Anda di halaman 1dari 64

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

DI PMB DEDE ASMARA KABUPATEN CIAMIS

KASUS KOMPREHENSIF
Diajukan Guna Menyusun Laporan Tugas Akhir

Oleh :
TIRA SEYUDHIANTI
NIM. 1702277026

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS
2020

i
Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif di PMB Dede Asmara
Kabupaten Ciamis
Nama : Tira Seyudhianti
NIM : 1702277026

PERSETUJUAN

Kasus Komprehensif ini telah memenuhi persyaratan dan disetujui oleh


pembimbing Program Studi D3 Kebidanan
Untuk Seminar Kasus Komprehensif
Pada tanggal

Pembimbing I,

Sri Utami Asmarani, SST., M.KM TTD


NIK. 0432779114096

Pembimbing II,

Aulia Ridla Fauzi, M.Keb TTD


NIK. 0432778915098

Mengetahui
Ketua Program Studi D3 Kebidanan

Neli Sunarni, SST.,M.Keb


NIK. 0432778105033

i
Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif di PMB Dede Asmara
Kabupaten Ciamis
Penyusun : Tira Seyudhianti
NIM : 1702277026

PENGESAHAN

Kasus Komprehensif ini telah dipertahankan dan diperbaiki


sesuai dengan masukan Dewan Penguji
Pada tanggal

Mengesahkan,
Pembimbing I,

Sri Utami Asmarani, SST., M.KM TTD


NIK. 0432779114096

Pembimbing II,

Aulia Ridla Fauzi, M.Keb TTD


NIK. 0432778915098

Mengetahui,
Wakil Ketua I Ketua
STIKes Muhammadiyah Ciamis, Program Studi D3 Kebidanan,

Heni Marliany, SKM., M.Kep Neli Sunarni, SST., M.Keb


NIK. 0432777597012 NIK. 0432778105033

ii
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Kasus Komprehensif yang berjudul “Asuhan Kebidanan


Komprehensif di PMB Dede Asmara Kabupaten Ciamis” sepenuhnya karya saya
sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang
lain dan saya tidak melakukan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang telah ditentukan institusi
prodi D3 Kebidanan STIKes Muhammadiyah Ciamis apabila di kemudian hari
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini.

Ciamis, Juli 2020


Yang Membuat Pernyataan

Tira Seyudhianti
NIM. 1702277026

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ilahi Robbi atas taufik, rahmat dan
Hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan kasus komprehensif ini
dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif di PMB Dede Asmara
Kabupaten Ciamis”.
Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada jungjunan
besar kita, yakni Nabi Muhammad S.A.W yang telah menunjukan kepada kita
jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi rahmat
bagi seluruh alam.
Kasus komprehensif ini diajukan untuk salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan D3 Kebidanan dan memenuhi gelar Ahli Madya
Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis. Penulis
menyadari bahwa penyusunan dan penulisan kasus komprehensif ini masih
banyak kekurangan dan belum sempurna.
Pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan kasus komprehensif ini yaitu kepada yang terhormat:

1. Drs. H. Jamjam Erawan, selaku Ketua Badan Pembina Harian STIKes


Muhammadiyah Ciamis.
2. H. Dedi Supriadi, S.Sos., S.Kep., Ners, M.M.Kes selaku ketua STIKes
Muhammadiyah Ciamis.
3. H. Iif Taufik El Haque, S.Kep., Ners., M.H.Kes selaku pembimbing AIK
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dalam
penyusunan kasus komprehensif ini.
4. Neli Sunarni, M.Keb selaku Ketua Program Studi D-III Kebidanan.
5. Sri Utami Asmarani, SST.,M.KM selaku Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan kasus komprehensif ini.

iv
6. Aulia Ridla Fauzi, SST., M.Keb selaku pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan kasus komprehensif ini.
7. Dede Asmara, SST selaku Pembimbing Lahan Praktik yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan kasus komprehensif ini.
8. Ny. I beserta keluarga yang telah banyak memberikan informasi dan atas
kerjasamanya yang begitu tulus selama penulis melakukan asuhan kebidanan.
9. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan kasih sayang, doa,
dukungan dan memenuhi segala kebutuhan materi sampai saat ini.
10. Teman-teman satu asrama 309 yang bersedia tukar pikiran dan motivasi
selama penyusunan kasus komprehensif ini.
11. Rekan-rekan kebidanan XIV’17 yang telah memberikan motivasi selama
penusunan kasus komprehensif ini.

Penulis berharap kasus komprehensif ini tidak hanya menambah


pengetahuan, tetapi dapat menjadikan inisiatif dan merangsang kreativitas dalam
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu kebidanan.

Akhirul kalam penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya


apabila ada kekurangan dan tidak bisa menyebutkan satu per satu. Terima kasih,
semoga apa yang di cita-citakan kita bersama dikabulkan Allah SWT aamiin.

Nasrun Minallah Wa Fathun Qorib Wabasyiril Mukminin.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Ciamis, Juli 2020

Penyusun

v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 5
C. Tujuan.............................................................................................. 5
D. Manfaat............................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kehamilan............................................................... 8
1. Pengertian Kehamilan.............................................................. 8
2. Konsep Dasar Kehamilan Trimester III..................................... 8
3. Perubahan Fisiologis pada Trimester III.................................... 8
4. Perubahan Psikologi pada Trimester III..................................... 9
5. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III..................................... 9
6. Perubahan Fisiologis pada Trimester III.................................... 14
7. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan dengan Anemia Ringan....... 14
B. Konsep Dasar Persalinan
1. Pengertian Persalinan..............................................................
2. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan.................................... 15
3. Tahapan-tahapan Persalinan...................................................... 15

vi
C. Konsep Dasar Nifas
1. Pengertian Nifas...................................................................... 18
2. Perubahan Fisiologi Masa Nifas............................................... 18
3. Tahapan Masa Nifas.................................................................. 19
4. Kunjungan Masa Nifas.............................................................. 19
D. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
1. Pengertian Bayi Baru Lahir..................................................... 21
2. Ciri-ciri Baru Baru Lahir Normal............................................. 21
3. Manajemen Bayi Baru Lahir..................................................... 21
E. Teori Manajemen Kebidanan........................................................... 22
F. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan.................................................... 28
G. Landasan Hukum............................................................................. 31
H. Tinjauan Islam.................................................................................. 32
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Metode Pengkajian........................................................................... 34
B. Tempat dan Waktu Pengkajian........................................................ 35
C. Subjek yang Dikaji........................................................................... 35
D. Jenis Data......................................................................................... 35
E. Instrumen Pengkajian....................................................................... 37
F. Tinjauan Kasus................................................................................. 39
BAB IV PEMBAHASAN
A. Asuhan Kehamilan pada Trimester III...................................................... 55
B. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin....................................................... 57
C. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas........................................................... 60
D. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir................................................. 61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan.................................................................................................. 64
B. Saran........................................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 66
LAMPIRAN

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Keterkaitan Manajemen Kebidanan dan Pendokumentasian
SOAP....................................................................................32

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Pengkajian Asuhan Pada Ibu Hamil


Lampiran 2 Format Pengkajian Asuhan Pada Ibu Bersalin
Lampiran 3 Format Pengkajian pada Ibu Nifas
Lampiran 4 Format Pengkajian Asuhan Pada Ibu Hamil
Lampiran 5 Kartu Bimbingan
Lampiran 6 Partograph
Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup

ix
x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan komprehensif yaitu manajemen kebidanan mulai dari ibu
hamil, bersalin, sampai bayi baru lahir sehingga persalinan dapat berlangsung
dengan aman dan bayi yang dilahirkan selamat dan sehat sampai dengan masa
nifas. Continuity of care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin
hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang
berkelanjutan berkaitan dengan tenaga profesional kesehatan, pelayanan
kebidanan dilakukan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua
trimester, kelahiran, sampai 6 minggu pertama postpartum. Tujuannya adalah
untuk membantu upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
[1].
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018, ancaman
terhadap wanita yang masih menderita dan meninggal karena masalah
kesehatan yang serius selama kehamilan dan persalinan. Pada 2015,
diperkirakan 303.000 wanita di seluruh dunia meninggal karena faktor ibu.
Hampir semua kematian ini (99%) terjadi di negara berpenghasilan rendah
dan menengah, dengan hampir dua pertiga (64%) terjadi di Wilayah Afrika.
Mengurangi AKI sangat tergantung kepastian bahwa perempuan memiliki
akses perawatan berkualitas sebelum, selama dan setelah melahirkan.
Perkiraan terbaru menunjukkan bahwa ada 12,8 juta kelahiran di antara
remaja perempuan berusia 15-19 tahun setiap tahun, mewakili 44 kelahiran
per 1000 gadis remaja dalam kelompok usia ini. Melahirkan anak usia dini
dapat meningkatkan risiko bagi bayi baru lahir dan juga bagi ibu muda.
Target pada tahun 2030 rasio kematian ibu global menjadi kurang dari 70 per
100.000 kelahiran hidup atau indikator rasio kematian ibu melahirkan [2].
Untuk angka kematian bayi (AKB) di dunia pada tahun 2018 sebesar 24 per
seribu kelahiran hidup [3].

