discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/290379562
CITATIONS
READS
2,834
1 author:
Mitty Mauliana
Universitas Padjadjaran
5 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Mitty Mauliana on 13 January 2016.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
INSTALASI FARMASI
RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT
NAMA
: MITTY MAULIANA
NPM
: 260120150003
KONSENTRASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJAJARAN
TAHUN 2015
1
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
INSTALASI FARMASI
RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2015
Farmasi
dan
Pengelolaan
Perbekalan
farmasi
secara
Jawa
Barat,
maka
perlu
disusun
suatu
Pedoman
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
Yayasan
RSI
Al
Ihsan
dengan
dana
Pembangunan
Rp
Keputusan
Mahkamah
Agung
Republik
Indonesia
Nomor
372
Surat Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor : 900/Kep.921Keu/2009 tentang Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat telah lulus
Akreditasi sebagai berikut :
-
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat adalah
rumah sakit tipe B dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 300 buah.
BAB III
VISI, MISI DAN TUJUAN RSUD AL IHSAN
A.
FALSAFAH
IHSAN
Beribadah kepada Allah SWT seakan-akan kamu melihat Allah, dan
bilamana kamu tidak bisa melihat Allah pasti melihat kamu
Dengan demikian, derajat IHSAN yang menempatkan manusia pada
tingkatan ibadah yang paling tinggi hendaknya menjadi acuan bagi
seluruh pegawai RSI Al Ihsan dalam melaksanakan tugas pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
Falsafah IHSAN dapat mendorong petugas pelayanan kesehatan menjadi
insan pengabdi (abdi Allah) yang yakin bahwa penyakit itu diciptakan oleh
Allah dan hanya dapat disembuhkan karena izin Allah, serta mendorong
insan kesehatan untuk menemukan obat penangkalnya sebagaimana
dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW : Allah menurunkan penyakit dan
menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang mengerti dan tidak
diketahui oleh orang yang tidak mengerti (HR. Bukhari dan Muslim).
Falsafah IHSAN dapat mencegah petugas pelayanan kesehatan dari
tindakan yang menyimpang dari kode etik dan tata cara pengobatan yang
benar sebagaimana dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW : Allah tidak
menjadikan penyembuhan dengan apa yang diharamkan atas kamu (HR.
Baihaqi)
Berdasarkan hal tersebut diatas, petugas pelayanan yang berpegang
teguh pada falsafah IHSAN hendaknya :
1. Yakin bahwa hanya karena ijin Allah seorang penderita dapat
sembuh kembali
2. Yakin bahwa semua penyakit ada obatnya yang masih harus
dicari/dipelajari
3. Allah hanya memperkenankan pengobatan dengan obat dan caracara yang tidak diharamkan oleh Allah yakin bahwa pelayanan
kesehatan yang didasarkan karena Allah, akan menjadi bagian dari
ibadah kepada Allah.
B.
Tabel. 2.1
Sasaran Strategis dan Indikator Pencapaian Sasaran
MISI Ke - 1 ; Mewujudkan Center of Excellent ( pelayanan unggulan : jantung,
traumatic, degeneratif, perinatologi, stroke, diabetic,
cancer, infeksi, emergency )
Tujuan
Sasaran
Terciptanya
pelayanan
kesehatan yang
bermutu, cepat,
tepat dan
akurat yang
didukung oleh
Sumber Daya
yang
berkualitas dan
memadai
Meningkatkan
kualitas dan
kinerja
pelayanan
Tujuan
Sasaran
Memiliki SDM
Meningkatkan
yang
kualitas
profesionalisme Sumber Daya
Manusia (SDM)
Rumah Sakit
Umum Daerah
Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat sesuai
kebutuhan
Tujuan
Tersedianya
sarana dan
prasarana
yang
berkualitas
Sasaran
Meningkatnya
sarana,
prasarana dan
peralatan bagi
pengembangan
pelayanan
Kesehatan
10
Tujuan
Sasaran
Meningkatkan
kerjasama
dengan
instansi lain
dalam
memjukan
pelayana
rumah sakit
Terciptanya
kerjasama
saling
menguntungkan
dengan
perguruan
tinggi dan RS
Tujuan
Menjadi lahan
pendidikan yang
menghasilkan
SDM yang
profesionalisme
Sasaran
Meningkatkan
kualitas Sumber
Daya Manusia
(SDM) profesi
kedokteran,
keperawatan dan
profesi lainnya
sesuai kebutuhan
11
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Provinsi Jawa Barat)
Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa
Barat terdiri atas :
a. Direktur
b. Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membawahkan :
1. Bagian Umum dan Hukum, membawahkan
a.
