Disusun Oleh :
2020
1
KATA PENGANTAR
Assalamua’laikum warahmatullahiwabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Dengan limpahan nikmat sehat-Nya, penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai salah satu tugas Mata Kuliah
Keperawatan Medikal Bedah (KMB II) dengan judul “Asuhan keerawatan pada
pasien gangguan sistem endokrin dengan ulkus diabetes melitus grade II”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
.Wassalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh
Penulis
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah..................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...................................................................................5
D. Manfaat Penulisan.................................................................................6
BAB III TINJAUAN KASUS (Asuhan Keperawatan pada Ny. B Dengan Ulkus
Diabetes Melitus Grade II di Ruang SS RSUP.Seger Waras)
A. Pengkajian.............................................................................................34
B. Analisi Data..........................................................................................36
C. Diagnosa Keperawatan.........................................................................38
D. Interverensi Keperawatan.....................................................................38
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................44
A. Kesimpulan...........................................................................................46
B. Saran.....................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................47
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ulkus diabetikum atau ulkus diabetes mellitus grade II, sesuai dengan
namanya, adalah ulkus yang terjadi pada kaki penderita diabetes dan
merupakan komplikasi kronik yang diakibatkan oleh penyakit diabetes itu
sendiri. Diabetes Melitus (DM) memiliki berbagai macam komplikasi kronik
dan yang paling sering dijumpai adalah kaki diabetik (diabetic foot). Di
Amerika Serikat, penderita kaki diabetik mendekati angka 2 juta pasien
dengan diabetes setiap tahunnya.2 Sekitar 15% penderita DM di kemudian
hari akan mengalami ulkus pada kakinya.
B. Rumusan Masalah
4
2. Bagaimana etiologi dari ulkus diabetikum atau ulkus diabetes mellitus
grade II?
3. Bagaimana tanda dan gejala dari ulkus diabetikum atau ulkus diabetes
mellitus grade II?
4. Bagaimana patofisiologi dari ulkus diabetikum atau ulkus diabetes
mellitus grade II?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui pengertian dari ulkus.
- Untuk mengetahui bagaimana etiologi dari ulkus diabetikum atau ulkus
diabetes mellitus grade II.
- Untuk mengetahui bagaimana tanda dan gejala dari ulkus diabetikum
atau ulkus diabetes mellitus grade II.
- Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari ulkus diabetikum atau
ulkus diabetes mellitus grade II.
- Untuk mengetahui bagaimanamanifestasi klinis dari ulkus diabetikum
atau ulkus diabetes mellitus grade II.
5
- Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan Pada Ny. B dengan
ulkus diabetes melitus grade II.
- Untuk mengetahui format penulisan asuhan keperawatan.
D. Manfaat
- Dengan menyusunmakalah ini diharapkan dapat menambah wawasan
atau pengetahuan bagi penulis juga bagi pembacanya.
- Maanfaat pembuatan makalah ini juga dapat digunakan sebagai bahan
pegajaran dalam bidang keperawatan maupun penelitian-peneltian
selanjutnya.
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
B. Definisi Ulkus
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir
dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman
saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus
diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit
DM dengan neuropati perifer, (Andyagreeni, 2010).
7
C. Etiologi
1. Diabetes Mellitus tergantung insulin (DMTI)
Faktor Genetik
Faktorimunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah-olah sebagai jaringan asing.
Faktorlingkungan
8
mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian
terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa menembus
membran sel.Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan
insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah
tempat reseptor yang responsif insulin pada membran sel. Akibatnya terjadi
penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin dengan system
transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu
yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya
sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan
euglikemia (Price,1995).
D. Manifestasi Klinis
9
Sedangkan menurut Waspadji (1996) keluhan yang sering terjadi pada
penderita Diabetes Mellitus adalah: Poliuria, Polidipsia, Polifagia, Berat
badan menurun, Lemah, Kesemutan, Gatal, Visus menurun, Bisul/luka,
Keputihan
E. Klasifikasi
1) Klasifikasi klinis
a. DM
- Tipe I : IDDM
Disebabkan oleh distruksi sel beta pulau langerhans
- Tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati
Tipe II dengan obesitas
Tipe II tanpa obesitas
b. Gangguan Toleransi Glukosa
c. Diabetes Kehamilan
2) Klasifikasi resiko statistik
a. Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa .
b. Berpotensi menderita kelainan glukosa
F. PATHWAY
10
Poluri retensi Aliran darah Koma diabetik Kekebalan tubuh
urin lambat menurun
Keletihan
Pusat lapar dan
Katabolisme Pemecah
haus
lemak protein
Ketidakseimbangan kateasidosis
nutrisi
G. Pemeriksaan diagnostik
1. Glukosa darah
2. Glukosa urine
3. Benda keton dalam urine
4. Pemeriksaan lain : fungsi ginjal, lemak darah, fungsi hati, antibodi anti sel
insulan langerhans
H. Penatalaksanaan
11
1. Penatalaksanaan medis
1. Obat (tablet OAD/oral antidiabetes)
2. Insulin
1) Indikasi penggunaan insulin
DM tipe I
DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan
OAD
DM kehamilan
DM dan gangguan soal hati yang berat
DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)
DM dan TBC paru akut
DM dan Koma lain pada DM
DM operasi
2) Insulin diperlukan pada keadaan :
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis
Ketoasidosis diabetik
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Diet
Prinsip diet DM, adalah :
1) Jumlah sesuai kebetuhan
2) Jadwal diet ketat
3) Jenis : boleh dimakan / tidak
Diet DM sesuai dengan paket – paket yang telah disesuaikan dengan
kandungan kalori nya ;
1. Diit DM I
:
1100 kalori
12
2. Diit DM II
:
1300 kalori
3. Diit DM III :
1500 kalori
4. Diit DM IV :
1700 kalori
5. Diit DM V
:
1900 kalori
6. Diit DM VI :
2100 kalori
7. Diit DM VII :
2300 kalori
8. Diit DM VIII :
2500. Kalori
Diit I s/d III
:
diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
Diit IV s/d V
:
diberikan kepada penderita dengan berat badan normal
Diit VI s/d VII
:
diberikan kepada penderita kurus. Diabetes remajaatau diabetes
komplikasi
13
BB (Kg)
BBR
= -----------------x 100%
TB
(cm) – 100
1. Kurus (underweight) :
BBR < 90 %
2. Normal (ideal)
: BBR 90 – 100%
3. Gemuk (overweight) :
BBR > 110 %
4. Obesitas apabila :
BBR > 120 %
1. Obesitas ringan :
BBR120 – 130 %
2. Obesitas sedang :
BBR 130 – 130 %
3. Obesitas berat :
BBR 140 – 200 %
4. Morbid
: BBR > 200%
1) Kurus : BB
x 40 – 60 kalori sehari
2) Normal : BB
x 30 kalori sehari
14
3) Gemuk : BB
x 20 kalori sehari
4) Obesitas : BB
x 10 – 15 kalori sehari
b. Latihan
Dengan latihan ini misalnya dengan berolahraga yang teratur akan
menurukan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan
glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian kadar insulin.
c. Pemantauan
Dengan melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri
diharapkan pada penderita dapat mengatur terapinya secara optimal
d. Terapi (jika diperlukan)
Penyuntikan insulin sering dilakukan dua kali per hari untuk
mengendalikan kenaikan kadar glukosa darah sesudah makan dan pada
malam hari
e. Pendidikan
Tujuan dari pendidikan ini adalah supaya pasien dapat mempelajari
keterampilan dalam melakukan penatalaksanaan diabetes yang mandiri
dari mampu menghindari komplikasi dari diabetes itu sendiri.
I. Komplikasi
1. Akut
o Hipoglikemia dan hiperglikemia
o Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar,
penyakit jantung koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh
darah kapiler).
o Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil,
retinopati, nefropati.
15
o Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf
otonom berpengaruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler
(Suddarth and Brunner, 1990).
2. Komplikasi menahun Diabetes Mellitus
o Neuropati diabetic
o Retinopatidiabetik
o Nefropati diabetik
o Proteinuria
o Kelainan koroner
o Ulkus/gangren (Soeparman, 1987, hal 377)
16
H. Pengkajian keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses
keperawatan yang mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu :
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu
dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita ,
mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapt
diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemerikasaan
laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.
1. Anamnese
a. Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor
register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa
raba yang menurun, adanya luka yang tidak - sembuh dan
berbau, adanya nyeri pada luka.
