Anda di halaman 1dari 65

KIAT DAN STRATEGI

MENYIAPKAN DAN
MEMPERTAHANKAN
AKREDITASI SNARS
ED 1.1
1 PENDAHULUAN
OKOK BAHASAN
KEBIJAKAN UMUM AKREDITASI
2 DAN PERSYARATAN AKREDITASI
RS

3 TATA CARA PENGAJUAN SURVEI

4 PELAKSANAAN SURVEI

KIAT DAN STRATEGI MENYIAPKAN DAN


5 MEMPERTAHANKAN AKREDITASI SNARS ED 1
POLA PIKIR RS TERHADAP AKREDITASI

• PIMPINAN SEPENUH HATI


• KOMITMEN TOTAL
 PIMPINAN SETENGAH  PMKP BERJALAN DGN
• PMKP DITEKUNI DAN
BAIK
HATI • SISMADAK TELAH
DIJALANKAN DGN BENAR
• PEMANFAATAN T.I UNTUK
 SEKEDAR MEMENUHI DIGUNAKAN MENDUKUNG PELAYANAN
KEWAJIBAN • IDENTIFIKASI RISIKO • SISMADAK DAN IMUT
 PESTA KEMBANG API • MONITORING KEPATUHAN DIKERJAKAN DGN BAIK DAN
 IKP  DIABAIKAN KARYAWAN THD SPO -> BENAR
ASESOR INTERNAL  • IMUT DIGUNAKAN SBG
REDOWSKO DIGUNAKAN UPAYA PENINGKATAN MUTU
• IKP SEBAGAI LEARNING • LEARNING CULTURE 
PROCESS SAFETY CULTURE
KEBIJAKAN UMUM AKREDITASI RUMAH SAKIT 
PERSYARATAN AKREDITASI RUMAH SAKIT (PARS)

Mendorong rumah
AKREDITASI  MENILAI sakit untuk
KEPATUHAN TERHADAP
PERATURAN PERUNDANG-
mengikuti peraturan
UNDANGAN DAN STANDAR dan perundang-
SERTA ETIKA PROFESI
undangan, sehingga
akreditasi yang
dilaksanakan dalam
rangka peningkatan
mutu dan
PARS.1
Rumah sakit memenuhi
semua persyaratan
informasi dan data
kepada KARS
MAKSUD DAN TUJUAN UNTUK PARS.1
Rumah sakit perlu memberikan data dan dan informasi yang dibutuhkan untuk proses akreditasi.
Saat mengajukan permohonan survei akreditasi, dan survei berikutnya

Contoh

mengisi aplikasi survei data direktur rumah


secara lengkap sakit

perubahan direktur rumah


data kelengkapan: STR dan sakit, kepemilikan,
SIP para staf medis serta peningkatan kelas,
data perizinan-perizinan pembangunan/renovasi yang
lainnya cukup luas, dan lain
sebagainya
Monitoring
dilaksanakan
terus-menerus
MONITORING PARS.1 selama
siklus akreditasi
terkait
dengan pengajuan
yang diperlukan.
DAMPAK KETIDAK PATUHAN PARS 1

 Informasi pada aplikasi survei rumah


Berisiko gagal akreditasi sakit tidak tepat /tidak sesuai selama
pelaksanaan survei maka dibutuhkan
survei terfokus dan rumah sakit diminta
menanggung biaya dari pelaksanaan
survei terfokus.
Penetapan akreditasi tertunda
sampai semua persyaratan
 Jika terdapat bukti bahwa
akreditasi dipenuhi dan dilakukan rumah sakit telah memalsukan
survei terfokus. atau menahan informasi atau
bermaksud menghilangkan
informasi yang diajukan kepada
KARS,
PARS 2
RS menyediakan informasi yang
lengkap dan akurat,jujur dan
berintegrasi kepada KARS
selama keseluruhan fase dari
proses akreditasi.
MAKSUD DAN TUJUAN PARS 2

