Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KMB
Disusun oleh:
Aulia Syohifa
Nawan Gunawan
Resti Putri
Winda Widianty
2021/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, serta taufik dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan CAD” Kami berterimakasih
kepada ibu Siti Aminah, M.Kep selaku coordinator mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah II
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik dan saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa
yang akan dating, mengiingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah diszusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata kata yang kurang berkenan dan kami memhon kritik dan saran
yang dapat membangun demi perbaikan dimasa depan. Akhir kata kami ucapkan
terimakasih.
Purwakarta, 29 mei2021
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Coronary Artery Disasae (CAD) atau disebut juga Penyakit Jantung
Koroner (PJK) adalah penyakit yang disebabkan oleh aterosklerosis pada arteri
coroner yang membatasi aliran darah ke jantung (fajar ,2015). Aterosklerosis
adalah suatu kondisi dimana arteri koronaria menyempit diakibatkan adanya
akumulasi lipid ekstrasel, pembentukan sel busa yang akhirnya dapat
menimbulkan penebalan dan kekakuan pada pembuluh darah arteri
(Rahman,2012)
Word Health Organization (WHO) telah melaporkan bahwa penyakit
jantung merupakan salah satu penyebab utama dan penyumbang tersering
kematian didunia sampai saat ini, setiap tahunnya Coronary Artery Disasae
(CAD) telah membuat sekitar 7 juta orang meninggal dunia dan akan terus
meningkat hingga tahun 2020 mendatang (WHO,2014)
Di Indonesia, CAD merupakan penyakit tidak menular pembunuh
tersering. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan
RI prevalensi CAD semakin meningkat dari tahun ke tahun (Kandou, 2014).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, data yang dilaporkan mengenai
kejadian CAD di Indonesia telah diestimasikan berdasarkan diagnosis dokter
terbanyak di Provinsi jawa barat sebanyak 160.812 orang (0,5%) dan jumlah
paling sedikit terdapat di provinsi Maluku Utara yaitu sebanyak 1.436 orang
(0,2%) . berdasarkan diagnosis/gejala, estimasi jumlah penderita CAD terbanyak
didaerah Provinsi Jawa timur sebanyak 375.127 orang (1,3%) dan jumlah paling
sedikit terdapat di daerah provinsi papua barat yaitu sebanyak 6.690 (1,2)
(Riskasdas,2013)
Sebuah penelitian telah menyebutkan CAD dipengaruhi oleh beberapa
factor meliputi jenis kelamin, usia, dyslipidemia, hipertensi, merokok dan
diabetes mellitus (Ramandika, 2012) sehingga diperlukan suatu system penilaian
atau sebuah scoring multivariable risiko pada individu untuk dapat
memprediksikan kejadian CAD atau penyakit jantung coroner, dengan system
penilaian tersebut dapat mencegah factor resiko tsb agar tidak berkembang
menjadi penyakit kardiovaskuler yang mematikan, misalnya dengan
menggunakan Framigham Risk Score yang saat ini telah digunakan sebagai
prediksi peluang terkena penyakit jantung yang telah di validasi di Amerika
Serikat (Bitton,et.al,2010)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam
menerapkan proses keperawatan pada individu dengan gangguan system
kardiovaskuler
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan masalah gangguan system
kardiovaskuler, penulis mampu
a. Melakukan pengkajian pada system kardiovaskuler
b. Menegakan diagnose pada gangguan system kardiovaskuler
c. Melakukan intervensi untuk masalah pada system kardiovaskuler
d. Melakukan evaluasi akhir terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukan pada prioritas masalah pada system kardiovaskuler
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Coronary Artery Disease (CAD) adalah penyakit arteri koroner yang
meliputi berbagai kondisi patilogi yang menghambat aliran darah dalam
arteri yang mensuplai jantung, biasanya disebabkan oleh arterosklerosis yang
menyebab kan insufisiensi suplay darah ke miokard (Long, 1996).