1
2

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)


menunjukkan bahwa Indonesia belum mampu memenuhi target Milenium
Development Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu AKI sebesar 102/100.000
kelahiran hidup dan AKB sebesar 23/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2014).
Pada tahun 2016 konsep MDGs digantikan oleh konsep Sustainable
Development Goals (SDGs) yang menargetkan pada tahun 2030 mengurangi
AKI kurang dari 70/100.000 kelahiran hidup dan meniadakan terjadinya
kematian bayi yang baru lahir dan kematian balita [4].
Menurut Kemenkes (2017) penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak
tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun
demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan
yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali
menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015,
sedangkan AKB berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) menunjukkan dari tahun ke tahun mengalami penurunan
signifikan. Dari 68 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada 1991, hingga 24
kematian per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2017. Diperkirakan 35-75%
ibu hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju
mengalami anemia dan sekitar 25-50% kematian wanita usia subur
disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan [5].
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,
prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 41,9 %. Meskipun
pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemia pada ibu
hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode
kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi
kejadian anemia masih tinggi [6].
Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari
indikator Angka Kematian Ibu (AKI). Angka kematian ibu adalah jumlah
menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap
perbaikan pelayanan kesehatan. Adanya pelayanan kesehatan diharapkan
3

mampu menurunkan angka kematian anak, hal ini merupakan indikator angka
kematian neonatal (AKN).
Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2017 jumlah
AKI yang terlaporkan sebanyak 696 orang (76.03/100.000 KH), jumlah ini
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2016. AKB di Provinsi Jawa Barat
tahun 2017 terdapat 3.077 bayi meninggal meningkat 5 orang dibanding
tahun 2016 yang tercatat 3.072 kematian bayi [4]. Di Provinsi Jawa Barat
cakupan pemberian tablet besi (Fe) pada ibu hamil mendapatkan 90 tablet
besi (Fe) pada tahun 2017 sebesar 94,2 %, angka ini sudah mencapai target
(90%), apabila cakupan ini dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu (90,32%).
AKI di Kabupaten Ciamis tahun 2018 mengalami kenaikan dari tahun
sebelumnya. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ciamis pada bulan Januari
sampai Juli 2018 terdapat 15 kasus, meningkat dari tahun lalu hanya 6 kasus.
Jumlah AKB di Kabupaten Ciamis tahun 1018 sebanyak 110. Jumlah ibu
hamil di Kabupaten Ciamis pada tahun 2017 yaitu sebanyak 18.881 dengan
prevalensi anemia sebanyak 2.981 atau 15,78% dari jumlah kehamilan,
dengan anemia ringan sebanyak 2.897 atau 97,1% dan anemia berat sebanyak
84 orang atau 2,9% dari jumlah kasus anemia ibu pada ibu hamil [7].
Berdasarkan pencatatan laporan data jumlah kelahiran di PMB Dede
Asmara pada tahun 2018 sebanyak 106 kelahiran hidup, tidak ada AKI dan
AKB (PMB Dede Asmara, 2018).
Hasil penelitian yang dilakukan ibu bersalin fisiologis tidak secara
langsung menyumbang AKI, namun apabila tidak ditangani dengan orang
yang memiliki kompetensi yang menjamin aspek keselamatan dan keamanan
ditakutkan terjadi penyulit atau kegawatdaruratan yang tak terduga saat
persalinan berlangsung yang harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih
baik lagi.
Maka dari itu perlu adanya peningkatan pelayanan kebidanan yang
menyeluruh dan bermutu serta berkesinambungan . Pelayanan tersebut yaitu
pelayanan kebidanan secara komprehensif yang sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan dan kewenangan bidan yang tercantum dalam [6]. Bidan
4

sebagai pelaksana aspek sosial obstetri dan ginekologi sehingga diagnosis


dini dapat ditegakkan dengan memberikan pelayanan antenatal, pertolongan
persalinan, pelayanan nifas dan perawatan bayi baru lahir serta mampu
membantu masyarakat mengatasi masalah yang mungkin dijumpai selama
masa tersebut.
Dalam Al-Qur’an dan hadits terdapat ayat yang menjelaskan
mengenai proses persalinan:

Artinya : “Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani,
kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan).
Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula)
melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak
dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi
umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (lauhul mahfuz).
Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah” (QS. Fathir: 11)
[8].

Dalam H.R Bukhari dan Muslim

“Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu beliau


berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan kepada
kami dan beliau adalah orang yang jujur dan terpercaya: Sesungguhnya
setiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya sebagai setetes
mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah
selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat
puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan
padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara:
menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau
kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya
5

di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak
antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan
baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia
ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan
perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal
sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan
perbuatan ahli surga  maka masuklah dia ke dalam surga” (HR. Bukhari dan
Muslim).

Berdasarkan ayat al-quran dan hadits tersebut menggambarkan begitu


kompleksnya proses kehamilan dan persalinan, sehingga seorang ibu akan
melaluinya dengan penuh kehati-hatian, menghadapi rasa sakit, perubahan
fisiologis dan psikologis serta ketidaknyamanan. Akan tetapi tetap dilalui
dengan kesabaran dan penuh kasih sayang sebagai reaksi alamiah yang penuh
pengalaman.
Berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi untuk mengambil kasus
dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif di PMB Dede Asmara
Kabupaten Ciamis”.

B. Rumusan Masalah
“Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan komprehensif di PMB
Dede Asmara Kabupaten Ciamis ?”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif melalui
pendekatan manajemen kebidanan dengan 7 langkah varney dan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data secara lengkap untuk menilai keadaan
pasien secara keseluruhan di PMB Dede Asmara Kabupaten Ciamis.
b. Mampu menginterpretasikan data secara komprehensif pada kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir di PMB Dede Asmara Kabupaten
Ciamis.
6

c. Mengidentifikasi diagnosa potensial yang timbul secara komprehensif


pada kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir di PMB Dede
Asmara Kabupaten Ciamis.
d. Mengantisipasi seluruh masalah potensial yang mungkin terjadi pada
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir di PMB Dede Asmara
Kabupaten Ciamis.
e. Menyusun rencana asuhan yang akan diberikan pada kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir di PMB Dede Asmara Kabupaten
Ciamis.
f. Melaksanakan penatalaksanaan langsung asuhan secara efisien dan
aman pada kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir di PMB
Dede Asmara Kabupaten Ciamis.
g. Mampu mengevaluasi hasil penatalaksanaan asuhan pada kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir di PMB Dede Asmara Kabupaten
Ciamis.
h. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan komprehensif pada
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir di PMB Dede Asmara
Kabupaten Ciamis.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan di bidang ilmu
kebidanan. Khususnya tentang kebidanan komprehensif di PMB Dede
Asmara Kabupaten Ciamis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Bermanfaat sebagai bahan kajian terhadap materi asuhan
kebidanan serta referensi kepustakaan yang dapat dijadikan studi kasus
selanjutnya mengenai pendokumentasian kebidanan komprehensif pada
ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
b. Bagi Lahan Praktik
7

Dapat digunakan sebagai masukan dan evaluasi bagi lahan


praktek sehingga diharapkan dapat mempertahankan semua pelayanan
yang sudah maksimal dan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan
dan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif yang lebih bermutu
dan berkualitas.
c. Bagi Pasien
Dapat digunakan sebagai ilmu pengetahuan pelayanan kesehatan
yang diberikan pada pasien.

d. Bagi Peneliti
Studi kasus ini sebagai sarana dan alat dalam memperoleh
pengetahuan dan pengalaman untuk mahasiswa mampu
mengaplikasikan seluruh teori ilmu kebidanan yang telah didapat
selama perkuliahan mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil,
bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan


1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses pembentukan janin yang dimulai dari
masa konsepsi sampai lahirnya janin. Lama masa kehamilan yang aterm
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) yang dihitung mulai dari hari
pertama haid terakhir ibu. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yang masing-
masing dibagi dalam 13 minggu atau 3 bulan kalender [1].
2. Konsep Dasar Kehamilan Trimester III
Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita,
dimana dengan adanya proses ini akan menyebabkan perubahan pada wanita
tersebut, yang meliputi perubahan fisik, mental, dan sosialnya . Pemeriksaan
dan pengawasan secara “Continuity of Care” sejak masa kehamilan sampai
dengan keluarga berencana sangat diperlukan, karena gangguan kesehatan
yang dialami oleh ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada keadaan dan
kesehatan janin didalam kandungan, saat kelahiran sampai masa
pertumbuhan. Namun, kenyataanya pelayanan antenatal care belum dilakukan
secara komprehensif.
Kehamilan trimester tiga adalah trimester terakhir kehamilan, pada
periode ini pertumbuhan janin dalam rentang waktu 28-40 minggu.
Kehamilan trimester III adalah dimana usia kehamilan seorang ibu 7-9 bulan
atau kehamilan memasuki minggu ke 28 sampai waktu melahirkan (28-40
minggu). Trimester 3 ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena
kelahiran bayi [9].

