Anda di halaman 1dari 21

IMPLEMENTASI

KEBIJAKAN KELAS RAWAT INAP STANDAR


DI RUMAH SAKIT

STANDARISASI KLINIS
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

26 SEPTEMBER 2023

1
DASAR HUKUM UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional
UU Kesehatan No. 17 tahun 2023 tentang
Kesehatan
Perpres No. 4 Tahun 2020 tentang
Perubahan Kedua atas Perpres No 82
Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan

PMK No. 40 Tahun 2022 tentang


Persyaratan Teknis Bangunan,
Prasarana dan Peralatan Kesehatan
RS

Keputusan Direktur Jenderal


Pelayanan Kesehatan
NO.HK.02.02/I/1811/2023 tentang
petunjuk teknis Kesiapan Sarpras
RS penerapan Kelas Rawat Inap
Standar
Definisi
Implementasi KRIS JKN secara bertahap

Kemampuan RS dalam pemehuhan jumlah tempat tidur


rawat inap untuk pelayanan rawat inap kelas standar
secara bertahap paling sedikit 60 % (enam puluh persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik
pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah dan 40%
(empat puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk
Rumah Sakit milik swasta sesuai dengan 12 kriteria kelas
rawat inap standar

4
KONSEP
12 Kriteria KRIS
KELAS RAWAT INAP STANDAR
1 Bahan bangunan di RS tidak memiliki porositas tinggi

Penerapan kebijakan KRIS 2 Ventilasi udara


diawali dengan pentahapan
Sebelum KRIS implementasi sampai 3 Pencahayaan ruangan
dengan akhir tahun 2024
4 Kelengkapan tempat tidur (minimal 2 stop kontak, ada nurse
call)
5
Nakas (1 buah per TT)
6
Suhu ruangan di 20-26°C dan kelembaban stabil
Implementasi KRIS saat ini
belum adanya penyesuaian 7 Pembagian ruang berdasarkan jenis kelamin, usia, jenis
Belum ada standar penyakit (infeksi, non-infeksi, bersalin)
kelas perawatan besaran iuran
Kelas Standar :
8
khususnya kriteria Kepadatan ruangan (max. 4 TT/ruang rawat, jarak antar TT
maksimal tempat Rawat Inap standar untuk min. 1,5m, ukuran TT dapat disesuaikan)
segmen peserta dengan 9
tidur (TT) kamar
hak kelas perawatan terdiri Tirai/partisi tempat tidur (jarak tirai 30 cm dari lantai, panjang
rawat inap, sehingga 10
dari kelas1, 2 dan kelas 3 min. 200 cm, bahan tidak berpori)
masih ditemukan RS
dengan kamar > 6 TT (maks 4 TT) Kamar mandi di dalam ruangan
11
Kamar mandi sesuai dengan standar aksesibilitas
12
Outlet oksigen
5
12 KRITERIA KELAS RAWAT INAP STANDAR (JKN)
Definisi Operasional Setiap Kriteria (1-2)
NO KRITERIA DEFINISI OPERASIONAL (KEPDIRJEN)

1 Komponen bangunan Struktur bangunan rumah sakit yang baik tidak memiliki porositas (pori) yang tinggi.
tidak memiliki tingkat Sehingga semakin tidak berpori atau padat struktur bangunan (contoh: dinding) maka jaminan mutu dan
porositas yang tinggi. keselamatan pasien semakin baik
2 Ventilasi udara • Menjamin pertukaran udara untuk mekanik minimal pertukaran 6 kali per
jam dan untuk ventilasi alami harus lebih dari nilai tersebut
• Ventilasi udara harus memenuhi standar frekuensi pertukaran udara sebagaimana ditetapkan dalam
kriteria melalui pengukuran menggunakan alat bantu velocitymeter/ anemometer.
3 Pencahayaan Ruangan • Mengoptimalkan pencahayaan alami. Jika pencahayaan buatan maka intensitas pencahayaannya 250
lux.untuk penerangan dan 50 lux untuk tidur
• Pencahayaan ruangan buatan harus mengikuti kriteria yang ditetapkan dengan standar 250 lux untuk
penerangan dan 50 lux untuk pencahayaan tidur diukur dengan luxmeter pada bidang kerja (tempat tidur).
4 Kelengkapan tempat tidur Setiap tempat tidur dilengkapi dengan:
• Minimal 2 kotak kontak & tidak boleh percabangan/ sambunganlangsung tanpa pengamanan arus
• Nurse call yang terhubung dengan nurse
Tempat tidur dalam instalasi rawat inap harus menjamin kelengkapan spesifikasi sebagaimana ditetapkan
dalam kriteria
5 Nakas per Tempat Tidur Nakas ialah meja kecil yang harus tersedia untuk setiap tempat tidur.

