Anda di halaman 1dari 123

BAB III

KAJIAN SITUASIONAL

A. PROFIL RUMAH SAKIT


1. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat
RSUD Al-Ihsan adalah RS Umum Daerah tipe B yang terletak di
jalan Kiastramanggala Baleendah Kab. Bandung Rumah Sakit Al-Ihsan
ini dibawah naungan yayasan RSI Al-Ihsan terhitung 12 November 1995
sampai dengan Maret 2005. Sesuai dengan keputusan yayasan Rumah
Sakit Al-Ihsan Nomor 05/SK/YAI/3.94 tanggal 11 maret 1994 tentang
pedirian Rumah Sakit Al-Ihsan.
RSI Al-Ihsan telah berganti nama dan kepengurusan menjadi
RSUD Al-Ihsan mulai tertanggal 10 maret 2005 sampai saat ini berada
dibawah pemerintah provinsi jawa barat, sesuai dengan peraturan
daerah provinsi jawa barat Nomor 23 tahun 2008 tentang organisasi dan
tata kerja Rumah Sakit Daerah Provinsi, Rumah Sakit menjadi RSUD Al-
Ihsan Provinsi Jawa Barat. Rumah Sakit Al Ihsan juga menerapkan
sistem BLU untuk pengelolaan keuangan rumah sakit dengan SK
Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 900/Kep.921-Keu/2009 ditetapkan
untuk menerapkan PKK-BLUD pada RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa
Barat. Kemudian pada tahun 2011 telah keluar sertifikat akreditasi
Rumah sakit Nomor KARS-SMRT/42/VIII/2011 pada tanggal 15 agustus
2011 RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat telah lulus tingkat lengkap 16
pelayanan.
2. Filosofi Rumah Sakit
Nama Rumah Sakit Umum Daerah ini adalah Al Ihsan yang
sekaligus menjadi landasan filosofinya. Arti IHSAN sebagaimana
dikatakan Nabi Muhammad SAW :
“Beribadahlah kepada Allah SWT seolah - olah kamu melihat-Nya,
walaupun kamu tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihat kamu”.
Berdasarkan hal tersebut diatas, petugas pelayanan kesehatan yang
berpegang teguh pada Falsafah I H S A N hendaknya :
a. Yakin bahwa hanya karena ijin Allah seorang penderita penyakit
dapat sembuh kembali
b. Yakin bahwa semua penyakit ada obatnya yang masih harus
dicari/dipelajari
c. Allah hanya memperkenankan pengobatan dengan obat dan cara-
cara yang tidak diharamkan oleh Allah.
d. Yakin bahwa pelayanan kesehatan yang didasarkan karena Allah,
akan menjadi bagian dari ibadah kepada Allah.

3. Filsafah Rumah Sakit


Beribadah kepada Allah SWT seakan-akan kamu melihat Allah,
dan bilamana kamu tidak bisa melihat Allah pasti melihat kamu “Dengan
demikian, derajat IHSAN yang menempatkan manusia pada tingkatan
ibadah yang paling tinggi hendaknya menjadi acuan bagian seluruh
pegawai RSUD Al Ihsan dalam melaksanakan tugas pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Falsapah IHSAN dapat mendorong petugas pelayanan kesehatan
menjadi insan pengabdi (abdi Allah) yang yakin bahwa penyakit itu
diciptakan oleh Allah dan hanya dapat disembuhkan karena izin Allah,
serta mendorong insan kesehatan untuk menemukan obat
penangkalnya sebagaimana dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW :
“Allah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya, diketahui
oleh yang mengerti dan tidak diketahui oleh orang yang tidak
mengerti” (HR. Bukhari dan Muslim).
b. Falsafah IHSAN dapat mencegah petugas pelayanan kesehatan dari
tindakan yang menyimpang dari kode etik dan tata cara pengobatan
yang benar sebagaimana dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW :
“Allah tidak menjadikan penyembuhan dengan apa yang diharamkan
atas kamu” (HR. Baihaqi).
c. Berdasarkan hal tersebut diatas, petugas pelayanan yang berpegang
teguh pada falsafah IHSAN hendaknya.
4. Visi, Misi, Tujuan dan Motto Rumah Sakit
a. Visi
Sesuai perkembangan kedepan dengan mempertimbangkan
Visi dan Misi Provinsi serta hasil kinerja pelayanan Rumah Sakit
Umum Daerah Al Ihsan dan daya saing, dimana Rumah Sakit Umum
Daerah Al Ihsan dituntut mempunyai keunggulan dari pesaingnya,
maka perlu adanya visi, misi dan tujuan Rumah Sakit Umum Daerah
Al Ihsan kedepan sebagai berikut :
“Menjadi RSUD Terdepan dan rujukan utama di Jawa
Barat Serta Rumah sakit pendidikan Bertarap Internasional”
b. Misi
1) Mewujudkan Centre of Exellent (pelayanan unggul pelayanan:
Jantung, Diabetic dan Cancer).
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM professional
3) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan yang berkualitas.
4) mengembangkan kemitraan dalam bidang kepelayanan
kesehatan, dan pengembangan SDM rumah sakit
5) melaksanakan proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat yang menunjang pelayanan kesehatan prima
6) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berbasis pada
sistem informasi yang terpadu
c. Tujuan
1) Terciptanya pelayanan kesehatan yang bermutu cepat tepat dan
akurat
2) Memiliki kualitas dan kuantitas SDM yang profesional yang
dilandasi keimanan dan ketaqwaan
3) Meningkatkan ketersediaan sarana dan pra sarana pelayanan
kesehatan yang berkualitas
4) Mengembangkan kemitraan dalam bidang pelayanan kesehatan
pelatihan rumah sakit pendidikan dan penelitian yang berhasil
guna
5) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berbasis pada
sistim informasi yang terpadu.
5. Kajian Situasi Bidang Keperawatan RSUD Al Ihsan
a. Visi Bidang Keperawatan RSUD Al-Ihsan
Mewujudkan pelayanan keperawatan profesional untuk terwujudnya
RSUD Terdepan dan rujukan utama di Jawa Barat Serta Rumah sakit
Bertarap Pendidikan Internasional
b. Misi Pelayanan Keperawatan
a) Menetapkan pelayanan keperawatan profesional disemua unit
kerja berdasarkan standar profesi untuk mewujudkan Center of
Excellent (pelayanan unggulan : Jantung, Diabetic Cancer)
b) Membangun dan mengembangkan sumber daya manusia
perawat bidan profesional, sesuai perkembangan IPTEK dan
memiliki sikap shidiq, amanah, fatonah, tabligh untuk memberikan
kepuasan kepada customer.
c) Memenuhi kebutuhan fasilitas serta sarana keperawatan yang
memadai untuk menunjang pemberian asuhan keperawatan yang
berkualitas.
d) Mengembangkan kemitraan dalam bidang keperawatan, pelatihan,
rumah sakit pendidikan dan penelitian yang berhasil guna.
e) Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan bermutu berbasis
IPTEK dan sistem informasi yang terpadu.
c. Tujuan Pelayanan Keperawatan
f) Tercapainya mutu pelayanan keperawatan profesional berkualitas
prima bernuansa Islami sesuai dengan standar profesi
g) Terselenggaranya asuhan keperawatan spiritual muslim yang
komperhesif dengan aspek Bio-psiko-sosial-spiritual
h) Meningkatnya kontribusi efektif SDM perawat dan kerjasama tim
dalam seluruh kegiatan pelayanan keperawatan di RSUD Al-
Ihsan
i) Adanya sistem pengembangan karier, kesejahteraan dan
perlindungan hukum dalam pelayanan keperawatan/kebidanan
disemua unit kerja
j) Terpenuhinya fasilitas dan sarana keperawatan sesuai standar
k) Tercapainya kualitas sumber daya keperawatan yang mampu
membawa perubahan dalam pelayanan keperawatan melalui
pendidikan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan IPTEK
Kesehatan/ keperawatan.
d. Core Value
Inner Value Outer Value

1. Jujur 1. Senyum
2. Tanggung jawab 2. Salam dan Sapa
3. Disiplin 3. Sopan dan Santun
4. Visioner 4. Sabar
5. Kerjasama 5. Sentuhan Rohani
6. Adil 6. Cepat dan Tepat
7. Peduli 7. Terimakasih

d. Falsafah Pelayanan Keperawatan RSUD Al Ihsan


Beribadah kepada Allah SWT seakan-akan kamu melihat
Allah, dan bilamana kamu tidak bisa melihat Allah pasti melihat kamu
“Dengan demikian, derajat IHSAN yang menempatkan manusia pada
tingkatan ibadah yang paling tinggi hendaknya menjadi acuan bagian
seluruh pegawai RSUD Al Ihsan dalam melaksanakan tugas
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
Falsapah IHSAN dapat mendorong petugas pelayanan
kesehatan menjadi insan pengabdi (abdi Allah) yang yakin bahwa
penyakit itu diciptakan oleh Allah dan hanya dapat disembuhkan
karena izin Allah, serta mendorong insan kesehatan untuk
menemukan obat penangkalnya sebagaimana dikatakan oleh Nabi
Muhammad SAW : “Allah menurunkan penyakit dan menurunkan pula
obatnya, diketahui oleh yang mengerti dan tidak diketahui oleh orang
yang tidak mengerti” (HR. Bukhari dan Muslim).
Falsafah IHSAN dapat mencegah petugas pelayanan
kesehatan dari tindakan yang menyimpang dari kode etik dan tata
cara pengobatan yang benar sebagaimana dikatakan oleh Nabi
Muhammad SAW : “Allah tidak menjadikan penyembuhan dengan
apa yang diharamkan atas kamu” (HR. Baihaqi).
Berdasarkan hal tersebut diatas, petugas pelayanan yang
berpegang teguh pada falsafah IHSAN hendaknya :
a) Yakin bahwa hanya karena izin Allah SWT seorang penderita
dapat sembuh kembali
b) Yakin bahwa semua penyakit ada obatnya yang masih harus
dicari atau dipelajari
c) Allah hanya memperkenankan pengobatan dengan obat dan
cara-cara yang tidak dihramkan oleh allah yakin bahwa
pelayanan kesehatan yang didasarkan karena Allah, akan
menjadi bagian dari ibadah kepada Allah SWT
e. Motto
I : Ilmiah dijiwai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang akan
menghasilkan hidayah sehingga dapat dipertanggung
jawabkan kepada Illahi
K : Kualitas pelayanan yang kami berikan adalah terbaik untuk
kesembuhan pasien.
H : Hemat dan efisien dalam memenuhi proses penyembuhan
pasien dalam hal biaya dan tenaga
L : Lancardalam setiap pelayanan..
A : Asri dan Aman lingkungan tempat pasien dirawat sehingga
pasien merasa nyaman.
S : Senyum, Salam, Sapa, Santun, Sopan, Sabar serta
Sentuhan Ruhani adalah sikap yang kami terapkan pada
setiap pelayanan
f. Arah dan Kebijakan Umum Pelayanan Keperawatan/Kebidanan
1) Peningkatan Mutu Pelayanan Keperawatan/kebidanan
a) Peningkatan struktur dan proses pelayanan keperawatan
melalui model praktek keperawatan profesional
b) Memantapkan dan mengoptimalkan struktur organisasi
keperawatan untuk mendorong praktek keperawatan
profesional di semua unit pelayanan keperawatan
c) Mengembangkan program jaminan mutu asuhan
keperawatan (Quality Assurance), Keselamatan Pasien dan
Perawat serta Pengendalian Infeksi.
d) Tersedianya standar-standar keperawatan/ kebidanan
sehingga mampu memberikan pelayanan
keperawatan/kebidanan yang bermutu
e) Mengembangkan akreditasi pelayanan
keperawatan/kebidanan
f) Mengembangkan sistem informasi terpadu yang terintegrasi
g) Mengembangkan Asuhan Spiritual Care pada pasien
2) Peningkatan kemampuan SDM Perawat
a) Tersedianya tenaga perawat/bidan profesional, memiliki
moral, sesuai dengan etika profesi pada jenjang pelayanan
kesehatan di lingkungan RSUD AL Ihsan dengan jumlah
sesuai dengan standar, sehingga dapat terlaksananya
pelayanan keperawatan/ kebidanan yang optimal
b) Tersedianya fasilitas, sarana dan prasarana yang menunjang
upaya pelayanan keperawatan dan kebidanan disetiap
pelayanan kesehatan.
c) Pengembangan SDM melalui pendidikan berkelanjutan pada
semua tatanan pelayanan keperawatan/ kebidanan
profesional sesuai perkembangan IPTEK.
d) Pengembangan karier dan kesejahteraan sesuai jenjang yang
telah ditetapkan PPNI dan Depkes, dimodifikasi sesuai
dengan kemampuan rumah sakit.
e) Pendayagunaan peran manajerial pada semua tatanan
pelayanan kesehatan sehingga koordinasi pelayanan
keperawatan dan kebidanan baik lintas sektoral maupun
lintas program.
3) Peningkatan perlindungan hukum dalam pelayanan
keperawatan/kebidanan
a) Peningkatan perlindungan hukum dalam pelayanan
keperawatan/kebidanan disemua unit kerja.
b) Pemberian asuhan keperawatan/kebidanan harus didasari
standar profesi yang telah ditetapkan sesuai lingkup
tanggungjawab dan wewenangnya.
c) Melaksanakan pendidikan keperawatan/kebidanan melalui
sistem regulasi pada pendidikan keperawatan/ kebidanan
serta PKB yang terakreditasi/tersertifikasi.
d) Memantau pelaksanaan pelayanan keperawatan/kebidanan
terhadap adanya penyimpangan (malpraktek) dan kelalaian
(negligence)
e) Perhatian khusus untuk perlindungan hukum bagi perawat
yang mendapat tugas limpah.
4) Mengembangkan peningkatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
dalam pelayanan keperawatan/kebidanan :
a) Mengembangkan program pendidikan, pelatihan dan
penelitian secara continue dan berkesinambungan
bekerjasama dengan berbagai disiplin ilmu dan lintas
sektoral.
b) Memfasilitasi terbentuknya pusat unggulan pelayanan
keperawatan untuk mendukung program unggulan RSUD Al-
Ihsan di bidang pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, serta
pelayanan lansia.

6. Ruang Bedah Zumar


a. Visi, Misi dan Tujuan Pokok dan Fungsi Ruang Bedah Zumar
Visi :
“mewujudkan pelayanan asuhan keperawatan bedah untuk
menunjang terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah terdepan dan
Rujukan utama di Jawa Barat tahun 2018”
Misi :
1) Menerapakan pelayanan keperawatan secara profesional
berdasarkan standar profesi untuk mewujudkan center of excelen
(Pelayanan unggulan degeneratif, jantung, stroke, cancer,
diabetic, infeksi)
B. ANALISIS KAJIAN SITUASI 5 M
1. DATA UNSUR MAN
a. Struktur Organisasi Ruang Zumar (Bedah) RSUD AL IHSAN
Provinsi Jawa Barat

Direktur RSUD AL IHSAN


Dr. H Komar Hanifi, MKM
KOMITE
RUMAH SAKIT
WADIR MEDIK DAN KEPERAWATAN
Dr. H Agus Muharam, MM

KEPALA INSTALASI RAWAT INAP


KABID YANMED H. Cecep Supriatna, S.Kep.,Ners KOMITE MEDIK

KABID KEPALA RUANGAN ZUMAR KOMITE


KEPERAWATAN Sri Atun, S.Kep.,Ners KEPERAWATAN

PJ MUTU PJ LOGISTIK IPCL-N


Mikeu H, AMK Dian H, AMK Neng Nia K, AMK

PP TIM I PP TIM II
Dian Hermawati, AMK Mikeu Hidayati, AMK

PKU
Hariyadi
Radi Nurdiansyah, AMK
Rizal, AMK
Dedi Koswara, AMK
Indra Sophyan, AMK
Dadang Zakaria, AMK
Shidik Andalan, AMK
Handi Komarudin, AMK
Rian Rusdiana, AMK
Almira Aurellya, AMK
Mutiara Ringga, AMK
Rini Yuliyani, AMK
Liskha Putri, AMK
Widya Luthfania, AMK
ADMINISTRASI
Ida Widhaningsih

KEAMANAN

b. Data Umum Perawat di RuangSANITASI


Zumar (Bedah)
Table 3.1 Data Umum Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil
Jenis Kelamin
Frekuensi Presentasi
Laki-Laki 5 25,0%
Perempuan 15 75,0%
Total 20 100,0%
Sumber : Data Primer 2019

Analisis :
Berdasarkan analisis hasil kajian pada table 3.1 didapatkan hasil
bahwa sebagian kecil yaitu 5 orang (25,0%) perawat di ruang zumar
berjenis kelamin laki-laki dan sebagian besar yaitu 15 orang (75,0%)
perawat di ruang zumar berjenis kelamin perempuan. Dengan
jumlah laki-laki

Table 3.2 Data Umum Perawat Berdasarkan Jabatan


Hasil
Jabatan
Frekuensi Presentasi
Kepala Ruangan 1 5,0%
Perawat Primer 2 10,0%
Perawat Associate 17 85,0%
Total 20 100,0%
Sumber : Data Primer 2019
Analisis :
Berdasarkan hasil kajian pada table 3.2 didapatkan hasil bahwa di
ruangan zumar terdapat sebanyak 20 perawat yang terdiri dari 1
orang kepala ruangan (5,0%), 2 orang perawat primer dan sebanyak
17 orang sebagai 17 orang (85,0%).

Table 3.3 Data Umum Perawat Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Hasil
Pendidikan Terakhir
Frekuensi Presentasi
D-III Keperawatan 18 90,0%
S-I Keperawatan 1 5,0%
Profesi Ners 1 5,0%
Total 20 100,0%
Sumber : Data Primer 2019

Analisis :
Berdasarkan hasil kajian pada table 3.3 diperoleh data
hamper seluruhnya yaitu 18 orang perawat di ruang zumar
berpendidikan DIII Keperawatan (90,0%) dan 1 orang perawat
yang berpendidikan SI Keperawatan (5,0%), dan 1 orang perawat
yang berpendidikan Profesi Ners (5,0%). Tingkat pendidikan
seseorang itu merupakan perkiraan bagi kedudukan kelas sosial
yang umum diterima, sehingga semakin tinggi pendidikan
seseorang, semakin besar kemungkinan dalam melakukan kajian
asuhan keperawatan yang akan dilakukan khususnya dalam
melaksanakan asuhan keperawatan secara Primary Nersing yang
mungkin dapat diterapkan diruangan.

Table 3.4 Data Umum Perawat Berdasarkan Masa Kerja


Hasil
Masa Kerja
Frekuensi Presentasi
0 – 5,11 tahun 13 65,0%
6 – 9,11 tahun 4 20,0%
>10 tahun 3 15,0%
Total 20 100,0%
Sumber : Data Primer 2019
Analisis :
Berdasarkan hasil kajian pada table 3.4 diperoleh hasil
sebagian besar yaitu sebanyak 13 orang perawat (65,0%) dengan
masa kerja < 6 tahun, 4 orang (20,0%) dengan masa kerja < 10
tahun dan sebanyak 3 orang (15,0%) perawat dengan masa kerja
>10 tahun. Dari gambaran diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
sebagian besar perawat di ruang zumar baru bekerja dangan masa
kerja kurang dari 6 tahun sehingg a pengalaman kerja masih
sedikit akan tetapi mereka bersemangat tinggi dalam bekerja.