8
9

3. Perubahan Fisiologis Pada Trimester III


a. Sistem Reproduksi
1) Vagina dan vulva

9
10

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang


merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu
persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa [9].
2) Serviks Uteri
Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan
lebih lanjut dari konsentrasi kolagen. Konsentrasinya menurun
secara nyata dari keadaan yang relatif dilusi dalam keadaan
menyebar.
3) Uterus
Uterus akan membesar sesuai dengan usia kehamilan, pada
UK 36 minggu 30 cm, pada kehamilan 40 minggu TFU turun
kembali dan terletak 3 jari di bawah prosesus xyfoideus.
4) Ovarium
Pada trimester III korpus luteum sudah tidak berfungsi lagi
karena telah digantikan oleh plasenta yang telah terbentuk [10].
5) Sistem Payudara
Pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudara
semakin meningkat. Pada kehamilan 32 minggu warna cairan agak
putih seperti air susu yang sangat encer [10].
6) Sistem Endokrin
Kelenjar tyroid akan mengalami perbesaran hingga 15,0 ml
pada saat persalinan akibat dari hiperplasia dan peningkatan
vaskularisasi [10].
7) Sistem Perkemihan
Pada kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung
kemih akan mulai tertekan [10].
8) Sistem Pencernaan
Terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron
yang meningkat [10].

10
11

9) Sistem Muskuloskeletal
Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit bergerak
perubahan tubuh secara bertahan dan peningkatan berat wanita
hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara
mencolok [10].
10) Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni
berkisar antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat
persalinan dan masa nifas berkisar 14000-16000 [10].
11) Sistem Integumen
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna
menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan
mengenai daerah payudara dan paha [10].
12) Sistem Metabolisme
Pada wanita hamil laju metabolisme basal (basal metabolik
rate/ BMR). Biasanya meningkat pada bulan keempat gestasi. BMR
meningkat 15- 20% yang umumnya ditemukan pada triwulan
terakhir [10].
13) Sistem Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh
Kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg dan sampai akhir
kehamilan 11-12 kg [10].
14) Sistem Darah dan Pembekuan Darah
a) Sistem Darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian,
bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di
dalamnya terdapat unsur-unsur padat, sel darah [10].
b) Pembekuan Darah
Pembekuan darah adalah proses majemuk dan berbagai
faktor diperlukan untuk melaksanakan pembekuan darah [10].

11
12

15) Sistem Persarafan


a) Kompresi saraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran
uterus dapat menyebabkan perubahan sensori di tungkai
bawah.
b) Akroestesia (gatal di tangan) yang timbul akibat posisi bahu
yang membungkuk, di rasakan pada beberapa wanita selama
hamil.
c) Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul pada saat ibu
merasa cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya.
d) Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan sering terjadi pada
awal kehamilan [10].
16) Sistem Pernapasan
Pada 32 minggu keatas karena usus-usus tertekan uterus
yang membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang
leluasa bergerak [10].
4. Perubahan Psikologi Trimester III
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu.
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perhatian dan kekhawatiran.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Merasa sudah terluka (sensitif) Libido menurun [10].
5. Tanda Bahaya dalam Kehamilan Trimester III
a. Perdarahan pervaginam
b. Bengkak pada muka dan jari tangan
c. Keluar cairan ketuban sebelum waktunya
d. Gerak janin tidak terasa [11].

12
13

6. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan dengan Anemia Ringan


Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin di bawah 11 gr/dl% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5
gr/dl% pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan
kondisi wanita tidak hamil karena hemodilusi, terutama pada trimester 2
[12].
a. Tingkatan Anemia
Klasifikasi anemia berdasarkan usia kehamilan
1) Trimester 1, Hb 11,0 g/dl.
2) Trimester 2, Hb 10,5 g/dl.
3) Trimester 3, Hb 11,0 g/dl.
Klasifikasi anemia dengan menggunakan Hb Sahli didapatkan hasil
sebagai salah satu dibawah ini :
1) Normal, bila 11 gr%.
2) Ringan, bila 9 - 10 gr%.
3) Sedang, bila 7 - 8 gr%.
4) berat, bila < 7 % [12].
b. Etiologi
Anemia sering terjadi selama kehamilan, dikarenakan
terjadi peningkatan kadar cairan plasma selama kehamilan
mengencerkan darah (hemodilusi). Tubuh mengalami perubahan yang
signifikan saat hamil. Jumlah darah dalam tubuh meningkat sekitar 20-
30%, sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan zat besi
dan vitamin untuk membuat hemoglobin. Ketika hamil tubuh membuat
lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh mungkin
memerlukan darah hingga 30% lebih banyak dari pada ketika tidak
hamil. Jika tubuh tidak memiliki cukup zat besi, tubuh tidak dapat
membuat sel-sel darah merah yang dibutuhkan untuk membuat darah
ekstra. Banyak wanita mengalami defisiensi besi pada TM II dan TM
III [13].

13
14

c. Patofisiologi Anemia dalam Kehamilan


Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan oleh
perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45%-65% dimulai
pada trimester II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan
meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta
kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan
volume plasma seperti laktogen plasma, yang menyebabkan.
Peningkatan sekresi aldosteron. Anemia selama kehamilan akibat
peningkatan volume darah merupakan anemia ringan dan anemia
sedang. Anemia yang lebih berat bisa meningkatkan resiko tinggi pada
bayi .
d. Pencegahan dan Penanganan Anemia
1) Pencegahan Anemia
Untuk mencegah terjadinya anemia ibu hamil harus
melakukan, pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama
kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan
pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia,
maka dilakukan pemberian Fe sebanyak 90 tablet pada ibu hamil.
2) Penanganan Anemia Ringan
a) Motivasi ibu untuk mengkosumsi makanan zat besi seperti telur
dan sayuran hijau, serta makanan yang meningkatkan absorbsi
zat besi, seperti jus jeruk, dan memberikan informasi mengenai
nutrisi dan gizi seimbang bagi kehamilan.
b) Penderita anemia ringan harus diprogramkan untuk mendapatkan
pelayanan di unit spesialis (kolaborasi dengan dr.SpOG).
c) Penderita anemia ringan harus sering istirahat yaitu tidur pada
malam hari kurang lebih 7-8 jam, siang hari kurang lebih 1-2 jam.
d) Tablet Fe harus dikonsumsi satu jam sebelum makan atau sesudah

14
15

makan pada malam hari, dengan jus jeruk atau apel.


e) Lakukan skrining Hb pada ibu saat pemeriksaan antenatal pertama
dan 28 minggu.
f) Penderita harus menyediakan donor darah sesuai dengan golongan
darahnya untuk mengatasi jika terjadi komplikasi.
Peran bidan dalam menangani kehamilan dengan anemia
adalah memberikan pengarahan dan motivasi kepada ibu hamil dan
keluarga supaya tidak berlanjut pada komplikasi pada ibu dan
janin. Salah satu usaha yang ditetapkan adalah pemeriksaan
kehamilan secara rutin (ANC/ Antenatal Care)[14] .