Coronary Artery Disease (CAD) dapat dikarakteristikan sebagai
akumulasi dari plaq yang semakin lama semakin membesar, menebal dan
mengeras di dalam pembuluh darah artery (Naettina, 2005).
Gangguan vaskular yang membuat sumbatan dan penyempitan pembuluh
darah coronary artery dan menyebabkan berkurangnya aliran darah dan
supply oksigen ke otot jantung disebut sebagai CAD ( McCance& Huether,
2005)
2. Etiologi
Penyebab tersering adalah :
1. Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plak.
2. Perdarahan pada plak atheroma
3. Pembentukan trombus yang diawali agregrasi trombosit
4. Embolisasi trombus / fragmen plak
5. Spsme arteria koronaria
Metabolisme anaerob
Perubahan hemodynamic
Gangguan rasa nyaman
(TD & Nadi meningkat ringan) nyeri
MRS
Sesak napas
Kurang pengetahuan
ANSIETAS
4. Manifestasi Klinis
1. Nyeri
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak
dibagian bawah sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang
biasanya muncul. Nyeri akan terasa semakin berat sampai tidak
tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan berat, biasa menyebar
kebahu dan lengan biasanya lengan kiri.
3. Syok kardikardiogenik
5. Ventrikuler Aneurisma
6. Perikarditis
7. Pengkajian
A. Identitas klien
Nama klien, nomor RM,umur, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan,
agama, alamat, tanggal MRS, diagnosa medis.
Identitas penanggung jawab: nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
alamat serta hubungan dengan klien.
B. Keluhan utama
Klien dengan CAD biasanya nyeri dirasakan pada daerah dada
C. Riwayat kesehatan sekarang
1) Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur.
2) Faktor perangsang nyeri yang spontan.
3) Kualitas nyeri : rasa nyeri digambarkan dengan rasa sesak yang berat/
mencekik.
4) Lokasi nyeri : di bawah atau sekitar leher, dengan dagu belakang, bahu
atau lengan.
5) Beratnya nyeri : dapat dikurangi dengan istirahat atau pemberian nitrat.
6) Waktu nyeri : berlangsung beberapa jam/hari, selama serangan pasien
memegang dada atau menggosok lengan kiri.
7) Keringat berlebih, muntah, mual, kadang-kadang demam, dispnea.
8) Syndrom syock dalam berbagai tingkatan.
D. Riwayat kesehatan yang lalu
1) Penyakit pembuluh arteri
2) Riwayat serangan jantung sebelumnya
3) Terapi estrogen pada wanita pasca menopause
4) Diet rutin dengan tinggi lemak
5) Riwayat merokok
6) Kebiasaan olahraga yang tidak teratur
7) Riwayat DM, hipertensi, gagal jantung kongestif
8) Riwayat penyakit pernafasan kronis
E. Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit serupa dengan klien
atau penyakit keturunan.
F. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
a) TD dapat normal/naik/turun, perubahan postural dicatat dari tidur
sampai duduk atau berdiri.
b) Nadi dapat normal, penuh/tidak kuat, lemah/kuat, teratur/tidak.
c) Respiratory rate meningkat.
d) Suhu dapat normal, meningkat/demam.
2) Pemeriksaan fisik persistem
1. Sistem persyarafan,
meliputi kesadaran, ukuran pupil, pergerakan seluruh
ekstermitas dan kemampuan menanggapi respon verbal maupun non
verbal.
2. Sistem penglihatan,
pada klien CAD mata mengalami pandangan kabur.
3. Sistem pendengaran,
pada klien CAD pada sistem pendengaran telinga, tidak
mengalami gangguan.