6 Temperatur Ruangan Pengaturan suhu dalam ruangan rawat inap harus berada pada rentang 20 hingga 26 derajat Celsius.
6
12 KRITERIA KELAS RAWAT INAP STANDAR (JKN)
Definisi Operasional Setiap Kriteria (2-2)
NO KRITERIA DEFINISI OPERASIONAL (KEPDIRJEN)

7 Pembagian Ruang rawat Ruangan terpisah berdasarkan jenis kelamin, anak-dewasa, jenis penyakit (infeksi, noninfeksi, bersalin)
8 Kepadatan ruangan a. Antar tepi TT minimal 1,5 m adalah jarak antara tepi TT ke tepi TT sebelahnya.
b. Jumlah maksimal TT per ruang rawat inap 4 TT.
c. Jenis TT 1 atau 2 Crank sesuai kebutuhan pelayanan

9 Tirai/Partisi Antar Tempat Tidur Rel dibenamkan menempel di plafon atau menggantung porosif).
2) Tirai menggunakan bahan non porosif (tidak berpori/tidak
menyerap air) berwarna cerah dan mudah dibersihkan
10 Kamar Mandi Dalam Ruangan • Letak kamar mandi harus berada di dalam ruangan rawat inap dengan spesifikasi sebagaiamana
Rawat Inap ditetapkan dalam kriteria.
11 Kamar mandi sesuai dengan Kamar mandi dalam ruang memenuhi standar aksesibilitas sbb:
standar aksesibilitas b. Memiliki ruang gerak yang cukup untuk pengguna kursi roda
c. Dilengkapi pegangan rambat (handrail)
d. Permukaan lantai tidak licin dan tidak boleh menyebabkan genangan

12 Outlet Oksigen Outlet oksigen tersentral


7
12 KRITERIA KELAS RAWAT INAP STANDAR
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Bahan bangunan di RS Ventilasi udara Pencahayaan ruangan Kelengkapan tempat tidur Nakas (1 buah per TT Suhu ruangan di 20-26°C
tidak memiliki porositas (minimal 2 stop kontak, dan kelembaban stabil
tinggi ada nurse call)

7. 8. 9. 10. 11. 12.


Pembagian ruang per Kepadatan ruangan (max. Tirai/partisi tempat tidur Kamar mandi di dalam Kamar mandi sesuai Outlet Oksigen
jenis kelamin, usia, jenis 4 TT/ruang rawat, jarak (jarak tirai 30 cm dari ruangan dengan standar
penyakit (infeksi, non- antar TT min. 1,5m, lantai, panjang min. 200 aksesibilitas
infeksi, bersalin) cm, bahan tidak berpori)

8
DATA RS DI SELURUH INDONESIA

Data RS
3.134 RS
(per 25 September
2023, RS online

RS PEMERINTAH : K/L, PROV, KAB/KOTA DAN TNI/POLRI :


PROGRES
IMPLEMENTASI KRIS JKN

Mapping Implementasi KRIS JKN secara bertahap di


RS dilakukan dengan 2 metode yaitu :

1. Pengisian survey self assessment Implementasi


KRIS JKN melalui RS Online
2. Verifikasi Implementasi KRIS JKN sesuai hasil
survey self assessment

10
GAMBARAN RS DALAM IMPLEMENTASI KRIS JKN DI INDONESIA 2023

3122 RS
(Total RS )
Eksklusi : 126 RS
• 43 RS Jiwa*
• 55 RS D Pratama
• 28 RS yang belum
ditetapkan

2996 RS
RS akan implementasi KRIS JKN

2982 RS
(RS Melakukan pengisiian survey self 99,5 %
assessment RS per Agustus 2023)
Sumber data : self assessment RS Online per Agustus 2023 11
PETA JALAN IMPLEMENTASI KRIS
Dari sisi kesiapan fasilitas RS

2023 2024
Total Target RS 1427 2996
Implementasi KRIS

Target 2023
Kondisi Saat ini Kesiapan RS dalam
Semester 1
Implementasi KRIS Semester 1 Tahun 2023 Semester 2

No Pemenuhan Kriteria KRIS Jumlah


RS 756 RS 1427 RS

1 Kriteria 1-7 1094


Realisasi Realisasi per agustus
2 Kriteria 1-9 996 Semester satu:
769 RS 773 RS

3 Kriteria 1- 10 939

4 Kriteria 1- 11 866

5 Kriteria 1-12 773


12
RS Sudah RS Belum
Total yang
Memenuhi Memenuhi
Progres RS Implementasi KRIS 12 Kriteria
Bulan mengisi
12 Kriteria 12 Kriteria 900
survei
KRIS KRIS
Des 2022 2531 316 2215
800
Feb 2023 2540 728 1812
759 769 773
Apr 2023 2970 759 2211 700 728

Jun 2023 2977 769 2208


600
Agt 2023 2982 773 2209

500

400

300 316

200

100

0
Desember Februari April Juni Agustus

13
HASIL IMPLEMENTASI KRIS JKN

Mapping Implementasi KRIS JKN secara bertahap di


RS dilakukan dengan 2 metode yaitu :

1. Pengisian survey self assessment Implementasi


KRIS JKN melalui RS Online
2. Verifikasi Implementasi KRIS JKN sesuai hasil
survey self assessment

