Anda di halaman 1dari 23

LOGO RS

PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN TEKNOLOGI INFORMASI


RUMAH SAKIT

i
SURAT KEPUTUSAN
NOMOR : 056.F I KRS / V /2019

TENTANG

PEMBERLAKUAN BUKU PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN TEKNOLOGI INFORMASI RUMAH SAKIT

KEPALA RUMAH SAKIT

Menimbang 1. Dalam upaya untuk menjadi tempat terbaik untuk proses penyembuhan
dan teman terpercaya dalam pelayanan kesehatan, maka diperlukan
penyelenggaraan kegiatan pelayanan yang berkualitas tinggi, terjangkau
dalam lingkungan yang hijau dan nyaman untuk mempercepat proses
penyembuhan;
2. Bahwa perlu ditetapkan Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit tentang
Pedoman Pelayanan Bagian Teknologi lnformasi RUMAH SAKIT .

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;


2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
4. Undang Undang Republik Indonesia Nomor: 11 tahun 2008 tentang
lnformasi dan Transaksi Elektronik;
5. Peraturan Menteri BUMN PER-01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus 2011
tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate
Governance) Pada Sadan Usaha Milik Negara.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012
tentang Rahasia Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1438/Menkes/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
269/Menkes/Per/111/2008 tentang Rekam Medis;
9. Akte Pendirian PT. Rumah Sakit RS Nomor 7 tanggal 09 November
2007.

ii
MEMUTUSKAN

Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TENTANG PEMBERLAKUAN BUKU


PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN TEKNOLOGI INFORMASI RUMAH SAKIT

Pertama Rumah Sakit mengidentifikasi kebutuhan informasi dan teknologi informasi.

Kedua Rumah Sakit menetapkan pengembangan system informasi manajemen;

Ketiga Rumah Sakit menetapkan jenis informasi dan cara memperoleh data yang
memperoleh data;

Keempat Rumah Sakit menetapkan tata cara analisis data informasi;

Kelima Rumah Sakit menetapkan aturan informasi public

Keenam Rumah Sakit menetapkan aturan perlindungan kerahasiaan, keamanan, dan


integritas data dan informasi;

Ketujuh Rumah Sakit menetapkan aturan integrasi dan cara menggunakan informasi;

Kedelapan Pedoman Pelayanan Bagian Teknologi lnformasi Rumah Sakit sebagaimana


dimaksud adalah buku pedoman ini diperuntukan bagi seluruh pegawai di
lnstalasi Teknologi lnformasi dan segala pelaksananya harus berpedoman pada
Pedoman Pelayanan Bagian Teknologi lnformasi Rumah Sakit sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari surat Keputusan lni;

Kesembilan Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya apabila terdapat kekeliruan dikemudian
hari;

Ditetapkan di: JAKARTA

Pada Tanggal : 3 Januari 2022

Direktur Rumah Sakit

(………………………………………………………………….)

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga Buku Pedoman Pelayanan IT RUMAH SAKIT dapat disusun. Pedoman Pelayanan IT RS ini
dibuat sebagai pedoman dan acuan tugas bagi semua karyawan IT dalam hal tata cara pelaksanaan
dan penyelanggaraan pelayanan IT di RUMAH SAKIT khususnya dibidang infrastruktur dan Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS).

Dalam proses penyusunan buku pedoman ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami selalu berusaha untuk terus berusaha dan
memperbaikinya. Tidak lupa pula penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu selama proses pembuatan buku
pedoman ini. Terakhir kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan masa yang akan datang.