Table 3.5 Data Umum Perawat Berdasarkan Perawat Klinik


Hasil
Perawat Klinik
Frekuensi Presentasi
Pra PK 1 5,0%
PK I 8 40,0%
PK II 8 40,0%
PK III 2 10,0%
PK IV 1 5,0%
Total 20 100,0%
Sumber : Data Primer 2019

Analisis :
Berdasarkan hasil kajian pada table 3.5 diperoleh hasil
sebanyak 1 orang (5,0%) berstatus Pra PK, 8 orang (40,0%)
perawat berstatus PK I, sebanyak 8 orang (40,0%) perawat
berstatus PK II, sebanyak 2 orang (10,0%) berstatus PK III, dan
sebanyak 1 orang (5,0%) perawat berstatus PK IV.
Table 3.6 Data Umum Perawat Berdasarkan Status Kepegawaian
Hasil
Status Kepegawaian
Frekuensi Presentasi
Tetap 11
Kontrak 9 100,0%
Total 20
Sumber : Data Primer 2019

Analisis :
Berdasarkan hassil kajian pada 13iker 3.6 diperoleh data
hamper setengahnya yaitu sebanyak 7 orang (35,0%) berstatus
pegawai tetap. Dan sebagian besar yaitu sebanyak 13 orang (65,0%)
perawat berstatus pegawai kontrak.

Table 3.7 Data Umum Perawat Berdasarkan Golongan


Hasil
Golongan
Frekuensi Presentasi
B II 17 85,0%
B III 1 5,0%
B IV 1 5,0%
C II 1 5,0%
Total 20 100,0%
Sumber : Data Primer 2019

Analisis :
Berdasarkan hasil kajian pada table 3.7 diperoleh data
sebagian besar yaitu sebanyak 17 orang (85,0%) bergolongan B II,
sebanyak 1 orang (5,0%) bergolongan B III, sebanyak 1 orang
(5,0%) bergolongan B IV, dan sebanyak 1 orang (5,0%) bergolongan
C I.

Table 3.8 Data Umum Perawat Berdasarkan Kepemilikan STR


Hasil
Kepemilikan STR
Frekuensi Presentasi
Ada 20 100,0%
Total 20 100,0%
Sumber : Data Primer 2019

Analisis
Berdasarkan hassil kajian pada table 3.8 diperoleh data
bahwa seluruhnya tenaga keperawatan di ruang zumar RSUD AL
Ihsan Provinsi Jawa Barat suda memiliki STR dengan angka
presentase (100,0%).

Table 3.9 Data Umum Perawat Berdasarkan Status Pernikahan


Hasil
Status Pernikahan
Frekuensi Presentasi
Menikah 13 65,0%
Belum Menikah 7 35,0%
Total 20 100,0%
Sumber : Data Primer 2019

Analisis
Berdasarkan hasil kajian pada table 3.9 diperoleh data
sebagian besar perawat di ruang zumar berstatus sudah menikah
yaitu sebanyak 13 orang (65,0%), dan sebanyak 7 orang (35,0%)
perawat di ruang zumar yang berstatus belum menikah.

Table 3.10 Data Umum Perawat Berdasarkan Pelatihan Yang


Telah Diikuti
Hasil
Jenis Pelatihan
Frekuensi Presentasi
Wound care 20 100,0%
BTCLS 20 100,0%
PPGD 20 100,0%
Sumber : Data Primer 2019

Analsis
Berdasarkan hasil kajian pada table 3.9 diperoleh data
bahwa seluruhnya perawat di ruang zumar sudah mengikuti
pelatihan khusus dasar di ruang bedah dengan presentase
(100,0%).

Table 3.11 Data Umum Perawat Berdasarkan Jabatan


Hasil
Jabatan
Frekuensi Presentasi
Kepala Ruangan 1 5,0%
Perawat Primer 2 10,0%
Perawat Associate 17 85,0%
Total 20 100,0%
Sumber : Data Primer 2019

Analisis :
Berdasarkan hasil analisis kajian di ruang zumar bedah,
didapatkan sebanyak 20 orang perawat yang terdiri dari 1 orang
kepala ruangan dengan presentase (5,0%), sebanyak 2 orang
perawat primer dengan presentase (10,0%) dan sebanyak 17
perawat associate dengan presentase (85,0%).

Adapun deskripsi pembagian tugas berdasarkan Jabatan yang


ada di ruangan sebagai berikut:
1) Kepala Ruangan
Kepala ruangan adalah jabatan fungsional perawat
professional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam
melaksanakan fungsi manajemen keperawatan di ruang rawat
dengan memperhatikan prinsip kinerja prima dan budaya
“IKHLAS” untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
RSUD Al-Ihsan.
Kualifikasi / Kepala Ruangan :
a) Pangkat/golongan : C.1
b) Pendidikan : D3 Keperawatan
c) Pengalaman kerja : 15,5 tahun
d) D3 sebagai PP/ PJ SHIFT masa kerja sudah 12 tahun dan
menjadi kepala ruangan 3,5 tahun
e) Kursus / pelatihan & seminar : Manajemen Bangsal
Keperawatan / Pelatihan Dasar Keperawatan Intensif/
Kursus Dasar PPI 1 / Pelatihan Teknik Pengelolaan Promosi
Kesehatan / From Hand Hyegine To Heroes In Health Care /
Implementasi Survailans Infeksi Online / Pelatihan Code
Blue / Pelatihan BHD Dasar.
f) Tugas Pokok dan Fungsi: Melaksanakan dan mengendalikan
kegiatan manajemen operasional dan asuhan keperawatan
di ruang rawat.
Management Approach
Perencanaan
 Menyusun rencana harian, bulanan dan tahunan
mengenai jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta
tenaga lain sesuai kebutuhan.
 Menyusun rencana harian, bulanan dan tahunan
mengenai jumlah dan jenis peralatan kesehatan
keperawatan serta permintaan permintaan rutin, meliputi
alat kesehatan/obat, alat tenun, alat rumah tangga sesuai
kebutuhan serta mengenal penggunaanya dan
mempertanggungjawabkan pemeliharaan dan
inventarisasinya.
 Menyusun rencana mengenai desain tata letak ruangan
perawatan dan metode asuhan keperawatan yang akan
diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
 Menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan
diruang rawat yang bersangkutan.
g) Pengorganisasian
 Menyusun struktur organisasi ruangan
 Mengatur dan mengorganisasikan seluruh kegiatan
pelayanan di ruang rawat, melalui kerjasama dengan
petugas lain yang bertugas di ruang rawat.
 Menyusun jadwal konferensi kasus, supervise dan rapat
bulanan/pertemuan berkala dengan pelaksana perawat
dan tenaga lain yang terkait.
 Menyusun daftar alokasi pasien sesuai jumlah tim,
mengatur penempatannya untuk kelancaran pelayanan
keperawatan.
 Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban
ruangan.
 Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kebijakan yang
telah ditentukan.
 Melaksanakan standar, prosedur dan pedoman Rumah
Sakit dan pelayanan keperawatan serta memberi
pengarahan dan motivasi kepada staff untuk
melaksanakannya.
h) Pengarahan
 Menjelaskan uraian tugas PA/ PP
 Memimpin operan saat pergantian dinas
 Memotivasi staff dan reinforcement
 Memberikan informasi.
 Mengatur pendelegasian.
 Melakukan supervise pada ketua Tim/ PP dan pelaksana/
PA.
 Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien/keluarga
yang dirawat sesuai kebutuhan dalam batas
kewenangan.
i) Pengendalian
 Mengevaluasi indikator mutu/ QA/ SAK, inos dan
melaksanakan tindak lanjut.
 Melakukan audit dokumen, survey kepuasan pasien,
survey masalah kesehatan.
 Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan
peralatan kesehatan/obat-obatan, alat tenun, alat rumah
tangga dan alat pencatatan/pelaporan secara efektif dan
efisien.
 Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan
pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta kegiatan
lain di ruangan (sensus harian, berkas RM, perincian
pasien, DPMP, dll).
 Mengawasi dan menilai mahasiswa keperawatan yang
sedang praktek
Compensatory Reward
 Melaksanakan program orientasi perawat baru/
mahasiswa
 Melakukan pembinaan pada perawat PP dan PA
 Melaksanakan pengembangan staf, memberi ijin staf
untuk mengikuti kegiatan ilmiah sesuai program
Professional Relationship
 Memimpin rapat ruangan
 Memimpin konferensi kasus
 Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter,
lab, radiologi, gizi, dll)
 Megikuti rapat dengan bidang perawatan / instalasi
/bidang /bagian lain di RSUD Al-Ihsan
 Bekerjasama dalam menciptakan lingkungan yang
kondusif
Patient Care Delivery
 Mengelola asuhan keperawatan di ruangan
 Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan
keluarga tentang RS, tata tertib, fasilitas, sarana dan
penggunaannya
 Membimbing staf dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan langsung kepada pasien serta membimbing
dan mengawasi mahasiswa dari institusi pendidikan yang
sedang praktek
 Memelihara dan mengembangkan system pencatatan dan
pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain secara
tepat dan benar.

2) Ketua Tim/Perawat Primer


Ketua Tim. Perawat primer adalah seorang perawat
professional yang diberi tugas dan wewenang untuk mewakili
kepala ruangan untuk mengkoordinir pelaksana asuhan
keperawatan dan semua kegiatan ruangan perawat pada pagi,
sore, malam dan hari libur dengan mempertahankan prinsip kerja
prima dan budaya “IKHLAS” di wilayah kerjanya di RSUD Al-
Ihsan
Kualifikasi / Jabatan
 Pangkat : B3
 Pendidikan : D3 Keperawatan
 Pengalaman kerja : 12,8-15,3 tahun sebagai pelaksana
keperawatan.
 Kursus / pelatihan & seminar: simposium dan workshop
corronary hearth disease, manajeman pada diabetes
mellitus, pengenalan dini dan pencegahan pasien hiv/aids,
seminar dan workshop ekg dasar, spiritual care dalam
asuhan keperawatan, btcls, layanan unggulan dalam
pemenuhan religius pasien, praktik keperawatan mandiri
sebagai basis dalam menghadapi mea, penerapan ppi di
rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, pemanfaatkan
herbal medik dalam pelayanan kesehatan terkini, pelatihan
edukator dm,, pelatihan basic trauma dan cardiac life
support, manajemen luka pada dm. Simposium diabetik
wound and footcare, at seminars and workshop code blue
&management of cardiovascular emergency by aha 2015.
 Tugas pokok dan fungsi: Mengkordinir pelaksanaan asuhan
keperawatan diwilayah kerjanya.
Managemen Approach
a) Perencanaan
 Menyusun rencana harian, bulanan.
b) Pengorganisasian
 Menyusun jadwal dinas PA dibawah tanggungjawabnya
bersama kepala ruangan.
 Membagi alokasi pasien kepada PA/ perawat pelaksana.
c) Pengarahan
 Melaksanakan supervisi pada anggotanya
 Memimpin pre/post conference
 Memotivasi tim
 Mengatur pendelegasian dalam tim.
d) Pengendalian
 Mengobservasi pelaksanaan askep pada pasien yang
dilaksanakan anggotanya.
 Melakukan evaluasi askep.
 Membuat catatan perkembangan tiap hari / sesuai tujuan.
Compensatory Reward
Membuat laporan kinerja staf tenaga keperawatan
dibawah tanggung jawabnya untuk disampaikan kepada
kepala ruangan perawatan.
Professional Relationship
 Mendampingi dokter pada saat visite untuk memeriksa
pasien, mencatat program pengobatan serta
menyampaikan kepada staf untuk segera dilaksanakan.
 Mengikuti rapat berkala atau sewaktu-waktu yang
diselenggarakan oleh kepala ruangan.
 Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
Patient Care Delivery
 Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan perencanaan
asuhan keperawatan.
 Melakukan bimbingan rohani pada pasien, meliputi:
Memberi salam dan sapa setiap masuk kamar pasien,
Membimbing doa kesembuhan pasien setiap kali operan,
Memberikan santunan rohani, Membaca basmalah setiap
akan melakukan tindakan dan hamdalah bila telah
selesai, Mengingatkan pasien setiap waktu sholat,
Melaksanakan bimbingan ibadah pada pasien,
Melaksanakan bimbingan sakaratul maut pada pasien
gawat
 Membimbing pelaksana perawatan dalam melaksanakan
pemberian asuhan keperawatan.
 Mencatat dan melaporkan tentang tindakan yang
diberikan kepada pasien.
 Melaksanakan orientasi kepada pasien baru dan
keluarganya meliputi penjelasan mengenai rumah sakit,
tata tertib ruangan, fasilitas ruangan dan cara
penggunaanya.
3) Perawat Assosiate
Perawat associate adalah jabatan fungsional perawat/
bidan yang diberikan tugas melaksanakan asuhan keperawatan
di gawat darurat dengan memperhatikan prinsip kinerja prima
dan budaya “IKHLAS” kepada klien sesuai tanggungjawabnya
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan RSUD
Al Ihsan
a) Kualifikasi / jabatan
 Pangkat / golongan : B2
 Pendidikan : D-3 keperawatan
 Pengalaman kerja : 0,3 – 9 tahun
 Khursus/ Pelatihan & seminar : Simposium Diabetik
Wound And Footcare, Seminar Penerapan Ppi Di Rumah
Sakit & Faskes Lainnya, Seminar Dan Worskop Ekg
Dasar, Seminar Manajemen Pada Luka Dm, Seminarb
Solusi Pintar Perawat Melaksanakan Praktek Mandiri,
Pelatihan Code Blue, Seminar Praktik Keperawatan
Mandiri Sebagai Basis Dalam Mengahadapi Mea,
Pelatihan Basic Trauma Dan Cardiac Life Support,
Seminar Management Dan Skill Early Warning Sign
Symptom Pada Bayi,Anak, Dewasa Dan Ibu Hamil, At
Seminars And Workshop Code Blue &Management Of
Cardiovascular Emergency By Aha 2015, From hand
hyegine to heroes in health care, Peran CSSD dalam
mencegah infeksi daerah operasi, Seminar dan Pelatihan
PPGD-B SATGAS Penanggulangan Bencana dan Wabah
Penyakit, Pelatihan PPGD bagi perawat, Seminar Sehari
Pengenalan Dini dan Pencegahan Pasien HIV/AIDS,
Seminar Kesehatan Nasional Update Anxiety Disorder:
Deteksi dini dan Penatalaksanaannya, Seminar Dan
Simulasi Management Of Fluid Therapy, Modern Wound
Care, Basic Life Suport, Pelatihan Dots, Pelatihan Bhd,
Pasien Terminal Dengan Pendekatan Keperawatan Kritis
Dan Spiritual.
 Tugas pokok dan fungsi: Melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien sesuai alokasi tugasnya.
Managemen Approach
a) Perencanaan
 Menyusun rencana kerja harian
b) Pengorganisasian
 Melaksanakan kegiatan sesuai dengan skala prioritas.
 Mengikuti dan aktif dalam rapat bulanan.
 Mengikuti aktif dalam pre/post conference.
 Membimbing pelaksanaan perawatan dalam pemberian
asuhan keperawatan.
 Mengikuti pengembangan staf sesuai dengan tugas.
 Memelihara kerapihan dan kelengkapan status klien.
 Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.
 Mengawasi, memelihara dan mengendalikan
penggunaan, pencatatan dan pelaporan serta
pemeliharaan inventaris ruangan.
 Mengkomunikasikan kepada PP/PA bila menemukan
masalah asuhan keperawatan.
 Membantu tim lain bila diperlukan.
c) Pengendalian
 Melakukan evaluasi perhadap tundakan yang telah
dilakukan dan mendokumentasikannya.
 Melakukan inventaris fasilitas terkait pelaksanaan
askepyang telah dilaksanakan.
 Membuat laporan pelaksanaan kegiatan dalam buku
komunikasi meliputi jumlah pasien awal, baru, pulang,
meninggal dll. Dan pencatatan alat dan sarana yang
perlu di operkan ke dinas selanjutnya.
Professional Relationship
 Mengikuti konferensi kasus.
 Berperan serta dengan tim kesehatan dalam membahas
kasus dan upaya peninggkatan mutu asuhan
keperawatan.
 Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan.
 Mengikuti program pengembangan staf untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan askep
melalui pertemuan ilmiah, seminar, diklat keperawatan
klinik, dll.
 Melakukan operan denganketua tim/kepal shif
sebelumnya dan tim berikutnya.
 Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan.
Pasien Care Delivery
 Membina hubungan terapeutik.
 Menerima klien baru sesuai dengan prosedur dan
melaksanakan orientasi kepada pasien/keluarganya.
 Memberikan asuhan kepearwatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya.
 Melakukan pengkajian data focus pasien baru pada saat
PP/ Ketua Tim tidak ada sesuai batas kewenangan.
 Menyusun rencana keperawatan sesuai kewenangan.
 Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana.
 Melakukan tindakan darurat kepada pasien misalnya
demam tinggi, kolaps, perdarahan, keracunan, henti
nafas,/jantung.
 Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan
asuhan keperawtan secara tepat dan benar sesuai
dengan standar asuhan keperawatan.
 Menyiapkan klien untuk pemeriksaan Lab. Pengobatan
dan diagnostik.
 Berperan dalam melakukan pendidikan kesehatan
terhadap klien/keluarga.
 Melatih pasien menggunakan alat bantu.
 Melatih pasien dalam melakukan tindakan keperawatan
secara mandiri dirumah.
 Melakukan bimbingan rohani pada pasien.
 Menyiapkan pasien yang akn pulang.

c. Gambaran Klasifikasi Pasien


Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 11
Januari sampai 16 Januari 2019 rata-rata jumlah pasien diruangan
zumar bedah sebanyak 27 orang. Berdasarkan tingkat
ketergantungan menurut Douglas (Self Care Deficit) antara lain :
ketergantungan minimal (minimal care), ketergantungan parcial
(parcial care) dan ketergantungan total (total care).
Dalam mengkaji tingkat ketergantungan pasien instrument yang
digunakan rumus perhitungan Dauglas dan Depkes RI. Pengkajian ini
kami lakukan pada tanggal 17-18 januari 2019. Sementara itu data
yang telah kami himpun adalah sebagai berikut:

2) Tingkat Ketergantungan Pasien

Table 3.12 Tingkat Ketergantungan Pasien di Ruang Zumar Bedah


(11 Januari 2019)

Jumlah Pasien Jumlah Kebutuhan Perawat


Tingkat
No
Ketergantungan P S M Pagi Sore Malam

1 Minimal Care 6 x 0,17= 1,02 5 x 0,14=0,7 5 x 0,10=0,5


6 5 5

2 Parcial Care 15 x 0,27= 4,05 17 x 0,15= 2,55 17 x 0,07= 1,19


15 17 17

3 Total Care 6 x 0,36= 2,16 5 x 0,30= 1,5 5 x 0,20= 1


6 5 5

7,23 = 7 4,75 = 5 2,69 = 3


Jumlah 27 27 27

Keterangan :
 Dinas Pagi = 7 orang
 Dinas Siang = 5 orang
 Dinas Malam = 3 orang
= 15 orang

