda atau kotoran/debu.
e. Tekstur hasil penyemprotan cat harus merata.
f. Dan atau sesuai sistem pengecatan dari pabrikan/produsen.
2. Dari permukaan langit-langit yang sudah siap untuk dicat, dilakukan pengecatan dengan
lapisan-lapisan dasar sesuai standar pabrik produsen .

III. PENGECATAN DINDING BATA PLESTER


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengecatan dinding bata seperti yang dinyatakan dalam gambar dan
petunjuk Konsultan Pengawas , antara lain :
1. Pengecatan seluruh dinding bangunan bagian luar seperti dalam gambar dan petunjuk
Konsultan Pengawasa .
2. Seluruh pekerjaan ini harus mengacu pada ketentuan dalam SNI.T11 - 1990 - F
3. Pengecatan dinding bangunan bagian dalam seperti yang dinyatakan dalam gambar dan
petunjuk Konsultan Pengawas .

B. Bahan-bahan
1. Semua dinding bangunan bagian luar jenis weathershiled untuk Dulux / weathercoat
untuk Mowilex dengan warna-warna yang akan ditentukan kemudian.
2. Untuk dinding bangunan bagian dalam pilihan dengan jenis cat interior dengan warna-
warna yang akan ditentukan kemudian.
C. Pelaksanaan
1. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan dinding tersebut, maka harus
diperhatikan permukaan plesterannya dari :
a. Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan, berdasarkan peil-peil
yang ditentukan.
b. Permukaan plesteran harus datar dan sempurna sesuai dengan pola yang telah
ditentukan.
c. Permukaan plesteran telah diberi lapisan aci dengan hasil yang rata dan halus.
d. Permukaan acian telah berumur 14 hari atau sesuai dengan ketentuan pabrik.

35
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

e. Permukaan acian tidak lembab yang ditunjukkan oleh alat ukur khusus yang sesuai
dengan ketentuan pabrik.
f. Seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala noda-noda atau kotoran/debu.
2. Bila pengecatan dilakukan di atas permukaan dinding tidak diplester, maka Penyedia jasa
konstruksi harus memeriksa apakah permukaan dinding sudah bersih dari noda, seperti
yang disyaratkan.
3. Setelah permukaan dinding siap untuk dicat, dilakukan pengecatan dengan lapisan-
lapisan sebagai berikut :
a. Untuk dinding bangunan bagian luar (sesuai standar produsen)
b. Untuk dinding bangunan bagian dalam (sesuai standar produsen)
4. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller, dimana penggunaan
alat-alat tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasinya dengan mutu yang baik.
5. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya sentuhan-
sentuhan selama 1,5 sampai 1 jam. Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang
paling sedikit selama 2 (dua) jam kemudian.

PASAL 06
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

I. PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM


A. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlicht seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar perencanaan.
B. Persyaratan Bahan
1. Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam :
a. The Aluminium Association (AA)
b. Architectural Aluminium Manufactures Association (AMA)
c. American Standads For Testing Material (ASTM)
2. Kusen Aluminium yang digunakan :
a. Bahan
Dari bahan aluminium framing system buatan Alexindo jenis powder coating
b. Bentuk Profil
Sesuai shop drawing yang disetujui Konsultan Pengawas
c. Ukuran Profil : untuk jendela tebal 1,2 mm lebar 4” (10 cm) dan partisi dan kusen
pintu tebal 1,2 mm lebar 4”( 10 cm)
d. Nilai Deformasi : 0
Artinya tidak diijinkan adanya celah atau kemiringan.
3. Kadar Campuran :
Architectural billet 45 (AB45) atau yang setara dengan karakteristik kekuatan sebagai
berikut : Ultimate Strength 28.000 psi Yield aluminium adalah 18 mikron.
4. Sealant
Sealant untuk kaca pada rangka aluminium harus menggunakan bahan sejenis silicon
sealant yaitu “Silicon Glazing Sealant” produksi DOW CORNING atau yang setara.
5. Contoh-contoh
a. Penyedia jasa konstruksi harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas contoh
potongan kusen aluminium dari ukuran 40 cm, beserta brosur lengkap dari
pabrik/produsen.