Mengetahui, Jakarta, 03 Januari 2022


Direktur Rumah Sakit

dr. Muhammad Zachrudin Habie, Sp. PK, MM, MARS. Penyusun

iv
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2. Tujuan Pedoman Pelayanan.................................................................................................... 1
1.3. Ruang Lingkup ......................................................................................................................... 1
1.4. Batasan Operasional ............................................................................................................... 2
1.5. Landasan Hukum ..................................................................................................................... 2
BAB II STANDAR KETENAGAAN .............................................................................................................. 3
2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ........................................................................................... 3
2.2. Distribusi Ketenagaan ............................................................................................................. 4
BAB III STANDAR FASILITAS .................................................................................................................... 5
3.1. Denah Ruang ........................................................................................................................... 5
3.2. Standar Fasilitas Hardware ..................................................................................................... 6
3.3. Standar Fasilitas Software ....................................................................................................... 6
BAB IV TATA LAKSANA SIMRS ............................................................................................................... 7
4.1. Pembuatan Perencanaan dan Pengembangan SIMRS ........................................................... 7
4.1.1 Pelaporan SIRS ................................................................................................................ 7
4.1.2 Indonesia Case Base Group’s (INACBG’s)........................................................................ 7
4.1.3 Vclaim BPJS ..................................................................................................................... 7
4.1.4 Dukcapil ........................................................................................................................... 8
4.2. Instalasi dan Pemeliharaan Perangkat Keras / Jaringan Internet ........................................... 9
4.3. Pengolahan dan Keamanan Data dan Informasi..................................................................... 9
4.4. Penanganan Keluhan IT........................................................................................................... 9
4.4.1 Perubahan Data Pada Database ..................................................................................... 9
4.4.2 Mengatur Hak Akses User SIMRS .................................................................................... 9
4.4.3 Support permasalahan Hardware dan Jaringan ............................................................. 9
4.5. Rencana Penanganan Masalah Dan Bencana ....................................................................... 10
4.5.1 Titik Kumpul Evakuasi ................................................................................................... 11
4.5.2 Disaster Recovery Team (DRT) ...................................................................................... 11
4.5.3 Relokasi Data Center ..................................................................................................... 11
4.5.4 Pelayanan Henti System Terencana Dan Tidak Terencana ........................................... 12
4.6. Rencana Perlindungan Kerahasiaan dan Keamanan............................................................. 12
4.7. Hak dan Kewajiban Akses SMIRS .......................................................................................... 14
BAB V KESELAMATAN KERJA ................................................................................................................ 15
5.1.1 Keselamatan Kerja Pegawai Dalam Proses Penyelenggaraan .......................................... 15

v
5.1.2 Alat Pelindung Kerja .......................................................................................................... 15
BAB VI PENGENDALIAN MUTU............................................................................................................. 16
6.1.1 Monitoring kualitas ruang server ...................................................................................... 16
BAB VII PENUTUP ................................................................................................................................. 17

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rumah sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan melalui pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Demi mendukung pelayanan kesehatan, rumah sakit diwajibkan
untuk memiliki suatu Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013 tentang Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit, Pasal 3 dan 4 mengenai kewajiban penyelenggaraan,
pengelolaan, dan pengembangan SIMRS oleh rumah sakit.

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) RS merupakan sistem terintegrasi yang di


kembangkan untuk kebutuhan manajemen Rumah Sakit, dimana sistem ini sudah di dukung
dengan fitur dan modul yang lengkap untuk operasional Rumah Sakit . Mulai dari pendaftaran
pasien , biling pasien, sampai proses akutansi.

Kecanggihan teknologi bukan merupakan suatu jaminan akan terpenuhinya informasi,


melainkan sistem yang terstruktur, handal dan mampu mengakodomodasi seluruh informasi
yang dibutuhkan yang harus dapat menjawab tantangan yang dihadapi. Demi mendukung
berlangsungnya pelayanan SIRS berjalan dengan baik maka pihak RS menyediakan satu unit
pendukung, yaitu bagian IT, untuk mengawasi dan memastikan SIRS berjalan dengan baik dan
mensupport kebutuhan hardware dan jaringan internet dan LAN di seluruh bagian RS agar
dapat menggunakan SIRS secara maksimal.

Ada beberapa peranan mendasar bagian IT di Rumah Sakit, yaitu: Secara operasional
merampingkan struktur organisasi karena sejumlah aspek administratif telah diambil alih
fungsinya oleh IT, bagian IT juga berperan sebagai pengawas dalam setiap aktivitas dan
interaksi antar unit terkait, keberadaan bagian IT dapat juga berperan sebagai bagian
perencanaan dan pengembangan korporat rumah sakit.