14
VERIFIKASI IMPLEMENTASI KRIS JKN SESUAI
HASIL SURVEY SELF ASSESSMENT
∑ RS ∑ RS Implementasi KRIS JKN
Target RS Uji petik
2023 2024/2025
RS Vertikal 33 33 28 5

RSUD 784 280 67 213


RS Swasta 1.956 622 333 289
RS TNI/POLRI 166 127 15 112
Total 2.939 1.062 443 619

Verifikasi Implementasi KRIS JKN sesuai hasil survey dilakukan dengan cara Uji petik
dengan sampling 1.062 RS Pemerintah, TNI/Polri dan swasta di 34 Provinsi. Dari hasil
uji petik (verifikasi) tersebut ada 443 (41,7%) RS menyatakan implementasi KRIS-JKN
secara bertahap tahun 2023
Hasil uji petik ini menunjukkan bahwa RS yang implementasi KRIS JKN secara
bertahap sudah lebih banyak sebesar 443 RS (41,7%) dari 1.062 RS dibandingkan
dengan hasil survey Self Assessment sebesar 773 RS (25,9%) dari 2982 RS
15
Hambatan dan Tantangan RS dalam Solusi dalam Implementasi KRIS
Implementasi KRIS JKN JKN

▪ Penguatan manajemen RS (Pengalihan


• Sebagian RS memiliki jumlah tempat tidur TT ke kamar rawat lain, Penyekatan
dalam 1 kamar > 4 TT atau dengan untuk kamar rawat dengan kapasitas
kapasitas kamar yang besar (bangsal) besar (bangsal)
▪ Dukungan anggaran dari pusat (DAK)
• Sebagian RS memiliki jarak antar tepi
untuk memenuhi Kriteria KRIS
tempat tidur < 1,5 m
▪ Perlu strategi dan kebijakan pemerintah
• Masih ada kamar mandi diluar ruangan dalam mendorong upaya pemilik dan
manajemen RS swasta, terutama untuk
• Beberapa RS memiliki bangunan yang RS kepemilikan Yayasan/ organisasi
masuk sebagai cagar budaya dan kemasyarakatan/ agama dalam
bangunan lama pemenuhan KRIS
▪ Kegiatan mapping dan bimbingan teknis
• Pembiayaan yang secara terus menerus dilakukan di
seluruh Provinsi termasuk updating
capaian
▪ Tarif yang sesuai 16
17
STRATEGI KEMENKES MEMBANTU PERCEPATAN 1. Penguatan regulasi
PEMENUHAN INFRASTRUKTUR SESUAI STANDAR
2. Dukungan pemenuhan
KRIS Kriteria Item pemenuhan Sumber Pembiayaan
( sarpars dan tarif)
APBN/APBD Anggaran RS
1 Porositas Wallpaper, plafond berprofil
✓ Sumber pembiayaan
4 Kelengkapan tempat tidur Stop kontak dan nurse call

KRIS untuk RS
8 Kepadatan ruangan Renovasi atau pembangunan pemerintah:

gedung
10 Kamar mandi di dalam ruangan Renovasi ✓
✓ APBN/APBD
Kamar mandi sesuai dengan Renovasi ✓
11
standar aksesibilitas
✓ Anggaran RS
12 Outlet oksigen Instalasi gas medis ✓

2 Ventilasi udara Jendela dan/atau exhaust fan ✓


3. Ujicoba pembiayaan
3 Pencahayaan ruangan Lampu ✓
5 Nakas Nakas ✓ 4. Kajian persiapan,
6 Suhu ruangan Air Conditioner ✓ proses dan evalusi serta
7 Pembagian ruangan - ✓ kepuasan
9 Tirai/partisi tempat tidur Tirai ✓
USULAN DAK 2024 TERKAIT KRIS PEMBANGUNAN GEDUNG
DAN RUANG PERAWATAN

8
5
1
3
4
2
1
2
5
1
1
1
3
4
2 23 Provinsi
3

2
3 58 RS
1

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
PAPUA BARAT PAPUA SULBAR SULSEL SULTENG SULTRA
SULUT NTT NTB KALTENG KALSEL KALBAR
JATIM JATENG JABAR JAMBI BENGKULU 3 LAMPUNG
BABEL SUMSEL SUMBAR SUMUT ACEH
Proses Perubahan yang dilakukan RS

Penambahan Stop kontak dan Perubahan rel dan Tirai dari 6 TT Pelebaran akses pintu
Outlet Oksigen menjadi 4 TT kamar mandi
Hasil Kajian tingkat kepuasan dalam Implementasi KRIS JKN

Terdapat Perbedaan Kepuasan pada dimensi Tangibel dan Reliability antara Pasien RS yang sudah
implementasi KRIS dengan RS yang belum implementasi KRIS.
Pasien RS yang sudah implementasi KRIS tingkat kepuasannya lebih baik daripada RS yang belum KRIS (CI –
4,509 Tangibel dan -1,633 Reliability)

Hipotesis0=tidak ada beda tingkat kepuasan antar RS yang sudah mengimplementasikan KRIS dan yang belum
mengimplementasikan

9/26/2023 20
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai