Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH LAPORAN PENDAHULUAN

DAN ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM KARDIOVASKULER :

CORONARY ARTERY DISEASE (CAD)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KMB

Disusun oleh:

Aulia Syohifa

Nawan Gunawan

Neng Nova Alia

Resti Putri

Winda Widianty

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES BUDILUHUR CIMAHI

2021/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, serta taufik dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan CAD” Kami berterimakasih
kepada ibu Siti Aminah, M.Kep selaku coordinator mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah II

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik dan saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa
yang akan dating, mengiingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah diszusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata kata yang kurang berkenan dan kami memhon kritik dan saran
yang dapat membangun demi perbaikan dimasa depan. Akhir kata kami ucapkan
terimakasih.

Purwakarta, 29 mei2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Coronary Artery Disasae (CAD) atau disebut juga Penyakit Jantung
Koroner (PJK) adalah penyakit yang disebabkan oleh aterosklerosis pada arteri
coroner yang membatasi aliran darah ke jantung (fajar ,2015). Aterosklerosis
adalah suatu kondisi dimana arteri koronaria menyempit diakibatkan adanya
akumulasi lipid ekstrasel, pembentukan sel busa yang akhirnya dapat
menimbulkan penebalan dan kekakuan pada pembuluh darah arteri
(Rahman,2012)
Word Health Organization (WHO) telah melaporkan bahwa penyakit
jantung merupakan salah satu penyebab utama dan penyumbang tersering
kematian didunia sampai saat ini, setiap tahunnya Coronary Artery Disasae
(CAD) telah membuat sekitar 7 juta orang meninggal dunia dan akan terus
meningkat hingga tahun 2020 mendatang (WHO,2014)
Di Indonesia, CAD merupakan penyakit tidak menular pembunuh
tersering. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan
RI prevalensi CAD semakin meningkat dari tahun ke tahun (Kandou, 2014).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, data yang dilaporkan mengenai
kejadian CAD di Indonesia telah diestimasikan berdasarkan diagnosis dokter
terbanyak di Provinsi jawa barat sebanyak 160.812 orang (0,5%) dan jumlah
paling sedikit terdapat di provinsi Maluku Utara yaitu sebanyak 1.436 orang
(0,2%) . berdasarkan diagnosis/gejala, estimasi jumlah penderita CAD terbanyak
didaerah Provinsi Jawa timur sebanyak 375.127 orang (1,3%) dan jumlah paling
sedikit terdapat di daerah provinsi papua barat yaitu sebanyak 6.690 (1,2)
(Riskasdas,2013)
Sebuah penelitian telah menyebutkan CAD dipengaruhi oleh beberapa
factor meliputi jenis kelamin, usia, dyslipidemia, hipertensi, merokok dan
diabetes mellitus (Ramandika, 2012) sehingga diperlukan suatu system penilaian
atau sebuah scoring multivariable risiko pada individu untuk dapat
memprediksikan kejadian CAD atau penyakit jantung coroner, dengan system
penilaian tersebut dapat mencegah factor resiko tsb agar tidak berkembang
menjadi penyakit kardiovaskuler yang mematikan, misalnya dengan
menggunakan Framigham Risk Score yang saat ini telah digunakan sebagai
prediksi peluang terkena penyakit jantung yang telah di validasi di Amerika
Serikat (Bitton,et.al,2010)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam
menerapkan proses keperawatan pada individu dengan gangguan system
kardiovaskuler
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan masalah gangguan system
kardiovaskuler, penulis mampu
a. Melakukan pengkajian pada system kardiovaskuler
b. Menegakan diagnose pada gangguan system kardiovaskuler
c. Melakukan intervensi untuk masalah pada system kardiovaskuler
d. Melakukan evaluasi akhir terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukan pada prioritas masalah pada system kardiovaskuler
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Coronary Artery Disease (CAD) adalah penyakit arteri koroner yang
meliputi berbagai kondisi patilogi yang menghambat aliran darah dalam
arteri yang mensuplai jantung, biasanya disebabkan oleh arterosklerosis yang
menyebab kan insufisiensi suplay darah ke miokard (Long, 1996).
Coronary Artery Disease (CAD) dapat dikarakteristikan sebagai
akumulasi dari plaq yang semakin lama semakin membesar, menebal dan
mengeras di dalam pembuluh darah artery (Naettina, 2005).
Gangguan vaskular yang membuat sumbatan dan penyempitan pembuluh
darah coronary artery dan menyebabkan berkurangnya aliran darah dan
supply oksigen ke otot jantung disebut sebagai CAD ( McCance& Huether,
2005)

2. Etiologi
Penyebab tersering adalah :
1. Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plak.
2. Perdarahan pada plak atheroma
3. Pembentukan trombus yang diawali agregrasi trombosit
4. Embolisasi trombus / fragmen plak
5. Spsme arteria koronaria

