Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PASANGAN DAN KELUARGA TERHADAP


KESEHATAN MENTAL PEREMPUAN, TUGAS KELUARGA DI BIDANG
KESEHATAN, PERAN AYAH

Ditulis Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Psikologi Kehamilan, Persalinan,
Nifas

Dosen Pengampu:

Musmundiroh, SST, M. KES

Disusun Oleh :

1) Melina Safitri (020619032)

Program Studi S1 Kebidanan

INSTITUT MEDIKA Drg.SUHERMAN


Jl. Industri Pasir Gombong, Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat

Telp. 021 89111110, Fax. 021 8905196

www.stikesmedikacikarang.ac.id
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas akhir dari mata kuliah Psikologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dengan judul “PERAN DAN
TANGGUNG JAWAB PASANGAN DAN KELUARGA TERHADAP KESEHATAN MENTAL
PEREMPUAN, TUGAS KELUARGA DI BIDANG KESEHATAN, PERAN AYAH”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen PSIKOLOGI
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFASkami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Cikarang, 11 Mei 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Ibu Cemas


2. Apa Saja Penyebab Terjadinya Ibu Cemas
3. Apa Saja Cara Megatasi Agar Ibu Tidak Cemas

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

1.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan yang disertai dengan meningkatnya
ketegangan fisiologis. Dalam teori pembelajaran dianggap sebagai suatu dorongan yang menjadi perantara
antara suatu situasi yang mengancam dan perilaku menghindar (Davidson,et al., 2010). Kecemasan termasuk
hal yang normal dan wajar terjadi pada manusia. Hal tersebut dapat mempengaruhi perasaan seseorang,
pikiran, dan perilaku (Haring, Michelle,et al., 2013). Kecemasan lebih sering dialami oleh wanita dalam
kehidupannya sekitar 30%, dibandingkan dengan laki-laki hanya sekitar 19% (Haring, Michelle,et al., 2013).

Rasa cemas selama persalinan kala I disebabkan oleh ketakutan melahirkan. Takut akan peningkatan
nyeri, takut akan kerusakan atau kelainan bentuk tubuhnya seperti episiotomi, ruptur, jahitan ataupun seksio
sesarea, serta ibu takut akan melukai bayinya. Faktor pengetahuan ibu dalam menghadapi persalinan
merupakan faktor yang sangat penting mempengaruhi lancar tidaknya proses kelahiran.

Kecemasan muncul pada ibu trimester ketiga (28-40 minggu) mulai saat menjelang persalinan. Selain itu,
trimester ketiga ini adalah banyaknya resiko tinggi yang kemungkinan terjadinya kelahiran secara prematur
sehingga dapat menyebabkan kecemasan yang tinggi pada ibu primigravida (Wulandari, 2006 dalam
Handayani. R, 2015).

Data dari World Health Organization terdapat 200 juta wanita hamil yang mengalami macam-macam resiko
kehamilan setiap tahunnya. Macam-macam resiko kehamilan antara lain perdarahan, infeksi, dan eklamsi
sebanyak 40%, sedangkan 15% wanita hamil mengalami kecemasan (WHO, 2008).

B. Rumusan Masalah
4. Apa Yang Dimaksud Dengan Ibu Cemas
5. Apa Saja Penyebab Terjadinya Ibu Cemas
6. Apa Saja Cara Megatasi Agar Ibu Tidak Cemas

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Ibu Hamil
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Yang Penyebab Ibu Cemas
3. Untuk Mengetahui Apa Saja Cara Mengatasi Ibu Agar Tidak Cemas

BAB II

PEMBAHASAN

A. Apa Yang Dimaksud Ibu Cemas

Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan yang disertai dengan meningkatnya
ketegangan fisiologis. Dalam teori pembelajaran dianggap sebagai suatu dorongan yang menjadi perantara
antara suatu situasi yang mengancam dan perilaku menghindar (Davidson,et al., 2010). Kecemasan termasuk
hal yang normal dan wajar terjadi pada manusia. Hal tersebut dapat mempengaruhi perasaan seseorang,
pikiran, dan perilaku (Haring, Michelle,et al., 2013). Kecemasan lebih sering dialami oleh wanita dalam
kehidupannya sekitar 30%, dibandingkan dengan laki-laki hanya sekitar 19% (Haring, Michelle,et al., 2013).

Ibu mengalami gangguan psikologi dalam perjalanan persalinan kala 1 yaitu kecemasan, dimana
menurut Mc Nerney and Grenberg menyebutkan kecemasan merupakan sebagai reaksi fisik, mental,
kimiawi dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan dan
merisaukan seseorang (Nolan, 2003).

Efek dari kecemasan dalam persalinan dapat mengakibatkan kadar katekolamin yang berlebihan pada
Kala 1 menyebabkan turunnya aliran darah ke rahim, turunnya kontraksi rahim, turunnya aliran darah ke
plasenta, turunnya oksigen yang tersedia untuk janin serta dapat meningkatkan lamanya Persalinan Kala 1
(Simkin, 2007).