1.2. Tujuan Pedoman Pelayanan


Tujuan dan maksud dari pembuatan pedoman pelayanan IT adalah sebagai acuan
yang harus dipahami dan dilaksanakan seluruh petugas dan pelaksana IT dalam menjalankan
pekerjaan sehingga terselenggaranya pelayanan IT yang baik.

1.3. Ruang Lingkup


Ruang lingkup pelayanan bagian IT RUMAH SAKIT terdiri dari:
1. Support pada penggunaan sistem maupun perangkat IT
2. Pembangunan Infrastruktur Perangkat pendukung, dan Jaringan internet dan LAN
3. Pemeliharaan dan troubleshooting infrastruktur

1
1.4. Batasan Operasional
1. Pengembangan dan Pengelolaan SIRS dan Database
Merupakan kegiatan merubah ataupun menambahkan modul dan fitur yang ada pada
SIRS. Dimana perubahan atau penambahan ini berdasarkan atas permintaan dan
disesuaikan dengan kebutuhan user.

2. Penyediaan dan perawatan Hardware


Adalah kegiatan menyediakan dan memasang unit komputer berdasarkan permintaan
user dengan pertimbangan bahwa user memerlukannya untuk kegiatan kerja. Dan
melakukan perawatan seperti memperbaiki ataupun mengganti bagian-bagian rusak
pada unit-unit komputer yang telah terpasang sebelumnya.

3. Installasi dan perawatan perangkat jaringan LAN dan Internet


Unit-unit komputer yang telah terpasang harus memiliki akses LAN dan Internet untuk
dapat terhubung dengan SIRS, maka penarikan atau penggantian kabel LAN diharuskan
untuk setiap unit komputer, dan pemasangan perangkat hotspot wifi untuk unit-unit
komputer yang tidak bisa diasangi kabel LAN.

1.5. Landasan Hukum


Penyelenggaraan SIMRS di RUMAH SAKIT mengacu pada ketentuan– ketentuan sebagai
landasan hukum adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang ITE No.11 Tahun 2008 Pasal 9 dan 10 tentang Elektronic Health Record
2. Undang-undang RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 52 Ayat (1) tentangkewajiban Rumah Sakit
melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan Rumah Sakit.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013 tentang Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit.
6. Undang-undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2017 tentang Strategi
e-Kesehatan Nasional.

2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Profesi Teknologi Informasi RS berkewajiban untuk mengelola, mengembangkan, dan
maintenance SIRS, pengumpulan data operasional rumah sakit, kelola dan security database,
maintenance perangkat komputer dan perangkat pendukung, membangun dan mengelola
jaringan internet dan LAN rumah sakit.

Adapun Kualifikasi pendidikan yang harus ditempuh untuk seorang tenaga IT di RS


adalah sebagai berikut:

Kualifikasi Tenaga Yang


No Nama Jabatan
Pend Formal Pelatihan Dibutuhkan
1 Kepala Bagian Min S1 IT > 20 Jam 1 Orang

2 Pelaksana Bagian Jaringan & Min S1 IT > 20 Jam 2 Orang


Hardware
4 Customer Support Min DIII IT > 20 Jam 4 Orang

Jumlah 7 orang

Sedangkan untuk jumlah sumber daya manusia pada IT RS saat ini dapat dilihat
berdasarkan Table Daftar Tenaga IT dibawah ini:

Tabel Daftar Tenaga / SDM IT

No Job title Unit Kerja Jumlah

1 Pelaksana Bagian Jaringan & Hardware + IT 1


Customer Support
Jumlah 1

3
2.2. Distribusi Ketenagaan
Pelayanan penggunaan IT harus berjalan lancar, cepat dan tidak ada gangguan. Oleh
karena itu untuk mendukung hal tersebut diatas maka jumlah ketenaga pelaksana harus
dibagi sesuai fungsinya, adapun distribusi tenaga petugas IT RS sebagai berikut:

Tabel Distribusi tenaga Customer Support


Jumlah
Kegiatan Working time
Tenaga

07:00 – 14:00
Kelola Keluhan Pengguna 4 orang
14:01 – 21:00

21:00 – 07:00
Jumlah 4 orang

Tabel Distribusi tenaga Support Hardware


Jumlah
Kegiatan Working time
Tenaga
Pemasangan dan Pemeliharaan
08:00 – 17:00 1 orang
Infrastruktur dan Perangkat Keras
Jumlah 1 orang

4
BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1. Denah Ruang


Ruangan bagian IT terbagi menjadi 3 ruang kerja terpisah yang dikategorikan berdasarkan
kelompok kerja, yaitu:

42 U 42 U
2U 2U
2U
2U
1U
2U
1U 1U
2U 3U
1U
2U 3U
2U
1U
3U
1U
Ruang Kerja
2U 3U
4U
8U
4U

Ruang Server

Ruang
Penyimpanan

1. Ruang Kerja
Terdapat 1 PC lengkap dan dan rak-rak yang digunakan untuk penyimpanan sparepart baru
maupun sparepart bekas service
2. Ruang Server
Terdapat set hardware server lengkap berupa PC Server, Switch, dll.
3. Ruanga Penyimpanan
Digunakan untuk penyimpanan sparepart baru maupun sparepart bekas service

5
3.2. Standar Fasilitas Hardware
Perangkat Spesifikasi Jumlah Status
• Monitor 19 inch
• OS Windows10
Berfungsi
PC IT • RAM 16 GB 1 Unit
Baik
• Harddisk 1TB

• Storage/HDD: 11TB
• OS: Windows Server
Server dan Data 2016, Linux RedHat,
Center VM-WARE
- SIMRS
• RAM Server Utama:
- Database Berfungsi
- INACB 190GB
Baik
- ANTI VIRUS • Total Processor 48
- Aplikasi Pendukung • Total CPU
Resources 153GHz

• Obeng set
• Solder set Berfungsi
Perkakas Hardware 1 Set
• Sparepart cadangan Baik

• Kabel LAN
• RJ45
• Tang Crimping Berfungsi
Perangkat Jaringan
• LAN Tester Baik
• Access Point
• HUB/Switch

Antrian & Dashboard • PC AIO Berfungsi


• Printer Thermal Baik
• Mini PC
• TV 32 inch

3.3. Standar Fasilitas Software

Aktivitas Software
Monitoring Server VMware vSphere Client
Database Management System MYSQL, Ms SQL Server Management
Studio, dan PROGRES
Operating System Windows 7, Windows 10, dan Redhat
Browser Mozilla Firefox, Google Chrome
Olah Data Ms Office

6
BAB IV
TATA LAKSANA SIMRS

4.1. Pembuatan Perencanaan dan Pengembangan SIMRS


Dalam melakukan perencanaan pembuatan dan pengembangan program baik program
yang belum tersedia maupun program pembaharuan dari program yang sudah tersedia
sebelumnya di dalam SIMRS, harus dapat mempertimbangkan integrasi dengan program
Pemerintah. Sehingga SIMRS RS wajib memenuhi kriteria SIMRS sesuai peraturan yang
berlaku yaitu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013
tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.

Dimana menyebutkan pengintegrasian dengan program Pemerintah dan Pemerintah


Daerah yang dimaksud adalah dalam bentuk kemampuan komunikasi data (interoperabilitas),
dimana komunikasi data yang dimaksud adalah sebagai berikut

a) Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN);
b) Pelaporan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS);
c) Indonesia Case Base Group’s (INACBG’s);
d) aplikasi lain yang dikembangkan oleh Pemerintah;
e) sistem informasi manajemen fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

Dimana SIMRS RS harus melakukan beberapa integrasi data dengan beberapa sistem
informasi manajemen seperti :

4.1.1 Pelaporan SIRS


Saat ini penarikan data laporan masing-masing unit dapat memanfaatkan SIMRS.
Dimana petugas pengumpulan laporan dari masing-masing unit wajib melakukan penarikan
laporan maksimal setiap tanggal 3 bulan berikutnya. Penarikan laporan dilakukan oleh unit,
dimana dari unit akan melakukan analisa untuk dilaporkan kepada rekam medis. Setelah itu
dari instalasi rekam medis akan melaporkan hasil laporannya kepada direktur maksimal setiap
tanggal 5 bulan berikutnya.
Peran IT dalam pengembangan pelaporan di modul SIMRS bertujuan untuk membantu
proses pencatatan dan rekapitulasi setiap harinya dari hasil kinerja masing-masing unit dan
memastikan akurasi dan ketepatan pelaporan.

