BARU LAHIR
I. DASAR TEORI
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu hal yang harus dikerjakan dalam rangkaian
pengumpulan data dasar (pengkajian data) pada bayi baru lahir sebagai dasar dalam menentukan
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
Dalam melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu
terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas. Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada
bayi adalah menilai keadaan umum bayi, menentukan status adaptasi atau penyesuaian kehidupan
intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri, dan mencari adanya kelainan/ ketidaknormalan pada bayi.
Pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan sesaat sesudah bayi lahir, saat kondisi atau suhu
tubuh bayi sudah stabil, dan setelah dilakukan pembersihan jalan napas/resusitasi, pembersihan
II. TUJUAN
Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir sesuai dengan prosedur.
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain :
1. Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang / sorot sehingga bayi tidak mudah
kehilangan panas, atau lepaskan pakaian hanya di area yang diperiksa.
2. Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala sampai ke kaki atau lakukan prosedur yang
memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru, jantung, dan abdomen
3. Perhatikan petunjuk pelaksanaan tindakan
4. Lakukan tindakan secara lembut, hati-hati dan teliti
5. Perhatikan keadaan bayi sebelum bekerja agar tindakan dapat dilaksanakan dengan baik
6. Letakkan bayi dan alat-alat pada tempat yang aman.
7. Lakukan prosedur yang mengganggu bayi pada tahap akhir, seperti pemeriksaan refleks
LANGKAH PEKERJAAN
NO ILUSTRASI GAMBAR
DAN KEY POINT
Key point :
Key point :
Key point :
5. Lakukan penimbangan
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.
PENUNTUN BELAJAR
Nilai
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 T/S
1. a. Manikin bayi
b. Selimut bayi
c. Pakaian bayi
d. Timbangan bayi
e. Alas dan baki
f. Bengkok
g. Bak instrument
h. Stetoskop
i. Handschoon 1 pasang
j. Midline
k. Kom tutup berisi kapas DTT
l. Termometer
m. Jam tangan / Stopwatch
n. Tiga buah gelas berisi air chlorin, air sabun, air bersih
o. Baskom berisi klorin 0,5%
p. Lampu sorot
2. Penolong :
3. Persiapan ruang dan tempat pemeriksaan yang hangat, bersih dan rata
LANGKAH KERJA
10. Periksa leher (Perhatikan adanya kelainan pada tulang leher, adanya
trisomi 21, dan periksa refleks tonic neck)
11. Periksa dada (Perhatikan bentuk, puting, bunyi napas, dan bunyi jantung,
serta kesimetrisan payudara bayi)
13. Periksa refleks moro (Jika tidak ada respons atau refleks moro negatif,
berarti terjadi kasus cedera SSP yang berat)
15. Periksa genitalia (Pada bayi laki-laki : perhatikan skrotum apa sudah
turun, dan penis berlubang. Pada bayi perempuan : perhatikan vagina
berlubang, uretra berlubang, labia mayora dan minora, normalnya klitoris
menonjol)
16. Periksa tungkai dan kaki (Perhatikan gerakan, jumlah jari, dan bentuk
kaki. Perhatikan pula adanya refleks plantar dan refleks babinski)
21. Lepaskan sarung tangan, kemudian rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
81
TANGGAL
PARAF PEMBIMBING
I. DASAR TEORI
Memandikan bayi adalah salah satu cara perawatan untuk memelihara kesehatan dan
kenyamanan bagi bayi. Memandikan bayi dilakukan 6 jam setelah bayi lahir, untuk mencegah
terjadinya hipotermia. Prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam memandikan bayi adalah
mencegah terjadinya kehilangan panas tubuh bayi, suhu ruangan harus tetap hangat, dilakukan dalam
waktu yang tidak terlalu lama, dan segera dikeringkan semua bagian tubuh bayi.Memandikan bayi juga
perlu dilakukan secara hati-hari agar tidak melukai bayi mengingat kondisi bayi yang sangat lemah.