b.
Subbagian Perencanaan
b.
Subbagian Keuangan
b.
Subbagian Akuntansi
b.
b.
12
Subbagian
Administrasi
dan
Pengembangan
Pegawai
b.
b.
13
Karier
DIREKTUR
KELOMPOK
JAFUNG
DEWAN PENGAWAS
KOMITE
WAKIL DIREKTUR
UMUM DAN
KEUANGAN
BAGIAN
KEUANGAN DAN
AKUNTANSI
BAGIAN
PERENCANAAN
PROGRAM, EVALUASI
DAN PELAPORAN
BAGIAN
UMUM, HUKUM DAN
PEMASARAN
BIDANG
KEPERAWATAN
BAGIAN
SUMBER DAYA
MANUSIA
BAGIAN
PENDIDIKAN DAN
PENELITIAN
SUBBAGIAN
KEUANGAN
SUBBAGIAN
PERENCANAAN
DAN PROGRAM
SUBBAGIAN
KERUMAHTANGGAAN
DAN PERLENGKAPAN
SEKSI
PELAYANAN MEDIK
SEKSI
PELAYANAN
KEPERAWATAN
SUBBAGIAN
ADMINISTRASI DAN
PENGEMBANGAN KARIR
PEGAWAI
SUBBAGIAN
PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN
SUBBAGIAN
EVALUASI DAN
PELAPORAN
SUBBAGIAN
HUKUM, HUMAS
DAN PEMASARAN
SEKSI
PENUNJANG MEDIK
SEKSI
PENGEMBANGAN MUTU
DAN LOGISTIK
KEPERAWATAN
SUBBAGIAN
KESEJAHTERAAN
PEGAWAI
SUBBAGIAN
PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
SUBBAGIAN
AKUNTANSI
WAKIL DIREKTUR
MEDIK DAN
KEPERAWATAN
14
WAKIL DIREKTUR
SDM DAN
PENDIDIKAN
SATUAN
PENGAWAS
INTERNAL
BAB V
VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
15
Administrasi IFRS
Kepala Unit
Pelayanan Farmasi
Klinik
Kepala Unit
Pengelolaan
Perbekalan Farmasi
Koordinator
Pelayanan Farmasi
Rawat Jalan
Kepala Unit
Manajemen Mutu
Koordinator
Pelayanan Farmasi
Rawat Inap
Depo BPJS
Depo Rawat Inap
Depo IGD
Depo Cancer Centre
Depo GD A Lt I
Depo HD
16
BAB VI
URAIAN JABATAN
lingkungan
instalasi
agar
terjalin
kerjasama
untuk
17
mengatur
dan
menyelenggarakan
kegiatan
pengelolaan
perbekalan
farmasi
sesuai
dengan
18
9. Membina hubungan kerja yang baik dengan unit kerja yang ada
di instalasa farmasi dan di lingkungan rumah sakit.
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi
Farmasi
C. Kepala Unit Pelayanan Farmasi Klinik
Kepala Unit Pelayanan Farmasi Klinik bertugas dalam:
1. Memberi masukan terhadap program kerja instalasi farmasi
2. Membuat
perencanaan
pengembangan
dan
perbaikan
mengatur
dan
menyelenggarakan
kegiatan
pengawasan,
pembinaan,
bimbingan
dan
dalam rangka
19
bulan untuk
dilaporkan ke Direktur.