Nilai 95 = jumlah hari libur/lepas dinas dalam 1 tahun


Nilai 270 = jumlah kerja efektif dalam 1 tahun

Jumlah tenaga lepas per hari = 95 x 15 = 4,57 = 5 orang


270
Jadi, Jumlah perawat yang dibutuhkan
= 13 + 5
= 18 orang + 1 orang (KaRu) + 2 orang PP
= 21 orang.
Table 3.13 Tingkat Ketergantungan Pasien di Ruang Zumar Bedah
(12 Januari 2019)

Jumlah Pasien Jumlah Kebutuhan Perawat


Tingkat
No
Ketergantungan P S M Pagi Sore Malam

1 Minimal Care 6 x 0,17= 1,02 6 x 0,14= 0,84 7 x 0,10= 0,7


6 6 7

2 Parcial Care 16 x 0,27= 4,32 16 x 0,15= 2,4 15 x 0,07= 1,05


16 16 15

3 Total Care 5 x 0,36= 1,8 5 x 0,30= 1,5 4 x 0,20= 0,8


5 5 4

7,14 = 7 4,74 = 5 2,55 = 3


Jumlah 27 27 26

Keterangan :
 Dinas Pagi = 4 orang
 Dinas Siang = 4 orang
 Dinas Malam = 3 orang
= 11 orang

Nilai 95 = jumlah hari libur/lepas dinas dalam 1 tahun


Nilai 270 = jumlah kerja efektif dalam 1 tahun

Jumlah tenaga lepas per hari = 95 x 11 = 3,87 = 4 orang


270
Jadi, Jumlah perawat yang dibutuhkan
= 11 + 4
= 15 orang + 1 orang (KaRu) + 2 orang PP
= 18 orang.

Table 3.14 Tingkat Ketergantungan Pasien di Ruang Zumar Bedah


(14 Januari 2019)
Jumlah Pasien Jumlah Kebutuhan Perawat
Tingkat
No
Ketergantungan Malam
P S M Pagi Sore

1 Minimal Care 5 x 0,17= 0,85 5 x 0,14= 0,7 5 x 0,10= 0,5


5 5 5

2 Parcial Care 18 x 0,27= 4,86 17 x 0,15= 2,55 17 x 0,07= 1,19


18 17 17

3 Total Care 3 x 0,36= 1,08 3 x 0,30= 0,9 3 x 0,20= 0,6


3 3 3

6,79 = 7 4,15 = 4 2,29 = 2


Jumlah 26 25 25

Keterangan :
 Dinas Pagi = 5 orang
 Dinas Siang = 4 orang
 Dinas Malam = 3 orang
= 12 orang

Nilai 95 = jumlah hari libur/lepas dinas dalam 1 tahun


Nilai 270 = jumlah kerja efektif dalam 1 tahun

Jumlah tenaga lepas per hari = 95 x 12 = 4,22 = 4 orang


270
Jadi, Jumlah perawat yang dibutuhkan
= 12 + 4
= 16 orang + 1 orang (KaRu) + 2 orang PP
= 19 orang.

Table 3.15 Tingkat Ketergantungan Pasien di Ruang Zumar Bedah


(15 Januari 2019)

Jumlah Pasien Jumlah Kebutuhan Perawat


Tingkat
No
Ketergantungan Malam
P S M Pagi Sore

1 Minimal Care 6 x 0,17= 1.02 6 x 0,14=0,84 6 x 0,10= 0,6


6 6 6
2 Parcial Care 18 x 0,27= 4,86 18 x 0,15= 2,7 18 x 0,07= 1,26
18 18 18

3 Total Care 3 x 0,36= 1,08 3 x 0,30= 0,9 3 x 0,20= 0,6


3 3 3

6,96 = 7 4,44 = 4 2,4 = 2


Jumlah 27 27 27

Keterangan :
 Dinas Pagi = 5 orang
 Dinas Siang = 4 orang
 Dinas Malam = 3 orang
= 12 orang

Nilai 95 = jumlah hari libur/lepas dinas dalam 1 tahun


Nilai 270 = jumlah kerja efektif dalam 1 tahun

Jumlah tenaga lepas per hari = 95 x 12 = 4,22 = 4 orang


270
Jadi, Jumlah perawat yang dibutuhkan
= 12 + 4
= 16 orang + 1 orang (KaRu) + 2 orang PP
= 19 orang.

Table 3.16 Tingkat Ketergantungan Pasien di Ruang Zumar Bedah


(16 Januari 2019)

Jumlah Pasien Jumlah Kebutuhan Perawat


Tingkat
No
Ketergantungan Malam
P S M Pagi Sore

1 Minimal Care 8 x 0,17= 1,36 8x 0,14= 1,12 8x 0,10= 0,8


8 8 8

2 Parcial Care 15x 0,27= 4,05 18 x 0,15= 2,7 18 x 0,07= 1,26


15 15 15

3 Total Care 3 x 0,36= 1,08 3 x 0,30= 0,9 3 x 0,20= 0,6


3 3 3

6,49=6 4,72=5 2,66=3


Jumlah 26 26 26
Keterangan :
 Dinas Pagi = 5 orang
 Dinas Siang = 4 orang
 Dinas Malam = 3 orang
= 12 orang

Nilai 95 = jumlah hari libur/lepas dinas dalam 1 tahun


Nilai 270 = jumlah kerja efektif dalam 1 tahun

Jumlah tenaga lepas per hari = 95 x 12 = 4,22 = 4 orang


270
Jadi, Jumlah perawat yang dibutuhkan
= 12 + 4
= 16 orang + 1 orang (KaRu) + 2 orang PP
= 19 orang.

3) Jumlah Tenaga Keperawatan


a) Dasar Perhitungan :
 Rata-rata pasien yang dirawat perhari = 27 pasien
 Komposisi pasien yang dirawat di ruang zumar bedah yaitu
pasien dengan masalah pembedahan
 Dengan klasifikasi derajat ketergantungan parsial care

Tabel 3.17 Dasar perhitungan


No Jenis/kategori Rata-rata Rata-rata jam Jumlah perawatan
px/perhari perawatan px/hari px/hari

1 Minimal 5 2 10

2 Sedang 11 3,08 33,6

3 Aga berat 5 4,15 20,15

4 Berat 6 6,16 36,94

Jumlah 27 100,77

Rumus Kebutuhan Perawat


∑ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖
=
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡

Ditambah dengan faktor koreksi (Loss Day dan Non-NursingJob)

∑ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑥 ∑ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖


𝑙𝑜𝑠𝑠𝑑𝑎𝑦 =
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓

Hasil Perhitungan Jumlah Kebutuhan Perawat


𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
∑ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
ℎ𝑎𝑟𝑖 = 100,77: 7 = 14,3 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
𝑗𝑎𝑚𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡

∑ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑥 ∑ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎


𝑙𝑜𝑠𝑠𝑑𝑎𝑦 =
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓

(95 × 14,3)
𝑙𝑜𝑠𝑠𝑑𝑎𝑦 = = 5,03
270

Faktor koreksi 25% : (14,3 + 5,03) x 0,25 = 4,8

Jadi kebutuhan perawat menurut perhitungan Depkes diruang


zumar 14,3 + 5,03 + 4,8 = 24 orang

4) Gaya Kepemimpinan
Table 3.18 Gaya Kepemimpinan di Ruang Zumar
No Responden Skala (%)
(Perawat) Transaksional

Transaksional Tranformasional Laissesz-Faire

1 P2 14 14 7

2 P3 14 9 9

3 P4 9 12 9

4 P5 12 15 7

5 P6 15 11 9

6 P7 11 13 11

7 P8 13 13 9

8 P10 13 11 9

9 P11 11 13 9

10 P12 13 13 11

11 P13 17 17 11

12 P14 13 13 11

13 P15 17 17 9

14 P16 13 13 7

15 P17 11 13 9

16 P18 9 11 7

17 P19 9 11 11

18 P20 11 11 9

Jumlah 225 260 164

Persentase 18,75 % 21,66 % 13,66 %

Jumlah skala gaya kepemimpinan x 100 %


Jumlah item pernyataan gaya kepemimpinan
Berdasarkan 32iker diatas didapatkan bahwa hasil dari 18
orang rata-rata yang menjawab gaya kepemimpinan tranformasional
sebesar 21,66%, kepemimpinan tranformasional adalah kemampuan
seorang pemimpin dala bekerja dengan dana atau melalui orang lain
untuk mentranformasikan secara optimal sumberdaya organisasi
dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target
pencapaian yang di tetapkan. Sebesar 18,75 % perawat menjawab
kepala ruangan memimpin dengan transaksional, dan 13,66%
Laissesz-Fair

4) Pengetahuan Tenaga Keperawatan Berdasarkan Peran dan


Fungsinya
a) Pengetahuan Kepala Ruangan
Tabel 3.19 Pengetahuan Kepala Ruangan

No Jumlah Responden % Kategori


1 P1 100 Baik
Jumlah 1 0 Baik
Sumber : Data Primer di Ruang Zumar 2019

Analisis
Berdasarkan hasil kajian diperoleh jumlah responden
kepala ruangan di Ruang Zumar Bedah RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat yaitu 1 orang dengan pengetahuan peran
dan fungsi berkategori baik dengan presentase 100%.

b) Pengetahuan Perawat Primer


Table 3.20 Pengetahuan Perawat Primer

Jumlah
No % Kategori
Responden
1 P2 100 Baik
2 P3 100 Baik
Jumlah 2 100 Baik
Sumber : Data Primer 2019

Analisis :
Berdasarkan hasil kajian diperoleh jumlah responden
perawat primer di Ruang Zumar Bedar RSUD Al Ihsan Provinsi
Jawa Barat yaitu 2 orang dengan pengetahuan peran dan
fungsi berkategori baik dengan presentase 100%.

c) Pengetahuan Perawat Associate


Tabel 3.21 Pengetahahuan Perawat Assosiate

JUMLAH
NO RESPONDEN % KATEGORI
SKOR
1 P4 8 80 Baik
2 P5 9 90 Baik
3 P6 8 80 Baik
4 P7 8 80 Baik
5 P8 9 90 Baik
6 P10 8 80 Baik
7 P11 8 80 Baik
8 P13 7 70 Cukup
9 P14 8 80 Baik
10 P15 9 90 Baik
11 P16 7 70 Cukup
12 P17 8 80 Baik
13 P18 8 80 Baik
14 P19 8 80 Baik
15 P20 8 80 Baik

Sumber : Data Primer 2019

Analisis
Berdasarkan hasil kajian diperoleh jumlah responden
perawat associate di ruangan associate di ruang zumar bedah
RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat adalah 2 orang dengan
pengetahuan peran dan fungsinya berkategori cukup dan
sebanyak 13 orang dengan pengetahuan peran dan fungsinya
berkategori baik.
d) Kompetensi Perawatan Spiritual Perawat
Tabel 3.22 Kompetensi Perawatan Spiritual Perawat
Kategori Perawat (n) %
Baik 18 90 %
Cukup 2 10%
Kurang 0 0%
Jumlah 20 100%
Sumber : Data Primer 2019
Analisis
Berdasarkan hasil kajian kompetensi perawatan spiritual
perawat di ruang zumar diperoleh 18 dari 20 responden (90%)
berkompetensi baik, 2 responden (10&) berkompetensi cukup dan
tidak ada seorangpun yang berkompetensi kurang (0%).

e) Turn Over Perawat Ruang Zumar Bedah


Table 3.25 Turn Over Ruang Zumar
∑ Perawat Ruang Perawat Yang Persentase
Zumar Keluar (%)
20 1 5%
Sumber: Data Primer 2019

Analisis :
Berdasarkan hasil kajian turn over perawat di ruang zumar
diperoleh 1 orang (5%) dari 20 orang (95%) keluar dengan
alasan akan bekerja di instansi daerah domisilinya.

f) Eksodus CPNS
Table 3.26 Eksodus CPNS

Yang mengikuti CPNS 17 orang 85%


Yang tidak mengikuti CPNS 3 orang 15%
Jumlah 20 orang 100%

Analisis :
Berdasarkan hasil kajian eksodus CPNS perawat di ruang
zumar diperoleh 17 orang mengikuti test CPNS (85%) dari 20
orang perawat dan 3 orang yang tidak mengikuti test CPNS
(15%) dari 20 responden perawat ruang zumar.
BEBAN KERJA TENAGA KEPERAWATAN

Tabel 3.16 analisis beban kerja selama 3 hari bulan januari 2019.
Jam Jam Jam Total
Analisa Analisa Analisa Total
Shift Kerja % Kerja % Kerja % Rata-Rata
(menit) (menit) (menit) Rata-Rata
(menit) (menit) (menit) (%)
Pagi 1 420 390 92.86 420 388 92.4 420 360 85.7
2 420 355 84.52 420 376 89.5 420 389 92.6
3 420 378 90 420 392 93.3 420 372 88.6
4 420 386 91.9 420 355 84.5 420 358 85.2
Total 1680 1509 1680 1511 1680 1479
Rata-Rata 376.25 89.82 377.75 89.9 369.75 88 1124 89
Siang 1 420 366 87.14 420 379 90.2 420 371 88.3
2 420 388 92.38 420 391 93.1 420 389 92.6
3 420 374 89.05 420 360 85.7 420 371 88.3
Total 1260 1120 1260 1117 1260 1131
Rata-Rata 373.33 88.9 372.33 88.7 373.67 89 1119 88.867
Malam 1 600 522 87 600 493 82.2 600 488 81.3
2 600 499 83.17 600 552 92 600 512 85.3
3 600 542 90.33 600 456 76 600 549 91.5
Total 1800 1563 1800 1501 1800 1549
Rata-Rata 521 86.83 500.333 83.4 516.333 86.1 1538 85.43
2. DATA UNSUR METODE
Metode yang digunakan di ruangan Zumar adalah metode
MPKP dan pembagian TIM (2 TIM)
a. Timbang terima (Operan Dinas)
Timbang terima (Operan Dinas) merupakan teknik
atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu
laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Tujuannya untuk mengkomunikasikan keadaan pasien dan
menyampaikan informasi yang penting.
Kegiatan operan di ruang Zumar yang dilakukan
oleh kelompok sudah dilakukan sesuai dengan standar
operasional prosedur yang sudah disepakati oleh
kelompok dengan menerapkan prinsip operan.
b. Pre Post Conference
Pre Post Conference merupakan pertemuan tim
yang dilakukan setiap hari, dilakukan sebelum (Pre) atau
setelah (Post) melakukan operan dinas, sore atau malam
sesuai dengan jadwal dinas perawatan. Tujuan untuk
mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan
asuhan dan merencanakan evaluasi hasil, mempersiapkan
hal-hal yang akan ditemui di lapangan dan memberikan
kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien.
Kegiatan Pre Post conference bejalan dengan baik
mulai dari persiapan perlengkapan (status pasien) dan
petugas masing-masing, dalam pelaksanaan kegiatan
conference dilakukan setiap hari mulai dari menyampaikan
perkembangan dan permasalah pasien, berdiskusi
mengenai masalah klien dan post conference dengan
mengingatkan tentang kedisplinan, ketelitian dan kejujuran
dalam menjalankan tugas.
c. Supervisi
Supervisi merupakan upaya membantu pembinaan
dan peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar
merekan dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah
ditetapkan secara efisien dan efektif. Tujuan memberikan
bantuan kepada bawahan sehingga bawahan memiliki
bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas
dengan hasil yang baik.
Selama dinas di ruangan Zumar belum ada
supervisi yang dilakukan di ruangan.
d. Penerimaan pasien baru
Penerimaan pasien baru sudah dijalankan namun
pada persiapan alat tidak ada set pemeriksaan fisik
(timbangan BB dan TB).
Saran/masukan : disarankan pada saat
penerimaan pasien baru diharapkan perawat melakukan
observasi ulang pasien di ruangan dan operan dilakukan di
depan pasien.
e. Perencanaan pasien pulang (Discharge planning)
Perencanaan pasien pulang (Discharge planning)
yaitu menyiapkan klien yang akan pulang karena sudah
sembuh atau melanjutkan perawatannya di rumah (home
care). Tujuan menyiapkan klien untuk kembali ke
lingkungan tempat tinggalnya dan menyiapkan keluarga
untuk melakukan perawatan lanjutan yang masih
diperlukan bagi klien di rumah.
Perencanaan pasien pulang (Discharge planning)
di ruangan sudah dijalankan pada saat pasien pulang
diberi pendidikan kesehatan kepada keluarga dan pasien
namun saat pulang tidak ada perawat yang mengantarkan
sampai pintu keluar serta perawat tidak menjelaskan
tindakan apa yg dilakukan jika gejala pasien terjadi
kembali.
f. Sentralisasi obat
Sentralisasi obat belum dijalankan secara baik,
terkadang masih terjadi kesalahan nama obat sehingga
keluarga pasien harus kembali lagi ke apotik untuk
mengambil obat yang diresepkan oleh dokter.
g. Pelaksanaan universal precaution
Pelaksanaan universal precaution sudah dilakukan
dengan baik di mana sarung tangan, masker,tempat
sampah medis dan benda tajam tersedia dan mudah
didapat. Perawat mencuci tangan setelah tindakan,
menggunakan masker pada saat yang tepat sesuai
kebutuhan.
h. Audit dokumentasi askep
Audit dokumentasi askep sudah dijalankan dengan
baik dimana data dalam pengkajian lengkap (data biodata,
riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu,
data biologis (Fisik), data psikososial-spiritual, pola hidup/
pola aktivitas sehari-hari, data respon nyeri, dalam data
diagnose sesuai dengan prioritas masalah dan dirumuskan
dengan benar (PES), untuk perencanaan rencana
keperawatan disusun menurut prioritas masalah, terdapat
tujuan yang harus di capai, mencakup tindakan mandiri
perawat dan tindakan kolaboratif. Untuk pelaksanaan
terdapat tindakan mandiri perawat, tindakan kolaborasi,
tercatat hasil observasi atau respon pasien terhadap
tindakan yang sudah dilaksanakan dan tercantum nama
dan paraf perawat setiap tindakan keperawatan yang
dilaksanakan dan untuk evaluasi diagnosa keperawatan
dievaluasi setiap hari, diagnosa keperawatan yang
teratasi, teratasi sebagian dan yang tidak teratasi
tercantum dalam dokumentasi, tercantum nama dan waktu
pelaksanaan evaluasi, tercantum nama dan paraf perawat
yang melakukan evaluasi.
i. Kepuasan Perawat
Kepuasan Perawat Di Ruangan Zumar Bedah Kelas 3 Tahun 2019
Tabel 3.27 Kepuasan Perawat di Ruangan Zumar Bedah

