Anda di halaman 1dari 31

SPGDT

Dinkes DIY
2018
Latar Belakang
• Angka kecelakaan lalu lintas tinggi
– Kondisi jalan
– Kepatuhan pengendara
• Peningkatan Kasus penyakit non infeksi
• DIY rawan bencana
– IRBI th 2013
Kegawatdaruratan sehari-hari
PERUBAHAN BEBAN PENYAKIT
Peringkat Tahun 1990 Tahun 2010 Tahun 2015

1 ISPA 1 Stroke 1 Stroke

2 Tuberkulosis 2 Tuberkulosis 2 Kecelakaan Lalin

3 Diare 3 Kecelakaan Lalin 3 Jantung Iskemik

4 Stroke 4 Diare 4 Kanker

5 Kecelakaan Lalin 5 Jantung Iskemik 5 Diabetes Melitus

6 Komplikasi Kelahiran 6 Diabetes Melitus 6 Tuberkulosis

7 Anemia Gizi Besi 7 Low Back Pain 7 ISPA

8 Malaria 9 ISPA 8 Depresi

13 Jantung Iskemik 12 Komplikasi Kelahiran 9 Asfiksia dan Trauma


Kelahiran
16 Diabetes Melitus 26 Malaria 10 Penyakit Paru Obstruksi
Kronis
Sumber data: Global burden of diseases (2010) dan Health Sector Review (2014) • Health sector review 2014
LATAR BELAKANG
Proporsi KEMATIAN MENURUT TEMPAT KEJADIAN KEMATIAN

Rumah 64,5 %
Rumah Sakit 30,1%
Tempat lainnya 3,4 %
Faskes lain 1,5 %

SRS, 2014
Latar Belakang
• Masyarakat kurang memahami PPGD awam
• Akses masyarakat terhadap pelayanan
gawatdarurat belum optimal
• Rumah Sakit masih gagap dalam penanganan
kegawatdaruratan bencana
• Ketersediaan sumber daya di Rumah Sakit belum
optimal
– Sarpras kegawatdaruratan tidak memenuhi syarat
• Sistem rujukan belum berjalan dengan optimal
– RS belum optimal dalam memberi akses sumberdaya
RS
SPGDT
• suatu sistem yang menjamin pelayanan
kegawat-daruratan medik kepada seluruh
masyarakat.
• Tujuannya : Untuk menekan angka kematian
dan mencegah kecacatan.
Landasan Hukum
• UU N0 36 Th 2009
• UU No 44 Th 2009
• Inpres No 4 Th 2013
• PMK No. 19 Th 2016
• PMK No. 64 Th 2013
• PMK No 12 Th 2012 (MFK)
• PMK No 01 Th 2012
• Pergub No 59 Th 2012
SPGDT
Kesiapsiagaan Rs
Kegawatdaruaratan Sistem
dalam
Sehari-hari/bencana Rujukan
kegawatdaruratan
sehari-hari/bencana
RS Type A

RS Type B

Call PSC RS Type C


Center Rumah sakit

RS Type D

Pre Hospital Intra Hospital Inter Hospital


Anatomi penyelenggaraan spgdt
• Pelayanan Pra Rumah sakit
– Manajemen call center
– PSC
• Pelayanan di Rumah sakit
– Manajemen darurat sehari-hari
– HDP
• Pelayanan Antar Rumah Sakit
– Sistem rujukan
– Komunikasi
Dasar Hukum
• Pre Hospital
• Inpres No 4 Th 2013 untuk kegawatdaruratan
sehari-hari
• PMK 19 Th 2016 tetang SPGDT
Pra Hospital

• Tujuan spgdt pra hospital :


– meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kegawatdaruratan
– mempercepat waktu penanganan (respon time)
Korban/Pasien Gawat Darurat dan menurunkan
angka kematian serta kecacatan.
Kegiatan Pra Hospital

• sistem komunikasi gawat darurat;


• sistem penanganan Korban/Pasien Gawat
Darurat;
• sistem transportasi gawat darurat.
Public Safety Center

• pemberi pelayanan Korban/Pasien Gawat


Darurat
• pemandu pertolongan pertama (first aid);
• pengevakuasi Korban/Pasien Gawat Darurat;
dan
• pengkoordinasi dengan fasilitas pelayanan
kesehatan
Alur pelayanan
kegawatdaruratan Call Center SPGDT
2924233 Dinkes DIY
(119) PSC YES
BES
GES
SES
AGD