3. Patofisiologi dan Pathway


Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima
arteri besar sehingga disebut ateroma/plak yang akan mengganggu absorbasi
nutrien oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding pembuluh darah
dan menyumbat aliran darah karena timbulan menonjol ke lumen pembuluh
darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan
menjadi jaringan parut sehingga lumen menjadi semakin sempit dan
berdinding kasar menyebabkan aliran darah terhambat atau terhenti, kecuali
sejumlah kecil aliran kolateral dari pembuluh disekitarnya. Daerah otot yang
sama sekali tidak mendapat aliran atau mendapat begitu sedikitnya aliran
sehingga tidak dapat mempertahankan fungsi otot jantung, dikatakan
mengalami infark. Seluruh proses ini disebut infark miokardium.
Segera setelah mulai timbul infark, sejumlah kecil darah kolateral
meresap ke dalam daerah infark, dan hal ini bersama dengan dilatasi
progresif pada pembuluh darah lokal, menyebabkan daerah tersebut dipenuhi
oleh darah yang terbendung. Secara bersamaan, serat otot memakai sisa
akhir oksigen dalam darah, sehingga hemoglobin menjadi tereduksi secara
total menjadi berwarna biru gelap. Daerah yang mengalami infark menjadi
berwarna coklat kebiru-biruan dan pembuluh darah dari daerah tersebut
tampak mengembang walaupun aliran darahnya kurang. Pada tingkat lanjut,
dinding pembuluh manjadi sangat permeabel dan membocorkan cairan,
jaringan menjadi edematosa, dan sel otot jantung mulai membengkak akibat
berkurangnya metabolisme selular. Dalam waktu beberapa jam tanpa
penyediaan darah, sel-sel akan mati.
Otot jantung memerlukan kira-kira 1,3 mililiter oksigen per 100 gram
jaringan otot per menit agar tetap hidup. Nilai ini sebanding dengan kira-kira
8 mililiter oksigen per 100 gram yang diberikan pada ventrikel kiri dalam
keadaan istirahat setiap menitnya. Karena itu, bila tetap terdapat 15 sampai
30% aliran darah koroner normal dalam keadaan istirahat, maka otot tidak
akan mati. Namun, pada bagian sentral dari suatu daerah infark yang besar,
dimana hampir tidak terdapat aliran darah kolateral, otot akan mati.

Ateroskelosis atau Spasme Pembuluh Darah Coroner

Penyempitan pembuluh darah koroner

Iskemik pada arteri koroner


Hipoksia otot jantung

Metabolisme anaerob

Asam laktat meningkat


Reseptor saraf nyeri
Asidosis terangsang

Fungsi ventrikel terganggu : Nyeri daerah


dada

 Kontraksi miokardium berkurang


 Serabut-serabut memendek Merangsang
Katekolamin
 Daya dan kecepatan kontaksi berkurang
 Gerakan dinding miokardium abnormal Vasokontriksi
Perifer

Perubahan hemodynamic
Gangguan rasa nyaman
(TD & Nadi meningkat ringan) nyeri

Cardiak output menurun Penurunan curah


jantung

Tekanan jantung menningkat

Tekanan pada paru-paru


Intoleransi aktifitas

MRS
Sesak napas

Kurang pengetahuan
ANSIETAS

4. Manifestasi Klinis
1. Nyeri
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak
dibagian bawah sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang
biasanya muncul. Nyeri akan terasa semakin berat sampai tidak
tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan berat, biasa menyebar
kebahu dan lengan biasanya lengan kiri.

2. Mual dan Muntah

a. Nyeri yang hebat merangsang pusat muntah


b. Area infark merangsang refleks vasofagal
3. Diaporesis
Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin
yang meningkatkan stimulasi simpatis sehingga terjadi
vasokonstriksi pembuluh darah perifer sehingga kulit akan menjadi
lembab, dingin, dan berkeringat.
4. Demam
Temperatur mungkin saja meningkat pada 24 jam pertama dan
berlangsung paling selama satu minggu. Hal ini disebabkan karena
ada sel yang nekrotik yang menyebabkan respon infamasi.
5. Perubahan pola EKG
a. Normal pada saat istirahat, tetapi bisa depresi pada segmen ST.
Gelombang T inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q
menunjukkan nekrosis
b. Distrimia dan Blok Jantung
Disebabkan kondisi yang mempengaruhi sensitivitas sel miokard
ke impuls saraf seperti iskemia, ketidakseimbangan elektrolit dan
stimulus sarat simpatis dapat berupa bradikardi, takikardi,
premature ventrikel, contraction (ventrikel ekstra systole),
ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi
6. Penatalaksanaan
a. Istirahat total dalam waktu 24 jam pertama atau masih ada
keluhan nyeri atau keluhan lainnya. Hal ini berguna untuk
mengurangi beban kerja jantung dan membantu membatasi
luas permukaan infark.
b. Oksigen 2-4 liter/menit, untuk meningkatkan oksigenasi
darah sehingga beban kerja jantung berkurang dan perfusi
sistematik meningkat.
c. IVFD Dextrose 5% atau NaCL 0,9% untuk persiapan
pemberian obat intravena.
d. Pemberian morfin 2,5-5 mg IV atau petidin 25-50 mg IV,
untuk menghilangkan rasa nyeri . Bila dengan pemberian
ISDN nyeri tidak berkurang atau tidak hilang.
e. Sedatif seperti Diazepam 3-4x, 2 mg per oral.
f. Diet
Diet yang diberikan adalah diet jantung I-IV sesuai dengan
keadaan klien.

Diet Jantung I : makanan saring

Diet Jantung II : bubur

Diet Jantung III : nasi tim

Diet Jantung IV : nasi

g. Antikoagulan seperti heparin


Sebelum pemberian heparin harus diperiksa APTT sebagai base
line, Dosis heparin pertama diberikan secara bolus dengan dosis 60
U/KgBB, dilanjutkan dengan heparin drip 121 U/KgBB/jam. Hasil
heparin yang diberikan dievaluasi dengan pemeriksaan APTT tiap
12 jam, target pencapaian APTT yaitu 1,5-2x APTT base line.
7. Komplikasi
1. Aritmia

Merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan. Aritmia


yaitu gangguan dalam irama jantung yang bisa menimbulkan
perubahan eloktrofisiologi otot-otot jantung. Perubahan
elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk
potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel. Misalnya
perangsangan simpatis akan meningkatkan kecepatan denyut
jantung.

2. Gagal Jantung Kongestif

Merupakan kongesti sirkulasi akibat disfungsi miokard.


Disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kiri akan
menimbulkan kongesti pada vena pulmonalis sedangkan pada
disfungsi ventrikel kanan akan menimbulkan kongesti pada vena
sistemik.