Persentase Kategori
No Responden
(%) (Nilai median)
1 P1 63,2 Cukup Puas
2 P2 57,9 Cukup Puas
3 P3 52,9 Cukup Puas
4 P4 52,6 Cukup Puas
5 P5 57,9 Cukup Puas
6 P6 47,4 Cukup Puas
7 P7 42,1 Tidak Puas
8 P8 52,6 Cukup Puas
9 P9 57,9 Cukup Puas
10 P10 78,9 Puas
11 P11 52,6 Cukup Puas
12 P12 78,9 Puas
13 P13 100 Puas
14 P14 57,9 Puas
15 P15 57,9 Cukup Puas
16 P16 47,4 Puas
17 P17 73,7 Cukup Puas
18 P18 52,6 Puas
19 P19 42,1 Cukup Puas
20 P20 52,6 Puas
21 P21 52,6 Cukup Puas
22 P22 47,4 Cukup Puas
23 P23 52,6 Puas
24 P24 52,6 Sangat Puas

Berdasarkan table diatas didapatkan dari 24 pertanyaan yang ada


di kuisioner didapatkan hasil cukup puas.
j. Caring
Tabel 3.28 Caring

Persentase Kategori
No Responden
(%) (Dilakukan)

1 P1 93,3 Ya
2 P2 80,0 Ya
3 P3 66,7 Ya
4 P4 100 Ya
5 P5 100 Ya
6 P6 100 Tidak
7 P7 66,7 Ya
8 P8 100 Ya
9 P9 100 Ya
10 P10 73,3 Tidak
11 P11 100 Tidak
12 P12 100 Ya
13 P13 100 Ya
14 P14 100 Ya
15 P15 100 Ya
16 P16 86,7 Ya
17 P17 100 Ya
18 P18 73,3 Tidak
19 P19 100 Ya
20 P20 100 Ya
21 P21 100 Ya
22 P22 60 Ya
23 P23 100 Ya
24 P24 100 Ya
25 P25 100 Ya
26 P26 86,7 Ya
27 P27 100 Ya
28 P28 100 Ya
29 P29 100 Ya
30 P30 100 Ya
31 P31 100 Ya

Berdasarkan hasil analisis dari table diatas didapatkan


hampir semua perilaku caring dilakukan oleh perawat kepada
pasien.
3. DATA UNSUR MATERIAL
a. Daftar fasilitas untuk petugas kesehatan dan pasien
Ruangan Zumar RSUD Al-Ihsan Tahun 2019
Tabel 3.29 Daftar fasilitas untuk petugas kesehatan dan pasien
Ruangan Zumar RSUD Al-Ihsan Tahun 2019
Nama
NO Ideal Real
Ruangan
1 Ruang Ruang tempat kepala Terdapat ruangan
kepala ruangan untuk khusus kepala
instansi melakukan ruangan, berdasarkan
rawat inap managemen asuhan fungsi ruangan ini
dan pelayanan sudah berfungsi
keperawatan dengan baik.
diantaranya Kebutuhan fasilitas di
pembuatan program ruangan inipun sudah
kerja dan pembinaan. sesuai.
Besaran luas sesuai
kebutuhan.
Kebutuhan fasilitas :
Lemari, meja/kursi,
sofa, komputer, printer
dan peralatan kantor
lainnya.
2 Nurse Idealnya ruangan ini Terdapat ruangan
stasion berfungsi untuk nurse stasion,
melakukan bersadarkan fungsi
perencanaan, ruangan ini sudah
penggorganisasian berfunsi dengan baik,
asuhan dan besaran luas ruangan
pelayanan nurse stasion di
keperawatan (pre dan ruangan zumar 4 m x
post conference, 3,5 m =
pengaturan jadwal), 14 m2. Jumlah
dokumentasi sampai maksimal perawat
dengan evaluasi dalam 1 sift ±7 orang,
pasien. sehingga idealnya
Besaran Luas 3-5 besaran ruangan
m2/perawat sebesar 21-35 m2.
(perhitungan 1 stasi Sehingga dapat
perawat untuk disimpulkan bahwa
melayani max. 25 TT) besaran luas nurse
Kebutuhan fasilitas : station ruang zumar
Meja, kursi, lemari belum memenuhi
arsip, lemari obat, standar Depkes.
telpon atau intercom, Kebutuhan fasilitas
alat monitoring untuk sudah cukup baik,
pemantauan terus hanya saja lemari obat
menerus fungsi vital dan tempat
pasien. penyimpanan alat TTV
disimpan di tempat
yang berbeda.

3 Ruang Ruangan ini berfungsi Terdapat 4 ruang


perawatan untuk pasien yang perawatan, dimana 1
memerlukan asuhan ruang perawatan
dan pelayanan berisi 9 TT. Saat ini
keperawatan dan dari 4 ruang
pengobatan secara perawatan yang
berkesinambungan beroperasi hanya 3
lebih dari 24jam. ruang perawatan,
Besaran luas ruangan karena 1 ruang
tergantung kelas dan perawatan dalam
keinginan desain, tahap renovasi.
kebutuhan ruang 1 TT Secara fungsi ruang
min. 7,2 m2. perawatan digunakan
Kebutuhan Fasilitas : sesuai fungsinya,
Tempat tidur pasien, Berdasarkan luas
lemari, nurse call, ideal ruang perawatan
meja, kursi, televisi, 6 m x 9 m = 54 m2
tirai pemisah bila ada.Idealnya dengan
kebutuhan 9 TT
memnutuhkan luas
banguanan sekitar
64,8 m2.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa
ruang perawatan di
ruang zumar belum
memenuhi standar
Depkes.
Untuk kebutuhan
fasilitas sudah sesuai
dengan kelasnya,
terdapat tempat tidur
pasien, lemari pasien,
meja dan kursi serta
setiap TT dipisah
dengan menggunakan
tirai pemisah.
4 Ruang Ruang untuk Terdapat ruang
Konsultasi melakukan konsultasi konsultasi, secara
oleh profesi kesehatan fungsi ruangan ini
kepada pasien dan belum maksimal
keluarga. digunakan. Karena
Besaran ruangan konsultasi
sesuai kebutuhan. pasin/keluarga masih
Kebutuhan fasilitas : dilakukan di meja
Meja, kursi, lemari timbang terima.
arsip, Besar ruangan sesuai
telepon/intercom, kebutuhan,
peralatan kantor Untuk fasilitas
lainnya ruangan sudah sesuai.
5 Ruang Ruangan untuk Terdapat ruang
tindakan melakukan tindakan tindakan. Secara
pada pasien baik fungsi ruangan ini
berupa tindakan belum maksimal
invasiv maupun non digunakan. Karena
invasif. untuk tindakan invasif
Idealnya besaran maupun non invasif
ruangan 12-20 m2. dilakukan di ruang
Kebutuhan fasilitas : perawatan pasien.
Lemari alat periksa Besar ruangan
dan obat, tempat tidur tindakan 3 m x 6 m =
periksa, tangga 18 m2. Secara
roolstool, wastafel, besaran luas ruang
lampu periksa, tiang tindakan sudah sesuai
infus, dan dengan kriteria
kelengkapan lainnya. Depkes. Hanya saja
besaran ruang
tersebut menjadi
terlihat kecil karena
ruangan tindakan
digabung dengan
penyimpanan alat
tenun dan alat medis.
Berdasarkan
kebutuhan fasilitas di
ruang tindakan tidak
ada tempat tidur
periksa.
6 Ruang Ruang untuk Ruang administrasi
administras menyelenggarakan belum mempunyai
i kegiatan administrasi tempat khusus karena
khususnya pelayanan masih bergabung
pasien di Ruang dengan loker
Rawat Inap yaitu penyimpanan obat.
berupa registrasi dan
pendataan pasien,
penandatanganan
surat pernyataan
keluarga apabila
diperlukan tindakan
operasi.
Ideal besaran ruangan
3-5m2/petugas.
Kebutuhan fasilitas :
Meja, kursi, lemari
arsip, telepon,
komputer, printer dan
peralatan kantor
lainnya.
7. Ruang Ruang kerja dan Tidak terdapat ruang
Dokter kamar jaga dokter. dokter jaga.
Jaga Besaran ruangan
sesuai kebutuhan.
Kebutuhan fasilitas :
Tempat tidur, sofa,
lemari, meja/kursi,
wastafel.
8 Ruang Ruang tempat Ruang pendidikan
pendidikan/ melaksanakan masih bergabung
diskusi kegiatan dengan ruang
pendidikan/diskusi. pertemuan/ruang
Besaran ruangan rapat.
sesuai kebutuhan.
Kebutuhan fasilitas :
Meja, kursi, perangkat
audio visual, dll
9 Ruang Ruang istirahat Ruang istirahat
perawat perawat. perawat masih
Besaran ruangan bergabung dengan
sesuai kebutuhan. ruang istirahat ruang
Kebutuhan fasilitas : Asal
Sofa, lemari,
meja/kursi, wastafel
10 Ruang Rang ganti pakaian Ruang ganti pakaian
Loker bagi petugas instalasi dan toilet masih
rawat inap. bergabung dengan
Besaran ruangan ruang Asal.
sesuai kebutuhan.
Kebutuhan fasilitas :
Loker, dilengkapi
dengan toilet.
11 Ruang Tempat penyimpanan Ruang tempat
Linen bahan-bahan linen penyimpanan linen
Bersih steril atau bersih. menyatu dengan
Ideal besaran ruangan ruang tindakan.
min. 4 m2. Terdapat 2 lemari
Kebutuhan fasilitas : tempat penyimpanan
lemari linen bersih.
12 Ruang Ruangan untuk Terdapat ruang linen
Linen Kotor menyimpan bahan- kotor, secara fungsi
bahan linen kotor ruangan ini sudah
yang telah digunakan berfungsi cukup baik.
di ruang perawatan Besaran ruangan
sebelum dibawa ke sudah sesuai.
ruang laundry Kebutuhan fasilitas
Ideal besaran ruangan sudah sesuai
min. 4 m2. kebutuhan.
Kebutuhan fasilitas :
Bak penampungan
linen kotor
13 Gudang Fasilitas untuk Belum terdapat
kotor membuang kotoran spoolhoek untuk
(spoolhoek bekas pelayanan membuang limbah
/dirty pasien khususnya cair.
utylity) yang berupa cairan.
Spoolhoek berupa
bak/kloset yang
dilengkapi dengan
leher angsa (water
seal)
Ideal besaran ruangan
4-6m2
Kebutuhan fasilitas :
Kloset leher angsa,
keran air bersih (sink).
Tinggi bibir kloset ±80-
100 cm dari
permukaan lantai
14 WC pasien WC pria/wanita luas 2- Terdapat WC khusus
dan 3 m2 pasien dan
pengunjun Kebutuhan fasilitas : pengunjung. Besaran
g Kloset, westafel, bak luas 2 m2.
air Jumlah WC ada 12.
Untuk tata letak WC
pasien terletak di
belakang sehingga
jarak ruang perawatan
dengan WC terbilang
jauh.
Fasilitas WC belum
dilengkapi untuk
pasien safety seperti
bel dan pegangan
tangan, pintu yang
masih membuka ke
dalam
15 Dapur Sebagai tempat untuk Belum terdapat pantry
Kecil menyiapkan makanan di ruang zumar.
(pantry) dan minuman bagi
petugas di ruang
rawat inap
Besaran ruangan
sesuai kebutuhan.
Kebutuhan fasilitas :
Kursi + meja untuk
makan, sink, dan
perlengkapan dapur
lainnya.
16 Gudang Ruang tempat Ruang tempat
bersih penyimpanan alat-alat penyimpanan alat-alat
medis dan bahan- medis dan bahan
bahan habis pakai habis pakai masih
yang diperlukan. menyatu dengan
Besaran ruangan ruang tindakan.
sesuai kebutuhan. Kebutuhan fasilitas
Kebutuhan fasilitas : sudah sesuai
Lemari. kebutuhan, 3 lemari
penyimpanan alat-alat
medis.
17 Janitor/ Ruang untuk Terdapat ruang
ruang menyimpan alat-alat khusus untuk petugas
petugas kebersihan/cleaning kesehatan.
kebersihan service. Pada ruangan Besaran ruangan 5m2.
ini terdapat area Kebutuhan Fasilitas
basah. sudah sesuai
Ideal besaran ruangan kebutuhan.
min. 4-6m2.
Kebutuhan fasilitas :
Lemari/rak
18 High Care Ruang perawatan Tidak terdapat ruang
Unit (HCU) yang diletakan HCU di Ruang Zumar,
didepan pintu atau karena untuk pasien
bersebelahan dengan pasien yang
nurse stasion, untuk membutuhkan
pasien dalam kondisi peawatan khusus di
stabil yang kirim ke HCU gedung
memerlukan A lt.4.
pelayanan
keperawatan lebih
intensif dibandingkan
ruang perawatan
biasa
Ideal besaran ruangan
min. 9 m2/tt.
Kebutuhan fasilitas :
Tempat tidur pasien,
lemari, nurse call
19 Ruang Ruang perawatan Terdapat ruang
perawatan untuk pasien yang isolasi, secara funsgi
isolasi berpotensi menular, sudah berfungsi
mengeluarkan bau dengan baik,
dan pasien yang Besaran ruang isolasi
gaduh gelisah. .... m2.
Ideal besaran ruangan Kebutuhan ruangan
min. 12 m2/tt sudah sesuai
Kebutuhan Fasilitas : kebutuhan ruangan.
Tempat tidur pasien,
lemari, nurse call
Sumber : Data Primer Kajian ruangan Zumar 2019
Analisa :
Dari hasil observasi didapatkan bahwa sarana prasarana di
ruangan Zumar belum memenuhi standar Depkes. Berdasarkan
Standar Departemen Kesehatan idealnya Ruang Inap memiliki 19
ruangan sarana prasarana. Pada realnya di ruang Zumar ada
beberapa ruangan yang masih bergabung dengan ruangan lain, dan
ada ruangan yang masih belum ada. Secara garis besar kondisi
ruangan bersih.
a. Daftar Alat Tenun Ruang Zumar RSUD Al-Ihsan Tahun 2019
Tabel 3.30 Daftar Alat Tenun Ruang Zumar RSUD Al-Ihsan Tahun 2019

KONDISI

NAMA ALAT KUANTITAS Secara Kuantitas (Jumlah)


STANDAR ALAT
Jumlah KETERANGAN (YANG
NO DIRUANGAN SESUAI Layak
Optimal Rusak / hilang AKAN DIAJUKAN)
MENURUT STANDAR Jumlah pakai
DEPKES DEPKES Diruangan
yang ada
(Sesuai
Standar Rs)

1 Alas Baki 1:2 56 24 √ Jumlah alas baki yang


ada tidak sesuai dengan
jumlah ideal di ruangan.

2 Barak schort 1:3 60 33 √ Jumlah barak schort yang


ada tidak sesuai dengan
jumlah ideal di ruangan.

3 Perlak Oscar Besar 1:3 84 75 √ Jumlah perlak oscar


besar yang ada tidak
sesuai dengan jumlah
ideal di ruangan.

4 Perlak Tindakan - - 22 √ Layak pakai.


Kecil

5 Sarung Bantal 1:3 84 178 √ Layak pakai


Dewasa

6 Sarung Bantal 1:3 84 90 √ Layak pakai


Oscar

7 Sarung Oksigen - - 3 √ Layak pakai

8 Selimut Dewasa 1:2 56 58 √ Layak pakai


Beludru

9 Sprei Karet Dewasa 1:3 84 103 √ Layak pakai

10 Sprei Dewasa - - 64 √ Layak pakai

11 Stik Laken 1:3 84 89 √ Layak pakai

12 Tali Restrain 1:1 28 16 √ Jumlah tali restrain


Tangan dan Kaki tangan dan kaki yang ada
tidak sesuai dengan
jumlah ideal di ruangan.

13 Gorden Hijau 1:1 - 17 √ Layak pakai


Jendela Besar

14 Gorden Hijau 1:1 - 10 √ Layak pakai


Jendela Kecil

15 Gorden Putih 1:1 - 10 √ Layak Pakai

16 Gorden Scerm - - 68 √ Layak pakai


Gantung/penyekat

17 Barackshort Plastik - 24 6 √ Layak pakai

18 Sarung Buli-Buli - - - √ Layak pakai


19 Bantal Dewasa - - 63 √ Layak pakai

20 Tutup Alat - - 10 √ Layak pakai

21 Laken Anak - 6 6 √ Layak pakai

Sumber :Data Primer Kajian ruangan Zumar


Analisa :
Dari hasil observasi didapatkan bahwa alat tenun yang ada di ruangan Zumar 100% layak pakai tetapi dari standar
jumlah masih ada beberapa alat tenun yang belum memenuhi standar DEPKES RI 2012. Dalam penempatan linen
kerapihannya masih kurang dan tidak sesuai dengan tempatnya.
b. Daftar Inventaris Keperawatan Ruang Zumar RSUD Al-Ihsan Tahun 2019
Tabel 3.31 Daftar inventaris keperawatan Ruang Zumar RSUD Al-Ihsan Tahun 2019
SPESIFIKASI MODEL JUMLAH TAHUN KONDISI
NO NAMA BARANG MERK Ket
(TYPE/NO SERI) YANG ADA PEROLEHAN BAIK RUSAK

1 Bak injeksi Stainles One med 14 2012 14

2 Baki tindakan Stainles One Med 17 2012 17

3 Windring bantal Karet 3 3 3 Retur


Bulat

4 Bengkok Stainles One Med 15 2012 15

5 Easy Move Matras One Med 1 2013 3

2 2012

6 Gelas Ukur Plastik 1 2011 2

1 2012

7 Iluminator single Dharma 1 2012 1


8 Kom alc Tutup Stainles One Med 1 2012 Tidak
ada

9 Kasur Dekubitus Zanuplus zigma 1 2012 1

10 Air matress Arnez 1 2013 1

11 Lampu sorot autolux 3 2012 1 2 Bohlamp


tidak
berfungsi

12 Lavement set Stainles 2 2012 2

13 Metline Plastik 1 2005 1

14 Penlight ABN 2 2015 2 2 tidak


berfungsi

15 Pispot Plastik One Med 3 2009 14

Stainles One Med 11 2009

16 Reflex Hamer Karet, stainles 4 2009 4


17 Regulator Besi 2 2013 1 1 1 Rusak
manual

18 Regulator sentral Besi 8 2013 8

19 Papan Plastik 1 2011 2


Resusitasi
1 2015

20 Resusitator Weinmann 2 2012 1 1 1 Tidak


dewasa berfungsi

21 Scherm 1 1

22 Stetoscope anak Karet Litmen 2 2015 2

23 Stetoskop Karet Litmen 7 2012 9 1 1 rusak


Dewasa
Reinstar 3 2012

24 Spuit gilserin Stainles 1 2005 1

25 Tensimeter Air Raksa Reistar 2 2013 6 1 1 Retur


raksa
Notice 4 2013
Plat/kenz 1 2013

26 Termometer 3 2 1 1 tidak
Digital berfungsi

27 Timbangan Yamamoto 2 2 2 tidak


Dewasa berfungsi

28 Tongue spatel Stainles 3 3

29 Kruk 1 1

30 Ice crop 1 1

31 Tourniquet karet 8 8

32 Tromol kassa Stainles 1 1 Retur


Besar

33 Comode Plastik 1 1

34 Beban traksi 1 kg 1 1

35 Beban traksi 2 kg 1 1
36 Beban traksi 3 kg 1 1

37 Beban traksi 4 kg 1 1

38 Beban traksi 5 kg 1 1

39 Cukuran elektrik Jinghao 1 1 1 Tidak


berfungsi

40 Blood warmer 1 1

41 Sepatu boot 1 1

42 Brangkar roda Besi Paramount Bed 2 2013 3

1 2018

43 Kostul/kursi 3 2 1 1 Hilang

44 EKG Philips 1 2015 2

Saadat 1 2013

45 Nebulizer Elimasar 1 2
Omron 1 2015

46 Infus Pump M.18617 B.Braun 1 2011 5

72.385 B.Braun 1 2011

101.162 B.Braun 1 2015

101.163 B.Braun 1 2015

TE*112.W3.1208000351 Terumo 1 2015

47 Suction Verteco 1 2011 2 1 1 tidak


berfungsi
DRE 1 2015

48 Syringe pump TE-331 Terumo 1 2011 1

49 Talang keramas 1 1

50 Baskom mandi Stainles 34 34

51 Urinal Stainless 44 44

52 Stik GD 1 1
53 Oxymetry NT1A5110078 Solaris 1 2016 2

CR67173398 One Med 1 2017

54 Tensimeter Digital Terumo 1 2013 4 3 3 Retur


digital
Digital Spengler 6 2016

Sumber :Data Primer Kajian ruangan Zumar

Analisa :

