Anda di halaman 1dari 17

COMPRESSION BANDAGING

IN THE TREATMENT AND MANAGEMENT OF LOWER LIMB


VENOUS ULCERATION.

ABSTRAK

Latar Belakang:penelitian tentang epidemologi ulkus kaki pernah dilakukan dan

diperolah bahwa ulkus vena mencapai 70%-90% dari seluruh kasus ulkus kaki yang

diteliti (Briyant and Nix, 2007).Oleh karena itu penanganan yang dilakukan harus

oftimal dan efektif. Salah satu penanganan yang sering dilakukan adalah terapi

kompressi

Metode dan Bahan: analisis literature dilakukan dengan mengkaji rekomendasi

dari masing-masing jurnal dan buku tanpa membandingkan satu sama lain.

Hasil: rata-rata literatur masih memasukkan terapi kompressi kedalam manajemen

penanganan ulkus kaki.

Kesimpulan: Terapi kompressi memberikan efek yang baik dalam menurunkan

edema tungkai pada ulkus vena, terapi ini masih dianjurkan untuk dilakukan setelah

dilakukan pemeriksaan ABPI dengan skor > 0,8. Terapi kompressi yang diberikan

umumnya dengan bandag 3 layer, bandag 4 layer, multibandag kompressi dan

penggunaan stoking kompressi.

Kata kunci:terapi kompressi, luka vena,


A. PENDAHULUAN

Ulkus kaki adalah gangguan integritas kulit kaki.Penyebab ulkus pada kaki

sangat kompleks atau multifaktor sehingga pendekatan penanganannya juga berbeda

setiap penyebab (Carville, 2007).Ulkus kaki yang terjadi disebabkan adanya

gangguan aliran darah arteri (ulkus kaki arteria)l, gangguan aliran darah balik dari

jaringan ke jantung (ulkus vena), gabungan dari kedua gangguan aliran darah (mix

arterial dan venous), dan ada pula karena gangguan neuropati pada diabetes

mellitus.

Angka kejadian ulkus vena sendiri belum diketahui secara pasti, diperkirakan

kejadian ulkus vena sekitar 1% sampai dengan 3% di sertiap Negara.Ulkus vena

mencapai 70%-90% dari seluruh kasus ulkus kaki di dunia (Briyant and Nix, 2007).

Salah satu penanganan yang pertama kali dilakukan pada pasien dengan

insufisiensi vena kronis dan ulkus vena adalah kompresi.Tujuan untuk terapi

kompresi adalah untuk mendorong penyembuhan ulkus cepat dan mencegah

kekambuhan.Dalam kebanyakan kasus, penyembuhan lengkap dapat dicapai dalam

waktu kurang dari 3 bulan.

Beberapa faktor penghambat penyembuhan luka adalah usia yang lebih tua,

obesitas, vena refluks atau aliran balik di pembuluh darah, dan penyakit arteri yang

mendasari (aliran darah yang buruk ke kaki). Selain itu, ukuran luka yang besar atau

sangat besar, dan pasien dengan riwayat ulkus sebelumnya akan memakan waktu

lebih lama untuk sembuh. Kompresi yang ideal memungkinkan pasien untuk

melanjutkan kegiatan normal mereka; mereka mampu berjalan dan tetap aktif dalam

kehidupan sehari-hari mereka.


B. TUJUAN

Study Review literature ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang manfaat

terapi kompressi terhadap penyembuhan luka pada ulkus vena

C. BAHAN DAN METODE

Metode penyusunan studi review dilakukan melalui:

1. Pengumpulan data dengan melakukan searching data jurnal, dan artikel

diinternet terkait terapi kompressi pada luka ulkus vena

2. Data atau literature yang telah diperoleh kemudian dilakukan screaning untuk

mengetahui potensi atau qualitas dari masing-masing jurnal sebelum dijadikan

referensi dalam penyusunan studi ini.

D. PEMBAHASAN

1. Konsep Ulkus Vena

a. Definisi

Ulkus vena adalah kerusakan integritas jaringan akibat gangguan atau

kerusakan aliran balik darah dari jaringan ke jantung atau penurunan aliran

vena dalam waktu yang lama (Briyant and Nix, 2007).Ulkus vena termasuk

luka yang sulit sembuh selama penyebab utama atau faktor predisposisi tidak

ditangani dengan baik.

b. Penyebab

Umumnya ulkus vena disebabkan oleh gangguan pada katup pembuluh vena

dan disfungsi otot. Gangguan katub pada pada pembuluh darah vena dapat

disebabkan oleh faktor kegemukan, usia, kehamilan, trauma atau

pembedahan pada kaki, trombhoplebitis, dan atau kondisi dimana seorang


pasien kesulitan dalam beraktivitas. Sedangkan ulkus vena akibat disfungsi

otot sering terjadi pada orang yang berdiri lama secara simultan, kelemahan

atau kelumpuhan akibat stroke, remathoid artritis.

c. Patofisiologi

Penurunan aliran balik vena pada ekstremitas akibat kerusakan vena atau

gangguan otot akan meningkatkan tekanan vena atau hipertensi vena.