3. Syok kardikardiogenik

Syok kardiogenik diakibatkan oleh disfungsi nyata ventrikel kiri


sesudah mengalami infark yang massif. Timbulnya lingkaran
setan perubahan hemodinamik progresif hebat yang irreversible
yaitu penurunan perfusi perifer, penurunan perfusi koroner,
peningkatan kongesti paru yang bisa berakhir dengan kematian.

4. Disfungsi Otot Papillaris

Disfungsi iskemik atau rupture nekrotik otot papilaris akan


mengganggu fungsi katup mitralis. Inkompetensi katup
mengakibatkan aliran balik dari ventrikel kiri ke atrium kiri
sebagai akibat pengurangan aliran ke aorta dan peningkatan
kongesti pada atrium kiri dan vena pulmonalis.

5. Ventrikuler Aneurisma

Aneurisma ini biasanya terjadi pada permukaan atrium atau


apek jantung. Aneurisma ventrikel akan mengembang bagaikan
balon pada setipa sistolik, teregang secara pasif oleh sebagian
curah sekuncup. Aneurisma ventrikel dapat menimbulkan 3
masalah yaitu gagal jantung kongestif kronik, embolisasi
sistemik dari thrombus mural dan aritmia ventrikel refrakter.

6. Perikarditis

Infark transmural dapat membuat lapisan epikardium yang


langsung berkontak dengan pericardium menjadi kasar,
sehingga merangsang permukaan pericardium dan
menimbulkan reaksi peradangan.

Konsep Asuhan Keperawatn

7. Pengkajian
A. Identitas klien
Nama klien, nomor RM,umur, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan,
agama, alamat, tanggal MRS, diagnosa medis.
Identitas penanggung jawab: nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
alamat serta hubungan dengan klien.
B. Keluhan utama
Klien dengan CAD biasanya nyeri dirasakan pada daerah dada
C. Riwayat kesehatan sekarang
1) Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur.
2) Faktor perangsang nyeri yang spontan.
3) Kualitas nyeri : rasa nyeri digambarkan dengan rasa sesak yang berat/
mencekik.
4) Lokasi nyeri : di bawah atau sekitar leher, dengan dagu belakang, bahu
atau lengan.
5) Beratnya nyeri : dapat dikurangi dengan istirahat atau pemberian nitrat.
6) Waktu nyeri : berlangsung beberapa jam/hari, selama serangan pasien
memegang dada atau menggosok lengan kiri.
7) Keringat berlebih, muntah, mual, kadang-kadang demam, dispnea.
8) Syndrom syock dalam berbagai tingkatan.
D. Riwayat kesehatan yang lalu
1) Penyakit pembuluh arteri
2) Riwayat serangan jantung sebelumnya
3) Terapi estrogen pada wanita pasca menopause
4) Diet rutin dengan tinggi lemak
5) Riwayat merokok
6) Kebiasaan olahraga yang tidak teratur
7) Riwayat DM, hipertensi, gagal jantung kongestif
8) Riwayat penyakit pernafasan kronis
E. Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit serupa dengan klien
atau penyakit keturunan.
F. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
a) TD dapat normal/naik/turun, perubahan postural dicatat dari tidur
sampai duduk atau berdiri.
b) Nadi dapat normal, penuh/tidak kuat, lemah/kuat, teratur/tidak.
c) Respiratory rate meningkat.
d) Suhu dapat normal, meningkat/demam.
2) Pemeriksaan fisik persistem
1. Sistem persyarafan,
meliputi kesadaran, ukuran pupil, pergerakan seluruh
ekstermitas dan kemampuan menanggapi respon verbal maupun non
verbal.
2. Sistem penglihatan,
pada klien CAD mata mengalami pandangan kabur.
3. Sistem pendengaran,
pada klien CAD pada sistem pendengaran telinga, tidak
mengalami gangguan.
4. Sistem abdomen,
bersih, datar dan tidak ada pembesaran hati
5. Sistem respirasi,
pengkajian dilakukan untuk mengetahui secara dinit tanda dan
gejala tidak adekuatnya ventilasi dan oksigenasi. Pengkajian meliputi
persentase fraksi oksigen, volume tidal, frekuensi pernapasan dan
modus yang digunakan untuk bernapas. Pastikan posisi ETT tepat pada
tempatnya, pemeriksaan analisa gas darah dan elektrolit untuk
mendeteksi hipoksemia
6. Sistem kardiovaskuler,
pengkajian dengan teknik inspeksi, auskultrasi, palpasi, dan
perkusi perawat melakukan pengukuran tekanan darah; suhu; denyut
jantung dan iramanya; pulsasi prifer; dan temperatur kulit. Auskultrasi
bunyi jantung dapat menghasilkan bunyi gallop S3 sebagai indikasi
gagal jantung atau adanya bunyi gallop S4 tanda hipertensi sebagai
komplikasi. Peningkatan irama napas merupakan salah satu tanda
cemas atau takut
7. Sistem gastrointestinal,
pengkajian pada gastrointestinal meliputi aukultrasi bising usus,
palpasi abdomen (nyeri, distensi).
8. Sistem muskuluskeletal,
pada klien CAD adanya kelemahan dan kelelahan otot sehingga
timbul ketidakmampuan melakukan aktifitas yang diharapkan atau
aktifitas yang biasanya dilakukan.
9. Sistem endokrin,
biasanya terdapat peningkatan kadar gula darah.
10. sistem integumen,
pada klien CAD akral terasa hangat, turgor baik.
11. sistem perkemihan,
kaji ada tidaknya pembengkakan dan nyeri pada daerah
pinggang, observasi dan palpasi pada daerah abdomen bawah untuk
mengetahui adanya retensi urine dan kaji tentang jenis cairan yang
keluar.

G. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan EKG
a. Normal pada saat istirahat tetapi bisa depresi pada segmen ST,
gelombang T inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan
nekrosis
b. Disritmia dan Blok Jantung
Disebabkan konsisi yang mempengaruhi sensitivitas sel miokard ke
impuls saraf seperti iskemia, ketidakseimbangan elektrolit dan stimulasi
saraf simpatis dan berupa bradikardi, takikardi dan ventrikel fibrilarilasi.

2. Pemeriksaan Foto Thorax


Biasanya normal, namun infiltrasi mungkin ada yang menunjukkan gagal
jantung kongestif/aneurisma ventrikel.

3. Pemeriksaan laboratorium
a. Perubahan enzim jantung, isoenzim, dan Troponin T
a) CK-MB isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat
antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam
48-72 jam.
b) LDH meningkat dalam 14-24 jam, memuncak dalam 48-72 jam dan
kembali normal dalam 7-14 hari
c) Troponin-T, merupakan pertanda baru untuk infark miokard akut,
meningkat sampai hari ke 7.
b. Kolesterol/trigliserida serum, mungkin meningkat (faktor resiko CAD)
c. Analisa gas darah dan laktat miokard, mungkin meningkat selama
serangan angina.
d. Elektrolit : kalium, kalsium, magnesium, natrium, mungkin berubah
selama serangan.
4. Karakteristik jantung dengan angiografi
Diindikasikan pada pasien dengan iskemia yang diketahui angina atau nyeri
dada tanpa aktivitas, pada pasien kolesterol dan penyakit jantung keluarga
yang mengalami nyeri dada, pasien dengan EKG istirahat normal, prosedur
ini akan menggambarkan penyempitan sumbatan arteri koroner.

5. Echokardiografi
Digunakan untuk mengkaji fraksi ejeksi, gerakan segmen dinding, volume
sistolik dan diastolik ventrikel, regurgitasi katup mitral karena disfungsi otot
papiler dan untuk mendeteksi adanya thrombus mural, vegetasi katup, atau
cairan pericardial.
6. CT scan (Computerized tomography Coronary angiogram)
Computerized tomography Coronary angiogram/CT Angiografi Koroner
adalah pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk membantu
memvisualisasikan arteri koroner dan suatu zat pewarna kontras disuntikkan
melalui intravena selama CT scan, sehingga dapat menghasilkan gambar
arteri jantung, ini juga disebut sebagai ultrafast CT scan yang berguna untuk
mendeteksi kalsium dalam deposito lemak yang mempersempit arteri
koroner. Jika sejumlah besar kalsium ditemukan, maka memungkinkan
terjadinya PJK (Mayo Clinik, 2012).
7. Magnetic resonance angiography (MRA)
Prosedur ini menggunakan teknologi MRI, sering dikombinasikan dengan
penyuntikan zat pewarna kontras, yang berguna untuk mendiagnosa adanya
penyempitan atau penyumbatan, meskipun pemeriksaan ini tidak sejelas
pemeriksaan kateterisasi jantung (Mayo Clinik, 2012).
8. Pemeriksaan biokimia jantung (profil jantung)
Petanda biokimia seperti troponin I (TnI) dan troponin T (TnT) mempunyai
nilai prognostik yang lebih baik dari pada CKMB. Troponin C, TnI dan TnT
berkaitan dengan konstraksi dari sel miokrad. Susunan asam amino dari
Troponin C sama dengan sel otot jantung dan rangka, sedangkan pada TnI
dan TnT berbeda. Nilai prognostik dari TnI atau TnT untuk memprediksi
risiko kematian, infark miokard dan kebutuhan revaskularisasi dalam 30 hari.
Kadar serum creatinine kinase (CK) dan fraksi MB merupakan indikator
penting dari nekrosis miokard, risiko yang lebih buruk pada pasien tanpa
segment elevasi ST namun mengalami peningkatan nilai CKMB (Depkes,
2006).

H. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Aterosklerosis Nyeri
- Mengeluh nyeri ↓
DO : Konstriksi arteri koronaria
- Skala nyeri meningkat (0- ↓
10) Aliran darah ke jantung
- Klien tampak gelisah menurun
- TTV meningkat ↓
Oksigen dan nutrisi turun
Tanda minor ↓
DS: Jaringan Miocard Iskemik

DO: Nekrose lebih dari 30 menit
- Tekanan darah ↓
meningkat Supply dan kebutuhan oksigen
- Pola napas berubah ke jantung tidak seimbang↓
- Nafsu makan berubah Supply Oksigen ke miocard
- Proses pikir terganggu turun

Nyeri
2 DS: Aterosklerosis Gangguan
- dispnea ↓ pertukaran gas
DO : Konstriksi arteri koronaria
- PCO2 meningkat/ ↓
menurun Aliran darah ke jantung
- PO2 menurun menurun
- Takikardi ↓
Oksigen dan nutrisi turun
Tanda minor ↓
DS : Jaringan miocard iskemik pada
- Pusing ventrikel kiri
- Penglihatan kabur ↓
DO : Kemampuan pompa ventrikel
- Sionosis kiri menurun
- Diaforesis ↓
- Gelisa Tekanan dinding ventrikel kiri
- Napas cuping hidung ↓
Resistensi vaskuler sistemik

Aliran darah balik ke atrium kiri

Tekanan intratrium meningkat

Transudasi ke paru

Edema paru

Gangguan pertukaran gas
3 DS : Aterosklerosis Intoleransi
- Klien mengeluh lemas ↓ aktivitas
DO : Konstriksi arteri koronaria
- Freukuensi jantung ↓
meningkat Aliran darah ke jantung
Tanda minor menurun
Ds : merasa lemah ↓
Do : Oksigen dan nutrisi turun
- Gambaran Ekg ↓
menunjukan aritmia Jaringan Miocard Iskemik
saat /setelsh aktivitas ↓
- Sianosis Nekrose lebih dari 30 menit