B. Konsep Dasar Persalinan


1. Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi
persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif
dan diakhiri dengan kelahiran plasenta [15].
2. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Persalinan normal ditentukan oleh 5 faktor utama yaitu:
a. Tenaga atau kekuatan (Power)
His (kontraksi uterus), kontraksi otot dinsing perut, kontraksi
diafragma pelvis, ketegangan, kontraksi ligamentum rotundum,
efektivitas kekuatan mendorong dan lama persalinan.
b. Janin (Passanger)
Letak janin, posisi janin, presentasi janin dan letak plasenta.
c. Jalan lahir (Passage)
Ukuran dan tipe panggul, kemampuan serviks untuk membuka,
kemampuan kanalis vaginalis dan introitus vagina untuk memanjang.
d. Kejiwaan (Psyche)

15
16

Persiapan fisik untuk melahirkan, pengalaman persalinan,


dukungan orang terdekat dan integritas emosional.

e. Penolong
Kesiapan alat dan tenaga medis yang akan membantu jalannya
persalinan [14].
3. Tahapan-tahapan Persalinan
a. Proses Persalinan
Menurut [16] persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :
1) Kala I (Kala pembukaan)
Kala pembukaan berlangsung antara pembukaan 0-10 cm.
dalam Proses ini terdapat 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dimana
serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7jam) dimana serviks
membuka dari 3 sampai 10 cm. Kontraksi akan lebih kuat dan sering
selama fase aktif. Lamanya kala 1 pada primigravida berlangsung 12
jam sedangkan pada multigravida sekitar 8 jam. Pada fase aktif
persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus pada umunya
meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau
lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau
lebih) dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Mekanisme pembukaan serviks berbeda antara Primigravida
dan multigravida. Pada primigravida, ostium uteri internum akan
membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan
menipis, kemudian ostium internum sudah sedikit terbuka.
2) Kala II
Kala II ini dimulai pembukaan lengkap (10 cm) sampai
lahirnya bayi. Kala II biasanya akan berlangsung selama 2 jam pada
primigravida dan 1 jam pada multigravida.
Tanda dan gejala kala II:
a) Kontraksi akan semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan
durasi 50-100 detik.

16
17

b) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya


kontraksi.
c) Perineum terlihat menonjol.
d) Vulva-vagina dan springter ani terlihat membuka.
e) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
3) Kala III (Kala Pelepasan Plasenta)
Dimuali segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.
Proses ini berlangsung lebih dari 30 menit. Tanda-tanda terlepasnya
plasenta yaitu uterus menjadi berbentuk bulat, tali pusat bertambah
panjang, terjadi semburan darah secara tiba-tiba.
Manajemen aktif kala III termasuk melakukan penjepitan dan
pemotongan tali pusat secara dini, memberikan suntikan oksitosin
IM, melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT) dan segera
melakukan masase fundus, harus dilakukan pada semua persalinan
normal.
4) Kala IV (Kala Pengawasan)
Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam
postpartum. Pada kala IV dilakukan observasi terhadap perdarahan
pasca persalinan yang paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Penanganan persalinan tergantung dari jenis persalinan dan kondisi
ibu. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV:
a) Tingkat kesadaran.
b) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu dan
pernafasan.
c) Kontraksi uterus .
d) Kandung kemih.
e) Terjadinya perdarahan.
Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak
melebihi 400 sampai 500 cc.
Asuhan dan pemantauan pada kala IV:

17
18

a) Lakukan rangsangan taktil (seperti pemijatan) pada uterus untuk


merangsang uterus berkontraksi.
b) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara
melintang antara pusat dan fundus uteri.
C. Konsep Dasar Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang di mulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
(sebelum hamil), masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
1. Perubahan Fisiologi Masa Nifas
a. Perubahan Involusi
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi
sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari desidua
yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi neurotic (layu atau mati).
Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi
untuk meraba dimana TFU nya (tinggi fundus uteri).
1) Pada saat bayi lahir,fundus uteri setinggi pusat dengan berat 1000
gram.
2) Pada akhir kala III, TFU teraba 2 jari di bawah pusat.
3) Pada 1 minggu post partum, TFU teraba pertengahan pusat simpisis
dengan berat 500 gram.
4) Pada 2 minggu post partum, TFU teraba diatas simpisis dengan
berat 350 gram.
5) Pada 6 minggu post partum, fundus uteri mengecil (tak teraba)
dengan berat 50 gram.
b. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
uterus. Lokhea mempunyai reaksi basa atau alkalis yang dapat membuat
organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada pada
vagina normal. Lokhea berbau amis atau anyir dengan volume yang
berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea yang berbau tidak sedap

18
19

menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai perubahan warna dan


volume karena adanya proses involusi.

Lokhea dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan warna dan waktu


keluarnya:
1) Lokhea Rubra / Merah
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa
post partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah
segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo
(rambut bayi), dan mekonium.
2) Lokhea Sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecoklatan karena berlendir, serta
berlangsung dari hari ke-4 sampai ke-7 post partum.
3) Lokhea Serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung
serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari
ke-7 sampai hari ke-14.
4) Lokhea Alba / Putih
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,
selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba
ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu post partum [17].
c. Perubahan Serviks, Vagina dan Perineum
1) Perubahan pada serviks
Perubahan yang terjadi pada serviks adalah bentuk serviks
agak menganga seperti corong, segera setelah bayi lahir.
2) Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan
yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa
hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam
keadaan kendur.

19
20

3) Perineum
Pada post natal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan
kembali sebagian tonus-nya, sekalipun tetap lebih kendur daripada
keadaan sebelum hamil [17].
d. Perubahan Sistem Pencernaan
Alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon
menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan,
kurangnya asupan asupan cairan dan makanan, serta kurangnya aktifitas
tubuh. Supaya buang air besar kembali normal, dapat diatasi dengan diet
tinggi serat, peningkatan asupan cairan, dan ambulasi awal. Bila ini tidak
berhasil, dalam 2-3 hari dapat diberikan obat laksanansia. Selain
konstipasi ibu juga mengalami anoreksia akibat penurunan dari sekresi
kelenjar pencernaan dan mempengaruhi
e. Perubahan Sistem Perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit
untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Urine dalam jumlah besar
akan dihasilkan dalam 12-36 jam post partum.
f. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus. pembuluh-
pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot-otot uterus akan
terjepit. Perubahan Sistem Endokrin
1. Hormon Plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan.
HCG (Human Chorionic Gonadotropin) menurun dengan cepat dan
menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan
sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.
2) Hormon Pituitary
Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita
yang tidak menyusui, prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu.
FSH dan LH akan meningkat pada fase konsentrasi folikuler
(minggu ke-3) dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

20
21

3) Hypotalamik Pituitary Ovarium


Lamanya seorang wanita mendapat menstruasi juga
dipengaruhi oleh faktor menyusui. Seringkali menstruasi pertama
bersifat anovulasi karena rendahnya kadar estrogen dan progesteron.
4) Kadar Estrogen
Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang
bermakna sehingga aktifitas prolaktin yang juga sedang meningkat
dapat memengaruhi kelenjar mamae dalam menghasilkan ASI [17].
2. Tahapan Masa Nifas
a. Puerperium dini
Puerpurium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam
hal ini ibu telah di perbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam
agama islam , dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerperium intermedial
Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan
menyeluruh alat- alat genetalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
c. Remote puerperium
Remote puerpurium merupakan masa yang di perlukan
untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau
waktu persalinan mempunyai kompliksai. Waktu untuk sehat
sempurna dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan,
bahkan tahunan .
3. Kunjungan Pada Ibu Nifas
a. Kunjungan pertama (6 jam – 3 hari setelah persalinan)
1) Mencegah perdarahan masa nifas dan infeksi.
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk bila ada
perdarahan berlanjut.
3) Memberikan Konseling kepada ibu atau anggota keluarga cara
mencegah perdarahan pada masa nifas.
4) Mengajari ibu cara menyusui pada pemberian ASI awal.
5) Mengajari ibu cara merawat bayi agar tidak terjadi hipotermia dan

21
22

menjaga kebersihan bayi terutama pada tali pusat.


6) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas.
b. Kunjungan kedua (4 – 28 hari setelah persalinan)
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilicus, tidak ada pendarahan abnormal, tidak ada
tanda-tanda infeksi dan lochea sanguinolenta.
2) Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai pentingnya
pemenuhan kebutuhan nutrisi, cairan dan istirahat.
3) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan memperhatikan tanda-
tanda penyulit.
4) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi dan
merawat bayi sehari-hari.
c. Kunjungan ketiga (29-42 hari setelah persalinan)
1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang dialami ibu maupun
bayi.
2) Memberi konseling KB secara dini [17].

D. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir atau keluar dari rahim
seorang ibu melalui jalan lahir (liang vagina) atau melalui tindakan medis
dalam kurun waktu 0 sampai 28 hari [14].
1. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal
b Lahir cukup bulan dengan usia kehamilan 37-42 minggu
c Berat badan lahir 2500-4000 gram, panjang badan 44-53cm
d Lingkar kepala biparietal 31-36 cm
e APGAR SKOR antara 7-10
f Bunyi jantung 120-160 kali/menit
g Pernafasan 40-60 kali/menit
h Suhu normal: 36,5oC-37,5oC
i Refleks Moro (memeluk) positif
j Refleks Rooting (mencari) positif

22
23

k Pengaturan Suhu
2. Manajemen Bayi Baru Lahir
a. Pengaturan Suhu
Bayi kehilangan panas melalui 4 cara :
1) Konveksi adalah melalui benda-benda padat yang berkontak
dengan kulit bayi.
2) Konduksi adalah pendinginan melalui aliran udara disekitar bayi
3) Evaporasi adalah kehilangan panas melalui penguapan air pada
kulit bayi yang basah.
4) Radiasi adalah melalui benda padat dekat bayi yang tidak
berkontak secara langsung dengan kulit bayi.
b. Resusitasi Bayi Baru Lahir
Resusitasi tidak dilakukan pada semua bayi baru lahir. Akan
tetapi penilaian untuk menentukan apakah bayi memerlukan resusitasi
harus dilakukan pada setiap bayi baru lahir. Penghisapan lendir dari
mulut bayi, secara stimulasi bayi dengan mengusap telapak kaki atau
punggung bayi apabila dapat bernafas dengan spontan tidak perlu
dilakukan resusitasi.
c. Inisiasi Menyusui Dini(IMD)
Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi
pernafasan, mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan
dengan incubator, menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi.
d. Pengikatan dan Pemotongan Tali Pusat
Pengikatan dan pemotongan tali pusat segera setelah
persalinan banyak dilakukan secara luas di seluruh dunia, tetapi
penelitian menunjukkan kali ini tidak bermanfaat bagi ibu dan bayi,
bahkan dapat berbahaya bagi bayi. Penundaan pengikatan tali pusat
memberikan kesempatan bagi terjadinya transfuse fetomaternal
sebanyak 20-50% (rata-rata 21%) volume darah bayi.
e. Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam

23
24

minggu pertama secara alami mengurangi insiden infeksi pada bayi


baru lahir.
f. Pemberian Salep Mata
Pemberian antibiotik profilaksis pada mata dapat mencegah
terjadinya konjungtivitis. Diberikan > 1 jam setelah kelahiran.
Pencegahan infeksi mata tersebut mengandung tentrasiklin 1% atau
antibiotika lain.
g. Pemberian Vitamin K
Pemberian vitamin K baik secara intramuskuler maupun oral
terbukti menurunkan insiden PDVK (Perdarahan Akibat Defisiensi
Vitamin K1).
h. Pengukuran Berat dan Panjang lahir
Bayi yang baru lahir harus ditimbang dan diukur panjang
badannya untuk mengetahui kondisi fisik bayi.
i. Memandikan Bayi
Bayi baru lahir dapat dimandikan 6 jam setelah kelahirannya
[18].

E. Tahapan Manajemen Asuhan Kebidanan


1. Teori Varney
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh
dari bidan ke kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan
yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
melalui tahapan dan langkah – langkah yang disusun secara sistematis untuk
mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan
keputusan klinik yang dilakukan dengan tepat.
Proses manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan
langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data
menurut Varney ada 7 (tujuh) langkah mulai dari pengkajian, interpretasi

24
25

data, diagnosis potensial, tindakan segera, rencana tindakan, implementasi


dan evaluasi [19].

a. Langkah I: Pengumpulan Data Dasar


Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi
keadaan klien secara lengkap, yaitu:
1) Riwayat kesehatan.
2) Pemeriksaan fisik pada kesehatan.
3) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
4) Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil
studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang
akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan
mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami
komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen
kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.
b. Langkah II: Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang
sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman
wanita yang diidentifikasikan oleh bidan. Masalah ini sering menyertai
diagnosa. Sebagai contoh yaitu wanita pada trimester ketiga merasa
takut terhadap proses persalinan dan persalinan yang sudah tidak dapat
ditunda lagi.
Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori “nomenklatur
standar diagnosa” tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang

25
26

membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu


perencanaan untuk mengurangi rasa sakit.
c. Langkah III: Mengidentifikasikan Masalah Potensial.
Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau
diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa
yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial
benar-benar terjadi.
d. Langkah IV: Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang
Memerlukan Penanganan Segera.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan
primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita
tersebut dalam persalinan.
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang
memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu
intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi
lainya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
e. Langkah V: Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/ data dasar
yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah
yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap
wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya

26
27

apakah diberikan penyuluhan, konseling, dan apakah merujuk klien bila


ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi, kultur atau
masalah psikologis.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan
menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan
pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi
tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan oleh klien.
f. Langkah VI: Melaksanaan Perencanaan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian
dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim
kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukanya sendiri ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya.
Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu dari asuhan klien.
g. Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana
telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut
dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang
sebagian belum efektif [20].
2. Metode SOAP
Pendokumentasian SOAP merupakan suatu kepanjangan dari
Subjektif, Objektif, Analisa data, Penatalaksanaan.
SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis
dan singkat. Prinsip metode ini merupakan pemikiran penatalaksanaan
manajemen kebidanan. Format SOAP umumnya digunakan untuk
pengkajian awal pasien.

27
28

S : Subjektif
Data dari pasien didapat dari anamnesa yang merupakan langkah I Varney.
O : Objektif
Hasil pemeriksaan fisik pemeriksaan diagnostik dan pendukung lain untuk
mendukung asuhan.
A : Analisa data
Kesimpulan apa yang dibuat dari data subyektif dan obyektif
P : Perencanaan
Menggambarkan pelaksanaan dari tindakan dan evaluasi perencanaan
berdasarkan assesment [21].

Keterkaitan Antara Manajemen Kebidanan


dan Sistem Pendokumentasian SOAP

Alur pikir Bidan Pencatatan dari asuhan kebidanan

Proses Management Pendokumentasian Asuhan


Kebidanan Kebidanan

5 Langkah
7 Langkah (varney) SOAP NOTES
(kompetensi bidan)
Data Data Subjektif & Objektif
Masalah/Diagnosa
Antisipasi masalah
potensial/diagnosa
lain Assement/Diagnosa
Assement/Diagnosa
Menetapkan
kebutuhan segera
untuk konsultasi,
kolaborasi
Perencanaan Asuhan Perencanaan Asuhan Plan :
Implementasi Implementasi a. Konsul
b. Tes diagnostik
Evaluasi Evaluasi c. Rujukan
d. Pendidikan
d. Konseling
e. Follow up

28
29

Gambar 2.1 Skema Langkah-langkah Proses Manajemen

F. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan


1. Konsep Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan kebidanan pada ibu hamil adalah suatu program untuk
mengetahui kesehatan ibu dan janin serta untuk mencegah dan menangani
secara dini kegawatdaruratan yang terjadi pada saat kehamilan.
Tujuan utama dari asuhan kebidanan pada ibu hamil adalah:
a. Memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayi dengan
cara membina hubungan baik dan saling percaya dengan ibu.
b. Mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa.
c. Mempersiapkan kelahiran bayi.
d. Memberikan pendidikan pada ibu hamil, suami, dan keluarga.
e. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
f. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta
social ibu dan bayi.
g. Menentukan secara dini adanya masalah atau gangguan dan komplikasi
yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan.
h. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu dan
bayi dengan trauma seminimal mungkin.
i. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI eksklusif
berjalan normal.
j. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam
memelihara bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
2. Konsep Dasar Asuhan Persalinan
Asuhan persalinan merupakan salah satu bagian dari antenatal care.
Mengupayakan persalinan bersih dan aman serta meningkatkan pelayanan
obstetric esensial dan darurat yang merupakan pelayanan kesehatan primer.

