Anda di halaman 1dari 146

Analisis Kewenangan Bidan

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan

Status

Undang-Undang Baru. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan dalam


Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 56 dan Penjelasan Atas UU No. 4
Tahun 2019 tentang Kebidanan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6325. Berlaku mulai 15 Maret 2019.

Latar Belakang

Pertimbangan sebagai latar belakang lahirnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan adalah:

a. bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan agar dapat hidup sejahtera
lahir dan batin, sehingga mampu membangun masyarakat, bangsa, dan negara
sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
b. bahwa pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya perempuan, bayi, dan anak
yang dilaksanakan oleh bidan secara bertanggungjawab, akuntabel, bermutu, aman, dan
berkesinambungan, masih dihadapkan pada kendala profesionalitas, kompetensi, dan
kewenangan;
c. bahwa pengaturan mengenai pelayanan kesehatan oleh bidan maupun pengakuan
terhadap profesi dan praktik kebidanan belum diatur secara komprehensif sebagaimana
profesi kesehatan lain, sehingga belum memberikan pelindungan dan kepastian hukum
bagi bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan
huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Kebidanan;

Dasar Hukum

Dasar hukum sebagai landasan yuridis lahirnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan adalah Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28C, dan Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Penjelasan Umum UU Kebidanan

Pemenuhan pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin secara konstitusional
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini merupakan tujuan
nasional bangsa Indonesia yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, serta keadilan
sosial.

Untuk mencapai tujuan nasional tersebut diselenggarakanlah upaya pembangunan yang


berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh, terarah,
dan terpadu, termasuk pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan pada dasarnya
ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga dapat
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan dilakukan berbagai upaya kesehatan,
salah satunya dalam bentuk pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan bertujuan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta
memulihkan kesehatan perorangan, kelompok dan masyarakat. Pelayanan Kebidanan, yang
merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan ditujukan khusus kepada perempuan, bayi
baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana. Pelayanan Kebidanan harus diberikan secara bertanggung jawab, akuntabel,
bermutu, dan aman.
Profesi Bidan di Indonesia masih dihadapkan oleh berbagai macam kendala seperti persebaran
Bidan yang belum merata dan menjangkau seluruh wilayah terpencil di Indonesia, serta
pendidikan Kebidanan yang sampai saat ini sebagian besar masih pada jenis pendidikan vokasi
yang menyebabkan pengembangan profesi Bidan berjalan sangat lambat. Dalam hal praktik
Kebidanan, masih terdapat ketidaksesuaian antara kewenangan dan kompetensi yang dimiliki
oleh Bidan. Selain itu, Bidan sebagai pemberi Pelayanan Kebidanan perlu dipersiapkan
kemampuannya untuk mengatasi perkembangan permasalahan kesehatan dalam masyarakat.

Bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan berperan sebagai pemberi Pelayanan


Kebidanan, pengelola Pelayanan Kebidanan, penyuluh dan konselor bagi Klien, pendidik,
pembimbing, dan fasilitator klinik, penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan
perempuan, serta peneliti. Pelayanan Kebidanan yang diberikan oleh Bidan didasarkan pada
pengetahuan dan kompetensi di bidang ilmu Kebidanan yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan Klien.

Ketentuan mengenai profesi Bidan masih tersebar dalam berbagai peraturan perundang-
undangan dan belum menampung kebutuhan hukum dari profesi Bidan maupun masyarakat. Hal
ini mengakibatkan belum adanya kepastian hukum bagi Bidan dalam menjalankan praktik
profesinya, sehingga belum memberikan pemerataan pelayanan, pelindungan, dan kepastian
hukum bagi Bidan sebagai pemberi Pelayanan Kebidanan dan masyarakat sebagai penerima
Pelayanan Kebidanan. Pengaturan Kebidanan bertujuan untuk meningkatkan mutu Bidan, mutu
pendidikan dan Pelayanan Kebidanan, memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada
Bidan dan Klien, serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Undang-Undang ini mcngatur mengenai pendidikan Kebidanan, Registrasi dan izin praktik,
Bidan warga negara Indonesia lulusan luar negeri, Bidan Warga Negara Asing, Praktik
Kebidanan, hak dan kewajiban, Organisasi Profesi Bidan, pendayagunaan Bidan, serta
pembinaan dan pengawasan.

Konten Undang-Undang Kebidanan

Berikut adalah isi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan, tidak dalam format
asli:

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Kebidanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan kepada perempuan selama masa sebelum hamil, masa kehamilan,
persalinan, pascapersalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah,
termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sesuai dengan tugas
dan wewenangnya.
2. Pelayanan Kebidanan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidct.n secara mandiri,
kolaborasi, dan/atau rujukan.
3. Bidan adalah seorang perempuan yang telah menyelesaikan program pendidikan
Kebidanan baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang diakui secara sah oleh
Pemerintah Pusat dan telah memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik Kebidanan.
4. Praktik Kebidanan adalah kegiatan pemberian pelayanan yang dilakukan oleh Bidan
dalam bentuk asuhan kebidanan.
5. Asuhan Kebidanan adalah rangkaian kegiatan yang didasarkan pada proses pengambilan
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh Bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat Kebidanan.
6. Kompetensi Bidan adalah kemampuan yang dimiliki oleh Bidan yang meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk memberikan Pelayanan Kebidanan.
7. Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
peserta didik pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan program studi Kebidanan.
8. Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap Kompetensi Bidan yang
telah lulus Uji Kompetensi untuk melakukan Praktik Kebidanan.
9. Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan untuk melakukan Praktik Kebidanan yang
diperoleh lulusan pendidikan profesi.
10. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Bidan yang telah memiliki Sertifikat
Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lain serta
mempunyai pengakuan secara hukum untuk menjalankan Praktik Kebidanan.
11. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh konsil Kebidanan kepada Bidan yang telah diregistrasi.
12. Surat Izin Praktik Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada Bidan sebagai pemberian
kewenangan untuk menjalankan Praktik Kebidanan.
13. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau ternpat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang pelayanannya dilakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
14. Tempat Praktik Mandiri Bidan adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
diselenggarakan oleh Bidan lulusan pendidikan profesi untuk memberikan pelayanan
langsung kepada klien.
15. Bidan Warga Negara Asing adalah Bidan yang berstatus bukan Warga Negara Indonesia.
16. Klien adalah perseorangan, keluarga, atau kelompok yang melakukan konsultasi
kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan secara langsung
maupun tidak langsung oleh Bidan.
17. Organisasi Profesi Bidan adalah wadah yang menghimpun Bidan secara nasional dan
berbadan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
18. Konsil Kebidanan yang selanjutnya disebut Konsil adalah bagian dari Konsil Tenaga
Kesehatan Indonesia yang tugas, fungsi, wewenang, dan keanggotaannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
19. Wahana Pendidikan Kebidanan adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang digunakan
sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan Kebidanan.
20. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
21. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah otonom.
22. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.

Pasal 2

Penyelenggaraan Kebidanan berasaskan:

a. perikemanusiaan;
b. nilai ilmiah;
c. etika dan profesionalitas;
d. manfaat;
e. keadilan;
f. pelindungan; dan
g. keselamatan Klien.

Pasal 3

a. meningkatkan mutu pendidikan Bidan;


b. meningkatkan mutu Pelayanan Kebidanan;
c. memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada Bidan dan Klien; dan
d. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, terutama kesehatan ibu, bayi baru lahir,
bayi, balita, dan anak prasekolah.
BAB II
PENDIDIKAN KEBIDANAN

Pasal 4

Pendidikan Kebidanan terdiri atas:

a. pendidikan akademik;
b. pendidikan vokasi; dan
c. pendidikan profesi.

Pasal 5

1. Pendidikan akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a terdiri atas:


1. program sarjana;
2. program magister; dan
3. program doktor.
2. Lulusan pendidikan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat
melanjutkan program pendidikan profesi.

Pasal 6

1. Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b merupakan program


diploma tiga kebidanan.
2. Lulusan pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang akan menjadi
Bidan lulusan pendidikan profesi harus melanjutkan program pendidikan setara sarjana
ditambah pendidikan profesi.

Pasal 7

Pendidikan profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c merupakan program lanjutan
dari program pendidikan setara sarjana atau program sarjana.

Pasal 8

Lulusan pendidikan akademik, vokasi, dan profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
mendapatkan gelar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 9

1. Pendidikan Kebidanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 diselenggarakan oleh


perguruan tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan Kebidanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus menyediakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai
Wahana Pendidikan Kebidanan.
3. Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai Wahana Pendidikan Kebidanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan melalui:
1. kepemilikan; atau
2. kerja sama.
4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai Wahana Pendidikan Kebidanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) merupakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang memenuhi
persyaratan.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai Wahana
Pendidikan Kebidanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sampai dengan ayat (4)
diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 10

Perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan Kebidanan diselenggarakan oleh


Pemerintah Pusat atau masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 11

1. Penyelenggaraan pendidikan Kebidanan harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan


Kebidanan.
2. Standar Nasional Pendidikan Kebidanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu
pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
3. Standar Nasional Pendidikan Kebidanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
secara bersama oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan, kementerian yang menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang
pendidikan tinggi, asosiasi institusi pendidikan, dan Organisasi Profesi Bidan.
4. Ketentuan mengenai Standar Nasional Pendidikan Kebidanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan tugas
pemerintahan di bidang pendidikan tinggi.

Pasal 12

1. Dalam rangka menjamin mutu lulusan, penyelenggara pendidikan Kebidanan hanya dapat
menerima mahasiswa sesuai dengan kuota nasional.
2. Kuota nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada kebutuhan Bidan di
daerah masing masing.
3. Ketentuan mengenai kuota nasional penerimaan mahasiswa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan tugas pemerintahan di
bidang pendidikan tinggi setelah berkoordinasi dengan Menteri.

Pasal 13

1. Perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan Kebidanan harus memiliki dosen


dan tenaga kependidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari:
1. perguruan tinggi; dan/atau
2. Wahana Pendidikan Kebidanan.
3. Dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai hak dan kewajiban sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 14

1. Dosen yang berasal dari Wahana Pendidikan Kebidanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (2) huruf b melakukan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada
masyarakat, dan pelayanan kesehatan.
2. Dosen yang berasal dari Wahana Pendidikan Kebidanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (2) huruf b memiliki kesetaraan, pengakuan, dan angka kredit yang
memperhitungkan kegiatan pelayanan kesehatan.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai kesetaraan, pengakuan, dan angka kredit dosen yang
berasal dari Wahana Pendidikan Kebidanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 15

Tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) dapat berasal dari pegawai
negeri sipil atau nonpegawai negeri sipil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 16

1. Mahasiswa Kebidanan pada akhir masa pendidikan vokasi atau pendidikan profesi harus
mengikuti Uji Kompetensi yang bersifat nasional.
2. Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan svarat kelulusan
pendidikan vokasi atau pendidikan profesi.

Pasal 17

1. Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 diselenggarakan oleh perguruan


tinggi bekerja sama dengan Organisasi Profesi Bidan, lembaga pelatihan tenaga
kesehatan, atau lembaga sertifikasi profesi tenaga kesehatan yang terakreditasi.
2. Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk mencapai standar
kompetensi Bidan.

Pasal 18

1. Standar kompetensi Bidan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) disusun oleh
Organisasi Profesi Bidan dan Konsil berkoordinasi dengan Konsil Tenaga Kesehatan
Indonesia.
2. Standar kompetensi Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari
standar profesi Bidan yang disahkan oleh Menteri.

Pasal 19

1. Mahasiswa pendidikan vokasi Kebidanan yang lulus Uji Kompetensi memperoleh


Sertifikat Kompetensi yang diterbitkan oleh perguruan tinggi.
2. Mahasiswa pendidikan profesi Kebidanan yang lulus Uji Kompetensi memperoleh
Sertifikat Profesi yang diterbitkan oleh perguruan tinggi.

Pasal 20

Tata cara Uji Kompetensi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB III
REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK

Bagian Kesatu
Registrasi

Pasal 21

1. Setiap Bidan yang akan menjalankan Praktik Kebidanan wajib memiliki STR.
2. STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Konsil kepada Bidan yang
memenuhi persyaratan.
3. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
1. memiliki ijazah dari perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
Kebidanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan;
2. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
3. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
4. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi; dan
5. membuat pernyataan tertulis untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
Pasal 22

1. STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang setelah memenuhi
persyaratan.
2. Persyaratan untuk Registrasi ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
1. memiliki STR lama;
2. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
3. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
4. membuat pernyataan tertulis mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi;
5. telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau vokasi; dan
6. memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan/atau
kegiatan ilmiah lainnya.

Pasal 23

Konsil harus menerbitkan STR paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak pengajuan
STR diterima.

Pasal 24

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Registrasi dan Registrasi ulang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 sampai dengan Pasal 23 diatur dalam Peraturan Konsil.

Bagian Kedua
Izin Praktik

Pasal 25

1. Bidan yang akan menjalankan Praktik Kebidanan wajib memiliki izin praktik.
2. Izin praktik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk SIPB.
3. SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota
ternpat Bidan menjalankan praktiknya.
4. Pemerintah Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus
menerbitkan SIPB paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak pengajuan SIPB diterima.
5. Untuk mendapatkan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bidan harus memiliki:
1. STR yang masih berlaku; dan
2. tempat praktik.
6. SIPB berlaku apabila:
1. STR masih berlaku; dan
2. Bidan berpraktik di tempat sebagaimana tercantum dalam SIPB.

Pasal 26

1. Bidan paling banyak mendapatkan 2 (dua) SIPB.


2. SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk:
1. 1 (satu) di Tempat Praktik Mandiri Bidan dan 1 (satu) di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan selain d1 Tempat Praktik Mandiri Bidan; atau
2. 2 (dua) Praktik Kebidanan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan selain di Tempat
Praktik Mandiri Bidan.

Pasal 27

SIPB tidak berlaku apabila:

a. Bidan meninggal dunia;


b. habis masa berlakunya;
c. dicabut berdasarkan ketentuan perundang-undangan ; atau
d. atas permintaan sendiri.
Pasal 28

1. Setiap Bidan harus menjalankan Praktik Kebidanan di tempat praktik yang sesuai dengan
SIPB.
2. Bidan yang menjalankan Praktik Kebidanan di tempat praktik yang tidak sesuai dengan
SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa:
1. teguran tertulis;
2. penghentian sementara kegiatan; atau
3. pencabutan izin.

Pasal 29

Ketentuan lebih lanjut mengenai izin praktik Bidan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
sampai dengan Pasal 28 diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 30

1. Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus mendayagunakan Bidan yang


memiliki STR dan SIPB.
2. Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang mendayagunakan Bidan yang tidak
memiliki STR dan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi
administratif berupa:
1. teguran tertulis;
2. penghentian sementara kegiatan; atau
3. pencabutan izin
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB IV
BIDAN WARGA NEGARA INDONESIA
LULUSAN LUAR NEGERI

Pasal 31

1. Bidan warga negara Indonesia lulusan luar negeri yang akan menjalankan Praktik
Kebidanan di Indonesia wajib memiliki STR dan SIPB.
2. STR dan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diperoleh setelah Bidan warga
negara Indonesia lulusan luar negeri mengikuti evaluasi kompetensi.

Pasal 32

1. Evaluasi kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) dilakukan melalui:
1. penilaian kelengkapan administratif; dan
2. penilaian kemampuan melakukan Praktik Kebidanan.
2. Penilaian kelengkapan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi:
1. penilaian keabsahan dan penyetaraan ijazah oleh menteri yang menyelenggarakan
tugas pemerintahan di bidang pendidikan tinggi;
2. surat ketcrangan sehat fisik dan mental; dan
3. surat pernyataan tertulis untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
3. Penilaian kemampuan melakukan Praktik Kebidanan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b dilakukan melalui Uji Kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4. Bidan warga negara Indonesia lulusan luar negeri yang telah memenuhi penilaian
kelengkapan administratif dan lulus penilaian kemampuan melakukan Praktik Kebidanan
memperoleh surat keterangan lulus evaluasi kompetensi.
5. Bidan warga negara Indonesia lulusan luar negen yang telah memperoleh surat
keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat rnemperoleh STR.
6. STR sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diberikan oleh Konsil setelah memenuhi
persyaratan.
7. Ketentuan lebih lanjut mengenai evaluasi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sampai dengan ayat (4) diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 33

1. Ketentuan mengenai tata cara Registrasi, masa berlaku STR, dan Registrasi ulang STR
bagi Bidan warga negara Indonesia lulusan luar negeri berlaku secara mutatis mutandis
sesuai Pasal 21 sampai dengan Pasal 23.
2. Ketentuan mengenai izin Praktik Kebidanan bagi Bidan warga negara Indonesia lulusan
luar negeri berlaku secara mutatis mutandis sesuai Pasal 25 sampai dengan Pasal 30.

BAB V
BIDAN WARGA NEGARA ASING

Pasal 34

1. Bidan Warga Negara Asing dapat menjalankan Praktik Kebidanan di Indonesia


berdasarkan permintaan pengguna Bidan Warga Negara Asing.
2. Penggunaan Bidan Warga Negara Asing harus mendapatkan izin Pemerintah Pusat
dengan mempertimbangkan ketersediaan Bidan yang ada di Indonesia.
3. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.
4. Bidan Warga Negara Asing yang menyelenggarakan Praktik Kebidanan di Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan untuk alih teknologi dan/atau ilmu
pengetahuan.

Pasal 35

1. Bidan Warga Negara Asing yang akan menjalankan Praktik Kebidanan di Indonesia
wajib memiliki STR sementara dan SIPB.
2. STR sementara dan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diperoleh setelah Bidan
Warga Negara Asing mengikuti evaluasi kompetensi.