4.1.2 Indonesia Case Base Group’s (INACBG’s)


Mengingat jumlah pasien BPJS di rumah sakit RS mencapai lebih dari 80% maka
demi kemudahan dan efisiensi klaim asuransi pasien BPJS. SIMRS saat ini sudah terintegrasi
dengan Indonesia Case Base Group’s (INACBG’s) sehingga mempermudah proses klaim.

4.1.3 Vclaim BPJS


Selain integrasi dengan sistem Indonesia Case Base Group’s (INACBG’s), Rumah Sakit
RS melakukan integrasi dengan VCLAIM BPJS dimana hal ini dapat mempermudah proses
pendaftaran pasien BPJS yang ada di Rumah Sakit RS .

7
4.1.4 Dukcapil
Integrasi dengan sistem dukcapil, diharapkan untuk mempermudah proses registrasi
pasien baru dan mempermudah membantu pasien bayi baru lahir untuk langsung dapat
diterbitkan Akta.

Dalam Pelaksanaan pengelolaan, perencanaan dan pengembangan SIMRS RS selalu


memperhatikan kebutuhan dari setiap kompleksitas layanan dan kebutuhan yang ada di
Rumah Sakit RS , sehingga diharapkan setelah adanya SIMRS dan pengembangannya dapat
meningkatkan dan mendukung proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang meliputi:

a) kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan efisiensi, kemudahan


pelaporan dalam pelaksanaan operasional
b) kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan identifikasi masalah dan
kemudahan dalam penyusunan strategi dalam pelaksanaan manajerial dan
c) budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman sistem dan pengurangan
biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi.

Syarat pengembangan arsitektur SIMRS paling sedikit terdiri atas;

a) kegiatan pelayanan utama (front office)


b) kegiatan administratif (back office) dan
c) komunikasi dan kolaborasi juga dapat terus berkembang.

Selain arsitektur tersebut Rumah Sakit dapat mengembangkan SIMRS dengan


menambahkan arsitektur pendukung yang berupa Picture Archiver System (PACS), Sistem
Manajemen Dokumen (Document Management System), Sistem Antar Muka Peralatan Klinik,
serta Data Warehouse dan Bussines Intelegence.

SIMRS RS mengembangkan perencanaan sistem disesuaikan dengan variabel yang


terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 82 tahun 2013
tentang sistem informasi manajemen rumah sakit. Sehingga diharapkan mendapatkan
informasi yang dibutuhkan dikemudian hari.

Dengan tidak adanya tim developer untuk membuat SIMRS sendiri, rumah sakit melakukan
pengadaan dengan kontrak dengan pihak eksternal. Berikut alur permintaan pembuatan
software dari pihak eksternal :

a) Permintaan user di tamping oleh manajemen,


b) Kepala Rumah Sakit RS akan melakukan rapat koordinasi terkait permintaan pembuatan
software dari pihak eksternal untuk memutuskan apakah kebutuhan tersebut dapat
diakomodir atau tidak. Setelah disetujui akan membuat surat tugas ditujukan ke unit IT
agar dapat mengakomodir pembuatan permintaan software pihak eksternal.
c) Melakukan pertemuan antar pihak IT, user dan pihak eksternal untuk membahas detai
permintaan pembuatan software.
d) Jika pihak eksternal sudah membuat software yang di inginkan oleh rumah sakit, pihak
eksternal melakukan sosialisasi dan training.
e) Program yang sudah melewati tahap testing secara keseluruhan akan dilanjutkan ke
tahapan implementasi dan akan digunakan oleh user dengan mengikuti panduan
penggunaan agar penggunaan nya tepat guna.

