Anda di halaman 1dari 62

PEMERIKSAAN FISIK BAYI

BARU LAHIR

I. DASAR TEORI

Pemeriksaan fisik merupakan salah satu hal yang harus dikerjakan dalam rangkaian
pengumpulan data dasar (pengkajian data) pada bayi baru lahir sebagai dasar dalam menentukan
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.

Dalam melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu
terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas. Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada
bayi adalah menilai keadaan umum bayi, menentukan status adaptasi atau penyesuaian kehidupan
intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri, dan mencari adanya kelainan/ ketidaknormalan pada bayi.

Pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan sesaat sesudah bayi lahir, saat kondisi atau suhu
tubuh bayi sudah stabil, dan setelah dilakukan pembersihan jalan napas/resusitasi, pembersihan

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 1


badan bayi, perawatan tali pusat, 24 jam setelah lahir, dan akan pulang dari rumah sakit.Pemeriksaan
ini dimulai dari pengukuran antropometri, pemeriksaan fisik head to toe, dan pemeriksaan refleks bayi.

II. TUJUAN

Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir sesuai dengan prosedur.

III. PETUNJUK DAN KESELAMATAN

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain :

1. Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang / sorot sehingga bayi tidak mudah
kehilangan panas, atau lepaskan pakaian hanya di area yang diperiksa.
2. Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala sampai ke kaki atau lakukan prosedur yang
memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru, jantung, dan abdomen
3. Perhatikan petunjuk pelaksanaan tindakan
4. Lakukan tindakan secara lembut, hati-hati dan teliti
5. Perhatikan keadaan bayi sebelum bekerja agar tindakan dapat dilaksanakan dengan baik
6. Letakkan bayi dan alat-alat pada tempat yang aman.
7. Lakukan prosedur yang mengganggu bayi pada tahap akhir, seperti pemeriksaan refleks

IV. ALAT DAN BAHAN


a. Manikin bayi
b. Selimut bayi
c. Pakaian bayi
d. Timbangan bayi
e. Alas dan baki
f. Bengkok
g. Bak instrument
h. Stetoskop
i. Handschoon 1 pasang
modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 2
j. Midline
k. Kom tutup berisi kapas DTT
l. Termometer
m. Jam tangan / Stopwatch
n. Tiga buah gelas berisi air chlorin, air sabun, air bersih
o. Baskom berisi klorin 0,5%
p. Lampu sorot

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 3


JOBSHEET PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

LANGKAH PEKERJAAN
NO ILUSTRASI GAMBAR
DAN KEY POINT

1. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan


pemeriksaan fisik bayi

Key point :

“Lakukan informed consent”

2. Susun alat secara ergonomis untuk


memudahkan dalam bekerja

Key point :

"Susunlah alat sesuai urutan pemakaian dan


mudah dijangkau”

3. Cuci tangan menggunakan sabun di bawah


air mengalir,keringkan dengan handuk
bersih, lalu pasang sarung tangan

Key point :

- Lakukan cuci tangan sesuai dengan


prosedur 7 langkah
- Penting untuk perlindungan diri. Gunakan
ukuran yang sesuai dengan ukuran tangan

4. Letakkan bayi pada tempat yang rata/tempat


tidur

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 4


Key point :

upayakan tempat untuk pemeriksaan aman,


menghindari bayi terjatuh

5. Lakukan penimbangan

Key point :

- Letakkan kain atau kertas pelindung dan


atur skala timbangan ke titik nol sebelum
penimbangan
- Hasil timbangan dikurangi dengan berat
alas dan pembungkus bayi

6. Lakukan pengukuran panjang badan

Key point :

Ukur panjang badan dari kepala sampai


tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan

7. Ukur lingkar kepala

Key point :

Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian


melingkari kepala kembali lagi ke dahi

8. Ukur lingkar dada

Key point :

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 5


Pengukuran dilakukan dari daerah dada ke
punggung kembali ke dada (melalui kedua
puting susu)”

9. Lakukan pemeriksaan kepala (termasuk


telinga, mata, hidung, dan mulut)

Key point :

- Lakukan pengecekan kontur tulang


tengkorak, pononjolan daerah yang
cekung
- Perhatikan juga kedua telinga simteris
atau tidak, dan kedua mata apakah ada
tanda-tanda infeksi
- Apabila bayi bernafas dengan mulut
dicurigai bayi ada obstruksi jalan nafas
karena atresia koana bilateral
- Perhatikan pula adanya refleks glabella,
rooting refleks, sucking refleks, dan
swallowing refleks

10. Periksa leher

Key point :

- Jika terdapat keterbatasan pergerakan


kemungkinan ada kelainan tulang leher
- Jika ada lipatan kulit yang berlebihan di
bagian belakang leher kemungkinan
trisomi 21
- Perhatikan pula adanya refleks tonic neck

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 6


11. Periksa dada

Key point :

- Perhatikan bentuk, puting, bunyi napas,


dan bunyi jantung
- Payudara baik pada laki-laki atau
perempuan terlhat membesar karena
pengaruh hormon ibu. Apabila tidak
simetris kemungkinan bayi mengalami
Pneotoraks

12. Periksa bahu, lengan, dan tangan

Key point :

- Jika gerakan kurang, kemungkinan


adanya kerusakan neorologis atau fraktur
- Periksa adanya polidaktili atau sidaktili
pada jari tangan
- Perhatikan pula adanya refleks grasping

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 7


13. Periksa refleks moro

Key point :

Jika tidak ada respons (refleks moro


negatif), berarti terjadi kasus cedera SSP
yang berat

14. Periksa perut

Key point :

- Perhatikan bentuk, penonjolan sekitar


pusat, perdarahan tali pusat, dan adanya
benjolan
- Jika perut sangat cekung,kemungkinan
terdapat hernia diagfragmatika.Perut yang
membuncit,kemugkinan karena hepato-
splenomegali atau tumor lainnya

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 8


15. Periksa genitalia

Key point :

- Pada bayi laki-laki, perhatikan skrotum


apa sudah turun, dan penis berlubang
- Pada bayi perempuan, perhatikan vagina
berlubang, uretra berlubang, labia mayora
dan minora, normalnya klitoris menonjol

16. Periksa tungkai dan kaki

Key point :

- Perhatikan gerakan, jumlah jari, dan


bentuk
- Periksa adanya polidaktili atau sidaktili
pada jari kaki
- Perhatikan pula adanya refleks plantar
dan refleks babinski

17. Periksa punggung dan anus

Key point :

- Perhatikan adakah pembengkakan atau


ada cekungan, periksa anus belobang
atau tidak
- Perhatikan pula adanya refleks gallant

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 9


18. Periksa kulit

Key point :

Perhatikan verniks, warna kulit,


pembengkakan, bercak hitam, dan tanda
lahir

19. Rapikan kembali bayi

Key point :

Pakaikan baju, kemudian bedong bayi.