RS yang mengajukan Hal ini dibuktikan dengan


akreditasi atau sudah menyediakan informasi yang
terakreditasi untuk lengkap dan akurat selama
melaksanakan proses proses akreditasi dan pasca
akreditasi secara jujur, akreditasi.
berintegritas dan transparan.
KARS MENDAPATKAN INFORMASI TENTANG RUMAH
SAKIT MELALUI
Informasi
D ari Rumah
Sakit Dan
Karyawan

ar i Masyarakat
D
Informasi
Informasi
D ari Pemer
intah
n M ed ia sosial
ssa da
Dari Media ma
Informasi
Komunika
s i Secara
tau Lisan
lui Wawancara A
Mela
n g De n gan Atau A RS
i Langs u egawai K
Observas Lainnya Kepada P Dokumen
Elektronik
mu n ik a s i S Atau Hard
Ko eperti Me
dia Massa -co
Atau Lap py Melalui Pihak K
oran Pem etiga,
erintahan
Pemalsuan Pemalsuan bisa
secara meliputi
keseluruhan perubahan draft,
perubahan
atau sebagian format, atau
dari informasi
yang diberikan
1 menghilangkan
isi dokumen atau
oleh pihak yang mengirimkan
mengajukan 2 informasi,
LAPORAN,
atau rumah DATA DAN
sakit yang MATERI
Monitoring dari PARS ini
dimulai sejak proses
pendaftaran dan terus
berlanjut hingga rumah
sakit tersebut terakreditasi

MONITORING PARS.2
DAMPAK KETIDAKPATUHAN TERHADAP
PARS 2
Jika KARS meyakini bahwa
rumah sakit memasukkan
informasi yang tidak akurat
atau palsu atau
mempresentasikan informasi
yang tidak akurat atau palsu Kegagalan mengatasi masalah ini
ke surveior, maka RS akan tepat waktu atau pada saat survei
dianggap Berisiko Gagal terfokus dapat berakibat
Akreditasi dan kemungkinan Kegagalan Akreditasi.
perlu menjalani survei
terfokus.
PARS 3
RS melaporkan bila ada perubahan
dari profil rumah sakit (data
elektronik) atau informasi yang
diberikan kepada KARS saat
mengajukan aplikasi survei dalam
jangka waktu maksimal 10 hari
sebelum waktu survei
MAKSUD DAN TUJUAN PARS 3
KARS MEMERLUKAN Data-data informasi di bawah ini:

Perubahan kepemilikan
Perubahan bentuk
rumah sakit
badan hukum rumah
Perubahan nama rumah
sakit Perubahan kategori
sakit
rumah sakit

Pencabutan atau pembatasan izin


operasional, keterbatasan atau penutupan
layanan pasien, sanksi staf klinis atau staf Penambahan atau penghapusan, satu
lainnya, atau tuntutan terkait masalah atau lebih jenis pelayanan kesehatan,
Perubahan kelas peraturan dan hukum oleh pihak
misalnya penambahan unit dialisis
atau penutupan perawatan trauma. dll
rumah sakit Kementerian Kesehatan dan atau Dinas
Kesehatan
dilaksanakan :
 saat pengajuan aplikasi survei
secara elektronik atau

 saat berlangsungnya proses


survei.
MONITORING PARS 3
 Apabila ditemukan adanya
perubahan profil rumah sakit yang
tidak dilaporkan dapat
mengakibatkan dilaksanakannya
survei terfokus dalam waktu yang
berbeda. 
DAMPAK KETIDAKPATUHAN TERHADAP
PARS 3

Apabila rumah sakit pada saat pengajuan aplikasi survei secara elektronik atau
saat berlangsungnya proses survei tidak menyampaikan perubahan profil rumah
sakit dapat berakibat tidak dilaksanakan survei akreditasi, gagal akreditasi atau
dilaksanakan survei terfokus dalam waktu yang berbeda.
PARS 4
Rumah sakit mengizinkan
memberikan akses kepada KARS
untuk melakukan monitoring
terhadap kepatuhan standar,
melakukan verifikasi mutu dan
keselamatan atau terhadap laporan
dari pihak yang berwenang. 
MAKSUD DAN TUJUAN PARS 4