8
4.2. Instalasi dan Pemeliharaan Perangkat Keras / Jaringan Internet
1. User membuat surat permintaan yang kemudian diserahkan kepada Manajer Umum,
2. Lalu manajer akan menentukan persetujuan pada pihak ke-3.
3. Jika setuju, IT akan menyampaikan kepada pihak ke-3

4.3. Pengolahan dan Keamanan Data dan Informasi


SIMRS yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit harus memenuhi 3 (tiga) unsur yang meliputi
keamanan secara fisik, jaringan, dan sistem aplikasi. Termasuk kemananan data informasi.

Gambar Proses Pengamanan Data

Keterangan:

1. Dalam penanganan keamanan data dan informasi, bangun arsitektur networking dengan
pengaturan pengaksesan yang masuk maupun yang keluar networking dengan firewall.
2. Fungsi firewall yaitu monitoring, mendeteksi, menangkap yang tidak punya hak akses ke
networking Rumah Sakit.
3. Selain firewall dipasang juga anti virus di Server dan Workstation.

4.4. Penanganan Keluhan IT


4.4.1 Perubahan Data Pada Database
Perubahan data oleh Customer Support IT berdasarkan laporan keluhan user harus
diketahui dan mendapatkan persetujuan dari Kepala Departemen. Sehingga alur nya berupa
keluhan dari user dan dilaporkan kepada Kepala Departemen, kemudian Kepala Departemen
Email/WA kebagian IT dengan mengkonfirmasi identitas dan menyampaikan permasalahan,
kemudian IT melakukan perubahan data. Setelah melakukan perubahan data, IT melaporkan
kembali kepada Kepala Departemen untuk melakukan pengecekan perubahan.

4.4.2 Mengatur Hak Akses User SIMRS


Jika user mendapatkan permasalahan pada akun akses SIMRS nya maka diharuskan
melaporkan terlebih dahulu kepada Kepala Departemen kemudian dilanjutkan dengan
melapor via email/WA kepada tim IT untuk di tangani untuk perubahan data akun ataupun
pembuatan akun baru.

4.4.3 Support permasalahan Hardware dan Jaringan


Untuk laporan masalah kerusakan atau perbaikan perangkat komputer ataupun
jaringan, tim IT melakukan penanganan dengan melakukan arahan langsung via telpon atau
langsung menghampiri user dan melakukan pengecekan.

9
4.5. Rencana Penanganan Masalah Dan Bencana

Gambar 10 Alur Penanganan Bencana RS

Disaster recovery plan (DRP) atau Rencana Penanganan Masalah merupakan program
yang menfokuskan pada semua kegiatan yang perlu dilakukan sebelum, ketika, dan setelah
bencana. Rencana ini disusun berdasarkan pengkajian secara menyeluruh terhadap bencana-
bencana yang potensial, yang mencakup lingkup fasilitas, lokasi geografis, atau industri.
Rencana ini juga merupakan pernyataan dari tanggapan yang tepat untuk proses pemulihan
yang bersifat efektif terhadap biaya dan cepat. DRP juga harus mencakup prosedur untuk
merespons suatu keadaan darurat, menyediakan backup operasi selama gangguan terjadi,
dan mengelola pemulihan dan menyelamatkan proses sesudahnya dan diperlukan identifikasi
dan analisa risiko untuk dapat menentukan klasifikasi dampak dan penyebab kejadian
bencana yang mungkin terjadi.

10
Analisa risiko diuraikan sebagai berikut:

Unit yang
No Kejadian Penyebab Dampak Mitigasi Bertanggung
Jawab
1 Kebakaran Konsleting Kebakaran Hangusnya Ka Keuangan,
Listrik ruangan & Akuntansi, & IT
ruangan
data center
2 Data Corupt Virus, Data tidak Aplikasi Departemen
hacker bisa dibaca tidak bisa Terkait, IT
jalan

3 Hacker Lemahnya Pengambilan Aplikasi IT


Masuk keamanan data, tidak bisa
jaringan mematikan jalan
operasional
system
4 Jaringan/ Listrik mati Penggunaan Aplikasi KA ME, IT
Network dan SIRS tidak jalan
Komputer genset terganggu
Terputus tidak
berfungsi

