Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA WANITA

MENOPAUSE DI RW 04 DESA BATUJAJAR TIMUR

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Sarjana Pendidikan
Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur Cimahi

AGAM ISMAIL NUGRAHA


C.0105.16.002

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
CIMAHI
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menopause menurut WHO (World Health Oranization) didefinisikan berhentinya siklus
menstruasi untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi sebagai akibat
dari hilangnya aktivitas folikel ovarium. Menopause diartikan sebagai tidak dijumpainya
menstruasi selama 12 bulan berturut-turut dimana ovarium secara progresif telah gagal dalam
memproduksi estrogen. Jumlah folikel yang mengalami atresia terus meningkat, hingga pada
suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Kini wanita Indonesia rata-rata memasuki
masa menopause pada usia 50 tahun. Tetapi sebagian ada yang mengalami pada usia lebih awal
atau lebih lanjut. Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan
umum, dan pola kehidupan..
Menopause dan ketuaan merupakan kenyataan yang harus dihadapi wanita. Cepat
atau lambat masa tersebut akan datang sehingga setiap wanita diharapkan mempersiapkan
diri sebaik mungkin, baik secara fisik maupun mental dalam menghadapi dan menjalani
masa menopause. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada
perempuan dengan rentang usia 40 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi
perempuan karena berkaitan dengan keadaan fisik dan kejiwaanya. Selain perempuan
mengalami stress fisik dapat juga mengalami stress psikologi yang mempengaruhi
keadaan emosi dalam menghadapi hal normal sebagaimana yang di alami oleh semua
perempuan (Baziad,2013).
Menopause merupakan suatu masa transisi alamiah yang di alami oleh setiap
wanita saat dia bertambah umur, dimana perdarahan haidnya berhenti sama sekali.
Sebelum haid berhenti sebenarnya pada diri seorang wanita telah terjadi suatu perubahan
pada tubuh baik secara fisik maupun mental. Usia saat seseorang akan memasuki
menopause disebut usia premenopause (Wiknjosastro,2012)
Menopause adalah hal alami yang terjadi pada setiap wanita. Sebagian orang
beranggapan bahwa menopause adalah hal yang menyenangkan, dan sebagian lagi
menganggap bahwa menopause adalah kesedihan karena kehilangan masa produktif.
Istilah menopause berarti masa berhentinya menstruasi. Masa ini adalah tahap normal
kehidupan dimana setiap wanita akan melaluinya antara umur 40 sampai 60 tahun. Rata-
rata menopause dimulai pada usia 52 tahun. Kebanyakan wanita memasuki periode
perimenopause tiga sampai lima tahun lebih awal dari menopause sebenarnya (Life
challenges, 2007).
Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan
mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut
(chaplin,2005). Kecemasan adalah suatu keadaan emosional, yang mempunyai ciri
rangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan bahwa
suatu yang buruk akan terjadi (Nevid, Rathus & Greene, 2005) Kecemasan adalah bentuk
ketidakberanian ditambah kerisauan terhadap hal-hal yang tidak jelas (Kartono,2000)
Cemas merupakan reaksi terhadap persepsi adanya bahaya baik yang nyata
maupun yang hanya dibayangkan (Brunner & Suddarth, 1996). Rasa khawatir, gelisah,
takut, was-was, tidak tentram, panik dan sebagainya merupakan gejala umum akibat
cemas. Sering kali cemas menimbulkan keluhan fisik berupa berdebar-debar, berkeringat,
sakit kepala, bahkan gangguan fungsi seksual dan lain-lain (Sinar Harapan, 2003).
Kecemasan pada masa menopause dapat dinyatakan sebagai adanya perasaan
terganggu dengan hadirnya berbagai macam gejala yang ternyata kondisi masa
menopause. Contesha dan idrus (2014) menemukan bahwa gejala ansietas yang lebih
berat banyak di temukan pada masa menopause (7,7%) dibandingkan dengan masa
klimakterium awal (5,8%) dan masa klimakterium akhir (1,9%). Gejala ansietas yang
lebih berat banyak ditemukan pada wanita yang memiliki tingkat pendidikan rendah,
tidak bekerja, dan status ekonomi rendah.
Bagi wanita menopause sendiri, kecemasan adalah perasaan yang sering dialami
manusia sepanjang hidupnya (Husodo, 1988). Kecemasan muncul sebagai gejala yang
normal, dapat pula sebagai gejala yang normal, dan gejala yang menyertai gangguan jiwa,
juga bisa muncul sebagai sindrom yang disebut sebagai proses atau cemas (Salan, 1997).
Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui,
interval, samar-samar atau konfliktual. Kecemasan merupakan perasaan individu dan
pengalaman subyektif yang tidak diamati secara langsung dan perasaan tanpa obyek yang
spesifik dipacu oleh ketidaktahuan dan didahului oleh pengalaman baru (Stuart &
Sundeen, 1995).
Konsep diri merupakan hal-hal yang dipersepsikan oleh individu ataupun
bagaimana individu memandang tentang dirinya, konsep-konsep dan evaluasi mengenai
dirinya sendiri, termasuk gambaran dari orang lain terhadap individu yang dirasakan dan
gambaran tentang individu yang di inginkan, yang di dapat dari pengalaman dan
evaluasi lingkungan sekitar (Burns,1993 hlm 13). Bila seseorang mengungkapkan
konsep diri yang negatif dalam dirinya maka ia akan sulit menerima dirinya sendiri hal
ini didukung oleh pernyataan marliani (2015) bahwa perkembangan konsep diri yang
buruk akan mengakibatkan penolakan diri.
Konsep diri berperan penting dalam menentukan arah pikiran, keyakinan dan
pandangan seseorang karena kosep diri pada dasar nya mempengruhi seseorang untuk
berhunbungan dengan orang lain. Apabla konsep diri pada seseorang terganggu maka
dapat menimbulkan kecemasan (Stuart, 2007).
Wanita menopause dengan konsep diri positif, dia mampu menghadapi berbagai
perubahan tersebut dan bersikap positif terhadap diri nya ataupun lingkungan nya.
Berbeda dengan wanita menopause dengan konsep diri negatif yan tidak memilki
konsep diri yang utuh, maka selalu di ombang ambingkan dengan ketidak pastian, sikap
ragu-ragu, rendah diri (Ardianti, 2017).
WHO memperkirkan jumlah wanita usia 50 tahun ke atas di perkirakan akan
meningkat dari 500 juta pada saat ini menjadi 1 miliyar pada tahun 2030.
Di Asia, masih menurut data WHO (2010), pada tahun 2025 jumlah wanita
menopause akan melonjak dari 107 juta jiwa akan menjadi 372 juta jiwa. Perkiraan
menunjukan akan terdapat sekitar 30 – 40 juta wanita dari seluruh jumlah penduduk
Indonesia yang sebesar 240 -250 juta jiwa pada tahun 2010.
Jumlah lansia di indonesia diperkirakan pada tahun 2020 menjadi 29,1 juta dan
pada tahu 2025 menjadi 36 juta jiwa. Dilihat dari angka harapan hidup (AHH) lansia di
indonesia meningkat dari 68,5 tahun pada tahun 2006 menjadi 69,65 tahun pada tahun
2011. Menurut profil kesehatan RI dalam komnas lansia (2010) pada tahun 2020 proporsi
penduduk lansia adalah 7,18% pada tahun 2010 jumlah penduduk lansia sebanyak 7,59%
dari jumlah seluruh penduduk di dunia (apriyani,2015)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat Tahun 2020
Hasil sensus penduduk tahun 2020 di jawa barat jumlah penduduk 46.497.175 .
berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan ( KEMENKES) jumlah wanita usia lanjut
usia di jawa barat adalah 177,476 jiwa dan jumlah wanita menopause adalah 90,974. Di
Desa Batujajar Tahun 2020 memiliki jumlah penduduk 97,888 yang terdiri dari laki-laki
49,590 dan 48,298 wanita, Jumlah wanita menopause 5,143 jiwa. Di RW 04 Desa
Batujajar Timur tahun 2020 memiliki jumlah penduduk 1,578 jiwa jumlah wanita
menopause 85 jiwa.
Berdasarkan hasil Studi Pendahuluan di RW 04 Desa Batujajar Timur yang
dilakukan melalui wawancara kepada 10 wanita menopause di RW 04 Desa Batujajar
Timur didapatkan hasil bahwa 4 diantaranya telah menerima masa menopause, karena
mereka menganggap sebagai proses alami. Ada 6 orang yang merasa khawatir pada fase
menopause karena merasa ada yang kurang dalam dirinya, mereka juga merasa khawatir
adanya perubahan-perubahan yang terjadi, mereka mengatakan selama mengalami
menopause banyak hal yang mengalami perubahan misalnya mudah cemas, dan sulit
tidur, serta tidak percaya diri.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Konsep Diri dengan Tingkat Kecemasan Pada Wanita
Menopause di RW 04 Desa Batujajar Timur”

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Apakah ada Hubungan Konsep Diri
dengan Kecemasan pada Wanita Menopause di RW 04 Desa Batujajar Timur?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Konsep Diri dengan tingkat kecemasan pada wanita
menopause di RW 04 Desa Batujajar Timur
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Konsep Diri Wanita Menopause di RW 04 Desa Batujajar Timur
b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan wanita menopause di RW 04 Desa Batujajar
Timur
c. Untuk mengetahui hubungan konsep diri dengan tingkat kecemasan wanita menopause di
RW 04 Desa Batujajar Timur
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan sumber referensi bagi
peneliti selanjutnya, serta dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu keperawatan
khususnya tentang hubungan konsep diri dengan kecemasan dalam menghadapi menopause,
sehingga dapat digunakan sebagai bahan perbaikan maupun peningkatan.
1. Manfaat praktik
a. Bagi Wanita
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi wanita sebagai bahan
informasi dan wawasan tentang menopause sehingga mereka dapat lebih siap dalam
menghadapi menopause.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitianini diharapkan dapat menjadi sumbangan literature, bahan
referens, dan dokumentasi untuk penelitian tentang hubungan konsep diri dengan
kecemasan pada wanita menopause di perpustakaan STikes Budi Luhur Cimahi sehingga
dapat berguna bagi mahasiswa khususnya dan pembaca pada umumnya.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini dilaksanakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti
tentang hubungan konsep diri dengan kecemasan dalam menghadapi menopause.
d. Bagi Peneliti Berikutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk melakukan
penelitian tentang hubungan konsep diri dengan kecemasan dalam menghadapi
menopause.

Anda mungkin juga menyukai