KARS memiliki kewenangan untuk


Surveior selalu menggunakan
melakukan telusur dan investigasi
terhadap pelaksanaan mutu dan tanda pengenal resmi sebagai
keselamatan pasien ke seluruh atau identitas dan surat tugas dari
sebagian rumah sakit, dengan KARS ketika melakukan
pemberitahuan atau tanpa kunjungan tanpa pemberitahuan
pemberitahuan, untuk memastikan
rumah sakit tetap memenuhi dan
kepada rumah sakit
mematuhi sebelumnya. 
standar.
Monitoring dari
persyaratan ini
MONITORING PARS 4 dilaksanakan
selama fase
siklus akreditasi
tiga tahunan.
DAMPAK KETIDAK PATUHAN
TERHADAP PARS.4
KARS akan menarik status akreditasi dari rumah sakit yang menolak
atau membatasi akses terhadap surveior KARS yang ditugaskan
untuk melaksanakan telusur dan investigasi langsung
PARS 5
Rumah sakit bersedia menyerahkan
data hasil monitoring dari
Kementerian Kesehatan/Dinas
Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota
berupa berkas asli atau fotokopi
legalisir kepada KARS
MAKSUD DAN TUJUAN PARSN 5

Surveior KARS dapat meminta informasi dari Dalam hal ini termasuk kepatuhan
Kementerian Kesehatan/Dinas Kesehatan terhadap peraturan perundang-
Provinsi/Kabupaten/Kota berbagai aspek undangan dan monitoring dari mutu
operasional RS dan lembaga lainnya yang
dan keselamatan berupa
juga melakukan penilaian terhadap area
yang berhubungan dengan mutu dan insiden/kejadian yang dilaporkan ke
keselamatan, pihak berwenang
Contoh: pemeriksaan keselamatan kebakaran,
pemeriksaan sanitasi rumah sakit dan lain
sebagainya.
 Apabila diperlukan, RS
bersedia memberikan semua
catatan resmi, laporan dan
rekomendasi dari lembaga lain
seperti lembaga yang
membidangi perizinan,
pemeriksaan, peninjauan
MONITORING PARS 5 KARS
ulang, juga bisa dan
pemerintahan
meminta laporan secara
perencanaan.
langsung dari lembaga lain
tersebut. Laporan tersebut
bisa diminta selama
berlangsungnya fase siklus
akreditasi tiga tahunan,
termasuk selama survei
akreditasi atau sebagai
bagian dari monitoring
yang menyangkut insiden
DAMPAK KETIDAK PATUHAN TERHADAP PARS.5

Apabila rumah sakit tidak bersedia menyediakan laporan resmi


ketika diminta pada saat survei berlangsung, dapat berakibat
dilaksanakannya survei terfokus untuk mengkaji kembali laporan
dan standar yang berhubungan
1

PARS 6
Pejabat KARS
atau surveior
Rumah sakit senior yang 2
mengizinkan ditugaskan
wajib
pejabat
menggunakan
KARS atau tanda pengenal
surveior resmi sebagai
senior yang identitas dan
ditugaskan surat tugas
oleh KARS dari KARS,
termasuk
untuk ketika
mengamati melakukan
MAKSUD DAN TUJUAN UNTUK PARS.6

Pejabat KARS atau surveior senior


dapat ditugaskan oleh Ketua
Eksekutif KARS untuk mengawasi
surveior baru, melakukan evaluasi
standar baru dan melaksanakan evaluasi
terhadap adanya perubahan tersebut
selain aktivitas
lainnya.
Evaluasi bisa
dilaksanakan pada
MONITORING PARS 6 semua fase proses
akreditasi, termasuk
saat pelaksanaan survei
verifikasi dan survei
terfokus 
DAMPAK KETIDAK PATUHAN
TERHADAP PARS.6

Apabila rumah sakit tidak bersedia dilaksanakan evaluasi pada semua


fase proses akreditasi, termasuk saat pelaksanaan survei verifikasi dan
survei terfokus dapat berakibat kegagalan akreditasi.
1
Dengan

PARS 7
demikian
RS bersedia
bergabung
direktur 2
rumah sakit
dalam dapat
sistem membanding
penilaian kan capaian
perkembang indikator
area klinis,
an mutu area
dengan manajemen
memberikan dan sasaran
hasil keselamatan
MAKSUD DAN TUJUAN UNTUK PARS.7

Kumpulan indikator KARS Pengumpulan, analisis dan penggunaan data


merupakan inti dari proses akreditasi KARS.
memberikan keseragaman, ketepatan
Data dapat menunjang perbaikan yang
spesifikasi dan standarisasi data yang berkesinambungan bagi RS. Data juga bisa
dikumpulkan sehingga dapat dilakukan menyediakan arus informasi yang
perbandingan di dalam RS dan antar berkesinambungan bagi KARS dalam
RS mendukung kelangsungan perbaikan mutu
dan keselamatan pasien rumah sakit.

