Anda di halaman 1dari 96

Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif di PMB Dede Asmara

Kabupaten Ciamis
Penyusun : Tira Seyudhianti
NIM : 1702277026

PENGESAHAN

Kasus Komprehensif ini telah dipertahankan dan diperbaiki


sesuai dengan masukan Dewan Penguji
Pada tanggal

Mengesahkan,
Penguji I,

Heni Heryani, SST., M.KM (....................................)


NIK. 0432778104030

Penguji II,

Sri Utami Asmarani, SST., M.KM (....................................)


NIK. 0432779114096

Mengetahui,
Wakil Ketua I Ketua
STIKes Muhammadiyah Ciamis, Program Studi D3 Kebidanan,

Heni Marliany, SKM., M.Kep Neli Sunarni, SST., M.Keb


NIK. 0432777597012 NIK. 0432778105033

ii
iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi atas Taufik, Rahmat dan
Hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan kasus komprehensif ini
dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif di PMB Dede Asmara Kabupaten
Ciamis”.
Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada jungjunan
besar kita, yakni Nabi Muhammad S.A.W yang telah menunjukkan kepada kita
jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi rahmat
bagi seluruh alam.
Kasus komprehensif ini diajukan untuk salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan D3 Kebidanan dan memenuhi gelar Ahli Madya
Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis. Penulis
menyadari bahwa penyusunan dan penulisan kasus komprehensif ini masih banyak
kekurangan dan belum sempurna.
Pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan kasus komprehensif ini yaitu kepada yang terhormat:

1. Drs H. Jamjam Erawan, selaku Ketua Badan Pembina Harian STIKes


Muhammadiyah Ciamis.
2. H. Dedi Supriadi, S.Sos., S.Kep., Ners, M.M.Kes selaku ketua STIKes
Muhammadiyah Ciamis.
3. H. Iif Taufik El Haque, S.Kep., Ners., M.H.Kes selaku pembimbing AIK yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dalam penyusunan
kasus komprehensif ini.
4. Neli Sunarni, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi D3 Kebidanan.
5. Sri Utami Asmarani, SST.,M.KM selaku Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan kasus komprehensif ini.

iv
6. Aulia Ridla Fauzi, M.Keb selaku pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan kasus komprehensif ini.
7. Dede Asmara, SST selaku Pembimbing Lahan Praktik yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan kasus komprehensif ini.
8. Ny. I beserta keluarga yang telah banyak memberikan informasi dan atas
kerjasamanya yang begitu tulus selama penulis melakukan asuhan kebidanan.
9. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan kasih sayang, doa,
dukungan dan memenuhi segala kebutuhan materi sampai saat ini.
10. Teman-teman satu asrama 309 yang bersedia tukar pikiran dan motivasi selama
penyusunan kasus komprehensif ini.
11. Rekan-rekan kebidanan XIV’17 yang telah memberikan motivasi selama
penyusunan kasus komprehensif ini.
Penulis berharap kasus komprehensif ini tidak hanya menambah
pengetahuan, tetapi dapat menjadikan inisiatif dan merangsang kreativitas dalam
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu kebidanan.

Akhirul kalam penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya


apabila ada kekurangan dan tidak bisa menyebutkan satu per satu. Terima kasih,
semoga apa yang di cita-citakan kita bersama dikabulkan Allah SWT aamiin.

Nasrun Minallah Wa Fathun Qorib Wabasyiril Mukminin.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Ciamis, Juli 2020

Penyusun

v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan............................................................................................... 5
D. Manfaat............................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kehamilan ..................................................................... 8
1. Pengertian Kehamilan .................................................................... 8
2. Konsep Dasar Kehamilan Trimester III ..................................... 8
3. Perubahan Fisiologis pada Trimester III .................................... 8
4. Perubahan Psikologi pada Trimester III ..................................... 9
5. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III ..................................... 9
6. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan dengan Anemia Ringan ....... 14
B. Konsep Dasar Persalinan
1. Pengertian Persalinan .................................................................... 14
2. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan .................................... 15
3. Tahapan-tahapan Persalinan...................................................... 15
C. Konsep Dasar Nifas
1. Pengertian Nifas............................................................................. 25
2. Perubahan Fisiologi Masa Nifas ............................................... 45
3. Tahapan Masa Nifas.................................................................. 26

vi
4. Kunjungan Masa Nifas .............................................................. 31
D. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
1. Pengertian Bayi Baru Lahir .......................................................... 32
2. Ciri-ciri Baru Baru Lahir Normal ............................................. 32
3. Manajemen Bayi Baru Lahir ..................................................... 32
E. Teori Manajemen Kebidanan ........................................................... 32
F. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan .................................................... 39
G. Landasan Hukum.............................................................................. 36
H. Tinjauan Islam .................................................................................. 41
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Metode Pengkajian ........................................................................... 43
B. Tempat dan Waktu Pengkajian ........................................................ 45
C. Subjek yang Dikaji ........................................................................... 46
D. Jenis Data ......................................................................................... 46
E. Instrumen Pengkajian ....................................................................... 47
F. Tinjauan Kasus ................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 56

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Keterkaitan Manajemen Kebidanan dan Pendokumentasian
SOAP ........................................................................................... ..28

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penyusunan Kasus Komprehensif


Lampiran 2 Format Pengkajian pada Ibu Hamil
Lampiran 3 Format Pengkajian Persalinan Normal
Lampiran 4 Format Pengkajian Ibu Nifas
Lampiran 5 Format Pengkajian Bayi Baru Lahir
Lampiran 6 Surat Persetujuan Responden
Lampiran 7 Kartu Bimbingan
Lampiran 8 Partograf
Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 10 Dokumentasi Kegiatan

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan komprehensif yaitu manajemen kebidanan mulai dari ibu hamil,
bersalin, sampai bayi baru lahir sehingga persalinan dapat berlangsung dengan
aman dan bayi yang dilahirkan selamat dan sehat sampai dengan masa nifas.
Continuity of care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang
terus menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang berkelanjutan
berkaitan dengan tenaga profesional kesehatan, pelayanan kebidanan
dilakukan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua trimester,
kelahiran, sampai 6 minggu pertama postpartum. Tujuannya adalah untuk
membantu upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) [1].
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018, ancaman
terhadap wanita yang masih menderita dan meninggal karena masalah
kesehatan yang serius selama kehamilan dan persalinan. Pada 2015,
diperkirakan 303.000 wanita di seluruh dunia meninggal karena faktor ibu.
Hampir semua kematian ini (99%) terjadi di negara berpenghasilan rendah dan
menengah, dengan hampir dua pertiga (64%) terjadi di Wilayah Afrika.
Mengurangi AKI sangat tergantung kepastian bahwa perempuan memiliki
akses perawatan berkualitas sebelum, selama dan setelah melahirkan.
Perkiraan terbaru menunjukkan bahwa ada 12,8 juta kelahiran di antara remaja
perempuan berusia 15-19 tahun setiap tahun, mewakili 44 kelahiran per 1000
gadis remaja dalam kelompok usia ini. Melahirkan anak usia dini dapat
meningkatkan risiko bagi bayi baru lahir dan juga bagi ibu muda. Target pada
tahun 2030 rasio kematian ibu global menjadi kurang dari 70 per 100.000
kelahiran hidup atau indikator rasio kematian ibu melahirkan [2]. Untuk angka
kematian bayi (AKB) di dunia pada tahun 2018 sebesar 24 per seribu kelahiran
hidup [3].

1
2

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)


menunjukkan bahwa Indonesia belum mampu memenuhi target Millenium
Development Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu AKI sebesar 102/100.000
kelahiran hidup dan AKB sebesar 23/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2014). Pada
tahun 2016 konsep MDGs digantikan oleh konsep Sustainable Development
Goals (SDGs) yang menargetkan pada tahun 2030 mengurangi AKI kurang
dari 70/100.000 kelahiran hidup dan meniadakan terjadinya kematian bayi
yang baru lahir dan kematian balita [4].
Menurut Kemenkes (2017) penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak
tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian,
SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu
menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali
menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015,
sedangkan AKB berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) menunjukkan dari tahun ke tahun mengalami penurunan signifikan.
Dari 68 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada 1991, hingga 24 kematian per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 2017. Diperkirakan 35-75% ibu hamil di
negara berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju mengalami anemia dan
sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan
dengan kehamilan [5].
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,
prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 41,9 %. Meskipun
pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil
yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode
kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian
anemia masih tinggi [6].
Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari
indikator Angka Kematian Ibu (AKI). Angka kematian ibu adalah jumlah
menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap
perbaikan pelayanan kesehatan. Adanya pelayanan kesehatan diharapkan
3

mampu menurunkan angka kematian anak, hal ini merupakan indikator angka
kematian neonatal (AKN).
Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2017 jumlah
AKI yang terlaporkan sebanyak 696 orang (76.03/100.000 KH), jumlah ini
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2016. AKB di Provinsi Jawa Barat
tahun 2017 terdapat 3.077 bayi meninggal meningkat 5 orang dibanding tahun
2016 yang tercatat 3.072 kematian bayi [4]. Di Provinsi Jawa Barat cakupan
pemberian tablet besi (Fe) pada ibu hamil mendapatkan 90 tablet besi (Fe) pada
tahun 2017 sebesar 94,2 %, angka ini sudah mencapai target (90%), apabila
cakupan ini dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu (90,32%).
AKI di Kabupaten Ciamis tahun 2018 mengalami kenaikan dari tahun
sebelumnya. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ciamis pada bulan Januari
sampai Juli 2018 terdapat 15 kasus, meningkat dari tahun lalu hanya 6 kasus.
Jumlah AKB di Kabupaten Ciamis tahun 1018 sebanyak 110. Jumlah ibu
hamil di Kabupaten Ciamis pada tahun 2017 yaitu sebanyak 18.881 dengan
prevalensi anemia sebanyak 2.981 atau 15,78% dari jumlah kehamilan, dengan
anemia ringan sebanyak 2.897 atau 97,1% dan anemia berat sebanyak 84 orang
atau 2,9% dari jumlah kasus anemia ibu pada ibu hamil [7].
Berdasarkan pencatatan laporan data jumlah kelahiran di PMB Dede
Asmara pada tahun 2018 sebanyak 106 kelahiran hidup, tidak ada AKI dan
AKB (PMB Dede Asmara, 2018).
Hasil penelitian yang dilakukan ibu bersalin fisiologis tidak secara
langsung menyumbang AKI, namun apabila tidak ditangani dengan orang yang
memiliki kompetensi yang menjamin aspek keselamatan dan keamanan
ditakutkan terjadi penyulit atau kegawatdaruratan yang tak terduga saat
persalinan berlangsung yang harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih
baik lagi.
Maka dari itu perlu adanya peningkatan pelayanan kebidanan yang
menyeluruh dan bermutu serta berkesinambungan . Pelayanan tersebut yaitu
pelayanan kebidanan secara komprehensif yang sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan dan kewenangan bidan yang tercantum dalam [6]. Bidan
4

sebagai pelaksana aspek sosial obstetri dan ginekologi sehingga diagnosis dini
dapat ditegakkan dengan memberikan pelayanan antenatal, pertolongan
persalinan, pelayanan nifas dan perawatan bayi baru lahir serta mampu
membantu masyarakat mengatasi masalah yang mungkin dijumpai selama
masa tersebut.
Dalam Al-Qur’an dan hadits terdapat ayat yang menjelaskan mengenai
proses persalinan:

Artinya : “Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani,
kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan
tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan
melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan
umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya,
melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (lauhul mahfuz). Sesungguhnya
yang demikian itu bagi Allah adalah mudah” (QS. Fathir: 11) [8].

Dalam H.R Bukhari dan Muslim

“Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu beliau


berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan kepada
kami dan beliau adalah orang yang jujur dan terpercaya: Sesungguhnya setiap
kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya sebagai setetes mani
selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama
empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh
hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya
ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan
rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah
yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang
melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal
5

sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan


perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di
antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara
dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya
ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam
surga” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan ayat al-quran dan hadits tersebut menggambarkan begitu


kompleksnya proses kehamilan dan persalinan, sehingga seorang ibu akan
melaluinya dengan penuh kehati-hatian, menghadapi rasa sakit, perubahan
fisiologis dan psikologis serta ketidaknyamanan. Akan tetapi tetap dilalui
dengan kesabaran dan penuh kasih sayang sebagai reaksi alamiah yang penuh
pengalaman.
Berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi untuk mengambil kasus
dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif di PMB Dede Asmara
Kabupaten Ciamis”.