Pastikan bayi tetap hangat

20. Bereskan alat-alat

Key point :

Bersihkan alat-alat yang telah digunakan


dan letakkan kembali pada tempatnya

21. Lepaskan sarung tangan rendam dalam


larutan klorin 0,5%

Key point :

Dekontaminasi selama 10 menit

22. Cuci tangan kembali

Key point :

Dengan sabun dan air mengalir selama 10 –

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 10


15 detik, keringkan dengan handuk bersih

23. Jelaskan pada ibu / keluarga tentang hasil


pemeriksaannya

Key point :

- Hasil pemeriksaan menjadi dasar


pemberian saran / konseling bagi orang
tua
- Setiap penyimpangan yang tidak normal
harus ditindaklanjuti dengan tepat.

24. Lakukan Dokumentasi tindakan yang telah


dilakukan

Key point :

Pencatatan segera menghindari lupa

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 11


DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :

1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.

PENUNTUN BELAJAR

PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

Nilai
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 T/S

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

1. a. Manikin bayi
b. Selimut bayi
c. Pakaian bayi
d. Timbangan bayi
e. Alas dan baki
f. Bengkok
g. Bak instrument
h. Stetoskop
i. Handschoon 1 pasang
j. Midline
k. Kom tutup berisi kapas DTT
l. Termometer
m. Jam tangan / Stopwatch
n. Tiga buah gelas berisi air chlorin, air sabun, air bersih
o. Baskom berisi klorin 0,5%
p. Lampu sorot

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 12


PERSIAPAN TINDAKAN

2. Penolong :

a. Topi, apron plastik, masker, kacamata pelindung

b. Sarung tangan DTT/steril

c. Alas kaki/sepatu boot karet

3. Persiapan ruang dan tempat pemeriksaan yang hangat, bersih dan rata

LANGKAH KERJA

1. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan pemeriksaan fisik bayi (Lakukan


Inform consent)

2. Susunlah alat secara ergonomis untuk memudahkan dalam bekerja

3. Cuci tangan menggunakan sabun di bawah air mengalir,keringkan


dengan handuk bersih, lalu pasang sarung tangan (handscoen)

4. Letakkan bayi pada tempat yang rata / tempat tidur

5. Lakukan penimbangan (Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur


skala timbangan ke titik nol sebelum penimbangan atau hasil timbangan
dikurangi dengan berat alas dan pembungkus bayi)

6. Lakukan pengukuran panjang badan (dari kepala sampai tumit dengan


kaki / badan bayi diluruskan)

7. Ukur lingkar kepala (Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari


kepala kembali lagi ke dahi)

8. Ukur lingkar dada (Pengukuran dilakukan dari daerah dada ke punggung


kembali ke dada (melalui kedua puting susu)

9. Lakukan pemeriksaan kepala termasuk telinga, mata, hidung, dan mulut


(Lakukan pengecekan kontur tulang tengkorak, pononjolan daerah yang
cekung, perhatikan kesimetrisan kedua telinga, dan kedua mata apakah
ada tanda-tanda infeksi, perhatikan obstruksi jalan nafas karena atresia
koana bilateral, Perhatikan pula adanya refleks glabella, rooting refleks,

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 13


sucking refleks, dan swallowing refleks)

10. Periksa leher (Perhatikan adanya kelainan pada tulang leher, adanya
trisomi 21, dan periksa refleks tonic neck)

11. Periksa dada (Perhatikan bentuk, puting, bunyi napas, dan bunyi jantung,
serta kesimetrisan payudara bayi)

12. Periksa bahu, lengan, dan tangan (perhatikan pergerakan ekstremitas,


adanya polidaktili atau sidaktili pada jari tangan, dan perhatikan pula
adanya refleks grasping)

13. Periksa refleks moro (Jika tidak ada respons atau refleks moro negatif,
berarti terjadi kasus cedera SSP yang berat)

14. Periksa perut (Perhatikan bentuk, penonjolan sekitar pusat, perdarahan


tali pusat, dan adanya benjolan)

15. Periksa genitalia (Pada bayi laki-laki : perhatikan skrotum apa sudah
turun, dan penis berlubang. Pada bayi perempuan : perhatikan vagina
berlubang, uretra berlubang, labia mayora dan minora, normalnya klitoris
menonjol)

16. Periksa tungkai dan kaki (Perhatikan gerakan, jumlah jari, dan bentuk
kaki. Perhatikan pula adanya refleks plantar dan refleks babinski)

17. Periksa punggung dan anus (Perhatikan adakah pembengkakan atau


ada cekungan, periksa anus belobang atau tidak. Perhatikan pula adanya
refleks gallant)

18. Periksa kulit (Perhatikan verniks, warna kulit, pembengkakan, bercak


hitam, dan tanda lahir)

19. Rapikan kembali bayi

20. Bereskan alat-alat yang telah digunakan

21. Lepaskan sarung tangan, kemudian rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 14


22. Cuci tangan kembali Dengan sabun dan air mengalir selama 10 – 15
detik, keringkan dengan handuk bersih

23. Jelaskan pada ibu / keluarga tentang hasil pemeriksaannya

24. Lakukan Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%

81

TANGGAL

PARAF PEMBIMBING

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 15


MEMANDIKAN BAYI DAN
PERAWATAN TALI PUSAT

I. DASAR TEORI

Memandikan bayi adalah salah satu cara perawatan untuk memelihara kesehatan dan
kenyamanan bagi bayi. Memandikan bayi dilakukan 6 jam setelah bayi lahir, untuk mencegah
terjadinya hipotermia. Prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam memandikan bayi adalah
mencegah terjadinya kehilangan panas tubuh bayi, suhu ruangan harus tetap hangat, dilakukan dalam
waktu yang tidak terlalu lama, dan segera dikeringkan semua bagian tubuh bayi.Memandikan bayi juga
perlu dilakukan secara hati-hari agar tidak melukai bayi mengingat kondisi bayi yang sangat lemah.

II. TUJUAN MEMANDIKAN BAYI


1. Menjaga kebersihan kulit bayi
2. Membuat bayi merasa nyaman
3. Agar bayi wangi dan bebas dari kuman dan bakteri
4. Agar bayi terbebas dari infeksi

III. PETUNJUK DAN KESELAMATAN


1. Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet
2. Bekerja secara hati-hati dengan gerakan yang lembut sehingga tidak menyakiti bayi dan teliti
3. Pegang bayi lebih erat ketika berada dalam bak mandi agar bayi tidak lepas karena licin
4. Lakukan dengan cepat dan tepat agar bayi tidak kedinginan
5. Sebelum memasukkan bayi kedalam bak periksa suhu air
6. Jangan tambahkan air panas saat bayi berada dalam bak mandi

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 16


IV. ALAT DAN BAHAN
1. Air dingin dan air panas
2. Sabun cair atau padat untuk bayi
3. Sampo bayi
4. Bak mandi
5. Perlak
6. Waslap
7. Handuk
8. Kapas basah dalam tempatnya
9. Pakaian bayi satu set
10. Selimut
11. Panthom bayi
12. Nierbeken