4. Sistem abdomen,
bersih, datar dan tidak ada pembesaran hati
5. Sistem respirasi,
pengkajian dilakukan untuk mengetahui secara dinit tanda dan
gejala tidak adekuatnya ventilasi dan oksigenasi. Pengkajian meliputi
persentase fraksi oksigen, volume tidal, frekuensi pernapasan dan
modus yang digunakan untuk bernapas. Pastikan posisi ETT tepat pada
tempatnya, pemeriksaan analisa gas darah dan elektrolit untuk
mendeteksi hipoksemia
6. Sistem kardiovaskuler,
pengkajian dengan teknik inspeksi, auskultrasi, palpasi, dan
perkusi perawat melakukan pengukuran tekanan darah; suhu; denyut
jantung dan iramanya; pulsasi prifer; dan temperatur kulit. Auskultrasi
bunyi jantung dapat menghasilkan bunyi gallop S3 sebagai indikasi
gagal jantung atau adanya bunyi gallop S4 tanda hipertensi sebagai
komplikasi. Peningkatan irama napas merupakan salah satu tanda
cemas atau takut
7. Sistem gastrointestinal,
pengkajian pada gastrointestinal meliputi aukultrasi bising usus,
palpasi abdomen (nyeri, distensi).
8. Sistem muskuluskeletal,
pada klien CAD adanya kelemahan dan kelelahan otot sehingga
timbul ketidakmampuan melakukan aktifitas yang diharapkan atau
aktifitas yang biasanya dilakukan.
9. Sistem endokrin,
biasanya terdapat peningkatan kadar gula darah.
10. sistem integumen,
pada klien CAD akral terasa hangat, turgor baik.
11. sistem perkemihan,
kaji ada tidaknya pembengkakan dan nyeri pada daerah
pinggang, observasi dan palpasi pada daerah abdomen bawah untuk
mengetahui adanya retensi urine dan kaji tentang jenis cairan yang
keluar.
G. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan EKG
a. Normal pada saat istirahat tetapi bisa depresi pada segmen ST,
gelombang T inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan
nekrosis
b. Disritmia dan Blok Jantung
Disebabkan konsisi yang mempengaruhi sensitivitas sel miokard ke
impuls saraf seperti iskemia, ketidakseimbangan elektrolit dan stimulasi
saraf simpatis dan berupa bradikardi, takikardi dan ventrikel fibrilarilasi.
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Perubahan enzim jantung, isoenzim, dan Troponin T
a) CK-MB isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat
antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam
48-72 jam.
b) LDH meningkat dalam 14-24 jam, memuncak dalam 48-72 jam dan
kembali normal dalam 7-14 hari
c) Troponin-T, merupakan pertanda baru untuk infark miokard akut,
meningkat sampai hari ke 7.
b. Kolesterol/trigliserida serum, mungkin meningkat (faktor resiko CAD)
c. Analisa gas darah dan laktat miokard, mungkin meningkat selama
serangan angina.
d. Elektrolit : kalium, kalsium, magnesium, natrium, mungkin berubah
selama serangan.
4. Karakteristik jantung dengan angiografi
Diindikasikan pada pasien dengan iskemia yang diketahui angina atau nyeri
dada tanpa aktivitas, pada pasien kolesterol dan penyakit jantung keluarga
yang mengalami nyeri dada, pasien dengan EKG istirahat normal, prosedur
ini akan menggambarkan penyempitan sumbatan arteri koroner.
5. Echokardiografi
Digunakan untuk mengkaji fraksi ejeksi, gerakan segmen dinding, volume
sistolik dan diastolik ventrikel, regurgitasi katup mitral karena disfungsi otot
papiler dan untuk mendeteksi adanya thrombus mural, vegetasi katup, atau
cairan pericardial.
6. CT scan (Computerized tomography Coronary angiogram)
Computerized tomography Coronary angiogram/CT Angiografi Koroner
adalah pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk membantu
memvisualisasikan arteri koroner dan suatu zat pewarna kontras disuntikkan
melalui intravena selama CT scan, sehingga dapat menghasilkan gambar
arteri jantung, ini juga disebut sebagai ultrafast CT scan yang berguna untuk
mendeteksi kalsium dalam deposito lemak yang mempersempit arteri
koroner. Jika sejumlah besar kalsium ditemukan, maka memungkinkan
terjadinya PJK (Mayo Clinik, 2012).