LANGKAH PEKERJAAN
NO ILUSTRASI GAMBAR
DAN KEY POINT
Key point :
Key point :
Key point :
"Suhu harus 20 o
– 25 oC, AC dan kipas
angin tidak boleh dihidupkan”
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Nilai
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 T/S
PERSIAPAN TINDAKAN
2. Penolong :
LANGKAH KERJA
5. Tuangkan air ke dalam bak mandi bayi (Pastikan air dingin yang
ditambah dengan air panas benar-benar terasa hangat dan dites dengan
cara memasukkan siku atau pergelangan tangan bagian dalam ke dalam
air)
6. Bayi diposisiskan membujur dan pakaian bayi dilepas (Bayi jangan terlalu
lama dalam keadaan telanjang)
7. Bersihkan mata bayi (Bersihkan mata bayi dengan kapas mata dari
dalam ke luar)
10. Bersihkan kepala, leher, dada, perut, ketiak, tangan, dan, jari-jari tangan
bayi dilanjutkan ke bagian kaki bayi (Bersihkan kepala dengan
menggunakan shampoo. Ambil waslap basahi dan beri sabun lalu
bersihkan leher, dada, perut, ketiak, tangan, dan, jari-jari tangan bayi
dilanjutkan ke bagian kaki)
11. Pindahkan bayi ke dalam bak mandi (bersihkan tubuh bayi mulai dari
leher, dada, perut, ketiak, tangan, dan, jari-jari tangan bayi dilanjutkan ke
bagian kaki dengan air hangat yang ada didalam bak mandi bayi)
12. Balikkan badan bayi dan bersihkan leher belakang, tengkuk, punggung
dan pantat (Pastikan posisi lengan kanan menyangga dada dan jari
tangan melingkari ketiak, pegang erat bayi agar tidak terlepas dari
13. Angkat bayi (Pastikan posisi lengan kiri menyangga kepala dan
punggung bayi dan jari tangan di bawah ketiak dan ibu jari di sekeliling
bahu dan tangan kanan memegang bokong bayi)
14. Keringkan tubuh bayi dengan handuk bersih (Lakukan dengan cepat dan
pastikan bayi benar-benar kering)
15. Rawat tali pusat (Bersihkan tali pusat bayi dengan kasa DTT dan
keringkan dengan kasa steril)
16. Rapikan dan bedong bayi (Letakan bayi diatas kain bedong lalu
pasangan topi, sarung tangan, popok, sarung kaki)
17. Berikan kembali bayi pada ibunya (Tanyakan apakah ada hal yang ingin
diperjelas dalam melakukan proses memandikan bayi. Kemudian
anjurkan ibu untuk menyusui bayinya)
18. Bereskan alat dan Cuci tangan menggunakan sabun di bawah air
mengalir, lalu keringkan dengan handuk bersih
57
TANGGAL
PARAF PEMBIMBING
I. DASAR TEORI
Memandikan bayi adalah salah satu cara perawatan untuk memelihara kesehatan dan
kenyamanan bagi bayi. Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) adalah kegagalan nafas secara spontan
dan teratur pada saat bayi lahir atau beberapa saat setelah lahir.Asfiksia saat lahir menjadi penyebab
sekitar 19% dari 5 juta kematian neonatus setiap tahun di seluruh dunia(WHO, 1995).
Seringkali seorang bayi yang mengalami gawat janin sebelum persalinan akan mengalami
asfiksia sesudah persalian. Masalah ini mungkin berkaitan dengan kondisi ibu, masalah pada tali pusat
dan placenta atau masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan.
Asfiksia selain dapat menyebabkan kematian dapat juga menyebabkan kecacatan.Oleh sebab
itu semua bayi perlu penilaian awal untuk menentukan apakah membutuhkan resusitasi atau tidak.
5. Tangisan lemah
Pada saat janin atau bayi baru lahir kekurangan oksigen akan terjadi pernafasan yang cepat
dan di ikuti oleh apnu primer dan penurunan frekuensi jantung yang akan membaik dengan rangsang
taktil. Jika kekurangan oksigen tetap berlangsung akan terjadi apnu sekunder di ikuti dengan
penurunan frekuensi jantung dan tekanan darah.Apnu sekunder tidak dapat di atasi dengan pemberian
rangsangan, harus di berikan bantuan ventilasi.
Tindakan yang paling penting dan efektif resusitasi neonatus adalah ventilasi paru-paru bayi.
Resusitasi yang efektif dapat merangsang pernafasan awal dan mencegah asfiksia progresif. VTP
diberikan bila frekuensi denyut jantung bayi < 100x/menit.
LANGKAH PEKERJAAN
NO ILUSTRASI GAMBAR
DAN KEY POINT
Key point:
Key point:
- Lepaskan
semua perhiasan yang ada di
tangan
- Keringkan
tangan dengan handuk pribadi
dan bersih
Key Point :
Key point :
Key point :
Key point :
Lakukan
Key point
Key point :
Key point :
b. Periksa pemasangangan
sungkup & pastikan tidak terjadi
kebocoran.