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 17


JOBSHEET MEMANDIKAN BAYI DAN PERAWATAN TALI PUSAT

LANGKAH PEKERJAAN
NO ILUSTRASI GAMBAR
DAN KEY POINT

1. Beri tahu ibu bahwa bayinya akan


dimandikan

Key point :

“Lakukan informed consent dan motivasi


ibu untuk melihat cara memandikan bayi”

2. Siapkan alat dan bahan, susun alat


secara ergonomis untuk memudahkan
dalam bekerja

Key point :

"Susunlah alat sesuai urutan pemakaian


dan mudah dijangkau”

3. Pastikan suhu ruangan tetap hangat

Key point :

"Suhu harus 20 o
– 25 oC, AC dan kipas
angin tidak boleh dihidupkan”

4. Cuci tangan menggunakan sabun di


bawah air mengalir,keringkan dengan
handuk bersih, lalu pasang sarung
tangan

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 18


Key point :

- Lakukan cuci tangan sesuai dengan


prosedur 7 langkah
- Penting untuk perlindungan diri.
Gunakan ukuran yang sesuai dengan
ukuran tangan

5. Tuangkan air ke dalam bak mandi bayi

Key point :

"Pastikan air dingin yang ditambah


dengan air panas benar-benar terasa
hangat dan dites dengan cara
memasukkan siku atau pergelangan
tangan bagian dalam ke dalam air”

6. Bayi diposisiskan membujur dan pakaian


bayi dilepas

Key point :

"Bayi jangan terlalu lama dalam keadaan


telanjang”

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 19


7. Bersihkan mata bayi

Key point :

"Bersihkan mata bayi dengan kapas


mata dari dalam ke luar”

8. Bersihkan daerah genitalia bayi dengan


hati-hati

Key point :

"Bersihkan daerah genitalia bayi dari tinja


sebelum dimandikan agar air mandi tetap
bersih”

9. Bersihkan muka bayi

Key point :

"Bersihkan dengan cara membasahi


waslap dengan air dan diusapkan di
wajah bayi. Hindari pemakaian sabun
pada saat membersihkan wajah”

10. Bersihkan kepala, leher, dada, perut,


ketiak, tangan, dan, jari-jari tangan bayi
dilanjutkan ke bagian kaki bayi.

Key point :

"Bersihkan kepala dengan menggunakan


shampoo. Ambil waslap basahi dan beri
sabun lalu bersihkan leher, dada, perut,
modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 20
ketiak, tangan, dan, jari-jari tangan bayi
dilanjutkan ke bagian kaki ”

11. Pindahkan bayi ke dalam bak mandi

Key point :

"bersihkan tubuh bayi mulai dari leher,


dada, perut, ketiak, tangan, dan, jari-jari
tangan bayi dilanjutkan ke bagian kaki
dengan air hangat yang ada didalam bak
mandi bayi”

12. Balikkan badan bayi dan bersihkan leher


belakang, tengkuk, punggung dan pantat.

Key point :

"Pastikan posisi lengan kanan


menyangga dada dan jari tangan
melingkari ketiak, pegang erat bayi agar
tidak terlepas dari tangan. Pastikan air
tidak masuk ke dalam hidung, mulut dan
telinga bayi”

13. Angkat bayi.

Key point :

"Pastikan posisi lengan kiri menyangga


kepala dan punggung bayi dan jari
tangan di bawah ketiak dan ibu jari di
sekeliling bahu dan tangan kanan

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 21


memegang bokong bayi”

14. Keringkan tubuh bayi dengan handuk


bersih.

Key point :

"Lakukan dengan cepat dan pastikan


bayi benar-benar kering”

15. Rawat tali pusat.

Key point :

"Bersihkan tali pusat bayi dengan kasa


DTT dan keringkan dengan kasa steril”

16. Rapikan dan bedong bayi .

Key point :

" Letakan bayi diatas kain bedong lalu


pasangan topi, sarung tangan, popok,
sarung kaki ”

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 22


17. Berikan kembali bayi pada ibunya

Key point :

"Tanyakan apakah ada hal yang ingin


diperjelas dalam melakukan proses
memandikan bayi. Kemudian anjurkan
ibu untuk menyusui bayinya”

18. Bereskan alat dan Cuci tangan


menggunakan sabun di bawah air
mengalir, lalu keringkan dengan handuk
bersih

Key point :

“Lakukan cuci tangan sesuai dengan


prosedur 7 langkah”

19. Lakukan Dokumentasi tindakan yang


telah dilakukan

Key point :

“Pencatatan segera menghindari lupa”

DAFTAR TILIK MEMANDIKAN BAYI DAN MERAWAT TALI PUSAT


Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :

1. Perlu perbaikan : Langkah atauPENUNTUN BELAJARdengan benar atau dihilangkan.


tugas tidak dikerjakan
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 23
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa perlu
bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.
MEMANDIKAN BAYI

Nilai
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 T/S

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

1. a. Air dingin dan air panas


b. Sabun cair atau padat untuk bayi
c. Sampo bayi
d. Bak mandi
e. Perlak
f. Waslap
g. Handuk
h. Kapas basah dalam tempatnya
i. Pakaian bayi satu set
j. Selimut
k. Panthom bayi
l. Nierbeken

PERSIAPAN TINDAKAN

2. Penolong :

d. Topi, apron plastik, masker, kacamata pelindung

e. Sarung tangan DTT/steril

f. Alas kaki/sepatu boot karet

LANGKAH KERJA

1. Lakukan informed consent dan motivasi ibu untuk melihat cara


memandikan bayi

2. Siapkan alat dan bahan, susun alat secara ergonomis untuk


memudahkan dalam bekerja

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 24


o
3. Pastikan suhu ruangan tetap hangat (Suhu harus 20 – 25 oC, AC dan
kipas angin tidak boleh dihidupkan)

4. Cuci tangan menggunakan sabun di bawah air mengalir,keringkan


dengan handuk bersih, lalu pasang sarung tangan

5. Tuangkan air ke dalam bak mandi bayi (Pastikan air dingin yang
ditambah dengan air panas benar-benar terasa hangat dan dites dengan
cara memasukkan siku atau pergelangan tangan bagian dalam ke dalam
air)

6. Bayi diposisiskan membujur dan pakaian bayi dilepas (Bayi jangan terlalu
lama dalam keadaan telanjang)

7. Bersihkan mata bayi (Bersihkan mata bayi dengan kapas mata dari
dalam ke luar)

8. Bersihkan daerah genitalia bayi dengan hati-hati (Bersihkan daerah


genitalia bayi dari tinja sebelum dimandikan agar air mandi tetap bersih)

9. Bersihkan muka bayi (Bersihkan dengan cara membasahi waslap dengan


air dan diusapkan di wajah bayi. Hindari pemakaian sabun pada saat
membersihkan wajah)

10. Bersihkan kepala, leher, dada, perut, ketiak, tangan, dan, jari-jari tangan
bayi dilanjutkan ke bagian kaki bayi (Bersihkan kepala dengan
menggunakan shampoo. Ambil waslap basahi dan beri sabun lalu
bersihkan leher, dada, perut, ketiak, tangan, dan, jari-jari tangan bayi
dilanjutkan ke bagian kaki)

11. Pindahkan bayi ke dalam bak mandi (bersihkan tubuh bayi mulai dari
leher, dada, perut, ketiak, tangan, dan, jari-jari tangan bayi dilanjutkan ke
bagian kaki dengan air hangat yang ada didalam bak mandi bayi)

12. Balikkan badan bayi dan bersihkan leher belakang, tengkuk, punggung
dan pantat (Pastikan posisi lengan kanan menyangga dada dan jari
tangan melingkari ketiak, pegang erat bayi agar tidak terlepas dari

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 25


tangan. Pastikan air tidak masuk ke dalam hidung, mulut dan telinga
bayi)

13. Angkat bayi (Pastikan posisi lengan kiri menyangga kepala dan
punggung bayi dan jari tangan di bawah ketiak dan ibu jari di sekeliling
bahu dan tangan kanan memegang bokong bayi)

14. Keringkan tubuh bayi dengan handuk bersih (Lakukan dengan cepat dan
pastikan bayi benar-benar kering)

15. Rawat tali pusat (Bersihkan tali pusat bayi dengan kasa DTT dan
keringkan dengan kasa steril)

16. Rapikan dan bedong bayi (Letakan bayi diatas kain bedong lalu
pasangan topi, sarung tangan, popok, sarung kaki)

17. Berikan kembali bayi pada ibunya (Tanyakan apakah ada hal yang ingin
diperjelas dalam melakukan proses memandikan bayi. Kemudian
anjurkan ibu untuk menyusui bayinya)

18. Bereskan alat dan Cuci tangan menggunakan sabun di bawah air
mengalir, lalu keringkan dengan handuk bersih

19. Lakukan Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%

57

TANGGAL

PARAF PEMBIMBING

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 26


RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

I. DASAR TEORI

Memandikan bayi adalah salah satu cara perawatan untuk memelihara kesehatan dan
kenyamanan bagi bayi. Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) adalah kegagalan nafas secara spontan
dan teratur pada saat bayi lahir atau beberapa saat setelah lahir.Asfiksia saat lahir menjadi penyebab
sekitar 19% dari 5 juta kematian neonatus setiap tahun di seluruh dunia(WHO, 1995).

Seringkali seorang bayi yang mengalami gawat janin sebelum persalinan akan mengalami
asfiksia sesudah persalian. Masalah ini mungkin berkaitan dengan kondisi ibu, masalah pada tali pusat
dan placenta atau masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan.

Asfiksia selain dapat menyebabkan kematian dapat juga menyebabkan kecacatan.Oleh sebab
itu semua bayi perlu penilaian awal untuk menentukan apakah membutuhkan resusitasi atau tidak.

Gejala Dan Tanda Asfiksia :

1. Tidak bernafas atau bernafas megap-megap(pernafasan kurang dari 30x/permenit)

2. Warna kulit pucat atau kebiruan

3. Denyut jantung kurang dari 100x/menit

4. Tonus otot lemah atau terkulai.

5. Tangisan lemah

Pada saat janin atau bayi baru lahir kekurangan oksigen akan terjadi pernafasan yang cepat
dan di ikuti oleh apnu primer dan penurunan frekuensi jantung yang akan membaik dengan rangsang
taktil. Jika kekurangan oksigen tetap berlangsung akan terjadi apnu sekunder di ikuti dengan
penurunan frekuensi jantung dan tekanan darah.Apnu sekunder tidak dapat di atasi dengan pemberian
rangsangan, harus di berikan bantuan ventilasi.

Tindakan yang paling penting dan efektif resusitasi neonatus adalah ventilasi paru-paru bayi.
Resusitasi yang efektif dapat merangsang pernafasan awal dan mencegah asfiksia progresif. VTP
diberikan bila frekuensi denyut jantung bayi < 100x/menit.

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 27


II. TUJUAN TINDAKAN RESUSITASI PADA BAYI
1. Memberikan ventilasi yang adekuat
2. Membatasi kerusakan serebi
3. Pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak,
jantung dan alat – alat vital lainnya
4. Untuk memulai atau mempertahankan kehidupan ekstra uteri.

III. PETUNJUK DAN KESELAMATAN


1. Susun alat secara ergonomis dan letakkan alat pada tempat yang mudah di jangkau.
2. Pastikan semua peralatan, perlengkapan dan bahan-bahan tersedia berfungsi dengan baik.
3. Pakailah alat sesuai dengan fungsinya.
4. Perhatikan teknik resusitasi VTP pada bayi baru lahir.
5. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan keadaan bayi.
6. Lakukan tindakan resusitasi dengan hati-hati, sesuai standar, cepat dan tepat, karena dapat
mempengaruhi keberhasilan dari tindakan resusitasi.
7. Selalu gunakan prinsip” Pencegahan Infeksi”.

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Bahan
Phantom Bayi
2. Peralatan
a. Meja resusitasi
b. Lampu sorot
c. Sarung tangan DTT 1 pasang
d. Bak instrumens
e. Bengkok/nierbeken
f. Balon resusitasi + sungkup
g. Stetoskop
h. Penghisap lendir/ De Lee
i. Jam dengan jarum dan detik

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 28


j. Handuk
k. Bantal bahu
3. Perlengkapan
a. Wastafel
b. Sabun cuci tangan
c. Handuk/lap tangan sekali pakai
d. Apron
e. Masker
f. Kacamata pelindung

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 29


JOBSHEET RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

LANGKAH PEKERJAAN
NO ILUSTRASI GAMBAR
DAN KEY POINT

1. Lakukan persiapan alat

Key point:

Letakkan alat secara ergonomis


dan mudah di jangkau

2. Gunakan alat pelindung diri seperti


apron, kacamata, masker dan
dilanjutkan mencuci tangan yang
efektif sebelum pemakaian sarung
tangan DTT

Key point:

- Lepaskan
semua perhiasan yang ada di
tangan

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 30


- Cuci tangan
dengan sabun dan air mengalir

- Keringkan
tangan dengan handuk pribadi
dan bersih

3. Jaga bayi tetap hangat(hangatkan


bayi di bawah pemancar panas dan
selimuti bayi dengan kain kering)

Key Point :

Jarak bayi 60 cm dari bayi, Pada


saat membungkus pastikan bagian
dada tidak tertutup kain untuk
memudahkan pemantauan
pernafasanbayi

4. Atur posisi bayi

Key point :

Posisikan kepala bayi agak


ekstensi dengan bahu terangkat 2-
3 cm dari kasur

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 31


5. Bersihkan jalan nafas(isap lendir)

Key point :

Bersihkan jalan nafas dari mulut


dulu baru hidung

6. Keringkan tubuh bayi dan rangsang


taktil

Key point :

Lakukan

rangsangan taktil yang di


perbolehkan hanya dengan
menggosok badan, punggung bayi
dan menyentil telapak kaki bayi

7. Reposisi dan lakukan penilaian lagi

Key point

Nilai usaha bernafas, frekuensi


denyut jantung dan warna kulit bayi

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 32


Kepala

8. Pasang sungkup secara tepat


kemuka bayi dan perhatikan
lekatan

Key point :

Pasang dan pegang sungkup


menutupi mulut, hidung bayi,dan
ujung dagu sesuaikan besar dan
kecilnya sungkup dengan muka
bayi

9. Lakukan ventilasi(VTP) percobaan Lakukan ventilasi(VTP) percobaan 2 x dengan tekanan 30 cm


2 x dengan tekanan 30 cm air, lihat air, lihat apakah dada bayi mengembang
apakah dada bayi mengembang

Key point :

Bila dada bayi tidak mengembang

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 33


a. Periksa posisi kepala,
pastikan posisinya sudah benar

b. Periksa pemasangangan
sungkup & pastikan tidak terjadi
kebocoran.

c. Periksa ulang apakah jalan


nafas tersumbat cairan atau
lendir(isap kembali)

d. Bila dada mengembang,


lakukan tahap berikutnya

10. Lanjutkan VTP definitif 20x/30 detik


dengan tekanan 20 cm air.

Key point :

Caranya dengan menghitung tiap


Remas... Lepas… Remas…
detik, hitungan pertama pompa,
Lepas
hitungan kedua dan ketiga lepas,
hitungan selanjutnya pompa, (Pompa ….) (Dua..Tiga..) (Pompa..)

demikian seterusnya. ( Dua..Tiga..)

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 34


11. Lakukan penilaian ulang

Key point :

Nilai kembali usaha bernafas,


Frekuensi denyut jantung, dan
warna kulit: membaik, tetap atau
memburuk

(baik =FJ> 100 ;buruk =FJ< 100


perlu VTP )

12. Bereskan alat-alat bekas pakai.

Key point :

Lakukan dekontaminasi alat-alat


dengan merendam alat kedalam
larutan Chlorin 0,5% selama 10
menit.

13. Cuci tangan menggunakan sabun


di bawah air mengalir, lalu
keringkan dengan handuk bersih

Key point :

“Lakukan cuci tangan sesuai


dengan prosedur 7 langkah”

14. Lakukan Dokumentasi tindakan


yang telah dilakukan

Key point :
modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 35
“Pencatatan segera menghindari
lupa”

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 36


modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 37
DAFTAR TILIK RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :

1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.

PENUNTUN BELAJAR

TINDAKAN RESUSITASI PADA BAYI

Nilai
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 T/S

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

1. PERALATAN :

a. Meja resusitasi
b. Lampu sorot
c. Sarung tangan DTT 1 pasang
d. Bak instrumens
e. Bengkok/nierbeken
f. Balon resusitasi + sungkup
g. Stetoskop
h. Penghisap lendir/ De Lee
i. Jam dengan jarum dan detik
j. Handuk
k. Bantal bahu

BAHAN :

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 38


Phantom Bayi

PERLENGKAPAN :

a. Wastafel
b. Sabun cuci tangan
c. Handuk/lap tangan sekali
pakai
d. Apron
e. Masker
f. Kacamata pelindung

PERSIAPAN TINDAKAN

2. a. Segera membungkus tubuh bayi dengan kain bersih dan hangat


kemudian meletakkannya di tempat yang bersih, hangat dan datar.

b. Beritahu pada ibu( keluarganya) tentang keadaan bayi dan


tindakan yang akan di lakukan

LANGKAH KERJA

1. Siapkan alat dan bahan, susun alat secara ergonomis untuk


memudahkan dalam bekerja

2. Gunakan alat pelindung diri seperti apron, kacamata, masker dan


dilanjutkan mencuci tangan yang efektif sebelum pemakaian sarung
tangan DTT

3. Jaga bayi tetap hangat (hangatkan bayi di bawah pemancar panas, Jarak
bayi dan lampu 60 cm dan selimuti bayi dengan kain kering tapi pastikan
bagian dada tidak tertutup kain untuk memudahkan pemantauan
pernafasan bayi).

4. Atur posisi bayi (Posisikan kepala bayi agak ekstensi dengan bahu
terangkat 2-3 cm dari kasur).

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 39


5. Bersihkan jalan nafas (isap lendir dari mulut dulu baru hidung)

6. Keringkan tubuh bayi dan rangsang taktil (Lakukanrangsangan taktil


dengan menggosok badan, punggung bayi dan menyentil telapak kaki
bayi)

7. Reposisi dan lakukan penilaian (Nilai usaha bernafas, frekuensi denyut


jantung dan warna kulit bayi)

8. Pasang sungkup secara tepat kemuka bayi (menutupi mulut, hidung


bayi,dan ujung dagu sesuaikan besar dan kecilnya sungkup) dan
perhatikan lekatan

9. Lakukan ventilasi (VTP) percobaan 2x dengan tekanan 30 cm air, lihat


apakah dada bayi mengembang.

a. Bila dada bayi tidak mengembang :


1) Pastikan posisi kepala sudah benar
2) Pastikan tidak terjadi kebocoran saat pemasangan sungkup
3) Periksa ulang apakah jalan nafas tersumbat cairan atau
lendir(isap kembali)
b. Bila dada bayi mengembang : lakukan tahap selanjutnya

10. Lanjutkan VTP definitif 20x/30 detik dengan tekanan 20 cm air (dengan
hitungan pompa – lepas – lepas)

11. Lakukan penilaian ulang (Nilai kembali usaha bernafas, Frekuensi denyut
jantung, dan warna kulit : membaik, tetap atau memburuk). baik =FJ>
100 ;buruk =FJ< 100 perlu VTP

12. Bereskan alat-alat bekas pakai dan dekontaminasi alat-alat dengan


merendam alat kedalam larutan Chlorin 0,5% selama 10 menit

13. Cuci tangan menggunakan sabun di bawah air mengalir, lalu keringkan
dengan handuk bersih

14. Lakukan Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 40


42

TANGGAL

PARAF PEMBIMBING

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 41


MENGHANGATKAN BBLR
DENGAN METODE KANGURU

I. DASAR TEORI
Metode Kanguru adalah metode perawatan dini dan terus menerus dengan sentuhan kulit ke
kulit (Skin to skin contact) antara ibu dan bayi prematur dan BBLR dalam posisi seperti kanguru.
Prinsip dasar metode kanguru ini adalah mengganti perawatan bayi berat lahir rendah atau BBLR
dalam incubator dengan menempatkan bayi dalam posisi tegak (vertical) di dada ibu disertai dengan
kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi.

Ibu diidentikkan sebagai kanguru yang dapat mendekap bayinya secara optimal dengan suhu
36,50C sampai 37,50C. Suhu tubuh ibu merupakan sumber panas yang efisien dan murah yang dapat
memberikan lingkungan yang hangat kepada bayi, karena bersifat konstan dan aman sehingga dapat
mengurangi resiko hipotermia dan hipertermia yang sering didapatkan pada perawatan bayi dengan
incubator.

Kriteria bayi untuk metode kanguru adalah :

1. Bayi dengan berat badan > 2000 gram.


2. Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai.
3. Refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik.
4. Perkembangan selama di inkubator (rumah sakit) baik.
5. Kesiapan dan keikutsertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan.

II. TUJUAN DILAKUKAN METODE KANGURU


1. Mencegah terjadinya hipotermi pada bayi terutama pada BBLR
2. Menstabilkan suhu tubuh (36,5 0C-37,50C), denyut jantung (120-160x/menit), dan pernafasan bayi
(40-60x/menit).
3. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik
4. Mengurangi stress pada ibu dan bayi
5. Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 42


6. Meningkatkan produksi ASI
7. Menurunkan resiko terjadinya infeksi nosokomial selama perawatan di rumah sakit
8. Mempersingkat masa rawat di rumah sakit
9. Meningkatkan hubungan bathin antara ibu dan bayi

III. PETUNJUK
1. Susun alat secara ergonomis dan letakkan alat pada tempat yang mudah di jangkau.
2. Siapkan alat-alat atau bahan yang digunakan dalam melakukan penghangatan pada BBLR dengan
metode kanguru.
3. Baca dan pelajari lembar Kerja/ Jobsheet.
4. Ikuti petunjuk Instruktur secara cermat
5. Laporkan hasil kerja setelah selesai melakukan latihan.

IV. KESELAMATAN KERJA


1. Perhatikan keadaan umum dan suhu tubuh pada bayi.
2. Pastikan ibu tidak dalam keadaan basah/dingin.
3. Pusatkan perhatian pada keadaan bayi dan langkah-langkah pekerjaan.
4. Pertahankan kehangatan bayi selama prosedur tindakan dilakukan.
5. Perhatikan keamanan bayi pada saat berada didekapan ibu.
6. Letakkan peralatan yang telah disiapkan pada tempat yang terjangkau.
7. Perhatikan langkah-langkah metode kanguru.

V. ALAT DAN BAHAN


1. Bahan
Phantom Bayi
2. Peralatan dan Perlengkapan

a. Baju kanguru

b. Topi

c. Popok

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 43


d. Tali pinggang

e. Kain gendong

f. Sabun dan air

g. Lap/handuk

h. Gunting kuku

i. Stetoskop

j. Termometer

k. Timbangan bayi

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 44


DAFTAR TILIK MENGHANGATKAN BBLR DENGAN METODE KANGURU

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :

1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.

PENUNTUN BELAJAR
MEMANDIKAN BAYI
Nilai
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 T/S
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
PERALATAN :
1.
a. Baju kanguru
b. Topi
c. Popok
d. Tali pinggang
e. Kain gendong
f. Sabun dan air
g. Lap/handuk
h. Gunting kuku
i. Stetoskop
j. Termometer
k. Timbangan bayi

BAHAN :
Phantom Bayi
LANGKAH KERJA

1. Memperkenalkan kepada keluarga bayi BBLR tentang metode kanguru,


menjelaskan tujuan perlunya, manfaat dan cara pelaksanaannya.

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 45


2. Menyiapkan baju kanguru atau kaos yang bersih dan hangat.

3. Memotong kuku dan lakukan secara berkala

4. Mencuci tangan dan bersihkan kuku dengan sabun dan air mengalir
untuk menghilangkan kuman pada tangan.

5. Membersihkan daerah dada dan perut dengan air dan sabun agar bebas
dari kuman.

6. Membersihkan bayi dengan kain bersih yang hangat, pakaikan popok


dan topi.

7. Memakaikan gendongan dan kancingkan kain untuk menggendong bayi.

8. Memakaikan baju metode kanguru, tanpa BH dan baju dalam, masukkan


tangan kanan kemudian tangan kiri lalu baju disilang.

9. Meletakkan bayi dengan posisi vertical, dapat ditengah payudara atau


sedikit kesamping kanan atau kesamping kiri sesuaikan dengan
kenyamanan bayi serta ibu.

10. Mengancingkan baju

11. Memeriksa ulang kancing dan ikatan tali pinggang.

12. Memakai baju kanguru secara terus menerus supaya bayi selalau dalam
keadaan hangat.

13. Memeriksa keadaan bayi dan observasi bayi : denyut jantung,


pernafasan, suhu, berat badan dan aktivitas bayi.

14. Menghentikan metode kanguru setelah keadaan berat badan bayi > 2500
gram, suhu normal 36,50C sampai 37,50C.

15. Lakukan Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%

45

TANGGAL

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 46


PARAF PEMBIMBING

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 47


IMUNISASI

I. DASAR TEORI

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit
tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang
dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, den melalui mulut
seperti vaksin polio.

Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu :

1. Kekebalan pasif.
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh
individu itu sendiri, contohnya adalah kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu atau kekebalan
yang diperoleh setelah pemberian suntikan imunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama
karena akan dimetabolisme oleh tubuh
2. Kekebalan aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada
antigen seperti pada imunisasi atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif berlangsung lebih
lama dari pada kekebalan pasif karena adanya memori imunologik.

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 48


II. TUJUAN MEMANDIKAN BAYI
Tujuan imunisasi merupakan upaya yang dilakukan untuk memberikan kekebalan pada bayi
dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah
terjadinya penyakit tertentu.

III. PETUNJUK DAN KESELAMATAN


1. Baca dan pelajari lembar kerja.
2. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan dan susun secara ergonomis
3. Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet.
4. Bekerja secara hati-hati dan teliti.
5. Patuhi prosedur pekerjaan
6. Perhatikan keadaan umum klien pada saat penyuntikan dan setelah penyuntikan.
7. Pastikan 5 benar dalam prosedur pengobatan (benar ordernya, benat obatnya, benar cara
pemberiannya, benar pasiennya, benar waktu pemberiannya.
8. Perhatikan kondisi alat sebelum bekerja untuk menilai kelayakan penggunaannya.
9. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas.
10. Penyuntikan ada pemberian imunisasi desinfeksi tidak menggunakan kapas alkohol tetapi
menggunakan kapas air matang ( DTT).
11. Dekontaminasi spuit dengan diiisi larutan chlorin 0,5%, setelh dipakai untuk menghindari
kontaminasi petugas.

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 49


IV. ALAT DAN BAHAN
1. Spuit steril 1, 3 ml atau 5 ml atau spuit imunisasi
2. Bak instrument
3. Kom
4. Perlak dan alasnya
5. Bengkok
6. Wastafel/tempat cuci tangan
7. Handuk/ lap tangan
8. Kapas
9. Safety Box
10. Obat injeksi dalam vial atau ampul
11. Daftar pemberian obat
12. Waskom berisi larutan chlorin 0,5 %

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 50


PENUNTUN BELAJAR MEMBERIKAN IMUNISASI BCG
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :

1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.

PENUNTUN BELAJAR

MEMBERIKAN IMUNISASI BCG


KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
1. Menyiapkan alat-alat di dekat bayi. Siapkanlah alat-alat dan bahan-bahan
secara ergonomis
2. Menjelaskan kepada ibu ibu dan bayi mengenai prosedur yang akan
dilakukan
Bila ibu mengetahui dengan jelas mengenai prosedur/tindakan yang akan
dilakukan maka ia biasanya lebih mudah diajak untuk bekerjasama
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir lalu
mengeringkannya. Untuk pencegahan infeksi sebelum melaksanakan
tindakan
Lepaskan semua perhiasan dari lengan dan tangan
4. Membuka ampul vaksin. Pastikan sebelumnya vaksin tidak kadaluarsa
5. Melilitkan plastik pada leher ampul dengan erat
6. Mempertahankan ampul vaksin pada lehernya dengan hati-hati keluar dari
lilitan
7. Melarutkan vaksin BCG dengan pelarut vaksin BCG. Gunakan semprit 5 cc
yang steril
8. Menggoyang-goyangkan ampul vaksin hingga vaksin larut secara merata
9. Mengisi semprit dengan vaksin BCG menggunakan semprit 0,1 cc
10. Mengeluarkan gelembung udara. Perhatikan agar vaksin tidak terlalu banyak
atau sedikit, ukur agar piston tepat pada skala 0,05 cc
11. Mengatur posisi bayi. Bayi dapat dipangku ibunya atau dibaringkan
12. Membersihkan lengan kiri bayi dengan menggunakan kapas yang dibasahi air

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 51


matang
13. Memegang lengan anak dengan tangan kiri dan memegang semprit dengan
tangan kanan, lubang jarum semprit menghadap ke atas
14. Memasukkan ujung jarum ke dalam kulit sedikit mungkin melukai kulit.
Penyuntikan dilakukan pada 1/3 lengan kanan bagian atas, suntikan
dilakukan secara intra cutan
15. Meletakkan ibu jari tangan kiri di atas ujung barrel. Memegang pangkal barrel
antara jari telunjuk dan jari tengah, lalu dorong piston dengan ibu jari tangan
kanan
16. Menyuntikkan 0,05 cc vaksin BCG
17. Mencabut jarum setelah vaksin habis
18. Merapikan kembali alat-alat yang telah dipergunakan
19. Mencuci kedua tangan dengan menggunakan sabun di air mengalir lalu
mengeringkannya
20. Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
memberitahukan hal-hal yang perlu diketahui oleh ibu bayi
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
60
TANGGAL

PARAF PEMBIMBING

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 52


PENUNTUN BELAJAR MEMBERIKAN IMUNISASI POLIO

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :

1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.

PENUNTUN BELAJAR

MEMBERIKAN IMUNISASI POLIO


KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
1. Menyiapkan alat-alat di dekat bayi. Siapkanlah alat-alat dan bahan-bahan
secara ergonomis
2. Menjelaskan kepada ibu ibu dan bayi mengenai prosedur yang akan
dilakukan. Bila ibu mengetahui dengan jelas mengenai prosedur/tindakan
yang akan dilakukan maka ia biasanya lebih mudah diajak untuk
bekerjasama
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir lalu
mengeringkannya. Untuk pencegahan infeksi sebelum melaksanakan
tindakan
Lepaskan semua perhiasan dari lengan dan tangan
4. Membuka tutup metal dan tutup karet pada flakon vaksin polio. Pastikan
vaksin belum kadaluarsa
5. Memasang pipet plastik pada flakon
6. Mengatur posisi bayi, untuk lebih memudahkan bayi dapat sambil dipangku
oleh ibunya
7. Menekan kedua pipi bayi dengan menggunakan kedua jari tangan kiri,
sehingga bayi membuka mulutnya. Lakukan dengan lembut dan hati-hati,
jangan sampai melukai bayi
8. Tangan kanan memegang flakon vaksin polio, lali meneteskan 2 tetes vaksin
ke mulut bayi
9. Merapikan kembali alat-alat yang telah dipergunakan

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 53


10. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun di air mengalir lalu
mengeringkannya
11. Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
memberitahukan hal-hal yang perlu diketahui oleh ibu bayi
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
45
TANGGAL

PARAF PEMBIMBING

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 54


PENUNTUN BELAJAR MEMBERIKAN IMUNISASI DPT

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :

1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.

PENUNTUN BELAJAR

MEMBERIKAN IMUNISASI DPT


KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
1. Menyiapkan alat-alat di dekat bayi. Siapkanlah alat-alat dan bahan-bahan
secara ergonomis
2. Menjelaskan kepada ibu ibu dan bayi mengenai prosedur yang akan
dilakukan. Bila ibu mengetahui dengan jelas mengenai prosedur/tindakan
yang akan dilakukan maka ia biasanya lebih mudah diajak untuk
bekerjasama
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir lalu
mengeringkannya. Untuk pencegahan infeksi sebelum melaksanakan
tindakan
Lepaskan semua perhiasan dari lengan dan tangan
4. Membuka ampul vaksin. Pastikan sebelumnya vaksin tidak kadaluarsa
5. Mengusap karet penutup pada flakon dengan menggunakan kapas basah
sebagai tindakan desinfeksi
6. Mengambil semprit steril ukuran 1 cc dan memasang jarum DPT ke dalam
semprit tersebut
7. Membuka tutup jarum dan menghisap udara ke dalam semprit sebanyak 0,5
cc
Lakukan dengan hati-hati sewaktu melakukannya, jaga agar tetap steril
8. Menusukkan jarum ke dalam karet penutup flakon lalu masukkan udaranya
ke dalam flakon
9. Membalikkan flakon vaksin sehingga posisi berada di atas jarum, lalu

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 55


menyedot 0,5 cc vaksin ke dalam semprit. Lakukan dengan benar dan hati-
hati, sewaktu mengisikan vaksin perhatikan vaksin sudah tercampur dengan
rata dan tidak ada vaksin yang beku
10. Mencabut jarum dari flakon, semprit di tegak luruskan ke atas untuk melihat
apakah terdapat gelembung udara, doronglah piston sehingga gelembung
udara keluar
11. Mengatur posisi bayi, bayi dapat dipangku oleh ibu atau dibaringkan dengan
dipegangi oleh ibu. Bayi dapat dipangku ibunya atau dibaringkan
12 Menyuntikkan vaksin DPT sebanyak 0,5 cc pada paha sebelah luar dengan
suntikan IM
13 Membereskan alat-alat yang telah dipergunakan
14 Mencuci kedua tangan dengan menggunakan sabun di air mengalir lalu
mengeringkannya
15 Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
memberitahukan hal-hal yang perlu diketahui oleh ibu bayi
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
45
TANGGAL

PARAF PEMBIMBING

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 56


PENUNTUN BELAJAR MEMBERIKAN IMUNISASI CAMPAK
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :

4. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
5. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
6. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.