B. Rumusan Masalah
“Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan komprehensif di PMB
Dede Asmara Kabupaten Ciamis ?”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif melalui
pendekatan manajemen kebidanan dengan 7 langkah varney dan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data secara lengkap untuk menilai keadaan pasien
secara keseluruhan di PMB Dede Asmara Kabupaten Ciamis.
b. Mampu menginterpretasikan data secara komprehensif pada kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir di PMB Dede Asmara Kabupaten
Ciamis.
6

c. Mengidentifikasi diagnosa potensial yang timbul secara komprehensif


pada kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir di PMB Dede
Asmara Kabupaten Ciamis.
d. Mengantisipasi seluruh masalah potensial yang mungkin terjadi pada
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir di PMB Dede Asmara
Kabupaten Ciamis.
e. Menyusun rencana asuhan yang akan diberikan pada kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir di PMB Dede Asmara Kabupaten
Ciamis.
f. Melaksanakan penatalaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman
pada kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir di PMB Dede
Asmara Kabupaten Ciamis.
g. Mampu mengevaluasi hasil penatalaksanaan asuhan pada kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir di PMB Dede Asmara Kabupaten
Ciamis.
h. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan komprehensif pada
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir di PMB Dede Asmara
Kabupaten Ciamis.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan di bidang ilmu
kebidanan. Khususnya tentang kebidanan komprehensif di PMB Dede
Asmara Kabupaten Ciamis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Bermanfaat sebagai bahan kajian terhadap materi asuhan
kebidanan serta referensi kepustakaan yang dapat dijadikan studi kasus
selanjutnya mengenai pendokumentasian kebidanan komprehensif pada
ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
7

b. Bagi Lahan Praktik


Dapat digunakan sebagai masukan dan evaluasi bagi lahan
praktek sehingga diharapkan dapat mempertahankan semua pelayanan
yang sudah maksimal dan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan dan
melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif yang lebih bermutu dan
berkualitas.
c. Bagi Pasien
Dapat digunakan sebagai ilmu pengetahuan pelayanan kesehatan
yang diberikan pada pasien.

d. Bagi Peneliti
Studi kasus ini sebagai sarana dan alat dalam memperoleh
pengetahuan dan pengalaman untuk mahasiswa mampu mengaplikasikan
seluruh teori ilmu kebidanan yang telah didapat selama perkuliahan
mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru
lahir.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan


1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses pembentukan janin yang dimulai dari
masa konsepsi sampai lahirnya janin. Lama masa kehamilan yang aterm
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) yang dihitung mulai dari
hari pertama haid terakhir ibu. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yang
masing-masing dibagi dalam 13 minggu atau 3 bulan kalender [1].
2. Konsep Dasar Kehamilan Trimester III
Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita,
dimana dengan adanya proses ini akan menyebabkan perubahan pada
wanita tersebut, yang meliputi perubahan fisik, mental, dan sosial.
Pemeriksaan dan pengawasan secara “Continuity of Care” sejak masa
kehamilan sampai dengan keluarga berencana sangat diperlukan, karena
gangguan kesehatan yang dialami oleh ibu yang sedang hamil bisa
berpengaruh pada keadaan dan kesehatan janin didalam kandungan, saat
kelahiran sampai masa pertumbuhan. Namun, kenyataanya pelayanan
antenatal care belum dilakukan secara komprehensif.
Kehamilan trimester tiga adalah trimester terakhir kehamilan, pada
periode ini pertumbuhan janin dalam rentang waktu 28-40 minggu.
Kehamilan trimester III adalah dimana usia kehamilan seorang ibu 7-9 bulan
atau kehamilan memasuki minggu ke 28 sampai waktu melahirkan (28-40
minggu). Trimester 3 ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena
kelahiran bayi [9].
9

3. Perubahan Fisiologis Pada Trimester III


a. Sistem Reproduksi
1) Vagina dan vulva
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang
merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu
persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa [9].
2) Serviks Uteri
Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan
lebih lanjut dari konsentrasi kolagen. Konsentrasinya menurun
secara nyata dari keadaan yang relatif dilusi dalam keadaan
menyebar.
3) Uterus
Uterus akan membesar sesuai dengan usia kehamilan, pada
UK 36 minggu 30 cm, pada kehamilan 40 minggu TFU turun
kembali dan terletak 3 jari di bawah prosesus xyfoideus.
4) Ovarium
Pada trimester III korpus luteum sudah tidak berfungsi lagi
karena telah digantikan oleh plasenta yang telah terbentuk [10].
5) Sistem Payudara
Pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudara
semakin meningkat. Pada kehamilan 32 minggu warna cairan agak
putih seperti air susu yang sangat encer [10].
6) Sistem Endokrin
Kelenjar tyroid akan mengalami perbesaran hingga 15,0 ml
pada saat persalinan akibat dari hiperplasia dan peningkatan
vaskularisasi [10].
7) Sistem Perkemihan
Pada kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung
kemih akan mulai tertekan [10].
10

8) Sistem Pencernaan
Terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron
yang meningkat [10].
9) Sistem Muskuloskeletal
Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit bergerak perubahan
tubuh secara bertahan dan peningkatan berat wanita hamil
menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara
mencolok [10].
10) Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni
berkisar antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat
persalinan dan masa nifas berkisar 14000-16000 [10].
11) Sistem Integumen
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna
menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai
daerah payudara dan paha [10].
12) Sistem Metabolisme
Pada wanita hamil laju metabolisme basal (basal metabolik
rate/ BMR). Biasanya meningkat pada bulan keempat gestasi. BMR
meningkat 15- 20% yang umumnya ditemukan pada triwulan
terakhir [10].
13) Sistem Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh
Kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg dan sampai akhir
kehamilan 11-12 kg [10].
14) Sistem Darah dan Pembekuan Darah
a) Sistem Darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian,
bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di
dalamnya terdapat unsur-unsur padat, sel darah [10].
11

b) Pembekuan Darah
Pembekuan darah adalah proses majemuk dan berbagai
faktor diperlukan untuk melaksanakan pembekuan darah [10].
15) Sistem Persarafan
a) Kompresi saraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran
uterus dapat menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah.
b) Akroestesia (gatal di tangan) yang timbul akibat posisi bahu
yang membungkuk, di rasakan pada beberapa wanita selama
hamil.
c) Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul pada saat ibu
merasa cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya.
d) Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan sering terjadi pada awal
kehamilan [10].
16) Sistem Pernapasan
Pada 32 minggu keatas karena usus-usus tertekan uterus yang
membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa
bergerak [10].
4. Perubahan Psikologi Trimester III
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu.
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perhatian dan kekhawatiran.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Merasa sudah terluka (sensitif) Libido menurun [10].
5. Tanda Bahaya dalam Kehamilan Trimester III
a. Perdarahan pervaginam
b. Bengkak pada muka dan jari tangan
12

c. Keluar cairan ketuban sebelum waktunya


d. Gerak janin tidak terasa [11].
6. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan dengan Anemia Ringan
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin di bawah 11 gr/dl% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5
gr/dl% pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan
kondisi wanita tidak hamil karena hemodilusi, terutama pada trimester 2
[12].
a. Tingkatan Anemia
Klasifikasi anemia berdasarkan usia kehamilan
1) Trimester 1, Hb 11,0 g/dl.
2) Trimester 2, Hb 10,5 g/dl.
3) Trimester 3, Hb 11,0 g/dl.
Klasifikasi anemia dengan menggunakan Hb Sahli didapatkan hasil
sebagai salah satu dibawah ini :
1) Normal, bila 11 gr%.
2) Ringan, bila 9 - 10 gr%.
3) Sedang, bila 7 - 8 gr%.
4) berat, bila < 7 % [12].
b. Etiologi
Anemia sering terjadi selama kehamilan, dikarenakan terjadi
peningkatan kadar cairan plasma selama kehamilan mengencerkan darah
(hemodilusi). Tubuh mengalami perubahan yang signifikan saat hamil.
Jumlah darah dalam tubuh meningkat sekitar 20-30%, sehingga
memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan zat besi dan vitamin untuk
membuat hemoglobin. Ketika hamil tubuh membuat lebih banyak darah
untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh mungkin memerlukan darah
hingga 30% lebih banyak daripada ketika tidak hamil. Jika tubuh tidak
memiliki cukup zat besi, tubuh tidak dapat membuat sel-sel darah merah
yang dibutuhkan untuk membuat darah ekstra. Banyak wanita
mengalami defisiensi besi pada TM II dan TM III [13].
13

c. Patofisiologi Anemia dalam Kehamilan


Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan oleh
perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45%-65% dimulai
pada trimester II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan
meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta
kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan
volume plasma seperti laktogen plasma, yang menyebabkan.
Peningkatan sekresi aldosteron. Anemia selama kehamilan akibat
peningkatan volume darah merupakan anemia ringan dan anemia sedang.
Anemia yang lebih berat bisa meningkatkan resiko tinggi pada bayi .
d. Pencegahan dan Penanganan Anemia
1) Pencegahan Anemia
Untuk mencegah terjadinya anemia ibu hamil harus
melakukan, pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama
kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan
pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia,
maka dilakukan pemberian Fe sebanyak 90 tablet pada ibu hamil.
2) Penanganan Anemia Ringan
a) Motivasi ibu untuk mengonsumsi makanan zat besi seperti telur
dan sayuran hijau, serta makanan yang meningkatkan absorbsi zat
besi, seperti jus jeruk, dan memberikan informasi mengenai
nutrisi dan gizi seimbang bagi kehamilan.
b) Penderita anemia ringan harus diprogramkan untuk mendapatkan
pelayanan di unit spesialis (kolaborasi dengan dr.SpOG).
c) Penderita anemia ringan harus sering istirahat yaitu tidur pada
malam hari kurang lebih 7-8 jam, siang hari kurang lebih 1-2 jam.
d) Tablet Fe harus dikonsumsi satu jam sebelum makan atau sesudah
makan pada malam hari, dengan jus jeruk atau apel.
e) Lakukan skrining Hb pada ibu saat pemeriksaan antenatal pertama
dan 28 minggu.
14

f) Penderita harus menyediakan donor darah sesuai dengan golongan


darahnya untuk mengatasi jika terjadi komplikasi.
Peran bidan dalam menangani kehamilan dengan anemia
adalah memberikan pengarahan dan motivasi kepada ibu hamil dan
keluarga supaya tidak berlanjut pada komplikasi pada ibu dan janin.
Salah satu usaha yang ditetapkan adalah pemeriksaan kehamilan
secara rutin (ANC/ Antenatal Care)[14] .

B. Konsep Dasar Persalinan


1. Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan
sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri
dengan kelahiran plasenta [15].
2. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Persalinan normal ditentukan oleh 5 faktor utama yaitu:
a. Tenaga atau kekuatan (Power)
His (kontraksi uterus), kontraksi otot dinding perut, kontraksi
diafragma pelvis, ketegangan, kontraksi ligamentum rotundum,
efektivitas kekuatan mendorong dan lama persalinan.
b. Janin (Passanger)
Letak janin, posisi janin, presentasi janin dan letak plasenta.
c. Jalan lahir (Passage)
Ukuran dan tipe panggul, kemampuan serviks untuk membuka,
kemampuan kanalis vaginalis dan introitus vagina untuk memanjang.
d. Kejiwaan (Psyche)
Persiapan fisik untuk melahirkan, pengalaman persalinan,
dukungan orang terdekat dan integritas emosional.
15

e. Penolong
Kesiapan alat dan tenaga medis yang akan membantu jalannya
persalinan [14].
3. Tahapan-tahapan Persalinan
a. Proses Persalinan
Menurut [16] persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :
1) Kala I (Kala pembukaan)
Kala pembukaan berlangsung antara pembukaan 0-10 cm.
dalam Proses ini terdapat 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dimana
serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana serviks
membuka dari 3 sampai 10 cm. Kontraksi akan lebih kuat dan sering
selama fase aktif. Lamanya kala 1 pada primigravida berlangsung 12
jam sedangkan pada multigravida sekitar 8 jam. Pada fase aktif
persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus pada umumya
meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih)
dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Mekanisme pembukaan serviks berbeda antara Primigravida
dan multigravida. Pada primigravida, ostium uteri internum akan
membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis,
kemudian ostium internum sudah sedikit terbuka.
2) Kala II
Kala II ini dimulai pembukaan lengkap (10 cm) sampai
lahirnya bayi. Kala II biasanya akan berlangsung selama 2 jam pada
primigravida dan 1 jam pada multigravida.
Tanda dan gejala kala II:
a) Kontraksi akan semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan
durasi 50-100 detik.
b) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi.
c) Perineum terlihat menonjol.
16

d) Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.


e) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
3) Kala III (Kala Pelepasan Plasenta)
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.
Proses ini berlangsung lebih dari 30 menit. Tanda-tanda terlepasnya
plasenta yaitu uterus menjadi berbentuk bulat, tali pusat bertambah
panjang, terjadi semburan darah secara tiba-tiba.
Manajemen aktif kala III termasuk melakukan penjepitan dan
pemotongan tali pusat secara dini, memberikan suntikan oksitosin IM,
melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT) dan segera
melakukan masase fundus, harus dilakukan pada semua persalinan
normal.
4) Kala IV (Kala Pengawasan)
Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam
postpartum. Pada kala IV dilakukan observasi terhadap perdarahan
pasca persalinan yang paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Penanganan persalinan tergantung dari jenis persalinan dan kondisi
ibu. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV:
a) Tingkat kesadaran.
b) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu dan
pernafasan.
c) Kontraksi uterus .
d) Kandung kemih.
e) Terjadinya perdarahan.
Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak
melebihi 400 sampai 500 cc.
Asuhan dan pemantauan pada kala IV:
a) Lakukan rangsangan taktil (seperti pemijatan) pada uterus untuk
merangsang uterus berkontraksi.
b) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara
melintang antara pusat dan fundus uteri.
17