Respon terhadap keadaan darurat pada RS berupa:

4.5.1 Titik Kumpul Evakuasi


Ketika terjadi bencana, sangat penting untuk melakukan evakuasi pegawai dan pasien
dengan cara mengumpulkan pada titik kumpul. Titik kumpul tersebut harus memiliki jarak
aman dari gedung atau lokasi yang dilanda bencana tersebut.
Titik kumpul RS tersebut berada pada:
a. Primary : Taman Pintu Keluar utama Parkiran
b. Secondary : Parkiran dekat pintu keluar 2

4.5.2 Disaster Recovery Team (DRT)


Pada saat keadaan darurat, DRT merupakan pihak yang menerapkan DRP sebagai upaya
untuk menanggulangi keadaan darurat tersebut. DRT memiliki tugas sebagai berikut :
a. Menghubungi pihak darurat dari lingkungan setempat (pemadam kebakaran, polisi,
ambulan, dll)
b. Mendirikan fasilitas pertolongan darurat dengan bantuan pihak keamanan dan
medis setempat dalam jangka waktu 2 jam
c. Memulihkan layanan internal perusahaan dalam jangka waktu 4 jam
d. Memulihkan layanan keseluruhan dalam jangka waktu 24 jam
e. Relokasi Data Centre

4.5.3 Relokasi Data Center


Informasi merupakan bagian yang sangat penting untuk operasional Rumah Sakit RS .
Sehingga perusahaan perlu memiliki tempat penyimpanan data cadangan yang digunakan
ketika keadaan darurat. Data center cadangan tersebut harus jauh dari lokasi utama

11
perusahaan guna menghindari kejadian yang terjadi bersamaan di lokasi utama. Selain itu
data center cadangan harus mampu diakses kapan saja jika perusahaan
membutuhkannya.
Berikut skema pencadangan data center Rumah Sakit :
a. Harian, Sistem akan akan melakukan backup data Center secara incremental.
b. Mingguan, Sistem akan akan melakukan backup data Center backup secara penuh.
c. Bulanan, backup mingguan akan di gabungkan menjadi backup penuh.
d. Tahunan, backup bulanan akan di gabung menjadi tahunan.

Semua data backup akan di simpan dalam NAS yang berbeda Gedung dalam satu lokasi
dan NAS via Cloud.

4.5.4 Pelayanan Henti System Terencana Dan Tidak Terencana


Sebaik baiknya system dan infrastruktur yang ada di rumah sakit, tidak menutup
kemungkinan akan ada nya kerusakan, yang mana itu akan mengkibatkan terhentinya
pelayanan yang sedang berjalan.
Maka dari itu rumah sakit mempunyai metode dalam keadaan pelyanan system sedang
terhendi, seperti berikut :
a. Henti system terencana
Dalam kondisi henti sisitem terencana, akan dilakukan pada jam jam pelayanan
tidak banyak melakukan transaksi, biasanya di lakukan jam 22.00, dan akan di
beritahukan dengan grup chat seperti whatsapp akan ada henti layanan pada tanggal,
jam dan berapa lama henti layanan tersebut.
b. Henti system tidak terencana
Pada kondisi henti system tidak terencana, rumah sakit sudah menyediakan buku
tarif untuk di jadikan pedoman untuk melakukan pendataan secara manual, lalu aka
ndi input Kembali jika system sudah berjalan dengan normal

4.6. Rencana Perlindungan Kerahasiaan dan Keamanan


Rumah sakit mengumpulkan dan menganalisa kumpulan data untuk mendukung sistem
manajemen rumah sakit. Kumpulan data memberikan gambaran/ profil rumah sakit selama
kurun waktu tertentu dan memungkinkan untuk membandingkan kinerja dengan rumah sakit
lain. Karena itu Rumah Sakit RS. menetapkan penggunaan SIMRS untuk mengakomodasi dan
mempermudah kebutuhan pengumpulan, pengolahan dan pelaporan yang memiliki aturan
dalam pengumpulan data dimana pengolah data memiliki hak akses ke dalam SIMRS sesuai
dengan tanggung jawabnya.