Informasi tentang kesehatan mempengaruhi seseorang dalam hal upaya mengatasi kecemasan dalam
menghadapi persalinan kala I yang disebabkan karena tidak atau kurangnya memperoleh informasi yang
kuat. Akibat yang dapat terjadi bila ibu tidak dapat mengetahui persalinan kala I maka ibu akan merasa
cemas dan gelisah, kalau ibu sudah punya pengetahuan mengenai hal ini, biasanya ibu akan lebih percaya
diri menghadapinya (Hawari, 2006).

Pendamping persalinan merupakan faktor pendukung dalam lancarnya persalinan, karena efek perasaan
wanita terhadap persalinan yang berbeda berkaitan dengan persepsinya orang yang mendukung, dari orang
terdekat dapat mempengaruhi kecemasan ibu. Setelah melalui banyak penelitian kehadiran suami memberi
dukungan kepada istri membantu proses persalinan karena membuat istri lebih tenang. Faktor psikis dalam
menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi lancar tidaknya proses persalinan
(Musbikin, 2007).

B. Apa Saja Penyebab Terjadinya Ibu Cemas


Penyebab kecemasan. Terjadinya perubahan fisik yang dialami ibu dengan terjadinya perubahan
kardiovaskuler, pernafasan, neuromuskular, Gastrointestinal, saluran perkemihan dan kulit (Stuart, 1998).
Adapun dalam hasil penelitian Susiaty selain usia kehamilan penyebab kecemasan dapat dihubungkan
dengan usia ibu yang memberi dampak terhadap perasaan takut dan cemas yaitu di bawah usia 20 tahun
serta di atas 31 - 40 tahun karena usia ini merupakan usia kategori kehamilan beresiko tinggi dan seorang
ibu yang berusia lebih lanjut akan menanggung resiko yang semakin tinggi untuk melahirkan bayi cacat
lahir dengan sindrom down (Susiaty, 2008)

Salah satu yang paling dicemaskan oleh ibu hamil dan pasangannya selama kehamilan adalah bagaimana
mereka tahu bahwa persalinan telah dimulai. Sebagian besar wanita hamil mencemaskan nyeri persalinan.
Media massa sering menggambarkan persalinan yang lama, sangat menyakitkan, bahkan berbahaya.
Bayangan akan rasa nyeri membuat beberapa calon ibu menjadi begitu takut sehingga bulan-bulan terakhir
dari kehamilannya terbuang sia-sia (Nolan, 2003).

Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin serta bayi baru lahir sejak lama telah menjadi
masalah, khusunya di negaranegara berkembang. Sekitar 25-50% kematian perempuan usia subur
disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Kematian saat melahirkan menjadi
penyebab utama mortalitas perempuan pada masa puncak produktifitasnya World Health Organization
(WHO) memperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta kehamilan diseluruh dunia.

Selama kehamilan, ibu mengalami perubahan fisik dan psikis yang terjadi akibat ketidak seimbangan
hormon progesteron dan estrogen yaitu hormon kewanitaan yang ada di dalam tubuh ibu sejak terjadinya
proses kehamilan, untuk itu seorang ibu hamil harus mempersiapkan fisik dan psikologisnya selama proses
kehamilan dan persalinan agar berjalan sesuai dengan harapan (Kartini, 2006).

wanita khawatir mengenai apakah meraka dan bayinya akan melewati persalinan dengan selamat dan
91% wanita khawatir tentang badan mereka ketimbang kesehatan mereka selama kehamilan. Gejala
kecemasan dapat dikelompokkan menjadi beberapa keadaan seperti gelisah, sakit kepala, gemetar, tidak
dapat santai, kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar (palpitasi), sesak nafas, keluhan
lambung, pusing, mulut kering, dan sebagainya (Maslim,2001). Untuk menghilangkan rasa cemas tersebut
harus di tanamkan kerja sama antara pasien dengan tenaga kesehatan dan diberikan informasi kepada ibu
hamil selama kehamilan (Dahro, 2008).

Mengidentifikasi tingkat kecemasan menurut faktor internal (kepercayaan tentang persalinan, perasaan
menjelang persalinan) dan faktor eksternal (informasi dari tenaga kesehatan, dukungan suami) penyebab
dari kecemasan; Menganalisis perbedaan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan antara
primigravida dan multigravida.

Faktor-faktor penyebab timbulnya kecemasan pada ibu hamil baik itu primigravida dan multigravida
dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dimana pada faktor internal dibagi menjadi 2
kategori, yaitu Kepercayaan tentang persalinan, Perasaan menjelang persalinan. Untuk faktor eksternal
dibagi menjadi 2 kategori, yaitu : Informasi dari tenaga kesehatan, Dukungan suami.