Pemilihan dan penggunaan kumpulan


indikator diintegrasikan ke dalam
prioritas parameter rumah sakit, seperti
yang dijabarkan dalam standar TKRS.5,
TKRS.11, dan TKRS.11.1.
 Indikator wajib dan indikator
yang dipilih dievaluasi secara
menyeluruh selama proses
akreditasi berlangsung.

MONITORING PARS 7
 Pengisian kedua indikator
tersebut dilakukan sebelum
proses survei. Evaluasi
dilaksanakan pada semua fase
proses akreditasi, termasuk
saat pelaksanaan survei
verifikasi dan survei terfokus.
DAMPAK KETIDAKPATUHAN TERHADAP
PARS.7
Apabila RS tidak bersedia bergabung dalam sistem penilaian
perkembangan mutu dengan memberikan hasil pengukuran
indikator mutu dan dapat berakibat pada hasil akreditasi
PARS 8
Rumah sakit wajib menampilkan
status akreditasi dengan tepat,
program dan pelayanan sesuai
dengan tingkatan status akreditasi
yang diberikan oleh KARS melalui
website atau promosi lainnya
MAKSUD DAN TUJUAN UNTUK
PARS.8

Situs, iklan dan promosi rumah sakit serta


informasi lain yang dibuat oleh rumah sakit
kepada masyarakat harus secara tepat
menggambarkan capaian tingkatan status akreditasi
yang diberikan oleh KARS, program dan pelayanan
yang diakreditasi oleh
KARS 
Evaluasi terhadap
persyaratan ini
MONITORING PARS 8 dilaksanakan pada
seluruh fase
akreditasi, termasuk
siklus akreditasi tiga
tahunan
DAMPAK KETIDAKPATUHAN TERHADAP
PARS.8

Apabila informasi tentang capaian tingkatan status akreditasi yang


diberikan oleh KARS tidak sesuai, dapat berakibat pada hasil
akreditasi.
PARS 9
RS menyelenggarakan
pelayanan pasien dalam
lingkungan yang tidak
memiliki risiko atau
mengancam keselamatan
pasien, kesehatan masyarakat
MAKSUD DAN TUJUAN UNTUK PARS.9

RS yang dipercaya Oleh karena itu, RS


pasien, staf dan menjaga kepercayaan
masyarakat, dengan melakukan
dinyatakan berisiko peninjauan dan
rendah dan pengawasan terhadap
merupakan tempat praktik keselamatan.
yang aman.
Evaluasi dilaksanakan
terutama selama proses
survei berlangsung
termasuk melalui laporan
MONITORING PARS 9 atau pengaduan dari
masyarakat atau sanksi
dari pihak yang
berwenang pada seluruh
fase akreditasi, termasuk
siklus akreditasi tiga
tahunan.
DAMPAK KETIDAKPATUHAN
TERHADAP PARS.9

Risiko keamanan yang membahayakan pasien, pengunjung dan staf


yang ditemukan pada saat survei dapat berakibat pada hasil
akreditasi sampai masalah tersebut dapat diatasi dengan baik.
KEBIJAKAN PRA SURVEI
AKREDITASI
KEBIJAKAN PRA SURVEI AKREDITASI PERSYARATAN KELAYAKAN
UMUM

Rumah sakit mempunyai izin pengelolaan limbah


1 di wilayah Indonesia
okasi bahan berbahaya dan beracun yang masih berlaku
atau kerjasama dengan pihak ketiga yang 5
mempunyai izin sebagai pengolah limbah bahan
h sakit umum maupun rumah sakit beracun dan berbahaya yang masih berlaku dan atau
2
s untuk semua kelas rumah sakit izin sebagai transporter yang masih berlaku.