29
30

Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan


hidup dan emningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi. Walaupun dengan
intervensi yang minimal, namun upaya yang terintegrasi dan lengkap tetap
harus dijaga agar prinsip keamanan dan kulaitas pelayanan optimal. Dengan
pendekatan seperti ini, maka hal-hal yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Secara konsisten dan sistematis menggunakan praktik pencegahan infeksi
seperti cuci tangan, penggunaan sarung tangan, sanitasi lingkungan dan
proses ulang (sterilisasi) peralatan bekas pakai.
b. Memberikan asuhan yang diperlukan, memantau kemajuan dan
menolong proses persalinan serta kelahiran bayi.
c. Memberikan asuhan sayang ibu di setiap tahapan persalinan, kelahiran
bayi dan masa nifas, termasuk memberikan penjelasan bagi pasien dan
keluarganya tentang persalinan dan proses kelahiran bayi serta
menganjurkan suami atau anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam
proses persalinan dan kelahiran bayi.
d. Merencanakan persiapan dan melakukan rujukan tepat waktu dan optimal
bagi pasien di setiap tahapan persalinan.
e. Menghindari berbagai tindakan yang tidak perlu atau berbahaya seperti
pemasangan kateter urin, tindakan episiotomi, amniotomi sebelum terjadi
pembukaan lengkap, meminta pasien meneran secara terus menerus.
f. Melakukan penatalaksanaan aktif pada kala III untuk mencegah
perdarahan pascapersalinan.
g. Memberikan asuhan segera pada bayi baru lahi.
h. Memberikan asuhan dan pemantauan awal pada masa nifas untuk
memastikan kesehatan serta kenyamanan pasien dan bayi baru lahir.
i. Mengajarkan pada pasien dan keluarganya untuk mengenali tanda dan
gejala bahaya pada masa nifas dan bayi baru lahir.
j. Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan.
3. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
Asuhan ini diberikan kepada ibu nifas. Asuhan kebidanan pada ibu

30
31

nifas biasanya berlangsung pada rentang waktu 40 hari. Pada asuhan ini
bidan akan memberikan asuhan yang berupa pemantauan involusi uteri,
kelancaran ASI dan kondisi ibu dan anak.
Tujuan diberikannya asuhan masa nifas yakni untuk:
a. Membantu ibu dan pasangan selama masa transisi awal mengasuh anak.
b. Menjaga kesehatan ibu dan bayi secara fisik maupun psikologisnya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi sehat.
4. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Asuhan ini diberikan kepada bayi baru lahir. Pada bayi baru lahir,
bidan akan memotong tali plasenta, memandikan, mengobservasi ada
tidaknya gangguan pada pernapasan dan memakaikan pakaian dan
membedong dengan kain.
Tujuan diberikan asuhan kepada bayi baru lahir yakni:
a. Untuk membersihkan jalan napas.
b. Memotong dan merawat tali pusat.
c. Mempertahankan suhu tubuh bayi.
d. Mengidentifikasi dan pencegahan infeksi [22].

G. Landasan Hukum
a. Tugas dan Wewenang Bidan [23].
Berikut adalah tugas dan wewenang bidan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan:
Pasal 46
a. Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas
memberikan pelayanan yang meliputi:
1) pelayanan kesehatan ibu.
2) pelayanan kesehatan anak.
3) pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
4) pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
5) pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.

31
32

b. Tugas Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan


secara bersama atau sendiri.
c. Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
secara bertanggung jawab dan akuntabel.
Pasal 47
a. Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat berperan
sebagai:
1) Pemberi Pelayanan Kebidanan.
2) Pengelola Pelayanan Kebidanan.
3) Penyuluh dan konselor.
4) Pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik.
5) Penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan.
6) Peneliti.
b. Peran Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 48
Bidan dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46 dan Pasal 47, harus sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya.

H. Tinjauan Islam
Islam sebagai agama yang sempurna, mengatur semua aspek kehidupan.
Memberikan perhatian besar terhadap kelangsungan keluarga, sesuai posisinya
sebagai bagian penting dalam masyarakat. Tentu saja faktor keluarga menjadi
penentu baik atau buruknya suatu masyarakat.
Permasalahan keluarga tentu saja berkaitan erat dengan wanita dan
anak-anak. Bahkan wanita memegang peranan terhadap kelangsungan dan
kesinambungan keluarga tersebut. Perkembangan keluarga melalui proses
keturunan, menjadikan wanita berada di posisi terpenting dalam melahirkan
generasi baru dari manusia. Proses kehamilan yang sepenuhnya diemban oleh
seorang calon ibu, merupakan sebuah kerja keras dan penuh resiko. Membuat

32
33

wanita berada di ambang ancaman, jika saja permasalahan tersebut tidak


mendapatkan perhatian memadai dari semua pihak.
Oleh sebab itu, Islam telah menjelaskan bagaimana seharusnya seorang
wanita hamil diperlakukan. Apa saja hak mereka, dan tentu saja kewajiban
suami terhadap pasangannya yang sedang mengandung anaknya tersebut.
Sementara itu, masalah kesehatan anak juga mendapat perhatian besar
dari Islam. Pertumbuhan dan keselamatan seorang anak di masa kecil,
menentukan nasibnya di kemudian hari.
Keselamatan dan kesehatan ibu hamil dan bersalin hingga anak-anak
merupakan tulang punggung dari kesinambungan manusia di dunia ini.
Kewajiban semua pihaklah untuk peduli terhadap masalah tersebut.
Dalam Al Qur’an menggambarkan bahwa kehamilan merupakan proses
alamiah mewujudkan Keturunan. Allah SWT telah menciptakan manusia
secara berpasangan. Ada laki-laki, ada juga perempuan. Dengan adanya
pasangan tersebut manusia dapat berketurunan dan berkembang dari masa ke
masa. Proses alami dari perkembangan manusia dalam berketurunan adalah
dengan cara berhubungan suami istri antara laki-laki dan perempuan dalam
sebuah wadah mulia dan ikatan suci yaitu pernikahan. Dari hasil hubungan
tersebut akan membuahkan janin dalam rahim sang istri hingga persalinan.
Proses kehamilan ini merupakan suatu yang alami dan paling mudah dalam
melahirkan keturunan.
Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dialah yang telah  menciptakan kamu dari jiwa yang satu, lalu
dijadikan darinya pasangannya, lalu melahirkan dari keduanya banyak laki-
laki dan perempuan …”(QS. Ar-rum: 30)
Kelahiran anak yang melewati proses persalinan juga faktor yang
dapat meningkatkan rasa kasih sayang orang tua terutama ibu kepada anaknya.

33
34

Kelahiran anak melewati proses yang panjang-lebih kurang 9 bulan. Sang ibu
menunggu kelahiran buah hatinya dengan penuh harap dan bahagia. Proses
keibuan pun tumbuh secara alami di samping harus aktifitas sehari-hari.
Allah SWT sebagai pencipta makhluk, telah menjelaskan proses
demi proses penciptaan manusia di dalam rahim seorang perempuan.

34
35

DAFTAR PUSTAKA

[1] M. K. Legawati, Juliana Munthe, SST., Asuhan Kebidanan


Berkesinambungan (Continuty of Care. Jakarta: Info Media, 2017.
[2] M. Kontrasepsi and J. Panjang, “Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan
penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang,” pp. 119–126, 2020.
[3] BPS, “Tingginya Angka Kematian Bayi di Indonesia,” Era id, 2018.
https://www.era.id/read/0KU8bO-tingginya-angka-kematian-bayi-di-
indonesia (accessed Jul. 05, 2020).
[4] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, “Profil Kesehatan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat 2017,” Disk. Jabarprov, p. 52, 2017.
[5] K. Kesehatan and R. Indonesia, Profil Kesehatan Indonesia. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2017.
[6] A. Mahmud, R. Ulandari, J. Kebidanan, and P. Kemenkes, “ASUHAN
KEBIDANAN KOMPREHENSIF NY ‘ S ’ DENGAN ANEMIA
RINGAN,” pp. 29–36, 2020.
[7] Dinkes Ciamis, “AKI dan AKB di Kabupaten Ciamis,” Ciamis, 2018.
[Online]. Available:
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/pcdqmg349.
[8] Diponegoro, “Al-quran,” 2010.
[9] N. F. Rahmah, “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA
NY‘L’ KEHAMILAN NORMAL DENGAN ANEMIA RINGAN DI BPM
SRI SETIANINGSIH Amd.keb KECAMATAN MEGALUH
KABUPATEN JOMBANG,” Univ. Nusant. PGRI Kediri, vol. 01, pp. 1–7,
2017.
[10] S. nuha medika Romauli, Buku Ajar Asuhan Kebidanan. yogyakarta, 2011.
[11] R. wenas, A. Lontaan, and B. Korah, “Pengaruh Promosi Kesehatan
Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di
Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa Selatan,” J. Ilm. Bidan, vol. 2,
no. 2, p. 91622, 2014.
[12] Sarwono, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
36

Neonatus. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2010.