Supply dan kebutuhan oksigen
ke jantung tidak seimbang

Supply Oksigen ke miocard
turun

Metabolisme anaerob

Penurunan fosforilasi energi
tinggi

ATP dan asam laktat meningkat

Diassosiasi asam laktat menjadi
ion H+ dan laktat

Penurunan pH cairan ekstra dan
intraseluler

Ikatan O2 oleh Hb di paru
terhambat

Sintesis ATP terhambat

fatigue

Intoleransi aktivitas
4 DS: Aterosklerosis Ansietas
- Klien mengatakan kurang ↓
paham Aliran darah ke jantung
DO: menurun
- Klien tampak bingung ↓
- Tampak tegang Jaringan miocard iskemik
- Sulit tidur ↓
Supply dan kebutuhan oksigen

Tanda minor ke jantung tidak seimbang

DS : ↓

- Mengeluh pusing Gagal jantung kiri

- Anoreksia ↓
Timbul gejala: sesak, nyeri dada
- Palpitasi

DO:
Perawatan di rumah sakit
- Tremor

- Freukensi napas
Klien dipulangkan
meningkat

- Muka tampak
Kurang informasi tentang
pucat
perawatan klien

Ansietas

c. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d menurunnya suplai oksigen
miokardial.
2. Gangguan difusi gas b.d oedem paru
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen
miokard dan kebutuhan oksigen.
4. Ansietas b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
d. intervensi keperawatan
No Dx kep Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1 Gangguan Setelah dilakukan Observasi Observasi
rasa nyaman keperawatan selama 1. Identifikasi 1. Untuk
nyeri b.d …x24 jam nyeri mengetahui
menurunnya diharapkan masalah 2. Identifikasi skala nyeri
suplai teratasi lokasi,karakter 2. Untuk
oksigen 1. mampu istik nyeri mengetahui
miokardial mengotrol lokasi nyeri
nyeri
2. mampu
mengenali Teurapeutik Terapeutik
nyeri 1. Berikan teknik 1. Untuk
nonfarmakolo mengalihkan
gi rasa nyeri
2. Fasilitas 2. Untuk
istirahat dan mengalihkan
tidur rasa nyeri
dengan
istirahat

Edukasi Edukasi
1. Jelaskan 1. Agar
penyebab,peri melakukan
ode dan pengalihan rasa
pemicu nyeri nyeri
2. Jelaskan 2. Agar
strategi mengetahui
meredakan mengalihkan
nyeri nyeri

2 Gangguan Setelah dilakukan 0bservasi Observasi


pertukaran keperawatan selama 1. Monitor pola 1. Untuk
gas b.d …x24 jam napas mengetahui
oedem paru diharapkan masalah 2. Monitor pola napas
teratasi kemampuan 2. Agar
1. mendemotrasi batuk efektif mengetahui
kan kemampuan
peningkatan batuk efektif
ventilasi dan
oksigen yang
adekuat Terapeutik Terapeutik
2. memilih 1. Atur interval 1. Untuk
kebersihan pemamtauan membantu
paru paru dan respirasi pemantauan
bebas dari respirasi
tanda distress
Edukasi Edukasi
1. Jelaskan 1. Agar
tujuan dan mengetahui
prosedur tujuan dan
pemantauan pemantuan
2. Informasikan 2. Agar
hasil mengetahui
pemantauan hasil
pemantauan

3 Intoleransi Setelah dilakukan Observasi Observasi


aktivitas b.d keperawatan selama 1. identifikasi 1. Untuk
ketidakseimb …x24 jam kesiapan dan meningkatkan
angan suplai diharapkan masalah kemampuan kemampuan
oksigen teratasi menerima aktivitas
miokard 1. mampu informasi
dengan melakukan Terapeutik Terapeutik
kebutuhan aktivitas sehari 1. sediakan materi 1. Untuk
2. -mampu dan media menambah
berpindah pengaturan pengetahuan
dengan alat aktivitas dan dalam akivitas
ataupun tidak istirahat 2. Untuk
2. jadwalkan menambah
pemberian pengetahuan
pendidikan dalam akivitas
kesehatan sesuai 3. Memberi
kesepakatan pengetahuan
3. berikan pada keluarga
kesempatan dan pasien
kepada pasien
dan keluarga
untuk betanya
Edukasi Edukasi
1. Jelaskan 1. Untuk
pentingnya membiasakan
melakukan pasien ingin
aktivitas fisik/ bergerak
olahraga secara 2. Untuk
rutin membiasakan
2. Anjurkan pasien ingin
terlibat dalam bergerak
aktivitas 3. Membiasakan
kelompok dalam aktivitas
3. Anjurkan
menyusun
jadwal aktivitas
dan istirahat

4. Gangguan Setelah dilakukan Observasi Observasi


rasa aman : keperawatan selama 1. Identifikasi saat 1. Untuk
Ansietas b.d …x24 jam tingkat ansietas meningkatkan
kurangnya diharapkan masalah berubah tindakan yang
pengetahuan teratasi 2. Monitori tanda- akan diambil
tentang 1. Klien tanda ansietas 2. Mengetahui
penyakitnya mampu tanda ansietas
mengidentifi Terapetik Terapetik
kasi dan 1. Ciptakan 1. Agar klien tidak
mengungkap suasana merasakan
kan gejala terapeputik kecemasan atau
cemas untuk mengurangi
2. Mengidentifi menummbuhkan kecemasan pada
kasi dan kepercayaan klien
menunjukan 2. Pahami situasi 2. Agar mudah
teknik untuk yang mmbuat mengambil
mengoontrol ansietas tindakan
kecemasan 3. Temani pasien 3. Agar pasien
3. Ttv dalam untuk merasa tenang
batas normal mengurangi
ansietas

Edukasi Edukasi
1. Anjurkan 1. Agar mengurang
keluarga untuk ansietas pada
tetap bersama pasien
pasien 2. Untuk
2. Anjurkan mengalihkan
mengungkapkan rasa ansietas
perasaan dan 3. Untuk
persepsi mengalihkan
3. Latihan teknik rasa ansietas
relaksasi
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. M DENGAN GANGGUAN


SISTEM KARDIOVASKULER : CORONARY ARTERY DISEASE (CAD)
DIRUANG IGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAYU ASIH
PURWAKARTA

1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
Nama : Tn. M
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No.CM : 00331041
Tanggal masuk RS : 04 Mei 2021
Tanggal pengkajian : 04 Mei 2021
Diagnose medis : CORONARY ARTERY DISEASE (CAD)

Data pre hospital


Cara tiba ke RS : Ambulance
Tanda-tanda vital :TD : 148/81 mmHg
N : 70 x/mnt
RR : 27 x/mnt
S : 36. C
SPO2 :97%
Tindakan dan pengobatan yang telah dilakukan:
a. Infus RL (IV) 20 tpm/m
b. Nassal kanul 3lt
c. ISDN 3x1
d. Aspilet 1x1
e. Clopidogrel 1x1
f. Laxadine (PO) 1x 2cth
g. Atrovastatin (PO) 1x40mg
h. Diazepam (PO) 1x2mg
i. Ceftriaxone (IV) 2x1gr

B. Keluhan utama : Pasien mengeluh nyeri dada


C. Pengkajian primer
A. Circulation :kualitas nadi klien kuat, ritme jantung ireguler, EKG
klien tidak normal, CRT <2 detik, warna kulit klien sedikit pucat,
akral teraba dingin,bunyi jantung s1 s2
B. Breathing : pasien mengalami sesak nafas, pola nafas tidak efektif,
nafas cepat dan dangkal, menggunakan otot bantu pernafasan,
warna kulit pasien sedikit pucat, suara nafas klien vesikuler, bentuk
dada pasien simetris, tidak ada distensi vena jugularis RR 27
x/mnt. SPO2:97%
C. Airway :klien tidak mengalami cedera saluran pernafasan.pasien
terpasang oksigen nassal kanul 3lt, jalan napas paten
D. Disability: tingkat kesadaran composmentis, GCS = 15 E=4 V=5
M=6
E. Exposure: tidak terdapat luka , tidak ada lesi pada seluruh tubuh
pasien

D. Pengkajian Sekunder
Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri dada dan di sertai nyeri
yang menjalar ke punggung dan lengan kiri .Nyeri di dada seperti
ditindih, rasa nyeri hilang timbul dan jika di skala rasa nyeri ini
berskala 4 dan mengeluh nyeri ulu hati, tampak pasien berbaring
lemas dan berkeringat dingin.
Riwayat kesehatan dahulu
pasien mengatakan dahulu pernah mengalami riwayat hipertensi.
Pasien rutin mengkonsumsi obat hipertensi secara teratur.

Riwayat kesehatan keluarga: tidak mempunyai riwayat penyakit


keturunan.

E. Pengkajian head to toe


1. Kepala
Saat di inspeksi bentuk kepala simetris, distribusi rambut merata,
tidak ada kotoran, tidak ada lesi tidak ada nyeri tekan
2. Rambut
Saat diinspeksi warna rambut terdapat uban, tidak ada lesi, rambut
telihat bersih, lepek dan tidak ada oedema
3. Wajah
Bentuk wajah simetris, tidak ada nyeri tekan
4. Mata
Bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, pupil mata mengecil
saat diperiksa, reflek mengedip normal, tidak ada nyeri tekan
5. Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada nyeri palpasi sinus, hidung
bersih, mukosa rongga hidung kering
6. Dada: paru, jantung
Dada:
Bentuk simetris, tidak ada lesi, ada nyeri tekan karna pasien
mengeluh nyeri dada skala 4, tidak ada masa . saat diperkusi
terdengar bunyi normal, saat di auskultasi bunyi nafas vasukuler
kembang kempis paru tampak sama, terdapat otot bantu pernafasan
Jantung: tidak terdapat peningkatan JVP,bunyi jantung s1 dan s2
murni reguler CRT <2 detik
7. Ekstermitas
Terdapat iv line dikanan,terpasang nasal kanul 3l.Bentuk simetris,
tidak terdapat oedema, kekuatan otot menurun, akral teraba dingin

F. Pemeriksaan penunjang & terapi medis


Laboratorium Darah
Tgl: 04 Mei 2021

HEMATOLOGI
1. HB 17,5 g/dl 14.0-17,5
2. HT 48,9 % 36-47 High
3. LEUKOSIT 10.7 10̊3/µL 4.4-11.3
4. ERITROSIT 5.67 10̊6/µL 4-5,2 High
5. TROMBOSIT 237 10̊3/µL 136-380
6. MCV 86 fl 78-95
7. MCH 30.9 fg 26-32
8. MCHC 35.8 g/dL 32-36
9. Hitung jenis satu
- Basofil 0 % 0-1
- elsinofil 1 % 2-4 Low
- batang 0 % 3-5 Low
- segmen 78 % 50-70
- liaposit 13 % 25-40
- monosit 8 % 2-8
IMUNOLOGI
10. rapid Antigen negative negative
SARS cov-2
KIMIA
11. GDS 146 mg/dl <140 high
12. Urea 27 mg/dl 10-50
13. Kretinin 0.80 mg/dl 0,6-1,2
14. Natrium 144 mol/l 135-145
15. Kalium 4.3 mol/l 3,5-5,5
16. Klorida 104 mol/l 96-106
17. Troponin Positif: - negative
250 <50

Therapi Obat

NO Nama terapi Dosis Rute Pemakaian


1 Clopidogrel 1x1 IV
2 ISDN 3x1 IV
3 Aspilet 1x1 IV
4 Laxadine 1x2 Oral
5 Diazepam 1x2 Oral
6 Ceftriaxone 2x1 gr IV
8 Pantoprazole 1x40 gr IV
G. Analisa data