Kepercayaan tentang persalinan berkaitan dengan rasa percaya responden dalam menanggapi cerita
tentang persalinan dari orang lain atau mitos yang ada di daerahnya tersebut. Kepercayaan tentang
persalinan ini dibagi menjadi 2 penilaian, yaitu Percaya dan Tidak percaya

penyebab kecemasan dan ketakutan yang terjadi pada ibu hamil preeklampsia menjelang persalinan
antara lain: kecemasan terhadap diri sendiri yang meliputi: takut mati, takut berpisah dengan bayi, cemas
terhadap kesehatan, cemas terhadap rasa nyeri saat persalinan, kemungkinan komplikasi saat hamil atau
bersalin, khawatir tidak segera mendapat pertolongan dan perawatan saat melahirkan. Kecemasan tidak
langsung berhubungan dengan kehamilan dan persalinan, seperti: takut suami tidak hadir saat persalinan,
takut beban hidup semakinberat dan takut akan tanggung jawab sebagai ibu.

C. Apa Saja Cara Mengatasi Agar Ibu Tidak Cemas


1. Tenangkan diri
Meski terdengar sulit, cobalah untuk tetap santai dan jangan berpikiran yang tidak-tidak. Tak
perlu memaksakan diri, justru orang yang mencoba menekan pikiran dan perasaan mereka
akhirnya malah akan menjadi lebih tertekan. orang yang menerima dan tetap tenang memiliki
tingkat depresi yang lebih rendah dan kurang stres. Karenanya, ketika sedang dalam kondisi
tertekan ingatlah untuk jangan terjebak dalam perasaan cemas dan tetap positif.
Cemas memang reaksi alami ketika dilanda stres. Tidak jarang, cemas menimbulkan efek
tidak nyaman pada tubuh yakni berkeringat, tangan menjadi dingin, sakit perut,kepala
menjadi tegang, pandangan kabur.

2. Curhat ke orang lain


Meluapkan perasaan pada orang yang dipercaya juga bisa mengurangi kecemasan. Curhat
dengan suami, sahabat, atau pada orang tua bisa membuat hati ibu hamil tenang dan nyaman.

3. Istirahat

Sadar atau tidak, kurang tidur bisa membuat ibu hamil stres dan cemas. Karenanya, usahakan
untuk mencukupi kebutuhan tidur dan istirahat yang banyak.

4. Berkomunikasi dengan bayi

Kecemasan dan stres yang dialami ibu hamil bisa hilang dengan meningkatkan bonding


dengan bayi. Ibu bisa lebih sering berbicara dengan si kecil dan mengajaknya bercerita.
Meski bayi belum bisa merespon, cara ini dipercaya bisa menenangkan ibu saat tekanan
datang
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari kesimpulan yang didapat maka saran yang mungkin dapat dilakukan oleh masyarakat dan instansi
terkait adalah bahwa sebaiknya perencanaan kehamilan/persalinan sangat penting dilaksanakan pada usia
20–35 tahun, agar ibu merasa lebih siap untuk menghadapi kehamilan dan persalinan nanti tanpa ada rasa
cemas yang dapat mempengaruhi kondisinya dan juga perkembangan janinnya. Selain itu sebaiknya ibu
hamil mampu untuk mengatasi rasa cemasnya secara mandiri dengan cara control pernafasan yang baik,
melakukan relaksasi, mengeluarkan semua keluhan kehamilan kepada suami/keluarga, pendekatan agama,
pendekatan keluarga, dan senam hamil.
DAFTAR PUSTAKA

Melida Nur Fauziah, Kumboyono, Ahsan. (2018). HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KLUARGA DALAM KESEHATAN
DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTIFITAS SEHARI HARI. J.K MESENCEPHALON, VOL.3,
NO 3, APRIL 2018, HLM. 158-164 , 158-164.

Mulia Madepan. (2018). PELAKSANAAN TUGAS KELUARGA DI BIDANG KESEHATAN: MENGENAL MASALAH
HIPERTENSI TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI KELURAHAN TIMBANGAN KECAMATAN
INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR. ADI HUSADA NURSING JOURNAL, VOL.4, NO.2, DESEMBER 2018,
42.

Nida Syarifatun. (2014). PERAN AYAH TERHADAP PERILAKU MORAL ANAK. Jurnal Psikologi, Volume 11 Nomor 4,
November 2014, 11.

Shodiqoh Roisa Eka, Syahrul Fahriani. (2014). PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN
ANTARA PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA. Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 2 Nomor 1, Januari
2014, hlm. 141-150, 141-150.

Trisiani Desi, Hikmawati Rima. (3). HUBUNGAN KECEMASAN IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI
RSUD MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG. JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.I, NO.3, 2016, 2016.

Widyastut Cahyani,Anggorowati,Apriana Rista . (2013). HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSALINAN KALA
I DENGAN KECEMASAN PERSALINAN KALA I PADA IBU BERSALIN DI RSIA. Jurnal Keperawatan Indonesia,
Volume 16 No.1, Maret 2013, hal 18-24, 18-24.

Anda mungkin juga menyukai