C. Konsep Dasar Nifas


Masa nifas (puerperium) adalah masa yang di mulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
(sebelum hamil), masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
1. Perubahan Fisiologi Masa Nifas
a. Perubahan Involusi
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi
sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari desidua yang
mengelilingi situs plasenta akan menjadi neurotic (layu atau mati).
Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi
untuk meraba dimana TFU nya (tinggi fundus uteri).
1) Pada saat bayi lahir,fundus uteri setinggi pusat dengan berat 1000
gram.
2) Pada akhir kala III, TFU teraba 2 jari di bawah pusat.
3) Pada 1 minggu post partum, TFU teraba pertengahan pusat simpisis
dengan berat 500 gram.
4) Pada 2 minggu post partum, TFU teraba diatas simpisis dengan berat
350 gram.
5) Pada 6 minggu post partum, fundus uteri mengecil (tak teraba)
dengan berat 50 gram.
b. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
uterus. Lokhea mempunyai reaksi basa atau alkalis yang dapat membuat
organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada pada
vagina normal. Lokhea berbau amis atau anyir dengan volume yang
berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea yang berbau tidak sedap
menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai perubahan warna dan
volume karena adanya proses involusi.
18

Lokhea dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan warna dan waktu


keluarnya:
1) Lokhea Rubra / Merah
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa
post partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah
segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo
(rambut bayi), dan mekonium.
2) Lokhea Sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecoklatan karena berlendir, serta
berlangsung dari hari ke-4 sampai ke-7 post partum.
3) Lokhea Serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung
serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari
ke-7 sampai hari ke-14.
4) Lokhea Alba / Putih
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,
selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini
dapat berlangsung selama 2-6 minggu post partum [17].
c. Perubahan Serviks, Vagina dan Perineum
1) Perubahan pada serviks
Perubahan yang terjadi pada serviks adalah bentuk serviks
agak menganga seperti corong, segera setelah bayi lahir.
2) Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan
yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa
hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam
keadaan kendur.
3) Perineum
Pada post natal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan
kembali sebagian tonus-nya, sekalipun tetap lebih kendur daripada
keadaan sebelum hamil [17].
19

d. Perubahan Sistem Pencernaan


Alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon
menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan,
kurangnya asupan asupan cairan dan makanan, serta kurangnya aktivitas
tubuh. Supaya buang air besar kembali normal, dapat diatasi dengan diet
tinggi serat, peningkatan asupan cairan, dan ambulasi awal. Bila ini tidak
berhasil, dalam 2-3 hari dapat diberikan obat laksansia. Selain konstipasi
ibu juga mengalami anoreksia akibat penurunan dari sekresi kelenjar
pencernaan dan mempengaruhi
e. Perubahan Sistem Perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit
untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Urine dalam jumlah besar
akan dihasilkan dalam 12-36 jam post partum.
f. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus. pembuluh-
pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot-otot uterus akan
terjepit. Perubahan Sistem Endokrin
1) Hormon Plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan.
HCG (Human Chorionic Gonadotropin) menurun dengan cepat dan
menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan
sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.
2) Hormon Pituitary
Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita
yang tidak menyusui, prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH
dan LH akan meningkat pada fase konsentrasi folikuler (minggu ke-
3) dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
3) Hypotalamik Pituitary Ovarium
Lamanya seorang wanita mendapat menstruasi juga
dipengaruhi oleh faktor menyusui. Seringkali menstruasi pertama
bersifat anovulasi karena rendahnya kadar estrogen dan progesteron.
20

4) Kadar Estrogen
Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang
bermakna sehingga aktivitas prolaktin yang juga sedang meningkat
dapat memengaruhi kelenjar mamae dalam menghasilkan ASI [17].
2. Tahapan Masa Nifas
a. Puerperium dini
Puerperium dini merupakan masa pemulihan, yang dalam hal ini
ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam,
dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerperium intermedial
Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh
alat- alat genetalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
c. Remote puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung
selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan .
3. Kunjungan Pada Ibu Nifas
a. Kunjungan pertama (6 jam – 3 hari setelah persalinan)
1) Mencegah perdarahan masa nifas dan infeksi.
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk bila ada
perdarahan berlanjut.
3) Memberikan Konseling kepada ibu atau anggota keluarga cara
mencegah perdarahan pada masa nifas.
4) Mengajari ibu cara menyusui pada pemberian ASI awal.
5) Mengajari ibu cara merawat bayi agar tidak terjadi hipotermia dan
menjaga kebersihan bayi terutama pada tali pusat.
6) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas.
b. Kunjungan kedua (4 – 28 hari setelah persalinan)
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilicus, tidak ada pendarahan abnormal, tidak ada
21

tanda-tanda infeksi dan lochea sanguinolenta.


2) Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai pentingnya
pemenuhan kebutuhan nutrisi, cairan dan istirahat.
3) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan memperhatikan tanda-
tanda penyulit.
4) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi dan
merawat bayi sehari-hari.
c. Kunjungan ketiga (29-42 hari setelah persalinan)
1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang dialami ibu maupun bayi.
2) Memberi konseling KB secara dini [17].

D. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir atau keluar dari rahim seorang
ibu melalui jalan lahir (liang vagina) atau melalui tindakan medis dalam kurun
waktu 0 sampai 28 hari [14].
1. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal
b Lahir cukup bulan dengan usia kehamilan 37-42 minggu
c Berat badan lahir 2500-4000 gram, panjang badan 44-53 cm
d Lingkar kepala biparietal 31-36 cm
e APGAR SKOR antara 7-10
f Bunyi jantung 120-160 kali/menit
g Pernafasan 40-60 kali/menit
h Suhu normal: 36,5oC-37,5oC
i Refleks Moro (memeluk) positif
j Refleks Rooting (mencari) positif
k Pengaturan Suhu
2. Manajemen Bayi Baru Lahir
a. Pengaturan Suhu
Bayi kehilangan panas melalui 4 cara :
1) Konveksi adalah melalui benda-benda padat yang berkontak
dengan kulit bayi.
22

2) Konduksi adalah pendinginan melalui aliran udara disekitar bayi.


3) Evaporasi adalah kehilangan panas melalui penguapan air pada.
kulit bayi yang basah.
4) Radiasi adalah melalui benda padat dekat bayi yang tidak
berkontak secara langsung dengan kulit bayi.
b. Resusitasi Bayi Baru Lahir
Resusitasi tidak dilakukan pada semua bayi baru lahir. Akan
tetapi penilaian untuk menentukan apakah bayi memerlukan resusitasi
harus dilakukan pada setiap bayi baru lahir. Penghisapan lendir dari
mulut bayi, secara stimulasi bayi dengan mengusap telapak kaki atau
punggung bayi apabila dapat bernafas dengan spontan tidak perlu
dilakukan resusitasi.
c. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernafasan,
mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan dengan
incubator, menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi.
d. Pengikatan dan Pemotongan Tali Pusat
Pengikatan dan pemotongan tali pusat segera setelah persalinan
banyak dilakukan secara luas di seluruh dunia, tetapi penelitian
menunjukkan kali ini tidak bermanfaat bagi ibu dan bayi, bahkan dapat
berbahaya bagi bayi. Penundaan pengikatan tali pusat memberikan
kesempatan bagi terjadinya transfuse fetomaternal sebanyak 20-50%
(rata-rata 21%) volume darah bayi.
e. Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam
minggu pertama secara alami mengurangi insiden infeksi pada bayi
baru lahir.
f. Pemberian Salep Mata
Pemberian antibiotik profilaksis pada mata dapat mencegah
terjadinya konjungtivitis. Diberikan > 1 jam setelah kelahiran.
Pencegahan infeksi mata tersebut mengandung tetrasiklin 1% atau
23

antibiotika lain.
g. Pemberian Vitamin K
Pemberian vitamin K baik secara intramuskular maupun oral
terbukti menurunkan insiden PDVK (Perdarahan Akibat Defisiensi
Vitamin K1).
h. Pengukuran Berat dan Panjang lahir
Bayi yang baru lahir harus ditimbang dan diukur panjang
badannya untuk mengetahui kondisi fisik bayi.
i. Memandikan Bayi
Bayi baru lahir dapat dimandikan 6 jam setelah kelahirannya
[18].

E. Tahapan Manajemen Asuhan Kebidanan


1. Teori Varney
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh
dari bidan ke kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan
yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas melalui
tahapan dan langkah – langkah yang disusun secara sistematis untuk
mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan
keputusan klinik yang dilakukan dengan tepat.
Proses manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan
langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data
menurut Varney ada 7 (tujuh) langkah mulai dari pengkajian, interpretasi
data, diagnosis potensial, tindakan segera, rencana tindakan, implementasi
dan evaluasi [19].
24

a. Langkah I: Pengumpulan Data Dasar


Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi
keadaan klien secara lengkap, yaitu:
1) Riwayat kesehatan.
2) Pemeriksaan fisik pada kesehatan.
3) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
4) Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang
akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan
mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami
komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen
kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.
b. Langkah II: Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang
benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman
wanita yang diidentifikasikan oleh bidan. Masalah ini sering menyertai
diagnosa. Sebagai contoh yaitu wanita pada trimester ketiga merasa takut
terhadap proses persalinan dan persalinan yang sudah tidak dapat ditunda
lagi.
Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori “nomenklatur
standar diagnosa” tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang
membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu
perencanaan untuk mengurangi rasa sakit.
c. Langkah III: Mengidentifikasikan Masalah Potensial.
Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
25

dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat


bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial benar-benar terjadi.
d. Langkah IV: Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang
Memerlukan Penanganan Segera.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan
primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita
tersebut dalam persalinan.
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang
memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu
intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainya
bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter.
e. Langkah V: Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/ data dasar
yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita
tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah
diberikan penyuluhan, konseling, dan apakah merujuk klien bila ada
masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi, kultur atau
masalah psikologis.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh
ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan
teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan
atau tidak akan dilakukan oleh klien.
26

f. Langkah VI: Melaksanaan Perencanaan


Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan
oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang
lain. Jika bidan tidak melakukanya sendiri ia tetap memikul tanggung
jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya. Manajemen yang efisien akan
menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
g. Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah
diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya. Ada
kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang
sebagian belum efektif [20].
2. Metode SOAP
Pendokumentasian SOAP merupakan suatu kepanjangan dari
Subjektif, Objektif, Analisa data, Penatalaksanaan.
SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis
dan singkat. Prinsip metode ini merupakan pemikiran penatalaksanaan
manajemen kebidanan. Format SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian
awal pasien.
S : Subjektif
Data dari pasien didapat dari anamnesa yang merupakan langkah I Varney.
O : Objektif
Hasil pemeriksaan fisik pemeriksaan diagnostik dan pendukung lain untuk
mendukung asuhan.
A : Analisa data
Kesimpulan apa yang dibuat dari data subyektif dan obyektif
P : Perencanaan
27

Menggambarkan pelaksanaan dari tindakan dan evaluasi perencanaan


berdasarkan assesment [21].

Keterkaitan Antara Manajemen Kebidanan


dan Sistem Pendokumentasian SOAP

Alur pikir Bidan Pencatatan dari asuhan kebidanan

Proses Management Pendokumentasian Asuhan


Kebidanan Kebidanan

5 Langkah
7 Langkah (varney) SOAP NOTES
(kompetensi bidan)
Data Data Subjektif & Objektif
Masalah/Diagnosa
Antisipasi masalah
potensial/diagnosa
lain Assement/Diagnosa
Assement/Diagnosa
Menetapkan
kebutuhan segera
untuk konsultasi,
kolaborasi
Perencanaan Asuhan Perencanaan Asuhan Plan :
Implementasi Implementasi a. Konsul
b. Tes diagnostik
Evaluasi Evaluasi c. Rujukan
d. Pendidikan
d. Konseling
e. Follow up
Gambar 2.1 Skema Langkah-langkah Proses Manajemen
28

F. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan


1. Konsep Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan kebidanan pada ibu hamil adalah suatu program untuk
mengetahui kesehatan ibu dan janin serta untuk mencegah dan menangani
secara dini kegawatdaruratan yang terjadi pada saat kehamilan.
Tujuan utama dari asuhan kebidanan pada ibu hamil adalah:
a. Memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayi dengan
cara membina hubungan baik dan saling percaya dengan ibu.
b. Mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa.
c. Mempersiapkan kelahiran bayi.
d. Memberikan pendidikan pada ibu hamil, suami, dan keluarga.
e. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
f. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta sosial
ibu dan bayi.
g. Menentukan secara dini adanya masalah atau gangguan dan komplikasi
yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan.
h. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu dan
bayi dengan trauma seminimal mungkin.
i. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI eksklusif
berjalan normal.
j. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam
memelihara bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
2. Konsep Dasar Asuhan Persalinan
Asuhan persalinan merupakan salah satu bagian dari antenatal care.
Mengupayakan persalinan bersih dan aman serta meningkatkan pelayanan
obstetri esensial dan darurat yang merupakan pelayanan kesehatan primer.
Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup
dan meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi. Walaupun dengan
intervensi yang minimal, namun upaya yang terintegrasi dan lengkap tetap
29

harus dijaga agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan optimal. Dengan
pendekatan seperti ini, maka hal-hal yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Secara konsisten dan sistematis menggunakan praktik pencegahan infeksi
seperti cuci tangan, penggunaan sarung tangan, sanitasi lingkungan dan
proses ulang (sterilisasi) peralatan bekas pakai.
b. Memberikan asuhan yang diperlukan, memantau kemajuan dan menolong
proses persalinan serta kelahiran bayi.
c. Memberikan asuhan sayang ibu di setiap tahapan persalinan, kelahiran
bayi dan masa nifas, termasuk memberikan penjelasan bagi pasien dan
keluarganya tentang persalinan dan proses kelahiran bayi serta
menganjurkan suami atau anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam
proses persalinan dan kelahiran bayi.
d. Merencanakan persiapan dan melakukan rujukan tepat waktu dan optimal
bagi pasien di setiap tahapan persalinan.
e. Menghindari berbagai tindakan yang tidak perlu atau berbahaya seperti
pemasangan kateter urin, tindakan episiotomi, amniotomi sebelum terjadi
pembukaan lengkap, meminta pasien meneran secara terus menerus.
f. Melakukan penatalaksanaan aktif pada kala III untuk mencegah
perdarahan pascapersalinan.
g. Memberikan asuhan segera pada bayi baru lahir.
h. Memberikan asuhan dan pemantauan awal pada masa nifas untuk
memastikan kesehatan serta kenyamanan pasien dan bayi baru lahir.
i. Mengajarkan pada pasien dan keluarganya untuk mengenali tanda dan
gejala bahaya pada masa nifas dan bayi baru lahir.
j. Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan.
3. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
Asuhan ini diberikan kepada ibu nifas. Asuhan kebidanan pada ibu
nifas biasanya berlangsung pada rentang waktu 40 hari. Pada asuhan ini bidan
akan memberikan asuhan yang berupa pemantauan involusi uteri, kelancaran
ASI dan kondisi ibu dan anak.
30

Tujuan diberikannya asuhan masa nifas yakni untuk:


a. Membantu ibu dan pasangan selama masa transisi awal mengasuh anak.
b. Menjaga kesehatan ibu dan bayi secara fisik maupun psikologisnya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi sehat.
4. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Asuhan ini diberikan kepada bayi baru lahir. Pada bayi baru lahir,
bidan akan memotong tali plasenta, memandikan, mengobservasi ada
tidaknya gangguan pada pernapasan dan memakaikan pakaian dan
membedong dengan kain.
Tujuan diberikan asuhan kepada bayi baru lahir yakni:
a. Untuk membersihkan jalan napas.
b. Memotong dan merawat tali pusat.
c. Mempertahankan suhu tubuh bayi.
d. Mengidentifikasi dan pencegahan infeksi [22].

G. Landasan Hukum
1. Tugas dan Wewenang Bidan [23].
Berikut adalah tugas dan wewenang bidan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan:
Pasal 46
a. Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas
memberikan pelayanan yang meliputi:
1) pelayanan kesehatan ibu.
2) pelayanan kesehatan anak.
3) pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
4) pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
5) pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
b. Tugas Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan
secara bersama atau sendiri.
31

c. Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan


secara bertanggung jawab dan akuntabel.
Pasal 47
a. Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat berperan
sebagai:
1) Pemberi Pelayanan Kebidanan.
2) Pengelola Pelayanan Kebidanan.
3) Penyuluh dan konselor.
4) Pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik.
5) Penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan.
6) Peneliti.
b. Peran Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 48
Bidan dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46 dan Pasal 47, harus sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya.

H. Tinjauan Islam
Islam sebagai agama yang sempurna, mengatur semua aspek kehidupan.
Memberikan perhatian besar terhadap kelangsungan keluarga, sesuai posisinya
sebagai bagian penting dalam masyarakat. Tentu saja faktor keluarga menjadi
penentu baik atau buruknya suatu masyarakat.
Permasalahan keluarga tentu saja berkaitan erat dengan wanita dan anak-
anak. Bahkan wanita memegang peranan terhadap kelangsungan dan
kesinambungan keluarga tersebut. Perkembangan keluarga melalui proses
keturunan, menjadikan wanita berada di posisi terpenting dalam melahirkan
generasi baru dari manusia. Proses kehamilan yang sepenuhnya diemban oleh
seorang calon ibu, merupakan sebuah kerja keras dan penuh resiko. Membuat
wanita berada di ambang ancaman, jika saja permasalahan tersebut tidak
mendapatkan perhatian memadai dari semua pihak.
32

Oleh sebab itu, Islam telah menjelaskan bagaimana seharusnya seorang


wanita hamil diperlakukan. Apa saja hak mereka, dan tentu saja kewajiban suami
terhadap pasangannya yang sedang mengandung anaknya tersebut.
Sementara itu, masalah kesehatan anak juga mendapat perhatian besar
dari Islam. Pertumbuhan dan keselamatan seorang anak di masa kecil,
menentukan nasibnya di kemudian hari.
Keselamatan dan kesehatan ibu hamil dan bersalin hingga anak-anak
merupakan tulang punggung dari kesinambungan manusia di dunia ini.
Kewajiban semua pihaklah untuk peduli terhadap masalah tersebut.
Dalam Al Qur’an menggambarkan bahwa kehamilan merupakan proses
alamiah mewujudkan Keturunan. Allah SWT telah menciptakan manusia secara
berpasangan. Ada laki-laki, ada juga perempuan. Dengan adanya pasangan
tersebut manusia dapat berketurunan dan berkembang dari masa ke masa. Proses
alami dari perkembangan manusia dalam berketurunan adalah dengan cara
berhubungan suami istri antara laki-laki dan perempuan dalam sebuah wadah
mulia dan ikatan suci yaitu pernikahan. Dari hasil hubungan tersebut akan
membuahkan janin dalam rahim sang istri hingga persalinan. Proses kehamilan
ini merupakan suatu yang alami dan paling mudah dalam melahirkan keturunan.
Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dialah yang telah menciptakan kamu dari jiwa yang satu, lalu
dijadikan darinya pasangannya, lalu melahirkan dari keduanya banyak laki-laki
dan perempuan …”(QS. Ar-rum: 30)
Kelahiran anak yang melewati proses persalinan juga faktor yang
dapat meningkatkan rasa kasih sayang orang tua terutama ibu kepada anaknya.
Kelahiran anak melewati proses yang panjang-lebih kurang 9 bulan. Sang ibu
menunggu kelahiran buah hatinya dengan penuh harap dan bahagia. Proses
keibuan pun tumbuh secara alami di samping harus aktifitas sehari-hari.
33

Allah SWT sebagai pencipta makhluk, telah menjelaskan proses


demi proses penciptaan manusia di dalam rahim seorang perempuan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Metode Pengkajian
Beberapa metode yang digunakan dalam melakukan pengkajian ini
adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan
pada pertemuan tatap muka [24]. Dalam pengkajian kasus komprehensif ini
penulis menggunakan metode wawancara pada pasien dan keluarga pasien
secara langsung guna mendapatkan data yang subjektif.
2. Observasi
Observasi adalah cara untuk mengumpulkan data dengan melakukan
pengamatan secara langsung kepada pasien studi kasus untuk mencari
perubahan atau hal-hal yang diperlukan [25]. Penulis menggunakan metode
observasi pada pasien guna untuk memantau secara umum keadaan pasien,
kemajuan persalinan maupun tanda bahaya pada pasien.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang dilakukan pada bagian tubuh dari kepala sampai
kaki untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu dan janin, serta perubahan
yang terjadi pada suatu pemeriksaan berikutnya [26]. Dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan, penulis melakukan metode pemeriksaan fisik secara
langsung mulai dari keadaan umum, kesadaran, pemeriksaan dari mulai
ujung kepala sampai ke ujung kaki. Pertama melihat keadaan pasien
(inspeksi). Meraba suatu sistem atau organ yang hendak diperiksa (palpasi),
mengetuk suatu sistem atau organ yang hendak diperiksa (perkusi), dan
mendengarkan denyut jantung bayi (auskultasi).

34
35

4. Dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan cara mengambil data berasal yang
dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut dapat berupa gambar, tabel atau
daftar periksa dan film dokumenter.
Pada pencatatan serangkaian kegiatan asuhan kebidanan yang
dilakukan pada pasien penulis menggunakan metode dokumentasi. Dalam
pengumpulan data pasien riwayat selama kehamilan, penulis menggunakan
metode telaah dokumentasi pada catatan buku KIA pasien.
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang yaitu suatu pemeriksaan medis yang
dilakukan atas indikasi tertentu guna memperoleh keterangan yang lebih
lengkap. Dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan, penulis melakukan
metode pemeriksaan fisik secara langsung dan keseluruhan pada pasien [25].

B. Tempat dan Waktu Pengkajian


Tempat dalam melakukan pengkajian ini yaitu di PMB Dede Asmara
Kabupaten Ciamis dan rumah pasien yang dilakukan pada tanggal 13 Maret
2020 sampai tanggal 17 April 2020.

C. Subjek Yang Dikaji


Pengkajian dilakukan pada Ny. I usia 19 tahun G1P0A0 yang meliputi
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi yang dilahirkan (neonatus).

D. Jenis Data yang Digunakan


Jenis data yang digunakan dalam pengkajian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama,
yaitu orang yang kita jadikan objek pengkajian atau orang yang kita jadikan
sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data. Dalam pengkajian tugas
ini penulis memperoleh data primer terhadap pasien diantaranya data
subjektif dan objektif.
36

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan
pengkajian, misalnya pengkajian harus melalui dokumen. Data ini diperoleh
dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku
dan diperoleh berdasarkan catatan yang berhubungan dengan pengkajian,
selain itu pengkaji menggunakan data yang diperoleh dari internet [27].
Data sekunder yang dikutip oleh pengkaji antara lain:
a. Data cakupan AKI di dinas kesehatan Ciamis.
b. Data ibu hamil, bersalin dan Bayi Baru Lahir di Dinas Kesehatan
Kabupaten Ciamis.
c. Catatan KIA pasien.

E. Instrumen Pengkajian
Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh pengkaji dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya [24]. Instrumen yang
dipakai dalam pengambilan data untuk ibu bersalin adalah menggunakan
format asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP. Instrumen pengkajian yang
digunakan adalah format pengkajian asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin,
nifas dan bayi baru lahir.
Alat yang digunakan sesuai dengan acuan dalam daftar tilik:
1. Alat yang digunakan dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil:
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Thermometer
d. Pita LILA
e. Metlin
f. Penlight
g. Doppler
h. Reflek Hammer
i. Jam Tangan
37

j. Bak Instrumen berisi sarung tangan


2. Alat yang digunakan dalam asuhan kebidanan pada persalinan :
Partus set:
a. Gunting Episiotomi
b. Gunting tali pusat
c. Kassa steril
d. Benang tali pusat
e. Setengah Kocher
f. Klem 2 buah
g. Handscoon 2 pasang (panjang dan pendek)
Hecting Set
a. Pinset anatomis
b. Pinset sirurgis
c. Nalpuder
d. Gunting
e. Jarum kulit dan jarum otot
f. Benang
Alat tenun:
a. APD
b. Waslap 2 buah
c. Handuk
d. Popok atau kain polos
e. Parnel 2 buah
f. Perlengkapan bayi
g. Perlengkapan ibu ( kain, baju, pembalut, celana)
Alat:
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Korentang
d. Monoaural
e. Bengkok
38

f. Thermometer
g. Metlin
h. Air DTT
i. Penlight
j. Pita lila
k. Air klorin
l. Tempat sampah basah dan kering
m. Tempat placenta
n. Tempat baju kotor
Obat :
a. Infus Set + Abocath no 18
b. Oksitosin 2
c. Ergometrin
d. Lidokain
e. Vit K
3. Alat yang digunakan dalam asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir:
a. Bak Instrumen
b. Metlin
c. Stetoskop
d. Penlight
e. Termometer Axilla
f. Kom berisi kapas
g. Spuit 1 cc
h. Tetes Mata
i. Vit K dan Vaksin Hepatitis
j. Kain Bersih
k. Timbangan Bayi
39

F. Tinjauan Kasus

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL G1P0A0 HAMIL 38 MINGGU


DENGAN ANEMIA RINGAN DI PMB DEDE ASMARA
KABUPATEN CIAMIS

Hari, Tanggal Pengkajian : Rabu, 11 Maret 2020


Tempat Pengkajian : PMB Dede Asmara
Jam Pengkajian : 09.47 WIB
Pembimbing Akademik : Sri Utami Asmarani, SST., M.KM
Pengkaji : Tira Seyudhianti

Identitas Pasien
Nama : Ny. I Tn. R
Umur : 19 Tahun 20 Tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SD
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Dsn. Cihideung RT 24 RW 09 Ds. Utama