Adanya insufiensi vena mengakibatkan kerusakan jaringan kulit baik lapisan

epidermis atau lapisan dermis. Kondisi tersebut dapat terlihat seperti kaki

botol.

d. Tanda dan Gejala

- warna kulit agak kecoklatan

- Ada atau tidak ada pitting edema

- Kulit teraba hangat

- Terdapat jaringan granulasi

- Tidak ada deformitas tulang

- Kondisi luka basah

- Luka dangkal

- Ukuran dan tepi luka tidak teratur

- Jumlah eksudat sedang-berat

- Lokasi umunya di pretibial, anterior or medial malleolus, dan 1/3 distal

tibia

- Tipe luka: kritikal infeksi


e. Manajemen Luka Ulkus Vena

1) Cleansing

a) Mencuci luka tidak ada kontraindikasi, dapat dilakukan secara rutin

untuk semua luka kaki

b) Ulkus kaki sebaiknya dicuci dengan air yang mengalir

c) Hindari permukaan kulit menjadi kering

2) Debridemang

Mengankat jaringan mati, slough pada luka untuk mencegah

pertumbuhan bakteri dan mempersiapkan dasar luka yang baik.

Metode Debridemang;

a) Metode debridemang menyesuaikan derajat luka, jumlah slough,

ukuran luka, tingkat nyeri maupun infeksi,

b) Metode yang sering diterapkan adalah CSWD, autolitik

debridemang, mekanikal debridemang, kemikal debridemang,

biosurgical debridemang dan maggot debridemng,

c) Metode yang paling baik adalah CSWD tetapi harus dilakukan oleh

orang yang terlatih,

d) Sebaiknya sebelum debridamang diberikan analgetik local (Cream

Analgetik) untuk mereduksi nyeri.

3) Dressing

Efektifitas penggunaan dressing selalu dikaitkan dengan waktu, biaya,

tingkat kesembuhan, karakteristi luka, rasa nyaman. Pada pasien dengan

ulkus vena pemilihan dressing menjadi sangat penting dalam proses


penyembuhan.Dressing yang sering digunakan pada pasien dengan ulkus

vena seperti hydrogel, hidrocelullosa, abrsorban non adherent, foam, dan

lainnya. Dressing yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik

luka saat pengkajian

4) Topical Antimikrobial and Antiseptik

Antimicrobial yang rutin digunakan pada kasus ulkus vena, sebagai

berikut: Cadexomer Iodine, Madu, Mupirocin, Peroxida, Silver

Dressing,.

5) Perawatan area sekitar luka

Perawatan kulit sekitar luka sangat dianjurkan untuk mempertahankan

integritas kulit, dan meminimalkan risiko kerusakan lanjut.Kulit harus

dilindungi dari maserasi.Penggunaan cream, dressing dan yang lainnya

sering kali menimbulkan alergi pada kulit.

6) Penggunaan kompressi atau bandag, umumnya menggunakan 4

layerbandag

7) Terapi antibiotik sistemik

8) Pemberian analgetik dan steroid

9) Terapi pembedahan: venous surgery

10) Terapi lain seperti elektromagnetik terapi, hyperbaric oxygen terapi,

intermitten pneumatic compression, infra-red light terapi

11) Elevasi ekstremitas bawah setinggi jantung

12) Pendidikan kesehatan seperti perubahan pola hidup, olahraga teratur,

nutrisi yang cukup


2. TERAPI KOMPRESSI

a. Definisi

Terapi kompressi adalah terapi yang dilakukan dengan menggunakan bandag

pressure untuk memberikan tekanan dari luar pada kaki dengan tujuan untuk

membantu mengembalikan aliran darah vena ke keadaan normal serta

menurunkan bengkak.

b. Indikasi

Consensus WUWHS (2008), membagi jenis terapi berdasarkan kriteria luka

hasil dari pemeriksaan ankle brachial pressure indekz (ABPI), terapi

kompressi hanya dilakukan pada pasien dengan ulkus vena, atau pasien

dengan hasil pemeriksaan ABPI antara 0,5 - 0,8 untuk 3 layer bandaging,

dan 4 layer bandaging dengan ABPI ≥ 0.9.

c. Kontra Indikasi

1. Ulkus arteri

2. Pasien dengan penyakit gagal jantung kongestive

d. Komplikasi

1. Nyeri atau gangguan rasa nyaman

2. Deformitas tulang

3. Kehilangan atau otot menjadi lebih lentur

4. Gangguan kulit: Maserasi, iritasi kulit, kulit kering,


e. Efek Kompressi

1. Sistem vena

Pada saat kita berdiri darah mengalir perlahan melalui pembuluh darah.