Dari hasil observasi yang didapatkan bahwa jumlah barang yang layak pakai ada 233 alat kesehatan dan jumlah
yang rusak/ hilang/tidak berfungsi sebanyak 22 alat kesehatan di Ruangan Zumar. Dari standar jumlah belum semua
memenuhi standar DEPKES RI 2012.
c. Daftar Inventaris mebeller dan elektronik Ruang Zumar RSUD Al-Ihsan Tahun 2019
Tabel 3.32 Daftar inventaris mebeller dan elektronik Ruang Zumar RSUD Al-Ihsan Tahun 2019
SPESIFIKASI MODEL JUMLAH TAHUN KONDISI
NO NAMA BARANG MERK Ket
(TYPE/NO SERI) YANG ADA PEROLEHAN BAIK RUSAK

1 Apar Protect 1 2009 1

2 Bed side cabinet Mak 38 2011 38

4 Lemari alat tenun Mak 2 2011 2

5 Blower Maspion 15 2015 15

6 Computer LG 1 2010 2

1 2014

7 Dispenser Miyako 1 2010 2

Miyako 1 2013

8 Jam dinding Delta 8 8

9 Kulkas 2 2
10 Lemari alkes Mak 1 2015 1

11 Kursi putar Donati 4 2015 3 1 1 rusak

12 Lampu Dharma health 1 2012 1


pemeriksaan

13 Loker perawat Mak 3 2012 3

14 Lemari pasien Mak 38 2011 38

15 Meja tulis Olimpic 11 11

16 Nurse stasion 2 2

17 Over bad table Mak 36 36

18 Tempat sampah Shinpo 20 2015 20


injak

19 Trolley EKG 1 1

20 Trolley Nebulizer 1 1

21 Trolley O2 Kecil 2 2
22 Trolley Suction 1 1

23 Strolley tindakan 2 2

24 Tangga pasien Mak 8 8

25 TV LED Samsung 1 2017 1

26 Printer Epson 1 2015 1

27 Tempat hasil kayu 1 2017 2


radiologi
1 2015

28 Stand infus roda 2 2

29 Stand infus pump 3 3

30 Tempat tidur Mak 37 2010 37


manual

31 Kipas angin Miyako 2 2014 2

32 Laci excel besar 13 13


33 Laci excel kecil 3 3

34 Wadah plastik 2 2
Besar

35 Tempat sampah 7 2016 7


besar

36 Lemari besi Krisbow 5 2016 5

37 Loker besi Krisbow 4 2016 4

38 Excel besi Barata 2 2015 2

39 Kursi Lipat Chitose 70 70

40 Lemari Besi Krisbow 1 2016 1


(tempat helm)

41 Trolley Linen 1 2017 1

42 Keranjang 1 2018 1
Pengambilan
Obat

Sumber : Data Primer Kajian ruangan Zumar 2019


Analisa :

Dari hasil observasi yang didapatkan bahwa jumlah barang


yang layak pakai ada 357 alat mebeller dan jumlah yang
rusak/hilang/tidak berfungsi sebanyak 1 alat mebeller di Ruangan
Zumar. Dari standar jumlah belum semua memenuhi standar DEPKES
RI 2012.
d. Daftar Alat Pencatatan dan Pelaporan Ruang Zumar RSUD Al-Ihsan
Tahun 2019
Tabel 3.33 Daftar Alat Pencatatan dan Pelaporan Ruang Zumar
RSUD Al-Ihsan Tahun 2019

Sisa Permintaan Ket


No Nama barang Satuan
Barang Bulan depan
1 Amplop polos panjang Dus - 5

2 Amplop polos pendek Dus - 3


¾
3 Bak stempel Buah - 1

4 Buku bouble polio Buah - 2

5 Buku ekpedisi Buah - 2

6 Buku polio 100/200 lmb Buah - 2/2

7 Buku quartor Buah - 3

8 Box file lipat Buah - 4

9 Calculator Buah - 1

10 Clear holder isi 20/40 Buah - 2/2


lmb
11 Clip besar no 5 Dus - 5

12 Clip kecil no 3 Dus - 3

13 Container FL 3 susun Buah - -

14 Container FL 4 susun Buah - -

15 Container ATK 3 Buah - -


susun/4susun
16 Cutter L 500 Buah - 1

17 DBL Clip No. Dus - -


107/155/260
18 Gunting sedang gg Buah - 2
coklat
19 Hecter besar Buah - 1

20 Kecter kecil Buah - 1

21 Isi cuter besar Pak - 1


22 Isi hecter no 10 kecil Dus - 5

23 Isi hecter no 3 besar Dus - 3

24 Kertas CF 2 :1 Box - 2

25 Kertas HVS A4/F4 RIM - 2/2

26 Kertas Karbon LBR - 5

27 Kertas scotlait warna LBR - 1


semua warna
28 Lebel no. 103/108 LBR - 10/5

29 Lebel no. 110 LBR - 5

30 Lakban bening 2” ROLL - 3

31 Lakban hitam 11/2” ROLL - 1

32 Lem cair BTL - 1

33 Lem diacol besar Buah - -

34 Map clip hitam Buah - -

35 Mapsnel plastik warna Buah - -

36 Mapsnel transparan Buah - 20


warna hijau
37 Mistar besi 30cm/60cm Buah - 1/1

38 Penghapus pensil Buah - 2

39 Penghapus W/B Buah - -

40 Pensil 2B Buah - 2

41 Pensil merah/biru Buah - -

42 Penyerut pensil Buah - 1

43 Perpurator besar Buah - 1

44 Tinta printer LX 310 Buah - 1

45 Solasi 1x72 ROLL - 2

46 Spidol kecil BR Buah - 5

47 Spidol kecil HJ Buah - 5

48 Spidol kecil HTM Buah - 5


49 Spidol kecil KN Buah - 5

50 Spidol kecil MR Buah - 5

51 Spidol S/M Buah - 3

52 Spidol W/B Buah - 3

53 Tinta Snowman warna.. Buah - -

54 Tinta stampel warna BTL - -

55 Tinta Whiteboard BTL - -


warna....
56 Tip-ex Buah - 2

57 Alko - 1

58 Karet BKS - 1

59 Double tipe - 2

60 Steropom - 2

61 Kertaskado - 10

62 Plastik kado - 10

63 Buku ket. kematian Buku - 1


NCR
64 Buku ket. Dirawat Buku - 2

65 Buku ket. Sakit Buku - 2

66 Buku klem BPJS Buku - 6

67 Buku kontrol Buku - 2

68 Buku pendamping Buku - -


pasien
68 Buku permintaan darah Buku - 2

70 Buku pernyataan Buku - 1


sanggup bayar
71 Buku rujukan extern Buku - -

72 Buku teman sejawat Buku - -

73 Kartu stok obat/alkes LBR - 50

74 KTN umum deposit Buku - 1

75 L aswal keperawatan LBR - 500


Px Dewasa R inap 1
76 L aswal keperawatan LBR - 500
Px Dewasa R inap 2
77 L aswal medis bedah R LBR - 200
inap
78 L aswal medis dalam R LBR - 50
inap
79 L aswal medis gigi & LBR - 50
mulut R inap
80 L aswal Medis kulit LBR - 50
kelamin R Inap
81 L aswal medis mata R LBR - 50
Inap
82 L aswal medis saraf R LBR - 50
Inap
83 L aswal medis THT R LBR - 50
inap
84 L aswal medis anak R LBR - 50
Inap
85 L assesment pasien LBR - 50/50/50
terminal/DNR/END OF
LIFE
86 L CTT observasi LBR - 100

87 L CTT perkembangan LBR - 100


terintegrasi R Inap
88 L DFR biaya alkes LBR - 100

89 L DPJP LBR - 100

90 L edukasi & verifikasi 1 LBR - 100

91 L edukasi & verifikasi 2 LBR - 100

92 L edukasi terintegrasi LBR - 100

93 L grafik suhu nadi LBR 100 -

94 L inform consent LBR - 100

95 L Informasi LBR - 200

96 L kartu kendali pasien LBR - 200


R inap
97 L Kepuasan Pelayanan LBR - 50
Perawat
98 L Ket Ruangan Penuh LBR - 50

-99 L Ket Pasien Pulang LBR - 50

100 L Orientasi Pasien LBR - 300


101 L Pelaksanaan LBR - 1000
Keperawatan HJ
102 L pemberian obat LBR - 500

103 L pengembalian obat LBR - 300

104 L pengkajian nyeri LBR 50 400


komprehensif
105 L penolakan TM LBR - 50

106 L persetujuan/ LBR - 300


penolakan Anastesi
107 L persetujuan/ LBR - 300
penolakan operasi
108 L persetujuan/ LBR - 50
penolakan
pemasangan restrain
109 L persetujuan / LBR - 50
penolakan transfusi
darah
110 L pindah kelas LBR - 50

111 L PMT konsul LBR - 50

112 L PMT obat & alkes LBR - 300

113 L pre operasi LBR - 300

114 L PSJ Bayar selisih Buku - 1


naik kelas
115 L PSJ tindakan medis LBR - 100

116 L RENC perawatan LBR - 35


Kepru
117 L RENC perawat LBR - 750
pelaksana
118 L RENC perawat primer LBR - 100

119 L rencana pemulanga LBR - 100


pasien
120 L rencana TK HJ 1 LBR - 200

121 L rencana TK HJ 11 LBR - 50

122 L rencana TK HH 12 LBR - 50

123 L rencana TK HJ 13 LBR - 300

124 L rencana TK HJ 14 LBR - 50

125 L rencana TK HJ 15 LBR - 50


126 L rencana TK HJ 16 LBR - 50

127 L rencana TK HJ 18 LBR - 50

128 L rencana TK HJ 19 LBR - 50

129 L rencana TK HJ 2 LBR - 50

130 L rencana TK HJ 20 LBR - 50

131 L rencana TK HJ 21 LBR - 300

132 L rencana TK HJ 22 LBR - 300

133 L rencana TK HJ 23 LBR - 50

134 L rencana TK HJ 24 LBR - 50

135 L rencana TK HJ 25 LBR - 50

136 L rencana TK HJ 26 LBR - 50

137 L rencana TK HJ 27 LBR - 50

138 L rencana TK HJ 3 LBR - 50

139 L rencana TK HJ 4 LBR - 50

140 L rencana TK HJ 5 LBR - 50

141 L rencana TK HJ 6 LBR - 50

142 L rencana TK HJ 7 LBR - 50

143 L rencana TK HJ 8 LBR - 50

144 L rencana TK HJ 9 LBR - 50

145 L Resume LBR - 500


Keperawatan

146 L Rujukan BPJS LBR - 300

147 L Sanggup Bayar LBR - 100


Selisih

148 Pindah DR Buku - 50

149 PMT Fisioterapi Buku - 50

150 PMT PMR Lab Buku - 2

151 PMT PMR Radiologi Buku - 2


152 Resep BPJS NCR Buku - 35

153 Resep Umum & Buku - -


Kontraktor NCR

154 Sensus rawat Inap Buku - 5

155 SPL EKG LBR - 50

156 L rekonsiliasi obat LBR - 300

157 L obs
S transfusi LBR - 100

158 u
L Laporan Insiden LBR - 100
Internal
m
159 L Persetujuan/
b LBR - 100
penolakan Transfusi
e
160 L Form
r Terminal LBR - 50

161 L Aswal Kep. Px Anak LBR - 100


1

162 L Aswal
: Kep. Px Anak LBR - 100
2
D
163 L Aswal
a Kep. Px Anak LBR - 100
3
t
164 L anastesi sedasi LBR - 300
a
165 L Farmasi R Inap LBR - 500
s
Sumber : Data Primer Kajian ruangan Zumar

4. DATA UNSUR MONEY


Pada tanggal 17 Januari 2018, kami mewawancarai Kepala
Ruangan dan Administrasi Ruangan dengan tujuan untuk mengkaji data
dari unsur “Money”.
Hasil wawancara dengan Kepala Ruangan didapatkan bahwa,
setiap tahun Rumah Sakit mendapatkan dana subsidi dari APBD dan
APBN Pemerintah Provinsi Jawa Barat Biasanya dana tersebut untuk
pendanaan biaya belanja modal/ investasi ruangan, seperti: pengadaan
alat-alat kesehatan, pengadaan fasilitas kesehatan bagi pasien,
pengadaan bahan kesehatan habis pakai. Untuk pengelolaan dana
dikelola oleh pihak Rumah Sakit. Sedangkan untuk dana renovasi ada
alurnya dan tidak dikelola oleh ruangan melainkan dikelola oleh Rumah
Sakit. Sesuai pengajuan dana sendiri tergantung dengan berapa banyak
permintaan dana yang dibutuhkan oleh ruangan dalam melengkapi
fasilitas ruangan yang dapat menunjang kesembuhan pasien.
Penyusunan anggaran tahunan mengenai pengajuan pendanaan
operasional ruangan sudah dilaksanakan setiap tahun dan kemudian
diserahkan pada kepala instalasi rawat inap dan bidang keperawatan
untuk direalisasikan.

1) Pengelompokan Kelas beserta tarif perawatan perhari


Tabel 3.34 Pengelompokan Kelas beserta
tarif perawatan perhari

NO Golongan Kelas Tarif

1 Kelas III Rp : 150.000


2 Kelas II Rp : 250.000
3 Kelas I Rp : 350.000

Sumber :Data Primer Kajian ruangan Zumar Bedah


Analisa :
Pada table diatas menjelaskan pengelompokan kelas
perawatan beserta tarif perawatannya, untuk biaya perawatan
untuk kelas I Rp 350.000 per hari, kelas II Rp 250.000 per hari
dan untuk kelas III Rp 150.000 per hari.
Kesejahteraan untuk pegawai tetap bersumber dari Rumah
Sakit, sedangkan untuk pegawai tidak tetap bersumber dari
operasional Rumah Sakit. Adanya peningkatan gaji pegawai
setiap 1 tahun sekali dari rumah sakit. Untuk kenaikan gaji bagi
karyawan sesuai dengan jabatan dan golongannya sedangkan
untuk pegawai kontrak dan tetap sesuai dengan UMK provinsi itu
sendiri. Adanya insentif ruangan pertanggal 15 baik untuk perawat
tetap maupun kontrak sesuai dengan kepegawaian dan golongan
serta masa kerja, beban kerja dan jabatan, untuk pegawai kontrak
mendapatkan uang insentif setelah 3 bulan masa kerja,
Sedangkan kesejahteraan perawat mendapat jaminan hari tua
berupa BPJS ketenagakerjaan dan Pensiunan yang bekerja di
Rumah Sakit.
2) Tarif biaya visit dokter
Tabel 3.35 biaya visit dokter

NO Klasifikasi dokter Tarif

1 Umum Rp : 50.000
2 S Spesialis Rp : 100.000
S
Sumber :Data Primer Kajian ruangan Zumar Bedah
Analisa :
Pada table 3.35 menjelaskan tarif biaya visit dokter umum
yaitu Rp: 50.000, dan dokter spesialis sebesar Rp 100.000.
 Biaya Tindakan Medis
Tabel 3.36 biaya tindakan medis
Kelas Tujuan Kelas 3
Tindakan Im,Sc,Iv 7.000
Tindakan Ic,Skintes 12.000
Injek Infus 1-3 Kali 7.000
Injek infus 4-5 Kali 20.000
Injek Infus > 6 37.000
Pasang Ngt 27.000
Pasang Dc (W) 32.000
Pasang Dc (L) 32.000
Pasang/Up Tranfusi 32.000
Pasang/Up Infus 27.000
Suction 1-3 Kali 35.000
Suction 4-5 Kali 50.000
Suction > 6 75.000
Nebulizer Per Kali 22
.000
Rjp Dr Umum 90.000
Rjp Perawat 71.000
Lavage 1-3 45.000
Lavage 4-5 55.000
Lavage >6 80.000
Ekg 95.000
Echo 800.000
Kasur Decub 105.000
Infus Pump 110.000
Syiring Pump 55.000
Aspirasi Cairan Genu 140.000
Pungsi Abses
700.000
Hepar/Renal
Peleura Punksi,
140.000
Acsiters
Hemodialisa 982.000
Administrasi 100.000
Gizi 30.000
Sumber :Data Primer Kajian ruangan Zumar Bedah

NO Ganti Dokter Dokter Perawat


Verban specialis umum
1 Kecil 38.000 33.000 18.000
2 Sedang 48.000 38.000 28.000
3 Besar 72.000 47.000 38.000

 Pengelompokan Pasien Sesuai Dengan Jenis Jaminan


Kesehatan
Tabel 3. 37 Pengelompokan Pasien Sesuai Dengan Jenis
Jaminan Kesehatan

NO Pengelompo BPJS UMUM KONTRAKT JUMLA


kan Pasien OR H
1 Oktober 97 38 1 136
2 November 68 40 3 111
3 Desember 94 21 4 119

Jumlah 259 99 8 366

Sumber :Data Primer Kajian ruangan Zumar Bedah


Analisa :
Pada tabel diatasmenjelaskan pengelompokan pasien
sesuai dengan jenis jaminan kesehatannya, penggunaan
jaminan kesehatan BPJS dalam 3 bulan terakhir adalah 259
pasien dan untuk umum 99 pasien sedangkan untuk kontraktor
8 pasien.
Dari hasil wawancara dengan bagian Administrasi
Ruangan bahwa, setiap tahun ada peningkatan benefit melihat
pasien- pasien yang ada diruangan menggunakan pembayaran
dengan pasien BPJS, Pasien yang terbanyak yang ada
diruangan tersebut yaitu pasien dengan BPJS per setiap
bulannya, rata-rata pasien dengan jaminan sekitar >90%,
pasien umum dan kontraktor < 10%.
Pengelompokan pasien sesuai dengan jenis
pembayaran, Kepercayaan masyarakat khususnya pasien
BPJS, kontraktor dan umum akan pelayanan keperawatan
diruangan sangat menguntungkan dalam marketing mutu
pelayanan keperawatan.
 Pendapatan Karyawan
Table 3.38 Pendapatan Karyawan
Perawat tetap
No Perawat kontrak PNS
B C D