S: Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, ini merupakan


kehamilan pertama, belum pernah keguguran, ibu mengeluh sering
merasa lemas, sudah melakukan imunisasi TT2, sebelum hamil
menggunakan kontrasepsi pil, HPHT : 15-06-2019, TP : 22-03-2020.
O: Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, BB: 72 Kg, TB: 159
cm, LILA: 31,5, TD: 110/80 mmHg, P: 81 x/menit, R: 23 x/menit, S:
36,6°C, konjungtiva tampak sedikit pucat, sklera putih, wajah tidak
oedema, mulut bersih tidak ada karies gigi, leher tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, payudara tidak ada benjolan, puting susu tidak
menonjol, tidak ada nyeri tekan, ASI belum keluar, abdomen tidak ada
40

luka operasi, TFU 32 cm, fundus teraba bagian bulat, lunak, melenting,
punggung kiri, presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP, DJJ: 147
x/menit, tidak terdapat oedema pada ekstremitas atas dan bawah, tidak
terdapat varises, kuku tampak pucat, reflek patella (+), pemeriksaan
penunjang: Hb 10 gr/dl.
A: G1P0A0 38 Minggu dengan Anemia Ringan
P:
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan
diberikan, ibu mengerti.
- Memberikan KIE tentang nutrisi seimbang, terutama makanan yang
mengandung zat besi, ibu mengerti.
- Memberikan KIE tentang pola istirahat, ibu mengerti.
- Memberikan KIE tentang ketidaknyamanan pada trimester III,
persiapan persalinan dan tanda-tanda persalinan, ibu mengerti dan
sudah mempersiapkan persalinannya dengan baik.
- Mengajarkan perawatan payudara untuk mengatasi puting susu
tenggelam, ibu mengerti dan mampu melakukannya
- Menganjurkan ibu untuk selalu mengonsumsi tablet tambah darah,
ibu mengerti.
- Memberitahukan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada
tanggal 22 Maret 2020 bila tidak ada mules, ibu mengerti.
-
Pengkaji

Tira Seyudhianti
41

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN G1P0A0 HAMIL 40 MINGGU


INPARTU KALA I FASE LATEN DI PMB DEDE ASMARA
KABUPATEN CIAMIS

Hari, Tanggal Pengkajian : Kamis, 03 April 2020


Tempat Pengkajian : PMB Dede Asmara
Jam Pengkajian : 05.20 WIB
Pembimbing Akademik : Sri Utami Asmarani, SST., M.KM
Pengkaji : Tira Seyudhianti

Identitas Pasien
Nama : Ny. I Tn. R
Umur : 19 Tahun 20 Tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SD
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Dsn. Cihideung RT 24 RW 09 Ds. Utama

S: Ibu datang mengeluh perut terasa mules sejak kemarin tanggal 02


April 2020.
O: Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD: 130/80 mmHg, P:
72 x/menit, R: 24 x/menit, S: 37,1°C, konjungtiva merah muda, sklera
putih, payudara tidak ada benjolan, puting susu tidak menonjol,
terdapat sedikit pengeluaran kolostrum, TFU 33 cm, fundus teraba
bagian bulat, lunak, melenting, punggung kiri, presentasi kepala,
kepala sudah masuk 2/5 PAP, DJJ 128 x/menit, HIS 3x10’40”, v/t v/v
tidak ada kelainan, portio tebal lembek, pembukaan 3 cm, kepala
hodge II, ketuban (+), kepala teraba ubun-ubun kecil, tidak terdapat
oedema pada ekstremitas atas dan bawah, tidak terdapat varises, kuku
tampak pucat.
42

A: G1P0A0 Hamil 40 Minggu Inpartu Kala I Fase Laten

P:
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan
diberikan, ibu mengerti.
- Memfasilitasi persiapan alat dan pasien, ibu dalam keadaan
nyaman.
- Melakukan observasi kemajuan persalinan dan tanda bahaya
persalinan, ibu mengerti.
- Mengajarkan ibu teknik relaksasi yang benar, ibu dapat melakukan.
- Memfasilitasi pemenuhan nutrisi, ibu menghabiskan ¾ porsi
makanan.
- Menganjurkan ibu untuk miring kiri, ibu bersedia dan dapat
melakukannya.
- Mengosongkan kandung kemih. Ibu didampingi ke kamar mandi
- Memfasilitasi persalinan dengan pendampingan, ibu didampingi
oleh ibunya.
- Informed consent mengenai alat kontrasepsi IUD post plasenta, ibu
tidak bersedia memakai KB IUD.

Jam 09.50 WIB


S: Mules semakin sering dan kuat
O: Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD: 110/70 mmHg, P:
81 x/menit, R: 24 x/menit, S: 36,2°C, DJJ 149x/menit, His 4x10’x40” ,
v/t v/v t.a.k, portio tipis lunak, pembukaan 6 cm, ketuban (+), kepala
hodge II.
A: G1P0A0 Hamil 40 Minggu Inpartu Kala I Fase Aktif
P:
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan
diberikan, ibu mengerti.
43

- Melakukan observasi tanda tanda vital, kemajuan persalinan dan


tanda bahaya persalinan, ibu mengerti dan bersedia dilakukan
observasi.
- Mengajarkan kembali teknik relaksasi yang benar, ibu dapat
melakukan.
- Memfasilitasi pemenuhan nutrisi, ibu minum 1 gelas air putih.
- Menganjurkan ibu untuk miring kiri, ibu bersedia dan dapat
melakukannya.

Jam 13.02 WIB


S: Mules semakin sering dan kuat, keluar air-air dan ada dorongan ingin
meneran seperti ingin buang air besar.
O: Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD: 110/80 mmHg, P:
83 x/menit, R: 24 x/menit, S: 36,2°C, DJJ 146 x/menit, His 4x10’x45”
kuat, v/t v/v t.a.k, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban (-),
kepala hodge III, kepala teraba ubun-ubun kecil.
A: G1P0A0 hamil 40 Minggu Inpartu Kala II
P:
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan
diberikan, ibu mengerti.
- Membantu ibu untuk menemukan posisi yang nyaman, ibu
memilih posisi litotomi dan ibu merasa nyaman
- Memastikan kelengkapan alat dan menyiapkan oksitosin 10 IU,
alat sudah lengkap.
- Mengajarkan ibu cara meneran dan teknik relaksasi, ibu mampu
melakukan dengan baik.
- Memimpin ibu untuk meneran.
- Melakukan episiotomi pada perineum karena perineum kaku,
episiotomi dilakukan secara mediolateral derajat II.
- Menolong persalinan pervaginam dan melahirkan bayi dengan 60
langkah APN.
44

Bayi lahir spontan jam 13.45 WIB, menangis kuat, warna kulit
kemerahan, tonus otot kuat, jenis kelamin laki-laki.
- Mengeringkan bayi, tubuh bayi kering.
- Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin 10 unit IM agar
uterus berkontraksi baik, ibu mengerti dan bersedia.
- Memotong tali pusat dengan teknik jepit-jepit potong, tali pusat
sudah terpotong.

Jam 13.55 WIB


S: Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya, merasa lemas dan mules.
O: Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TFU sepusat,
kontraksi uterus baik, palpasi abdomen tidak ada janin kedua,
perdarahan normal, terdapat semburan darah secara tiba-tiba, uterus
globuler, tali pusat memanjang.
A: P1A0 Kala III
P:
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan
diberikan, ibu mengerti.
- Memeriksa adanya janin kedua, tidak ada janin kedua.
- Memfasilitasi bayi untuk melakukan IMD, IMD berhasil di menit
30.
- Melakukan PTT (Peregangan Tali Pusat Terkendali) tali pusat
bertambah panjang.
- Melahirkan plasenta. Plasenta lahir jam 13.57 WIB.
- Melakukan masase uterus, fundus teraba keras TFU 2 jari dibawah
pusat.
- Memeriksa kelengkapan plasenta, selaput ketuban utuh, kotiledon
lengkap.
45

Jam 14.02 WIB


S: Ibu mengatakan masih lemas.
O: Keadaan umum baik, TD: 110/70 mmHg, N: 82 x/menit, P: 24 x/menit,
S: 36,4oc, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung
kemih kosong, perdarahan ±200 cc, terdapat luka hecting.
A: P1A0 Kala IV
P:
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan,
ibu mengerti.
- Mengevaluasi laserasi jalan lahir, terdapat luka episiotomi derajat II,
perdarahan ± 200 cc.
- Melakukan hecting perineum, dilakukan menggunakan teknik
jelujur. Mendekontaminasi alat dan tempat bersalin.
- Membersihkan ibu dan merapikannya.
- Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini secara bertahap,
dimulai dari miring kiri dan miring kanan, duduk ditempat tidur,
berdiri disamping tempat tidur, dan dilanjutkan dengan berjalan-
jalan sedikit, ibu sudah bisa tidur miring kiri dan kanan.
- Mengajari ibu dan keluarga untuk melakukan masase uterus dan
mengecek kontraksi uterus, ibu dan keluarga mengerti dan mau
melakukannya.
- Menganjurkan ibu untuk makan dan minum, ibu bersedia untuk
makan dan minum.
- Memfasilitasi pemberian terapi: vitamin A 3x1, emturnas 3x1,
yusimox 3x1, ibu bersedia memakannya.
- Observasi keadaan umum, TTV, TFU, kontraksi uterus, kandung
kemih, perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit
pada jam kedua, hasil observasi terlampir pada partograf.
46

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS P1A0 6 JAM


POST PARTUM DI PMB DEDE ASMARA
KABUPATEN CIAMIS

Hari, Tanggal Pengkajian : Kamis, 03 April 2020


Tempat Pengkajian : PMB Dede Asmara
Jam Pengkajian : 21.15 WIB
Pembimbing Akademik : Sri Utami Asmarani, SST., M.KM
Pengkaji : Tira Seyudhianti

Identitas Pasien
Nama : Ny. I Tn. R
Umur : 19 Tahun 20 Tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SD
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Dsn. Cihideung RT 24 RW 09 Ds. Utama

S: Ibu mengatakan merasa lega karena persalinannya berjalan dengan


normal, mengeluh linu pada luka jahitan.
O: Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD: 120/70 mmHg,
N: 83 x/menit, P: 22 x/menit, S: 36,8 oC, sklera putih, konjungtiva
merah muda, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembuluh limfe,
bentuk dan ukuran payudara simetris, tidak ada massa pada payudara,
puting susu tidak menonjol, ASI sudah ada sedikit, tidak ada bekas
luka operasi pada abdomen, TFU 2 jari dibawah pusat, lochea rubra,
perdarahan normal.
47

A: PIA0 6 Jam Post Partum.

P:
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan,
ibu mengerti.
- KIE mengenai tanda bahaya pada masa nifas, serta pentingnya ASI
eksklusif. Ibu mengerti.
- Konseling mengenai nutrisi pada ibu nifas, pola istirahat, senam
nifas, personal hygiene, mobilisasi. Ibu mengerti.
- Memberitahukan untuk dilakukannya kunjungan nifas pada 1 hari
post partum, tepatnya pada tanggal 04 April 2020, ibu bersedia .

Pengkaji

Tira Seyudhianti

Catatan Perkembangan

Hari/Tanggal : Sabtu / 04 April 2020


Tempat Pengkajian : Rumah Pasien
Pengkaji : Tira Seyudhianti

S: Ibu mengatakan masih merasa ngilu di bekas luka jahitan dan


mengeluh puting susunya masih tenggelam.
O: Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD: 110/70 mmHg,
N: 86 x/menit, P: 24 x/menit, S: 37,1 oC, sklera putih, konjungtiva
merah muda, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembuluh limfe,
bentuk dan ukuran payudara simetris, puting susu tidak menonjol tidak
48

ada tanda-tanda peradangan dan infeksi pada payudara, ASI ada


sedikit, TFU 2 jari dibawah pusat, lochea rubra, perdarahan normal.
A: PIA0 1 Hari Post Partum

P:
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan,
ibu mengerti.
- Mengingatkan kembali tanda bahaya pada masa nifas dan bayi baru
lahir, dan pentingnya ASI eksklusif, ibu mengerti.
- Menginformasikan kepada ibu mengenai posisi dan teknik menyusui
yang baik dan benar, ibu mengerti.
- Menganjurkan kembali untuk melakukan perawatan puting susu
tenggelam.
- Menginformasikan kepada ibu untuk selalu menyendawakan
bayinya jika sudah disusui, ibu mengerti.
- Menjadwalkan untuk melakukan kunjungan ulang setelah 6 hari
setelah melahirkan, ibu mengerti.

Pengkaji

Tira Seyudhianti

Catatan Perkembangan

Hari/Tanggal : Kamis / 09 April 2020


Tempat Pengkajian : Rumah Pasien
Pengkaji : Tira Seyudhianti

S: Ibu merasa keadaannya sudah lebih sehat dan mampu memberikan


ASI nya dengan baik.
49

O: Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD: 120/80 mmHg,


N: 84 x/menit, P:23 x/menit, S: 36,9 oC, sklera putih, konjungtiva
merah muda, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembuluh limfe,
bentuk dan ukuran payudara simetris, puting susu tidak menonjol tidak
ada tanda-tanda peradangan dan infeksi pada payudara, ASI ada
sedikit, TFU pertengahan sympisis pusat, lochea sanguinolenta.
A: PIA0 6 Hari Post Partum
P:
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang
diberikan, ibu mengerti.
- Melakukan evaluasi pemberian ASI, ibu memberikan ASI
dengan cara yang baik dan benar.
- Menjadwalkan untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu
setelah melahirkan, ibu bersedia.

Pengkaji

Tira Seyudhianti

Catatan Perkembangan

Hari/Tanggal : Jumat / 17 April 2020


Tempat Pengkajian : Rumah Pasien
Pengkaji : Tira Seyudhianti

S: Ibu mengatakan ASI nya sedikit.


O: Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD: 110/80 mmHg,
N: 82 x/menit, P:22 x/menit, S: 36,9oC, sklera putih, konjungtiva
merah muda, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembuluh limfe,
bentuk dan ukuran payudara simetris, puting susu tidak menonjol tidak
50

ada tanda-tanda peradangan dan infeksi pada payudara, ASI ada


sedikit, TFU tidak teraba, lochea serosa.
A: PIA0 2 Minggu Post Partum

P:
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang
diberikan, ibu mengerti.
- Melakukan pijat oksitosin untuk membantu melancarkan
pengeluaran ASI, ASI berhasil keluar.
- Mengingatkan kembali kepada ibu untuk selalu memberikan
ASI kepada bayinya, ibu mengerti.
- Konseling pemenuhan nutrisi seimbang dan pola istirahat, ibu
mengerti.

Pengkaji

Tira Seyudhianti
51

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


NEONATUS CUKUP BULAN USIA 1 JAM
DI PMB DEDE ASMARA KABUPATEN CIAMIS

Hari, Tanggal Pengkajian : Jumat, 03 April 2020


Tempat Pengkajian : PMB Dede Asmara, SST
Jam Pengkajian : 10.00 WIB
Pembimbing Akademik : Sri Utami Asmarani, SST., M.KM
Pengkaji : Tira Seyudhianti

Identitas Bayi
Nama : By. Ny. I
Waktu Lahir : 13.45 WIB
Tanggal Lahir : 03 April 2020
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Identitas Orang Tua Ibu Ayah
Nama : Ny. I Tn. R
Umur : 19 Tahun 20 Tahun
Pendidikan : SMP SD
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Agama : Islam Islam
Alamat : Dsn. Wetan RT 24 RW 09 Ds.Utama
Kec. Cijeungjing

S: Ibu mengatakan baru melahirkan 1 jam yang lalu, usia kehamilan


cukup bulan, bayi lahir spontan, jenis kelamin laki-laki.
O: Keadaan umum baik. Bayi menangis kuat, bergerak aktif, jenis
kelamin laki laki, N: 142 x/menit, P: 44 x/menit, S: 36,6 oC, apgar
score :7-8, BB : 3000 gram, PB: 50 cm, LK: 35 cm, LD: 33 cm, Lila:
11 cm. Kulit kepala bersih, tidak terdapat cephal hematoma, bentuk
dan ukuran telinga simetris dan sejajar dengan mata, tampak bersih
52

dan berlubang, bentuk dan ukuran mata simetris, konjungtiva merah


muda, sklera putih, bentuk dan ukuran hidung simetris, bentuk dan
ukuran mulut simetris, tidak ada labioskizis dan palatoskizis, reflek
rooting (+), reflek sucking (+), reflek swallowing (+), pada leher tidak
terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis,
bentuk dan ukuran dada simetris, puting susu ada, bunyi nafas normal,
tidak ada ronchi dan wheezing, ekstremitas atas normal, jari lengkap,
reflek grab (+), reflek moro (+), reflek staping/walking (+), bentuk dan
ukuran abdomen normal, tidak ada penonjolan sekitar tali pusat, tidak
ada perdarahan pada tali pusat, dan tidak terdapat benjolan, terdapat 2
testis didalam skrotum, ujung penis terdapat lubang uretra ekstremitas
bawah normal, reflek babinski (+), tidak terdapat cekungan pada
punggung, reflek gallant (+), anus berlubang. Warna kulit kemerahan,
tidak terdapat tanda lahir.
A: Neonatus Cukup Bulan usia 1 jam
P:
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang
diberikan, keluarga memahami.
- Memfasilitasi pemberian salep mata untuk mencegah terjadinya
infeksi pada mata dan pemberian injek vitamin K 0,5 ml pada
paha kiri bayi untuk mencegah perdarahan di otak, injek vitamin
k telah diberikan.
- Menginformasikan cara pemberian ASI yang baik dan benar,
ibu memahami.
Jam 15.45 WIB
- Memfasilitasi pemberian imunisasi HB0 pada paha sebelah
kanan bayi, ibu bersedia.
- Konseling mengenai tanda bahaya pada bayi baru lahir,
perawatan tali pusat pada bayi dan pentingnya ASI eksklusif.
Ibu dan keluarga mengerti.
53

- Menginformasikan keluarga untuk selalu menjaga kehangatan


bayi, keluarga mengerti.

Pengkaji

Tira Seyudhianti

Catatan Perkembangan

Hari/Tanggal : Sabtu / 04 April 2020


Waktu Pengkajian : 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Pasien
Pengkaji : Tira Seyudhianti

S: Ibu mengatakan bayinya rewel dan telah dibantu dengan pemberian


susu formula dikarenakan puting susu ibu tenggelam, bayi sudah BAK
dan BAB.
O: Keadaan umum baik, N: 126 x/menit, P: 42 x/menit, S: 36,7oC, kepala
bersih, tidak terdapat cephal hematoma, rambut lebat, bentuk dan
ukuran telinga simetris dan sejajar dengan mata, tampak bersih dan
berlubang, bentuk dan ukuran mata simetris, konjungtiva merah muda,
sklera putih.
A: Neonatus Cukup Bulan Usia 1 Hari
P:
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan,
ibu mengerti.
- Memberi pendidikan kesehatan tentang kebutuhan nutrisi, menjaga
kehangatan bayi, melatih bayi untuk mengenali puting susu ibunya
dengan cara yang telah diajarkan dan lanjutkan memberikan ASI.
54

- Konseling mengenai tanda bahaya pada bayi baru lahir dan


perawatan tali pusat.
- Menjadwalkan untuk melakukan kontrol ulang setelah 6 hari yaitu
pada hari minggu tanggal 11 April 2020 atau segera apabila ada
keluhan, ibu mengerti.

Pengkaji

Tira Seyudhianti

Catatan Perkembangan

Hari/Tanggal : Selasa / 09 April 2020


Waktu Pengkajian : 11.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Pasien
Pengkaji : Tira Seyudhianti

S: Ibu mengatakan bayinya tidak rewel dan sudah bisa menyusu dengan
baik, dan tali pusat sudah puput sejak kemarin hari ke 5.
O: Keadaan umum baik, BB: 3300 gram, PB: 50 cm, N: 121 x/menit, P:
42 x/menit, S: 36,7oC, warna kulit kemerahan, bentuk dan ukuran
kepala normal, sklera putih, konjungtiva merah muda, abdomen tidak
kembung, tampak tali pusat sudah lepas.
A: Neonatus Cukup Bulan Usia 6 Hari
P:
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan,
ibu mengerti.
- Menginformasikan kembali mengenai tanda bahaya pada bayi baru
lahir dan pemberian ASI 2 jam sekali.
55

Pengkaji

Tira Seyudhianti

Catatan Perkembangan

Hari/Tanggal : Rabu / 17 April 2020


Waktu Pengkajian : 10.15 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Pasien
Pengkaji : Tira Seyudhianti

S: Ibu mengatakan bayinya tidak rewel, menetek sangat kuat, BAB /


BAK lancar .
O: Keadaan umum baik, BB: 3600 gram, PB: 51 cm, N: 127 x/menit, P:
40 x/menit, S: 36,50C, warna kulit kemerahan, bentuk dan ukuran
kepala normal, sklera putih, konjungtiva merah muda, abdomen tidak
kembung.
A: Neonatus Cukup Bulan Usia 2 Minggu
P:
- Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan,
ibu mengerti.
- Menginformasikan ibu untuk jadwal imunisasi yaitu imunisasi BCG
pada usia 1 bulan, polio pada usia 1, 2, 3 dan 4 bulan, DPT-HB pada
usia 2, 3, dan 4 bulan, dan campak pada usia 9 bulan, ibu mengerti
dan akan mengingat jadwal imunisasi.

Pengkaji

Tira Seyudhianti
DAFTAR PUSTAKA

[1] M. K. Legawati, Juliana Munthe, SST., Asuhan Kebidanan


Berkesinambungan (Continuty of Care. Jakarta: Info Media, 2017.
[2] M. Kontrasepsi and J. Panjang, “Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan
penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang,” pp. 119–126, 2020.
[3] BPS, “Tingginya Angka Kematian Bayi di Indonesia,” Era id, 2018.
https://www.era.id/read/0KU8bO-tingginya-angka-kematian-bayi-di-
indonesia (accessed Jul. 05, 2020).
[4] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, “Profil Kesehatan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat 2017,” Disk. Jabarprov, p. 52, 2017.
[5] K. Kesehatan and R. Indonesia, Profil Kesehatan Indonesia. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2017.
[6] A. Mahmud, R. Ulandari, J. Kebidanan, and P. Kemenkes, “ASUHAN
KEBIDANAN KOMPREHENSIF NY ‘ S ’ DENGAN ANEMIA RINGAN,”
pp. 29–36, 2020.
[7] Dinkes Ciamis, “AKI dan AKB di Kabupaten Ciamis,” Ciamis, 2018.
[Online]. Available:
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/pcdqmg349.
[8] Diponegoro, “Al-quran,” 2010.
[9] N. F. Rahmah, “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY‘L’
KEHAMILAN NORMAL DENGAN ANEMIA RINGAN DI BPM SRI
SETIANINGSIH Amd.keb KECAMATAN MEGALUH KABUPATEN
JOMBANG,” Univ. Nusant. PGRI Kediri, vol. 01, pp. 1–7, 2017.
[10] S. nuha medika Romauli, Buku Ajar Asuhan Kebidanan. yogyakarta, 2011.
[11] R. wenas, A. Lontaan, and B. Korah, “Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang
Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas
Amurang Kabupaten Minahasa Selatan,” J. Ilm. Bidan, vol. 2, no. 2, p. 91622,
2014.
[12] Sarwono, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

56
57

Neonatus. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2010.


[13] A. Proverawati, Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika,
2011.
[14] Padila, Keperawatan Maternitas: Sesuai Dengan Standar Kompetensi.
yogyakarta: Nuha Medika, 2014.
[15] A. N. E. Sulistya, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika, 2013.
[16] A. dan N. Sulistya, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta:
Salemba Medika, 2010.
[17] P. I. P. J. Barat, Modul Midwifery Update. Jawa Barat: Pengurus Pusat IBI,
2016.
[18] W. . Muslihatun, Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. yogyakarta: Fitramaya,
2010.
[19] Varney, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC, 2008.
[20] Walyani, Asuhan Kebidanan Pada Kehamilann. Jakarta: Pustaka Baru Press,
2015.
[21] S. R. Handayani, Bahan Ajar Kebidanan DOkumentasi Kebidanan. Jakarta:
BPSDM, 2017.
[22] I. B. M.Keb., S.SiT, Konsep Kebidanan Memahami Dasar-Dasar Konsep
Kebidanan. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru, 2019.
[23] “UU Republik Indonesia No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan,” pp. 1–32,
2019.
[24] Notoatmojo, Metodologi Peneliian Kesehaan. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010.
[25] Hidayat, Metode Penelitian Kebbidanan dan Teknik Penelitian Data.
Jakarta: Salemba Medika, 2010.
[26] Kusmiati, Perawatan Ibu Hamil. Jakarta: Fitramaya, 2010.
[27] D. Muslihatun, Dokumentasi kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya, 2009.
[28] Manuaba, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta: EGC, 2010.
[29] P. Walyani, Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:
Pustaka Baru Pres, 2015.
58

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penyusunan Kasus Komprehensif

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


DI PMB DEDE ASMARA
KABUPATEN CIAMIS

Bulan
Maret Juni Juli Agustus
Kegiatan
2020 2020 2020 2020
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pelaksanaan Asuhan
Komprehensif
Pengajuan Judul Kasus
Komprehensif
Penyusunan Kasus
Komprehensif
Seminar Kasus Komprehensif
59

Lampiran 2 Format Pengkajian Pda Ibu Hamil

FORMAT PENGKAJIAN PADA IBU HAMIL

A. Pengumpulan Data
1. Identitas/Biodata
Nama : Nama Suami :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. HPHT :
b. Gerakan Janin :
c. Tanda Penyulit :
d. Keluhan Umum :
e. Obat-obatan yang dikonsumsi (jamu) :
f. Kekhawatiran khusus
3. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu
a. Jumlah kehamilan :
b. Jjumlah anak yang lahir hidup :
c. Jumlah kelahiran prematur :
d. Jumlah keguguran :
e. Persalinan dengan (SC, forsep, vacum) :
f. Riwayat perdarahan persalinan yang lalu :
g. Berat bayi <2,5 kg atau > 4 kg
4. Riwayat Kesehatan /Penyakit yang diderita sekarang dan dulu
a. Masalah kardiovaskular :
b. Hipertensi :
c. Malaria :
d. Penyakit kelamin HIV/AIDS :
e. Imunisasi TT :
f. Lainnya :
60

5. Riwayat sosial dan Ekonomi


a. Status perkawinan
:
b. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan ini
:
c. Riwayat KB
:
d. Pengambilan keputusan dalam keluarga
:
e. Gizi yang dikonsumsi
:
f. Merokok, minum-minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang
:
g. Kegiatan sehari-hari
:
h. Tepat dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk persalinan
:

B. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital
a. TB :
b. BB :
c. Lila :
d. TD :
e. Nadi :
f. Pernapasan :
2. Kepala dan Leher
a. Oedema pada wajah :
b. Konjungtiva :
c. Sklera :
d. Gigi :
e. Pembesaran kelenjar tiroid :
f. Pembesaran pembuluh limfe :
3. Payudara
a. Bentuk dan ukuran :
b. Puting payudara :
61

c. Colostrum :
d. Massa :
4. Abdomen
a. Bekas luka operasi :
b. TFU :
c. Letak janin :
d. Presentasi janin :
e. Posisi janin :
f. DJJ :
5. Tangan dan kaki
a. Oedema :
b. Pucat pada kuku :
c. Varises pada kaki :
d. Reflek patella :
6. Panggul : Genetalia
a. Luka :
b. Varises :
c. Cairan (warna, konsistensi, jumlah, bau) :
d. Pembengkakan kelenjar bartholin :
7. Panggul : pemeriksaan menggunakan spekulum :
a. Cairan atau darah :
b. Adanya luka/lesi :
c. Apakah serviks sudah membuka atau belum :
d. Dinding vagina ada cairan darah :
e. Dinding vagina apakah ada luka :
8. Panggul : pemeriksaan bimanual
a. Pembukaan (diatasi) :
b. Rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan/nyeri goyang) :
c. Ukuran, bentuk dan posisi :
d. Mobilitas :
e. Kelembekan :
f. Massa :

C. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Darah, Hemoglobin
SUMBER : Daftar tilik Prodi D3 Kebidanan
62

Lampiran 3 Format Pengkajian Asuhan pada Ibu Bersalin

FORMAT PENGKAJIAN

ASUHAN PADA IBU BERSALIN

LANGKAH / KEGIATAN DILAKUKAN TIDAK


DILAKUKAN
MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA II
1. Mendengar dan melihat tanda kala
II persalinan: √
 Ibu merasa ada dorongan kuat dan
meneran
 Ibu merasakan tekanan yang
semakin meningkat pada rektum
dan vagina
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan sfingter ani membuka
I. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan,
bahan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan dan
menatalaksana komplikasi segera
pada ibu dan bayi baru lahir atau
resusitasi. Siapkan: √
 Tempat datar, rata, bersih, kering
dan hangat
 3 handuk / kain bersih dan kering
(termasuk ganjal bahu bayi)
Untuk ibu:
 Menggelar kain di perut bawah ibu
 Menyiapkan oksitosin 10 unit
 Alat suntik steril sekali pakai dalam
partus set
3. Memakai celemek plastik atau
bahan yang tidak tembus cairan. √
4. Melepaskan dan menyimpan semua
perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan sabun dan air bersih √
mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tisu atau handuk
pribadi yang bersih dan kering.
5. Memakai sarung tangan DTT pada √
tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam.
6. Masukan oksitosin ke dalam tabung
suntik (gunakan tangan yang √
memakai sarung tangan DTT atau
steril dan pastikan tidak
terkontaminasi pada alat suntik.
63

II. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN


7. Membersihkan vulva dan perineum,
menyekanya dengan hati-hati dari
anterior (depan) ke posterior
(belakang) menggunakan kapas atau √
kasa yang dibasahi air DTT.
 Jika introitus vagina, perineum atau
anus terkontaminasi tinja, bersihkan
dengan seksama dari arah depan ke
belakang.
 Buang kapas atau kasa pembersih
(terkontaminasi) dalam wadah yang
tersedia.
8. Melakukan periksa dalam untuk
memastikan pembukaan lengkap. √
 Bila selaput ketuban masih utuh saat
pembukaan lengkap maka lakukan
amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan √
(celupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5% lepaskan sarung
tangan dalam keadaan terbalik dan
rendam dalam larutan klorin 0.5%
selama 10 menit, cuci kedua tangan
setelah sarung tangan dilepaskan.
10. Memeriksa denyut jantung janin √
(DJJ) setelah kontraksi uterus
mereda (relaksasi) untuk
memastikan DJJ masih dalam batas
normal (20-160 kali/menit).
 Mengambil tindakan yang sesuai
jika DJJ tidak normal.
 Mendokumentasikan hasil-hasil
pemeriksaan dalam, DJJ, semua
temuan pemeriksaan dan asuhan
yang diberikan ke dalam partograf.

III. MENYIAPKAN IBU DAN


KELUARGA UNTUK MEMBANTU
PROSES MENERAN
11. Memberitahukan pada ibu bahwa √
pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin cukup baik, kemudian
bantu ibu menemukan posisi yang
nyaman dan sesuai keinginannya.
 Menunggu hingga timbul kontraksi
atau rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan
kenyamanan ibu dan janin ( ikuti
pedoman penatalaksanaan fase
aktif) dan dokumentasikan semua
temuan yang ada
64

 Menjelaskan pada anggota keluarga


tentang peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat
pada ibu dan meneran secara benar.
12. Meminta keluarga membantu √
menyiapkan posisi meneran jika ada
rasa ingin meneran atau kontraksi
yang kuat. Pada kondisi itu, ibu
diposisikan setengah duduk atau
posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman.
13. Laksanakan bimbingan meneran
pada saat ibu merasa ingin meneran
atau timbul kontraksi yang kuat:
 Membimbing ibu agar dapat
meneran secara benar dan efektif.
 Mendukung dan memberi semangat
pada saat meneran apabila caranya
tidak sesuai.
 Membantu ibu mengambil posisi √
yang nyaman sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring terlentang
dalam waktu yang lama)
 Menganjurkan keluarga memberi
dukungan dan semangat untuk ibu.
 Memberi cukup asupan cairan per-
oral (minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus
selesai.
 Segera rujuk jika bayi belum lahir
atau tidak akan segera lahir setelah
pembukaan lengkap dan dipimpin
meneran lebih dari 120 menit pada
primigravida dan lebih dari 60 menit
pada multigravida.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan,
berjongkong atau mengambil posisi √
yang nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk
meneran dalam selang waktu 60
menit.
IV. PERSIAPAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI
15. Meletakkan handuk bersih (untuk
mengeringkan bayi) di perut ibu,
jika bayi telah membuka vulva √
dengan diameter 5-6 cm.
16. Meletakkan kain bersih yang dilipat √
1/3 bagian sebagai alas bokong ibu.
17. Membuka tutup partus set dan √
periksa kembali kelengkapan
peralatan dan bahan.
18. Memakai sarung tangan DTT/steril
pada kedua tangan. √
65

V. PERTOLONGAN UNTUK
MELAHIRKAN BAYI
19. Setelah tampak kepala bayi dengan
diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan
satu tangan yang dilapisi dengan √
kain bersih dan kering, tangan yang
lain menahan belakang kepala untuk
mempertahankan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu meneran secara efektif
atau bernafas cepat dan dangkal.
20. Memeriksa kemungkinan adanya
lilitan tali pusat (ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi),
segera lanjutkan proses kelahiran √
bayi.
 Jika tali pusat melilit leher secara
longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
 Jika tali pusat melilit leher secara
kuat, klem tali pusat di dua tempat
dan tali pusat diantara dua klem
tersebut.
21. Setelah kepala lahir, tunggu putaran
paksi luar yang berlangsung secara √
spontan.
22. Setelah putaran paksi luar selesai, √
pegang kepala bayi secara
biparietal. Anjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakan kepala ke arah
bawah dan distal bahu depan
muncul dibawah arkus pubis dan
kemudian gerakan ke arah atas dan
distal untuk melahirkan bahu
belakang.
23. Setelah kedua bahu lahir, geser
tangan bawah untuk menopang √
kepala dan bahu. Gunakan tangan
atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah
atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir,
penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan √
kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kaki
dan pegang kedua kaki dengan
melingkarkan ibu jari pada satu sisi
dan jari-jari lainnya pada sisi yang
lain agar bertemu dengan jari
telunjuk)
66

VI. ASUHAN BAYI BARU LAHIR


25. Melakukan penilaian (selintas)

 Apakah bayi cukup bulan?



 Apakah bayi menangis kuat dan/
bernapas tanpa kesulitan?
 Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Bila salah satu jawaban “TIDAK”
lanjut ke langkah resusitasi pada
bayi baru lahir dengan asfiksia (lihat
penuntun belajar resusitasi bayi
asfiksia)
Bila semua jawaban “YA” lanjut ke
26.
26. Keringkan tubuh bayi.
Mengeringkan tubuh bayi mulai
dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya (kecuali kedua tangan) √
tanpa membersihkan verniks. Ganti
handuk basah dengan handuk/kain
yang kering. Pastikan bayi dalam
posisi dan kondisi aman di perut
bagian bawah ibu.
27. Memeriksa kembali uterus untuk
memastikan satu bayi yang lahir √
(hamil tunggal) dan bukan
kehamilan ganda (gemelli).
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan
disuntik oksitosin agar uterus √
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi
lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM √
(intramuscular) di 1/3 distal lateral
paha (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin).
30. Setelah 2 menit bayi lahir, pegang
tali pusat dengan satu tangan pada
sekitar 5 cm dari pusar bayi,
kemudiaan jari telunjuk dan jari
tengah tangan lain menjepit tali
pusat dan geser hingga 3 cm √
proksimal dari pusar bayi. Klem tali
pusat pada titik tersebut kemudian
tahan klem ini pada posisinya,
gunakan jari telunjuk dan tengah
tangan lain mendorong isi tali pusat
sekitar 2 cm distal dari klem
pertama.
31. Mendorong dan mengikat tali pusat.
 Dengan satu tangan, pegang tali
pusat yang telah dijepit (lindungi √
pusar bayi) dan lakukan
67

pengguntingan tali pusat diantara 2


klem tersebut.
 Ikat tali pusat dengan benang DTT
atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang
tersebut dan ikat tali pusat dengan
simpul kunci pada sisi lainnya.
 Melepaskan klem dan masukan
dalam wadah yang telah disediakan.
32. Meletakkan bayi tengkurap di dada
ibu untuk kontak kulit ibu-bayi. √
Luruskan bahu bayi sehingga dada
bayi menempel di dada ibunya.
Usahakan kepala bayi berada
diantara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari puting susu atau
areola mamae ibu.
 Menyelimuti ibu-bayi dengan kain
kering dan hangat, pasang topi di
kepala bayi.
 Membiarkan bayi melakukan
kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.
 Sebagian bayi akan berhasil
melakukan inisiasi menyusui dini
dalam waktu 30-60 menit.
VII. MANAJEMEN AKTIF KALA III PERSALINAN (MAK III)
33. Memindahkan klem pada tali pusat
hingga berjarak 5-10 cm dari vulva. √
34. Meletakkan satu tangan diatas kain
pada perut bagian bawah ibu (diatas
simpisis), untuk mendeteksi √
kontraksi, tangan lain memegang
klem untuk menegangkan tali pusat.
35. Setelah uterus berkontraksi,
tegangkan tali pusat kearah bawah
sambil tangan yang lain mendorong
uterus kearah belakang atas (dorso
kranial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversio uteri). Jika √
plasenta tidak lahir setelah 30-40
detik, hentikan penegangan tali
pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulang
kembali prosedur di atas.
 Jika uterus tidak segera
berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakukan
stimulasi puting susu.
68

36. Bila pada penekanan bagian bawah


dinding depan uterus ke arah dorsal
ternyata diikuti dengan pergeseran
tali pusat kearah distal maka
lanjutkan dorongan ke arah kranial
hingga plasenta dapat dilahirkan.
 Ibu boleh meneran tetapi tali pusat
hanya ditegangkan
 Jika tali pusat bertambah panjang,
pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan
lahirkan plasenta.
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15
menit menegangkan tali pusat:
1. Mengulangi pemberian
oksitosin 10 unit IM.
2. Melakukan kateterisasi.
Gunakan teknik aseptik jika
kandung kemih kosong.
3. Meminta keluarga untuk
menyiapkan rujukan.
4. Mengurangi tekanan dorso-
kranial dan penegangan tali
pusat 15 menit berikutnya.
5. Jika plasenta tidak lahir selama
30 menit sejak bayi lahir atau
terjadi perdarahan tindakan
plasenta manual.
37. Saat plasenta di introitus vagina,
lahirkan plasenta dengan kedua √
tangan. Pegang dan putar plasenta
hingga selaput ketuban terpilin
kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada tempat yang telah
disediakan.
38. Segera setelah plasenta dan selaput
ketuban lahir, lakukan masase √
uterus, letakan telapak tangan di
fundus dan lakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus
teraba keras).
 Melakukan tindakan yang
diperlukan (Kompresi Bimanual
Interna, Kompresi Aorta
Abdominalis, Tampon Kondom
Kateter) jika uterus tidak
berkontraksi dalam 15 detik setelah
rangsangan taktil/masase.
VIII. MENILAI PERDARAHAN
39. Memeriksa kedua sisi plasenta.
(maternal-fetal) pastikan plasenta √
telah dilahirkan lengkap. Masukan
69

plasenta kedalam kantung plastik


atau tempat khusus.

40. Mengevaluasi kemungkinan


laserasi pada vagina dan perineum. √
Lakukan penjahitan bila terjadi
laserasi yang luas dan menimbulkan
perdarahan.
IX. ASUHAN PASCA PERSALINAN
41. Mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam √
larutan klorin 0,5%, bilas kedua
tangan tersebut dengan air DTT dan
keringkan dengan kain bersih dan
kering.
42. Memastikan uterus berkontraksi
dengan baik dan tidak terjadi √
perdarahan pervaginam.
Evaluasi
43. Memastikan kandung kemih √
kosong.
44. Mengajarkan ibu/keluarga cara √
melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
45. Mengevaluasi nadi ibu dan pastikan √
keadaan umum ibu baik.
46. Memantau keadaan bayi dan √
pastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik (40-60 x/menit)
 Jika sulit bernapas, merintih atau
retraksi, diresusitasi dan segera
rujuk ke rumah sakit.
 Jika bayi bernapas terlalu cepat atau
sesak napas, segera rujuk ke RS
rujukan
 Jika bayi teraba dingin, pastikan
ruangan hangat, lakukan kembali
kontak kulit ibu-bayi dan hangatkan
ibu-bayi dalam selimut.
47. Menempatkan semua peralatan
bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 √
% untuk dekontaminasi (10 menit).
48. Cuci dan bilas peralatan setelah di
dekontaminasi. √
49. Membuang bahan-bahan yang
terkontaminasi ke tempat sampah √
yang sesuai.
50. Membersihkan ibu dari paparan
darah dan cairan tubuh dengan √
menggunakan air DTT, bersihkan
cairan ketuban, lendir dan darah di
ranjang atau di sekitar ibu
70

berbaring. Bantu ibu memakai


pakaian yang bersih dan kering.

51. Memastikan ibu merasa nyaman.


Bantu ibu memberikan ASI, √
anjurkan keluarga untuk memberi
ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya.
52. Mendekontaminasikan tempat
bersalin dengan larutan klorin 0,5%. √
53. Mencelupkan sarung tangan kotor
ke dalam larutan klorin 0,5 % √
dibalikan bagian dalam keluar dan
rendam selama 10 menit.
54. Mencuci kedua tangan dengan
sabun dan air mengalir kemudian √
keringkan tangan dengan tisu atau
handuk pribadi yang bersih dan
kering.
55. Memakai sarung tangan bersih/DTT
untuk melakukan pemeriksaan fisik √
bayi baru lahir.
56. Dalam satu jam pertama, beri salep
mata profilaksis infeksi, vitamin K1 √
1 mg IM di paha kiri bawah lateral,
pemeriksaan fisik bayi baru lahir,
pernapasan bayi (normal 40-6-
x/menit) dan temperatur (normal
36,5Oc-37,5Oc) setiap 15 menit.
57. Setelah 1 jam pemberian vitamin K1
berikan suntikan imunisasi hepatitis √
B di paha kanan bawah lateral,
letakkan bayi di dalam jangkauan
ibu agar sewaktu-waktu dapat
disusukan.
58. Melepas sarung tangan dalam
keadaan terbalik dan rendam dalam √
larutan klorin 0,5 % selama 10
menit.
59. Mencuci kedua tangan dengan
sabun dengan air mengalir. √
60. Melengkapi partograf (halaman
depan dan belakang), periksa tanda √
tanda vital dan asuhan kala IV
persalinan.
71

Lampiran 4 Format Pengkajian pada Ibu Nifas

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU NIFAS

Tanggal / Pukul :
Tempat :
Oleh :

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Ibu : Nama Suami :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Suku/Bangsa : Suku/Bangsa :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
2. Alasan Datang :
3. Keluhan Utama :
4. Riwayat Menstruasi :
5. Riwayat pernikahan
a. Usia menikah pertama kali :
b. Status pernikahan :
c. Pernikahan ke :
d. Lama pernikahan :
6. Riwayat kesehatan yang lalu
7. Riwayat kesehatan sekarang
8. Riwayat kesehatan keluarga
9. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
a. Kehamilan :
b. Persalinan :
c. Nifas :
10. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang
a. Kehamilan :
b. Persalinan :
c. Nifas :
11. Riwayat KB dan Rencana KB :
12. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi :
b. Pola eliminasi :
c. Personal hygiene :
d. Pola aktivitas :
e. Pola istirahat/ tidur :
13. Keadaan psikologi dan budaya :

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum :
b. Kesadaran :
c. Pemeriksaan Fisik:

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH AKTUAL


a. Diagnosa kebidanan
“Ny “...” usia ...... P Ab Post Partum hari ke....dengan.....
b. Data subyektif :
c. Data objektif :
d. Masalah :
Data subyektif :
Data obyektif :
e. Kebutuhan :

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


a. Diagnosa Potensial
b. Masalah Potensial

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

V. INTERVENSI
Tanggal / Pukul
1) .........................................................................................
2) .........................................................................................
3) dst

VI. IMPLEMENTASI Tanggal / Pukul : Implementasi


Tanggal / Pukul
1) .........................................................................................
2) .........................................................................................
3) Dst

VII. EVALUASI
Tanggal / Pukul :

S :
O :
A :
P :
CATATANPERKEMBANGAN
Tanggal/Pukul: ....................

Data Subyektif
................................................................................
...............................................................................
Data Obyektif
................................................................................
................................................................................
Analisa
................................................................................
................................................................................
Penatalaksanaan
................................................................................
................................................................................

Pengkaji

(.................................)
Lampiran 5 Format Pengkajian Bayi Baru Lahir

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN BAYI BARU LAHIR

Tanggal Pengkajian :
Jam :
No. Rekam Medis :

I. IDENTIFIKASI
1. Identitas Bayi
Nama : .............................................
Jenis kelamin : .............................................
Tanggal masuk RS : .............................................
Umur/tanggal lahir : .............................................
Anak ke : .............................................

2. Identitas orang tua


Nama ayah : .............................................
Umur : .............................................
Agama : .............................................
Suku/bangsa : .............................................
Pendidikan : .............................................
Pekerjaan : .............................................
Alamat : .............................................

Nama Ibu : .............................................


Umur : .............................................
agama : .............................................
Suku/Bangsa : .............................................
Pendidikan : .............................................
Pekerjaan : .............................................
Alamat : .............................................
II. KELUHAN UTAMA
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................

III. RIWAYAT ANTENATAL


Penyakit/kesehatan ibu dan pengobatan
Sebelum hamil :..............................................................
Selama Hamil (trimester I-III) :..............................................................

IV. RIWAYAT PROSES PERSALINAN


Umur Kehamilan :..............................................................
Kehamilan tunggal/kembar :..............................................................
Kala persalinan kala I :..............................................................
Kelainan :..............................................................
Lama persalinan kala II :..............................................................
Kelainan :..............................................................
Air ketuban :..............................................................
Ketuban pecah :.............................jam sebelum lahir.
Jumlah ........................................................................... cc
Warna : Jernih, keruh, mekonium bau/anyir dll.
Jelaskan :..............................................................
Letak Bayi :..............................................................
Jenis Persalinan : spontan, sectio caesaria,vacum
ekstraksi Forceps ekstraksi dll.
Jelaskan :..............................................................
Indikasi :..............................................................
Obat yang diberikan selama persalinan ...........................................
Tanda gawat janin
Sebelum lahir :..............................................................
Berat badan lahir :.............................................................
Panjang badan lahir :..............................................................
Lingkar kepala :..............................................................
Lingkar dada :..............................................................
APGAR skor :..............................................................
Menetek pertama kali :..............................................................
Resusitasi :..............................................................
Obat-obatan yang diberikan : ........................................................
Imunisasi :..............................................................
V. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
Keadaan umum : ........................................
Diagnosa medis : ........................................
Tindakan medis : ........................................
VI. PEMERIKSAAN BAYI
1. Tanda-tanda Vital
Suhu ºc
Nadi x/menit
Pernafasan x/menit
2. Pernafasan
Teratur : sianosis, ronki, apnea
Tidak teratur : vesikuler, wheezing, cuping hidung dll.

3. Peredaran darah
Denyut nadi : teratur, tidak teratur, lemah atau kecil

4. Ekstremitas atas dan bawah: Hangat, dingin, lemah,


pucat, biru, merah muda.
5. Eliminasi
Buang air kecil : ya, belum
Mekonium : ya, belum
Feses : ya, belum
Konsistensi : ........................................
Warna : ........................................
Frekuensi : ........................................
Lain-lain : ........................................
6. Reflex
Menghisap : ........................................
Menelan : ........................................
Rooting : ........................................
Babinsky : ........................................
Menggenggam : ........................................
Moro : ........................................
Tonic neck : ........................................
7. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Simetris,cephal haematoma, microcephal, caput succedaneum,
Hidrosefalus, luka lecet, edema, mongoloid dan lain-lain,

Sutura : normal, melebar, moulage


Fontanel : normal, cekung, cembung
Mulut : normal, kelainan
Telinga : normal, kelainan
b. Dada
Simetris, asimetris, ginekomasti
Lain-lain jelaskan : ........................................
c. Ekstremitas
Tangan : normal, kelainan
Kaki : normal, kelainan
d. Abdomen
Supel, distended, meteorismus
Flat, lain-lain jelaskan : ....................................
Bising usus : positif,negatif
Tali pusat
Perdarahan : ya, tidak
Bau : ya, tidak
Lain-lain, jelaskan : .......................................
e. Alat kelamin : normal, kelainan
f. Anus : normal, atresia ani
Kelainan lain, jelaskan : ...............
g. Kulit
Kemerahan, biru, pucat kuning, edema, mengelupas Kering,
transparan
Lain-lain, jelaskan : ..................................
h. Turgo
baik, menurun, jelek, kurang, buruk
i. Tonus otot
Baik, kurang, buruk

j. Lain-lain............................................................................
8. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium :
b. Radiologi :

Bidan

Nama dan tanda tangan


Lampiran 9 Kartu Bimbingan

KARTU BIMBINGAN
PENYUSUNAN LAPORAN TUGAS AKHIR
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS

Nama : Tira Seyudhianti


NIM : 1702277026
Pembimbing I : Sri Utami Asmarani, SST., M.KM
Pembimbing II : Aulia Ridla Fauzi, M.Keb
Pembimbing AIK : H. Iif Saeful haque, S.Kep., M.H.Kes

HASIL TANDA
HARI/
NO MATERI BIMBINGAN PEMBIMBING KONSULTASI / TANGAN
TANGGAL
BIMBINGAN BIMBINGAN
1. 18 Juni Bab 1 dan Bab 3 Tinjauan Ibu Sri Utami Cantumkan data
2020 Kasus kematian ibu dan bayi
di dunia sampai
tempat pengkajian.
Tuliskan tindakan
yang telah dilakukan
kedalam SOAP.
2. 24 Juni Revisi Bab 1 sampai 3 Ibu Sri Utami Pada latar belakang
2020 urutkan angka
kejadian secara
mengerucut. Perbaiki
dokumentasi
kebidanan.
24 Juni Bab 1 dan 2 Pak H. Iif Tambahkan hadist
2020 yang berhubungan
dengan judul dan
perbaiki komentar
terarah pada proses
persalinan.
3. 25 Juni Revisi Bab 1 dan 2 Pak H. Iif ACC
2020
4. 29 Juni Bab 1 sampai 3 Ibu Aulia Perbaiki sesuai saran
2020 dalam kolom
komentar

5. 29 Juni Revisi bab 1 sampai 3 Ibu Sri utami Perbaiki manfaat


2020 kasus komprehensif.
Tambahkan materi di
bab 2.

6. 02 Juli 2020 Revisi Bab 1-3 dan konsul Ibu Aulia Perbaiki sesuai saran
bab 1-5 dalam kolom
komentar, untuk
konsul selanjutnya
mohon dibuat dari
cover hingga
lampiran termasuk
partograph, kartu
bimbingan masukkan
juga di sana, tidak
menghilangkan
kolom komentar juga
utk selanjutnya.
7. 02 Juli 2020 Revisi Bab 1-3 Ibu Sri Utami Tambahkan jurnal
sebagai sumber.
Perbaiki cara
penulisan dengan
baik dan benar.
8. 11 Juli 2020 Revisi bab 1-5 dan Ibu Aulia Untuk ucapan terima
lampiran kasih di kata
pengantar, pimpinan
institusi disimpan di
paling utama.

9. 15 Juli Revisi bab 1-5 dan Ibu Sri Utami Perbaiki sesuai
2020 lampiran dengan saran.
Lengkapi lampiran-
lampiran.

10. 15 Juli 2020 Revisi Kasus Ibu Aulia Perbaiki berkas


komprehensif dan LTA dengan optimal.
11. 16 Juli Revisi bab 1-5 dan Ibu Sri Utami ACC seminar kasus
2020 lampiran komprehensif.

12. 16 Juli 2020 Revisi Kasus Ibu Aulia ACC kasus


Komprehensif komprehensif
Lampiran 10 Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Nama : Tira Seyudhianti


Tempat/Tanggal Lahir : Ciamis, 27 September 1999
Email/HP : seyudhianti.tira@gmail.com / 081395483854
Alamat : Dsn. Gunungsawung RT 25 RW 09
Ds. Lumbungsari Kec. Lumbung Kab. Ciamis

Riwayat Pendidikan
1. TK Sabilul Huda : Tahun 2005
2. SDN 1 Darmaraja : Tahun 2005-2011
3. MTsN 1 Kawali : Tahun 2011-2014
4. MAN 2 Ciamis : Tahun 2014-2017
5. D3 Kebidanan STIKes Muhammadiyah Ciamis : Tahun 2017-2020

Anda mungkin juga menyukai