Pasal 36

1. Evaluasi kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) dilakukan melalui:
1. penilaian kelengkapan administratif; dan
2. penilaian kemampuan melakukan Praktik Kebidanan.
2. Penilaian kdengkapan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi:
1. penilaian keabsahan dan kesetaraan ijazah oleh menteri yang menyelenggarakan
tugas pemerintahan di bidang pendidikan tinggi;
2. surat keterangan sehat fisik dan mental; dan
3. surat pernyataan tertulis untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
3. Penilaian kemampuan melakukan Praktik Kebidanan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b dilakukan mclalui Uji Kompetensi.
4. Bidan Warga Negara Asing yang telah memenuhi penilaian kelengkapan administratif
dan lulus penilaian kemampuan melakukan Praktik Kebidanan memperoleh surat
keterangan lulus evaluasi kompetensi.
5. Selain mengikuti evaluasi kompetensi, Bidan Warga Negara Asing harus memenuhi
persyaratan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai evaluasi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sampai dengan ayat (4) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 37

1. Bidan yang telah memperoleh surat keterangan lulus evaluasi kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (4) dapat mengajukan permohonan STR sementara.
2. STR sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Konsil setelah
memenuhi persyaratan.
3. STR sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan persyaratan untuk
memperoleh SIPB.

Pasal 38

1. STR sementara bagi Bidan Warga Negara Asing berlaku paling lama 1 (satu) tahun dan
dapat diperpanjang hanya untuk 1 (satu) tahun berikutnya.
2. SIPB bagi Bidan Warga Negara Asing berlaku paling lama 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang hanya untuk 1 (satu) tahun berikutnya.

Pasal 39

1. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Registrasi STR sementara dan Registrasi ulang
STR sementara bagi Bidan Warga Negara Asing diatur dalam Peraturan Konsil.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai SIPB bagi Bidan Warga Negara Asing diatur dalam
Peraturan Menteri.

Pasal 40

1. Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat mendayagunakan Bidan Warga


Negara Asing yang telah memiliki:
1. STR sementara;
2. SIPB; dan
3. Izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
ketenagakerjaan.
2. Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang mendayagunakan Bidan Warga
Negara Asing yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikenai sanksi administratif berupa:
1. teguran tertulis;
2. penghentian sementara kegiatan; atau
3. pencabutan izin.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.

BAB VI
PRAKTIK KEBIDANAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 41

1. Praktik Kebidanan dilakukan di:


1. Tempat Praktik Mandiri Bidan; dan
2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
2. Praktik Kebidanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan sesuai dengan
kompetensi dan kewenangan serta mematuhi kode etik, standar profesi, standar pelayanan
profesi, dan standar prosedur operasional.
Pasal 42

1. Pengaturan, penetapan dan pembinaan Praktik Kebidanan dilaksanakan oleh Konsil.


2. Konsil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari Konsil Tenaga
Kesehatan Indonesia yang diatur dengan Peraturan Presiden.

Pasal 43

1. Bidan lulusan pendidikan diploma tiga hanya dapat melakukan Praktik Kebidanan di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
2. Bidan lulusan pendidikan profesi dapat melakukan Praktik Kebidanan di Tempat Praktik
Mandiri Bidan dan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
3. Praktik Mandiri Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan hanya pada 1
(satu) Tempat Praktik Mandiri Bidan.

Pasal 44

1. Bidan lulusan pendidikan profesi yang menjalankan Praktik Kcbidanan di Tempat Praktik
Mandiri Bidan wajib memasang papan nama praktik.
2. Ketentuan mengena1 papan nama praktik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Bidan yang tidak memasang papan nama praktik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikenai sanksi administratif berupa:
1. teguran lisan;
2. peringatan tertulis;
3. denda administratif; dan/atau
4. pencabutan izin.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 45

1. Bidan yang menjalankan Praktik Kebidanan di Tempat Praktik Mandiri Bidan wajib
melengkapi sarana dan prasarana pelayanan sesuai dengan standar pelayanan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Bidan yang tidak melengkapi sarana dan prasarana pelayanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa:
1. teguran lisan;
2. peringatan tertulis;
3. denda administratif; dan/atau
4. pencabutan izin.
3. Ketentuan mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

Bagian Kedua
Tugas dan Wewenang

Pasal 46

1. Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas memberikan pelayanan


yang meliputi:
1. pelayanan kesehatan ibu;
2. pelayanan kesehatan anak;
3. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana;
4. pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
5. pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
2. Tugas Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara bersama
atau sendiri.
3. Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara bertanggung
jawab dan akuntabel.
Pasal 47

1. Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat berperan sebagai:


1. pemberi Pelayanan Kebidanan;
2. pengelola Pelayanan Kebidanan;
3. penyuluh dan konselor;
4. pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik;
5. penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan; dan/atau
6. peneliti.
2. Peran Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 48

Bidan dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 dan
Pasal 47, harus sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya.

Paragraf 1
Pelayanan Kesehatan Ibu

Pasal 49

Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 ayat (1) huruf a, Bidan berwenang:

a. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa sebelum hamil;


b. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa kehamilan normal;
c. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa persalinan dan menolong persalinan normal;
d. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa nifas;
e. melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin, nifas, dan rujukan;
dan
f. melakukan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada masa kehamilan, masa
persalinan, pascapersalinan, masa nifas, serta asuhan pascakeguguran dan dilanjutkan
dengan rujukan.

Paragraf 2
Pelayanan Kesehatan Anak

Pasal 50

Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 ayat (1) huruf b, Bidan berwenang:

a. memberikan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah;
b. memberikan imunisasi sesuai program Pemerintah Pusat;
c. melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita, dan anak prasekolah serta
deteksi dini kasus penyulit, gangguan tumbuh kembang, dan rujukan; dan
d. memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi baru lahir dilanjutkan
dengan rujukan.
Paragraf 3
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan dan
Keluarga Berencana

Pasal 51

Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf c, Bidan berwenang melakukan
komunikasi, informasi, edukasi, konseling, dan memberikan pelayanan kontrasepsi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 52

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, dan
pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 49 sampai dengan Pasal 51 diatur dengan Peraturan Menteri.

Paragraf 4
Pelimpahan Wewenang

Pasal 53

Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf d terdiri atas:

a. pelimpahan secara mandat; dan


b. pelimpahan secara delegatif.

Pasal 54

1. Pelimpahan wewenang secara mandat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf a


diberikan oleh dokter kepada Bidan sesuai kompetensinya.
2. Pelimpahan wewenang secara mandat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilakukan secara tertulis.
3. Pelimpahan wewenang secara mandat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
tanggung jawab berada pada pemberi pelimpahan wewenang.
4. Dokter yang memberikan pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus melakukan pengawasan dan evaluasi secara berkala.

Pasal 55

1. Pelimpahan wewenang secara delegatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf b


diberikan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah kepada Bidan.
2. Pelimpahan wewenang secara delegatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
diberikan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerinlah Daerah dalam rangka:
1. pelaksanaan tugas dalam keadaan ketcrbatasan tertentu; atau
2. program pemerintah.
3. Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan disertai
pelimpahan tanggung jawab.

Pasal 56

1. Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 46 ayat (1) huruf e merupakan penugasan pemerintah yang dilaksanakan pada
keadaan tidak adanya tenaga med is dan/atau tenaga kesehatan lain di suatu wilayah
tempat Bidan bertugas.
2. Keadaan tidak adanya tenaga medis dan/atau tenaga kesehatan lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
3. Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan oleh Bidan yang telah mengikuti pelatihan dengan memperhatikan
Kompetensi Bidan.
4. Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah.
5. Dalam rnenyelenggarakan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Pemerintah
Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dapat melibatkan Organisasi Profesi Bidan dan/atau
organisasi profesi terkait yang diselenggarakan oleh lembaga yang telah terakreditasi.

Pasal 57

1. Program pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (2) huruf b merupakan
penugasan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah untuk melaksanakan program
pemerintah.
2. Program pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Pelaksanaan program pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
Bidan yang telah mengikuti pelatihan dengan memperhatikan Kompetensi Bidan.
4. Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah.
5. Dalam menyelenggarakan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Pemerintah
Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dapat melibatkan Organisasi Profesi Bidan dan/atau
organisasi profesi terkait yang diselenggarakan oleh lembaga yang telah terakreditasi.

Pasal 58

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53
sampai dengan Pasal 57 diatur dengan Peraturan Menteri.

Paragraf 5
Keadaan Gawat Darurat

Pasal 59

1. Dalam keadaan gawat darurat untuk pemberian pertolongan pertama, Bidan dapat
melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sesuai dengan kompetensinya.
2. Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk
menyelamatkan nyawa Klien.
3. Keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keadaan yang
mengancam nyawa Klien.
4. Keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bidan sesuai
dengan hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya.
5. Penanganan keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan
ayat (4) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VII
HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian Kesatu
Hak dan Kewajiban Bidan

Pasal 60

Bidan dalam melaksanakan Praktik Kebidanan berhak:

a. memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan


kompetensi, kewenangan, dan mematuhi kode etik, standar profesi, standar pelayanan
profesi, dan standar prosedur operasional;
b. memperoleh informasi yang benar, jelas, jujur, dan lengkap dari Klien dan/atau
keluarganya;
c. menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode etik, standar
profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, dan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. menerima imbalan jasa atas Pelayanan Kebidanan yang telah diberikan;
e. memperoleh fasilitas kerja sesua1 dengan standar; dan
f. mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesi.

Pasal 61

Bidan dalam melaksanakan Praktik Kebidanan berkewajiban:

a. memberikan Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, dan


mematuhi kode etik, standar profesi, standar pelayanan profesi, standar prosedur
operasional;
b. memberikan informasi yang benar, jelas, dan lengkap mengenai tindakan Kebidanan
kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai kewenangannya;
c. memperoleh persetujuan dari Klien atau keluarganya atas tindakan yang akan diberikan;
d. merujuk Klien yang tidak dapat ditangani ke dokter atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
e. mendokumentasikan Asuhan Kebidanan sesua1 dengan standar;
f. menjaga kerahasiaan kesehatan Klien;
g. menghormati hak Klien;
h. melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari dokter sesuai dengan Kompetensi
Bidan;
i. melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat;
j. meningkatkan mutu Pelayanan Kebidanan;
k. mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan dan/atau keterampilannya melalui
pendidikan dan/atau pelatihan; dan/atau
l. melakukan pertolongan gawat darurat.

Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Klien

Pasal 62

Dalam Praktik Kebidanan, Klien berhak:

a. memperoleh Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi, kode etik, standar profesi,
standar pelayanan, dan standar operasional prosedur;
b. memperoleh informasi secara benar dan jelas mengenai kesehatan Klien, termasuk
resume isi rekam medis jika diperlukan;
c. meminta pendapat Bidan lain;
d. memberi persetujuan atau penolakan tindakan Kebidanan yang akan dilakukan; dan
e. memperoleh jaminan kerahasiaan kesehatan Klien.

Pasal 63

1. Pengungkapan rahasia kesehatan Klien hanya dilakukan atas dasar:


1. kepentingan kesehatan Klien;
2. permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum;
3. persetujuan Klien sendiri; dan/atau
4. ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pengungkapan rahasia kesehatan Klien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbatas
pada tindakan yang dilakukan oleh Bidan.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengungkapan rahasia kesehatan Klien diatur dalam
Peraturan Menteri.
Pasal 64

Dalam Praktik Kebidanan, Klien berkewajiban:

a. memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi kesehatannya;
b. mematuhi nasihat dan petunjuk Bidan;
c. mematuhi ketentuan yang berlaku di Fasilitas Pelayanan Kesehatan; dan
d. memberi imbalan jasa atas Pelayanan Kebidanan yang diterima.

BAB VIII
ORGANISASI PROFESI BIDAN

Pasal 65

1. Bidan berhimpun dalam satu wadah Organisasi Profesi Bidan.


2. Organisasi Profesi Bidan berfungsi untuk meningkatkan dan/atau mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan, mertabat, dan etika profesi Kebidanan.

Pasal 66

Organisasi Profesi Bidan bertujuan untuk mempersatukan, membina, dan memberdayakan Bidan
dalam rangka menunjang pembangunan kesehatan.

Pasal 67

1. Untuk mengembangkan cabang ilmu dan standar pendidikan Kebidanan, Organisasi


Profesi Bidan dapat membentuk kolegium Kebidanan.
2. Kolegium Kebidanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan badan otonom di
dalam Organisasi Profesi Bidan.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai kolegium Kebidanan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diatur oleh Organisasi Profesi Bidan.

BAB IX
PENDAYAGUNAAN BIDAN

Pasal 68

1. Dalam rangka pemerataan dan pemenuhan kebutuhan Pelayanan Kebidanan, Pemerintah


Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat melakukan pendayagunaan Bidan sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing.
2. Pendayagunaan Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memperhatikan aspek
pemerataan, pemanfaatan, dan pengembangan.
3. Pendayagunaan Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) terdiri atas
pendayagunaan Bidan di dalam dan luar negeri.
4. Pendayagunaan Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3)
dilaksanakan melalui penempatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 69

1. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan Bidan
dengan melibatkan Konsil dan Organisasi Profesi Bidan sesuai dengan kewenangan
masing-masing.
2. Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk:
1. meningkatkan mutu Pelayanan Kebidanan;
2. melindungi masyarakat dari tindakan Bidan yang tidak sesuai standar; dan
3. memberikan kepastian hukum bagi Bidan dan masyarakat.

Pasal 70

Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 71

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, setiap orang yang sedang mengikuti pendidikan
Kebidanan diploma empat dapat berpraktik sebagai Bidan lulusan diploma empat di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan setelah lulus pendidikan kecuali praktik mandiri Bidan

Pasal 72

Bidan lulusan pendidikan diploma empat sebelum Undang-Undang m1 mulai berlaku dapat
berpraktik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan kecuali praktik mandiri Bidan.

Pasal 73

STR dan SIPB yang telah dimiliki oleh Bidan sebelum Undang-Undang ini diundangkan,
dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktu STR dan SIPB berakhir.

Pasal 74

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, penerbitan STR yang masih dalam proses,
diselesaikan berdasarkan prosedur sebelum Undang-Undang ini diundangkan.

Pasal 75

Bidan lulusan pendidikan Kebidanan di bawah diploma tiga Kebidanan yang telah melakukan
Praktik Kebidanan sebelum Undang-Undang ini diundangkan masih tetap dapat melakukan
Praktik Kebidanan untuk jangka waktu paling lama Bulan Oktober Tahun 2020.

Pasal 76

1. Bidan lulusan pendidikan diploma tiga dan Bidan lulusan pendidikan diploma empat
yang telah melaksanakan Praktik Kebidanan secara mandiri di Tempat Praktik Mandiri
Bidan sebelum Undang Undang ini diundangkan, dapat melaksanakan Praktik Kebidanan
secara mandiri di Tempat Praktik Mandiri Bidan untuk jangka waktu paling lama 7
(tujuh) tahun setelah Undang-Undang ini diundangkan.
2. Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidan lulusan pendidikan
diploma tiga yang melaksanakan praktik mandiri Bidan dapat mengikuti penyetaraan
Bidan lulusan pendidikan profesi melalui rekognisi pembelajaran lampau.
3. Rekognisi pembelajaran lampau sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 77

Pelaksanaan Registrasi ulang untuk Bidan yang lulus pendidikan sebelum Tahun 2013
melampirkan ijazah sebagai pengganti Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 78

Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun
terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Pasal 79

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai Kebidanan, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
berdasarkan Undang-Undang ini.

Pasal 80

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan


penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Terkait kewenangan Praktek Kebidanan dinyatakan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 4


Tahun 2019 Tentang Kebidanan Bahwa :

1. Bidan lulusan pendidikan Diploma Tiga hanya dapat melakukan Praktek Kebidanan di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan

2. Bidan lulusan pendidikan profesi dapat melakukan praktek Kebidanan ditempat Praktek
Mandiri Bidan dan di Fasilitas kesehatan lainnya.
Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia disahkan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada tanggal 1 Agustus 2006 di Jakarta. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia mulai berlaku setelah diundangkan dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 63 dan Penjelasan Atas Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dalam Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4634 pada tanggal 1 Agustus 2006 di Jakarta oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Hamid Awaludin.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang


Kewarganegaraan Republik Indonesia
Status

Pada saat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
ini mulai berlaku:

a. Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 113, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 1647) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
1976 tentang Perubahan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1976 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3077) dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku;
b. Peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
1976 tentang Perubahan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan atau belum diganti berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang ini.

Penjelasan Umum

Warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur pokok suatu negara. Status
kewarganegaraan menimbulkan hubungan timbal balik antara warga negara dan negaranya.
Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap negaranya. Sebaliknya, negara
mempunyai kewajiban memberikan perlindungan terhadap warga negaranya.

Sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, ihwal kewarganegaraan diatur dalam


Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara. Undang-
Undang tersebut kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1947 tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 dan diubah lagi dengan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1947 tentang Memperpanjang Waktu untuk Mengajukan Pernyataan Berhubung
dengan Kewargaan Negara Indonesia dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1948 tentang
Memperpanjang Waktu Lagi untuk Mengajukan Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan
Negara Indonesia. Selanjutnya, ihwal kewarganegaraan terakhir diatur dengan Undang-Undang
Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1976 tentang Perubahan Pasal 18 Undang-Undang
Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tersebut secara filosofis, yuridis, dan sosiologis sudah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat dan ketatanegaraan Republik Indonesia.
Secara filosofis, Undang-Undang tersebut masih mengandung ketentuan-ketentuan yang belum
sejalan dengan falsafah Pancasila, antara lain, karena bersifat diskriminatif, kurang menjamin
pemenuhan hak asasi dan persamaan antarwarga negara, serta kurang memberikan perlindungan
terhadap perempuan dan anak-anak.
Secara yuridis, landasan konstitusional pembentukan Undang- Undang tersebut adalah Undang-
Undang Dasar Sementara Tahun 1950 yang sudah tidak berlaku sejak Dekrit Presiden 5 Juli
1959 yang menyatakan kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945. Dalam perkembangannya,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengalami perubahan yang
lebih menjamin perlindungan terhadap hak asasi manusia dan hak warga negara.