1 3.000.000 – 3.500.000 – 4.000.000 – 5.000,000 – 6.000.000 –


3.500.000 jika 4.000.000 jika 4.500.000 6.000.000 7.000.000
dengan insentif dengan insentif Jika dengan
insentif

Analisis :
Berdasalkan hasil data SDM, penghasilan karyawan kontrak sebesar
Rp.3.000.000-3.500.000, sedangkan berdasarkan hasil analisis penghasilan
terhadap 13 karyawan kontrak di ruang zumar yaitu Rp.1.500.000 untuk gajih
pokok, uang makan dan insentif ± Rp.1.400.000 sehingga jumlah pendapatan
yang di terima dalam 1 bulan adalah Rp.2.900.000. jika di bandingkan gaji pokok
Rp.1.500.000 yang diterima perawat dengan UMK Kabupaten Bandung 2019
dengan jumlah Rp.2.893.074 pebdapatan yang diterima tidak sesuai dengan
jumlah UMK.
Menurut survey sistem penggajian, di dapatkan cukup puas 57,9%, tidak
puas 10,5%, puas 31,6%, dan kepuasan perawat terhadap jumlah gaji di
bandingkan dengan pekerjaan didapatkan hasil cukup puas 63,2%, tidak puas
5,3%, dan Puas 31,6%.
5. DATA UNSUR MARKETING
a. Hasil Pengkajian Berdasarkan Jumlah Pasien Masuk di Ruang
Zumar Bedah RSUD Al-Ihsan
1) Pasien Masuk
Tabel 3.39 Jumlah Pasien Masuk di Ruang Zumar Bedah
RSUD Al-Ihsan Selama 3 Bulan Terakhir Oktober s/d
Desember
Tahun 2018
s
No Pasien Masuk Jumlah
d
1 Oktober 205
A
2 November 201
T
3 Desember 196
A
Total 602
:
Data Primer 2019
Analisa :
Berdasarkan tabel jumlah pasien dari Bulan Oktober s/d
Desember 2018 menunjukan bahwa pasien masuk tidak terjadi
peningkatan atau penurunan yang signifikan yang terjadi pada 3
bulan terakhir.
2) Pasien Keluar
Tabel 3.40 Jumlah Pasien Keluar di Ruang Zumar Bedah
RSUD Al-Ihsan Selama 3 Bulan Terakhir Oktober s/d
Desember Tahun 2018

No Pasien Keluar Jumlah


S
1 Oktober 211
u
2 November 204
m
3 Desember 199
b
Total 614
e
r :Data Primer Kajian ruangan Zumar Bedah
Analisa :

Berdasarkan tabel jumlah pasien keluar dari Bulan Oktober


s/d Desember 2018 menunjukan bahwa pasien keluar tidak ada
peningkatan angkatan yang signifikan yang terjadi pada 3 bulan
terakhir.

b. Daftar 10 Besar Penyakit di Ruang Zumar Bedah RSUD Al-Ihsan


Tabel 3.41 Daftar 10 Besar Penyakit di Ruang Zumar Bedah
RSUD Al-Ihsan Selama 3 Bulan Terakhir Oktober s/d Desember
Tahun 2018

No. Diagnosa Medis


Oktober November Desember
1 APP (20) HILL (20) STT (21)
2 BPH (14) APP (19) APP (15)
3 HILL (9) STT (12) HILL (15)
4 IMPAKSI BPH (11) IMPAKSI
(9) (7)
5 MILD HI (8) IMPAKSI (10) BPH (6)
6 PTEREGIU MILD HI (10) COMBUSTIO
M (7) (5)
7 KSM (6) KATARAK (9) TUMOR
MAMMAE (5)
8 ABSES (5) TUMOR MILD HI (4)
MAMMAE (8)
9 FRAKTUR TONSILITIS BATU
(4) (7) GINJAL (4)
10 TIA (4) FRAKTUR (5) TUMOR COLI
(4)
Sumber :Data Primer Kajian ruangan Zumar Bedah
Analisa :
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 10
penyakit besar yang sering muncul di Ruang Zumar Bedah RSUD Al-
Ihsan menduduki peringkat teratas selama 3 bulan terakhir yaitu
Bulan Oktober s/d Desember yaitu App, Hill dan STT.

c. Rekapitulasi Indikator Mutu Pelayanan Instalasi Rawat Inap


Ruang Zumar Bedah RSUD Al-Ihsan
Tabel 3.42 Indikator Mutu Pelayanan Instalasi Rawat Inap Ruang
Zumar Bedah RSUD Al-Ihsan Bulan Oktober s/d Desember
2018
No Laporan Oktober November Desember Jumlah
Pasien
1 Pasien 1 orang 0 orang 3 orang 4 orang
Meninggal
< 48 Jam
2 Pasien 2 orang 2 orang 0 orang 4 orang
meninggal
> 48 jam
3 Pasien 2 orang 2 orang 2 orang 6 orang
Pulang
Paksa
Sumber :Data Primer Kajian ruangan Zumar Bedah

Analisa :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 3 bulan
terakhir Oktober s/d Desember 2018 angka kematian kurang dari 48
jam perawatan sebanyak 4 orang dan yang meninggal lebih dari 48
jam perawatan sebanyak 4 orang. Sementara angka kejadian pulang
paksa berjumlah 6 orang. Alasan kepulangan sebagian besar karena
pasien sudah perbaikan. Sedangkan Untuk pasien yang dipindahkan
ruangan sebanyak 17 orang, dengan alasan berhubungan dengan
hak rawat pasien di tempat tersebut, tidak ada pasien yang dirujuk,
tidak ada pasien yang kabur dan angka kejadian pasien pulang biasa
selama 3 bulan terakhir berjumlah 614 orang dengan perbaikan
kesehatan sehingga dilanjutkan dengan rawat jalan atau kontrol di
Poliklinik.

d. Jenis kunjungan pasien di Ruang Zumar Bedah RSUD Al-Ihsan


Tabel 3.43 Jenis Kunjungan Pasien di Ruang Zumar Bedah Bulan
Oktober s/d Desember 2018

No Uraian Okt Novem Desem Jumlah Persentase


ober ber ber
1 Pasien 76 81 71 228 38,2 %
BPJS Non
PBI
2 Pasien 86 76 85 247 41,37
BPJS PBI %
3 Pasien 40 36 26 102 17 %
Umum
S

4 Pasien u 0 4 3 7 2,34 %
m
Kontraktor
b

5 Pasien e 3 4 6 13 2,17 %
Maskin r

Jumlah :
205 201 191 597 100 %
D
Data Primer Kajian ruangan Zumar Bedah

Analisa :
Berdasarkan tabel di atas sebagian besar pasien
berobat menggunakan jaminan BPJS PBI yaitu sebesar
41,37%, sebagian kecil pasien berobat menggunakan maskin
2,17%, KONTRAKTOR 2,34%,dan yang menggunakan BPJS
Non PBI 38,2%,
e. Mutu Pelayanan Keseluruhan di Ruang Zumar Bedah RSUD Al-
Ihsan
Tabel 3.44 Mutu Pelayanan Keseluruhan di Ruang Zumar Bedah
RSUD Al-Ihsan Bulan Oktober s/d Desember 2018

N Urai Oktober Novem Dese Tota Rata Ideal Kateg


o an ber mber l - ori
rata
1 BOR 69,340 67,051 61,52 197, 66% 75- Kurang
911 85%
2 LOS 2,80 2,63 2,75 2,72 2-12
8,18 hari
3 TOI 1,573 1,517 2.00 5,09 1,69 1-3
hari
4 BTO 6,21 6,00 0,18 12,3 4,13 > 30
9 % kali
5 GDR 14,22 9,80 - 24,0 8,0 < 45%
2 %
6 NDR 9,48 9,80 - 19,2 6,42 < 25%
8 %
Sumber :Data Primer Kajian ruangan Zumar Bedah
Analisa :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Pada 3
bulan terakhir terhitung dari Bulan Oktober s/d Desember 2018
nilai rata-rata BOR adalah sebesar 66 % artinya kapasitas bed
terisi kurang optimal dapat dikategorikan kurang. Sedangkan nilai
rata-rata ALOS adalah sebesar 2,72 % artinya rata-rata lama
perawatan di Ruang Zumar Bedah 3 hari, nilai rata-rata TOI
adalah sebesar 1,69 %, artinya lama kosongnya bed di ruangan
kurang dari 1 hari, rata-rata BTO adalah sebesar 4,13 %. nilai
rata-rata GDR adalah sebesar 8,0 %. nilai rata-rata NDR adalah
sebesar 6,42 %.
f. Rekapitulasi Mutu Umum Kejadian Cedera Dan Infeksi
Nosokomial Berdasarkan Keseluruhan di Ruang Zumar Bedah
RSUD Al-Ihsan

Tabel 3.45 Rekapitulasi Mutu Umum Kejadian Cedera dan Infeksi


Nosokomial Berdasarkan Keseluruhan di Ruang Zumar Bedah
RSUD Al-Ihsan Bulan Oktober s/d Desember 2018

No Bulan Cedera Infeksi Nosokomial


Dekubitus Plebitis/ IADP ISK VAP/ IDO
HAV
1 Oktober 0 0 0 0 0 0
2 November 0 0 0 0 0 0
3 Desember 0 0 0 0 0 0
Sumber :Data Primer Kajian ruangan Zumar
Bedah

Analisa :
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada Bulan
Oktober s/d Desember tidak terjadi cedera dan infeksi nasokomial
yang terdiri dari dekubitus, plebliitis, infeksi saluran kemih,
HAP/HAV (hepatitis) dan (Infeksi daerah operasi).

g. Pengkajian 10 Besar Masalah Keperawatan di Ruang Zumar


Bedah RSUD Al-Ihsan
Tabel 3.46 Pengkajian 7 Besar Masalah Keperawatan bulan
Oktober s/d Desember 2018

NO MASALAH KEPERAWATAN
1 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses inflamasi/terputusnya
kontinuitas jaringan

2 Resiko infeksi berhubungan dengan adanya port the entry

3 Gangguan ADL berhubungan dengan proses perubahan tirah baring

4 Ansietas berhubungan dengan factor psikologis (pre operatif)

5 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia


6 Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan terfiksasinya RAS akibat
nyeri

7 Resiko perfusi jaringan serebral berhubungan dengan PIS,


8 kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka operasi

Sumber :Data Primer Kajian ruangan Zumar


Bedah
Analisa :
Berdasarkan Tabel diatas diketahui bahwa 7 diagnosa terbesar
diatas telah diperbaiki dengan yang terdapat dalam buku Nanda
Nic Noc 2015, diruangan belum sepenuhnya menggunakan
diagnosa sesuai Nanda Nic Noc

h. Tingkat Kepuasan Pasien


5) Tingkat Kepuasan Ruang Zumar Bedah 3 Bulan Terakhir Bulan
Oktober s/d Desember 2019
Tabel 3.47 Tingkat Kepuasan Ruang Zumar 3 Bulan Terakhir
Bulan Oktober s/d Desember 2018
No Bulan Kepuasan
1 Oktober 94 %
2 November 88 %
3 Desember 87,4 %
Rata Rata 89,8 %
Sumber :Data Primer Kajian ruangan Zumar Bedah
Analisa :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari hasil
kepuasan klien tau keluarga yaitu didapatkan persentasae Bulan
Oktober sebesar 94%, persentase bulan November sebesar 88%
dan persentase Bulan Desember sebesar 87,4 % dengan rata-
rata kepuasan 3 bulan terakhir Bulan Oktober s/d Desember
sebesar 89,8 %.
6) Tingkat Kepuasan Berdasarkan Survei Kelompok
Pengukuran tingkat kepuasan pada pasien menggunakan
kuesioner yang berisi 27 pernyataan dengan pilihanya dan tidak
dengan total keseluruhan pertanyaan bersifat positif.
Tabel 3.48 Survei Kepuasan Pasien
Responden Persentase Keterangan
Kepuasan
1 100 % Puas
2 100 % Puas
3 100 % Puas
4 66,7 % Cukup
5 100 % Puas
6 100 % Puas
7 100 % Puas
8 46,7% Kurang
9 100 % Puas
10 100 % Puas
11 66,7 % Cukup
12 26,7 % Kurang
13 86,7 % Puas
14 80,0 % Puas
15 100 % Puas
Rata-rata 84,9 % Puas
Sumber :Data Primer Kajian ruangan Zumar Bedah
Analisa :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 15
responden yang diberikan angket tentang survey kepuasan pasien
atau keluarga pasien didapatkan sebagian besar responden
memiliki persentasi kepuasan paling banyak 100 % dan paling
sedikit 26,7 %, rata-rata survey kepuasan pasien adalah 84,9%
merasa puas.

