SAFETY
DR.DADANG KUSNADI.,MARS
RUMAH SAKIT
KOMUNIKASI PASIEN
BENCANA
• Menurut Kohn, Corrigan & Donaldson tahun 2000, patient safety adalah tidak adanya
kesalahan atau bebas dari cedera karena kecelakaan. Keselamatan pasien (patient
safety;;) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman,
mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
• Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan
resiko.
• Meliputi: assessment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
TUJUAN
Most Common Root Causes of Errors (Akar Penyebab Kesalahan yang Paling Umum):
a. Communication problems (masalah komunikasi)
b. Inadequate information flow (arus informasi yang tidak memadai)
c. Human problems (masalah manusia)
d. Patient-related issues (isu berkenaan dengan pasien)
e. Organizational transfer of knowledge (organisasi transfer pengetahuan)
f. Staffing patterns/work flow (pola staf/alur kerja)
g. Technical failures (kesalahan teknis)
h. Inadequate policies and procedures (kebijakan dan prosedur yang tidak
memadai) [AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality) Publication, 2003]
•
UJIAN DITEMPUH DGN KESABARAN
Justru itu segala ujian daripada Allah S.W.T ini haruslah kita
tempuh dengan penuh kesabaran agar ia dapat mendekatkan
TUJUH STANDAR
Standarnya adalah RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung
jawab pasien dalam asuhan pasien. Kriterianya adalah keselamatan dalam pemberian
pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien adalah partner dalam proses
pelayanan. Karena itu, di RS harus ada sistim dan mekanisme mendidik pasien &
keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien & keluarga dapat:
• a. Memberikan info yang benar, jelas, lengkap dan jujur
• b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
• c. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
• d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
• e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS
• f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
• g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati
STANDAR
Tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS (berdasarkan KKP-RS No.001-VIII-2005) sebagai panduan
bagi staf Rumah Sakit
• a) Bangun kesadaran akan nilai keselamatan Pasien, “ciptakan kepemimpinan & budaya yang
terbuka dan adil”
Bagi Rumah sakit:
• a. Kebijakan: tindakan staf segera setelah insiden, langkah kumpul fakta, dukungan kepada staf,
pasien, keluarga
• b. Kebijakan: peran & akuntabilitas individual pada insiden
• c. Tumbuhkan budaya pelaporan & belajar dari insiden
• d. Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian KP
Bagi Tim:
• a. Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden
• b. Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi yang tepat
Bangun Komitmen
Pimpin dan dukung staf anda, “bangunlah komitmen & focus yang kuat & jelas tentang KP di RS anda”
Bagi Rumah Sakit:
• a. Ada anggota Direksi yang bertanggung jawab atas KP
• b. Di bagian-bagian ada orang yang dapat menjadi “Penggerak” (champion) KP
• c. Prioritaskan KP dalam agenda rapat Direksi/Manajemen
• d. Masukkan KP dalam semua program latihan staf
Bagi Tim:
• a. Ada “penggerak” dalam tim untuk memimpin Gerakan KP
• b. Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP
• c. Tumbuhkan sikap ksatria yang menghargai pelaporan insiden
• c) Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko, “kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko,
serta lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial bermasalah”
Kebijakan
Bagi Tim:
• a. Diskusi isu KP dalam forum-forum, untuk umpan balik
kepada manajemen terkait
• b. Penilaian risiko pada individu pasien
• c. Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap
risiko, & langkah memperkecil risiko tersebut.
• d) Kembangkan sistem pelaporan, “pastikan staf Anda agar
dengan mudah dapat melaporkan kejadian/insiden serta RS
mengatur pelaporan kepada KKP-RS”
Bagi Rumah Sakit
Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan pasien, “dorong staf anda untuk
melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul”
Bagi Rumah Sakit:
• a. Staf terlatih mengkaji insiden secara tepat, mengidentifikasi sebab
• b. Kebijakan: kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA) atau
Failure Modes & Effects Analysis (FMEA) atau metoda analisis lain, mencakup semua
insiden & minimum 1 x per tahun untuk proses risiko tinggi
Bagi Tim:
• a. Diskusikan dalam tim pengalaman dari hasil analisis insiden
• b. Identifikasi bagian lain yang mungkin terkena dampak & bagi pengalaman tersebut
Pencegahan Cedera
• g) Cegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan pasien, “Gunakan informasi
yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan”
Bagi Rumah Sakit:
• a. Tentukan solusi dengan informasi dari sistem pelaporan, asesmen risiko, kajian
insiden, audit serta analisis
• b. Solusi mencakup penjabaran ulang sistem, penyesuaian pelatihan staf & kegiatan
klinis, penggunaan instrumen yang menjamin KP
• c. Asesmen risiko untuk setiap perubahan
• d. Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh KKPRS-PERSI
• e. Umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil atas insiden
Bagi Tim
Bagi Tim:
• a. Kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman
• b. Telaah perubahan yang dibuat tim & pastikan pelaksanaannya
• c. Umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yang
dilaporkan
SEMBILAN SOLUSI
2. Identifikasi Pasien
Kegagalan yang meluas dan terus menerus untuk mengidentifikasi pasien
secara benar sering mengarah kepada kesalahan pengobatan, transfusi
maupun pemeriksaan; pelaksanaan prosedur yang keliru orang; penyerahan
bayi kepada bukan keluarganya, dsb.
Rekomendasi ditekankan pada metode untuk verifikasi terhadap identitas
pasien, termasuk keterlibatan pasien dalam proses ini; standardisasi dalam
metode identifikasi di semua rumah sakit dalam suatu sistem layanan
kesehatan; dan partisipasi pasien dalam konfirmasi ini; serta penggunaan
protokol untuk membedakan identifikasi pasien dengan nama yang sama.
Langkah Ketiga