36
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

b. Penyedia jasa konstruksi harus membuat shop drawing untuk dikonsultasikan


dengan Pengawas .
6. Penyimpanan dan Pengiriman
Penyimpanan harus di ruang beratap, bersih, kering dan dijaga agar tidak terjadi abrasi
atau kerusakan lain serta tidak dekat dengan tempat pembakaran.
7. Aksesoris
Sekrup dari stainless steel kepala tertanam, weather strip dari vinyl dan pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant.
Angkur-angkur untuk rangka kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm,
dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergeser.
8. Bahan Finishing
Finishing untuk permukaan kusen pintu yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti
beton, adukan atau plesteran dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer
yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic
varnish atau bahan insulation lainnya yang disetujui Konsultan Pengawas .
9. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
10. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test, minimum
100 kg/m2
11. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m2/hr dan terhadap tekanan air 15 kg/m2
yang harus disertai hasil test.
12. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk
toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan perwarnaan yang
dipersyaratkan.
13. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna, profil-profil
harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela,
pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan
pintu.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia jasa konstruksi wajib meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang harus diketahui) serta membuat contoh jadi
untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem
bahan lain.
2. Semua frame baik untuk kusen dinding kaca luar dan pintu dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
3. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari bahan besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
4. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-actived gas (argon) dari arah bagian dalam
agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
5. Pada akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet dan
harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
6. Angkur-angkur untuk kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2,3 mm dengan
lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron dan diteampatkannya pada interval 300 mm.

37
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

7. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless
steel, sedemikian rupa sehingga hari line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi syarat kebutuhan terhadap tekanan air sebesar 1000 kg/cm2.
8. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant yang sudah
disetujui Konsultan Pengawas .
9. Untuk fitting hardware dan reinforcing material yang mana kusen aluminium akan kontak
dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus
diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
10. Toleransi pemasangan kusen aluminium di satu sisi dinding adalah 10 - 25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
11. Toleransi Puntiran
Pemasangan semua pintu terhadap kusen yang diijinkan adalah 1 mm, sedangkan
terhadap lentur adalah 3 mm.
12. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara, terutama pada ruang yang
dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin.
13. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya
kedap air dan suara.
14. Kaca-kaca dinding luar bangunan dan daun pintu hendaknya dibuat fixed dengan beads.
Beads dimaksud harus dari aluminium extruded shape dan dilengkapi dengan neoprene.
Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi finishing untuk penahan air hujan.
15. Kisi-kisi aluminium yang akan dipasang harus setelah mendapat persetujuan Pengawas .
16. Seluruh kisi-kisi aluminium yang dipasang harus benar-benar tegak lurus terhadap garis
horizontal. Jarak pemasangan kisi-kisi sesuai dengan gambar perencanaan.
17. Kisi-kisi aluminium yang dipasang adalah aluminium yang telah terpilih dan tidak ada
bagian yang cacat atau tergores.
18. Dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan spesifikasi dari produsen atau yang
disetujui Konsultan Pengawas .
19. Penyedia jasa konstruksi harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat kelalaian maka
Penyedia jasa konstruksi tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.
20. Pintu jendela harus dipasang rapat, rapi dan kuat pada sistem kosen penggantung.

D. Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Semua bahan harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dan yang telah disetujui
Konsultan Pengawas .
2. Kusen aluminium terpasang dengan kuat, dan setiap hubungan sudut harus 90°. Apabila
tidak terpenuhi maka harus dibongkar atas biaya Penyedia jasa konstruksi.
3. Semua sistem dan mekanismenya harus berfungsi dengan sempurna.
4. Setiap engsel daun pintu harus terpasang lengkap, sempurna dan harus sesuai dengan
produk pabrik yang mengeluarkan.
5. Kaca harus diteliti dengan seksama, setelah terpasang tidak boleh timbul getaran ;
apabila masih terjadi getaran, maka profil rubber seal pemegang kaca harus diganti atas
biaya Penyedia jasa konstruksi.

E. Pengamanan Pekerjaan
a. Setelah pemasangan, kotor akibat noda-noda pada permukaan kusen dapat dibersihkan
dengan ”Volatile Oil”.
b. Semua pintu dan dinding kaca luar bangunan harus dilindungi dengan “Corrugated Card
Board” dengan hati-hati agar terlindung dari benturan alat-alat pada masa pelaksanaan.