Secara sosiologis, Undang-Undang tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan
tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional dalam pergaulan
global, yang menghendaki adanya persamaan perlakuan dan kedudukan warga negara di hadapan
hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan gender.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, perlu dibentuk undang-undang kewarganegaraan


yang baru sebagai pelaksanaan Pasal 26 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan agar hal-hal mengenai warga negara dan penduduk
diatur dengan undang-undang. Untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan melaksanakan amanat
Undang-Undang Dasar sebagaimana tersebut di atas, Undang-Undang ini memperhatikan asas-
asas kewarganegaraan umum atau universal, yaitu asas ius sanguinis, ius soli, dan campuran.

Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang ini sebagai berikut:

1. Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
2. Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan
terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.
3. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi
setiap orang.
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.

Undang-Undang ini pada dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun
tanpa kewarganegaraan (apatride).

Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang- Undang ini merupakan
suatu pengecualian.

Selain asas tersebut di atas, beberapa asas khusus juga menjadi dasar penyusunan Undang-
Undang tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia,

1. Asas kepentingan nasional adalah asas yang menentukan bahwa peraturan


kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan
tujuannya sendiri.
2. Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib
memberikan perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam keadaan
apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
3. Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang menentukan bahwa
setiap Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan
pemerintahan.
4. Asas kebenaran substantif adalah prosedur pewarganegaraan seseorang tidak hanya
bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang
dapat di pertanggungjawabkan kebenarannya.
5. Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal
ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan,
jenis kelamin dan gender.
6. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah asas yang dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin, melindungi,
dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara pada
khususnya.
7. Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal ihwal yang
berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.
8. Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau
kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.

Pokok materi muatan yang diatur dalam Undang-Undang ini meliputi:

a. siapa yang menjadi Warga Negara Indonesia;


b. syarat dan tata cara memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia;
c. kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia;
d. syarat dan tata cara memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia;
e. ketentuan pidana.

Dalam Undang-Undang ini, pengaturan mengenai anak yang lahir di luar perkawinan yang sah
semata-mata hanya untuk memberikan perlindungan terhadap anak tentang status
kewarganegaraannya saja.

Dengan berlakunya Undang-Undang ini, Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang


Kewarganegaraan Republik Indonesia sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 3
Tahun 1976 tentang Perubahan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Selain itu, semua peraturan perundang-undangan sebelumnya yang mengatur mengenai


kewarganegaraan, dengan sendirinya tidak berlaku karena tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Peraturan perundang-undangan tersebut adalah:

1. Undang-Undang tanggal 10 Pebruari 1910 tentang Peraturan tentang Kekaulanegaraan


Belanda Bukan Belanda (Stb. 1910 - 296 jo. 27-458);
2. Undang-Undang Tahun 1946 Nomor 3 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara jo.
Undang-Undang Tahun 1947 Nomor 6 jo. Undang-Undang Tahun 1947 Nomor 8 jo.
Undang-Undang Tahun 1948 Nomor 11;
3. Persetujuan Perihal Pembagian Warga Negara antara Republik Indonesia Serikat dan
Kerajaan Belanda (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 2);
4. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1971 tentang Pernyataan Digunakannya Ketentuan-
ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 tentang Warganegara dan
Penduduk Negara Republik Indonesia untuk Menetapkan Kewarganegaraan Republik
Indonesia bagi Penduduk Irian Barat; dan
5. Peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan kewarganegaraan.

Latar Belakang

Pertimbangan disahkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan


Republik Indonesia adalah:

a. bahwa negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjamin potensi, harkat, dan martabat setiap
orang sesuai dengan hak asasi manusia;
b. bahwa warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur pokok dari suatu
negara yang memiliki hak dan kewajiban yang perlu dilindungi dan dijamin
pelaksanaannya;
c. bahwa Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1976
tentang Perubahan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
ketatanegaraan Republik Indonesia sehingga harus dicabut dan diganti dengan yang baru;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan
huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia;

Dasar Hukum

Dasar hukum dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia adalah Pasal 20, Pasal 21, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28B ayat (2), Pasal 28D ayat (1)
dan ayat (4), Pasal 28E ayat (1), Pasal 28I ayat (2), dan Pasal 28J Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
KOMUNIKASI DALAM KEBIDANAN

LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN PENYULUHAN KESEHATAN


MENGENAI HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PURWODADI I

I. LATAR BELAKANG

Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di


negara berkembang dan negara maju. Berdasarkan data

Global Burden of Disease

(GBD) tahun 2000, 0! dari penyakit kardiovaskuler disebabkan oleh hipertensi. Data
dari

The National Health and Nutrition Examination Survey

("#$"%&) menunjukkan bah'a dari tahun *2000, insiden hipertensi pada orang
de'asa adalah sekitar 2 *+ !, yang berarti terdapat *- juta penderita hipertensi di
$merika, dan terjadi peningkatan juta dari data "#$"%& tahun * .
#ipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dide inisikan sebagai hipertensi esensial atau
hipertensi primer. #ipertensi esensial merupakan ! dari seluruh kasus hipertensi.
&isanya adalah hipertensi sekunder, yaitu tekanan darah tinggi yang penyebabnya dapat
diklasi ikasikan, diantaranya adalah kelainan organik seperti penyakit ginjal, kelainan
pada korteks adrenal, pemakaian obat*obatan sejenis kortikosteroid, dan lain*lain. /aktor
risiko hipertensi antara lain adalah aktor genetik, umur, jenis kelamin, etnis, stress,
obesitas, asupan garam, dan kebiasaan merokok. #ipertensi bersi at diturunkan atau
bersi at genetik. 1ndividu dengan ri'ayat keluarga hipertensi mempunyai risiko dua kali
lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga
dengan ri'ayat hipertensi. 1nsidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia,
dan pria memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih a'al. #ipertensi lebih
banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang berkulit putih. besitas dapat
meningkatkan kejadian hipertensi. #al ini disebabkan lemak dapat menimbulkan sumbatan
pada pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. $supan garam yang
tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon natriouretik yang se3ara
tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah. 4ebiasaan merokok berpengaruh dalam
meningkatkan risiko hipertensi 'alaupun mekanisme timbulnya hipertensi belum diketahui
se3ara pasti. Berdasarkan data di atas, kami tertarik untuk melakukan promosi kesehatan
mengenai hipertensi pada penderita yang berobat di poliklinik de'asa 5uskesmas
Bangkinang.

LAMP !AN "

1.2TEMPAT/WAKTU KEGIATAN/PESERTA

a.6empat 5uskesmas 7ampaseh b.8aktu 4egiatan 3.5eserta 8arga yang berkunjung


ke 5uskesmas Banda 9ayad.5elaksana Dokter Muda /akultas 4edokteran :nsyiah.

1.3METODE PENYULUHAN
5enyuluhan dilakukan dengan menjelaskan dan membagikan lea let yang berisi tentang
in ormasi singkat mengenai #ipertensi4egiatan 5enyuluhan "o8aktu4egiatan
5enyuluhan9esponMedia .5embukaan(+ menit)

Memberi salam

Memperkenalkan diri

Menyampaikan tujuan penyuluhan

8arga menja'ab salam

8arga memahami maksud dan tujuan2. 5elaksanaan( 0 menit)

Menyampaikan materi

&esi tanya ja'ab

Mendengarkan materi penyuluhan yang di sampaikan

8arga memperhatikan jalannya penyuluhan.

8arga bertanya.

7ea let+.5enutup

Menyimpulkan dan ren3ana tindak lanjut ke depan

8arga mampu menja'ab pertanyaan yang


Menutup dengan salamdiajukan.

Menja'ab salam.

1.4MATERI PENYULUHAN HIPERTENSIPen e!"#$n

Hipertensi

merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah
di atas normal, yaitu ;0< 0 mm#g

%%&$'"(! Re)#'(

a./aktor keturunan.

4emungkinan #ipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi. b.4ebiasaan hidup.

4onsumsi garam yang tinggi

4egemukan atau makan berlebihan

-
&tress, Merokok, Minum alkohol, Minum obat*obatan

>>Gejala Paling sering terjadi:

*5using*9asa berat di tengkuk *Mudah marah<emosi*6elinga terasa berdenging*&ukar


untuk tidur *Mudah lelah*Mata berkunang*kunang

%%K(*+,#'$)# H#+e!"en)#

*5enyakit stroke*5enyakit ginjal*5enyakit Gagal =antung*5enyakit 4ebutaan pada mata

>>Cara Pencegahan

LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATANPENYULUHAN KESEHATAN


MENGENAI HIPERTENSIDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDA RAYA –
BANDA ACEH1.1LATAR BELAKANG

Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di


negara berkembang dan negara maju. Berdasarkan data

Global Burden of Disease

(GBD) tahun 2000, 0! dari penyakit kardiovaskuler disebabkan oleh hipertensi. Data
dari

The National Health and Nutrition Examination Survey

("#$"%&) menunjukkan bah'a dari tahun *2000, insiden hipertensi pada orang
de'asa adalah sekitar 2 *+ !, yang berarti terdapat *- juta penderita hipertensi di
$merika, dan terjadi peningkatan juta dari data "#$"%& tahun * .
#ipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dide inisikan sebagai hipertensi esensial atau
hipertensi primer. #ipertensi esensial merupakan ! dari seluruh kasus hipertensi.
&isanya adalah hipertensi sekunder, yaitu tekanan darah tinggi yang penyebabnya dapat
diklasi ikasikan, diantaranya adalah kelainan organik seperti penyakit ginjal, kelainan
pada korteks adrenal, pemakaian obat*obatan sejenis kortikosteroid, dan lain*lain. /aktor
risiko hipertensi antara lain adalah aktor genetik, umur, jenis kelamin, etnis, stress,
obesitas, asupan garam, dan kebiasaan merokok. #ipertensi bersi at diturunkan atau
bersi at genetik. 1ndividu dengan ri'ayat keluarga hipertensi mempunyai risiko dua kali
lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga
dengan ri'ayat hipertensi. 1nsidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia,
dan pria memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih a'al. #ipertensi lebih
banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang berkulit putih. besitas dapat
meningkatkan kejadian hipertensi. #al ini disebabkan lemak dapat menimbulkan sumbatan
pada pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. $supan garam yang
tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon natriouretik yang se3ara
tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah. 4ebiasaan merokok berpengaruh dalam
meningkatkan risiko hipertensi 'alaupun mekanisme timbulnya hipertensi belum diketahui
se3ara pasti. Berdasarkan data di atas, kami tertarik untuk melakukan promosi kesehatan
mengenai hipertensi pada penderita yang berobat di poliklinik de'asa 5uskesmas
Bangkinang.

LAMP !AN "


1.2TEMPAT/WAKTU KEGIATAN/PESERTA

a.6empat 5uskesmas 7ampaseh b.8aktu 4egiatan 3.5eserta 8arga yang berkunjung


ke 5uskesmas Banda 9ayad.5elaksana Dokter Muda /akultas 4edokteran :nsyiah.

1.3METODE PENYULUHAN

5enyuluhan dilakukan dengan menjelaskan dan membagikan lea let yang berisi tentang
in ormasi singkat mengenai #ipertensi4egiatan 5enyuluhan "o8aktu4egiatan
5enyuluhan9esponMedia .5embukaan(+ menit)

Memberi salam

Memperkenalkan diri

Menyampaikan tujuan penyuluhan

8arga menja'ab salam

8arga memahami maksud dan tujuan2. 5elaksanaan( 0 menit)

Menyampaikan materi

&esi tanya ja'ab

Mendengarkan materi penyuluhan yang di sampaikan

8arga memperhatikan jalannya penyuluhan.

8arga bertanya.

7ea let+.5enutup

Menyimpulkan dan ren3ana tindak lanjut ke depan


8arga mampu menja'ab pertanyaan yang

Menutup dengan salamdiajukan.

Menja'ab salam.

1.4MATERI PENYULUHAN HIPERTENSIPen e!"#$n

Hipertensi

merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah
di atas normal, yaitu ;0< 0 mm#g

%%&$'"(! Re)#'(

a./aktor keturunan.

4emungkinan #ipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi. b.4ebiasaan hidup.

4onsumsi garam yang tinggi

4egemukan atau makan berlebihan


-

&tress, Merokok, Minum alkohol, Minum obat*obatan

>>Gejala Paling sering terjadi:

*5using*9asa berat di tengkuk *Mudah marah<emosi*6elinga terasa berdenging*&ukar


untuk tidur *Mudah lelah*Mata berkunang*kunang

%%K(*+,#'$)# H#+e!"en)#

*5enyakit stroke*5enyakit ginjal*5enyakit Gagal =antung*5enyakit 4ebutaan pada mata

>>Cara Pencegahan
Akhir Kisah Bidan Nekat Buka Praktik Kecantikan

Muhamad RidloMuhamad Ridlo

02 Mar 2019, 13:01 WIB

932

Polres Cilacap mengungkap kasus malpraktek kesehatan berkedok salon kecantikan. (Foto:
Liputan6.com/Polres Cilacap/Muhamad Ridlo)

Polres Cilacap mengungkap kasus malpraktek kesehatan berkedok salon kecantikan. (Foto:
Liputan6.com/Polres Cilacap/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Cantik dan menarik adalah dambaan tiap wanita. Tak aneh jika bisnis
salon kecantikan menjamur di mana-mana, tak terkecuali di Cilacap, Jawa Tengah.

Salah satunya Mimi Beauty Center (MBC) di Jalan Tidak Kelurahan Sidanegara, Cilacap
Tengah. Salon kecantikan ini menawarkan paket lengkap perawatan kecantikan.

Di antaranya, memutihkan atau mencerahkan warna kulit dengan cara infus, injeksi atau suntik.
Salon ini juga menyediakan jasa menghilangkan jerawat, menghilangkan tahi lalat, hingga
mengencangkan organ tubuh.

Paket lengkap ini bikin banyak wanita kepincut. Selama tiga tahun, banyak wanita menjadi klien
salon kecantikan lengkap ini.

Tetapi belakangan, beberapa pelanggan mengeluh. Ada yang tangannya membengkak usai
injeksi pemutih. Ada pula yang wajahnya bengkak dan terluka saat dilayani di salon kecantikan
MBC ini. Akhirnya beberapa korban melapor ke polisi.

"Laporan beberapa korban, ada yang mengalami pembengkakan pada tangan. Beberapa ada yang
terluka," kata Kapolres Cilacap, AKBP Djoko Julianto, Jumat, 1 Maret 2019.

Dari laporan itu, Satuan Reskrim Polres Cilacap bergerak. Polisi menangkap dua terduga pelaku
dalam dugaan malpraktek di salon kecantikan ini.

Belakangan ketahuan, praktek kesehatan berkedok salon kecantikan ini tak berizin, baik izin
usaha maupun praktek kesehatan. Polisi juga menyita beberapa obat yang dibeli secara illegal
serta beberapa alat medis yang digunakan para pelaku.
Jerat 3 Tahun Penjara bagi Pelaku Malapraktik Kesehatan

Polres Cilacap mengungkap kasus malpraktek kesehatan berkedok salon kecantikan. (Foto:
Liputan6.com/Polres Cilacap/Muhamad Ridlo)

Polres Cilacap mengungkap kasus malpraktek kesehatan berkedok salon kecantikan. (Foto:
Liputan6.com/Polres Cilacap/Muhamad Ridlo)

Yang lebih berbahaya, ternyata dua terduga pelaku tak memiliki kualifikasi sebagai penyedia
layanan kesehatan kecantikan. Si pemilik MBC, US, merupakan sarjana pendidikan.Adapun
pelaku kedua, AT adalah seorang bidan. Tentu saja, baik US maupun AT tak memiliki
kualifikasi untuk membuka praktek kesehatan kecantikan.

Namun, dua orang ini begitu nekat. US yang sarjana pendidikan kerap melayani pembersihan
karang gigi dan pemasangan behel gigi yang mestinya dilakukan oleh orang dengan kualifikasi
keahlian gigi.

Adapun AT, berpraktek layaknya dokter spesialis kulit yang menginjeksi cairan untuk
memutihkan kulit pelanggan. Pantas saja, banyak pelanggan yang menjadi korban malapraktik.

Dalam kegiatannya, MBC melakukan tindakan medis berupa penyuntikan pemutih dan infus
pemutih oleh AT," ucap dia.

Djoko mengemukakan, praktek kesehatan kecantikan yang dilakukan kedua tersangka ini sangat
berbahaya. Sebab, praktek kesehatan mesti dilakukan oleh ahlinya. Jika berhubungan dengan
kulit, maka dokter spesialis kulit yang mestinya memberi pelayanan.

Pelaku dijerat pasal Pasal 197 Jo Pasal 106 ayat (1) Undang -undang RI no 36 tahun 2009
tentang Kesehatan dan pasal 78 Jo Pasal 73 ayat (2) Undang-undang RI Nomor 29 tahun 29
tahun 2004 tentang Pratek Kedokteran Jo Pasal 56 KUHP karena dengan sengaja memproduksi
atau mengedarkan sediaan farmasi yang tidak memiliki izin edar dan menggunakan alat, metode
yang menimbulkan kesan seolah-olah dokter atau dokter gigi dengan ancaman di atas tiga tahun
penjara.