i. Hasil Kajian Marketing Berdasarkan 4P (Place, Promotion, Price


and Product)
Hasil Kajian Marketing Ruang Zaitun 2 Medikal RSUD Al-Ihsan
Berdasarkan 4P (Place, Promotion, Price and Product) Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan selama 5 hari
terhitung dari 13 Januari 2019 s/d 17 Januari 2019, maka hasil
kajiannya berdasarkan 4P yaitu:
1) Tempat (Place)
a) Ruang Zumar Bedah RSUD Al-Ihsan saat ini berada pada
wilayah kerja Kabupaten Bandung dengan lokasi strategis di
Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung
b) Petunjuk alur menuju Ruangan Zumar Bedah Al-Ihsan sudah
terpampang jelas diluar ruangan tetapi, letak ruang Zumar
berada setelah ruang Asal Medikal, sehingga membuat
pengunjung masih kebingungan untuk ke ruangan Zumar
Bedah
c) Adanya ruangan dibagi menjadi 2 sayap yaitu kanan dan kiri,
untuk sayap kanan ada blok A dan B sedangkan di sayap kiri
ada blok C dan D , untuk kamar isolasi terletak di ruang paling
belakang .
d) Visi ruang Zumar Bedah sejalan dengan visi Rumah Sakit dan
bidang Keperawatan, yaitu mewujudkan pelayanan
keperawatan prima bernuansa Islam dan terdepan dalam
memberikan kepuasan kepada pelanggan di Zumar Bedah
sesuai dengan visi rumah sakit Al Ihsan. Misi ruang Zumar
Bedah sejalan dengan misi Rumah Sakit dan Bidang
keperawatan yaitu :
- Menerapkan pelayanan keperawatan profesional ber
dasarkan standar profesi dengan unggulan pelayanan
keperawatan medikal.
- Mensyiarkan Islam dalam kerangka pelayanan
keperawatan yang komprehensif bio-psiko-sosial-spiritual.
- Membangun dan mengembangkan SDM perawat yang
profesional, memiliki sikap sidik, amanah, fatonah,
tabligh, untuk memberi kepuasan kepada custemer,
dalam memberikan asuhan keperawatan.
- Mengembangkan SDM yang efektif dan efisien.
- Mengembangkan fasilitas serta sarana keperawatan yang
memadai demi tercapainnya kepuasan pelanggan dalam
rangka menunjang peningkatan kualitas pelayanan RS.
- Meningkatkan kegiatan pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan sesuai perkembangan IPTEK untuk
pengembangan SDM dan Pelayanan Keperawatan.
Visi, Misi dan Moto Ruang Zumar Bedah belum
terpampang jelas di Ruang Zumar Bedah.
e) Kotak saran terpampang jelas di Ruang Zumar Bedah
2) Pengembangan Promosi (Promotion)
a) Adanya beberapa instansi kerjasama sebagai tempat rujukan
Rumah Sakit.
b) Sudah terdapat tempat media informasi tetapi belum terdapat
lengkap leaflet 10 besar penyakit atau media pemasaran
c) Telah optimalnya pengembangan kerjasama pasien kontraktor
d) Setiap bulan rumah sakit selalu memberikan angket kepuasan
pasien. Dari hasil observasi selama 3 bulan terakhir dengan
sampel sebanyak 10 pasien didapatkan hasil 89,8 %
menyatakan puas dengan pelayanan yang diberikan di Ruang
Zumar Bedah. Sedangkan berdasarkan hasil pengkajian yang
dilakukan pada tanggal 13 Januari 2019 s/d 17 Januari 2019
terhadap 15 orang pasien menunjukan hasil 84,9% merasa
puas dengan pelayanan yang diberikan di Ruang Zumar
Bedah .
e) Ruang Zumar Bedah merupakan ruang rawat inap kelas III.
Ruang rawat inap ini merupakan ruang rawat inap dengan
kualitas perawatan yang sudah cukup baik tetapi, yang masih
harus di perhatiakan adalah kelengkapan ruangan, seperti
kurangnya ventilasi, handscrub , dan toilet pasien yang masih
jauh ruangan pasien. Sedangkan untuk tingkat kepercayaan
masyarakat yang di rawat di Ruang Zumar Bedah dengan
nilai BOR rata-rata 3 Bulan terakhir Bulan Oktober s/d
Desember 2018 mencapai %. Kondisi ini perlu dipertahankan
dan ditingkatkan ditahun-tahun berikutnnya.
3) Harga (Price)
a) Harga di Ruang Zaitun 2 Medikal kelas III sesuai dengan
kebijakan Direktur RSUD Al-Ihsan
b) Harga sudah tercatat jelas dibagian administrasi Ruang Zumar
Bedah
c) Informed concent harga untuk setiap tindakan sudah optimal di
informasikan pada klien.
4) Produk Unggulan (Product)
a) Adanya program unggulan ruangan yaitu mewujudkan
pelayanan keperawatan prima bernuansa Islam dan terdepan
dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan di Zumar
Bedah sesuai dengan visi rumah sakit Al Ihsan
b) Sudah adanya program home care bekerjasama dengan
Poliklinik Diabetic Center RSUD Al-Ihsan.
c) Berdasarkan hasil observasi universal precaution pada 2
perawat didapatkan sebagian perawat (97,7%) sudah
melakukan prosedur universal precaution yang meliputi cuci
tangan, pemakaian APD (Alat Pelindung Diri), pengolahan alat
kesehatan, pengolahan alat tajam dan pengolahan limbah
d) Informed consent dalam menjelaskan prosedur tindakan
sudah optimal
5) People
Pegawai di Ruang Zumar Bedah dari mulai dokter, perawat,
petugas kesehatan lain, petugas umum sudah memberikan
pelayanan prima pada pasien dalam memberikan pelayanan
service excellence memiliki senyuman yang tulus dan hati yang
tulus dalam melayani pasien, wajah yang hangat dan ceria,
penampilan yang menarik, tutur kata yang halus, dan kemampuan
melayani pasien. Pasien senang bila mendapatkan sapaan halus
pada mereka. Sikap ramah dan mudah menyesuaikan diri pada
pasien akan memudahkan dalam memberikan pelayanan pasien
6) Physical Environment
Ruang Zumar Bedah merupakan ruang perawatan kelas III
dengan fasilitas kelas III dengan 1 ruang perawatan dengan 9 bed
manual, Lemari pakaian. Ruangan dibagi menjadi 2 sayap yaitu
kanan dan kiri, untuk sayap kanan ada blok A-B dan sayap kiri
ada blok C-D. khusus kamar isolasi terletak di paling belakang.
7) Process
Pelayanan service excellence yang diberikan cepat, mudah dan
ramah dengan kepuasan pasien 84,9 % puas dengan pelayanan
di Ruang Zumar Bedah kelas III RSUD Al-Ihsan
C. ANALISA SWOT
Tabel 3.49 Analisis SWOT di Ruang Zumar Bedah RSUD AL IHSAN BALEENDAH
NO UNSUR INTERNAL EKSTERNAL
MANAGEMEN STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREAT
(S) (W) (O) (T)
1 MAN 1. Dari 20 orang perawat 1. Di ruang zumar perawat 1. Adanya kerja sama 1. Letak geografis yang
sebanyak 20 orang yang status pendidikannya dengan institusi sering mengalami
perawat (seluruhnya) S1 Keperawatan sebanyak pendidikan. bencana alam (banjir)
sudah mengikuti pelatihan 1 orang, perawat dengan 2. Adanya pelatihan- dapat mempengaruhi
BTCLS atau PPGD, dan lulusan profesi ners pelatihan atau seminar akses pegawai menuju
pelatihan perawatan luka sebanyak 1 orang, dan tentang perawatan rumah sakit dan akan
dasar. perawat dengan lulusan D luka untuk perawat. berdampak terhadap
2. Sebanyak 21,66% perawat III Keperawatan sebanyak pelayanan.
menjawab setuju bahwa 18 orang. 2. Adanya peningkatan
kepala ruangan memimpin 2. Terdapat 18 orang perawat dan daya 90iker yang
dengan gaya yang bekerja dan masih kritis dari masyarakat
kepemimpinan tetap berjenjang D3 terhadap pelayanan dan
transformasional. Keperawatan tindakan keperawatan.
3. Status kepegawaian 3. Belum terbaharuinya 3. Arus tenaga kesehatan
perawat yang ada struktur organisasi di ruang asing yang bekerja
diruangan zumar zumar. diindonesia semakin
dibedakan menjadi 2 4. Tenaga keperawatan di meningkat. Selain itu,
kategori yaitu pegawai ruang zumar masih kurang tenaga medis asing dan
tetap sebanyak 7 orang, menurut perhitungan kebanyakan dari
dan pegawai kontrak depkes yaitu sebanyak 24 mereka umumnya
sebanyak 13 orang. orang, tetapi jumlah tenaga berpendidikan setingkat
4. Dari 20 orang perawat keperawatan di zumar S1, dengan status
sebanyak 3 orang perawat hanya sebanyak 20 orang Registered Nurse (RN)
masa kerjanya sudah lebih saja. dan mampu berbicara
dari 10 tahun, < 5 tahun 5. Tidak berjalannya bahasa indonesia.
sebanyak 13 orang dan pemberian reward secara 4. Adanya eksodus CPNS
<10 tahun sebanyak 4 rutin dan berulang pada pada tenaga
orang. perawat yang melakukan keperawatan di ruang
5. Tersedianya sumber daya pengelolaan asuhan zumar sebanyak 17
manusia yang sudah keperawatan yang secara orang.
terlisensi STR 100 % maksimal.
dibuktikan dengan adanya 6. Terdapat data 1 orang
STR. perawat ruang zumar yang
6. Komunikasi dan kerjasama keluar dengan alasan akan
perawat di zumar berjalan bekerja di instansi daerah
dengan baik. domisilinya.
7. Rata-rata usia perawat
ruang zumar berada pada
rentan usia produtif.
8. Adanya program unggulan
ruangan yaitu mewujudkan
pelayanan keperawatan
prima bernuansa islam
dan terdepan dalam
memberikan kepiasan
kepada klien di ruang
zumar
9. Di ruang zumar, tidak
adanya data yang
menunjukkan seorang
perawat diberikan
punishmen terhadap
penundaan keterlambatan
perawat selama 24 jam
dalam 1 tahun.
2 METHODE 1. Ruangan Zumar Bedah 1. Pelaksanaan ronde 1. Adanya kerjasama yang 1. Adanya tuntutan akan
Kelas 3 sudah keperawatan dalam MPKP baik antara pihak institusi pelayanan yang
menggunakan Model belum berjalan pendidikan dengan rumah maksimal dari
Praktik Keperawatan 2. Pendokumentasian sakit. masyarakat
Profesional (MPKP) keperawatan masih terdapat 2. Adanya kepercayaan 2. Peningkatan daya pikir
2. DRK sudah berjalan setiap kekurangan yaitu dalam yang cukup baik dari yang kritis dari
bulannya berbarengan pengkajian keperawatan pasien dan masyarakat masyarakat terhadap
dengan rapat ruangan. tidak seluruhnya kepada rumah sakit pelayanan dan tindakan
3. Hasil evaluasi aktivitas mencantumkan riwayat 3. Sudah terdapat lembaga keperawatan
pengendalian di MPKP yaitu keluarga, psikososial, dan PKRS. 3. Kebebasan pers yang
100% dengan demikian Activity Daily Living. Pada mengakibatkan
pengendalian evaluasi item tindakan keperawatan mudahnya penyebaran
MPKP hampir seluruhnya tidak seluruhnya dilakukan informasi dari dalam
dilakukan seperti pendidikan kesehatan ruangan rumah sakit
perhitungan BOR, LOS, secara keseluruhan kepada masyarakat.
TOI, angka perhitungan 3. Ruangan belum
infeksi noskomial, terpampang mengenai 6
pencatatan kepuasan goals
pasien, survei masalah 4. Pelaksanaan discharge
keperawatan, survei planning dalam mengantar
kepuasan tenaga kesehatan pasien dan keluarga tidak
dari pasien ke tenaga diantarkan ke pintu luar dan
kesehatan, dan audit jarangnya memberikan
dokumentasi, hampir Pendidikan kesehatan pada
seluruhnya dilakukan pasien
perhitungan setiap bulannya 5. Supervisi belum dilakukan
4. Pelaksanaan Timbang secara optimal karena
terima sudah dilakukan berbagai kesibukan yang
setiap pergantian shift harus terlebih dahului
dengan persentasi 94,69% terselesaikan
(baik) 6. Masih terdapat kekurangan
5. Pelaksanaan prosedur dari komunikasi langsung
penerimaan pasien baru yaitu dari perawat tidak
mencapai 90.6% , serta menyebutkan pasien masuk
pelaksanaan orientasi ruangan dan hari
pasien baru mencapai perawatannya, tidak
72.56% (baik) mengidentifikasi
6. Pelaksanan prosedur pengetahuan pasien
persiapan pasien pulang terhadap diagnosa medis
(discharge planning) sudah atau penyakit yang dialami,
berjalan dengan baik tidak menyebutkan masalah
dengan presentase 94,76% keperawatan pasien yang
7. Prosedur pelaksanaan sudah dan belum teratasi.
universal precaution sudah 7. Mengenai mengurangi
dilaksanakan dengan Risiko Infeksi terutama
presentase 96.06% dalam melakukan cuci
8. Prosedur tetap dari tangan perawat tidak
pelaksanaan pre dan post semuanya melakukan
conference sudah dengan five moments masih
dilaksanakan dengan jarang dilakukan cuci
persentase 96% (baik) tangan sebelum kontak
9. Audit dokumentasi askep dengan pasien dan setelah
sudah dilakukan dengan kontak dengan lingkungan
baik dengan presentase pasien, dengan nilai 65%.
98,4%
10. Pasien safety berdasarkan
kesalahan pemberian obat
pada bulan Oktober,
November dan desember di
Ruang Zumar Bedah kelas
3 sebanyak 0% atau tidak
terjadi. Ruangan zumar
bedah kelas 3 sudah
melakukan
pendokumetasian setiap
bulannya.
11. Pelaksanaan pasien sefety
didapatkan hasil rata-rata
yaitu 92% dengan demikian
pelaksanaan pasien sefety
6 goals hampir seluruhnya
dilakukan
12. Pembuatan SOP tindakan
keperawatan dan secara
keseluruhan SOP diruang
zumar bedah kelas 3 telah
lengkap
13. Sentralilasi Obat di ruang
Zumar Bedah kelas 3 sudah
berjalan dengan optimal di
mana obat-obatan tablet
maupun injek dan cairan
disimpan dalam loker di
ruang tindakan sedangkan
obat sirup disimpan
ditempat pasien. Kemudian
untuk obat-obatan
emergency sudah
dipisahkan di troly
emergency
3 MATERIAL 1. Pemilihan sampah untuk 1. Belum adanya struktur 1. Pengadaan alat – alat 1. Adanya persaingan
sampah non medis, medis, organisasi ruangan yang diruangan mendapat antar rumah sakit
ampul, dan bekas suntikan sudah diperbaharui bantuan atau inventaris negeri maupun swasta
sudah berjalan. 2. Besaran luas ruangan logistic dari APBD dan promosi tentang
2. Untuk kelengkapan material nurse stasion belum APBN pengadaan alat-alat
96,57% atau sejumlah 590 memenuhi standar Depkes kesehatan yang
alat dalam kondisi baik dan 3. Besaran ruang perawatan semakin canggih.
layak pakai. pasien belum memenuhi 2. Meningkatnya harga
3. Untuk alat tenun 100% stansar Depkes fasilitas kesehatan
dalam kondisi layak pakai. 4. Ruang tindakan belum seiring berkembangnya
digunakan secara optimal peralatan yang semakin
5. Belum memiliki ruangan canggih
khusus administrasi
6. Belum memiliki ruang
dokter jaga
7. Belum ada tempat khusus
pendidikan
8. Belum memiliki ruang
khusus perawat
9. Belum memiliki ruang
khusus loker barang
perawat
10. Belum memiliki toilet
khusus perawat
11. Tempat penyimpanan
status pasien dan
penempatan alat di meja
belum tertata rapih
12. Penyimpanan alat tenun di
dalam lemari belum sesuai
dengan tempatnya. Cara
pengambilan alat tenun
tidak beraturan dan tidak
dirapihkan kembali
ketempatnya.
13. Belum meratanya langkah-
langkah cuci tangan
disetiap ruangan
14. Belum ada perlengkapan
pasien safety seperti bel
pasien dan pegangan
tangan pada dinding.
15. Belum ada identitas
perawat diloker masing”
perawat.
16. Terdapat sejumlah 21 alat
keperawatan maupun
mebeller yang tidak
berfungsi.
4 MONAY 1. Penyusunan anggaran 1. Tidak adanya insentif yang 1. Setiap tahun Rumah Sakit 1. Jika terhambatnya proses
tahunan mengenai diberikan kepada perawat mendapatkan dana pengajuan anggaran
pengajuan pendanaan PHL. subsidi dari APBD dana subsidi APBD,akan
operasional ruangan sudah Pemerintah Provinsi berdampak pada kinerja
dilaksanakan setiap tahun Jawa Barat. Biasanya rumah sakit sendiri.
dan diserahkan pada kepala Dana tersebut untuk 2. Persaingan rumah sakit
bagian instalasi rawat inap pendanaan biaya baik dari Negeri maupun
dan bidang keperawatan investasi rumah sakit, swasta.
untuk direalisasikan. adanya bantuan dana 3. Berubahnya kebijakan
2. Kesejahteraan perawat APBD provinsi untuk JKN dari fee for service
mendapat jaminan hari tua investasi bangunan dan menjadi INA CBG’s.
berupa BPJS alat-alat kesehatan bahwa pembayaran untuk
ketenagakerjaan dan rumah sakit. jasa medis Rs fee for
Pensiunan yang bekerja di 2. Pasien yang sering services, sedsngkan
Rumah Sakit. masuk / dirawat diruang kebijakan yang ada.
3. Adanya peningkatan gaji zumar bedah yaitu rata- 4. Pendapatan yang
pegawai setiap 1 tahun rata pasien dengan diterima tidak sesuai
sekali dari rumah sakit. menggunakan jaminan dengan UMK, akan
Untuk kenaikan gaji bagi BPJS kesehatan non PBI berdampak pada kinerja.
karyawan sesuai dengan serta pasien umum dan
jabatan dan golongannya kontraktor.
sedangkan untuk pegawai
kontrak kenaikan gaji sesuai
dengan UMK provinsi itu
sendiri, dan adanya insentif
yang diberikan setiap bulan
pertanggal 15 setelah 3
bulan kerja untuk perawat
tetap ataupun kontrak.
Sedangkan padakenyataan
di ruangan pada setiap
tahunnya tidak ada kenaikan
gajih.
5 MARKETING 1. Ruang Zumar Bedah RSUD 1. Visi, Misi dan Moto 1. Adanya beberapa 1. Persaingan antar
Al-Ihsan saat ini berada Ruang Zumar Bedah instansi kerjasama rumah sakit swasta dan
pada wilayah kerja belum terpampang sebagai tempat rujukan negeri
Kabupaten Bandung jelas di Ruang Zumar Rumah Sakit. 2. Akses transportasi yang
dengan lokasi strategis di Bedah. 2. Telah optimalnya kurang mudah, karena
Kecamatan Baleendah 2. Petunjuk alur menuju pengembangan berada di kawasan
Kabupaten Bandung. Ruangan Zumar Bedah kerjasama pasien rawan banjir, sehingga
2. Adanya program unggulan Al-Ihsan sudah kontraktor. menimbulkan kendala
ruangan yaitu mewujudkan terpampang jelas diluar 3. Sudah adanya program pemasaran.
pelayanan keperawatan ruangan tetapi, letak home care bekerjasama 3. Adanya kegiatan pasar
prima bernuansa Islam dan ruang Zumar berada dengan Poliklinik minggu disekitar
terdepan dalam setelah ruang Asal diabetic center RSUD Rumah sakit yang
memberikan kepuasan Medikal, sehingga Al-Ihsan. dapat mengganggu
kepada pelanggan di Zumar membuat pengunjung 4. Proyek pembangunan kenyamanan klien dan
Bedah sesuai dengan visi masih kebingungan dan perkembangan akses untuk berobat
rumah sakit Al Ihsan. untuk ke ruangan lahan tahun 2019, pada hari tersebut
3. Harga di Ruang Zumar Zumar Bedah memberikan peluang terganggu.
Bedah kelas III sesuai 3. Ruang Zumar Bedah lebih banyak terhadap 4. Tingkat pengetahuan
dengan kebijakan Gubernur merupakan ruang pelayanan kesehatan masyarakat yang
melalui Direktur RSUD Al- rawat inap kelas III. untuk publik semakin tinggi dan kritis
Ihsan. Ruang rawat inap ini menyikapi pelayanan
4. Harga sudah tercatat jelas merupakan ruang yang diberikan.
dibagian administrasi Ruang rawat inap dengan
Zumar Bedah. kualitas perawatan
5. Informed concent harga yang sudah cukup baik
untuk setiap tindakan sudah tetapi, yang masih
optimal di informasikan harus di perhatiakan
pada klien. adalah kelengkapan
6. Informed consent dalam ruangan, seperti
menjelaskan prosedure kurangnya fentilasi,
tindakan sudah optimal. handscrub , dan toilet
7. Angket kepuasan pasien pasien yang masih
dilakukan random 10 pasien jauh ruangan pasien.
pulang setiap bulan dengan 4. Mutu pelayanan BOR
89,8% puas dengan pada 3 bulan terakhir
pelayanan yang diberikan di mengalami penurunan
Ruang Zumar Bedah. kurang dari 75%, yaitu
Berdasarkan hasil dengan nilai BOR 66%.
pemberian angket kepuasan
pasien selama pengkajian
diambil sampel 15 pasien
dengan hasil 84,9% pasien
puas dengan pelayanan
yang diberikan di Ruang
Zumar Bedah.
8. Jumlah pasien yang masuk
dan menunjukan kestabilan
pasien, tidak ada
peningkatan dan penurunan
yang signifikan.
9. Tidak terjadi cedera dan
infeksi nosokomial.
10. Alasan kepulangan pasien
sebagian besar karena
pasien sudah membaik.

Tabel 3.50 Internal Faktor Evaluation dan Eksternal Faktor Evaluation


MAN (M1)
SUB
NO INTERNAL FAKTOR STRATEGIS FAKTOR FAKTOR RATING JUMLAH KET.
(a) (b) (c) (a x b x c)
A Kekuatan
1. Dari 20 orang perawat sebanyak 20 orang perawat (seluruhnya) sudah 0,20 0,11 3 0,07
mengikuti pelatihan BTCLS atau PPGD, dan pelatihan perawatan luka
dasar.
2. Sebanyak 21,66% perawat menjawab setuju bahwa kepala ruangan 0,20 0,11 3 0,07
memimpin dengan gaya kepemimpinan transformasional.
3. Status kepegawaian perawat yang ada diruangan zumar dibedakan 0,20 0,11 4 0,09
menjadi 2 kategori yaitu pegawai tetap sebanyak 7 orang, dan pegawai
kontrak sebanyak 13 orang.
4. Dari 20 orang perawat sebanyak 3 orang perawat masa kerjanya sudah 0,20 0,11 4 0,09
lebih dari 10 tahun, < 5 tahun sebanyak 13 orang dan <10 tahun
sebanyak 4 orang.
5. Tersedianya sumber daya manusia yang sudah terlisensi STR 100 % 0,20 0,12 4 0,10
dibuktikan dengan adanya STR.
6. Komunikasi dan kerjasama perawat di zumar berjalan dengan baik. 0,20 0,11 4 0,09
7. Rata-rata usia perawat ruang zumar berada pada rentan usia produtif. 0,20 0,11 4 0,09
8. Adanya program unggulan ruangan yaitu mewujudkan pelayanan 0,20 0,11 4 0,09
keperawatan prima bernuansa islam dan terdepan dalam memberikan
kepiasan kepada klien di ruang zumar
9. Di ruang zumar, tidak adanya data yang menunjukkan seorang perawat 0,20 0,11 4 0,09
diberikan punishmen terhadap penundaan keterlambatan perawat
selama 24 jam dalam 1 tahun.