38
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

c. Bila kusen ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan pelindung harus segera
digunakan. Bahan aluminium yang terkena bercak noda tersebut dapat dicuci dengan air
bersih, sebelum kering sapukan dengan kain yang halus kemudian baru diberikan bahan
pelindung.
d. Permukaan kusen aluminium yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton,
adukan atau plesteran dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang
jernih atau anto corrosive treatment dengan insulating material seperti asphaltic varnish
atau yang lainnya.
e. Setelah pemasangan instalasi pada pintu dan dinding kaca luar bangunan maka sekeliling
kaca yang berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu diberi lapisan vinyl
tape untuk mencegah korosi selama masa pembangunan.

II. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA RANGKA ALUMINIUM


A. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil kaca seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
B. Persyaratan Bahan :
1. Bahan Rangka
a. Dari bahan aluminium framing system, dari produk dalam negeri merk Alexindo yang
disetujui Konsultan Pengawas .
b. Bentuk dan ukuran profil disesuaikan gambar perencanaan.
c. Warna profil aluminium framing powder coating. Warna yang digunakan adalah
putih (white).
d. Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai
dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang disyaratkan oleh Konsultan Pengawas .
f. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
g. Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka aluminium, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, termasuk bentuk dan ukurannya.
2. Penjepit Kaca
Digunakan penjepit kaca dari bahan karet yang bermutu baik dan memenuhi persyaratan
yang ditentukan dari pabrik. Pemasangan disyaratkan hanya 1 (satu) sambungan serta
harus kedap air dan bersifat structural seal.
3. Bahan Panil Kaca Daun Pintu dan Jendela
a. Bahan untuk kaca pintu frameless menggunakan kaca tempered 12 mm laminated.
b. Bahan untuk kaca pintu rangka aluminium menggunakan kaca polos 6 mm atau
mengacu persyaratan penggunaan ketebalan kaca sesuai luasan bidang kaca
d. Kaca-kaca menggunakan tipe clear.
f. Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida
maupun bercak-bercak lainnya, dari produk Asahimas.
C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia jasa konstruksi diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, lay-out/ penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.

39
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat pekerjaan harus


ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan harus siku untuk rangka aluminium dan penguat
lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga
kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat penyetelan.
4. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
5. Daun Pintu
a. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Pengawas
tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak.
b. Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak bergelombang
serta tidak melintir.

III. PEKERJAAN PINTU UPVC (apabila ada)


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan daun pintu UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride)meliputi seluruh detail sesuai
yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar, terutama dipasang pada kamar mandi, dan
ruang service lainnya

2. Persyaratan Bahan
Bahan : campuran plastik dan karet , kedap air dan udara
Merk : Fentura
Tebal : sesuai standard pabrikan

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan contoh-contoh
baha/material yang digunakan kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola layout / penempelan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
c. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat pekerjaan
harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
d. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi /
Konsultan Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan daun pintu
yang tampak.
e. Untuk daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir, dan
semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

PASAL 07
PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

A. Lingkup Pekerjaan :
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
2. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam
detal gambar.

40
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

B. Persyaratan Bahan :
1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan gelas yang pipih. Pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses
tarik, gilas dan pengambangan (Float Glass).
2. Toleransi lebar dan panjang.
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh
pabrik.
3. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan
yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per
meter.
4. Cacat-cacat
a. Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik.
b. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca).
c. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
d. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah
luar/masuk).
f. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave). Benang adalah cacat garis
timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan
mengganggu pandangan.
g. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
h. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
i. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
j. Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm.

PASAL 08
PEKERJAAN PENGGANTUNG, HANDLE, KUNCI

I. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG


A. Lingkup Pekerjaan :
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, untuk perlengkapan daun
pintu dan jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan
pada daun pintu dan jendela.

B. Persyaratan Bahan-bahan
1. Semua “hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalal
Tabel Spesifikasi Material. Bila terjadi perubahan atau penggantian “hardware” akibat
dari pemilihan merek, Penyedia jasa konstruksi wajib melaporkan hal tersebut kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium
berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin
nikel ke setiap anak kunci.

41
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

3. Untuk keseragaman semua “hardware” dalam pekerjaan ini harus dari satu produk
misalnya, untuk engsel, kunci atau sejenisnya dan memiliki surat garansi minimum 5
tahun dari main distribusinya.
4. Contoh-contoh
a. Sebelum pemasangan, Penyedia jasa konstruksi harus menyerahkan contoh-contoh
untuk mendapatkan persetujuan Pengawas .
b. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dicapai sebagai standar/ pedoman bagi
Pengawas untuk menerima/memeriksa bahan-bahan yang dikirim oleh Penyedia
jasa konstruksi ke lapangan.