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
Key point :
modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 35
“Pencatatan segera menghindari
lupa”
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.
PENUNTUN BELAJAR
Nilai
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 T/S
1. PERALATAN :
a. Meja resusitasi
b. Lampu sorot
c. Sarung tangan DTT 1 pasang
d. Bak instrumens
e. Bengkok/nierbeken
f. Balon resusitasi + sungkup
g. Stetoskop
h. Penghisap lendir/ De Lee
i. Jam dengan jarum dan detik
j. Handuk
k. Bantal bahu
BAHAN :
PERLENGKAPAN :
a. Wastafel
b. Sabun cuci tangan
c. Handuk/lap tangan sekali
pakai
d. Apron
e. Masker
f. Kacamata pelindung
PERSIAPAN TINDAKAN
LANGKAH KERJA
3. Jaga bayi tetap hangat (hangatkan bayi di bawah pemancar panas, Jarak
bayi dan lampu 60 cm dan selimuti bayi dengan kain kering tapi pastikan
bagian dada tidak tertutup kain untuk memudahkan pemantauan
pernafasan bayi).
4. Atur posisi bayi (Posisikan kepala bayi agak ekstensi dengan bahu
terangkat 2-3 cm dari kasur).
10. Lanjutkan VTP definitif 20x/30 detik dengan tekanan 20 cm air (dengan
hitungan pompa – lepas – lepas)
11. Lakukan penilaian ulang (Nilai kembali usaha bernafas, Frekuensi denyut
jantung, dan warna kulit : membaik, tetap atau memburuk). baik =FJ>
100 ;buruk =FJ< 100 perlu VTP
13. Cuci tangan menggunakan sabun di bawah air mengalir, lalu keringkan
dengan handuk bersih
TANGGAL
PARAF PEMBIMBING
I. DASAR TEORI
Metode Kanguru adalah metode perawatan dini dan terus menerus dengan sentuhan kulit ke
kulit (Skin to skin contact) antara ibu dan bayi prematur dan BBLR dalam posisi seperti kanguru.
Prinsip dasar metode kanguru ini adalah mengganti perawatan bayi berat lahir rendah atau BBLR
dalam incubator dengan menempatkan bayi dalam posisi tegak (vertical) di dada ibu disertai dengan
kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi.
Ibu diidentikkan sebagai kanguru yang dapat mendekap bayinya secara optimal dengan suhu
36,50C sampai 37,50C. Suhu tubuh ibu merupakan sumber panas yang efisien dan murah yang dapat
memberikan lingkungan yang hangat kepada bayi, karena bersifat konstan dan aman sehingga dapat
mengurangi resiko hipotermia dan hipertermia yang sering didapatkan pada perawatan bayi dengan
incubator.
III. PETUNJUK
1. Susun alat secara ergonomis dan letakkan alat pada tempat yang mudah di jangkau.
2. Siapkan alat-alat atau bahan yang digunakan dalam melakukan penghangatan pada BBLR dengan
metode kanguru.
3. Baca dan pelajari lembar Kerja/ Jobsheet.
4. Ikuti petunjuk Instruktur secara cermat
5. Laporkan hasil kerja setelah selesai melakukan latihan.
a. Baju kanguru
b. Topi
c. Popok
e. Kain gendong
g. Lap/handuk
h. Gunting kuku
i. Stetoskop
j. Termometer
k. Timbangan bayi
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.
PENUNTUN BELAJAR
MEMANDIKAN BAYI
Nilai
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 T/S
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
PERALATAN :
1.
a. Baju kanguru
b. Topi
c. Popok
d. Tali pinggang
e. Kain gendong
f. Sabun dan air
g. Lap/handuk
h. Gunting kuku
i. Stetoskop
j. Termometer
k. Timbangan bayi
BAHAN :
Phantom Bayi
LANGKAH KERJA
4. Mencuci tangan dan bersihkan kuku dengan sabun dan air mengalir
untuk menghilangkan kuman pada tangan.
5. Membersihkan daerah dada dan perut dengan air dan sabun agar bebas
dari kuman.
12. Memakai baju kanguru secara terus menerus supaya bayi selalau dalam
keadaan hangat.