4. Membuat laporan tentang jumlah resep yang masuk ke Instalasi
Farmasi
5. Menyiapkan sarana kerja untuk para petugas farmasi lainnya.
6. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan sesama staf
farmasi dan unit kerja lain di rumah sakit.
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi
Farmasi.
F. Koordinator rawat jalan
Koordinator rawat jalan bertugas dalam :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
20
21
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
22
23
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
A. Pola Ketenagaan
Instalasi
Farmasi
RSUD
Al
Ihsan
Provinsi
Jawa
Barat
Jabatan
Pengaturan Jadwal
1.
Kepala Instalasi
Dinas Pagi
2.
Kepala Unit
Dinas Pagi
Koordinator Pelayanan
Dines Pagi
3.
Pelaksana
Kefarmasian
4.
Tenaga Administrasi
Dinas Pagi
B. Kualifikasi Personil
No.
Jabatan
Kualifikasi Personil
1.
Kepala Instalasi
S1,
Apoteker,
STRA,
SIPA,
telah
dan
memiliki
telah
Kepala Unit
S1,
Apoteker,
STRA,
SIPA,
telah
dan
memiliki
telah
Koordinator Pelayanan
S1,
Apoteker,
STRA,
SIPA,
telah
dan
memiliki
telah
Pelaksana
Kefarmasian
24
dan
SIK
serta
Tenaga Administrasi
Profesi
jumlah
keterangan
Apoteker
6 orang
Sarjana Farmasi
4 orang
D3 Farmasi
27 orang
7 orang D3
20 orang sedang sekolah D3
SMK Farmasi
Administrasi
9 orang
Sarjana akutansi
1 orang
D3 akutansi
1 orang
SMA
4 orang
25
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
alur
pelayanan
Instalasi
Farmasi
sebagai
26
BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT
Tempat
Pemimpin Rapat
Notulen Rapat
Jumlah
Peserta :
Rapat
Agenda Rapat
Hasil Rapat
27
BAB XI
PELAPORAN
B. Laporan Bulanan
1. Laporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
2. Laporan Kegiatan Instalasi Farmasi
a. Laporan penerimaan Instalasi Farmasi berdasarkan
lembar resep
b. Laporan penulisan dan pelayanan resep berdasarkan
item obat (R/)
c. Laporan Pendapatan Instalasi Farmasi.
d. Laporan hasil stock opname
C. Laporan Triwulan
1. Laporan Kegiatan Instalasi Farmasi
a. Laporan penerimaan Instalasi Farmasi berdasarkan
lembar resep
b. Laporan penulisan dan pelayanan resep berdasarkan
item obat (R/)
c. Laporan Pendapatan Instalasi Farmasi.
d. Laporan hasil stock opname
2. Laporan Standar Pelayanan Minimal
a. Laporan waktu tunggu
28
D. Laporan Tahunan
1. Laporan Kegiatan Instalasi Farmasi
a. Laporan penerimaan Instalasi Farmasi berdasarkan
lembar resep
b. Laporan penulisan dan pelayanan resep berdasarkan
item obat (R/)
c. Laporan Pendapatan Instalasi Farmasi.
d. Laporan hasil stock opname
2. Laporan Standar Pelayanan Minimal
a. Laporan waktu tunggu
b. Laporan peresepan sesuai formularium
c. Laporan petugas pemberi pelayanan kefarmasian
d. Laporan kesalahan dalam pelayanan
e. Laporan survey kepuasan pasien
3. Laporan unit cost instalasi farmasi
29
BAB XII
ANALISA BEBAN KERJA
30 menit
60 menit
KOMPOSISI KUNJUNGAN
Shift I
Shift II
Shift III
Total
73%
17%
9%
100%
62%
31%
8%
100%
1035 Rx
65 Rx
390 menit
Rumus
dasar:
Beban Kerja = Waktu Transaksi X Volume Transaksi
Beban kerja
Kebutuhan tenaga = -------------------------------------Waktu standar pelayanan
Beban kerja:
Rx jadi
Rx racikan
Rx Jadi
Rx Racikan
285,8 Jam
30
12400,03
Kebutuhan
Tenaga
Pembulatan
3199,81 1550,158
31,8
32
6,9
7
Perhari dibutuhkan:
3,7
4
17150
orang
orang
42,4 orang
43 orang
43 orang
NB. Perhitungan diatas belum memperhitungkan adanya hari besar nasional dan standar
pelayanan minimal pada saat peak hours.