5. Perlengkapan Pintu (Swing)


a. Engsel kupu-kupu (butt hinge) digunakan untuk semua pintu selain pintu frameless.
Engsel dilengkapi dengan nylon ring dari bahan stainless steel , ukuran 4 x 4.
b. Engsel Friksi (Friction Casement Stay) digunakan untuk semua daun jendela hidup
dan bouvenlicth. Casement Stay menggunakan . Ukuran disesuaikan dengan gambar
detail.

C. Syarat Pelaksanaan
1. Umum
Kontaktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan ini. Bila ada kesalahan pemasangan karena kelalaiannya, maka Penyedia jasa
konstruksi tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.
2. Teknis
a. Mekanisme kerja harus sesuai dengan gambar.
b. Engsel dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu, menggunakan
sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel.
c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel
tengah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas.
d. Penarik pintu (Door Pull) dipasang tidak lebih dari 100 cam (as) dari permukaan
lantai setempat.
e. Posisi “lock dan Latch” harus ditentukan dan diajukan Penyedia jasa konstruksi untuk
disetujui Konsultan Pengawas .
3. Penyedia jasa konstruksi harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka
Penyedia jasa konstruksi tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.

II. PEKERJAAN HANDLE, KUNCI DAN AKSESORISNYA


A. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, untuk perlengkapan handle
daun pintu dan jendela, kunci, aksesoris dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

B. Persyaratan Bahan-bahan
1. Pintu
a. Handle dan Back Plats yang digunakan dari bahan stainless steel . Tipe handle yang
digunakan adalah tipe Lever Handle, Pull Handle dan Pull Ring.
b. Kunci-kunci yang digunakan dari bahan stainless steel. Tipe kunci yang digunakan
adalah tipe Cylinder dan Half Cylinder. Seluruh kunci yang digunakan harus
mempunyai Master Key.
c. Lockcase yang digunakan dari bahan stainless steel .

42
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

d. Kunci tanam (Flush Bolt) yang digunakan dari bahan stainless steel . Kunci tanam ini
digunakan untuk pintu double daun.
e. Door Closer yang digunakan dari bahan stainless steel . Tipe yang digunakan adalah
tipe Hold Open Arm dan Normal Open Arm.
f. Perincian penggunaan masing-masing tipe handle, kunci dan aksesoris di atas sesuai
dengan gambar detail.
g. Khusus pintu security (smart card) dan Pintu Otomatis mengacu pada syarat pabrikan
termasuk prosedur pemasangan dan instalasinya
2. Jendela
a. Rambuncis yang digunakan dari bahan stainless steel dengan warna yang sama
dengan rangka daun jendela.
b. Untuk daun jendela geser (sliding), rambuncis yang digunakan harus sesuai dengan
peruntukannya.
3. Penyedia jasa konstruksi wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan-persetujuan Konsultan Perencana.

C. Persyaratan Pelaksanaan
1. Penyedia jasa konstruksi harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan ini. Bila terjadi kerusakan karena kelalaiannya, maka
Penyedia jasa konstruksi tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.
2. Handel pintu dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai.
3. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas . Apabila hal tersebut
tidak tercapai, Penyedia jasa konstruksi wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
a. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
b. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
Penyedia jasa konstruksi wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-cetail khusus
yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak, harus
sesuai dengan Standar Spesifikasi Pabrik.
c. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan
Pengawas .

D. Pengujian Mutu Pekerjaan.


1. Seluruh mekanisme perangkat pengunci ini harus bekerja dengan baik.
2. Dicoba dengan penguncian secara kasar dan halus.
3. Pemasangan backplate dan lockcase harus rata (tenggelam) did alam panel pintu.

PASAL 09
PEKERJAAN SANITAIR

A. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa lainnya sehubungan
dengan pemasangan perlengkapan Toilet.

43
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

B. Persyaratan Bahan
1. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan di pasaran,
kecuali bila ditentukan lain.
2. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapan, sesuai dengan yang
telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.
3. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-
masing type yang dipilih.
4. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan syarat-
syarat dalam buku.

B. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas beserta
persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui
harus diganti tanpa biaya tambahan.
2. Jika dipasang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus disetujui
Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang dilakukan Penyedia jasa konstruksi.
3. Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia jasa konstruksi harus meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan
sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
4. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Penyedia jasa konstruksi harus segera melaporkannya
kepada Konsultan Pengawas .
5. Penyedia jasa konstruksi tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
6. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan dan fungsinya.
7. Penyedia jasa konstruksi wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Penyedia jasa konstruksi,
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

D. Bahan-bahan
1. Sesuai Tabel Spesifikasi Material
2. Floor Drain
− Bila tidak ditentukan lain dalam gambar untuk semua daerah basah harus dari jenis
yang terpasang pada lantai.
− Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapih waterpass, dibersihkan dari noda-
noda semen dan tidak ada kebocoran.
3. Contoh-contoh
− Penyedia jasa konstruksi diminta untuk memperlihatkan contoh-contoh bahan yang
akan dipakai kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
− Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman/ standar bagi
Pengawas untuk menerima/memeriksa bahan yang dikirim ke lapangan oleh Penyedia
jasa konstruksi.

E. Pemasangan
Penyedia jasa konstruksi harus minta ijin kepada Konsultan Pengawas tentang cara, waktu dan
letak pemasangan perlengkapan Toilet, Pantry dan lain-lain.
Pemasangan harus kuat, rapi dan bersih.

44
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

F. Pelaksanaan
Penyedia jasa konstruksi harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan Mekanikal dan Elektrikal, agar pekerjaan M & E tersebut tidak rusak. Jika terjadi
kerusakan, maka Penyedia jasa konstruksi harus mengganti tanpa biaya tambahan.

G. Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Bila dianggap perlu, Penyedia jasa konstruksi wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan
tersebut pada laboratorium yang ditunjuk Konsultan Pengawas , baik mengenai komposisi,
kekuatan maupun aspek-aspek yang ditimbulkannya. Untuk itu Penyedia jasa konstruksi
harus menunjukkan syarat rekomendasi dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum
memulai pekerjaan.
2. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji baik pada pembuatan, pengerjaan
maupun pelaksanaan di lapangan oleh Konsultan Pengawas atas tanggungan Penyedia jasa
konstruksi tanpa biaya tambahan.
3. Bila Konsultan Pengawas memandang perlu pengujian dengan teknik yang telah disetujui,
maka segala biaya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan tersebut
adalah tanggung jawab Penyedia jasa konstruksi.

PASAL 10
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

A. PENUTUP ATAP GENTENG BITUMEN


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan penutup Atap Bitumen, pemasangan lembar
pelindung (lembar penutup Bubungan) dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2. Persyaratan bahan
Penutup atap Bitumen dengan spesifikasi teknis sebagai berikut:
• Bahan dasar Selulosa Bitumen (disesuaikan dengan gambar dan RAB)
• Ukuran panjang bahan seperti tercantum pada Gambar Kerja.
• Pelengkap lain sesuai standard pabrik.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Disesuaikan dengan persyaratan fabrikasi

45
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

BAGIAN KEEMPAT
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Pasal 1
SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1.1. Umum

Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Penyedia jasa konstruksi dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun di luar bangunan
gedung. Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal/ Elektrikal adalah
bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.

1.2. Prinsip Penyediaan DayaListrik

Daya listrik menggunakan daya yang sudah ada yang nantinya akan didistribusikan ke panel-
panel listrik sesuai dengan kebutuhan.

1.3. Lingkup Pekerjaan

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistim listrik sebagai suatu sistim
keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar- gambar maupun
yang dispesifikasikan.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistim listrik sesuai dengan peraturan /standar yang berlaku seperti yang
ditunjukkan pada Syarat-syarat Umum untuk menunjang bekerjanya sistim/peralatan,
walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Khusus Teknis atau gambar dokumen.

Pekerjaan ini meliputi :

1.3.1. Pekerjaan di dalam Gedung.

1.3.1.1. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel


daya/ penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah
penarikan kabel / konduktor pentanahan netral/badan panel.

1.3.1.2. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel jenis NYY untuk penghubung antar
panel daya/penerangan dan kabel-kabel daya menuju peralatan (mesin
AC, pompa-pompa dan lain-lain).