[13] A. Proverawati, Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha
Medika, 2011.
[14] Padila, Keperawatan Maternitas: Sesuai Dengan Standar Kompetensi.
yogyakarta: Nuha Medika, 2014.
[15] A. N. E. Sulistya, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika, 2013.
[16] A. dan N. Sulistya, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Jakarta: Salemba Medika, 2010.
[17] P. I. P. J. Barat, Modul Midwifery Update. Jawa Barat: Pengurus Pusat IBI,
2016.
[18] W. . Muslihatun, Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. yogyakarta:
Fitramaya, 2010.
[19] Varney, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC,
2008.
[20] Walyani, Asuhan Kebidanan Pada Kehamilann. Jakarta: Pustaka Baru
Press, 2015.
[21] S. R. Handayani, Bahan Ajar Kebidanan DOkumentasi Kebidanan. Jakarta:
BPSDM, 2017.
[22] I. B. M.Keb., S.SiT, Konsep Kebidanan Memahami Dasar-Dasar Konsep
Kebidanan. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru, 2019.
[23] “UU Republik Indonesia No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan,” pp. 1–32,
2019.
37
38

FORMAT PENGKAJIAN

ASUHAN PADA IBU BERSALIN

LANGKAH / KEGIATAN DILAKUKAN TIDAK


DILAKUKAN
MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA II
1. Mendengar dan melihat tanda kala
II persalinan: √
 Ibu merasa ada dorongan kuat dan
meneran
 Ibu merasakan tekanan yang
semakin meningkat pada rektum
dan vagina
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan springter ani membuka
I. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN

2. Pastikan kelengkapan peralatan,


bahan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan dan
menatalaksana komplikasi segera
pada ibu dan beyi baru lahir atau

resusitasi. Siapkan:
 Tempat datar, rata, bersih, kering
dan hangat
 3 handuk / kain bersih dan kering
(termasuk ganjal bahu bayi)
Untuk ibu:
 Menggelar kain di perut bawah ibu
 Menyiapkan oksitosin 10 unit
 Alat suntik steril sekali pakai dalam
partus set
3. Memakai celemek plastik atau
bahan yang tidak tembus cairan. √
4. Melepaskan dan menyimpan semua
perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan sabun dan air bersih √
mengalir kemudian keringkan
tangan sengan tisu atau handuk
pribadi yang bersih dan kering.
5. Memakai sarung tangan DTT pada √
tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam.
39

6. Masukan oksitosin kedalam tabung


suntik (gunakan tangan yang √
memakai sarung tangan DTT atau
steril dan pastikan tidak
terkontaminasi pada alat suntik.

II. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN


7. Membersihkan vulva dan
perineum, menyekanya dengan
hati-hati dari anterior (depan) ke
posterior (belakang) menggunakan √
kapas atau kasa yang dibasahi air
DTT.
 Jika introitus vagina, perineum atau
anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama dari
arah depan ke belakang.
 Buang kapas atau kasa pembersih
(terkontaminasi) dalam wadah yang
tersedia.
8. Melakukan periksa dalam untuk
memastikan pembukaan lengkap. √
 Bila selaput ketuban masih utuh
saat pembukaan lengkap maka
lakukan amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan √
(celupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5% lepaskan
sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan rendam dalam larutan
klorin 0.5% selama 10 meni, cuci
kedua tangan setelah sarung tangan
dilepaskan.
10. Memeriksa denyut jantung janin √
(DJJ) setelah kontraksi uterus
mereda (relaksasi) untuk
memastikan DJJ masih dalam batas
normal (20-160 kali/menit).
 Mengambil tindakan yang sesuai
jika DJJ tidak normal.
 Mendokumentasikan hasil-hasil
40

pemeriksaan dalam, DJJ, semua


temuan pemeriksaan dan asuhan
yang diberikan kedalam partoghraf.
III. MENYIAPKAN IBU DAN
KELUARGA UNTUK MEMBANTU
PROSES MENERAN
11. Memberitahukan pada ibu bahwa √
pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin cukup baik,
kemudian bantu ibu menemukan
posisi yang nyaman dan sesuai
keinginannya.
 Menunggu hingga timbul kontraksi
atau rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan
kenyamanan ibu dan janin ( ikuti
pedoman penatalaksanaan fase
aktif) dan dokumentasikan semua
temuan yang ada
 Menjelaskan pada anggota keluarga
tentang peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat
pada ibu dan meneran secara benar.
12. Meminta keluarga membantu √
menyiapkan posisi meneran jika
ada rasa ingin meneran atau
kontraksi yang kuat. Pada kondisi
itu, ibu diposisikan setengah duduk
atau posisilain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman.
13. Laksanakan bimbingan meneran
pada saat ibu merasa ingin meneran
atau timbul kontraksi yang kuat:
 Membimbing ibu agar dapat
meneran secara benar dan efktif.
 Mendukung dan memeberi
semangat pada saat meneran
apabila caraya tidak sesuai.
 Membantu ibu mengambil posisi √
yang nyaman sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring terlentang
dalam waktu yang lama)
 Menganjurkan keluarga memberi
dukungan dan semangat untuk ibu.
 Memberi cukup asupan cairan per-
41

oral (minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus
selesai.
 Segera rujuk jika bayi belum lahir
atau tidak akan segera lahir setelah
pembukaan lengkap dan dipimpin
meneran lebih dari 120 menit pada
primigravida dan lebih dari 60
menit pada multigravida.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan,
berjongkong atau mengambil posisi √
yang nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk
meneran dalam selang waktu 60
menit.
IV. PERSIAPAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI
15. Meletakkan handuk bersih (untuk
mengeringkan bayi) di perut ibu,
jika bayi telah membuka vulva √
dengan diameter 5-6 cm.
16. Meletakkan kain bersih yang dilipat √
1/3 bagian seagai alas bokong ibu.
17. Membuka tutup partus set dan √
periksa kembali kelengkapan
peralatan dan bahan.
18. Memakai sarung tangan DTT/steril
pada kedua tangan. √
V. PERTOLONGAN UNTUK
MELAHIRKAN BAYI
19. Setelah tampak kepala bayi dengan
diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan
satu tangan yang dilapisi dengan √
kain bersih dan kering, tangan yang
lain menahan belakang kepala
untuk memperthanakan posisi
defleksi dan membantu lahirnya
kepala. Anjurkan ibu meneran
secara efektif atau bernafas cepat
dan dangkal.
20. Meriksa kemungkinan adanya
lilitan tali pusat (ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi),
segera lanjutkan proses kelahiran √
bayi.
 Jika tali pusat melilit leher secara
42

longgar, lepaskan lewat bagian atas


kepala bayi.
 Jika tali pusat meililit leher secara
kuat, klem tali pusat di dua tempat
dan tali pusat diantara dua klem
tersebut.
21. Setetlah kepala lahir, tunggu
putaran paksi luar yang √
berlangsung secara spontan.
22. Stelah putaran paksi luar selesai, √
pegang kepala bayi secara
biparietal. Anjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakan kepala ke arah
bawah dan distal bahu depan
muncul dibawah arkus pubis dan
kemudaian gerakan ke arah atas
dan distal untuk melahirkan bahu
belakang.
23. Setelah kedua bahu lahir, geser
tangan bawah untuk meopang √
kepala dan bahu. Gunakan tangan
atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah
atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir,
penelusuran tangan atas berlanjut
ke punggung, bokong, tungkai dan √
kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kaki
dan pegang kedua kaki dengan
melingkarkan ibu jari pada satu sisi
dan jari-jari lainnya pada sisi yang
lain agar bertemu dengan jari
telunjuk)
VI. ASUHAN BAYI BARU LAHIR
25. Melakukan penilaian (selintas)
 Apakah bayi cukup bulan ?
 Apakah bayi menagis kuat dan/

bernapas tanpa kesulitan?
 Apakah bayi bergerak dengan
aktif?
Bila salah satu jawaban “TIDAK”
lanjut ke langkah resusitasi pada
bayi baru lahir dengan asfiksia
(lihat penuntun belajar resusitasi
43

bayi asfiksia)
Bila semua jawaban “YA” lanjut ke
26.
26. Keringkan tubuh bayi
Mengeringkan tubuh bayi mulai
dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya (kecuali kedua tangan) √
tanpa membersihkan verniks. Ganti
handuk basah dengan handuk/kain
yang kering,. Pastikan bayi dalam
posisi dan kondisi aman diperut
bagian bawah ibu.
27. Meriksa kembalo uterus untuk
memastikan satu bayi yang lahir √
(hamil tunggal) dan bukan
kehamilan ganda (gemelli).
28. Mmberitahu ibu bahwa ia akan
disuntik oksitosin agar uterus √
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi
lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM √
(intramuscular) di 1/3 distal lateral
paha (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin).
30. Setelah 2 menit bayi lahir, pegang
tali pusat dengan satu tangan pada
sekitar 5 cm dari pusar bayi,
kemudiaan jari telunjuk dan jari
tengah tangan lain menjepit tali