12
Berikut table pemetaan hak akses pada SIMRS :

Modul Menu User Group


Patien Managemen patient enquiry Admission Staff
Admission HOS
MR Staff
MR HOS
patien episode Admission Staff
Admission HOS
MR Staff
MR HOS
Medical record MR Staff
MR HOS
Order Communication Order Entry Farmasi
Farmasi HOS
Lab
Lab HOS
Radiologi
Radiologi HOS
Fisioterapi
Fisioterapi HOS
IGD HOS
Perawat Rawat Inap
Perawat Poliklinik
Perawat HOS
Statistik Report HOS
Manajemen
Direktur
Daily Report HOS
Manajemen
Direktur
Acounts AP AP
AR AR
GL GL
CM CM
CF CF
Material Management Inventory Request Admission HOS
MR HOS
Farmasi HOS
Lab HOS
Radiologi HOS
Fisioterapi HOS
IGD HOS
Perawat HOS
Purcash Order Purchasing Departement

13
Inventory Inventory Departement
Pharmacist Farmasi HOS
Billing Kasir
Setup IT
Change Password Semua user

4.7. Hak dan Kewajiban Akses SMIRS


Pengguna SIMRS akan mendapatkan hak guna system untuk mempermudah pendataan.
Dengan kemudahan yang ada tidak mengurangi kewajiban yang di tanggung pengguna.
Adapun kewajiban pengguna adalah selalu mennjaga kerahasiaan akses yang dimiliki
pengguna tersebut.

Jika ada kesalahan input, kebocoran data, kelalaian kerja lainnya dengan disengaja ataupun
tidak, maka aka nada sanksi yang akan di bebankan oleh pengguna hak akses tersebut.
Tingkatan ringan berat nya sanksi akan diputuskan oleh departemen HRD.

14
BAB V
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah segala upaya atau tindakan yang harus di terapkan dalam rangka
menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas atau kelalaian atau kesengajaan
dengan tujuan :

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan akibat kerja.


2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan.
4. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
5. Memberi perlindungan pada pekerja.
6. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik atau psikis dan
keracunan, infeksi dan penularan.
7. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

5.1.1 Keselamatan Kerja Pegawai Dalam Proses Penyelenggaraan


• Perlengkapan alat kerja disiapkan dan digunakan sesuai standar yang telah ditentukan.
• Penerangan dan ventilasi cukup.
• Perawatan alat dilakukan secara continue.

5.1.2 Alat Pelindung Kerja


• Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik.
• Tersedia alat atau obat P3K.

15
BAB VI
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengusahakan agar
pekerja atau kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi, pedoman, standar, peraturan dan
hasil yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan yang diharapkan.

Pengendalian di Unit Teknologi Informasi bertujuan agar pelayanan yang diberikan dalam
bentuk teknologi dapat berjalan dengan semestinya. Pengendalian mutu yang dilakukan meliputi :

6.1.1 Monitoring kualitas ruang server


• Pencatatan Suhu Ruangan
• Rutin service AC Server
• Pengecekan Amber server

16
BAB VII
PENUTUP

Usaha pelayanan kesehatan di Rumah Sakit bertujuan agara tercapai kesembuhan pasien
dalam waktu sesingkat mungkin. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan pelayanan teknologi informasi
yang sejalan dengan kegiatan pelayanan kesehatan lainnya.

Penggunaan teknologi informasi dalam sebuah Rumah Sakit sangat penting, untuk
menerapkan teknologi informasi haruslah dilihat dari karakteristik organisasi tersebut. Apakah IT
mampu meningkatkan efisiensi sebuah Rumah Sakit, sehingga dalam penerapan IT dibutuhkan orang-
orang yang handal agar teknologi di Rumah Sakit dapat berjalan dengan baik.

Pedoman pelayanan teknologi informasi rumah sakit bertujuan untuk memberikan acuan
yang jelas dan profesional dalam mengelola dan melaksanakan pelayanan teknologi informasi Rumah
Sakit yang tepat dan sesuai kebutuhan bagi pengguna teknologi informasi.

17

Anda mungkin juga menyukai