1.3.1.3. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop


kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan
armatur penerangan, baik penerangan normal maupun darurat.

46
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

1.4. Produk

1.4.1. Kotak-kotak (doos) outlet.


1.4.2. Saklar dan Stop Kontak. Brocco
1.4.3 Kabel-Kabel Supreme
1.4.4. Lampu lampu Philip

Pasal 2
SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING/SANITASI

2.1. Umum
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan disini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia jasa konstruksi dalam hal pengerjaan
instalasi maupun pengadaan material dan peralatan.
Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal adalah bagian dari
Syarat-syarat Teknis ini.

2.2. Lingkup Pekerjaan

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing
(pembuangan air kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar bangunan sampai
suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar
maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan testing
terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas) bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi/syarat-syarat teknis
tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan, juga termasuk ke
dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem plumbing/ sanitasi sesuai dengan peraturan /standar yang berlaku
seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem
/peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar
dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut :

2.2.1. Instalasi Air Bersih


Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar
bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi tekniknya.
Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing
serta peralatan-peralatannya.
Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh
pompa yang disediakan oleh Penyedia jasa konstruksi.

47
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial dan
untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja
dengan baik dan aman.
Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.

2.2.2. Instalasi Air Kotor/Air Buangan

2.2.2.1. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap
dengan peralatan dan berada di dalam bangunan, antara lain WC,
urinoir, wastafel, floor drain dan lain sebagainya.

2.2.2.2. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor/air buangan dari dalam
bangunan menuju saluran drainase dan septic tank.

2.2.2.3. Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan vent-out dan


filternya.

2.2.2.4. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.

2.2.2.5. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan


hidrolis.

2.2.2.6. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang
diperlukan.

2.3. Instalasi Air Bersih

2.3.1. Pipa
Pipa dengan diameter 3/4” s/d. 1”, baik pipa utama maupun pipa cabang,
termasuk yang menuju fixtures menggunakan pipa PVC tipe AW.
Pipa ex Rucika.

2.3.2. Pemasangan Pipa.

2.3.2.1. Pipa Tegak


Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok/lantai.
Penyedia jasa konstruksi harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang
diperlukan pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa.
Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji; harus ditutup kembali sehingga tidak
kelihatan dari luar.
Cara penutupan kembali harus seperti semula dan di-finish yang rapi
sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.

2.3.2.2. Pipa Mendatar.

48
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus
dipasang dengan penyangga (support) atau penggantung (hanger).
Jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan
dengan keadaan lapangan.

2.3.2.3. Penyambung Pipa.


a. Sambungan Ulir.
Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan untuk
pipa dengan diameter sampai 40 mm ( 1½” ).
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga
fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak
3 ulir. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapatan henep
dan zinkwite dengan campuran minyak.
Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau
roda.
Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas
pemotongan dengan reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

b. Sambungan Lem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem
yang sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat
dilakukan dengan alat press khusus.
Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.

c. Sambungan Las.
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum.
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan
kawat las/elektrode yang sesuai.

Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja


sesudah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk
itu

d. Sleeves.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
ruang longgar di luar pipa maupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja.
Untuk yang diinginkan kedap air, harus dilengkapi dengan sayap/
flens/waterstop.
Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis
49
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

flushing sleeves.
Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber
seal
atau caulk.

2.3.2.4. Penanaman Pipa di Dalam Tanah.


a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. b. Diberi pasir urug
padat setebal 10 cm.
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian
yang dalamnya 50 mm. untuk penempatan pipa sambungan pipa.
d. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
d. Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug padat
setebal 15 cm. dihitung dari atas pipa.
e. Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok/penguat dari beton agar
fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekan diberikan.
f. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai
seperti keadaan semula.

2.3.2.5. Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.


a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji
dengan tekanan hidrolis 15 Kg/ Cm2 selama 24 jam tanpa terjadi
perubahan/ penurunan tekanan.

b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Penyedia jasa konstruksi.

c. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas atau yang


dikuasakan untuk itu.

d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Penyedia jasa konstruksi


harus memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan melakukan
pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.

e. Dalam hal ini, semua biaya ditanggung oleh Penyedia jasa konstruksi,
termasuk biaya pemakaian air dan listrik.

2.3.2.6. Pengujian sistem kerja (Trial Run).


Setelah semua instalasi air bersih lengkap terpasang, termasuk
penyambungan ke pipa distribusi, Penyedia jasa konstruksi diharuskan
melakukan pengujian terhadap sistem kerja (trial run) dari seluruh
instalasi air bersih yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas atau yang
ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik.

2.3.2.7. Pekerjaan Lain-Lain.


Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia jasa
konstruksi adalah pembobokan dinding/selokan, penggalian dan
pengangkutan tanah dari hasil galian dan lain-lain yang ditemui di site,
50
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

serta memperbaiki kembali seperti semula.

2.4. Instalasi Air Kotor/Air Buangan

2.4.1. Material

2.4.1.1. Pipa di Dalam Bangunan.


Pipa dengan ukuran ∅ 1½” - ∅ 4” baik pipa utama maupun pipa cabang
menggunakan PVC kelas AW.
Pipa PVC Rucika

2.4.1.2. Pipa di Luar Bangunan.


Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase
menggunakan pipa PVC kelas AW.
Pipa PVC ex Rucika.

2.4.1.3. Accessories.
a. Fitting dari PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan
cara injection moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.

c. Saringan air hujan/ roof drain terbuat dari besi tulang atau fiber
glass, yang mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi
sebagai sediment bowl.

2.4.2. Cara Pemasangan Pipa


9.4.2.1 Pipa Di Dalam Bangunan ( Termasuk Pipa Vent ).
a. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 – 2 %. Perletakan pipa harus
diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik di
dinding/tembok maupun pada ruang yang berada di bawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus
menggunakan fitting dengan sudut 45o ( misalnya Y branch dan
sebagainya) jenis long radius.

b. Pipa Di Dalam Tanah.


Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah/jalan
dengan tebal
/ tinggi timbunan minimal 80 cm. diukur dari atas pipa sampai
permukaan tanah/lantai.
Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu
dengan pasir
urug dipadatkan setebal 10 cm. Selanjutnya setelah pipa
diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug dengan
tanah sampai padat. Konstruksi permukaan tanah / lantai bekas
galian harus dikembalikan seperti semula.
51
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

c. Penanaman pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-
tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm.
Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok ke
atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti pada
gambar perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1 – 2
% dari titik mula di dalam gedung sampai ke saluran drainase.

2.4.2.2. Pipa Saluran Luapan Septic Tank.


Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan, dengan
kemiringan 1 – 2 % dari titik permulaan septic tank ke drainase kota.
Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan
kedalaman kurang dari 90 cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi
pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm. Pelat beton tersebut tidak
tertumpu pada pipa.

2.4.2.3. Penyambungan Pipa.


a. Pipa PVC dengan diameter 3” ke atas yang dipasang di bawah pelat
lantai dasar harus disambungkan dengan rubber ring joint (RRJ).
b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement.
c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus
dibersihkan terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan
lemak.
d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan
dalam dari pipa yang akan saling melekat.
e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa
yang akan disambung harus bebas dari benda- benda/kotoran
yang dapat mengganggu kelancaran air di dalam pipa.

2.4.3. Cara Pemasangan Floor Drain Dan Clean Out.

Floor drain harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan. Penyambungan dengan
pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan membentuk sudut 45o dengan pipa
utamanya.

2.4.4. Pengujian.

2.4.4.1. Seluruh sistem air kotor/ buangan harus diuji terhadap kebocoran
sebelum disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah
8 kg/cm2 dan tekanan pengujian adalah 15 kg/cm2.

52
Pembangunan RAWAT INAP PUSKESMAS PANGKALAN

2.4.4.2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke


peralatan ditutup rapat.
Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan
sebelum pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan
mengisi pemipaan dengan air. Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam
kemudian dan harus tidak terjadi pengurangan volume air.

2.4.4.3. Peralatan dan bahan untuk pengujian disediakan oleh Penyedia jasa
konstruksi.

2.4.4.4. Penyedia jasa konstruksi harus memperbaiki segala cacat dan


kekurangan- kekurangannya.

2.4.4.5. Konsultan Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal


inidianggap perlu.

2.4.4.6. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang
memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan pengujian adalah
termasuk tenggung jawab Penyedia jasa konstruksi.

2.4.4.7. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik
oleh Konsultan Pengawas.

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


( PPK ),

ASWANDI, SKM
NIP. 19750816 199402 1 001

53

Anda mungkin juga menyukai