PENUNTUN BELAJAR

MEMBERIKAN IMUNISASI CAMPAK


KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
1. Menyiapkan alat-alat di dekat bayi. Siapkanlah alat-alat dan bahan-bahan
secara ergonomis
2. Menjelaskan kepada ibu ibu dan bayi mengenai prosedur yang akan
dilakukan
Bila ibu mengetahui dengan jelas mengenai prosedur/tindakan yang akan
dilakukan maka ia biasanya lebih mudah diajak untuk bekerjasama
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir lalu
mengeringkannya. Untuk pencegahan infeksi sebelum melaksanakan
tindakan
Lepaskan semua perhiasan dari lengan dan tangan
4. Membuka ampul vaksin campak. Pastikan sebelumnya vaksin tidak
kadaluarsa
5. Melilitkan plastik pada leher ampul dengan erat
6. Membuka flakon dengan gergaji ampul
7. Melarutkan vaksin campak dengan pelarut sebanyak 5 ml
8. Menggoyang-goyangkan ampul vaksin hingga vaksin larut secara merata
9. Mengisi spuit dengan vaksin campak sebanyak 0.5 ml
10. Mengeluarkan gelembung udara. Perhatikan agar vaksin tidak terlalu banyak
atau sedikit, ukur agar piston tepat.
11. Mengatur posisi bayi. Penyuntikan dilakukan di 1/3 bagian lateral lengan kiri
atas
12. Membersihkan lengan bayi dengan menggunakan kapas yang dibasahi air

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 57


matang
13. Memegang lengan anak dengan tangan kiri dan memegang spuit dengan
tangan kanan, lubang jarum spuit menghadap ke atas
14. Menusukkan ujung jarum ke dalam kulit dengan sudut 45 o terhadap lengan.
Suntikan dilakukan secara subkutan (spuit 2,5 cc) atau 90° (spuit 1 cc)
15. Meletakkan ibu jari tangan kiri di atas ujung barrel. Memegang pangkal barrel
antara jari telunjuk dan jari tengah, lalu dorong piston dengan ibu jari tangan
kanan
16. Menarik pinston sedikit untuk meyakinkan bahwa jarum tidak mengenai
pembuluh darah
17. Menyuntikkan vaksin campak
18. Mencabut jarum setelah vaksin habis
19. Merapikan kembali alat-alat yang telah dipergunakan
20. Mencuci kedua tangan dengan menggunakan sabun di air mengalir lalu
mengeringkannya
21. Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
memberitahukan hal-hal yang perlu diketahui oleh ibu bayi
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
63
TANGGAL

PARAF PEMBIMBING

PENUNTUN BELAJAR MEMBERIKAN IMUNISASI HEPATITIS B JENIS


UNIJECT
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :

1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.
modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 58
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN IMUNISASI HEPATITIS B JENIS UNIJECT
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
1. Menyiapkan alat-alat di dekat bayi. Siapkanlah alat-alat dan bahan-bahan
secara ergonomis
2. Menjelaskan kepada ibu ibu dan bayi mengenai prosedur yang akan
dilakukan. Bila ibu mengetahui dengan jelas mengenai prosedur/tindakan
yang akan dilakukan maka ia biasanya lebih mudah diajak untuk
bekerjasama
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir lalu
mengeringkannya. Untuk pencegahan infeksi sebelum melaksanakan
tindakan
Lepaskan semua perhiasan dari lengan dan tangan
4. Mempersiapkan posisi bayi. Penyuntikan dilakukan pada 1/3 paha bagian
luar secara IM
5. Mengambil uniject dari dalam termos vaksin/lemari pendingin. Pastikan
uniject tidak kadaluarsa
6. Membuka kantong alumunium/plastik dan mengeluarkan uniject
7. Memegang uniject pada leher dan tutup jarum dengan memegang keduanya
di antara jari telunjuk dan jempol
8. Mendorong tutup jarum ke arah lateral dengan tekanan
9. Meneruskan mendorong sampai tidak ada jarak antara tutup jarum dan leher.
Saat uniject diaktifkan akan terasa ada hambatan dan rasa menembus
lapisan
10. Membuka tutup jarum
11. Memegang uniject pada bagian leher dan memasukkan jarum pada bayi.
Pada imunisasi jenis uniject tidak diperlukan aspirasi. Sewaktu penyuntikan
usahakan anak berada dalam keadaan tenang
12. Memijat reservoir dengan kuat untuk memasukkan vaksin, setelah reservoir
kempis cabut uniject dari paha bayi dengan cepat. Pastikan seluruh uniject
masuk ke tubuh bayi
13. Membuang uniject yang sudah tidak terpakai di tempat benda tajam
14. Membereskan alat-alat yang telah dipergunakan

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 59


15. Mencuci kedua tangan dengan menggunakan sabun di air mengalir lalu
mengeringkannya
16. Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
memberitahukan hal-hal yang perlu diketahui oleh ibu bayi
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
48
TANGGAL

PARAF PEMBIMBING

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 60


PENUNTUN BELAJAR PENGGUNAAN DDST
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :

1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.

PENUNTUN BELAJAR

KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
PERSIAPAN
1. Mempersiapkan tempat test.
2. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan.
3. Mempersiapkan formulir DDST.
KONSELING
4. Menyapa orang tua/pengasuh dan anak dengan ramah.
5. Menjelaskan kepada orang tua/pengasuh tujuan dilakukan test
perkembangan (test ini bukan untuk mengetahui IQ anak).
6. Membuat komunikasi yang baik dengan anak.
PELAKSANAAN
7. Menghitung umur anak dengan benar.
8. Menanyakan apakah anak lahir prematur dan bila ”ya” koreksi umur anak.
9, Menulis tanggal pemeriksaan di atas garis umur.
10. Membuat garis umur dengan benar.
11. Melakukan tugas perkembangan untuk tiap sector minimal 3 tugas sebelah
kiri garis umur dan bila lulus diteruskan sampai menembus garis umur serta
sebelah kanan sampai anak gagal pada 3 tugas perkembangan. Bila anak
tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada langkah 11, lakukan
uji coba tambahan ke sebelah kiri garis umur pada sector yang sama sampai
anak dapat lulus 3 tugas perkembangan.
12. Memberi skor penilaian dengan tepat
13. Selama penilaian orang tua/pengasuh ditanyakan adanya perilaku yang khas
pada anak
14. Mengambil kesimpulan dengan benar

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 61


15. Menjelaskan hasil penilaian dan tindak lanjut. Mengucapkan terima kasih dan
salam perpisahan
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
45
TANGGAL

PARAF PEMBIMBING

modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 62

Anda mungkin juga menyukai