Djoko mengimbau agar masyarakat merawat kecantikan dan kesehatan di klinik atau sa on yang
berizin dan dokternya jelas-jelas memiliki izin praktek.
Keluhan : Tidak ada Tidak ada c. Pola istirahat Tidur siang Lama : 2 jam/hari 1 jam/hari
Keluhan : Tidak ada Tidak ada Tidur malam Lama : 8 jam/hari 7 jam/hari Keluhan : Tidak ada
Tidak ada d. Personal hygiene Mandi : .3 x/hari 4 x/hari Ganti pakaian : 2 x/hari 3 x/hari Gosok
gigi : 2 x/hari 3 x/hari Keramas : 3 x/minggu 4x/minggu e.Pola seksualitas Frekuensi : 2
x/minggu 1 x/minggu Keluhan : Tidak ada f

. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)

Ibu mengatakan kegiatan sehari

harinya yaitu sebagai ibu rumah tangga : memasak, menyapu, mengepel, mencuci pakaian Ibu
mengatakan jarang melakukan kegiatan olahraga

10.

Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok,minum jamu,minuman beralkohol)

Ibu mengatakan tidak pernah merokok Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu

jamuan Ibu mengatakan tidak pernah minum

minuman beralkohol

11.

Psikososiospiritual ( penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan ,dukungan


sosial,perencanaan persalinan,pemberian ASI,perawatan bayi,kegiatan ibadah,kegiatan sosial,dan
persiapan keuangan ibu dan keluarga)

Ibu mengatakan bahwa ibu bahagia dengan kehamilan ibu Ibu mengatakan bahwa suami dan
keluarga bahagia dengan kehamilan

Ibu mengatakan suami dan keluarga selalu memberikan dukungan kepada ibu Ibu berencana
melahirkan di Bidan

12.

Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan,persalinan,dan laktasi

Ibu mengatakan sudah tahu tanda bahaya kehamilan Ibu mengatakan sudah lupa mengenai
tanda-tanda persalinan Ibu mengatakan suami sudah mempersiapkan uang untuk membayar
biaya persalinan

13.
Lingkungan yang berpengaruh ( sekitar rumah dan hewan peliharaan)

Ibu mengatakan lingkungan rumah bersih dan tidak memelihara hewan peliharaan Lingkungan
sekitar rumah ibu adalah rumah penduduk

C. DATA OBYEKTIF

Pemeriksaan umum

Keadaan umum :Baik Kesadaran :Composmentis Status emosional :Stabil Tanda vital sign :
Tekanan darah : 140/90 mmHg Nadi : 94 x/menit Pernapasan : 24 x/menit Suhu : 37,5x/menit
Berat badan : 55 kg Tinggi badan :158 cm

2. Pemeriksaan fisik

Kepala : Tidak ada benjolan, mesecephalus, kulit kepala bersih Rambut : Hitam, bersih, tidak
rontok dan tidak berketombe Muka : Tidak terdapat oedema, tidak ada kloasma gravidarum Mata
: Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda Hidung : Bersih, tidak ada secret, tidak ada
polip, tidak ada gerakan cuping hidung saat bernafas Mulut : Tidak stomatitis, gigi tidak
berlubang, dan lidah bersih Telinga :Simetris, tidak ada serumen Leher : Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid,tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar vena
jugularis, tidak

ada pembesaran kelenjar parotis Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada,tidak ada
ronchi, tidak ada wheezing Payudara : Tidak ada benjolan abnormal, puting susu menonjol,
hiperpegmentasi aerola mamae. Abdomen : Tidak ada strie gravidarum, tidak ada linea nigra,
dan alba, tidak ada luka bekas operasi,palpasi : teraba Ballotement Palpasi Leopold Leopold I :
Teraba ballotement, TFU: 2 jari diatas simpisis Leopold II : Tidak dilakukan Leopold III :Tidak
dilakukan Leopold IV : Tidak dilakukan Osborn test : Tidak dilakukan TFU menurut Mc.
Donald : - cm, TBJ : - Auskultasi DJJ : - Ekstremitas atas : Simetris , gerakan aktif, tidak ada
odema dan kelebihan jari Ekstremitas

bawah

: Simetris, gerakan aktif, tidak ada varises, dan odema. Genetalia luar : Vulva bersih, tidak ada
pembesaran kelenjar bartholini,dan tidak ada varises Anus : Bersih dan tidak ada haemoroid
Pemeriksaan panggul (bila perlu) : Tidak dilakukan

3. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal : 6 - 03- 2013 /Pukul 10.15 WIB Pemeriksaan Protein Urine (-)

I. INTERPRETASI DATA

A. Diagnosa Kebidanan

Seorang Ibu Ny.A umur 25 tahun G

P
0

AH

umur kehamilan 12 minggu, dengan hipertensi gestasional. Data Dasar:

DS: Ibu mengatakan berumur 25 tahun Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya dan belum
pernah keguguran Ibu mengatakan HPHT Ibu mengatakan sering pusing dan pandangan
kabur,bisa hilang dengan istirahat. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit hipertensi
sebelumnya. DO: Keadaan umum :Baik Kesadaran :Composmentis Status emosional :Stabil
Tanda vital sign : Tekanan darah : 140/90 mmHg Nadi : 94 x/menit Pernapasan : 24 x/menit
Suhu : 37,5

C Berat badan : 55 kg Tinggi badan :158 cm Protein Urine (-)

B. Masalah

Ibu mengatakan sering pusing

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Pre Eklamsi

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

a.

Mandiri -

KIE diet rendah garam -

Anjurkan ibu istirahat yang cukup b.

Kolaborasi Tidak ada c.

Rujukan Tidak ada

V. PERENCANAAN

Tanggal :6 Maret 2013 Pukul:10.20 WIB, Oleh :Bidan Ana 1.

Beritahu ibu hasil pemeriksaan


2.

Beritahu ibu tentang ketidaknyamanan TM I 3.

Beritahu ibu pusing yang dialaminya dan cara meringankan 4.

Beritahu ibu KIE gizi ibu hamil 5.

Beritahu ibu tentang tanda bahaya TM I 6.

Beri ibu terapi obat 7.

Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang

VI. PELAKSANAAN

Tanggal :6 Maret 2013 Pukul:10.25 WIB, Oleh :Bidan Ana

1.

Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu: keadaan umum:baik, kesadaran: composmentis, TD:
140/90 mmHg, N: 94 x/menit R:24 x/menit S: 37,5

C ,BB: 55 kg,TB:158 cm Protein Urine (-). 2.

Memberitahu ibu tentang ketidaknyamanan TM I seperti mual muntah di pagi hari, sering
kencing, dan ngidam ini merupakan hal yang wajar dialami ibu hamil karena pengaruh hormon
kehamilan 3.

Memberitahu ibu pusing yang dialaminya disebakan karena tekanan darah ibu yang meningkat
saat hamil. Jika tekanan darah ibu terus meningkat maka kemungkinan akan terjadi preeklamsi.
cara meringankannya yaitu dengan istirahat yang cukup dan mengkonsumsi makanan rendah
garam untuk mengurangi peningkatan tekanan darah. 4.

Memberitahu ibu KIE tentang gizi yang baik untuk ibu hamil yaitu menganjurkan ibu
mengkonsumsi makanan seperti Nasi, tempe,tahu,telur,daging,buah


buahan, dan sayuran. 5.

Memberitahu ibu tentang tanda bahaya TM I seperti Mual dan muntah lebih dari 10 kali yang
bisa menyebabkan hiperemesis gravidarum, Nyeri kepala yang hebat bisa menyebabkan Eklamsi,
Perdarahan dari jalan lahir berupa darah segar bisa menyebabkan Abortus. Jika ibu mengalami
hal seperti itu segera beritahu ibu agar pergi ke tanaga kesehatan 6.

Memberi ibu terapi obat Catopril 500 mg , minum 3 x 1 7.

Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi dan sewaktu

waktu jika ada keluhan.

VII.EVALUASI

Tanggal :6 Maret 2013 Pukul:10.30 WIB, Oleh :Bidan Ana

1.

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

2.

Ibu sudah mengetahui ketidaknyamanan TM I 3.

Ibu sudah mengetahui dan mengerti pusing yang dialaminya dan cara meringankannya 4.

Ibu bersedia mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang 5.

Ibu sudah mengetahui dan bisa mengulang kembali tanda bahaya pada TM I 6.

Terapi obat sudah diberikan 7.

Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang


Ketidaknyamanan kehamilan trimester III meliputi: Peningkatan
frekuensi berkemih/nokturia, konstipasi/sembelit, edema, insomnia,
nyeri pinggang, keringat berlebih, dan sebagainya. Tidak semua
wanita mengalami semua ketidaknyamanan yang umum muncul
selama kehamilan, tetapi banyak wanita mengalaminya dalam tingkat
ringan hingga berat (Rukiyah dkk, 2009)
ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil trimester 1 diantaranya:
(1) Mual muntah pada pagi hari
(2) Sering Buang Air Kecil (BAK)
(3) Gatal dan kaku padajari
(4) Hidung tersumbat atau berdarah
(5) Pica atau ngidam
(6) Kelelahan/fatique
(7) Keputihan
(8) Keringat bertambah
(9) Palpitasi
(10) Ptyalism (sekresi air ludah yang berlebihan)
(11) Sakitkepala
(12) Spider nevi.
Untuk
mencapai
tujuan
tersebut, pokok
-
pokok
materi yang harus
Anda
pelajari
meliputi:
1.
Mual
muntah
pada
pagi
hari
2.
Sering BAK
3.
Gatal
dan
kaku
pada
jari.
4.
Hidung
tersumbat
atau
berdarah
5.
Pica atau
ngid
am
6.
Kelelahan
atau
fatique
7.
Keputihan
8.
Keringat
bertambah
9.
Palpitasi
10.
Ptyalism (sekresi air ludah yang berlebihan)
11.
Sakit
kepala
12.
Spider nevi
Ketidaknyamanan yang dirasakan
ibu
hamil
membuat
tubuh
beradaptasi, apabila
tubuh
tidak
mampu
be
radaptasi
maka
akan
menimbulkan
suatu
masalah. Supaya
ibu
hamil
dapat
beradaptasi
terhadap
ketidaknyamanan yang dirasakan
maka
ibu
hamil
perlu
memahami
apa
penyebab
terjadi
ketidaknyamanan yang dirasakan
dan
bagaimana
cara
mencegah
atau
menanggulanginya. U
ntuk
membantu
ibu
hamil
memahami
hal
tersebut
maka
Anda
sebagai
bidan
harus
mampu
menjelaskan
kepada
ibu
hamil
sehingga
diharapkan
ibu
hamil
dapat
beradaptasi
terhadap
ketidaknyamanan yang terjadi
pada
dirinya. Apakah
Anda
sudah
tahu
mengapa
ibu
hamil trim
ester I mengeluh
sering BAK? Apakah
penyebabnya? Bagaimanakah
cara
mengurangi
keluhan
tersebut
?
Diskusikan
dengan
teman
Anda
,
apa
saja
ketidaknyamanan yang dirasakan
ibu
hamil trimester I, apa
penyebabnya
dan
bagaimana
cara
menanggulanginya ? Untuk
mencari
jawaban
pertanyaan

pertanyaan
tadi
silahkan
Anda
diskusikan
dengan
teman
Anda
.
Tuliskan
hasil
diskusi
Anda
pada
kertas cacatan.
Sekarang
cocokkan
hasil
diskusi
Anda
dengan
uraian
materi
di
bawah
ini.

Asuhan Kebidanan Kehamilan

109
A.
MUAL MUNTAH PADA PAG
I HARI.
Mual muntah terjadi
pada 50% wanita hamil.
Mual
kadang
-
kadang sampai muntah yang
terjadi pada ibu hamil biasanya terjadi pada pagi hari sehingga
disebut morning sickness
meskipun bisa juga terjadi pada siang atau sore hari. Mual muntah ini
lebih sering terjadi pada
saat lamb
ung dalam keadaan kosong sehingga lebih sering terjadi pada pagi
hari.
Sampai saat ini penyebab secara pasti belum dapat dijelaskan namun
ada beberapa anggapan
bahwa mual muntah dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
:
1.
Perubahan hormonal
2.
Ada
ptasi psikologia/faktor emosional
3.
Faktor neurologis
4.
Gula darah rendah mungkin tidak makan dalam beberapa jam
5.
Kelebihan asam lambung
6.
Peristaltik lambat
Upaya yang dilaku
kan untuk meringankan atau mencegah dengan melakukan beberapa
hal, pada pag
i hari sebelum ban
gun dari tempat tidur,makan bisk
uit atau crackers dan minum
segelas air. Ibu hamil juga harus menghindari makanan pedas dan
berbau tajam. Ibu hamil
dianjurkan untuk makan sedikit tapi sering, cara ini dapat
mempertahankan kadar gula darah
.
Makan 2 jam sekali sedikit
-
sedikit lebih baik daripada makan tiga kali sehari dalam jumlah
banyak.
Saat makan jangan lupa minum air, atau diantara waktu makan dapat
membantu
mempertahankan hidrasi tubuh. Ibu hamil sangat dianjurkan makan
permen atau mi
num
manis (minum jus buah) atau minum susu sebelum tidur atau pada
saat bangun ti
dur dapat
mencegah hipoglikemi.
Upayakan mengurangi diet lemak, diet tinggi lemak dapat
memperparah mual muntah, hindari makanan yang digoreng. Saat
bangun pagi atau sore hari
secara perlahan bangun dari tempat tidur, dan hindari gerakan
mendadak.
B.
SERING BAK
Ibuhamil trimester I seringmengalami
keluhan
sering
Buang Air Kecil (BAK). Apabila
sering
BAK ini
terjadi
pada
malam
hari
akan
mengganggu
tidur
sehingga
ibu
hamil
tid
ak
dapat
tidur
dengan
nyenyak, sebentar

sebentar
terbangun
karena
merasa
ingin BAK.
FaktorPenyebab :
1.
Uterus membesar
sehingga
menekan
kandung
kemih.
2.
Ekskresi sodium (Natrium) yang meningkat.
3.
Perubahan fisiologis ginjal sehingga produksi urine me
ningkat.
Cara meringankan
atau
mencegah, upayakan untuk tidak
menahan BAK, kosongkan
kandung
kencing
pada
saat
terasa
ingin BAK. Perbanyak
minum
pada
siang
hari
untuk
menjaga
keseimbangan
hidrasi.
Apabila BAK pada
malam
hari
tidak
mengganggu
tidur
maka
ti
dak
dianjurkan
mengurangi
minum
dimalam
hari. Ibu hamil dianjurkan untuk membatasi
minum
yang mengandung
diuretiksepertiteh, kopi, cola dengan
coffeine
. Saat tidur posisi
berbaring

Asuhan Kebidanan Keham


ilan

110
miring kekiri
dengan kaki ditinggikan
adalah lebih baik. Ibu hamil harus se
cara rutin
membersihkan
dan
mengeringkan
alat
kelamin
setiap
selesai BAK untuk
mencegah
infeksi
saluran
kemih.
C.
GATAL DAN KAKU PADA
JARI.
Faktor penyebab :
1.
Penyebab gatal

gatal ini belum diketahui secara pasti, kemungkinan penyebabnya
adalah hypers
ensitive terhadap antigen placenta.
2.
Perubahan gaya berat yang disebabkan karena pembesaran rahim
membuat
berubahnya postur wanita dimana posisi bahu dan kepala lebih
kebelakang. Hal ini untuk
menyeimbangkan lengkungan punggung dan berat tubuh yang cend
erung condong ke
depan.
Hal ini dapat menekan syarat di lengan sehingga mengakibatkan rasa
gatal dan
kaku pada jari.
Cara meringankan/mencegah :
1.
Kompres dingin atau mandi berendam atau dengan shower.
2.
Posisi tubuh yang baik pada saat berdiri, duduk m
aupun ketika mengambil sesuatu
jangan dengan membungkuk tetapi tulang belakang tetap diusahakan
dalam posisi
tegak.
3.
Sering berbaring apabila merasa lelah.
D.
HIDUNG TERSUMBAT ATA
U BERDARAH.
Wanita hamil sering mengalami hidung tersumbat seperti gejal
a pilek sehingga
menyebabkan sulit bernapas, ada juga yang mengalami
epistaksis/hidung berdarah (mimisan)
sehingga sering menimbulkan kekawatiran pada ibu hamil. Beberapa
faktor penyebab hidung
tersumbat pada ibu hamil ad
alah, peningkatan kadar hormon
est
rogen pada kehamilan yang
mengakibatkan kongesti mukosa hidung, hidung mengeluarkan cairan
berlebihan. Edema
mukosa menyebabkan hidung tersumbat, mengeluarkan cairan dan
terjadi obstruksi.
Hiperemia yang terjadi pada kapiler hidung, ditambah seringnya
memb
uang cairan hidung
dapat menyebabkan epistaksis/mimisan/perdarahan hidung.
Untuk meringankan atau mencegah dapat dil
a
kukan dengan meneteskan cairan salin pada
hidung, dan tidak boleh lebih dari 3 hari. Dapat juga dilakukan
penguapan atau pengembunan
uda
ra dingin, hal ini dapat mengurangi sumbatan pada hidung.
E.
PICA ATAU NGIDAM.
Pica
atau
ngidam
sering
terjadi
pada
ibu
hamil
trimester I tetapi
bisa
juga
dialami
oleh
ibu
hamil
sampai
akhir
kehamilan. Ibu
hamil
sering
menginginkan
makanan yang aneh

a
neh,
misalnya yang asam

asam, pedas

pedas.
Keinginan
ibu
hamil
seperti
keinginan yang harus

Asuhan Kebidanan Kehamilan

111
dipenuhi, kalau
tidak
dapat
dipenuhi, ibu
hamil
merasa
sangat
kecewa, kadang

kadang
sampai
menangis.
FaktorPenyebab :
1.
Mengidam
b
erkaitan
dengan
persepsi
at
au
anggapan
individu
wanita
hamil
tentang
sesuatu yang menurutny
a
bisa
mengurangi rasa mua
l
dan
muntah. Jadi
keinginan
ibu
hamil yang satu
dengan yang lain bisa
berbeda

beda.
2.
Pada
ibu
hamil
indra
pengecap
menjadi
lebih
tumpul
atau
kurang
perasa
sehing
ga
selalu
mencari

cari
makanan yang merangsang.
Cara meringankan
atau
mencegah :
1.
Menjelaskan
tentang
bahaya
makan
makanan yang tidak
sehat.
2.
Mengatakan
pada
ibu
hamil, tidak
perlu
khawatir
apabila
makanan yang diinginkan
adalah
makanan yang bergizi
.
F.
KELELAHAN ATAU FATIQ
UE.
Ibu hamil seringkali merasakan cepat lelah sehingga kadang
-
kadang menggan
ggu
aktifitas sehari

hari. Kelel
ahan sering terjadi pada ibu hamil trimester I, penyebab yang pasti
sampai saat ini belum diketahui. Diduga hal ini be
rkaitan dengan faktor metabolism
e yang
rata
-
rata menuru
n pada ibu hamil. Sangat dianjurkan makan makanan yang seimbang,
tidur
dan istirahat yang cukup, lakukan tidur siang. Ibu hamil harus
mengatur aktifitas sehari
-
hari
untuk mendapatkan istirahat ekstra.
Ibu hamil juga dianjurkan untuk melakukan olahraga atau
senam secara teratur. Menyediakan waktu untuk istirahat pada saat
tubuh membutuhkan.
Pada saat duduk posisi dengan kaki diangkat setiap saat ketika ada
kesempatan. Hindari
istirahat yang berlebihan.
G.
KEPUTIHAN / LEUKORRE
A.
Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang lebih
banyak sehingga
membuat perasaan tidak nyaman karena celana dalam sering menjadi
basah sehingga harus
sering ganti celana dalam.
Kejadian keputihan ini bisa t
erjadi pada ibu hamil trimester
pertama, kedua maupun ketiga.
Penyebab utama adalah meningkatnya kadar hormon estrogen pada
ibu hamil trimester I
dapat menimbulkan produksi lendir servix meningkat.Pada ibu hamil
terjadi hyperplasia pada
mukosa vagina.
Car
a meringankan dan mencegah :
1.
Jaga kebersihan dengan mandi setiap hari.
2.
Bersihan alat kelamin dan keringkan setiap sehabis BAB atau BAK
3.
Membersihkan alat kelamin (cebok) dari arah depan ke belakang.
4.
Ganti celana dalam apabila basah.
5.
Pakai
celana dalam yang terbuat dari katun sehingga menyerap keringat
dan mebuat
sirkulasi udara yang baik.

Asuhan Kebidanan Kehamilan

113
K.
SAKIT KEPALA.
Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa dirasakan ibu
hamil baik
trimester I, trimester II maupun trimester III. Faktor yang menjadi
penyebab :
1.
Kelelahan atau keletihan.
2.
Spasme / ketegangan
otot
3.
Ketegangan pada otot mata
4.
Kongesti (akumulasi abnormal / berlebihan cairan tubuh).
5.
Dinamika cairan syaraf yang berubah.
Cara meringankan atau mencegah :
1.
Relaksasi untuk meringankan ketegangan/spasme.
2.
Massase leher dan otot bahu
3.
Ti
dur cukup pada malam hari dan istirahat cukup pada siang hari.
4.
Mandi air hanyat
5.
Jangan pergi dalam periode lama tanpa makan.
6.
Penuhi kebutuhan cairan minimal 10 gelas per hari.
7.
Hindari hal dapat menyebabkan sakit kepala (mata tegang, ruangan
sum
pek, asap rokok,
lingkungan sibuk).
8.
Lakukan jalan santai di udara segar.
9.
Istirahat pada tempat yang tenang dan rileks
10.
Lakukan meditasi atau yoga.
L.
SPIDER NEVI/SPIDER H
EMANGIOMA
Spider nevi disebut juga spider hemangioma adalah noda ke
merahan seperti api
berpusat dari pusat tubuh dan menjalar ke kaki
yang terjadi pada ibu hamil. Hal ini lebih
kelihatan pada ibu hamil yang mempunyai kulit terang, pada ibu hamil
yang kulitnya gelap
kurang kelihatan. Sebagai faktor penyebabnya adalah:
1.
S
irkulasi hormon estrogen yang meningkat.
2.
Aliran darak ke kulit meningkat.
Cara meringankan atau mencegah :
1.
Gunakan krim kosmetik untuk menutupi.
2.
Jelaskan pada ibu bahwa hal ini akan segera hilang persalinan.
Latihan
Sekarang
Anda
telah
selesai
mempelajari
Topik 1
tentang
ketidaknyamanan ibu hamil
trimester I. Supaya Anda lebih menguasai
materi ini
, maka Anda diharapkan mengerjakan
latihan dibawah ini secara kelompok

Asuhan Kebidanan Keham


ilan

114
1)
Buatlah catatan ringkasan tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil
trimester
I yang
sudah Anda pelajari.
2)
Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat
dengan Anda.
3)
Buatlah kelompok terdiri dari 3 mahasiswa.
4)
Masing

masing mahasiswa mencari satu ibu hamil trimester I.
5)
Kaji tentang keluhan apa saja yang
pernah dirasakan, cocokan dengan materi yang sudah
Anda pelajari.
6)
Tanyakan kepada ibu hamil kira

kira kebiasaan apa yang dilakukan selama ini yang
dapat mengakibatkan keluhan tersebut, pandu dengan materi yang
sudah Anda pelajari.
7)
Diskusikan hasil
wawancara dengan ibu hamil bersama ketiga teman Anda kemudin
cocokkan dengan teori yang sudah Anda pelajari.
8)
Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk
Anda pelajari.
9)
Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.
Pe
tunjuk Jawaban L
atihan.
1)
Pelajarilah materi
ini.
2)
Untuk menambah wawasan sebagai bahan mengerjakan latihan
diatas, silahkan Anda
membaca juga buku

buku yang membahas ketidaknyamanan ibu hamil trimester I.
3)
Buatlah ringkasan materi sesuai tugas yan
g harus Anda kerjakan.
4)
Diskusikan dengan kelompok hasil tugas yang sudah dikerjakan
masing

masing
mahasiswa.
5)
Buatlah catatan
-
catatan penting yang perlu Anda ingat dan pahami.
6)
Hasil diskusi supaya dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda
pelajari
Ringkasan
Selamat Anda telah menyelesaikan
Topik
I yaitu tentang Ketidaknyamanan Ibu Hamil
Trimester I.
Dengan demikian Anda sebagai bidan sudah dapat memahami
tentang
Ketidak
nyamanan Ibu Hamil trimester I.
Hal

hal penting yang telah Anda pelajari pada
Topik
I ini adalah : Mual muntah pada pagi hari, Sering BAK, Gatal dan kaku
pada jari, Hidung
tersumbat atau berdara
h
, Pica atau ngidam, Kelelahan atau fatique, Keputihan, Keringat
bertambah, Palpitasi,
Ptyalism (sekresi air ludah yang berlebihan)
, Saki
t kepala,
Spider nevi
.
Anda dapat membaca literatur lain yang dapat mendukung untuk
dapat lebih memahami
Topik
1 ini.

Asuhan Kebidanan Keham


ilan
118
Topik
2
Ketidaknyamanan Ibu Hamil pada Trimester II
R
e
kan mahasiswa, selamat Anda telah selesai mempelajari
Topik
1, sekarang sudahk
ah
Anda siap untuk mempelajari Topik 2 ?
Setelah mempelajari
Topik
2 ini secara umum
ber
tujuan agar Anda
dapat memahami tentang
Ketida
knyamanan ibu hamil trimester 1
dengan benar. Adapun secara khusus Anda diharapkan dapat
menjelaskan tentang
ketidaknyamanan yang
dirasakan ibu hamil trimester 1
diantaranya : (1) Edema(2) Gatal dan
kaku pada jari (3) Gusi berdarah (4) Haemorroid (5)
Insomnia (6) Keputihan (7) Keringat
bertambah (8) Mati rasa (baal) (9) Sesak napas (10) Nyeri ligamentum
rotundum (11) Nyeri ulu
hati (12) Perut kembung (13) Ptyalism (air ludah berlebihan) (14)
Pusing / syncope (15) Sakit
kepala (16) Sakit punggung ata
s dan bawah (17) Varises
pada kaki/vulva.(18) Konstipasi (19)
Kram kaki (20)
Palpitasi.
Ibu hamil trimester II sudah mulai hilang keluhan mual dan muntah,
sudah mulai merasa
lebih enak makan sehingga sudah dapat makan lebih banyak dari
pada waktu trimeste
rI.
Namun demikian masih ada beberapa ketidaknyamanan yang kadang

kadang dirasakan oleh
ibu hamil trimester II.Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil
membuat tubuh
beradaptasi, apabila tubuh tidak mampu beradaptasi maka akan
menimbulkan suatu masalah
.
Supaya ibu hamil dapat beradaptasi terhadap ketidaknyamanan yang
dirasakan maka ibu
hamil perlu memahami apa penyebab terjadi ketidaknyamanan yang
dirasakan dan
bagaimana cara mencegah atau menanggulanginya. Untuk
membantu ibu hamil memahami
hal tersebut
maka Anda sebagai bidan harus mampu menjelaskan kepada ibu
hamil sehingga
diharapkan ibu hamil dapat beradaptasi terhadap ketidaknyamanan
yang terjadi pada dirinya.
Sekarang coba perhatikan kasus berikut ini:
Seorang perempuan hamil Trisemester II datang
ke puskesmas, mengeluh beberapa hari ini
mengeluarkan banyak lendir dari alat kelaminnya, berwarna putih,
tidak gatal, tidak berbau.
Anda pernah menemui ibu hamil trimester II mengeluh seperti kasus
diatas ? Apakah Anda
pernah menemui ibu hamil trimeste
r II men
geluh gusi berdarah? Apakah kira

kira
penyebabnya? Bagaimanakah cara mengurangi
keluhan tersebut
? Diskusikan dengan teman
And
a
, apa saja ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil trimester
dua
, apa penyebabnya
dan bagaimana cara menanggulanginya ? U
ntuk mencari jawaban pertanyaan

pertanyaan
tadi silahkan Anda diskusikan dengan teman Anda.
Sekarang apakah
Anda sudah selesai berdiskusi ?
Bagaimana apakah Anda telah selesai
menuliskan
hasil diskusi Anda,
sekarang cocokkan hasil diskusi Anda dengan ura
ian materi di
bawah ini.
A.
EDEMA.
Kadang
-
kadang kita temui
edema
pada ibu hamil trimester II. Edema ini biasa terjadi
pada kehamilan trimester II dan III.
Faktor
Penyebab
:

Asuhan Kebidanan Kehamilan

119
1.
Pembesaran uterus pada ibu hamil mengakibatkan tekanan pada
vena pelvik seh
ingga
menimbulkan gangguan sirkulasi. Hal ini terjadi terutama pada waktu
ibu hamil duduk
atau berdiri dalam waktu yang lama.
2.
Tekanan pada vena cava inferior pada saat ibu berbaring terlentang.
3.
Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
4.
Kadar sodiu
m(Natrium) meningkat karena pengaruh dari hormonal. Natrium
bersifat
retensi cairan.
5.
Pakaian ketat.
Untuk
meringankan atau mencegah
dapat
dilakuakn beberapa cara antara lain:
:
1.
Hindari pakaian ketat.
2.
Hindari makanan yang berkadar garam tinggi
3.
Hindari duduk/berdiri dalam jangka waktu lama
4.
Makan makanan tinggi protein
5.
Istirahat dan naikkan tungkai selama 20 menit berulang

ulang.
6.
Berbaring atau duduk dengan kaki ditinggikan
7.
Hindari berbaring terlentang
8.
Hindari kaos kaki yang ketat
.
B.
GATAL DAN KAKU PADA
JARI.
Gatal

gatal dapat terjadi pada ibu hamil sepanjang kehamilan artinya bisa
terjadi pada
kehamilan trimester I, trimester II maupun trimester III. Hal ini
menimbulkan
ketidaknyamanan pada ibu hamil sehingga bisa menggangg
u istirahat d
an aktifitas ibu sehari

hari. Beberapa f
aktor penyebab
nya adalah
:
1.
Penyebab gatal

gatal ini belum diketahui secara pasti, kemungkinan penyebabnya
adalah hypersensitive terhadap antigen placenta.
2.
Perubahan gaya berat yang disebabkan
karena pembesaran rahim membuat
berubahnya postur wanita dimana posisi bahu dan kepala lebih
kebelakang. Hal ini untuk
menyeimbangkan lengkungan punggung dan berat tubuh yang
cenderung condong ke
depan.Hal ini dapat menekan syarat di lengan sehingga mengak
ibatkan rasa gatal dan
kaku pada jari.
Cara meringankan/
mencegah
:
1.
Kompres dingin atau mandi berendam atau dengan shower.
2.
Posisi tubuh yang baik pada saat berdiri, duduk maupun ketika
mengambil sesuatu
jangan dengan membungkuk tetapi tulang belakang
tetap diusahakan dalam posisi
tegak.
3.
Sering berbaring apabila merasa lelah.

Asuhan Kebidanan Keham


ilan

120
C.
GUSI BERDARAH.
Pada ibu hamil sering terjadi gusi bengkak yang disebut epulis
kehamilan. Gusi yang
hiperemik dan lunak cenderung menimbulkan gusi menjadi mudah
berdarah
terutama pada
saat menuikat gigi. Gusi berdarah ini paling parah terjad
i pada kehamilan trimester II.
Beberapa f
aktor penyebab
gusi berdarah adalah
:
1.
Estrogen berpengaruh terhadap peningkatan aliran darah ke rongga
mulut dan
pergantian sel

sel pelapis
ephitel gusi lebih cepat.
2.
Terjadi hipervaskularisasi pada gusi dan penyebaran pembuluh darah
halus sangat
tinggi.
3.
Ketebalan permukaan epithelial berkurang sehingga mengakibatkan
jaringan gusi
menjadi rapuh dan mudah berdarah.
Cara mengurangi atau
m
encegah
:
1.
Minum suplemen vit C dapat mengurangi incident gusi berdarah.
2.
Berkumur dengan air hangat, air garam.
3.
Jaga kebersihan gigi.
4.
Periksa ke doketr gigi secara teratur.
D.
HAEMORROID
Haemorroid biasa disebut wasir biasa terjadi pada ibu ha
mil trimester
II dan trimester III.
Beberapa f
aktor
yang dapat me
nyebab
kannya adalah
:
1.
Konstipasi.
2.
Progesteron menyebabkan pristaltik usus lambat.
3.
Vena haemorroid tertekan karena pembesaran uterus.
Cara meringankan atau mencegah
dengan
:
1.
Hindar
i hal yang menyebabkan konstipasi.
2.
Hindari mengejan pada saat defikasi
3.
Buat kebiasaab defikasi yang baik
4.
Jangan duduk terlalu lama di toilet
5.
Lakukan senam Kegel secara teratur.
6.
Duduk pada bak yang diisi air hanyat selama 15

20 menit sebany
ak 3 sampai 4 x sehari.
E.
INSOMNIA (SULIT TIDU
R).
Insomnia dapat terjadi pada wanita hamil maupun wanita yang tidak
hamil. Insomnia ini
biasanya dapat terjadi mulai pada pertengahan masa kehamilan.
Insomnia dapat disebabkan oleh perubahan
fisik yaitu
pembesaran uterus, dapat juga
disebabkan oleh karena
perubahan psikologis misalnya perasaan takut, gelisah atau khawat
ir

Asuhan Kebidanan Kehamilan

121
karena menghadapi kelahiran. Adakalanya ditambahin oleh s
ering BAK dimalam hari /
nochturia
Cara meringankan atau
mencegah
:
1.
Mandi
air hangat sebelum tidur
2.
Minum minuman hangat (susu hangat, the hangat) sebelum tidur.
3.
Sebelum tidur jangan melakukan aktifitas yang dapat membuat susah
tidur.
4.
Tidur dengan posisi relaks, lakukan relaksasi
F.
KEPUTIHAN / LEUKORHE
A.
Ibu hamil se
ring mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang lebih banyak
sehingga
membuat perasaan tidak nyaman karena celana dalam sering menjadi
basah sehingga harus
sering ganti celana dalam.Kejadian keputihan ini bisa terjadi pada ibu
hamil trimeste
r pertama,
k
edua maupun ketiga.
Faktor penyebab :
1.
Meningkatnya kadar hormon estrogen pada ibu hamil trimester I dapat
menimbulkan
produksi lendir servix meningkat.
2.
Pada ibu hamil terjadi hyperplasia pada mukosa vagina.
Cara meringankan dan mencegah :
1.
Jaga ke
bersihan dengan mandi setiap hari.
2.
Bersihan alat kelamin dan keringkan setiap sehabis BAB atau BAK
3.
Membersihkan alat kelamin (cebok) dari arah depan ke belakang.
4.
Ganti celana dalam apabila basah.
5.
Pakai celana dalam yang terbuat dari k
atun sehin
gga menyerap keringat
dan mebuat
sirkulasi udara yang baik.
6.
Tidak dianjurkan memakai semprot atau douch.
G.
KERINGAT BERTAMBAH.
Ibu hamil seringkali mengeluh kepanasan, mengeluarkan keringat
yang banyak. Keringat
yang banyak menyebabkan rasa tidak ny
aman, kadang

kadang mengganggu tidur sehingga
ibu hamil merasa
lelah karena kurang istirahat.
Faktor penyebab
yang umum ditemukan pada
ibu hamil antara lain
:
1.
Karena perubahan hormone pada kehamilan sehingga meningkatkan
aktifitas kelenjar
keringat.
2.
Aktifitas kelenjar sebasea ( kelenjar minyak) dan folikel rambut
meningkat.
3.
Penambahan Berat Badan dan meningkatnya metabolism pada ibu
hamil
Cara meringankan atau mencegah :
1.
Mandi / berendam secara teratur.
2.
Memakai pakaian yang longgar dan tipi
s, terbuat dari katun supaya menyerap keringat.

Asuhan Kebidanan Keham


ilan

122
3.
Perbanyak minum cairan untuk menjaga hidrasi.
H.
MATI RASA (BAAL), RA
SA PERIH PADA JARI T
ANGAN ATAU KAKI.
Mati rasa ini dapat terjadi pada kehamilan trimest
er II dan trimester III. Mati rasa
(baal
) dap
at disebabkan oleh karena terjadinya p
embesaran uterus membuat sikap/postur ibu
hamil mengalami perubahan pada titik pusat gaya berat sehingga
karena postur ters
ebut
dapat menekan syaraf ulna. Di samping itu h
yperventilasi dapat juga menjadi penyebab rasa
baal pada jari
, namun hal ini jarang terjadi.
Untuk meringankan atau mencegah
, ibu ha
m
il
dapat dianjurkan untuk tidur berbaring miring kekiri, postur tubuh yang
benar saat duduk atau
berdiri.
I.
NAFAS SESAK.
Sesak nafas ini biasanya mulai terjadi pada
awal trimester
II sampai pada akhir
kehamilan. Ibu hamil dapat terserang nafas sesak oleh karenap
embesaran uterus dan
pe
rgeseran organ

organ abdomen.
Pembesaran uterus membuat pergeser
an diafragma naik
sekitar 4 cm. Ada kalanya terjadi peningkatan hormon
proge
sterone membuat hyperventilasi.
Untuk meringankan atau mencegah bidan dapat m
enj
elaskan penyebab fisiologisnya. Bidan
juga dapat m
elatih ibu hamil untuk membia
sakan dengan pernapasan normal
.
Ibu hamil juga
harus tetap mengatur s
ikap tubuh yang baik
,
saat b
erdiri tegak dengan kedua tangan
direntangkan diatas kepala
kemudian menarik nafas panjang.
J.
NYERI LIGAMENTUM ROT
UNDUM.
Nyeri ligamentum rotundum ini biasa terjadi pada trimester kedua dan
ketiga.
Faktor penyebab :
1.
Selama kehamilan terjadi hy
pertropi dan peregangan pada ligamentum.
2.
Pada kehamilan terjadi penekanan pada ligamentum karena uterus
yang membesar.
Cara meringankan atau mencegah :
1.
Menekuk lutut kearah abdomen.
2.
Memiringkan panggul
3.
Mandi dengan air hangat.
4.
Menggunak
an korset
5.
Tidur berbaring miring ke kiri dengan menaruh bantal dibawah perut
dan lutut
K.
NYERI ULU HATI ( HEA
RT BURN).
Nyeri ulu
hati
biasanya mulai terasa pada kehamilan trimester II dan semakin
bertambah
umur kehamilan biasanya semakin bertambah
pula nyeri ulu hati.

Asuhan Kebidanan Kehamilan

123
Hal ini dapat terjadi karena
produksi
progesterone yang meningkat, p
ergeseran la
mbung
karena pembesaran uterus, dan a
pendiks bergeser kearah lateral dan keatas sehingga
menimbulkan refluks lambung yang dapat mengakibatkan rasa nyeri
pa
da ulu hati.
Cara
meringankan
atau mencegah :
1.
Hindari makanan berminyak/digoreng
2.
Hindari makanan yang berbumbu merangsang
3.
Sering makan makanan ringan
4.
Hindari kopi dan rokok
5.
Minum air 6

8 gelas sehari.
6.
Kunyah permen karet
L.
PERUT KE
MBUNG.
Tidak jarang ibu hamil mengeluh perut terasa
kembung, hal ini sering terjadi
pada
kehamilan trimester kedua dan ketiga.
Faktor penyebab
nya adalah
:
1.
Penin
gkatan hormon
progesterone membuat motilitas usus turun sehingga
pengosongan usus lambat.
2.
Uterus yang membesar menekan usus besar.
Cara meringankan atau
mencegah
:
1.
Menghindari makan makanan yang mengandung gas.
2.
Mengunyah makanan secara sempurna.
3.
Lakukan senam secara teratur.
4.
Biasakan BAB teratur.
5.
Tekuk lutut kedada untuk mengur
angi rasa tidak nyaman.
M.
PTYALISM (AIR LUDAH
BERLEBIHAN).
Ibu hamil sering merasakan saliva keluar lebih ba
nyak dari biasa, hal ini kadang

kadang
dapat menimbulkan rasa mual sehingga ibu hamil merasa tidak
nyaman. Ptyalism biasanya
dirasakan ibu hami
l mulai 2 sampai 3 minggu usia kehamilan dan berhenti pada akhir
kehamilan.
Faktor
penyebab
:
1.
Meningkatnya keasaman mulut atau meningkatnya asupan pati
sehingga menstimulasi
(merangsang) kelenjar saliva (kelenjar ludah) untuk meningkatkan
sekresi.
2.
I
bu hamil mengurangi makan dengan maksud untuk mengurangi mual
dapat
menyebabkan peningkatan jumlah saliva di mulut.
Cara meringankan atau mencegah :
1.
Kurangi makan yang banyak mengandung karbohidrat.
2.
Kunyah permen karet atau permen keras.
3.
Jaga keb
ersihan mulut.

Asuhan Kebidanan Keham


ilan

124
N.
PUSING
, SYNCOPE (PINGSAN).
Rasa pusing sering menjadikan keluhan ibu hamil trimester II dan
trimester III. Perasaan
sangat mengganggu ketidaknyamanan ibu hamil, kalau tidak
penyebabnya tidak segera
ditangani maka dapat mengakibatkan t
ekanan darah rendah dan sampai meninggal.
Faktor penyebab :
1.
Ibu hamil tidur posisi berbaring terlentang, karena penambahan berat
badan dan
pembesaran uterus maka menyebabkan menekan pada vena cava
inferior sehingga
menghambat dan mengurangi jumlah dara
h yang menuju ke hati dan jantung.
2.
Kemungkinan disebabkan karena hypoglycemia.
Cara meringankan atau mencegah :
1.
Bangun tidur secara perlahan

lahan.
2.
Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkunagn yang hangat dan sesak.
3.
Hindari berbaring dalam
posisi terlentang.
O.
SAKIT KEPALA.
Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa dirasakan ibu
hamil baik
trimester I, trimester II maupun trimester III.Faktor penyebab :
1.
Kelelahan atau keletihan.
2.
Spasme / ketegangan otot
3.
Keteganga
n pada otot mata
4.
Kongesti (akumulasi abnormal / berlebihan cairan tubuh).
5.
Dinamika cairan syaraf yang berubah.
Cara meringankan atau mencegah :
1.
Relaksasi untuk meringankan ketegangan/spasme.
2.
Massase leher dan otot bahu
3.
Tidur cukup pada mala
m hari dan istirahat cukup pada siang hari.
4.
Mandi air hanyat
5.
Jangan pergi dalam periode lama tanpa makan.
6.
Penuhi kebutuhan cairan minimal 10 gelas per hari.
7.
Hindari hal dapat menyebabkan sakit kepala (mata tegang, ruangan
sumpek, asap rokok,
li
ngkungan sibuk).
8.
Lakukan jalan santai di udara segar.
9.
Istirahat pada tempat yang tenang dan rileks
10.
Lakukan meditasi atau yoga.

Asuhan Kebidanan Kehamilan

125
P.
SAKIT PUNGGUNG ATAS
DAN BAWAH.
Sakit punggung pada ibu hamil terjadi pada ibu hamil trimester II dan
III.
Fakto
r penyebab :
1.
Pembesaran payudara dapat berakibat ketegangan otot.
2.
Keletihan
3.
Posisi tubuh membungkuk ketika mengangkat barang.
4.
Kadar hormon yang meningkat menyebabkan cartilage pada sendi
besar menjadi
lembek.
5.
Posisi tulang belakang hiperlord
osis.
Cara meringankan atau mencegah :
1.
Memakai BH yang menopang dan ukuran yang tepat.
2.
Hindari sikap hiperlordosis, jangan memakai sepatu atau sandal hak
tinggi.
3.
Tidur dengan kasur yang keras.
4.
Pertahankan postur yang baik, hindari sikap membun
gkuk,tekuk lutut saat mengangkat
barang.
5.
Lakukan olah raga secara teratur, senam hamil atau yoga.
6.
Pertahankan penambahan berat badan secara normal.
7.
Lakukan gosok atau pijat punggung.
Q.
VARISES PADA KAKI AT
AU VULVA.
Varises pada kaki menyebabkan
perasaan tidak nyaman pada ibu hamil, biasa terjadi pada
kehamilan trimester II dan Trimester III.
Faktor penyebab :
1.
Cenderung karena bawaan keluarga.
2.
Peningkatan hormon estrogen berakibat jaringan elastic menjadi
rapuh.
3.
Jumlah darah pada vena ba
gian bawah yang meningkat.
Cara meringankan atau mencegah :
1.
Lakukan olahraga secara teratur.
2.
Hindari duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama.
3.
Pakai sepatu dengan telapak yang berisi bantalan.
4.
Hindari memakai pakaian ketat
5.
Berbaring denga
n kaki ditinggikan.
6.
Berbaring dengan kaki bersandar di dinding
R.
KONSTIPASI ATAU SEMB
ELIT.
Konstipasiadalah BAB keras atau susah BAB biasa terjadi pada ibu
hamil trimester II dan III.

Asuhan Kebidanan Keham


ilan

126
Faktor penyebab :
1.
Peristaltik usus lambat disebabkan meningka
tnya hormon progesterone.
2.
Motilitas usus besar lambat sehingga menyebabkan penyerapan air
pada usus
meningkat.
3.
Suplemen zat besi
4.
Tekanan uterus yang membesar pada usus.
Cara meringankan atau mencegah ;
1.
Olah raga secara teratur.
2.
Tingkatkan
asupan cairan minimal 8 gelas sehari.
3.
Minum cairan panas atau sangat dingin pada saat perut kosong
4.
Makan sayur segar, makan bekatul 3 sendok makan sehari, nasi
beras merah.
5.
Membiasakan BAB secara teratur.
6.
Jangan menahan BAB, segera BAB ketika a
da dorongan.
7.
Perlu diperhatikan : apel segar dan kopi dapat meningkatkan
konstipasi.
S.
KRAM PADA KAKI.
Kram pada kaki biasanya timbul pada ibu hamil mulai kehamilan 24
minggu. Kram ini
dirasakan oleh ibu hamil sangat sakit. Kadang

kadang masih t
erjadi pada saat persalinan
sehingga sangat mengganggu ibu dalam proses persalinan.
Faktor penyebab :
Penyebab pasti belum jelas, namun ada beberapa kemungkinan
penyebab diantaranya
adalah:
1.
Kadar kalsium dalam darah rendah.
2.
Uterus membesar sehingga
menekan pebuluh darah pelvic
3.
Keletihan
4.
Sirkulasi darah ke tungkai bagian bawah kurang.
Cara untuk meringankan atau mencegah :
1.
Penuhi asuhan kasium yang cukup ( susu, sayuran berwarna hijau
gelap).
2.
Olahraga secara teratur.
3.
Jaga kaki selalu
dalam keadaan hangat
4.
Mandi air hangat sebelum tidur
5.
Meluruskan kaki dan lutut (dorsofleksi)
6.
Duduk dengan meluruskan kaki, tarik jari kaki kearah lutut.
7.
Pijat otot

otot yang kram
8.
Rendam kaki yang kram dalam air hangat atau gunakan bantal pe
manas
Asuhan Kebidanan Kehamilan

127
T.
PALPITASI.
Palpitasi atau rasa berdebar

debar sering dirasakan oleh ibu hamil pada awal kehamilan.
Pada ibu hamil terjadi peningkatan kerja jantung
,
jantung mempunyai 50 % darah tambahan
yang harus dipompakan melalui aorta setiap menit. Pen
ingkatan curah jantung ini mencapai
puncaknya pada akhir trimester II dan menurun kembali seperti
sebelum hamil beberapa
minggu sebelum melah
irkan. Palpitasi dapat terjadi oleh karena faktor p
eningkata
n curah
jantung pada ibu hamil
, dan adanya g
angg
uan pad
a si
stem syaraf simpati. Dapat di
ringankan
atau
di
cegah
dengan
memjelaskan pada ibu hamil bahwa
hal ini normal terjadi pada
kehamilan dan akan menghilang pada akhir kehamilan
.
Pada ibu hamil yang tidak mempunyai
keluhan jantung, hal ini tidak perlu dikawa
tirkan.

ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil trimester 1 diantaranya:

(1) Mual muntah pada pagi hari

(2) Sering Buang Air Kecil (BAK)

(3) Gatal dan kaku padajari

(4) Hidung tersumbat atau berdarah

(5) Pica atau ngidam

(6) Kelelahan/fatique

(7) Keputihan

(8) Keringat bertambah

(9) Palpitasi

(10) Ptyalism (sekresi air ludah yang berlebihan)

(11) Sakitkepala

(12) Spider nevi.


Untuk

mencapai

tujuan

tersebut, pokok

pokok

materi yang harus

Anda

pelajari

meliputi:

1.

Mual

muntah

pada

pagi

hari

2.

Sering BAK

3.

Gatal

dan

kaku

pada

jari.

4.

Hidung

tersumbat

atau

berdarah

5.

Pica atau

ngid

am

6.
Kelelahan

atau

fatique

7.

Keputihan

8.

Keringat

bertambah

9.

Palpitasi

10.

Ptyalism (sekresi air ludah yang berlebihan)

11.

Sakit

kepala

12.

Spider nevi

Ketidaknyamanan yang dirasakan

ibu

hamil

membuat

tubuh

beradaptasi, apabila

tubuh

tidak

mampu

be

radaptasi

maka

akan

menimbulkan

suatu

masalah. Supaya

ibu
hamil

dapat

beradaptasi

terhadap

ketidaknyamanan yang dirasakan

maka

ibu

hamil

perlu

memahami

apa

penyebab

terjadi

ketidaknyamanan yang dirasakan

dan

bagaimana

cara

mencegah

atau

menanggulanginya. U

ntuk

membantu

ibu

hamil

memahami

hal

tersebut

maka

Anda

sebagai

bidan

harus

mampu

menjelaskan
kepada

ibu

hamil

sehingga

diharapkan

ibu

hamil

dapat

beradaptasi

terhadap

ketidaknyamanan yang terjadi

pada

dirinya. Apakah

Anda

sudah

tahu

mengapa

ibu

hamil trim

ester I mengeluh

sering BAK? Apakah

penyebabnya? Bagaimanakah

cara

mengurangi

keluhan

tersebut

Diskusikan

dengan

teman

Anda

apa

saja
ketidaknyamanan yang dirasakan

ibu

hamil trimester I, apa

penyebabnya

dan

bagaimana

cara

menanggulanginya ? Untuk

mencari

jawaban

pertanyaan

pertanyaan

tadi

silahkan

Anda

diskusikan

dengan

teman

Anda

Tuliskan

hasil

diskusi

Anda

pada

kertas cacatan.

Sekarang

cocokkan

hasil

diskusi

Anda

dengan

uraian
materi

di

bawah

ini.

Asuhan Kebidanan Kehamilan

109

A.

MUAL MUNTAH PADA PAG

I HARI.

Mual muntah terjadi

pada 50% wanita hamil.

Mual

kadang

kadang sampai muntah yang

terjadi pada ibu hamil biasanya terjadi pada pagi hari sehingga disebut morning sickness

meskipun bisa juga terjadi pada siang atau sore hari. Mual muntah ini lebih sering terjadi pada

saat lamb

ung dalam keadaan kosong sehingga lebih sering terjadi pada pagi hari.

Sampai saat ini penyebab secara pasti belum dapat dijelaskan namun ada beberapa anggapan

bahwa mual muntah dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya :

1.

Perubahan hormonal

2.

Ada

ptasi psikologia/faktor emosional

3.

Faktor neurologis

4.
Gula darah rendah mungkin tidak makan dalam beberapa jam

5.

Kelebihan asam lambung

6.

Peristaltik lambat

Upaya yang dilaku

kan untuk meringankan atau mencegah dengan melakukan beberapa

hal, pada pag

i hari sebelum ban

gun dari tempat tidur,makan bisk

uit atau crackers dan minum

segelas air. Ibu hamil juga harus menghindari makanan pedas dan berbau tajam. Ibu hamil

dianjurkan untuk makan sedikit tapi sering, cara ini dapat mempertahankan kadar gula darah

Makan 2 jam sekali sedikit

sedikit lebih baik daripada makan tiga kali sehari dalam jumlah

banyak.

Saat makan jangan lupa minum air, atau diantara waktu makan dapat membantu

mempertahankan hidrasi tubuh. Ibu hamil sangat dianjurkan makan permen atau mi

num

manis (minum jus buah) atau minum susu sebelum tidur atau pada saat bangun ti

dur dapat

mencegah hipoglikemi.

Upayakan mengurangi diet lemak, diet tinggi lemak dapat

memperparah mual muntah, hindari makanan yang digoreng. Saat bangun pagi atau sore hari

secara perlahan bangun dari tempat tidur, dan hindari gerakan mendadak.

B.

SERING BAK

Ibuhamil trimester I seringmengalami

keluhan

sering

Buang Air Kecil (BAK). Apabila

sering
BAK ini

terjadi

pada

malam

hari

akan

mengganggu

tidur

sehingga

ibu

hamil

tid

ak

dapat

tidur

dengan

nyenyak, sebentar

sebentar

terbangun

karena

merasa

ingin BAK.

FaktorPenyebab :

1.

Uterus membesar

sehingga

menekan

kandung

kemih.

2.

Ekskresi sodium (Natrium) yang meningkat.

3.

Perubahan fisiologis ginjal sehingga produksi urine me


ningkat.

Cara meringankan

atau

mencegah, upayakan untuk tidak

menahan BAK, kosongkan

kandung

kencing

pada

saat

terasa

ingin BAK. Perbanyak

minum

pada

siang

hari

untuk

menjaga

keseimbangan

hidrasi.

Apabila BAK pada

malam

hari

tidak

mengganggu

tidur

maka

ti

dak

dianjurkan

mengurangi

minum

dimalam

hari. Ibu hamil dianjurkan untuk membatasi

minum
yang mengandung

diuretiksepertiteh, kopi, cola dengan

coffeine

. Saat tidur posisi

berbaring

Asuhan Kebidanan Keham

ilan

110

miring kekiri

dengan kaki ditinggikan

adalah lebih baik. Ibu hamil harus se

cara rutin

membersihkan

dan

mengeringkan

alat

kelamin

setiap

selesai BAK untuk

mencegah

infeksi

saluran

kemih.

C.

GATAL DAN KAKU PADA

JARI.

Faktor penyebab :

1.

Penyebab gatal

gatal ini belum diketahui secara pasti, kemungkinan penyebabnya

adalah hypers

ensitive terhadap antigen placenta.

2.

Perubahan gaya berat yang disebabkan karena pembesaran rahim membuat

berubahnya postur wanita dimana posisi bahu dan kepala lebih kebelakang. Hal ini untuk

menyeimbangkan lengkungan punggung dan berat tubuh yang cend

erung condong ke

depan.

Hal ini dapat menekan syarat di lengan sehingga mengakibatkan rasa gatal dan

kaku pada jari.

Cara meringankan/mencegah :

1.

Kompres dingin atau mandi berendam atau dengan shower.

2.

Posisi tubuh yang baik pada saat berdiri, duduk m

aupun ketika mengambil sesuatu

jangan dengan membungkuk tetapi tulang belakang tetap diusahakan dalam posisi

tegak.

3.

Sering berbaring apabila merasa lelah.

D.

HIDUNG TERSUMBAT ATA

U BERDARAH.

Wanita hamil sering mengalami hidung tersumbat seperti gejal

a pilek sehingga

menyebabkan sulit bernapas, ada juga yang mengalami epistaksis/hidung berdarah (mimisan)

sehingga sering menimbulkan kekawatiran pada ibu hamil. Beberapa faktor penyebab hidung

tersumbat pada ibu hamil ad

alah, peningkatan kadar hormon

est

rogen pada kehamilan yang

mengakibatkan kongesti mukosa hidung, hidung mengeluarkan cairan berlebihan. Edema


mukosa menyebabkan hidung tersumbat, mengeluarkan cairan dan terjadi obstruksi.

Hiperemia yang terjadi pada kapiler hidung, ditambah seringnya memb

uang cairan hidung

dapat menyebabkan epistaksis/mimisan/perdarahan hidung.

Untuk meringankan atau mencegah dapat dil

kukan dengan meneteskan cairan salin pada

hidung, dan tidak boleh lebih dari 3 hari. Dapat juga dilakukan penguapan atau pengembunan

uda

ra dingin, hal ini dapat mengurangi sumbatan pada hidung.

E.

PICA ATAU NGIDAM.

Pica

atau

ngidam

sering

terjadi

pada

ibu

hamil

trimester I tetapi

bisa

juga

dialami

oleh

ibu

hamil

sampai

akhir

kehamilan. Ibu

hamil

sering

menginginkan

makanan yang aneh


neh,

misalnya yang asam

asam, pedas

pedas.

Keinginan

ibu

hamil

seperti

keinginan yang harus

Asuhan Kebidanan Kehamilan

111

dipenuhi, kalau

tidak

dapat

dipenuhi, ibu

hamil

merasa

sangat

kecewa, kadang

kadang

sampai

menangis.

FaktorPenyebab :

1.
Mengidam

erkaitan

dengan

persepsi

at

au

anggapan

individu

wanita

hamil

tentang

sesuatu yang menurutny

bisa

mengurangi rasa mua

dan

muntah. Jadi

keinginan

ibu

hamil yang satu

dengan yang lain bisa

berbeda

beda.

2.

Pada

ibu

hamil

indra

pengecap

menjadi

lebih
tumpul

atau

kurang

perasa

sehing

ga

selalu

mencari

cari

makanan yang merangsang.

Cara meringankan

atau

mencegah :

1.

Menjelaskan

tentang

bahaya

makan

makanan yang tidak

sehat.

2.

Mengatakan

pada

ibu

hamil, tidak

perlu

khawatir

apabila

makanan yang diinginkan

adalah

makanan yang bergizi

F.
KELELAHAN ATAU FATIQ

UE.

Ibu hamil seringkali merasakan cepat lelah sehingga kadang

kadang menggan

ggu

aktifitas sehari

hari. Kelel

ahan sering terjadi pada ibu hamil trimester I, penyebab yang pasti

sampai saat ini belum diketahui. Diduga hal ini be

rkaitan dengan faktor metabolism

e yang

rata

rata menuru

n pada ibu hamil. Sangat dianjurkan makan makanan yang seimbang, tidur

dan istirahat yang cukup, lakukan tidur siang. Ibu hamil harus mengatur aktifitas sehari

hari

untuk mendapatkan istirahat ekstra.

Ibu hamil juga dianjurkan untuk melakukan olahraga atau

senam secara teratur. Menyediakan waktu untuk istirahat pada saat tubuh membutuhkan.

Pada saat duduk posisi dengan kaki diangkat setiap saat ketika ada kesempatan. Hindari

istirahat yang berlebihan.

G.

KEPUTIHAN / LEUKORRE

A.

Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang lebih banyak sehingga

membuat perasaan tidak nyaman karena celana dalam sering menjadi basah sehingga harus

sering ganti celana dalam.

Kejadian keputihan ini bisa t

erjadi pada ibu hamil trimester

pertama, kedua maupun ketiga.


Penyebab utama adalah meningkatnya kadar hormon estrogen pada ibu hamil trimester I

dapat menimbulkan produksi lendir servix meningkat.Pada ibu hamil terjadi hyperplasia pada

mukosa vagina.

Car

a meringankan dan mencegah :

1.

Jaga kebersihan dengan mandi setiap hari.

2.

Bersihan alat kelamin dan keringkan setiap sehabis BAB atau BAK

3.

Membersihkan alat kelamin (cebok) dari arah depan ke belakang.

4.

Ganti celana dalam apabila basah.

5.

Pakai

celana dalam yang terbuat dari katun sehingga menyerap keringat dan mebuat

sirkulasi udara yang baik.

Asuhan Kebidanan Kehamilan

113

K.

SAKIT KEPALA.

Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa dirasakan ibu hamil baik

trimester I, trimester II maupun trimester III. Faktor yang menjadi penyebab :

1.

Kelelahan atau keletihan.

2.

Spasme / ketegangan

otot

3.
Ketegangan pada otot mata

4.

Kongesti (akumulasi abnormal / berlebihan cairan tubuh).

5.

Dinamika cairan syaraf yang berubah.

Cara meringankan atau mencegah :

1.

Relaksasi untuk meringankan ketegangan/spasme.

2.

Massase leher dan otot bahu

3.

Ti

dur cukup pada malam hari dan istirahat cukup pada siang hari.

4.

Mandi air hanyat

5.

Jangan pergi dalam periode lama tanpa makan.

6.

Penuhi kebutuhan cairan minimal 10 gelas per hari.

7.

Hindari hal dapat menyebabkan sakit kepala (mata tegang, ruangan sum

pek, asap rokok,

lingkungan sibuk).

8.

Lakukan jalan santai di udara segar.

9.

Istirahat pada tempat yang tenang dan rileks

10.

Lakukan meditasi atau yoga.

L.

SPIDER NEVI/SPIDER H

EMANGIOMA

Spider nevi disebut juga spider hemangioma adalah noda ke

merahan seperti api


berpusat dari pusat tubuh dan menjalar ke kaki

yang terjadi pada ibu hamil. Hal ini lebih

kelihatan pada ibu hamil yang mempunyai kulit terang, pada ibu hamil yang kulitnya gelap

kurang kelihatan. Sebagai faktor penyebabnya adalah:

1.

irkulasi hormon estrogen yang meningkat.

2.

Aliran darak ke kulit meningkat.

Cara meringankan atau mencegah :

1.

Gunakan krim kosmetik untuk menutupi.

2.

Jelaskan pada ibu bahwa hal ini akan segera hilang persalinan.

Latihan

Sekarang

Anda

telah

selesai

mempelajari

Topik 1

tentang

ketidaknyamanan ibu hamil

trimester I. Supaya Anda lebih menguasai

materi ini

, maka Anda diharapkan mengerjakan

latihan dibawah ini secara kelompok

Asuhan Kebidanan Keham

ilan


114

1)

Buatlah catatan ringkasan tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester

I yang

sudah Anda pelajari.

2)

Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan Anda.

3)

Buatlah kelompok terdiri dari 3 mahasiswa.

4)

Masing

masing mahasiswa mencari satu ibu hamil trimester I.

5)

Kaji tentang keluhan apa saja yang

pernah dirasakan, cocokan dengan materi yang sudah

Anda pelajari.

6)

Tanyakan kepada ibu hamil kira

kira kebiasaan apa yang dilakukan selama ini yang

dapat mengakibatkan keluhan tersebut, pandu dengan materi yang sudah Anda pelajari.

7)

Diskusikan hasil

wawancara dengan ibu hamil bersama ketiga teman Anda kemudin

cocokkan dengan teori yang sudah Anda pelajari.

8)

Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelajari.

9)

Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.

Pe

tunjuk Jawaban L

atihan.

1)
Pelajarilah materi

ini.

2)

Untuk menambah wawasan sebagai bahan mengerjakan latihan diatas, silahkan Anda

membaca juga buku

buku yang membahas ketidaknyamanan ibu hamil trimester I.

3)

Buatlah ringkasan materi sesuai tugas yan

g harus Anda kerjakan.

4)

Diskusikan dengan kelompok hasil tugas yang sudah dikerjakan masing

masing

mahasiswa.

5)

Buatlah catatan

catatan penting yang perlu Anda ingat dan pahami.

6)

Hasil diskusi supaya dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda pelajari

Ringkasan

Selamat Anda telah menyelesaikan

Topik

I yaitu tentang Ketidaknyamanan Ibu Hamil

Trimester I.

Dengan demikian Anda sebagai bidan sudah dapat memahami tentang

Ketidak

nyamanan Ibu Hamil trimester I.

Hal

hal penting yang telah Anda pelajari pada

Topik

I ini adalah : Mual muntah pada pagi hari, Sering BAK, Gatal dan kaku pada jari, Hidung
tersumbat atau berdara

, Pica atau ngidam, Kelelahan atau fatique, Keputihan, Keringat

bertambah, Palpitasi,

Ptyalism (sekresi air ludah yang berlebihan)

, Saki

t kepala,

Spider nevi

Anda dapat membaca literatur lain yang dapat mendukung untuk dapat lebih memahami

Topik

1 ini.

Asuhan Kebidanan Keham

ilan

118

Topik

Ketidaknyamanan Ibu Hamil pada Trimester II

kan mahasiswa, selamat Anda telah selesai mempelajari

Topik

1, sekarang sudahk

ah

Anda siap untuk mempelajari Topik 2 ?


Setelah mempelajari

Topik

2 ini secara umum

ber

tujuan agar Anda

dapat memahami tentang

Ketida

knyamanan ibu hamil trimester 1

dengan benar. Adapun secara khusus Anda diharapkan dapat menjelaskan tentang

ketidaknyamanan yang

dirasakan ibu hamil trimester 1

diantaranya : (1) Edema(2) Gatal dan

kaku pada jari (3) Gusi berdarah (4) Haemorroid (5)

Insomnia (6) Keputihan (7) Keringat

bertambah (8) Mati rasa (baal) (9) Sesak napas (10) Nyeri ligamentum rotundum (11) Nyeri ulu

hati (12) Perut kembung (13) Ptyalism (air ludah berlebihan) (14) Pusing / syncope (15) Sakit

kepala (16) Sakit punggung ata

s dan bawah (17) Varises

pada kaki/vulva.(18) Konstipasi (19)

Kram kaki (20)

Palpitasi.

Ibu hamil trimester II sudah mulai hilang keluhan mual dan muntah, sudah mulai merasa

lebih enak makan sehingga sudah dapat makan lebih banyak dari pada waktu trimeste

rI.

Namun demikian masih ada beberapa ketidaknyamanan yang kadang

kadang dirasakan oleh

ibu hamil trimester II.Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil membuat tubuh

beradaptasi, apabila tubuh tidak mampu beradaptasi maka akan menimbulkan suatu masalah

Supaya ibu hamil dapat beradaptasi terhadap ketidaknyamanan yang dirasakan maka ibu

hamil perlu memahami apa penyebab terjadi ketidaknyamanan yang dirasakan dan

bagaimana cara mencegah atau menanggulanginya. Untuk membantu ibu hamil memahami

hal tersebut
maka Anda sebagai bidan harus mampu menjelaskan kepada ibu hamil sehingga

diharapkan ibu hamil dapat beradaptasi terhadap ketidaknyamanan yang terjadi pada dirinya.

Sekarang coba perhatikan kasus berikut ini:

Seorang perempuan hamil Trisemester II datang

ke puskesmas, mengeluh beberapa hari ini

mengeluarkan banyak lendir dari alat kelaminnya, berwarna putih, tidak gatal, tidak berbau.

Anda pernah menemui ibu hamil trimester II mengeluh seperti kasus diatas ? Apakah Anda

pernah menemui ibu hamil trimeste

r II men

geluh gusi berdarah? Apakah kira

kira

penyebabnya? Bagaimanakah cara mengurangi

keluhan tersebut

? Diskusikan dengan teman

And

, apa saja ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil trimester

dua

, apa penyebabnya

dan bagaimana cara menanggulanginya ? U

ntuk mencari jawaban pertanyaan

pertanyaan

tadi silahkan Anda diskusikan dengan teman Anda.

Sekarang apakah

Anda sudah selesai berdiskusi ?

Bagaimana apakah Anda telah selesai

menuliskan

hasil diskusi Anda,

sekarang cocokkan hasil diskusi Anda dengan ura

ian materi di

bawah ini.

A.
EDEMA.

Kadang

kadang kita temui

edema

pada ibu hamil trimester II. Edema ini biasa terjadi

pada kehamilan trimester II dan III.

Faktor

Penyebab

Asuhan Kebidanan Kehamilan

119

1.

Pembesaran uterus pada ibu hamil mengakibatkan tekanan pada vena pelvik seh

ingga

menimbulkan gangguan sirkulasi. Hal ini terjadi terutama pada waktu ibu hamil duduk

atau berdiri dalam waktu yang lama.

2.

Tekanan pada vena cava inferior pada saat ibu berbaring terlentang.

3.

Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah


4.

Kadar sodiu

m(Natrium) meningkat karena pengaruh dari hormonal. Natrium bersifat

retensi cairan.

5.

Pakaian ketat.

Untuk

meringankan atau mencegah

dapat

dilakuakn beberapa cara antara lain:

1.

Hindari pakaian ketat.

2.

Hindari makanan yang berkadar garam tinggi

3.

Hindari duduk/berdiri dalam jangka waktu lama

4.

Makan makanan tinggi protein

5.

Istirahat dan naikkan tungkai selama 20 menit berulang

ulang.

6.

Berbaring atau duduk dengan kaki ditinggikan

7.

Hindari berbaring terlentang

8.

Hindari kaos kaki yang ketat

B.

GATAL DAN KAKU PADA

JARI.

Gatal

gatal dapat terjadi pada ibu hamil sepanjang kehamilan artinya bisa terjadi pada

kehamilan trimester I, trimester II maupun trimester III. Hal ini menimbulkan

ketidaknyamanan pada ibu hamil sehingga bisa menggangg

u istirahat d

an aktifitas ibu sehari

hari. Beberapa f

aktor penyebab

nya adalah

1.

Penyebab gatal

gatal ini belum diketahui secara pasti, kemungkinan penyebabnya

adalah hypersensitive terhadap antigen placenta.

2.

Perubahan gaya berat yang disebabkan

karena pembesaran rahim membuat

berubahnya postur wanita dimana posisi bahu dan kepala lebih kebelakang. Hal ini untuk

menyeimbangkan lengkungan punggung dan berat tubuh yang cenderung condong ke

depan.Hal ini dapat menekan syarat di lengan sehingga mengak

ibatkan rasa gatal dan

kaku pada jari.

Cara meringankan/

mencegah

1.

Kompres dingin atau mandi berendam atau dengan shower.

2.

Posisi tubuh yang baik pada saat berdiri, duduk maupun ketika mengambil sesuatu

jangan dengan membungkuk tetapi tulang belakang

tetap diusahakan dalam posisi

tegak.
3.

Sering berbaring apabila merasa lelah.

Asuhan Kebidanan Keham

ilan

120

C.

GUSI BERDARAH.

Pada ibu hamil sering terjadi gusi bengkak yang disebut epulis kehamilan. Gusi yang

hiperemik dan lunak cenderung menimbulkan gusi menjadi mudah berdarah

terutama pada

saat menuikat gigi. Gusi berdarah ini paling parah terjad

i pada kehamilan trimester II.

Beberapa f

aktor penyebab

gusi berdarah adalah

1.

Estrogen berpengaruh terhadap peningkatan aliran darah ke rongga mulut dan

pergantian sel

sel pelapis

ephitel gusi lebih cepat.

2.

Terjadi hipervaskularisasi pada gusi dan penyebaran pembuluh darah halus sangat

tinggi.

3.

Ketebalan permukaan epithelial berkurang sehingga mengakibatkan jaringan gusi

menjadi rapuh dan mudah berdarah.

Cara mengurangi atau


m

encegah

1.

Minum suplemen vit C dapat mengurangi incident gusi berdarah.

2.

Berkumur dengan air hangat, air garam.

3.

Jaga kebersihan gigi.

4.

Periksa ke doketr gigi secara teratur.

D.

HAEMORROID

Haemorroid biasa disebut wasir biasa terjadi pada ibu ha

mil trimester

II dan trimester III.

Beberapa f

aktor

yang dapat me

nyebab

kannya adalah

1.

Konstipasi.

2.

Progesteron menyebabkan pristaltik usus lambat.

3.

Vena haemorroid tertekan karena pembesaran uterus.

Cara meringankan atau mencegah

dengan

1.

Hindar

i hal yang menyebabkan konstipasi.


2.

Hindari mengejan pada saat defikasi

3.

Buat kebiasaab defikasi yang baik

4.

Jangan duduk terlalu lama di toilet

5.

Lakukan senam Kegel secara teratur.

6.

Duduk pada bak yang diisi air hanyat selama 15

20 menit sebany

ak 3 sampai 4 x sehari.

E.

INSOMNIA (SULIT TIDU

R).

Insomnia dapat terjadi pada wanita hamil maupun wanita yang tidak hamil. Insomnia ini

biasanya dapat terjadi mulai pada pertengahan masa kehamilan.

Insomnia dapat disebabkan oleh perubahan

fisik yaitu

pembesaran uterus, dapat juga

disebabkan oleh karena

perubahan psikologis misalnya perasaan takut, gelisah atau khawat

ir

Asuhan Kebidanan Kehamilan

121

karena menghadapi kelahiran. Adakalanya ditambahin oleh s

ering BAK dimalam hari /

nochturia
Cara meringankan atau

mencegah

1.

Mandi

air hangat sebelum tidur

2.

Minum minuman hangat (susu hangat, the hangat) sebelum tidur.

3.

Sebelum tidur jangan melakukan aktifitas yang dapat membuat susah tidur.

4.

Tidur dengan posisi relaks, lakukan relaksasi

F.

KEPUTIHAN / LEUKORHE

A.

Ibu hamil se

ring mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang lebih banyak sehingga

membuat perasaan tidak nyaman karena celana dalam sering menjadi basah sehingga harus

sering ganti celana dalam.Kejadian keputihan ini bisa terjadi pada ibu hamil trimeste

r pertama,

edua maupun ketiga.

Faktor penyebab :

1.

Meningkatnya kadar hormon estrogen pada ibu hamil trimester I dapat menimbulkan

produksi lendir servix meningkat.

2.

Pada ibu hamil terjadi hyperplasia pada mukosa vagina.

Cara meringankan dan mencegah :

1.

Jaga ke

bersihan dengan mandi setiap hari.

2.

Bersihan alat kelamin dan keringkan setiap sehabis BAB atau BAK
3.

Membersihkan alat kelamin (cebok) dari arah depan ke belakang.

4.

Ganti celana dalam apabila basah.

5.

Pakai celana dalam yang terbuat dari k

atun sehin

gga menyerap keringat

dan mebuat

sirkulasi udara yang baik.

6.

Tidak dianjurkan memakai semprot atau douch.

G.

KERINGAT BERTAMBAH.

Ibu hamil seringkali mengeluh kepanasan, mengeluarkan keringat yang banyak. Keringat

yang banyak menyebabkan rasa tidak ny

aman, kadang

kadang mengganggu tidur sehingga

ibu hamil merasa

lelah karena kurang istirahat.

Faktor penyebab

yang umum ditemukan pada

ibu hamil antara lain

1.

Karena perubahan hormone pada kehamilan sehingga meningkatkan aktifitas kelenjar

keringat.

2.

Aktifitas kelenjar sebasea ( kelenjar minyak) dan folikel rambut meningkat.

3.

Penambahan Berat Badan dan meningkatnya metabolism pada ibu hamil

Cara meringankan atau mencegah :

1.
Mandi / berendam secara teratur.

2.

Memakai pakaian yang longgar dan tipi

s, terbuat dari katun supaya menyerap keringat.

Asuhan Kebidanan Keham

ilan

122

3.

Perbanyak minum cairan untuk menjaga hidrasi.

H.

MATI RASA (BAAL), RA

SA PERIH PADA JARI T

ANGAN ATAU KAKI.

Mati rasa ini dapat terjadi pada kehamilan trimest

er II dan trimester III. Mati rasa

(baal

) dap

at disebabkan oleh karena terjadinya p

embesaran uterus membuat sikap/postur ibu

hamil mengalami perubahan pada titik pusat gaya berat sehingga karena postur ters

ebut

dapat menekan syaraf ulna. Di samping itu h

yperventilasi dapat juga menjadi penyebab rasa

baal pada jari

, namun hal ini jarang terjadi.

Untuk meringankan atau mencegah

, ibu ha

il
dapat dianjurkan untuk tidur berbaring miring kekiri, postur tubuh yang benar saat duduk atau

berdiri.

I.

NAFAS SESAK.

Sesak nafas ini biasanya mulai terjadi pada

awal trimester

II sampai pada akhir

kehamilan. Ibu hamil dapat terserang nafas sesak oleh karenap

embesaran uterus dan

pe

rgeseran organ

organ abdomen.

Pembesaran uterus membuat pergeser

an diafragma naik

sekitar 4 cm. Ada kalanya terjadi peningkatan hormon

proge

sterone membuat hyperventilasi.

Untuk meringankan atau mencegah bidan dapat m

enj

elaskan penyebab fisiologisnya. Bidan

juga dapat m

elatih ibu hamil untuk membia

sakan dengan pernapasan normal

Ibu hamil juga

harus tetap mengatur s

ikap tubuh yang baik

saat b

erdiri tegak dengan kedua tangan

direntangkan diatas kepala

kemudian menarik nafas panjang.

J.
NYERI LIGAMENTUM ROT

UNDUM.

Nyeri ligamentum rotundum ini biasa terjadi pada trimester kedua dan ketiga.

Faktor penyebab :

1.

Selama kehamilan terjadi hy

pertropi dan peregangan pada ligamentum.

2.

Pada kehamilan terjadi penekanan pada ligamentum karena uterus yang membesar.

Cara meringankan atau mencegah :

1.

Menekuk lutut kearah abdomen.

2.

Memiringkan panggul

3.

Mandi dengan air hangat.

4.

Menggunak

an korset

5.

Tidur berbaring miring ke kiri dengan menaruh bantal dibawah perut dan lutut

K.

NYERI ULU HATI ( HEA

RT BURN).

Nyeri ulu

hati

biasanya mulai terasa pada kehamilan trimester II dan semakin bertambah

umur kehamilan biasanya semakin bertambah

pula nyeri ulu hati.

Asuhan Kebidanan Kehamilan


123

Hal ini dapat terjadi karena

produksi

progesterone yang meningkat, p

ergeseran la

mbung

karena pembesaran uterus, dan a

pendiks bergeser kearah lateral dan keatas sehingga

menimbulkan refluks lambung yang dapat mengakibatkan rasa nyeri pa

da ulu hati.

Cara

meringankan

atau mencegah :

1.

Hindari makanan berminyak/digoreng

2.

Hindari makanan yang berbumbu merangsang

3.

Sering makan makanan ringan

4.

Hindari kopi dan rokok

5.

Minum air 6

8 gelas sehari.

6.

Kunyah permen karet

L.

PERUT KE

MBUNG.

Tidak jarang ibu hamil mengeluh perut terasa

kembung, hal ini sering terjadi

pada
kehamilan trimester kedua dan ketiga.

Faktor penyebab

nya adalah

1.

Penin

gkatan hormon

progesterone membuat motilitas usus turun sehingga

pengosongan usus lambat.

2.

Uterus yang membesar menekan usus besar.

Cara meringankan atau

mencegah

1.

Menghindari makan makanan yang mengandung gas.

2.

Mengunyah makanan secara sempurna.

3.

Lakukan senam secara teratur.

4.

Biasakan BAB teratur.

5.

Tekuk lutut kedada untuk mengur

angi rasa tidak nyaman.

M.

PTYALISM (AIR LUDAH

BERLEBIHAN).

Ibu hamil sering merasakan saliva keluar lebih ba

nyak dari biasa, hal ini kadang

kadang

dapat menimbulkan rasa mual sehingga ibu hamil merasa tidak nyaman. Ptyalism biasanya

dirasakan ibu hami


l mulai 2 sampai 3 minggu usia kehamilan dan berhenti pada akhir

kehamilan.

Faktor

penyebab

1.

Meningkatnya keasaman mulut atau meningkatnya asupan pati sehingga menstimulasi

(merangsang) kelenjar saliva (kelenjar ludah) untuk meningkatkan sekresi.

2.

bu hamil mengurangi makan dengan maksud untuk mengurangi mual dapat

menyebabkan peningkatan jumlah saliva di mulut.

Cara meringankan atau mencegah :

1.

Kurangi makan yang banyak mengandung karbohidrat.

2.

Kunyah permen karet atau permen keras.

3.

Jaga keb

ersihan mulut.

Asuhan Kebidanan Keham

ilan

124

N.

PUSING

, SYNCOPE (PINGSAN).

Rasa pusing sering menjadikan keluhan ibu hamil trimester II dan trimester III. Perasaan

sangat mengganggu ketidaknyamanan ibu hamil, kalau tidak penyebabnya tidak segera

ditangani maka dapat mengakibatkan t


ekanan darah rendah dan sampai meninggal.

Faktor penyebab :

1.

Ibu hamil tidur posisi berbaring terlentang, karena penambahan berat badan dan

pembesaran uterus maka menyebabkan menekan pada vena cava inferior sehingga

menghambat dan mengurangi jumlah dara

h yang menuju ke hati dan jantung.

2.

Kemungkinan disebabkan karena hypoglycemia.

Cara meringankan atau mencegah :

1.

Bangun tidur secara perlahan

lahan.

2.

Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkunagn yang hangat dan sesak.

3.

Hindari berbaring dalam

posisi terlentang.

O.

SAKIT KEPALA.

Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa dirasakan ibu hamil baik

trimester I, trimester II maupun trimester III.Faktor penyebab :

1.

Kelelahan atau keletihan.

2.

Spasme / ketegangan otot

3.

Keteganga

n pada otot mata

4.

Kongesti (akumulasi abnormal / berlebihan cairan tubuh).

5.

Dinamika cairan syaraf yang berubah.


Cara meringankan atau mencegah :

1.

Relaksasi untuk meringankan ketegangan/spasme.

2.

Massase leher dan otot bahu

3.

Tidur cukup pada mala

m hari dan istirahat cukup pada siang hari.

4.

Mandi air hanyat

5.

Jangan pergi dalam periode lama tanpa makan.

6.

Penuhi kebutuhan cairan minimal 10 gelas per hari.

7.

Hindari hal dapat menyebabkan sakit kepala (mata tegang, ruangan sumpek, asap rokok,

li

ngkungan sibuk).

8.

Lakukan jalan santai di udara segar.

9.

Istirahat pada tempat yang tenang dan rileks

10.

Lakukan meditasi atau yoga.

Asuhan Kebidanan Kehamilan

125

P.

SAKIT PUNGGUNG ATAS

DAN BAWAH.
Sakit punggung pada ibu hamil terjadi pada ibu hamil trimester II dan III.

Fakto

r penyebab :

1.

Pembesaran payudara dapat berakibat ketegangan otot.

2.

Keletihan

3.

Posisi tubuh membungkuk ketika mengangkat barang.

4.

Kadar hormon yang meningkat menyebabkan cartilage pada sendi besar menjadi

lembek.

5.

Posisi tulang belakang hiperlord

osis.

Cara meringankan atau mencegah :

1.

Memakai BH yang menopang dan ukuran yang tepat.

2.

Hindari sikap hiperlordosis, jangan memakai sepatu atau sandal hak tinggi.

3.

Tidur dengan kasur yang keras.

4.

Pertahankan postur yang baik, hindari sikap membun

gkuk,tekuk lutut saat mengangkat

barang.

5.

Lakukan olah raga secara teratur, senam hamil atau yoga.

6.

Pertahankan penambahan berat badan secara normal.

7.

Lakukan gosok atau pijat punggung.

Q.

VARISES PADA KAKI AT


AU VULVA.

Varises pada kaki menyebabkan

perasaan tidak nyaman pada ibu hamil, biasa terjadi pada

kehamilan trimester II dan Trimester III.

Faktor penyebab :

1.

Cenderung karena bawaan keluarga.

2.

Peningkatan hormon estrogen berakibat jaringan elastic menjadi rapuh.

3.

Jumlah darah pada vena ba

gian bawah yang meningkat.

Cara meringankan atau mencegah :

1.

Lakukan olahraga secara teratur.

2.

Hindari duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama.

3.

Pakai sepatu dengan telapak yang berisi bantalan.

4.

Hindari memakai pakaian ketat

5.

Berbaring denga

n kaki ditinggikan.

6.

Berbaring dengan kaki bersandar di dinding

R.

KONSTIPASI ATAU SEMB

ELIT.

Konstipasiadalah BAB keras atau susah BAB biasa terjadi pada ibu hamil trimester II dan III.

Asuhan Kebidanan Keham


ilan

126

Faktor penyebab :

1.

Peristaltik usus lambat disebabkan meningka

tnya hormon progesterone.

2.

Motilitas usus besar lambat sehingga menyebabkan penyerapan air pada usus

meningkat.

3.

Suplemen zat besi

4.

Tekanan uterus yang membesar pada usus.

Cara meringankan atau mencegah ;

1.

Olah raga secara teratur.

2.

Tingkatkan

asupan cairan minimal 8 gelas sehari.

3.

Minum cairan panas atau sangat dingin pada saat perut kosong

4.

Makan sayur segar, makan bekatul 3 sendok makan sehari, nasi beras merah.

5.

Membiasakan BAB secara teratur.

6.

Jangan menahan BAB, segera BAB ketika a

da dorongan.

7.

Perlu diperhatikan : apel segar dan kopi dapat meningkatkan konstipasi.

S.

KRAM PADA KAKI.


Kram pada kaki biasanya timbul pada ibu hamil mulai kehamilan 24 minggu. Kram ini

dirasakan oleh ibu hamil sangat sakit. Kadang

kadang masih t

erjadi pada saat persalinan

sehingga sangat mengganggu ibu dalam proses persalinan.

Faktor penyebab :

Penyebab pasti belum jelas, namun ada beberapa kemungkinan penyebab diantaranya

adalah:

1.

Kadar kalsium dalam darah rendah.

2.

Uterus membesar sehingga

menekan pebuluh darah pelvic

3.

Keletihan

4.

Sirkulasi darah ke tungkai bagian bawah kurang.

Cara untuk meringankan atau mencegah :

1.

Penuhi asuhan kasium yang cukup ( susu, sayuran berwarna hijau gelap).

2.

Olahraga secara teratur.

3.

Jaga kaki selalu

dalam keadaan hangat

4.

Mandi air hangat sebelum tidur

5.

Meluruskan kaki dan lutut (dorsofleksi)

6.

Duduk dengan meluruskan kaki, tarik jari kaki kearah lutut.

7.

Pijat otot

otot yang kram

8.

Rendam kaki yang kram dalam air hangat atau gunakan bantal pe

manas

Asuhan Kebidanan Kehamilan

127

T.

PALPITASI.

Palpitasi atau rasa berdebar

debar sering dirasakan oleh ibu hamil pada awal kehamilan.

Pada ibu hamil terjadi peningkatan kerja jantung

jantung mempunyai 50 % darah tambahan

yang harus dipompakan melalui aorta setiap menit. Pen

ingkatan curah jantung ini mencapai

puncaknya pada akhir trimester II dan menurun kembali seperti sebelum hamil beberapa

minggu sebelum melah

irkan. Palpitasi dapat terjadi oleh karena faktor p

eningkata

n curah

jantung pada ibu hamil

, dan adanya g

angg

uan pad

a si

stem syaraf simpati. Dapat di


ringankan

atau

di

cegah

dengan

memjelaskan pada ibu hamil bahwa

hal ini normal terjadi pada

kehamilan dan akan menghilang pada akhir kehamilan

Pada ibu hamil yang tidak mempunyai

keluhan jantung, hal ini tidak perlu dikawa

tirkan.

Anda mungkin juga menyukai