Tekanan vena, yang sama dengan berat pembuluh darah antara atrium kaki

dan kanan, sekitar 80-100 mmHg. Selama berjalan, aliran darah lebih cepat,

dan volume darah vena di kaki berkurang, tekanan vena sekitar 10-20

mmHg. Jika katup di pembuluh darah besar menjadi tidak kompeten karena

degenerasi primer atau kerusakan pasca-trombotik, darah akan berosilasi

naik dan turun.Hal ini memiliki efek mengurangi volume darah lokal,

dengan mendistribusikan darah ke bagian tengah tubuh sehingga

meningkatan preload jantung dan mempengaruhi cardiac output sekitar 5%

(Benbow, 2000)

2. Sirkulasi arteri

Meskipun dikatakan bahwa kompresi tidak boleh dilakukan karena

menghambat aliran arteri, saat ini belum ada bukti klinis yang meyakinkan

untuk menunjukkan tingkat kompresi yang aman dapat diterapkan untuk

anggota badan, terutama jika ada risiko kerusakan arteri.Sebuah tekanan

sistolik ankle bawah 50-80 mmHg umumnya dianggap sebagai suatu

kontradiksi untuk terapi kompresi tinggi, seperti indeks tekanan

pergelangan-brakialis (ABPI) kurang dari 0,8. Berselang sistem kompresi

pneumatik yang mengerahkan tekanan 30-80 mmHg bantuan aliran balik


vena, mengurangi edema dan bahkan dapat membantu untuk meningkatkan

aliran arteri (Benbow, 2000)

3. Sistem limfatik

Fungsi dari sistem limfatik adalah untuk mengeluarkan cairan dari jaringan

interstisial dan mengembalikannya ke sistem vena. Pada pasien dengan

insufisiensi vena, limfografi isotop menunjukkan bahwa prefascial drainase

limfatik masih utuh atau bahkan meningkat. Transportasi getah bening

Subfascial berkurang atau tidak ada pada pasien dengan deep vein

thrombosis(Benbow, 2000)

Perubahan morfologi limfatik pada kulit lipodermatosclerotic, seperti

fragmentasi dan ekstravasasi media kontras (kulit aliran balik), dapat

dinormalisasi dengan panjang kompresi.Pengurangan dramatis edema

dengan terapi kompresi dapat dijelaskan dengan pengurangan cairan

limfatik dalam jaringan, bukan oleh perbaikan transportasi

limfatik(Benbow, 2000)

f. Tipe kompressi

Terapi kompressi saat ini yang sering digunakan adalah perbankompresiatau

denganstoking kompresi, terapi kompresi digunakan pada kasus dengan

ulkus.
1. Sustained/static compression seperti:

a) Layeredcompression wraps,

b) Single layer elastic wraps, dan

c) Stocking compression.

2. Intermitten dinamyc compression

g. Prosedure Pembalutan 4 layer (4LB)

- Posisi kaki harus flat

- Layer 1, menggunakan orthopaedic wool , pembalutan tanpa tekanan

- Layer 2, menggunakan crepe, pembalutan dilakukan tanpa tekanan

- Layer 3, menggunakan elastis bandag, pembalutan dengan tekanan,

tekanan diberikan pada pergelangan kaki

- Layer 4, menggunakan kohesif bandag, pembalutan dengan tekanan

3. Penerapan dalam aplikasi perawatan luka

a. Kompresi merupakan komponen yang paling penting dalam penanganan

konservatif ulkus kaki vena dan limfedema.


Penilaian Doppler harus selalu digunakan sebelum menerapkan kompresi

dengan rutin melakukan penilaian ulang untuk memastikan aliran arteri

memadai di anggota tubuh.

Hal ini sesuai dengan hasil konsensus WUWHS (World Union of Wound

Healing Societes) tentang Compression in venous leg ulcer pada tahun 2008

yang merekomendasikan dilakukan pemeriksaan sebelum dilakukan bandag.

Pemeriksaan ABPI dengan menggunakan Ultrasound Doppler > 0,9

direkomendasikan dilakukan pembalutan kompressi menggunakan bandag 4

layer, dan ABPI dengan hasil 0,5 s.d 0,8, direkomdasikan menggunakan

bandag 3 layer.

b. Untuk pasien dengan insufisiensi vena penyandang, tingkat kompresi yang

tinggi (misalnya 40-50 mmHg) yang diperlukan untuk menghasilkan efek

hemodinamik menguntungkan.