Semua staf pemberi asuhan di


perasional
3 rumah sakit masih berlaku RS telah 6
mempunyai STR dan SIP

tur/Kepala rumah Sakit adalah tenaga RS melaksanakan atau bersedia


4
s (dokter atau dokter gigi) melaksanakan 7
kewajiban dalam meningkatkan mutu
asuhan dan keselamatan pasien.
TATA CARA PENGAJUAN SURVEI AKREDITASI PERTAMA
KALI DAN SURVEI ULANG
1. RS mengajukan permohonan survei akreditasi melalui email ke survei@kars.or.id atau secara online
melalui website : www.kars.or.id paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tanggal pelaksanaan yang diajukan
oleh rumah sakit.

2. Surat permohonan survei dilampiri dengan kelengkapan Sbb:

Aplikasi survei yang sudah Izin operasional Ijazah dokter atau dokter gigi
Hasil self asessment terakhir,
diisi dan ditandatangani oleh yang masih dariDirektur/Kepala rumah
dengan skor minimal 80%
Direktur/Kepala rumah sakit berlaku sakit.

Surat pernyataan
Tidak keberatan Direktur/Kepala Semua tenaga medis sudah
memberikan akses rekam rumah sakit yang mempunyai STR dan SIP.
medis kepada surveior berisi

Tidak meninggalkan rumah sakit


selama
kegiatan survei berlangsung
– Daftar Staf medis yang dilengkapi dengan nomer STR dan SIPdan masa berlakunya
– Surat izin pengelolaan air limbah (IPLC) yang masih berlaku
– Surat izin pengelolaan limbah B-3 yang masih berlaku atau perjanjian kerjasama
dengan pihak ke 3 yang mempunyai izin pengolah limbah B-3 dan tranporter yang
masih berlaku.
3. KARS akan melakukan evaluasi permohonan dan menetapkan:
– Bila rumah sakit telah memenuhi persayaratan maka KARS akan melanjutkan
proses akreditasi
– Bila rumah sakit belum memenuhi persyaratan maka KARS akan memberitahukan
ke RS agar melengkapi persyaratan dan pelaksanaan akreditasi ditunda sampai
dengan kekurangan persyaratan dipenuhi oleh rumah sakit.
KONTRAK ANTARA KARS DENGAN RS

RS melakukan kontrak komitmen dengan KARS:


• Kesediaan RS dilakukan evaluasi terus menerus mulai dari permohonan survei yang
diajukan, pada waktu survei akreditasi dilaksanakan dan selama siklus akreditasi 3
tahunan. Evaluasi pasca akreditasi ini dapat dilakukan setiap saat dengan atau
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Bila rumah sakit menolak dilakukan evaluasi
dapat berisiko sertifikat akreditasi ditarik kembali oleh KARS
• Kesediaan RS dilakukan survei verifikasi tepat waktu atau sesuai dengan jadwal
sebanyak dua kali yaitu satu tahun setelah survei dan dua tahun setelah survei. Bila
Rumah Sakit menolak dilakukan survei verifikasi maka berisiko sertifikat akreditasi
ditarik kembali oleh KARS.
• Kesediaan RS memberikan data dan informasi yang akurat dan tidak
palsu kepada KARS dan surveior. Bila terbukti data dan informasi tidak
akurat atau dipalsukan maka rumah sakit siap menerima risiko gagal
akreditasi dan rumah sakit mengajukan ulang permohonan untuk
dilakukan survei oleh KARS.
• Kesediaan RS melaporkan perubahan data di aplikasi survei
(kepemilikan, Direktur Rumah Sakit, perizinan, pelayanan,
gedung/bangunan dan fasilitas dll) selambat-lambatnya 10 hari sebelum
survei dilakukan
• Kesediaan RS melaporkan bila ada kejadian sentinel, perubahan kelas
rumah sakit, perubahan jenis atau kategori rumah sakit, penambahan
pelayanan baik spesialistik atau sub spesialistik, perubahan bangunan
yang lebih dari 25 % dari bangunan saat sekarang selama siklus
akreditasi 3 tahun dan bersedia dilakukan survei terfokus sesuai
kebutuhan.
• Kesediaan RS melengkapi perizinan yang terkait dengan tenaga dan
sarana-prasarana (fasilitas)
• Kesediaan RS mengizinkan pejabat KARS atau surveior senior yang
ditugaskan dengan menggunakan tanda pengenal dari KARS untuk
melakukan evaluasi pada saat berlangsungnya survei. Evaluasi bisa
dilaksanakan pada seluruh fase akreditasi, termasuk siklus akreditasi tiga
tahunan.
• Kesediaan RS menyediakan fasilitas dan lingkungan yang aman bagi
pasien, keluarga dan staf sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
• Kesediaan RS melakukan pembayaran survei paling lambat 7 hari
sebelum pelaksanaan survei
PELAKSANAAN SURVEI
SURVEI H-1 TEMPAT HOTEL SURVEIOR MENGINAP

