Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Askeb Pranikah
Assalammu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Peran Bidan dalam Mengatasi Gangguan Mental pada Ibu Hamil” ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, dan juga penulis berterima kasih
kepada Ibu Galuh, selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Pranikah yang telah
memberikan tugas ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai gangguan mental pada ibu hamil. Penyusun juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu, penyusun berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya
penyusun mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Terima Kasih
Wassalammu’alaikum Wr.Wb
Yogyakarta, 17 Maret 2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan jiwa yang dialami ibu hamil merupakan masalah yang
belum dapat teratasi dengan baik di negara dengan pendapatan rendah. Prevalensi
kesehatan jiwa prenatal berkisar 10% - 15% tergantung tempat, metode penelitian
dan alat ukur yang digunakan. Masalah mental merupakan suatu penyakit umum
yang sering dijumpai pada saat kehamilan. Banyak wanita hamil yang mengalami
masalah mental yang tidak terdiagnosis dan tidak terobati. Karena kemungkinan
mereka takut akan efek teratogen obat terhadap perkembangan janin yang
dikandung. Masalah jiwa yang biasanya sering terjadi yaitu masalah kecemasan,
skizofrenia dan gangguan mood (Sukandar, 2009). Sejumlah perubahan fisik dan
psikologis yang terjadi selama kehamilan dapat merangsang perkembangan masalah
psikologis seperti kecemasan dan depresi. Jika tenaga kesehatan dapat mengenali
gejalanya, maka dapat dicegah dengan memasukkan pasien ke unit antenatal untuk
mempermudah manajemen depresi antenatal dan gangguan kecemasan (Marquesim
et al. 2015 ; Gourounti et al, 2015). Kecemasan atau anxiety adalah suatu sinyal
yang menyadarkan, memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan
memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman dari
perubahan dan pengalaman dari sesuatu yang baru yang belum pernah dicoba
(Kaplan & Sadock, 2010). Kecemasan selama kehamilan adalah masalah kesehatan
masyarakat yang utama karena prevalensinya tinggi. World Health Organization
(WHO) memperkirakan bahwa gangguan depresi dan anxiety akan menjadi
penyebab utama beban penyakit global pada tahun 2020 (Sukandar, 2008 ; Niloufer
et al, 2012).
Wanita yang sedang hamil mungkin akan mengalami kecemasan tentang
berbagai masalah dari satu trimester ke trimester berikutnya. Selama kehamilan
khususnya pada kehamilan pertama atau biasanya disebut dengan primigravida.
Seorang ibu primigravida mengingat kembali tentang masa awal perkembangannya
sendiri. (Kaplan & Sadock, 2011; Cunningham et al, 2013). Saat kehamilan
memasuki trimester ketiga menjelang persalinan kecemasan berhubungan dengan
kelahiran bayi. Dengan lahirnya seorang bayi, maka orang tua harus dapat
mempersiapkan diri dan dapat melakukan perawatan pasca kelahiran. Pada
umumnya primigravida akan cenderung lebih cemas dibandingkan multigravida.
Multigravida adalah wanita yang telah mengalami kehamilan lebih dari satu kali.
Hal ini terjadi karena multigravida sudah memiliki pengalaman yang cukup tentang
persalinan, sehingga sudah mengetahui tanda-tanda persalinan (Jeyanthi & Kavitha,
2008; Putranti, 2014). Terdapat hubungan yang kuat antara ibu dengan kecemasan
pada kehamilan trimester ketiga dan berbagai masalah perkembangan janin seperti
oligohidramnion, IUGR, berkurangnya plasenta perfusi, dan persalinan premature.
Efek dari kecemasan yang tinggi dirasakan oleh wanita hamil trimester ketiga.
Wanita yang mengalami kecemasan berat dapat melahirkan bayi yang lebih kecil
(Sabria et al, 2015; Hosseini et al, 2009).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Pengertian Kehamilan
2. Proses Kejiwaan pada Kehamilan
3. Pengertian Kecemasan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kehamilan
2. Untuk mengetahui proses kejiwaan pada kehamilan
3. Untuk mengetahui pengertian kecemasan pada ibu hamil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Definisi
hormon. Selain itu, ibu yang menjalani kehamilan dengan kasus khusus,
seoprang wanita yang sudah pernah hamil dua kali atau lebih (Bobak,
2005).
Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang
1994)
300 hari dengan perhitungan yang terbagi atas triwulan I (0-12 minggu
a. Trimester I
yang merupakan gejala hamil muda. Pada keadaan yang agak berat, dia
lebih parah mencoba untuk bunuh diri. Manifestasi lain yaitu ibu hamil
besar, terasa gerakan janin, dan dokter telah mendengar suara denyut
c. Trimester III
jawab sebagai ibu pada pengurusan bayi yang akan dilahirkan. Ada 3
lalu.
B. Kecemasan
1. Definisi
menyenangkan, agar tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan
terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah
yang khas dan akan datang berulang bagi seseorang tertentu. Perasaan ini
dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat
berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besar.
Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah (Kaplan dan
Sadock, 2007)
spesifik(Sundeen, 1998)
2. Penyebab kecemasan
a. Gejala Psikologik
b. Gejala Fisik
pusing, ketegangan otot, mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa
seperti rasa sesak nafas, rasa sakit didada, kadang-kadang merasa harus
kaki dan tangan tidak dapat diam ada perasaan harus bergerak terus-
kadang-kadang ada
gagap dan banyak keluhan yang spesifik untuk penyakit tertentu.
a) Teori Psikologis
1) Teori Psikoanalitik
2) Teori Perilaku
internal
dengan meniru respon kecemasan orang tuanya.
3) Teori Eksistensial
eksistensi tersebut.
b) Teori Biologis
2) Neurotransmiter
gammaaminobutyric acid
3) Penelian Genetika
a. Gangguan panik
Ada dua kriteria gangguan panik yaitu panik tanpa agorafobia dan
b. Gangguan Fobik
c. Gangguan Obsesif-Kompulsif
respon terhadap stres fisik maupun mental yang luar biasa dan
6. Tingkat kecemasan
a. Cemas ringan
b. Cemas sedang
orang lain.
d. Cemas panik
rasional cemas ini jika berlangsung tents menerus dalam waktu yang
7. Pengukuran kecemasan
Scale for Anxiety (HRS) yang terdiri dari 14 kelompok gejala yang
diberi
penilaian antara 0-4 dengan penelitian berikut:
2 = gejala
sedang 3 =
gejala berat
Penilaian atau pemakaian alat ukur ini dilakukan oleh dokter atau tenaga
Adapun hal-hal yang dinilai dalam alat ukur HRS-A ini adalah sebagai
(perkemihan dan kelamin), gejala autonom dan tingkah laku. Dari semua
gejala kecemasan dijumlahkan (Total Score).
8. Akibat kecemasan
yaitu mengenai keadaan jalan lahir dan bayi yang akan dilahirkan. Hal
ibu hamil itu sendiri. Banyak wanita takut akan nyeri persalinan atau
a. Partus prematurus
b. Nyeri persalinan
A. SIMPULAN