7. Magnetic resonance angiography (MRA)
Prosedur ini menggunakan teknologi MRI, sering dikombinasikan dengan
penyuntikan zat pewarna kontras, yang berguna untuk mendiagnosa adanya
penyempitan atau penyumbatan, meskipun pemeriksaan ini tidak sejelas
pemeriksaan kateterisasi jantung (Mayo Clinik, 2012).
8. Pemeriksaan biokimia jantung (profil jantung)
Petanda biokimia seperti troponin I (TnI) dan troponin T (TnT) mempunyai
nilai prognostik yang lebih baik dari pada CKMB. Troponin C, TnI dan TnT
berkaitan dengan konstraksi dari sel miokrad. Susunan asam amino dari
Troponin C sama dengan sel otot jantung dan rangka, sedangkan pada TnI
dan TnT berbeda. Nilai prognostik dari TnI atau TnT untuk memprediksi
risiko kematian, infark miokard dan kebutuhan revaskularisasi dalam 30 hari.
Kadar serum creatinine kinase (CK) dan fraksi MB merupakan indikator
penting dari nekrosis miokard, risiko yang lebih buruk pada pasien tanpa
segment elevasi ST namun mengalami peningkatan nilai CKMB (Depkes,
2006).
H. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Aterosklerosis Nyeri
- Mengeluh nyeri ↓
DO : Konstriksi arteri koronaria
- Skala nyeri meningkat (0- ↓
10) Aliran darah ke jantung
- Klien tampak gelisah menurun
- TTV meningkat ↓
Oksigen dan nutrisi turun
Tanda minor ↓
DS: Jaringan Miocard Iskemik
↓
DO: Nekrose lebih dari 30 menit
- Tekanan darah ↓
meningkat Supply dan kebutuhan oksigen
- Pola napas berubah ke jantung tidak seimbang↓
- Nafsu makan berubah Supply Oksigen ke miocard
- Proses pikir terganggu turun
↓
Nyeri
2 DS: Aterosklerosis Gangguan
- dispnea ↓ pertukaran gas
DO : Konstriksi arteri koronaria
- PCO2 meningkat/ ↓
menurun Aliran darah ke jantung
- PO2 menurun menurun
- Takikardi ↓
Oksigen dan nutrisi turun
Tanda minor ↓
DS : Jaringan miocard iskemik pada
- Pusing ventrikel kiri
- Penglihatan kabur ↓
DO : Kemampuan pompa ventrikel
- Sionosis kiri menurun
- Diaforesis ↓
- Gelisa Tekanan dinding ventrikel kiri
- Napas cuping hidung ↓
Resistensi vaskuler sistemik
↓
Aliran darah balik ke atrium kiri
↓
Tekanan intratrium meningkat
↓
Transudasi ke paru
↓
Edema paru
↓
Gangguan pertukaran gas
3 DS : Aterosklerosis Intoleransi
- Klien mengeluh lemas ↓ aktivitas
DO : Konstriksi arteri koronaria
- Freukuensi jantung ↓
meningkat Aliran darah ke jantung
Tanda minor menurun
Ds : merasa lemah ↓
Do : Oksigen dan nutrisi turun
- Gambaran Ekg ↓
menunjukan aritmia Jaringan Miocard Iskemik
saat /setelsh aktivitas ↓
- Sianosis Nekrose lebih dari 30 menit
↓
Supply dan kebutuhan oksigen
ke jantung tidak seimbang
↓
Supply Oksigen ke miocard
turun
↓
Metabolisme anaerob
↓
Penurunan fosforilasi energi
tinggi
↓
ATP dan asam laktat meningkat
↓
Diassosiasi asam laktat menjadi
ion H+ dan laktat
↓
Penurunan pH cairan ekstra dan
intraseluler
↓
Ikatan O2 oleh Hb di paru
terhambat
↓
Sintesis ATP terhambat
↓
fatigue
↓
Intoleransi aktivitas
4 DS: Aterosklerosis Ansietas
- Klien mengatakan kurang ↓
paham Aliran darah ke jantung
DO: menurun
- Klien tampak bingung ↓
- Tampak tegang Jaringan miocard iskemik
- Sulit tidur ↓
Supply dan kebutuhan oksigen
DS : ↓
- Anoreksia ↓
Timbul gejala: sesak, nyeri dada
- Palpitasi
↓
DO:
Perawatan di rumah sakit
- Tremor
↓
- Freukensi napas
Klien dipulangkan
meningkat
↓
- Muka tampak
Kurang informasi tentang
pucat
perawatan klien
↓
Ansietas
c. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d menurunnya suplai oksigen
miokardial.