DATA ETIOLOGI MASALAH


Ds: Nyeri akut
1. Pasien mengatakan
nyeri dada dan ulu hati Aterokskelorosis
Do:
1. Skala nyeri4 Kontraksi arteri
2. tampak gelisah koronaria
3. TD:148/81 mmHg
N: 70 x/m Aliran darah ke
R:27x/m jantung menurun
S; 36,0
Oksigen dan nutrisi
turun

Jaringan miokard
iskemik

Nekrose lebih dari


30

Suplai dan
kebutuhan oksigen
ke jantung tidak
seimbang

Suplai oksigen ke
miokard turun

Nyeri
Ds: Ateroskeolosis atau Penurunan curah
1. nyeri spasme pembuluh jantung
dada dan di sertai nyeri darah coroner
yang menjalar ke
punggung dan lengan kiri Penyempitan
Do: pembuluh darah
1. tampak lemas dan koroner
meringgis
2. Pasien dipasang 02 3lt Iskemik pada
3. Terlihat warna kulit arterikoroner
pucat
TD: :148/81 mmHg Hipoksia otot
N: 70 x/mnt jantung
R:27 x/m
S:36,0 Metabolisme
anaerob

Asam laktat
meningkat

Asidosis

Fungsi vertikel
terganggu

Perubahan
hemodynamic

Cardiak output
menurun

Penurunan Curah
Jantung

H. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d menurunnya suplai oksigen miokardial
2. Penurunan curah jantung b.d cardiak output menurun

I. Rencana keperawatan

No Dx Kep Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi


2.
1. Nyeri akut Setelah Manajemen Observasi 13:45
b.d dilakukan nyeri 1. Mengidentifikasi S= klien
menurunny tindakan lokasi nyeri mengataka
a suplai keperawatan Observasi Observas E: didada menjalar n nyeri
oksigen selama 6jam -identifikasi i ke lengan sedikit
miokardial diharpakn lokasi nyeri -untuk berkurang
rasa nyeri mengetah Terapeutik O= klien
menurun Terapeutik ui lokasi 2. Memberikan tampak
dengan -berikan teknik nyeri teknik tidak
kriteria non farmakologis terlalu
hasil: farmakologis Terapeuti E: keadaan pasien sering
-keluhan -fasilitasi k membaik meringis
nyeri istirahat tidur -untuk Skala
(menurun) mengura 3. Memfasilitasi nyeri : 3
-frekuensi Kolaborasi ngi rasa istirahat tidur
nadi -pemberian nyeri E: meningkatkan kwalitas A=
(membaik) analgesik -untuk tidur pasien masalah
-pola napas kenyama nyeri
(membaik) nan tidur 4. Memberikan teratasi
-TD pasien analgesik sebagian
(membaik) (ceftriaxone 2x1
Kolabora gr IV) P=
si intervensi
-untuk dilanjutka
meminim n
alisirkan
rasa nyeri
2. Penurunan Setelah Perawatan memonitor TTV 04 mei
curah dilakukan Jantung E= TD 120/80 mmHg 2021
jantung b.d tindakan N= 80 x/mnt Jam: 13.40
cardiak keperawatan Observasi Observas S= 36.0
output selama 6jam -monitor TTV i S = klien
menurun diharapkan -monitor -untuk -memonitor saturasi mengatakn
curah saturasi mengetah oksigen sesak
jantung oksigen ui E= Nassal kanul 2lt sedikit
meningkat -monitor keadaan berkurang
dengan keluhan nyeri umum -memonitor keluhan nyeri setelah
kriteria dada pasien dada diberikan
hasil: -untuk E= Skala Nyeri 3 02 3 lt
-Lelah Terapeutik mengetah O= nafas
lemas -posisikan ui kadar -memposisikan semi klien
(menurun) semi fowler oksigen fowler masih
-takikardia - pemberian dalam E= Nyaman cepat dan
(menurun) oksigen nasal tubuh -memberikan osigen dangkal
-CRt kanul pasien nassal kanul 3lt TD=
(membaik) -untuk E= sesak mulai berkurang 120/80
-tekanan Kolaborasi mengetah mmHg
darah -pemberian ui tingkat -memberikan obat N= 80
(membaik) antiaritmia nyeri antiaritmia x/mnt
Terapeuti RR: 25
k x/mnt
-untuk
merelaks A=masala
asikan h
pasien penurunan
-untuk curah
membant jantung
u
pemenuh P=
an intervensi
oksigen dilanjutka
-untuk n,
mengatas dipindahk
i irama an ke
jantung rawat inap
yang
tidak
teratur

J. Catatan perkembangan

No dx kep Hari/tanggal Catatan perkembangan Paraf


1. Selasa/ 04 mei 2021 S= klien mengatakan nyeri
sedikit berkurang
O= rasa nyeri klien
berkurang, klien tidak
tampak sering meringis
Td: 120/80 mmHg
N: 80 x/mnt
RR: 25 x/mnt
S: 36.0
A= masalah nyeri teratasi
sebagian
P= intervensi dilanjutkan
I= pemberian analgetik
dengan memposisikan semi
fowler
E= masalah nyeri mulai
berkurang, nyeri klien
kadang-kadang
R= pemberian obat analgetik
masih dilanjutkan, klien di
pindahkan ke rawat inap

2. Selasa/04 mei 2021 S: Klien mengatakan sesak


nafas sedikit berkurang
setelah diberikan posisi
fowler
O= nafas klien masih cepat
dan dangkal
TD: 120/80 mmHg
N: 80 x/mnt
RR: 25 x/mnt
S: 36.0
A= masalah penurunan curah
jantung belum teratasi
P= intervensi dilanjutkan
I= pemberian nassal kanul
2lt
E= sesak mulai berkurang
R= pemberian oksigen masih
dilanjutkan dengan posisi
klien semi fowler, klien di
pindahkan ke rawat inap
BAB IV