17
obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang
pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan
oleh penderita.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu
anggota keluarga yang juga menderita DM atau penyakit
keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi
insulin misal hipertensi, jantung.
f. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi
yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya
serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.
2. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi
badan, berat badan dan tanda – tanda vital.
c. Sistem Endokrin
Sering kencing, selalu merasa haus,kelelahan, mual dan
muntah,kenaikan atau penurunan berat badan.
d. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman
bekas luka, kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar
18
ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka,
tekstur rambut dan kuku.
e. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.Pada
penderita DM mudah terjadi infeksi.
f. Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau
berkurang, takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia,
kardiomegalis.
g. Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,
dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar
abdomen, obesitas.
h. Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau
sakit saat berkemih.
i. Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi
badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di
ekstrimitas.
j. Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi,
mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
a. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah
puasa >120 mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
19
b. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ).
Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine :
hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( +
+++ ).
c. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan
antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.
urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah
bata ( ++++ ).
d. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan
antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.
2. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
20
kerusakan integritas
3 DS Merangsang hipotalamus Defisit nutrisi
- Cepat kenyang setelah
makan
- Kram nyeri abdomen Pusat lapar dan haus
- Nafsu makan menurun
DO
- Berat badan menurun Polidipsia polipagia
10% di bawah rentang
ideal
- Membrane mukosa Defisit nutrisi
pucat
- Diare
4 DS - Dieresis Resiko syok
DO -
Dehidrasi
Resiko syok
6 DS – Anabolisme protein Resiko infeksi
DO – menurun
Resiko infeksi
3. Diagnosa keperawatan
21
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu,
keluarga atau komunitas terhadap proses kehidupan/ masalah kesehatan. Aktual
atau potensial dan kemungkinan dan membutuhkan tindakan keperawatan untuk
memecahkan masalah tersebut.
D. Perencanaan Keperawatan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka intervensi dan aktivitas
keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi, menghilangkan, dan
mencegah masalah keperawatan penderita.Tahapan ini disebut
perencanaan keperawatan yang meliputi penentuan prioritas, diagnosa
keperawatan, menetapkan sasaran dan tujuan, menetapkan kriteria evaluasi
dan merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan
22
No Masalah Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
dx
1 perfusi perifer tidak Tujuan : mempertahankan 1. Perawatan sirkulasi dengan mobilisasi
efektif berhubungan sirkulasi perifer tetap (mengidentifikasi dan meningkatkan sirkulasi
dengan normal. merawat area lokal darah
melemahnya/menurunnya Kriteria Hasil : dengan keterbatasan
aliran darah ke daerah - Denyut nadi perifer sirkulasi perifer)
gangren teraba kuat dan regular Observasi
- Warna kulit sekitar luka -Periksa sirkulasi perifer 1.meningkatkan
tidak pucat/sianosis (mis,nadi perifer, melancarkan aliran darah
- Kulit sekitar luka teraba edema,pengisian balik sehingga tidak
hangat. kapiler,warna,suhu,ankle terjadi oedema.
- Oedema tidak terjadi brachial index)
dan luka tidak bertambah -identifikasi faktor resiko 2.untuk mengetahui
parah. gangguan sirkulasi faktor penyebab
- Sensorik dan motorik (mis,diabetes,perokok,hi terjadinya gangguan
membaik pertensi) sirkulasi
-Monitor panas 3.dengan memonitor
,kemerahan,nyeri atau adanya
bengkak pada panas,kemerahan,nyeri
ekstermitas atau bengkak pada
ekstremitas dapat
menentukan tindakan
keperawatan lebih lanjut
serta mencegah
terjadinya resiko
kerusakan jaringan
Teurapeutik
-Hindari pengukuran 1.untuk memantau jika
darah pada ekstermitas konsentrasi HB tidak
dengan keterbatasan menurun
23
perfusi
-Lakukan pencegahan 2. guna mencegah
infeksi bakteri atau virus masuk
kedalam tubuh.
Edukasi
-Anjurkan minum obat 1.kolestrol tinggi dapat
secara teratur mempercepat terjadinya
arterosklerosis, merokok
dapat menyebabkan
terjadinya vasokontriksi
pembuluh darah,
relaksasi untuk
mengurangi efek dari
stres.
-Anjurkan program diet 2. pemberian vasodilator
untuk memperbaiki akan meningkatkan
sirkulasi(mis,rendah dilatasi pembuluh darah
lemak jenuh) sehingga perfusi jaringan
dapat diperbaiki,
sedangkan pemeriksaan
gula darah secara rutin
dapat mengetahui
perkembangan dan
keadaan pasien, HBO
untuk memperbaiki
oksigenasi daerah
ulkus/gangren.
24
pada ekstrimitas 1.Berkurangnya oedema merawat kulit untuk membantu dalam
sekitar luka menjaga keutuhan, menentukan tindakan
2.pus dan jaringan kelembaban, dan selanjutnya
berkurang mencegahanperkemb 2. merawat luka dengan
3. Adanya jaringan angan teknik aseptik, dapat
granulasi mikroorganisme menjaga kontaminasi
4. Bau busuk luka luka dan larutan yang
berkurang iritatif akan merusak
jaringan granulasi tyang
timbul, sisa balutan
jaringan nekrosis dapat
menghambat proses
granulasi
3. insulin akan
menurunkan kadar gula
darah, pemeriksaan
kultur pus untuk
mengetahui jenis kuman
dan anti biotik yang tepat
untuk pengobatan,
pemeriksaan kadar gula
darahuntuk mengetahui
perkembangan penyakit
Observasi
-Identifikasi penyebab 1.untuk mengetahui
gangguan integritasn penyebab kerusakan
kulit (perubahan jaringan yang
sirkulasi,prubahan status disebabkan oleh
nutrisi,penurunan perubahan penurunan
25
kelembaban,suhu,penuru mobilisasi fisik.
nan mobilitas fisik)
Teurapeutik
-Ubah posisi tiap 2 jam 1.untuk mencegah
jika tirah baring terjadinya infeksi atau
kerusakan jaringan
seperti lecet (decubitus)
-lakukan pemijatan pada 2. untuk melancarkan
area penonjolan tulang aliran darah dan
Edukasi mengurangi rasa pegal
-Anjurkan menggunakan 1.untuk menjaga
pelembab kelembaban kulit agar
tidak mudah lecet.
-Anjurkan minum air 2. untuk menjaga
yang cukup keseimbangan cairan
didalam tubuh
3 Gangguan mobilitas fisik Tujuan : Pasien dapat Dukungan ambulasi 1. Untuk mengetahui
berhubungan dengan mencapai tingkat (memfasilitasi pasien derajat kekuatan otot-
adanya ulkus di kaki. kemampuan aktivitas yang untuk meningkatkan otot kaki pasien.
optimal. aktivitas berpindah) 2. Pasien mengerti
Kriteria Hasil : pentingnya aktivitas
1. Pergerakan paien sehingga dapat
bertambah luas kooperatif dalam
2. Pasien dapat tindakan keperawatan
melaksanakan aktivitas 3. Untuk melatih otot –
sesuai dengan kemampuan otot kaki sehingg
( duduk, berdiri, berfungsi dengan baik
berjalan ). 4. Agar kebutuhan
3. Rasa nyeri berkurang. pasien tetap dapat
4. Pasien dapat memenuhi terpenuhi.
26
kebutuhan sendiri secara 5. Analgesik dapat
bertahap sesuai d membantu mengurangi
rasa nyeri, fisioterapi
untuk melatih pasien
melakukan aktivitas
secara bertahap dan
benar
Observasi
-identifikasi adanya nyeri 1.untuk menentukan
atau keluhan fisik lainnya tindakan keperawatan
yang akan dilakukan
-identifikasi toleransi 2. untuk mengetahui
fisik melakukan ambulasi kemampuan fisik klien
untuk melakukan
aktivitas.
Teurapeutik
- Fasilitas aktivasi -Untuk memenuhi
ambulasi dengan alat kebutuhan pasien selama
bantu (mis,tongkat,kruk) melakukan ambulasi.
-libatkan keluarga untuk -untuk membantu pasien
membantu pasien dalam dalam melakukan
meningkatkan ambulasi ambulasi
Edukasi
-Jelaskan tujuan dan -untuk meningkatkan
prosedur ambulasi pengetahuan pasien
tentang pentingnya
ambulasi
-anjurkan ambulasi dini -untuk mencegah
terjadinya kekakuan
terhadap otot kaki
27
-anjurkan ambulasi yang - untuk pemenuhan
sederhana mis,berjalan ambulasi pasien
dari tempat tidur ke kursi
roda, berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi)
Observasi
-Monitor asupan makanan -untuk memantau
asupan makanan pada
pasien agar dapat
memilih makanan yang
dapat dikonsumsi oleh
28
pasien
-Monitor berat badan -untuk
mempertahankan berat
badan yang ideal dan
mencegah terjadinya
obesitas
-Identifikasi kebutuhan - untuk mengontrol
kalori dan jenis nutrisi kadar kebutuhan kalori
dan jenis nutrisi
Teurapeutik
-sajikan makanan secara -makanan yang
menarik dan suhu yang menarik dapat
sesuai membantu
meningkatkan nafsu
makan pada pasien
-berikan makanan tinggi -dengan mengkonsumsi
serat untuk mencegah makanan tinggi serat
konstipasi dapat melancarkan
pola eliminasi pada
Edukasi klien
-Ajurkan posisi duduk -dengan mengajarkan
posisi duduk guna
memberikan
kenyamanan untuk
pasien
-Ajarkan diet yang di -dengan mengajarkan
programkan diet yang telah
doprogramkan guna
mempertahankan kadar
gula didalam tubuh dan
agar berat badan tetap
29
dalam batas normal
Kolaborasi
-Kolaborasi dengan ahli - untuk menentukan
gizi jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang di
butuhkan
5 Resiko syok berhubungan Tujuan : tidak terjadi syok Pencegahan syok Tujuan : tidak terjadi
dengan elektrolit Kriteria hasil penyebaran infeksi
-nadi dalam batas yang di Kriteria hasil :
harapkan 1. Tanda – tanda
-irama jantung dalam infeksi tidak ada
batas yang diharapkan 2. Tanda – tanda vital
-frekuensi nafas dalam dalam batas normal
yang diharapkan 3. Keadaan luka baik
dan kadar gula darah
normal
Observasi
-Monitor tingkat kesadaran -untuk mengetahui
dan respon pupil tingkat kesadaran pada
pasien
-monitor status cairan - untuk mengetahui
(masukan dan jumlah kebutuhan
keluaran,turgor kulit,crt) cairan dalam tubuh dan
oengeluaran cairan
dalam tubuh
Teurapeutik
6 Resiko infeksi Tujuan : tidak terjadi 1. Kaji adanya tanda – 1. pengkajian yang
berhubungan dengan penyebaran infeksi tanda penyebab infeksi tepat tentang tanda –
ketidakadekuatan tubuh Kriteria hasil : pada luka tanda penyebaran
30
1. Tanda – tanda infeksi 2. Anjurkan kepada pasien infeksi dapat
tidak ada dan keluarga untuk selalu membantu menentukan
2. Tanda – tanda vital menjaga kebersihan diri tindakan selanjutnya
dalam batas normal selama perawatan 2. kebersihan diri yang
3. Keadaan luka baik dan 3. Lakukan perawatan luka baik merupakan salah
kadar gula darah normal secara aseptik satu cara mencegah
4. Anjurkan pada pasien infeksi kuman
agar menaati diet, latihan 3. untuk mencegah
fisik, pengobatan yang kontaminasi luka dan
ditetapkan penyebaran infeksi
5 Kolaborasi dengan 4. diet yang tepat,
dokter untuk pemberian latihan fisik yang
antibiotik dan insulin. cukup dapat
meningkatkan daya
tahan tubuh,
pengobatan yang tepat,
mempercepat
kesembuhan,
memperkecil
kemungkinan terjadi
penyebaran infeksi
5: antibiotik dapat
membunuh kuman,
pemberian insulin akan
menurun kan kadar
gula dalam darah
sehingga proses
penyembuhan
Obsevasi :
Identifikasi riwayat
kesehatan dan riwayat
31
alergi
- Identifikasi status -untuk meningkatkan
imunisasi setiap derajat kesehatan
kunjungan ke dengan melakukan
pelayanan imunisasi yang telah
kesehatan diprogramkan
Teurapetik
- Berikan suntikan -untuk meningkatkan
pada bayi dibagian sistem kekebalan pada
paha anterolateral tubuh
- Jadwalkan -untuk meningkatkan
imunisasi pada derajat kesehatan
interval waktu dengan cara melakukan
yang tepat imunisasi secara
bertahap yang telah
Edukasi diprogramkan
- Jelaskan tujuan,
manfaat, reaksi -untuk meningkatkan
- Informasikan pasien
BAB III
32
TINJAUAN KASUS
Kasus 1
Terdapat ulkus ditumit kiri luas ulkus didengan diameter kurang kurang
lebih 5 cm, kedalamannya kurang lebih 1 cm, Nampak jaringan nekrotik warna
putih. Terdapat oedema di bagian kaki distal kanan kiri. Infus terpasang ditangan
kiri,rambut kotor dan bau, klien juga mengeluh selalu haus dan sering kencing.
33
A. Pengkajian
1. Identitas
Biodata Pasien
B. RiwayatPenyakit
Satu bulan sebelum masuk rumah sakit, klien kena luka di tumit kaki
kiri, namun klien tidak mengetahui penyebabnya. Mulai saat itu klien lebih
berhati-hati dan pelan-pelan saat berjalan. Dua minggu sebelum masuk rumah
sakit keluhan dirasa semakin bertambah, luka pada tumit menjadi bengkak.
Diperiksakan ke dokter praktik dan hanya diberi obat oral. Satu minggu
sebelum masuk rumah sakit keluhan pada tumit klien makin bertambah, luka
makin membengkak dan oleh cucunya luka tersebut dibuka atau diiris keluar
pusnya banyak. Klien hanya istirahat dirumah dan akhirnya karena merasa
tidak kuat dan tidak bisa mengobati luka tersebut maka oleh keluarganya klien
dibawa ke rumah sakit.
34
Klien menderita tekanan darah tinggi sudah sejak 10 tahun yang lalu.
Klien terdeteksi diabetes mellitus saat menjalani perawatan di rumah sakit ini.
Klien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
C. PemeriksaanFisik
Tanda-tanda vital
Suhu : 36,5°C
1. Kepala
2. Ektremitas
D. Pemeriksaan Penunjang
GDS: 250 mg/dl
E. Analisa data
35
No Data Fokus Etiologi Problem
.
1. DS: Hiperglikemia Gangguan perfusi
jaringan
a. klien mengatakan luka
ditumit kaki kiri tidak sembuh –
Viskositas darah
sembuh
meningkat
36
jaringan
c. Terdapat jaringan nekrotik
warna putih
DS : – Kelemahan
Resiko infeksi
37
F. Diagnosa keperawatan berdasarkanPrioritas Masalah
G. Perencanaan keperawatan
38
- Oedema tidak terjadi dan sebagainya.
menyebabkan
dan luka tidak bertambah 3.Ajarkan tentang
terjadinya
parah. modifikasi faktor-faktor
vasokontriksi
- Sensorik dan motorik resiko berupa :
pembuluh darah,
membaik. Hindari diet tinggi
relaksasi untuk
kolestrol, teknik
mengurangi efek dari
relaksasi, menghentikan
stres.
kebiasaan merokok, dan
penggunaan obat
4. pemberian
vasokontriksi.
vasodilator akan
4.Kerja sama dengan tim
meningkatkan dilatasi
kesehatan lain dalam
pembuluh darah
pemberian vasodilator,
sehingga perfusi
pemeriksaan gula darah
jaringan dapat
secara rutin dan terapi
diperbaiki, sedangkan
oksigen ( HBO ).
pemeriksaan gula
darah secara rutin
dapat mengetahui
perkembangan dan
keadaan pasien, HBO
untuk memperbaiki
oksigenasi daerah
ulkus/gangren.
2. Kerusakan Setelah dilakukan asuhan 1.Kaji luas dan keadaan 1. Pengkajian yang
Integritas keperawatan selama 3 x luka serta proses tepat terhadap luka
jaringan 24 jam diharapkan penyembuhan. dan proses
Berhubungan Tercapainya proses 2.Rawat luka dengan penyembuhan akan
Dengan penyembuhan luka. baik dan benar : membantu dalam
adanya Dengan kriteria hasil : membersihkan luka menentukan tindakan
gangren pada 1.Berkurangnya oedema secara abseptik selanjutnya.
ekstremitas sekitar luka. menggunakan larutan 2. Merawat luka
39
2. pus dan jaringan yang tidak iritatif, angkat dengan teknik aseptik,
berkurang sisa balutan yang dapat menjaga
3. Adanya jaringan menempel pada luka dan kontaminasi luka dan
granulasi. nekrotomi jaringan yang larutan yang iritatif
4. Bau busuk luka mati. akan merusak jaringan
berkurang. 3.Kolaborasi dengan granulasi yang timbul,
dokter untuk pemberian sisa balutan jaringan
insulin, pemeriksaan nekrosis dapat
kultur pus pemeriksaan menghambat proses
gula darah pemberian granulasi.
anti biotik. 3. insulin akan
4.Memberikan edukasi menurunkan kadar
tentang perawatan luka gula darah,
pemeriksaan kultur
pus untuk mengetahui
jenis kuman dan anti
biotik yang tepat
untuk pengobatan,
pemeriksaan kadar
gula darahuntuk
mengetahui
perkembangan
penyakit.
4. dengan
pengetahuan yang
baik maka pasien
mampu merawat
lukanya dengan baik
dan meningkatkan
kemandirian.
Dx Defisit Setelah dilakukan 1. Monitor kemampuan Untuk memberikan
40
.3 perawatan tindakan keperawatan pasien terhadap informasi pada
diri selama 3×24 jam, defisit perawatan diri pasien/keluarga,
berhubungan perawatan diri membaik, perawat perlu
2. Monitor kebutuhan
dengan dengan kriteria hasil: mengetahui sejauh
akan personal hygiene,
kelemahan mana informasi atau
a. Pasien mampu berpakaian, toileting dan
pengetahuan yang
memenuhi aktivitas makan
diketahui
perawatan diri secara
pasien/keluarga.
3. Beri bantuan sampai
mandiri
klien mempunyai
b. Pengetahuan pasien kemapuan untuk
tentang perawatan diri merawat diri
meningkat
4. Bantu klien dalam
memenuhi
kebutuhannya.
6. Pertahankan aktivitas
perawatan diri secara
rutin
7. Evaluasi kemampuan
klien dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
8. Berikan reinforcement
atas usaha yang
dilakukan dalam
41
melakukan perawatan
diri sehari hari.
Resiko Setelah dilakukan1. 1. 1. Pengkajian yang
Dx infeksi keperwatan selama 3x24 Kaji adanya tanda – tepat tentang tanda –
4 berhubungan jam diharapkan tidak tanda penyebaran infeksi tanda penyebaran
dengan terjadi penyebaran pada luka infeksi dapat
ketidakadeku infeksi, dengan kriteria 2. Anjurkan kepada membantu
atan tubuh hasil : pasien dan keluarga menentukan tindakan
1. Tanda – tanda infeksi untuk selalu menjaga selanjutnya
tidak ada kebersihan diri selama 2. kebersihan diri
2. Tanda – tanda vital perawatan yang baik merupakan
dalam batas normal 3. Lakukan perawatan salah satu cara
3. Keadaan luka baik dan luka secara aseptik mencegah infeksi
kadar gula darah normal 4. Anjurkan pada pasien kuman
agar menaati diet, latihan 3. untuk mencegah
fisik, pengobatan yang kontaminasi luka dan
ditetapkan penyebaran infeksi
5. Kolaborasi dengan 4. diet yang tepat,
dokter untuk pemberian latihan fisik yang
antibiotik dan insulin. cukup dapat
meningkatkan daya
tahan tubuh,
pengobatan yang
tepat, mempercepat
kesembuhan,
memperkecil
kemungkinan terjadi
penyebaran infeksi.
5. Antibiotik dapat
membunuh kuman,
pemberian insulin
42
akan menurun kan
kadar gula dalam
darah sehingga proses
penyembuhan.
43
BAB IV
PEMBAHASAN
44
BAB IV
PENUTUP
A. kesimpulan
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir
dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas ,disertai invasif kuman saprofit.
Faktor utama yang berperan pada timbulnya ulkus diabetikum adalah
angiopati, neuropati dan infeksi.
B. Saran
45
pelebaran ulkus diabetikum. Dan selalu menjaga adar gula darah dengan
menjaga pola makan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
46