14. Menghentikan metode kanguru setelah keadaan berat badan bayi > 2500
gram, suhu normal 36,50C sampai 37,50C.
45
TANGGAL
I. DASAR TEORI
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit
tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang
dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, den melalui mulut
seperti vaksin polio.
Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Kekebalan pasif.
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh
individu itu sendiri, contohnya adalah kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu atau kekebalan
yang diperoleh setelah pemberian suntikan imunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama
karena akan dimetabolisme oleh tubuh
2. Kekebalan aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada
antigen seperti pada imunisasi atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif berlangsung lebih
lama dari pada kekebalan pasif karena adanya memori imunologik.
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.
PENUNTUN BELAJAR
PARAF PEMBIMBING
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.
PENUNTUN BELAJAR
PARAF PEMBIMBING
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.
PENUNTUN BELAJAR
PARAF PEMBIMBING
4. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
5. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
6. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.
PENUNTUN BELAJAR
PARAF PEMBIMBING
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.
modul praktikum Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita 58
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN IMUNISASI HEPATITIS B JENIS UNIJECT
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
1. Menyiapkan alat-alat di dekat bayi. Siapkanlah alat-alat dan bahan-bahan
secara ergonomis
2. Menjelaskan kepada ibu ibu dan bayi mengenai prosedur yang akan
dilakukan. Bila ibu mengetahui dengan jelas mengenai prosedur/tindakan
yang akan dilakukan maka ia biasanya lebih mudah diajak untuk
bekerjasama
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir lalu
mengeringkannya. Untuk pencegahan infeksi sebelum melaksanakan
tindakan
Lepaskan semua perhiasan dari lengan dan tangan
4. Mempersiapkan posisi bayi. Penyuntikan dilakukan pada 1/3 paha bagian
luar secara IM
5. Mengambil uniject dari dalam termos vaksin/lemari pendingin. Pastikan
uniject tidak kadaluarsa
6. Membuka kantong alumunium/plastik dan mengeluarkan uniject
7. Memegang uniject pada leher dan tutup jarum dengan memegang keduanya
di antara jari telunjuk dan jempol
8. Mendorong tutup jarum ke arah lateral dengan tekanan
9. Meneruskan mendorong sampai tidak ada jarak antara tutup jarum dan leher.
Saat uniject diaktifkan akan terasa ada hambatan dan rasa menembus
lapisan
10. Membuka tutup jarum
11. Memegang uniject pada bagian leher dan memasukkan jarum pada bayi.
Pada imunisasi jenis uniject tidak diperlukan aspirasi. Sewaktu penyuntikan
usahakan anak berada dalam keadaan tenang
12. Memijat reservoir dengan kuat untuk memasukkan vaksin, setelah reservoir
kempis cabut uniject dari paha bayi dengan cepat. Pastikan seluruh uniject
masuk ke tubuh bayi
13. Membuang uniject yang sudah tidak terpakai di tempat benda tajam
14. Membereskan alat-alat yang telah dipergunakan
PARAF PEMBIMBING
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu
membantu / mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.
PENUNTUN BELAJAR
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
PERSIAPAN
1. Mempersiapkan tempat test.
2. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan.
3. Mempersiapkan formulir DDST.
KONSELING
4. Menyapa orang tua/pengasuh dan anak dengan ramah.
5. Menjelaskan kepada orang tua/pengasuh tujuan dilakukan test
perkembangan (test ini bukan untuk mengetahui IQ anak).
6. Membuat komunikasi yang baik dengan anak.
PELAKSANAAN
7. Menghitung umur anak dengan benar.
8. Menanyakan apakah anak lahir prematur dan bila ”ya” koreksi umur anak.
9, Menulis tanggal pemeriksaan di atas garis umur.
10. Membuat garis umur dengan benar.
11. Melakukan tugas perkembangan untuk tiap sector minimal 3 tugas sebelah
kiri garis umur dan bila lulus diteruskan sampai menembus garis umur serta
sebelah kanan sampai anak gagal pada 3 tugas perkembangan. Bila anak
tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada langkah 11, lakukan
uji coba tambahan ke sebelah kiri garis umur pada sector yang sama sampai
anak dapat lulus 3 tugas perkembangan.
12. Memberi skor penilaian dengan tepat
13. Selama penilaian orang tua/pengasuh ditanyakan adanya perilaku yang khas
pada anak
14. Mengambil kesimpulan dengan benar
PARAF PEMBIMBING