PEMBAHASAN

A.Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas apakah ada kesenjangan


antara teori dengan kasus yang dikelola pada Tn.M dengan Coronary
Artery Disease. Asuhan Keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi dilakukan pada
tanggal 04 Mei 2021

B. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui
berbagai permasalahan yang ada. Tahap pengkajian terdiri dari
pengumpulan data, validasi data dan identifikasi pola atau masalah.
(Hidayat, 2008). Proses pengkajian yaitu melakukan pengumpulan riwayat
kesehatan, melakukan pengkajian kesehatan, wawancara dengan klien
(auto anamnesis) dan orang terdekat klien (allo anamnesis), meneliti
catatan kesehatan. (Smeltzer, 2002).
Dalam asuhan keperawatan yang diberikan pada Tn.M dengan
penyakit CAD pada tanggal 04 mei 2021, di dapatkan pukul 05.30 pagi
saat pasien selesai mandi tiba-tiba pasien merasakan nyeri di dada, dada
berdebar dan di ulu hati yang menjalar ke punggung dan lengan kiri dan
disertai keringat dingin. Nyeri di dada seperti ditindih, rasa nyeri hilang
timbul dan jika di skala rasa nyeri ini berskala 4 dan pasien tampak lemas.
Coronary Artery Disease (CAD) adalah penyakit arteri koroner
yang meliputi berbagai kondisi patilogi yang menghambat aliran darah
dalam arteri yang mensuplai jantung, biasanya disebabkan oleh
arterosklerosis yang menyebab kan insufisiensi suplay darah ke miokard
(Long, 1996).

- Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah sebuah label singkat menggambarkan kondisi


klien yang diobservasi di lapangan, kondisi ini dapat berupa masalah-masalah
aktual atau potensial. (Wilkinson, 2006).

Pada kasus ini kami mengangkat diagnosa:

2. Penurunan curah jantung b.d cardiak output menurun


3. Nyeri akut b.d menurunnya suplai oksigen miokardial

Penurunan curah jantung b.d cardiak output ditandai dengan data subjektif (ds)
mengatakan nyeri dada yang menjalar ke punggung, dan data objektif (do) terlihat
pasien meringis, lemas, warna kulit pucat, TD 148/81 mmHg, N 70 x/mnt, R 27
x/mnt, S 36.0

- Perencanaan

Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang


berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. (Potter dan Perry, 2005).

Dalam kasus ini penulis merencanakan tindakan selama 6 jam, dengan alasan
setiap pernyataan tujuan dan hasil yang diharapkan harus mempunyai batasan
waktu untuk evaluasi. Tujuan tidak hanya memenuhi kebutuhan klien tetapi juga
harus mencakup pencegahan dan rehabilitatif..Karena penulis merencanakan
tindakan selama 2jam maka termasuk dalam tujuan jangka pendek dengan definisi
sasaran yang diharapkan tercapai dalam periode waktu yang singkat, biasanya
kurang dari satu minggu, tujuan ini diarahkan untuk rencana perawatan mendesak.
(Capernito, 1995 dalam buku ajar fundamental keperawatan karangan Potter dan
Perry, 2005).

- Implementasi

Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan adalah kategori


dari perilaku keperawatan di mana tindakan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan
diselesaikan. (Potter dan Perry)

Implementasi pada tanggal 04 mei 2021 dengan diagnosa yang pertama:


memonitor TTV Td 120/80 mmHg Nadi 80 x/mnt, memonitor saturasi oksigen
(terpasang nasal kanul 2lt) memonitor keluhan nyeri (skala nyeri 3) memposisikan
semi fowler.

Implementasi pada tanggal 04 mei 2021 dengan diagnosa yang kedua:


mengidentifikasi lokasi nyeri,memberikan teknik non farmakologis, memfasilitasi
istirahat tidur

- Evaluasi

Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respon klien terhadap


tindakan keperawatan dan kemajuan klien ke arah pencapaian. (Potter&Perry,
2005).

Evaluasi dilakukan evaluasi dengan metode SOAP (subyektif, obyektif,


assessment, planning)

Evaluasi pada diagnosa yang pertama yaitu: 04 mei 2021


Jam: 13.40
S = klien mengatakn sesak sedikit berkurang setelah posisi klien semi fowler
O= nafas klien masih cepat dan dangkal
TD= 120/80 mmHg
N= 80 x/mnt
RR: 25 x/mnt
A=masalah penurunan curah jantung

P= intervensi dilanjutkan

Evaluasi diagnosa yang kedua:


S= klien mentakan nyeri sedikit berkurang
O= klien tampak tidak terlalu sering meringis
Skala nyeri : 3
A= masalah nyeri teratasi sebagian

P= intervensi dilanjutkan
Keterangan: Pasien di rujuk keruangan rawat inap (Soka)
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah memberikan asuhan keperawatan pada klien, maka dapat diambil


kesimpulan sebagai berikut

a. Dalam melakukan asuhan keperawatan penulis menggunakan pendekatan


proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian sampai evaluasi
b. Dalam menentukan diagnose keperawatan penyusun berfokus pada data
data sebagai hasil pengkajian berdasarkan masalah actual, masalah resiko
tinggi, yang penulisannya berdasarkan prioritas masalah
B. Saran
Diharapkan dapat menjadi referensi bagi pengembangkan keilmuan Keperawatan
Medikal Bedah II dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien CAD
DAFTAR PUSTAKA

PPNI.2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia(SDKI) Edisi I Cetakan


III(Revisi).Jakarta
PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia(SIKI) Edisi Cetakan
II.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai