Anda di halaman 1dari 24

INFORMED CHOICE DAN

INFORMED CONSENT
INFORMED CHOICE
 PENGERTIAN :
 Adalah membuat pilihan setelah mendapatkan
penjelasan tentang alternatif asuhan yang
akan dialaminya.
 Kode etik ICM tahun 1993 bidan harus
menghormati hak informed choice dan
meningkatkan penerimaan ibu ttg pilihan dlm
asuhan dan tgjwbnya thd hasil dari pilihannya.
 Informasi dimaksud adalah informasi
lengkap sudah diberikan dan dipahami oleh
ibu/kelg ttg resiko, manfaat, keuntungan,
kemungkinan hasil dari tiap pilihan.
Perbedaan informed choice (Pilihan) dan
Informed consent (Persetujuan) :

 Pilihan atau choice penting dari sudut pandang


klien sebagai penerima jasa asuhan
kebidanan, yang memberikan gambaran
pemahaman masalah yg sesungguhnya dan
merupakan aspek otonomi pribadi menentukan
pilihannya sendiri.
 Persetujuan atau consent : penting dari sudut
pandang bidan, karena berkaitan dengan
aspek hukum yang memberikan otoritas untuk
semua prosedur yang akan dilakukan bidan.
 Choice berarti ada alternatif lain, lebih
dari satu pilihan dan klien mengerti
perbedaannya shg dapat menentukan
mana yg terbaik atau sesuai dengan
kebutuhannya.
Informed choice
 Informasi yang diberikan jujur, tidak bias, dapat
dipahami ibu, menggunakan media, sebaiknya
tatap muka.
 Bidan membantu ibu menggunakan hak dan
bertgjwb atas keputusan yg diambil.
 Menjaga fokus askeb dan evidence based, untuk
menghindari konflik.
 Diberikan scr obyektif, kemitraan dgn pasien.
 Pemegang kebijakan pely. Kes hrs
merencanakan, mengembangkan sumber daya,
memonitor perkembangan protokol dan petunjuk
teknis pelaksanaan informed choice
Beberapa jenis plynan kebidanan yg dpt
dipilih pasien :

 Tempat melahirkan
 Pendamping persalinan
 Penolong persalinan
 Metode Kontrasepsi
 Episiotomi
 dll
INFORM CONCENT
 Latar belakang.
Bidan dalam melakukan tindakan medik
hasilnya penuh dengan
ketidakpastian/unpredictable karena
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar
kekuasaan bidan.
Misalnya : perdarahan post partum, dll.
 Meningkatnya kesadaran hukum pasien, hak
dan kewajiban - pasien wajib mengetahui
tentang apa yang akan dilaksanakan atas
dirinya.
 Kesadaran bahwa pasien memiliki hak mutlak
atas tubuhnya dan hak menentukan atas diri
sendiri (the right of self determination) atau hak
yang melekat dalam diri seorang manusia.
 Hak untuk menentukan diri sendiri dlm bidang
kesehatan/kebidanan diantaranya : hak
menentukan menerima/menolak pertolongan
medik, memilih sarana kesehatan/bidan,
mendapatkan second opinion, dirahasiakan
penyakitnya, melihat rekam medik, dll.
Pengertian
 Consent (English) berarti persetujuan izin,
memberi izin kepada seseorang untuk
melakukan sesuatu.
 Persetujuan pasien untuk setiap tindakan
medik adalah mutlak diperlukan.
 Sebelum tercapainya suatu consent
pasien/keluarganya harus diberi informasi
lebih dahulu ttg tindakan medik yang akan
dilakukan.
Apa informed consent ?
 Persetujuan yang diberikan pasien/walinya kpd
bidan utk melkkan suatu tindkan kebidanan
kpd pasien setelah memperoleh informasi
lengkap dan dipahami mengenai tindk. Yang
akan dilakukan.
 Informed consent merupakan suatu proses.
 Bukan hanya suatu formulir atau selembar
kertas, tetapi sbg bukti jaminan infomed
consent tlh terjadi.
 Mrpkan dialog antara bidan-pasien didasari
keterbukaan akal pikiran, dgn bentuk birokrasi
penandatanganan formulir.
 Informed consent berarti pernyataan kesediaan
atau menolak setelah mendapat informasi
secukupnya shg yg diberi inf. Sdh cukup mengerti
segala akibat dari tindk. Yg akan dilkkan thdpnya
sblm ia mengambil kptsan.
 Berperan dlm mencegah konflik etik ttp tdk
mengatasi masalah etik dan tuntutan.
4 Komponen yang harus
dipahami dalam suatu consent
(Culvert dan Gert) :

1. Sukarela (Voluntariness)
Pilihan yang dibuat atas dasar sukarela
tanpa ada unsur paksaan didasari
informasi dan kompetensi sehingga
pelaksanaan sukarela harus memenuhi
pemberian informasi yang sejelas-
jelasnya.
2. Informasi
 Pasien/keluarganya membutuhkan
informasi yang lengkap agar mampu
membuat keputusan yang tepat.
 Kurangnya informasi atau diskusi tentang
resiko, efek samping tindakan akan
menyulitkan pasien membuat keputusan,
cemas dan bingung.
3. Kompetensi (Competence)
 Seseorang membutuhkan
pemahaman/banyak informasi untuk
mampu membuat keputusan dengan tepat.
4. Keputusan (Decision)

 Pengambilan keputusan merupakan suatu


proses.
 Tahap terakhir dari pemberian
persetujuan/penolakan.
 Keputusan penolakan pasien terhadap suatu
tindakan medis harus divalidasi lagi apakah
karena kurang kompetensi.
 Jika pasien menerima suatu tindakan,
informasikan prosedur tindakan dan buatlah
senyaman mungkin.
Manfaat informed consent

 Mengurangi kejadian malpraktek dan


agar bidan lebih hati-hati dan alur
pemberian informasi benar-benar
dilakukan dalam memberikan pelayanan
kebidanan.
Dasar hukum inform consent
1. UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 53
 Ayat 2, tenaga kesehatan dlm melaks.
Tugasnya berkewajiban u/ memenuhi standar
profesi dan menghormati hak pasien.
 Ayat 4, Ketentuan ttg standar profesi dan hak
pasien, sbgmn dimaksud dlm ayat (2) ditetapkan
dlm PP.
- Hak pasien : hak atas informasi, membrikan
perstjuan, rahasia kedokteran dan pendapat
kedua.
2. Kepmenkes No. 900/2002 Pasal 25 ayat 2
tentang kewajiban bidan dlm menjlnkan
kewenangannya.
 Memberikan informasi . Inf. Ttg pely/tindkan
yang diberikan dan efek samping yang
ditimbulkan diberikan secara jelas, shg
memberikan kesempatan kpd pasien untuk
mengambil keputusan terbaik bagi dirinya.
 Meminta persetujuan yg akan dilakukan.
Pasien berhak mengetahui dan mendapat
penjelasan mengenai semua tindakan yg
dilakukan kepadanya. Persetujuan dari pasien
dan org terdekat dlm kelg. Perlu dimintakan
sblm tindakan dilakukan.
b. Bab IX. Sanksi, Pasal 42.

 Bidan yang dgn sengaja melakukan


praktik kebidanan tdk sesuai dgn
ketentuan sbgmn sesuai ktentuan Psl. 35
PP No. 32 tahun 1996 ttg tenaga
kesehatan
3. PP No. 8 tahun 1981 ttg informed consent

4. Peraturan menkes No. 585 thn 1989 ttg


Persetujuan tindakan medik informed
consent dikukuhkan mjd lembaga hukum.
Bab I pasal 1 (a) Informed consent:
persetujuan tindakan medik adalah
persetujua yang diberikan oleh pasien
atau kelgnya atas dsr penjlsan mengenai
tindk. Medik yg akan dilakukan thd pasien
tsb.
Informed consent mempunyai dua
dimensi yaitu sbb :

1. Dimensi hukum, merupakan


perlindungan pasien dari nakes/bidan :
 Keterbukaan informasi bidan-pasien.
 Informasi yang diberikan harus
dimengerti pasien.
 Memberi kesempatan pasien untuk
memperoleh yang terbaik.
2. Dimensi etik, mengandung nilai-nilai :

 Menghargai otonomi pasien


 Tidak melakukan intervensi melainkan
membantu pasien bila diminta atau
dibutuhkan.
 Bidan menggali keinginan pasien scr
subyektif atau pemikiran rasional.
 THANKS FOR YOUR ATTENTION …

Anda mungkin juga menyukai