TOTAL 1 34 0,78

SUB
NO INTERNAL FAKTOR STRATEGIS FAKTOR FAKTOR RATING JUMLAH KET.
(a) (b) (c) (a x b x c)
B Kelemahan
1. Di ruang zumar perawat yang status pendidikannya S1 Keperawatan 0,20 0,125 3 0,07
sebanyak 1 orang, perawat dengan lulusan profesi ners sebanyak 1
orang, dan perawat dengan lulusan D III Keperawatan sebanyak 18
orang.
2. Terdapat 18 orang perawat yang bekerja dan masih tetap berjenjang D3 0,20 0,125 2 0,05
Keperawatan
3. Belum terbaharuinya struktur organisasi di ruang zumar. 0,20 0,125 2 0,05
4. Tenaga keperawatan di ruang zumar masih kurang menurut perhitungan 0,20 0,125 3 0,07
depkes yaitu sebanyak 24 orang, tetapi jumlah tenaga keperawatan di
zumar hanya sebanyak 20 orang saja.
7. Tidak berjalannya pemberian reward secara rutin dan berulang pada 0,20 0,125 3 0,07
perawat yang melakukan pengelolaan asuhan keperawatan yang secara
maksimal.
8. Terdapat data 1 orang perawat ruang zumar yang keluar dengan alasan 0,20 0,125 4 0,1
akan bekerja di instansi daerah domisilinya.
TOTAL 1 17 0,41

SUB
NO EKSTERNAL FAKTOR STRATEGIS FAKTOR FAKTOR RATING JUMLAH KET.
(a) (b) (c) (a x b x c)
C Peluang
1. Adanya kerjasama dengan institusi pendidikan 0,20 0,5 4 0,4
2. Adanya pelatihan-pelatihan atau seminar tentang perawatan luka untuk 0,20 0,5 4 0,4
perawat
TOTAL 1 8 0,8
SUB
NO EKSTERNAL FAKTOR STRATEGIS FAKTOR FAKTOR RATING JUMLAH KET.
(a) (b) (c) (a x b x c)
D Ancaman
1. Letak geografis yang sering mengalami bencana alam (banjir) dapat 0,20 0,25 5 0,25
mempengaruhi akses pegawai menuju rumah sakit dan akan
berdampak terhadap pelayaan.
2. Adanya peningkatan dan daya pikir yang kritis dari masyarakat terhadap 0,20 0,25 4 0,2
pelayanan dan tindakan keperawatan
3. Arus tenaga kesehatan asing yang bekerja di Indonesia semakin 0,20 0,25 3 0
meningkat. Selain itu, tenaga medis asing dan kebanyakan dari mereke
pada umumnya berpendidikan setingkat S1, dengan status Registreted
Nurse (RN) dan mampu berbicara Bahasa Indonesia.
4. Adanya eksodus CPNS pada tenaga keperawatan di ruang zumar 0,20 0,25 4 0,2
sebanyak 17 orang.
TOTAL 1 16 0,65
NO EKSTERNAL FAKTOR STRATEGIS SUB KET.
FAKTOR FAKTOR RATING JUMLAH
(a) (b) (c) (a x b x c)
C Peluang
3. Adanya kerjasama dengan institusi pendidikan 0,20 0,5 4 0,4
4. Adanya pelatihan-pelatihan atau seminar tentang 0,20 0,5 4 0,4
perawatan luka untuk perawat
TOTAL 1 8 0,8

Tabel 3.51 Internal Faktor Evaluation dan Eksternal Faktor Evaluation


METHODE (M2)
Sub Factor Jumlah
No Internal Faktor Strategis Factor (a) Rating (c) Ket
(b) (axbxc)

A Kekuatan

1. Ruangan Zumar Bedah Kelas 3 sudah menggunakan 0,25 0,13 4 0,13


Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
2. Aktivitas pengendalian di MPKP yaitu 100% 0,25 0,12 5 0.15

3. Pelaksanaan Timbang terima sudah dilakukan setiap 0,25 0,06 3 0.004


pergantian shift dengan persentasi 94.69%
4. Pelaksanaan prosedur penerimaan pasien baru
0,25 0,06 2 0.03
mencapai 88,5% , serta pelaksanaan orientasi pasien
baru mencapai 90.6%
5. Sudah terlaksananya discharge planning prosedur 0,25 0,06 2 0.03
persiapan pasien pulang dengan presentase 94,76%.
6. Prosedur pelaksanaan universal precaution sudah 0,25 0,08 3 0.06
dilaksanakan dengan presentase 96.06%
7. Prosedur tetap dari pelaksanaan pre dan post
0,25 0,07 2 0.035
conference sudah dilaksanakan dengan persentase
96%
8. Pasien safety berdasarkan kesalahan pemberian obat
pada bulan Oktober, November dan desember di
0,25 0,07 3 0.05
Ruang Zumar Bedah kelas 3 sebanyak 0%
9. Audit dokumentasi askep sudah dilakukan dengan 0,25 0,07 3 0.05
baik dengan presentase 98,4
10. Pembuatan SOP tindakan keperawatan dan secara
0,25 0,07 3 0.05
keseluruhan SOP diruang Zumar Bedah kelas 3 telah
lengkap
11. DRK sudah berjalan setiap bulannya berbarengan 0,25 0,06 3 0.04
dengan rapat ruangan
12. Sentralisasi Obat di ruang Zumar Bedah kelas 3 sudah 0,25 0,06 3 0.04
berjalan dengan optimal
13. Pelaksanaan pasien sefety 6 goals hampir 0,25 0.09 5 0,11
seluruhnya dilakukan
Total 1 41 0.78

Sub Factor Jumlah


No Internal Faktor Strategis Factor (a) Rating (c) Ket
(b) (axbxc)
B Kelemahan
1. Pelaksanaan ronde keperawatan dalam MPKP belum
0,25 0,14 4 0,14
berjalan
2. Pelaksanaan discharge planning dalam mengantar
pasien dan keluarga tidak diantarkan ke pintu luar dan
0,25 0,15 0,075
jarangnya memberikan Pendidikan kesehatan pada 2
pasien
3. Pendokumentasian keperawatan masih terdapat
kekurangan yaitu dalam pengkajian keperawatan
0,25 0,14
tidak seluruhnya mencantumkan riwayat keluarga, 3 0,105
psikososial, dan Activity Daily Living
4. Ruangan belum terpampang mengenai 6 goals 0,25 0,14 4 0,014
5. Mengenai mengurangi Risiko InfeksI terutama dalam
melakukan cuci tangan perawat tidak semuanya
melakukan dengan five moment masih jarang 0,25 0,15
4 0,15
dilakukan cuci tangan sebelum kontak dengan pasien
dan setelah kontak dengan lingkungan pasien
6. Masih terdapat kekurangan dari komunikasi langsung
yaitu dari perawat tidak menyebutkan pasien masuk
ruangan dan hari perawatannya, tidak
mengidentifikasi pengetahuan pasien terhadap 0,25 0,11
4 0,11
diagnosa medis atau penyakit yang dialami, tidak
menyebutkan masalah keperawatan pasien yang
sudah dan belum teratasi.
7. Supervisi belum dilakukan secara optimal karena 0,25 0,10 2 0,05
berbagai kesibukan yang harus terlebih dahului
terselesaikan
Total 1 23 0,64

Sub Factor
No Eksternal Faktor Strategis Factor (a) Rating (c) Nilai (axbxc) Ket
(b)

C Peluang
1. Adanya kerjasama yang baik antara pihak institusi
0,25 0,33 3 0,24
pendidikan dengan rumah sakit.
2. Adanya kepercayaan yang cukup baik dari pasien dan
0,25 0,34 4 0,34
masyarakat kepada rumah sakit
3. Sudah terdapat lembaga PKRS. 0,25 0,33 3 0,24
Total 1 13 0,82

Sub Factor
No Eksternal Faktor Strategis Factor (a) Rating (c) Nilai (axbxc) Ket
(b)

D Ancaman
1. Adanya tuntutan akan pelayanan yang maksimal
0,25 0,35 3 0,26
dari masyarakat
2. Peningkatan daya pikir yang kritis dari masyarakat
0,25 0,33 2 0,16
terhadap pelayanan dan tindakan keperawatan
3. Kebebasan pers yang mengakibatkan mudahnya
penyebaran informasi dari dalam ruangan rumah 0,25 0,32 4 0,32
sakit kepada masyarakat
Total 1 12 0,74

Tabel 3.52 Internal Faktor Evaluation dan Eksternal Faktor Evaluation


MATERIAL (M3)
sub factor Jumlah
No Internal Faktor Strategis faktor (a) Rating (c) Ket
(b) (axbxc)
A Kekuatan

1. Pemilihan sampah untuk sampah non medis, medis, 0,20 0,33 3 0,198
ampul, dan bekas suntikan sudah berjalan.
2. Untuk kelengkapan material 96,57% atau sejumlah 0,20 0,34 3 0,204
590 alat dalam kondisi baik dan layak pakai
3. Untuk alat tenun 100% dalam kondisi layak pakai. 0,20 0,33 5 0,33

Total 1 11 0,732

Sub item
No Internal Faktor Strategis Bobot (a) Rating (c) Nilai (axbxc) Ket
(b)
B Kelemahan

1. Belum adanya struktur organisasi ruangan yang 0,20 0,06 2 0,024


sudah diperbaharui

2. Besaran luas ruangan nurse stasion belum 0,20 0,07 4 0,056


memenuhi standar Depkes
3. Besaran ruang perawatan pasien belum memenuhi 0,20 0,07 4 0,056
stansar Depkes
4. Ruang tindakan belum digunakan secara optimal 0,20 0,06 3 0,036

5. Belum memiliki ruangan khusus administrasi 0,20 0,06 4 0,048

6. Belum memiliki ruang dokter jaga 0,20 0,06 4 0,048

7. Belum ada tempat khusus pendidikan 0,20 0,07 4 0,056

8. Belum memiliki ruang khusus perawat 0,20 0,06 4 0,048

9. Belum memiliki ruang khusus loker barang perawat 0,20 0,06 4 0,048

10. Belum memiliki toilet khusus perawat 0,20 0,06 4 0,048

11. Tempat penyimpanan status pasien dan penempatan 0,20 0,06 3 0,036
alat di meja belum tertata rapih
12. Penyimpanan alat tenun di dalam lemari belum 0,20 0,06 3 0,036
sesuai dengan tempatnya. Cara pengambilan alat
tenun tidak beraturan dan tidak dirapihkan kembali
ketempatnya.
13. Belum meratanya langkah-langkah cuci tangan 0,20 0,06 2 0,024
disetiap ruangan
14. Belum ada perlengkapan pasien safety seperti bel 0,20 0,07 4 0,056
pasien dan pegangan tangan pada dinding.
15. Belum ada identitas perawat diloker masing” 0,20 0,06 3 0,036
perawat.
16. Terdapat sejumlah 21 alat keperawatan maupun 0,20 0,06 4 0,048
mebeller yang tidak berfungsi.
Total 1 56 0,656

Sub item
No Eksternal Faktor Strategis Faktor (a) Rating (c) Nilai (axbxc) ket
(b)
C Peluang

1. Pengadaan alat – alat diruangan mendapat bantuan 0,20 1 4 0,8


atau inventaris logistic dari APBD dan APBN

Total 1 4 0,8

Sub item
No Eksternal Faktor Strategis Bobot (a) Rating (c) Nilai (axbxc) Ket
(b)
D Ancaman

1. Adanya persaingan antar rumah sakit negeri maupun 0,20 0,4 4 0,32
swasta promosi tentang pengadaan alat-alat
kesehatan yang semakin canggih
2. Meningkatnya harga fasilitas kesehatan seiring 0,20 0,6 4 0,48
berkembangnya peralatan yang semakin canggih.
Total 1 8 0,8

Tabel 3.53 Internal Faktor Evaluation dan Eksternal Faktor Evaluation


MONEY (M4)
No Internal Faktor Strategis Faktor (a) Subfaktor(b Rating (c) Nilai (axbxc) Ket
)
A Kekuatan
1. Penyusunan anggaran tahunan mengenai pengajuan
pendanaan operasional ruangan sudah dilaksanakan 0.2 0.34 4 0.272
setiap tahun dan kemudian diserahkan pada kepala
bagian instalasi rawat inap dan bidang keperawatan
untuk direalisasikan.
2. Kesejahteraan perawat yaitu mendapat jaminan hari 0.2 0.33 4 0.264
tua berupa BPJS ketenagakerjaan dan Pensiunan
yang bekerja di Rumah Sakit.
3. Adanya peningkatan gaji pegawai setiap 1 tahun sekali
dari rumah sakit, Untuk kenaikan gaji bagi karyawan 0.2 0.33 2 0.123
sesuai dengan jabatan dan golongannya sedangkan
untuk pegawai kontrak kenaikan gaji sesuai dengan
UMK provinsi itu sendiri, dan adanya insentif yang
diberikan setiap bulan pertanggal 15 setelah 3 bulan
kerja untuk perawat tetap ataupun kontrak.
Total 1 10 0.659
B Kelemahan
1. Tidak adanya Insentif yang diberikan kepada
perawat PHL 0.2 1 4 0.8

Total 1 4 0.8

No Eksternal Faktor Strategis Faktor (a) Subfaktor(b) Rating (b) Nilai (axbxc) Ket

C Peluang

1. Setiap tahun Rumah Sakit mendapatkan dana subsidi


dari APBD Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dana 0.2 0.5 4 0.4
tersebut untuk pendanaan biaya investasi rumah sakit,
adanya bantuan dana APBD provinsi untuk investasi
bangunan dan alat-alat kesehatan rumah sakit.
2. Pasien yang sering masuk / dirawat diruang Zumar
Bedah yaitu rata-rata pasien dengan menggunakan 0.2 0.5 4 0.4
jaminan BPJS kesehatan non PBI serta pasien umum
dan kontraktor.
Total 1 8 0.8

No Eksternal Faktor Strategis Bobot (a) Subfaktor(b) Rating (b) Nilai (axbxc) KET

D Ancaman

1. Jika terhambatnya proses pengajuan anggaran dana 0.2 0.25 4 0.2


subsidi APBD, akan berdampak pada kinerja rumah sakit
sendiri.
2. Persaingan rumah sakit baik dari Negeri maupun swasta. 0.2 0.25 5 0.25

3. Berubahnya kebijakan JKN dari fee for service menjadi


INA CBG’s. bahwa pembayaran untuk jasa medis Rs fee
for services, sedangkan kebijakan yang ada. 0.2 0.25 4 0.2

4. Pendapatan yang diterima tidak sesuai dengan UMK, 0.2 0.25 4 0.2
akan berdampak pada kinerja.
Total 1 17 0.85
Tabel 3.54 Internal Faktor Evaluation dan Eksternal Faktor Evaluation
MARKETING (M5)
No Internal Faktor Strategis Factor (a) Sub Faktor Rating (c) Nilai Ket
(b) (axbxc)

A Kekuatan

1. Ruang Zumar Bedah RSUD Al-Ihsan saat ini


berada pada wilayah kerja Kabupaten Bandung
dengan lokasi strategis di Kecamatan Baleendah 0,15 0,1 4 0,06
Kabupaten Bandung.
2. Adanya program unggulan ruangan yaitu
mewujudkan pelayanan keperawatan prima
bernuansa Islam dan terdepan dalam memberikan 0,1
kepuasan kepada pelanggan di Zumar Bedah 0,15 4 0,06
sesuai dengan visi rumah sakit Al Ihsan.

3. Ruang Zumar Bedah merupakan ruang rawat inap 0,1


0,15 3 0,04
kelas III

4. Harga di Ruang Zumar Bedah kelas III sesuai


dengan kebijakan Gubernur melalui Direktur 0,15 4 0,06
RSUD Al-Ihsan. 0,1

5. Harga sudah tercatat jelas dibagian administrasi 0,15 0,1 4 0,06


Ruang Zumar Bedah.
6. Informed concent harga untuk setiap tindakan 0,15 0,1 4 0,06
sudah optimal di informasikan pada klien.
7. Informed consent dalam menjelaskan prosedure 0,15 0,1 4 0,06
tindakan sudah optimal.
8. Angket kepuasan pasien dilakukan random 10
pasien pulang setiap bulan dengan 89,8%. puas
dengan pelayanan yang diberikan di Ruang Zumar 0,1
Bedah. Berdasarkan hasil pemberian angket 0,15 4 0,06
kepuasan pasien selama pengkajian diambil
sampel 15 pasien dengan hasil 84,9% pasien
puas dengan pelayanan yang diberikan di Ruang
Zumar Bedah.
9. Tidak terjadi cedera dan infeksi nosokomial 0,15 0,1 4 0,06

10. Alasan kepulangan pasien sebagian besar karena 0,1


pasien sudah 0,15 4 0,06
membaik.

Total 1,5 1 39 0,58

No Internal Faktor Strategis Factor (a) Sub Faktor Rating (b) Nilai (axbxc) Ket
(b)

B Kelemahan

1. Visi, Misi dan Moto Ruang Zumar Bedah


belum terpampang jelas di Ruang Zumar 0,15 0,15
0,25 4
Bedah

2. Petunjuk alur menuju Ruangan Zumar Bedah 0,15 0,25


Al-Ihsan sudah terpampang jelas diluar
ruangan tetapi, letak ruang Zumar berada 3 0,11
setelah ruang Asal Medikal, sehingga
membuat pengunjung masih kebingungan
untuk ke ruangan Zumar Bedah

3. Ruang Zumar Bedah merupakan ruang rawat 0,25


inap kelas III. Ruang rawat inap ini merupakan
ruang rawat inap dengan kualitas perawatan
yang sudah cukup baik tetapi, yang masih
0,15 4 0,15
harus di perhatiakan adalah kelengkapan
ruangan, seperti kurangnya fentilasi,
handscrub , dan toilet pasien yang masih jauh
ruangan pasien.

4. Mutu pelayanan BOR pada 3 bulan terakhir 0,25


mengalami penurunan kurang dari 75%, yaitu 0,15 4 0,15
dengan nilai BOR 66%.

Total 0,6 1 15 0,56


No Eksternal Faktor Strategis Faktor Sub Faktor Rating (c) Nilai (axb) Ket
(a) (b)

C Peluang

1. Adanya beberapa instansi kerjasama sebagai tempat rujukan 0,15 0,25 4 0,15
Rumah Sakit.
2. Telah optimalnya pengembangan kerjasama pasien kontraktor. 0,15 0,25 3 0,11

3. Sudah adanya program home care bekerjasama dengan 0,15 0,25 4 0,15
Poliklinik diabetic center RSUD Al-Ihsan.
4. Proyek pembangunan dan perkembangan lahan tahun 2019, 0,25
memberikan peluang lebih banyak terhadap pelayanan 0,15 4 0,15
kesehatan untuk public
Total 0,6 1 15 0,56

No Eksternal Faktor Strategis Factor Sub Rating (c) Nilai (axb) Ket
(a) Faktor (b)

D Ancaman

1. Persaingan antar rumah sakit swasta dan negeri 0,15 0,25 4 0,15

2. Akses transportasi yang kurang mudah, karena berada di 0,25


0,15 3 0,11
kawasan rawan banjir, sehingga menimbulkan kendala
pemasaran.
3. Adanya kegiatan pasar minggu disekitar Rumah sakit yang 0,25
0,15 3 0,11
dapat mengganggu kenyamanan klien dan akses untuk
berobat pada hari tersebut terganggu.
4. Tingkat pengetahuan masyarakat yang semakin tinggi dan 0,25
0,15 3 0,11
kritis menyikapi pelayanan yang diberikan.

Total 1
0,6 13 0,48

ANALISA KUANTITATIF SWOT

Sumbu X = skor kekuatan – skor kelemahan

= 0,116 – 0,612

= -0,496

Sumbu Y = skor peluang – skor ancaman

= 0,756 – 0,704
= 0,052

Gambar 3.1 Posisi Strategis Pelayanan Keperawatan RSUD Al Ihsan

II I
STABILISASI TUMBUH

0,052

-0,496

III IV
BERTAHAN DIVERVIKASI
Berdasarkan Analisis posisi strategis pelayanan keperawatan ruang zumar RSUD Al Ihsan berada pada kuadran
II yaitu stabilisasi dan konsolidasi Internal yang berarti masih ada peluang untuk tumbuh dengan terlebih dahulu harus
mengadakan stabilisasi dan konsolidasi internal, karena masih ada kelemahan factor internal baik dibidang pelayanan,
keuangan, organisasi dan SDM serta sarana prasarana.

Anda mungkin juga menyukai