KEBUTUHAN TENAGA DI UNIT FARMASI:
TF =
D x 365
255 x jam kerja/hari
Keterangan:
= Tenaga
TP
Farmasi
D
= Jumlah Jam Pelayanan Rx / 24 jam
365
= Jumlah hari kerja di Instalasi Farmasi
255
= Hari kerja efektif / tahun
{365 - (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan x 3/4) = 255
hari}
D = {(A1 x os/hr) + (A2 x os/hr) + (3 shift/hr x adm time)}
Keterangan:
A1 = waktu pelayanan resep obat jadi
A2 = waktu pelayanan resep obat racikan
os = jumlah pasien
Adm time = waktu administratif yang dibutuhkan untuk penggantian
Adm
Time
D=
D=
45 menit
17285 menit pelayanan
288,1 jam pelayanan
TF =
RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat
58,9 orang
31
Tingkat
produktifitas:
90%
Kebutuhan
tenaga:
Lepas libur
Total kebutuhan tenaga:
64,8
3
67,8
68
orang
orang
orang
orang
68 orang
1
4
6
41
52
orang
orang
orang
orang
orang
32
BAB XIII
REKRUITMEN PEGAWAI INSTALASI FARMASI
33
f. Tes praktek
g. Psikotest
h. Tes kesehatan
5. Setelah memenuhi semua persyaratan di atas, hasil dari rekruitmen
tersebut diurutkan sesuai penilaian, dan diambil pegawai sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan hasil urutan tersebut.
6. Dilakukan orientasi pegawai baru baik di bagian diklat maupun di
bagian unit bersangkutan.
34
BAB XIV
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
1.Dalam pengelolaan perbekalan farmasi, masih terjadi stock out,
sehingga pelayanan terganggu. Perencanaan perbekalan farmasi sudah
dilakukan untuk satu bulan, tapi pada kenyataannya masih terjadi obat
dan alat kesehatan yang masih kurang, sehingga perlu dipesan ulang.
Waktu yang diperlukan untuk pemesanan sampai barang datang,
memerlukan waktu, sehingga pelayanan terganggu.
dengan pemantauan tiap hari terhadap obat dan alat kesehatan yang
diminta oleh unit, sehingga kekurangan tersebut dapat segera diantisipasi.
2. Penyimpanan di gudang farmasi harus memperhatikan syarat-syarat
penyimpanan, seperti suhu
lemarinya, dengan diberi tanda. Obat-obat LASA (look alike sound alike)
harus dipisahkan jaraknya, sehingga meminimalkan kesalahan dalam
pengambilan.
3. Distribusi obat dari gudang ke unit, masih saja terjadi kesalahan, bisa
dari jumlah barang yang salah ataupun pengetikan yang salah, sehingga
double cross chek ketika penerimaan antara petugas gudang dan petugas
unit diharapkan lebih teliti lagi. Bila ada kebutuhan cito (segera), sedapat
mungkin pengambilan tersebut beserta entry komputer, sehingga
pengontrolan stock dapat berjalan dengan baik. Kartu stock masih belum
diisi dalam hal jumlah sisa, karena pelayanan didahulukan.
4. Pelayanan resep masih memerlukan waktu yang lama, mengakibatkan
komplain dari pasien. Hal ini diminimalisir dengan dibukanya loket baru
pelayanan, sehingga
35
36
juga
meningkatkan
permasalahan,
masih
kualitas
kurangnya
pelayanan.
pelatihan
untuk
Yang
menjadi
Tenaga
Teknis
37