Penerapan terapi kompressi pada luka ulkus vena dianjurkan memperhatikan

tingkat insufisiensi vena untuk menentukan kekuatan kompressi.WUWHS

(2008), merekomendasikan bahwa kompressi yang diberikan harus benar-

benar mampu mengembalikan aliran darah balik serta menurunkan udema

tanpa menimbulkan komplikasi. Tekanan kompressi yang dianjurkan

meliputi: Ringan (<20mmHg), Sedang (≥20-40mmHg), Kuat (≥40-

60mmHg), dan sangat kuat (≥60mmHg)

c. Gangguan drainase limfatik, sekunder untuk insufisiensi vena kronis yang

parah, dapat ditingkatkan dengan kompresi.


Penerapankompresieksternalmemulaiberbagai efekfisiologis danbiokimia

yang kompleksyang melibatkanvena, arteridan sistemlimfatik.

Asalkantingkatkompresitidak mempengaruhialiran arteridan teknikaplikasi

yang tepatdan bahanyang digunakan, efek darikompresidapat dramatis,

mengurangiedema dannyeri saatmempromosikanpenyembuhan lukayang

disebabkan olehinsufisiensi vena.

d. Kompresi berkelanjutan sangat penting untuk mencegah kekambuhan.

4. Kesimpulan

a. Kompressi dengan tekanan 20-30 mmHg disarankan untuk pasien dengan


Ankle Brachial Pressure Index(ABPI) antara 0.5 and 0.8.
b. Kompressi akan menurunkan edema, meningkatkan nutrisi ke jaringan kulit,
akan meningkatkan aliran darah ke jaringan, menurunkan tekanan pembuluh
vena
c. Intermittent pneumatic pressure pumps lead dapat meningkatkan aliran
darah arteri dengan merangsang pengeluaran mediator kimia dari sel endotel
arteri
d. Inelastic bandages juga menunjukkan efektivitas dalam memperbaiki pungsi
pompa vena
DAFTAR PUSTAKA

Alison Hopkins, Fran Worboys (2003), Understanding compression therapy to


achieve tolerance [cited: 2013 Mei]. Available from :
URL:http://www.wounds-uk.com/pdf/content_9026.pdf
Benbow (2000) Bandages and Bandaging, Wound Care & Treatment. [cited: 2013
Mei]. Available from : URL:
http://www.scottishirishhealthcare.com/images/wound_care_bandages.pdf
Carville (2007) Bandag and Surgical Stocking, Woud Care Mannual, Silver Chain
Foundatin, Australia, p.94-108
Carville (2007) Leg Ulcer, Woud Care Mannual, Silver Chain Foundatin, Australia,
p.242-253
Catherine Brennan & Jo Lawton (2008), Doppler Ultrasound to obtain ABPI
Procedure, Northern Sydney Home Nursing Service (NSHNS) [cited: 2013
Mei]. Available from : URL:
Lower Extremity Ulcer of VascularAcute & Chronic Wounds, 3th Edition, Mosby
Elsevier, USA. p.258-298
Partsch (2003), Understanding the pathophysiological effects of compression,
Scottih Intercollagiate Quidelines Network (2010), Manajemen of chronic venous
leg ulcers, A national clinical guideline
no Nama Metode, Sampel Hasil

1 Rationale for compression in leg ulcers,  Kompressi dengan tekanan 20


leg ulcers with mixed arterial mixed ulcers disarankan untuk pasien deng
and venous aetiology brachial pressure index (ABP
and 0.8.
Hugo Partsch, M.D  Kompressi akan menurunkan
 Kompressi akan meningkatka
Riset jaringan kulit
 Kompressi akan meningkatka
darah ke jaringan
 Intermittent pneumatic pressu
lead dapat meningkatkan alira
arteri dengan merangsang pen
mediator kimia dari sel endot
 Inelastic bandages juga menu
efektivitas dalam memperbaik
pompa vena
Venous leg Ulcers and Compression  Terapi bandag 4 layer adalah tera
Compression Bandaging Bandages untuk mempertahankan tekanan v
Therapy kaki
A guide for patients

Tina Dufour
2009

Artikel
NHS Foundation Trust
 Kompresi merupakan komponeny
pentingdalam penanganankonser
kaki venadanlimfedema.
 PenilaianDopplerharus selalu
digunakansebelum
menerapkankompresidengan seri
ulanguntuk memastikanaliran
arterimemadaidi anggota tubuh.
 Untuk pasiendenganinsufisiensi
venapenyandang, tingkatkompres
tinggi(misalnya 40-50mmHg) ya
diperlukanuntuk menghasilkan
efekhemodinamikmenguntungka
 Gangguandrainase limfatik, seku
untukinsufisiensi venakronis yan
dapat ditingkatkan dengankompr
 Kompresiberkelanjutanadalahnec
mencegahpengisian ulang.

Anda mungkin juga menyukai