2. Gangguan difusi gas b.d oedem paru
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen
miokard dan kebutuhan oksigen.
4. Ansietas b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
d. intervensi keperawatan
No Dx kep Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1 Gangguan Setelah dilakukan Observasi Observasi
rasa nyaman keperawatan selama 1. Identifikasi 1. Untuk
nyeri b.d …x24 jam nyeri mengetahui
menurunnya diharapkan masalah 2. Identifikasi skala nyeri
suplai teratasi lokasi,karakter 2. Untuk
oksigen 1. mampu istik nyeri mengetahui
miokardial mengotrol lokasi nyeri
nyeri
2. mampu
mengenali Teurapeutik Terapeutik
nyeri 1. Berikan teknik 1. Untuk
nonfarmakolo mengalihkan
gi rasa nyeri
2. Fasilitas 2. Untuk
istirahat dan mengalihkan
tidur rasa nyeri
dengan
istirahat
Edukasi Edukasi
1. Jelaskan 1. Agar
penyebab,peri melakukan
ode dan pengalihan rasa
pemicu nyeri nyeri
2. Jelaskan 2. Agar
strategi mengetahui
meredakan mengalihkan
nyeri nyeri
Edukasi Edukasi
1. Anjurkan 1. Agar mengurang
keluarga untuk ansietas pada
tetap bersama pasien
pasien 2. Untuk
2. Anjurkan mengalihkan
mengungkapkan rasa ansietas
perasaan dan 3. Untuk
persepsi mengalihkan
3. Latihan teknik rasa ansietas
relaksasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
Nama : Tn. M
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No.CM : 00331041
Tanggal masuk RS : 04 Mei 2021
Tanggal pengkajian : 04 Mei 2021
Diagnose medis : CORONARY ARTERY DISEASE (CAD)
D. Pengkajian Sekunder
Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri dada dan di sertai nyeri
yang menjalar ke punggung dan lengan kiri .Nyeri di dada seperti
ditindih, rasa nyeri hilang timbul dan jika di skala rasa nyeri ini
berskala 4 dan mengeluh nyeri ulu hati, tampak pasien berbaring
lemas dan berkeringat dingin.
Riwayat kesehatan dahulu
pasien mengatakan dahulu pernah mengalami riwayat hipertensi.
Pasien rutin mengkonsumsi obat hipertensi secara teratur.