WAKTU MANAJEMEN MEDIS PERAWAT  


19.00 - 20.00 Pertemuan Tim Survei dengan Direktur RS dan Staf  
 Peserta dari RS : Direktur RS, para pimpinan dan staf
terkait.
 Peserta Tim Survei : seluruh surveior

20.00-22.00 Pertemuan antar anggota Tim Survei  


MATERI PERTEMUAN H -1

• PEMBACAAN ETIKA SURVEIOR OLEH KA TIM


SURVEIOR
• SURAT PERNYATAAN SURVEIOR AKAN MENJAGA
RAHASIA RS
• SURAT PERNYATAAN DIREKTUR/KEPALA RUMAH
SAKIT YANG BERISI:
• TIDAK KEBERATAN MEMBERIKAN AKSES REKAM MEDIS KEPADA SURVEIOR
• TIDAK MENINGGALKAN RUMAH SAKIT SELAMA KEGIATAN SURVEI BERLANGSUNG
• SEMUA STAF MEDIS SUDAH MEMPUNYAI STR DAN SIP.
08.00 - 08.30 Pembukaan
 Safety briefing, Menyanyikan lagu Indonesia
 Sambutan Direktur RS , Perkenalan dan pengarahan Ketua Tim Survei,DoaHR PERTAMA

08.30 – 08.50 Presentasi Profil pelayanan RS dan PMKP dan Program Nasional

08.50 – 09.15 Klarifikasi

09.15 – 09.30 REHAT KOPI

  Telaah Regulasi dan Dokumen


09.30 – 11.00 MANAJEMEN MEDIS PERAWAT
PKPO, PMKP, TKRS, MFK, KKS ARK, AP, PAP, PAB, SKP, HPK, MKE, PPI, MIRM
PROGRAM NASIONAL

11.00 – 12.00 Telaah Data Telaah Rekam Medis Telaah Rekam Medis
Tertutup Tertutup
 
12.00 – 13.00 ISHOMA
08.00 - 09.00 Klarifikasi dan masukan
HR KEDUA
09.00 - 10.00 Wawancara pimpinan mengenai mutu dan keselamatan
10.00 - 10.15 REHAT KOPI
  MANAJEMEN MEDIS PERAWAT
10.00 - 10.30 Wawancara program mutu Wawancara Program Nasional Wawancara program PPI
(PONEK,HIV, TB, PRA, dan
10.30 -11.00 Wawancara manajemen rantai Geriatri) Telusur sistem PPI, SKP,
pasokan dan pembelian berdasarkan   MIRM, MKE,HPK
bukti.

11.00 - 12.00 Telusur sistem PKPO, MFK dan PMKP Telusur pasien Telusur sistem PPI, SKP,
MIRM, MKE,HPK
12.00 - 13.00 ISHOMA
13.00 - 14.00 Telusur sistem PKPO, MFK dan PMKP Wawancara Komite Medis Wawancara Komite
dan Pimpinan Medis Keperawatan dan Pimpinan
Keperawatan

14.00 - 16.30 Telusur sistem PKPO, MFK dan PMKP Telusur pasien Telusur sistem PPI, SKP,
  Simulasi code red MIRM, MKE,HPK
  Simulasi code blue  Simulasi code blue
08.00 - 09.00 Klarifikasi dan masukan  
HR KETIGA
09.00 - 10.00 Telaah KKS untuk Staf klinis Telaah KKS untuk Staf Telaah KKS untuk staf
lainnya medis keperawatan
Simulasi RJP Simulasi RJP Simulasi RJP

10.00 - 10.15 REHAT KOPI  

10.15 - 12.00 Telusur sistem PKPO, MFK dan Telusur pasien Telusur sistem PPI, SKP,  
PMKP   MIRM, MKE,HPK
 

12.00 - 13.00 ISHOMA  

13.00 - 15.00 Penyusunan bahan exit conference  

15.00 - 16.00 Exit conference  

16.00 - 16.30 Penutupan  


METODA TELUSUR
ReDOWS Ko
• R = Regulasi (Pedoman, Panduan, Kebijakan , SPO, Program)
• D = Dokumen bukti implementasi (Rekam Medis, dll)
• O = Observasi pelaksanaan regulasi oleh civitas Hospitalia
• W = Wawancara dengan pelaksana asuhan dan pasien atau keluarga
• S = Simulasi pelaksanaan SPO
• Ko = Konfirmasi
TUJUAN INSTRUMEN SNARS untuk surveior

1 Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi


pada waktu survei

2
Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti
pelaksanaan kegiatan pada waktu survei

3 Sebagai acuan dalam melakukan wawancara, observasi dan


meminta staf rumah sakit melakukan simulasi.

4 Sebagai panduan dalam memberikan skor dan nilai.


TUJUAN INSTRUMEN SNARS untuk rs dan staf

11 Sebagai acuan dalam menyusun


Sebagaiyang
regulasi acuan dalam menyusun
diwajibkan oleh
regulasi yang diwajibkan oleh
akreditasi
akreditasi

22 Sebagai acuan dalam melaksanakan


Sebagaidan
kegiatan acuan dalam melaksanakan
dokumentasinya
kegiatan dan dokumentasinya

33
Sebagai acuan dalam melatih staf
Sebagai
terkait acuanstandar
dengan dalam melatih staf
dan elemen
terkait dengan
penilaian standar1dan elemen
dalam SNARS
penilaian dalam SNARS 1
KIAT DAN STRATEGI PENERAPAN
DAN MEMPERTAHANKAN
AKREDITASI
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RS EDISI 1.1

PIMPINAN/DIREKTUR RS

Mengetahui peraturan Menjamin kepatuhan


Menyusun regulasi di tingkat
perundangan terkait
RS
staf melaksanakan
perumah sakitan regulasi RS

61
PERAN PIMPINAN RS DALAM SNARS
Patuh terhadap
peraturan &
perundangan RS

PIMPINAN RS Menetapkan
regulasi di RS

ASESOR INTERNAL

Sistem monev terhadap


regulasi yg ditetapkan Menjamin kepatuhan staf
pimp dengan terhadap regulasi yg
REDOWSKO ditetapkan oleh pimpinan

Rangkuman Bab Tata Kelola RS


KIAT DAN STRATEGI PENERAPAN SNAR EDISI 1.1

1. DIREKTUR HARUS TERLIBAT LANGSUNG MEMIMPIN PERSIAPAN SURVEI


2. LATIH ASESOR INTERNAL LATIH DENGAN APLIKASI ReDOWSKo
3. POKJA MENJYIAPKAN REGULASI DI TINGKAT RS SESUAI BAB
4. UNIT MENYIAPKAN REGULASI DI TINGKAT UNIT
5. POKJA HARUS BERKORDINASI DENGAN POKJA LAIN (JANGAN BERPOKJA-RIA)  BUAT
SKENARIO DAN GUNAKAN SISMADAK
6. CERMATI PERUBAHAN YG ADA DAN SEGERA LAKUKAN PERBAIKAN REGULASI.
7. SOSIALISASI PERUBAHAN REGULASI
8. IMPLEMENTASI  IMPLEMENTASI LANGSUNG MENGGUNAKAN SIRSAK
9. CEK IMPLEMENTASI DENGAN JALAN :
ASESOR INTERNAL MENGUJI STAF MENGGUNAKAN APLIKASI REDOWSKO
10. BILA DIPERLUKAN MENGUNDANG PEMBIMBING DARI KARS ATAU SURVEI SIMULASI
KESIMPULAN

SNARS edisi 1.
SNARS edisi 1.1
merupakan standar akreditasi
rumah sakit yang mudah
Berlaku 1 Januari 2020
dipahami sehingga mudah
Penggunaan teknologi informasi
diimplementasikan, yang lebih
yg sesuai dengan standar snars
mendorong peningkatan mutu,
sangat mendukung implementasi
keselamatan pasien dan
dan monitoring
manajemen risiko, termasuk di
terhadap kepatuhan staf
rumah sakit pendidikan, serta
terhadap standar
mendukung program nasional
bidang kesehatan, dan berlaku

Anda mungkin juga menyukai