pusat dan geser hingga 3 cm
proksimal dari ousar bayi. Klem
tali pusat pada titik tersebut
kemudian tahan klem ini pada
posisinya, gunakan jari telunjuk
dan tengah tangan lain mendorong
isi tali pusat sekitar 2 cm distal dari
klem pertama.
31. Mendorong dan mengikat tali
pusat.
 Dengan satu tangan, pegang tali √
pusat yang telah dijepit (lindungi
pusar bayi) dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2
klem tersebut.
 Ikat tali pusat dengan benang DTT
atau steril pada satu sisi kemudian
44

melingkarkan kembali benang


tersebut dan ikat tali pusat dengan
simpul kunci pada sisi lainnya.
 Melepaskan klem dan masukan
dalam wadah yang telah
disediakan.
32. Meletakkan bayi tengkurap di dada
ibu untuk kontak kulit ibu-bayi. √
Luruskan bahu bayi sehingga dada
bayi menempel di dada ibunya.
Usahakan kepala bayi berada
diantara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari puting susu atau
areola mamae ibu.
 Menyelimuti ibu-bayi dengan kain
kering dan hangat, pasang topi di
kepala bayi.
 Membiarkan bayi melakukan
kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.
 Sebagian bayi akan berhasil
melakukan inisiasi menyusui dini
dalam waktu 30-60 menit.
VII. MANAJEMEN AKTIF KALA III PERSALINAN (MAK III)
33. Memindahkan klem pada tali pusat
hingga berjarak 5-10 cm dari √
vulva.
34. Meletakkan satu tangan diatas kain
pada perut bagian bawah ibu
(diatas simpisis), untuk mendeteksi √
kontraksi, tangan lain memegang
klem untuk menegangkan tali
pusat.
35. Setelah uterus berkontraksi,
tegangkan tali pusat kearah bawah
sambil tangan yang lain mendorong
uterus kearah belakang atas (dorso
kranial) secara hati-hati (untuk

mencegah inversio uteri). Jika
plasenta tidak lahir setelah 30-40
detik, hentikan penegangan tali
pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulang
kembali prosedur di atas.
 Jika uterus tidak segera
berkontraksi, minta ibu, suami atau
45

anggota keluarga untuk melakukan


stimulasi puting susu.
36. Bila pada penekanan bagian bawah
dinding depan uterus ke arah dorsal
ternyata diikuti dengan pergeseran
tali pusat kearah distal maka
lanjutkan dorongan ke arah kranial
hingga plasenta dapat dilahirkan.
 Ibu boleh meneran tetapi tali pusat
hanya ditegangkan
 Jika tali pusat bertambah panjang,
pindahkan kelm hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan
lahirkan plasenta.
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15
menit menegangkan tali pusat:
1. Mengulangi pemberian
oksitosin 10 unit IM.
2. Melakukan katerisasi (gunakan
teknik aseptik) jika kandung
kemih kosong.
3. Meminta keluarga untuk
menyiapkan rujukan.
4. Mengurangi tekanan dorso-
kranial dan penegangan
talinpusat 15 menit berikutnya.
5. Jika plasenta tidak lahir selama
30 menit sejak bayi lahir atau
terjadi perdarahan tindakan
plasenta manual.
37. Saat plasenta di introitus vagina,
lahirkan plasenta dengan kedua √
tangan. Legan dan putar plasenta
hingga selaput ketuban terpilin
kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada tempat yang telah
disediakan.
38. Segera setelah plasenta dan selaput
ketuban lahir, lakukan masae √
uterus, letakan telapak tangan di
fundus dan lakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus
teraba keras).
 Melakukan tindakan yang
diperlukan (Kompresi Bimanual
46

Interna, Kompresi Aorta


Abdominalis, Tampon Kondom
Kateter) jika uterus tidak
berkontraksi dalam 15 detik
setelah rangsangan taktil/masase.
VIII. MENILAI PERDARAHAN
39. Meriksa kedua sisi plasenta
( maternal-fetal) patikan plasenta √
tlah dilahirkan lengkap. Masukan
plasenta kedalam kantung plastik
atau tempat khusus.
40. Mengevaluasi kemungkinan
laserasi pada vagina dan perineum. √
Lakukan penjahitan bila terjadi
laserasi yang luas dan
menimbulkan perdarahan.
IX. ASUHAN PASCA PERSALINAN

41. Mencelupkan tangan yang masih


memakai sarung tangan ke dalam √
larutan klorin 0,5%, bilas kedua
tangan tersebut dengan air DTT
dan keringkan dengan kain bersih
dan kering.
42. Memastikan uterus berkontraksi
dengan baik dan tidak terjadi √
perdarahan pervaginam.
Evaluasi
43. Memastikan kandung kemih √
kososng.
44. Mengajarkan ibu/keluarga cara √
melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
45. Mengevaluasi nadi ibu dan pastikan √
keadaan umum ibu baik.
46. Memantau keadaan bayi dan √
pastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik (40-60 x/menit)
 Jka sulit bernapas, merintih atau
retraksi, diresusitasi dan segera
rujuk ke rumah sakit.
 Jika bayi bernapas terlalu cepat
atau sesak napas, segera rujuk ke
RS rujukan
 Jika bayi teraba dingin, pastikan
47

ruangan hangat, lakukan kembali


kontak kulit ibu-bayi dan
hangatkan ibu-bayi dalam selimut.
47. Menempatkan semua peralatan
bekas pakai dalam larutan klorin √
0,5 % untuk dekontaminasi (10
menit).
48. Cuci dan bilas peralatan setelah di
dekontaminasi. √
49. Membuang bahan-bahan yang
terkontaminasi ke tempat sampah √
yang sesuai.
50. Membersihkan ibu dari paparan
darah dan cairan tubuh dengan √
menggunakan air DTT, bersihkan
cairan ketuban, lendri dan darah di
ranjang atau di sekitae ibu
berbaring. Bantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering.
51. Memastikan ibu merasa nyaman.
Bantu ibu memberikan ASI, √
anjurkan keluarga untuk memberi
ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya.
52. Mendekontaminasikan tempat
bersalin dengan larutan klorin √
0,5%.
53. Mencelupkan sarung tangan kotor
ke dalam larutan klorin 0,5 % √
dibalikan bagian dalam keluar dan
rendam selama 10 menit.
54. Mencuci kedua tangan dengan
sabun dan air mengalir kemudian √
keringkan tangan dengan tisu atau
handuk pribadi yang bersih dan
kering.
55. Memakasi sarung tangan
bersih/DTT untuk melakukan √
pemeriksaan fisik bayi baru lahir.
56. Dalam satu jam pertama, beri salep
mata profilaksis infeksi, vitamin √
K1 1 mg IM di paha kiri bawah
lateral, pemeriksaan fisik bayi baru
lahir, pernapasan bati (normal 40-
6- x/menit) dan temperatur (normal
36,5Oc-37,5Oc) setiap 15 menit.
48

57. Setelah 1 jam pemberian vitamin


K1 berikan suntikan imunisasi √
hepatitis B di paha kanan bawah
lateral, letakkan bayi di dalam
jangkauan ibu agar sewaktu-waktu
dapat disusukan.
58. Melepas sarung tangan dalam
keadaan terbalik dan rendam dalam √
larutan klorin 0,5 % selama 10
menit.
59. Mencuci kedua tangan dengan
sabun dengan air mengalir . √
60. Melengkapi partoghrad (halaman
depan dan belakang), periksa tanda √
tanda vital dan asuhan kala IV
persalinan.
49
50
51

RIWAYAT HIDUP

Nama : Tira Seyudhianti


Tempat/Tanggal Lahir : Ciamis, 27 September 1999
Email/HP : seyudhianti.tira@gmail.com / 081395483854
Alamat : Dsn. Gunungsawung RT 25 RW 09
Ds. Lumbungsari Kec. Lumbung Kab. Ciamis

Riwayat Pendidikan
1. TK Sabilul Huda : Tahun 2005
2. SDN 1 Darmaraja : Tahun 2005-2011
3. MTsN 1 Kawali : Tahun 2011-2014
4. MAN 2 Ciamis : Tahun 2014-2017
5. D3 Kebidanan STIKes Muhammadiyah Ciamis : Tahun 2017-2020
52
53

Anda mungkin juga menyukai