Lokasi
RUMAH SAKIT kegawatdar
uratan
Type A

RUMAH SAKIT
Type B

RUMAH SAKIT
Type C/D Tergantung kondisi korban

PUSKESMAS
Dasar Hukum
• Intra Hospital - Kesiapsiagaan dalam penanganan
kegawatdaruratan di RS baik sehari-hari maupun
bencana ( Hospital Disaster Plan)
• Kepmenkes No 856 /Menkes/SK/IX/2009 ttg standar
IGD RS
• UU No 24 Tahun 2007--- Daerah dengan potensi
terjadi bencana diwajibkan memiliki kesiapsiagaan
(pemda termasuk bidang kesehatan = Dinkes/Faskes)
• UU No 36 Tahun 2009 dan UU No 44 Tahun 2009 --
RS diwajibkan memiliki sistem penanggulangan
bencana ( Hospital Disaster Plan)
• Permenkes 12 th 2012
Alur Skema Intra Hospital
RS

Kasus
Emergency Fasilitas
Kegawatdaruratan
Unit Penunjang
Sehari-hari
Bencana

Operating Intensif Care


Room

Hospital
Disaster
Plan
Inter Hospital
Dasar Regulasi Inter Hospital
• Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
• Peraturan Presiden no 72 tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
• Peraturan Pemerintah No. 47 tahun 2016 tentang Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012
tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan;
• Peraturan Gubernur DIY No. 59 tahun 2012 tentang tentang
Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan
• Keputusan Kepala Dinas Kesehatan DIY Nomor
445/00905/III.2 Tahun 2017 Tentang Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan
Inter Hospital
RS Klas A

Sistem Rujukan
RS Klas
Informasi Ketersediaan B
Tempat Tidur

Informasi Ketersedian
Pelayanan dan RS Klas C
Perralatan Penunjang

RS Klas
D
Inter Hospital
• Coordination
• Comunication
• Transportation
Sistem Rujukan Yan Kes
• merupakan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan
tanggung jawab pelayanan kesehatan secara
timbal balik baik vertikal maupun horizontal

• sistem rujukan untuk pasien yang tidak dalam


keadaan darurat, bencana dan kekhususan

• gunakan prinsip rujukan berjenjang berdasarkan


kompetensi pemberi pelayanan kesehatan (PPK).
Pengelompokan PPK
• PPK I ( Pemberi Pelayanan Kesehatan tk I)/ Primer
– Puskesmas, Klinik Pratama, Dokter Praktek Mandiri

• PPK II ( Pemberi Pelayanan Kesehatan tk II)/ Sekunder


– Rumah sakit kelas Klinik Utama, D dan C

• PPK III ( Pemberi Pelayanan Kesehatan tk III)/ Tertier


– Rumah sakit Kelas B dan A
– Rumah sakit kelas A ( RSUP dr Sardjito) adalah rujukan
puncak
PPK I

PPK II

PPK III

Rujukan
berjenjang PPK III
Rujukan berdasar PUNCAK
kompetensi dan
Rujukan tertier/rujukan Nasional
• melalui RS kelas B atau RS Regional,
• kecuali untuk kasus gawat darurat,
• bencana
• dan kekhususan dan kasus yang ada di
Pedoman Rujukan Penyakit Berdasarkan
Klasifikasi Kasus dan Kompetensi Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
Profilling faskes

kompetensi
faskes dan SPGDT
klasifikasi Ketersediaan SDM, Ketersediaan Alat kesehatan,
Ketersediaan TT
penyakit

Pedoman Rujukan Penyakit Berdasarkan


Klasifikasi Kasus dan Kompetensi Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
AKSES SPGDT : dinkes.jogjaprov.go.id ,
klik SPGDT

BAGAIMANA DENGAN RS : SIM RS


masing-masing RS Bridging dengan
SPGDT
Pedoman Rujukan Penyakit
Berdasarkan
Klasifikasi Kasus dan
Kompetensi
Fasyankes
DIAGNOSIS PPK I PPK II PPK III

Berisi Diagnosis Berisi apa yang Berisi apa yang Berisi apa yang
Penyakit dilakukan PPK I dilakukan PPK II dilakukan PPK III
bila menemukan bila menerima bila menerima
pasien dengan rujukan dari PPK di rujukan dari PPK di
diagnosis di kolom bawahnya bawahnya
I
Tantangan
• Update profilling faskes tiap 6 bulan
• Faskes yang mengisi SPGDT belum 100%
• Sistem rujukan belum dalam sitem TI / aplikasi

Anda mungkin juga menyukai