HEMATOLOGI
1. HB 17,5 g/dl 14.0-17,5
2. HT 48,9 % 36-47 High
3. LEUKOSIT 10.7 10̊3/µL 4.4-11.3
4. ERITROSIT 5.67 10̊6/µL 4-5,2 High
5. TROMBOSIT 237 10̊3/µL 136-380
6. MCV 86 fl 78-95
7. MCH 30.9 fg 26-32
8. MCHC 35.8 g/dL 32-36
9. Hitung jenis satu
- Basofil 0 % 0-1
- elsinofil 1 % 2-4 Low
- batang 0 % 3-5 Low
- segmen 78 % 50-70
- liaposit 13 % 25-40
- monosit 8 % 2-8
IMUNOLOGI
10. rapid Antigen negative negative
SARS cov-2
KIMIA
11. GDS 146 mg/dl <140 high
12. Urea 27 mg/dl 10-50
13. Kretinin 0.80 mg/dl 0,6-1,2
14. Natrium 144 mol/l 135-145
15. Kalium 4.3 mol/l 3,5-5,5
16. Klorida 104 mol/l 96-106
17. Troponin Positif: - negative
250 <50
Therapi Obat
Jaringan miokard
iskemik
Suplai dan
kebutuhan oksigen
ke jantung tidak
seimbang
Suplai oksigen ke
miokard turun
Nyeri
Ds: Ateroskeolosis atau Penurunan curah
1. nyeri spasme pembuluh jantung
dada dan di sertai nyeri darah coroner
yang menjalar ke
punggung dan lengan kiri Penyempitan
Do: pembuluh darah
1. tampak lemas dan koroner
meringgis
2. Pasien dipasang 02 3lt Iskemik pada
3. Terlihat warna kulit arterikoroner
pucat
TD: :148/81 mmHg Hipoksia otot
N: 70 x/mnt jantung
R:27 x/m
S:36,0 Metabolisme
anaerob
Asam laktat
meningkat
Asidosis
Fungsi vertikel
terganggu
Perubahan
hemodynamic
Cardiak output
menurun
Penurunan Curah
Jantung
H. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d menurunnya suplai oksigen miokardial
2. Penurunan curah jantung b.d cardiak output menurun
I. Rencana keperawatan
J. Catatan perkembangan
PEMBAHASAN
A.Pembahasan
B. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui
berbagai permasalahan yang ada. Tahap pengkajian terdiri dari
pengumpulan data, validasi data dan identifikasi pola atau masalah.
(Hidayat, 2008). Proses pengkajian yaitu melakukan pengumpulan riwayat
kesehatan, melakukan pengkajian kesehatan, wawancara dengan klien
(auto anamnesis) dan orang terdekat klien (allo anamnesis), meneliti
catatan kesehatan. (Smeltzer, 2002).
Dalam asuhan keperawatan yang diberikan pada Tn.M dengan
penyakit CAD pada tanggal 04 mei 2021, di dapatkan pukul 05.30 pagi
saat pasien selesai mandi tiba-tiba pasien merasakan nyeri di dada, dada
berdebar dan di ulu hati yang menjalar ke punggung dan lengan kiri dan
disertai keringat dingin. Nyeri di dada seperti ditindih, rasa nyeri hilang
timbul dan jika di skala rasa nyeri ini berskala 4 dan pasien tampak lemas.
Coronary Artery Disease (CAD) adalah penyakit arteri koroner
yang meliputi berbagai kondisi patilogi yang menghambat aliran darah
dalam arteri yang mensuplai jantung, biasanya disebabkan oleh
arterosklerosis yang menyebab kan insufisiensi suplay darah ke miokard
(Long, 1996).
- Diagnosa Keperawatan
Penurunan curah jantung b.d cardiak output ditandai dengan data subjektif (ds)
mengatakan nyeri dada yang menjalar ke punggung, dan data objektif (do) terlihat
pasien meringis, lemas, warna kulit pucat, TD 148/81 mmHg, N 70 x/mnt, R 27
x/mnt, S 36.0
- Perencanaan
Dalam kasus ini penulis merencanakan tindakan selama 6 jam, dengan alasan
setiap pernyataan tujuan dan hasil yang diharapkan harus mempunyai batasan
waktu untuk evaluasi. Tujuan tidak hanya memenuhi kebutuhan klien tetapi juga
harus mencakup pencegahan dan rehabilitatif..Karena penulis merencanakan
tindakan selama 2jam maka termasuk dalam tujuan jangka pendek dengan definisi
sasaran yang diharapkan tercapai dalam periode waktu yang singkat, biasanya
kurang dari satu minggu, tujuan ini diarahkan untuk rencana perawatan mendesak.
(Capernito, 1995 dalam buku ajar fundamental keperawatan karangan Potter dan
Perry, 2005).
- Implementasi
- Evaluasi
P= intervensi dilanjutkan
P= intervensi dilanjutkan
Keterangan: Pasien di rujuk keruangan rawat inap (Soka)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan