Anda di halaman 1dari 30

INFORMED CONSENT

PENDAHULUAN INFORMED CONSENT

Dalam menghadapi dunia yang cepat berubah di era reformasi dan


kesejagatan banyak tantangan yang dihadapi oleh petugas kesehatan. Salah satu
bentuk asuhan yang akan dialaminya dan turut bertanggung jawab atas hasil
pilihannya itu.
.A Pengertian informed consent
Informed consent berarti membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan
tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya. Pilihan (choice) harus dibedakan
dari persetujuan (consent). Persetujuan penting dari sudut pandang bidan
berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur
yang akan dilakukan oleh bidan. Sedangkan pilihan (choice) lebih penting dari
sudut pandang wanita yang memberikan gambaran pemahaman masalah yang
sesungguhnya.
Hak dan keinginan wanita harus dihormati. Tujuannya adalah mendorong
wanita memahami asuhannya. Peran bidan tidak hanya membuat keputusan dalam
manajemen asuhan kebidanan tetapi juga menjamin bahwa hak wanita uterus
memilih asuhan dan keinginannya terpenuhi. Informed (mendapatkan penjelasan)
di sini maksudnya informasi yang lengkap sudah diberikan dan dimengerti oleh
wanita itu menyangkut resiko, manfaat, keuntungan, hasil yang mungkin dapat
diharapkan dari setiap pilihannya. Choice (pilihan) berarti ada alternatif lain, ada
lebih dari satu pilihan dan wanita itu mengerti perbedaannya, sehingga dia dapat
menentukan mana yang disukai atau sesuai kebutuhannya.
Wanita dengan pendidikan tinggi dalam membuat pilihan karena banyak
membaca atau mempunyai bekal untuk membuat keputusan, tetapi untuk sebagian
besar masih sulit karena berbagai alasan, misalnya sosial ekonomi, kurangnya
pendidikan, dan pemahaman masalah, kesulitan bahasa dan pemahaman sistem
kesehatan yang tersedia.

Apakah informed consent


1. Persetujuan yang diberikan pasien atau walinya yang berhak terhadap bidan,
untuk melakukan suatu ditingkatkan kebidanan kepada pasien, untuk
melakukan suatu memperoleh informasi lengkap dan dipahami mengenai
tindakan yang akan dilakukan.
2. Informed consent merupakan suatu proses
3. Secara hukum informed consent berlaku sejak 1981, PP no. 8 1981
4. Informed consent bukan hanya suatu formulir atau selembar kertas tetapi bukti
jaminan informed consent telah terjadi
5. Merupakan dialog antara bidan dengan pasien didasari keterbukaan akal
pikiran, dengan bentuk biro birokratisasi penandatanganan formulir.
6. Informed consent berarti pernyataan kesediaan atau pernyataan penolakan
setelah mendapat informasi secukupnya sehingga yang diberi informasi akan
segala akibat dari tindakan yang akan dilakukan terhadapnya sebelum ia
mengambil keputusan
7. Berperan dalam pencegahan konflik etik tetapi tidak mengatasi masalah etik,
tuntutan, pada intinya adalah bidan harus berbuat yang terbaik bagi klien
(Wahyuningsih, 2006:59).

.B Alasan informed choice penting


Klien yang informed consent akan lebih baik dalam menggunakan KB
suntik
1. Informed choice adalah suatu kondisi peserta/calon peserta KB yang memilih
kontrasepsi didasari oleh pengetahuan yang cukup setelah mendapat informasi
yang lengkap melalui KIP/K.
2. Memberdayakan para klien untuk melakukan informed choice adalah kunci
yang baik menuju pelayanan KB yang berkualitas.
3. Bayi calon peserta KB bahwa informed choice merupakan proses memahami
kontrasepsi yang akan dipakainya.

4. Bagi peserta KB apabila mengalami gangguan efek samping komplikasi dan


kegagalan tidak terkejut karena sudah mengerti tentang kontrasepsi yang akan
dipilihnya.
5. Bagi peserta KB tidak akan terpengaruh oleh rumor yang timbul di kalangan
masyarakat.
6. Bagi peserta KB apabila mengalami gangguan efek samping, komplikasi akan
cepat berobat ke tempat pelayanan.
7. Bagi peserta KB yang informed choice berarti akan terjaga kelangsungan
pemakaian kontrasepsinya.
INFORMED CONSENT
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

.A Pengertian
Jika kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan tindakan medis, surat
persetujuan tindakan medis (informed consent) diperlukan.
Informed consent adalah : persetujuan yang diberikan oleh klien atau
keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang
akan dilakukan terhadap klien tersebut (Saifuddin, 2006:U-6).
Menurut IBI (2006)
Informed consent adalah persetujuan sepenuhnya yang diberikan oleh
klien/pasien atau walinya, anak di bawah umur dari klien/pasien yang tidak sadar
misalnya pasien eklampsia kepada bidan untuk melakukan tindakan sesuai
kebutuhan.
Informed consent adalah suatu proses akan suatu formula atau selembar
kertas.
Informed consent adalah suatu dialog antara bidan dengan pasien atau
walinya yang didasari keterbukaan, akal dan pikiran yang sehat dengan suatu
upacara birokratisasi yakni penandatanganan suatu formulir atau selembar kertas

yang merupakan jaminan atau bukti bahwa persetujuan dari pihak pasien atau
walinya telah terjadi.
Menurut M. Yusuf Hanafiah dan Amri Amir (1999) informed consent
adalah persetujuan yang diberikan pasien kepada dokter setelah diberi penjelasan.
Dalam permenkes no. 589 tahun 1989 dijelaskan bahwa yang dimaksud
dengan PTM adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarga atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien
tersebut.
Fungsi informed consent (Djoko Wijono, 2000)
Beberapa fungsi informed consent menurut Kart dan Caplan adalah :
1. Promosi otonomi individu
2. Proteksi terhadap pasien dan obyek
3. Menghindari kecurangan atau penipuan dan paksaan
4. Mendorong adanya penelitian yang cermat diri sendiri oleh profesi medis
5. Promosi keputusan yang rasional
6. Menyertakan publik
Fungsi informed consent (IBI, 2007:96-97)
1. Untuk mempertanggungjawabkan tindakan yang dilakukan oleh bidan
2. Sebagai bahan bukti dari setiap tindakan bidan bula terjadi gugatan terhadap
bidan
3. Informed consent sebagai pencegah konflik etik dalam pencegahan konflik
etik, dikenal ada 3 butir yang diurut
4. Informed consent merupakan butir yang paling penting dalam pencegahan
konflik etik, kalau informed consent gagal, maka butir selanjutnya baru
dipergunakan secara berurutan sesuai dengan kebutuhan.
Menurut IBI (2007)
Dalam pelayanan KB, bidan harus selalu memberi kesempatan pasien untuk
memilih (informed choice) dan memberi persetujuan (informed consent) karena
bidan harus menjelaskan keuntungan dan kerugian setiap jenis alkohol dengan
jujur dan netral, tidak memaksakan suatu metode kontrasepsi tertentu. Mengingat
bahwa belum satu metode kontrasepsi yang aman dan efektif 100% maka dengan

melakukan informed choice dan informed consent selain perlindungan bagi bidan
sebagai pemberi pelayanan (provider) juga membantu dampak rasa nyaman bagi
pasien penerima jasa. Rasa aman dan nyaman mengurangi terjadinya efek
samping.
.B Bentuk informed consent
1. Tersirat atau dianggap telah diberikan (implied consent)
Adalah persetujuan yang diberikan pasien secara tersirat tanpa persyaratan
tegas
-

Keadaan normal
Contoh :

Pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium

Melakukan suntikan pada pasien

Melakukan penjahitan luka

Keadaan darurat
Bila pasien dalam keadaan gawat darurat (emergency) sedang dokter
memerlukan tindakan segera, sementara pasien dalam keadaan tidak
bisa memberikan persetujuan dan keluarganya tidak di tempat.

2. Dinyatakan (expressed consent)


Adalah persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau tulisan, bila yang
akan dilakukan lebih dari prosedur pemeriksaan dan tindakan yang biasa.
Misalnya :
-

Pemeriksaan dalam rektal

Pemeriksaan dalam vaginal

(Hanafiah, 1998:69-70)
Menurut Culves and Gert ada 4 komponen yang harus dipahami pada suatu
consent atau persetujuan
1. Suka rela (volumariness)
Suka rela mengandung makna bahwa pilihan yang dibuat atas suka rela
tanpa ada unsur paksaan didasari informasi dan kompetensi sehingga

pelaksanaan suka rela harus memenuhi unsur informasi yang diberikan


sejelas-jelasnya.
2. Informasi (information)
Jika pasien tidak tahu, sulit untuk dapat mendiskripsikan keputusan.
Dalam berbagai kode etik pelayanan kesehatan bahwa informasi yang
tercakup saja mampu membuat keputusan yang tepat, kurangnya informasi
tentang resiko, efek samping tindakan, akan membuat pasien sulit
mengambil keputusan, bahkan ada rasa cemas dan bingung.
3. Kompetensi (competence)
Dalam konteks consent kompetensi bermakna suatu pemahaman bahwa
seseorang membutuhkan sesuatu hal untuk membuat keputusan dengan
tepat, juga membutuhkan banyak informasi.
4. Keputusan (decision)
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses, di mana merupakan
persetujuan tanpa refleksi. Pembuatan keputusan tahap terakhir proses
pemberian persetujuan. Keputusan penolakan pasien terhadap suatu
tindakan harus divalidasi lagi apakah karena pasien kurang kompetensi.
Jika pasien menerima suatu tindakan beritahulah juga prosedur tindakan
dan buatlah senyaman mungkin.
(Puji Wahyuningsih, Heni, 2006:58-59)
Dimensi informed consent
1. Dimensi hukum
Merupakan perlindungan pasien terhadap bidan yang berperilaku
memaksakan kehendak. Memuat:
a. Keterbukaan informasi antara bidan dengan pasien
b. Informasi yang diberikan harus dimengerti pasien
c. Memberi kesempatan pasien untuk memperoleh yang terbaik
2. Dimensi etik
Mengandung nilai-nilai :
a. Menghargai otonomi pasien

b. Tidak melakukan intervensi melainkan membantu pasien bila diminta


atau dibutuhkan
c. Bidan menggali keinginan pasien baik secara subyektif atau hasil
pemikiran rasional
(Puji Wahyuningsih, Heni, 2006:58-59)
Syarat sahnya consent
Menurut KUHP pasal 1320
1. Adanya kata sepakat
Tanpa paksaan, tipuan maupun kekeliruan, kata sepakat diperoleh dari
pihak bidan dan pasien setelah terlebih dahulu bidan memberikan kepada
pasien sejelas-jelasnya
2. Kecakapan
Artinya bahwa seseorang memiliki kecakapan memberikan persetujuan,
jika orang itu mampu melakukan tindakan hukum, dewasa dan tidak gila.
3. Suatu hal tertentu
Obyek dalam persetujuan antara bidan dan pasien harus disebutkan dengan
jelas dan terinci. Misalnya: identitas pasien, meliputi: nama, jenis kelamin,
alamat, suami atau wali serta identitas yang memberikan persetujuan.
4. Suatu sebab yang halal
Maksudnya: isi persetujuan tidak boleh bertentangan dengan undangundang, tata tertib, kesusilaan, norma dan hokum
Informed consent mengandung beberapa segi hukum :
1. Pernyataan dalam informed consent menyatakan kehendak kedua belah pihak,
yaitu pasien menyatakan setuju atas tindakan yang dilakukan bidan dan
formulir persetujuan itu ditandatangani oleh kedua belah pihak, maka
persetujuan kedua pihak saling mengikat dan tidak dapat dibatalkan oleh salah
satu pihak.
2. Informed consent tidak meniadakan atau mencegah diadakannya tuntutan di
muka pengadilan atau membebaskan RS/RB atau bidan terhadap tanggung

jawabnya apabila terdapat kelalaian. Ia hanya dapat dipergunakan sebagai


bukti tertulis akan adanya izin atau persetujuan dari pasien terhadap tindakan
yang dilakukan.
3. Formulir yang ditandatangani pasien atau wali pada umumnya berbunyi segala
akibat dari tindakan akan menjadi tanggung jawab bidan atau RB. Rumusan
tersebut secara hukum tidak mempunyai kekuatan hukum, mengingat
seseorang tidak dapat membebaskan diri dari tanggung jawabnya atas
kesalahan yang belum dibuat (Wahyuningsih, 2006:60-62)

PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PERSETUJUAN


TINDAKAN MEDIK
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 585/Men.Kes/PER/X/1989
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 575/Men.Kes/PER/IX/1989
Yang dimaksud dengan
Persetujuan tindakan medik/informed consent adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar persetujuan mengenai
tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
Tindakan medik adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap pasien berupa
diagnostik terapeutik
Tindakan invasif adalah tindakan medik yang langsung dapat mempengaruhi
keutuhan jaringan tubuh
Dokter adalah dokter/dokter spesialis dan dokter gigi/dokter gigi spesialis
yang bekerja di rumah sakit, puskesmas, klinik atau praktek perorangan/
bersama
Persetujuan
1. Semua tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien harus
mendapat persetujuan. Persetujuan dapat dilakukan secara tertulis maupun
lisan.
2. Persetujuan sebagaimana dimaksud diberikan setelah pasien mendapat
informasi yang adekuat tentang perlunya tindakan medik yang
bersangkutan serta resiko yang dapat ditimbulkannya.
3. Setiap tindakan medik yang mengandung resiko tinggi harus dengan
persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan
persetujuan.
Informasi

1. Informasi tindakan medik harus diberikan kepada pasien, baik diminta


maupun tidak diminta
2. Informasi yang diberikan mencakup keuntungan dan kerugian dari
tindakan medik yang akan dilakukan, baik diagnostik maupun terapeutik
3. Dalam hal tindakan bedah (operasi) atau tindakan invasif lainnya,
informasi harus diberikan oleh dokter yang akan melakukan operasi
tersendiri
4. Informasi yang harus diberikan jika ada perluasan operasi
Yang berhak memberikan persetujuan :
1. Persetujuan diberikan oleh pasien dewasa yang berada dalam keadaan
sadar dan sehat mental. Pasien dewasa yang dimaksud adalah yang telah
berumur 21 tahun atau telah menikah.
2. Bagi pasien dewasa yang berada di bawah pengampuan (curatele)
persetujuan diberikan oleh wali/curator. Bagi pasien dewasa yang
menderita gangguan mental, persetujuan diberikan oleh keluarga terdekat
orang tua/wali.
3. Pasien di bawah 21 tahun tidak mempunyai orang tua/wali dan orang
tua/wali berhalangan, persetujuan diberikan oleh keluarga terdekat atau
induk semang.
4. Dalam hal pasien tidak sadar/pingsan serta tidak didampingi oleh keluarga
terdekat dan secara medik berada dalam keadaan gawat dan atau darurat
yang memerlukan tindakan medik segera untuk kepentingannya, tidak
diperlukan persetujuan dari siapa pun.
(Wijono, Djoko, 2000:1246)
Tanggung jawab
Dokter bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan tentang persetujuan
tindakan medik. Pemberian persetujuan tindakan medik yang dilaksanakan di
rumah sakit/klinik, maka rumah sakit/klinik yang bersangkutan ikut
bertanggung jawab.

(Wijono, Djoko, 2000:1246)


Sanksi
Terhadap dokter yang melakukan tindakan medik tanpa adanya persetujuan
dari pasien atau keluarganya dapat dikenakan sanksi administratif berupa
pencabutan surat izin prakteknya.
(Wijono, Djoko, 2000:1246)
PERSETUJUAN INFORMED CONSENT
Setiap rumah sakit dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan dan
prosedur tentang informed consent harus memperhatikan ketentuan-ketentuan
di bawah ini :
-

Pengaturan persetujuan atau penolakan tindakan medis harus dalam bentuk


kebijakan dan prosedur dan diterapkan tertulis oleh pimpinan rumah sakit

Memperoleh informasi dan penjelasan merupakan hak pasien dan


sebaliknya memberikan informasi dan penjelasan adalah kewajiban dokter

Pelaksanaan informed consent dianggap benar jika memenuhi ketentuan di


bawah ini :
a. Persetujuan/penolakan tindakan medis diberikan untuk tindakan medis
yang dinyatakan secara spesifik
b. Persetujuan/penolakan tindakan medis diberikan tanpa paksaan
c. Persetujuan/penolakan tindakan medis diberikan oleh seseorang
(pasien) yang sehat mental dan yang memang berhak memberikannya
dari segi hukum
d. Persetujuan/penolakan tindakan medis diberikan setelah diberikan
cukup informasi dan penjelasan yang diberikan

(Wijono, Djoko, 2000:1249-1250)


Isi informasi dan penjelasan yang harus diberikan :
1. Informasi dan penjelasan tentang tujuan dan prospek keberhasilan
tindakan medik yang akan dilakukan

2. Informasi dan penjelasan tentang tata cara tindakan medis yang akan
dilakukan
3. Informasi dan penjelasan tentang resiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi
4. Informasi dan penjelasan tentang alternatif tindakan medis lain yang
tersedia dan serta resikonya masing-masing
5. Informasi dan penjelasan tentang prognosis penyakit apabila tindakan
medis tersebut dilakukan
6. Prognosis
(Wijono, Djoko, 2000:1249-1250)
Cara menyampaikan informasi dan penjelasan
Informasi dan penjelasan disampaikan secara lisan. Informasi dan penjelasan
secara tulisan dilakukan hanya sebagai pelengkap penjelasan yang telah
disampaikan secara lisan.
Pihak yang berhak menyatakan persetujuan
Pasien sendiri, yaitu apabila pasien telah berumur 21 tahun atau telah menikah
Bagi pasien di bawah umur 21 tahun, persetujuan (informed consent) atau
penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai
berikut :
1. Ayah/ibu kandung
2. Saudara-saudara kandung
Bagi pasien di bawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau
orang tuanya berhalangan hadir. Persetujuan (informed consent) atau
penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai
berikut :
1. Ayah/ibu adopsi
2. Saudara-saudara kandung
3. Induk semang

Bagi pasien dewasa gangguan mental, persetujuan (informed consent) atau


penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut:
1. Ayah/ibu kandung
2. Wali yang sah
3. Saudara-saudara kandung
Bagi pasien dewasa berada di bawah pengampuan (curatele) persetujuan atau
penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka
1. Wali
2. Curator
Bagi pasien dewasa telah menikah/orang tua, persetujuan atau penolakan
tindakan medik diberikan oleh mereka menurut urutan :
1. Suami/istri
2. Ayah/ibu kandung
3. Anak-anak kandung
4. Saudara-saudara kandung
(Wijono, Djoko, 2000:1249-1250)
Cara menyatakan persetujuan
Cara pasien menyertai persetujuan dapat secara tertulis maupun lisan.
Persetujuan secara tertulis mutlak diperlukan pada tindakan medis yang
mengandung resiko tinggi, sedangkan persetujuan secara lisan diperlukan
pada tindakan medis yang tidak mengandung resiko tinggi.
Format isian persetujuan tindakan medik atau penolakan tindakan medik
dengan ketentuan :
-

Diketahui dan ditandatangani oleh 2 orang sanksi. Perawat bertindak


sebagai salah satu saksi

Materai tidak diperlukan

Formulir asli harus disimpan dalam berkas rekam medis pasien

Formulis harus sudah diisi dan ditandatangani 24 jam sebelum tindakan


medis dilakukan

Dokter harus ikut membubuhkan tanda tangan sebagai bukti bahwa telah
diberikan informasi dan penjelasan secukupnya

Sebagai ganti tanda tangan, pasien atau keluarganya yang buta huruf harus
membubuhkan cap jempol jari tangan kanan

(Wijono, Djoko, 2000:1251-1252)


Persetujuan tindakan medis oleh pasangan suami istri
Dengan

dilakukannya

tindakan

medis

termasuk

kontrasepsi,

maka

pengaruhnya terhadap lembaga perkawinan cukup besar sehingga izin harus


dari kedua belah pihak, berbeda dengan tindakan medis lainnya yang tidak
menyangkut organ reproduksi yang izinnya terutama diberikan oleh pihak
yang akan mengalami tindakan tersebut.
(Saifudin, 2006:U-6)
Daftar hak untuk petugas
Pada halaman belakang lembar persetujuan, tindakan medis terdapat daftar
hak untuk petugas yang digunakan untuk mengingatkan petugas adanya
beberapa aspek yang harus dijelaskan kepada klien melalui beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan metode kontrasepsi mantap pria/wanita,
implan dan alat kontrasepsi dalam rahim (cara kerja, kontraindikasi, efek
samping, komplikasi, kegagalan, keuntungan dan kerugian, jadwal/tempat
kunjungan ulang, persyaratan kontap pria/perempuan dan rekanalisasi serta
keberhasilan, resiko pencabutan AKDR/implant dan jadwal pencabutannya,
serta kategori pencabutan AKDR/implant. Pertanyaan tersebut harus dijawab
sendiri oleh petugas dengan mengisi kode pada kota yang sesuai.
Catatan tindakan dan pernyataan
Sesuai calon peserta dan pasangannya menandatangani informed consent
pelayanan kontrasepsi baru dilakukan. Pada halaman belakang lembar
persetujuan tindakan medis terdapat catatan tindakan dan pernyataan oleh
dokter/bidan/perawat yang melakukan tindakan. Keberhasilan tindakan,

waktu, serta pernyataan dari petugas bahwa pelayanan yang diberikan sudah
sesuai dengan standar.
(Syaifudin, 2006:U-1)
PENOLAKAN
Tidak selamanya pasien atau keluarga setuju dengan tindakan medis yang
akan dilakukan. Dalam situasi demikian, petugas kesehatan harus memahami
bahwa klien dan keluarga mempunyai hak untuk menolak usul tindakan yang
akan dilakukan. Ini untuk informed consent.
Tidak ada hak dokter/petugas kesehatan lain yang dapat memaksa pasien
mengikuti anjuran walaupun penolakan tersebut bisa berakibat gawat atau
kematian pasien.
Bila gagal dalam meyakinkan pasien maka diperlukan alternatif tindakan
untuk keamanan di kemudian hari. Sebaiknya meminta pasien atau keluarga
menandatangani serta penolakan terhadap anjuran tindakan medik.
(Hanafiah, Yusuf, 1999:72)

PERMOHONAN DAN PERSETUJUAN PELAYANAN KONTRASEPSI


(INFORMED CONSENT)
................................ *)

Kami yang bertanda tangan di bawah ini : **)


Nama istri
Nama suami
Nomor seri kartu
Alamat
Setelah mendapat penjelasan dan mengerti sepenuhnya segala hal-hal yang
berkaitan dengan alat kontrasepsi serta setelah kami sepakat berdua (suami, istri),
bersama ini secara sukarela kami mohon dapat dilakukan pelayanan :
Dokter/Bidan

Pemohon/Calon

Suami/Istri

Paramedis

Peserta KB

Calon peserta KB

(......................)

(......................)

(......................)

Dari klinik KB/rumah sakit


Catatan :
* Diisi dengan cara KB yang dipakai
** Bagi yang tidak dapat membaca, agar pernyataan tersebut dibacakan oleh
petugas

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS


Saya, yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

Umur/kelamin :
Alamat

tahun, laki-laki/perempuan

Bukti diri/KTP :
Menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan
PERSETUJUAN
Untuk dilakukan tindakan medis berupa **
Terhadap diri saya sendiri/istri/suami/anak*/ayah*/ibu saya*, dengan
Nama

Umur/kelamin

Alamat

Bukti diri/KTP

Dirawat di

Nomor rekam medis :


Yang tujuan, sifat dan perlunya tindakan medis tersebut di atas, serta risiko yang
ditimbulkan telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti
sepenuhnya.
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran tanpa
paksaan

.......... tgl ......... bulan ......... tahun


Saksi-saksi
Tanda tangan

1. (........................)
Nama jelas

Yang membuat pernyataan


Tanda tangan

Tanda tangan

(........................)
Nama jelas

(........................)
Nama jelas

2. (........................)
Nama jelas
** Isi dengan jelas tindakan yang akan dilakukan
* Lingkari dan coret yang lain

PENOLAKAN TINDAKAN MEDIS


Saya, yang bertanda tangan di bawah ini
Nama

Umur/kelamin

Alamat

Bukti diri/KTP

Menyatakan dengan sesungguhnya menyatakan


PENOLAKAN
Untuk dilakukan tindakan medis berupa **
Terhadap diri ssaya sendiri*/istri/suami*/anak*/ayah*/ibu saya* dengan
Nama

Umur/kelamin

Alamat

Dirawat di

Nomor rekam medis:


Saya juga telah menyatakan dengan sesungguhnya dengan tanpa paksaan bahwa
saya:
a. Telah diberikan informasi dan penjelasan serta peringatan akan bahaya, resiko
serta kemungkinan-kemungkinan yang timbul apabila tidak dilakukan
tindakan medis berupa*
b. Telah saya pahami sepenuhnya informasi dan penjelasan yang diberikan oleh
dokter
c. Atas tanggung jawab dan resiko saya sendiri tetap menolak untuk tindakan
medis yang dianjurkan oleh dokter.

.......... tgl ......... bulan ......... tahun


Saksi-saksi
Tanda tangan

1. (........................)
Nama jelas

Yang membuat pernyataan


Tanda tangan

Tanda tangan

(........................)
Nama jelas

(........................)
Nama jelas

2. (........................)
Nama jelas
** Isi dengan jelas tindakan yang akan dilakukan
* Lingkari dan coret yang lain

INFORMED CONSENT

.A Pengertian
-

Informed consent adalah persetujuan/kesepakatan pasien atas upaya medis


yang akan dilakukan terhadap dirinya, setelah pasien mendapat informasi
dan dokte mengenai upaya medis yang dapat dilakukan untuk menolong
dirinya disertai informasi mengenai segala resiko yang mungkin terjadi
(Iskandar, 1998:62).

Informed consent adalah kesepakatan/persetujuan yang diberikan oleh


pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik
yang dilakukan terhadap pasien tersebut (BKKBN, 1996:70).

.B Tujuan
-

Meningkatkan mutu pelayanan kontrasepsi kepada masyarakat

Meningkatkan jumlah peserta KB yang aman dan puas sehingga dapat


terbina menjadi peserta KB lestari

(BKKBN, 1993:34-35)
-

Membantu lancarnya tindakan medis

Menjamin jalinan kerja sama antara dokter dan pasien

Meningkatkan mutu pelayanan

Pemulihan dan penyembuhan penyakit akan lebih cepat

Memenuhi kewajiban etik, kewajiban administrasi dan hukum

(Saifuddin, 2002: 45, 48)


.C Informed consent/PTM dalam pelayanan KB-KR
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan termasuk pengayoman medis
maka diharapkan peserta KB yang akan menggunakan IUD, suntikan, implan
dan MOP/MOW, terlebih dahulu mengisi informed consent.
Informed consent ini adalah formulir yang berisi persetujuan dari pemohon/
calon peserta KB untuk mendapatkan pelayanan IUD/suntikan/implant/MOP/

MOW dari petugas kesehatan, sesuai kewenangan yang dimiliki oleh petugas
yang bersangkutan (BKKBN, 1993:34-35).
Dalam pelayanan KB bidan harus menjelaskan keuntungan dan kerugian
setiap jenis alat kontrasepsi dengan jujur dan netral, tidak memaksakan suatu
metode kontrasepsi tertentu (PP IBI, 2007:105).
Yang pada akhirnya IC/PTM: meningkatnya mutu pelayanan KB/kontrasepsi
kepada masyarakat dan meningkatnya jumlah peserta KB yang aman, puas
sehingga dapat terbina menjadi peserta KB lestari (BKKBN, 1993:35).

PENCATATAN DAN PELAPORAN

Record
Pengertian
-

Catatan yang berisi tentang kejadian otentik, kegiatan pernyataan transaksi

Informasi yang berisikan kenyataan/kejadian dalam pelayanan yang


diberikan

Penulisan tentang kenyataan yang menggambarkan yan otentik dan legal

Suatu kegiatan mencatat dan melaporkan berbagai aspek yang berkaitan


dengan dengan pelayanan kontrasepsi yang dilakukan oleh klinik KB dan
dokter/BPS (BKKBN, 1996:108)

Pelaporan
Pengertian :
-

Alat pemberitahuan/pertanggungjawaban dari pejabat bawahan kepada


atasan/dari suatu tim kerja yang secara lengkap, sistematis dan kronologis
(www.arsipjatim.go.id)

Mengkomunikasikan informasi kepada seseorang/kelompok dalam team


work untuk asuhan baik secara lisan/tertulis sebagai sarana pembuktian
responsibility dan accountability

Pencatatan dan pelaporan program KB nasional


Suatu proses untuk mendapatkan data dan informasi yang merupakan
substansi pokok dalam sistem informasi program KB nasional dan
dibutuhkan untuk kepentingan operasional program.
Tujuan :
Untuk menunjang tertibnya administrasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kesehatan di RS/puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya

Informed choice
Pengertian
-

Informed consent telah mendapatkan informasi yang lengkap dan benar


Choice pilihan
Pilihan yang didasari atas pengetahuan yang cukup setelah
mendapatkan informasi yang memadai (lengkap, jelas dan benar)
(prov.bkkbn.go.id)

Membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan tentang alternatif asuhan


yang akan dialaminya (Sofyan, 2007:93)

Tujuan
Untuk meyakinkan bahwa semua klien memutuskan diri mereka sendiri
mengenai pelayanan kesehatan yang terbaik bagi kebutuhan mereka
(prov.bkkbn.go.id)
Informed consent
Pengertian :
-

Persetujuan yang diberikan pasien kepada dokte setelah diberikan


informasi (Hanafiah, 1999:68)

Persetujuan yang diberikan pasien/keluarga atas dasar penjelasan


mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut
(Permenkes no. 589 tahun 1989)

Persetujuan sepenuhnya yang diberikan oleh klien/pasien atau walinya


(bagi bayi, anak di bawah umur dan klien/pasien yang tidak sadar
misalnya pasien eklamsia) kepada bidan untuk melakukan tindakan sesuai
kebutuhan (Sofyan, 2007:96)

Suatu dialog antara bidan dengan pasien atau walinya yang didasarinya
keterbukaan akal dan pikiran yang sehat dengan suatu upacara
birokratisasi yakni penandatanganan suatu formulir/selembar kertas yang
merupakan jaminan atau bukti bahwa persetujuan dari pihak pasien atau
walinya telah terjadi (Sofyan, 2007:96)

Tujuan :
-

Melindungi pengguna jasa tindakan medis (pasien) secara hukum

Memberikan perlindungan hukum terhadap pelaksana tindakan medis dari


tuntutan-tuntutan pihak medis yang tidak wajar

(Irivandykapalawi.wordpress.com)
Bentuk :
1. Tersirat/dianggap telah diberikan (informed consent)
-

Keadaan normal

Keadaan darurat

2. Dinyatakan (expressed consent)


-

Lisan

Tulisan

(Hanafiah, 1999:69)

ASPEK LEGAL DALAM PENDOKUMENTASIAN

Diatur dalam peraturan-peraturan antara lain :


1. Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang
rekam medis
a. Instansi dan tenaga yang wajib untuk melakukan rekam medis. Setiap
sarana kesehatan wajib membuat rekam medis, dibuat oleh dokter atau
tenaga kesehatan lain yang terkait, harus dibuat segera dan dilengkapi
setelah pasien menerima pelayanan, dan harus dibubuhi tanda tangan yang
memberikan pelayanan.
b. Tata cara penyelenggaraan
Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan dalam rekam
medis dapat dilakukan pembentulan.
Pembentulan hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa
menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter,
dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan. Dokter,
dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu bertanggung jawab atas catatan
dan/atau dokumen yang dibuat pada rekam medis.
c. Kepemilikan, pemanfaatan dan tanggung jawab
Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan sedangkan isi
rekam medis milik merupakan milik pasien.
Pemanfaatan rekam medis dapat dipakai sebagai :
-

Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien

Alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin dan etika

Keperluan pendidikan dan penelitian

Dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan

Data statistik kesehatan

Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilang,


rusak, pemalsuan, dan/atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak
berhak rekam medis.
d. Persyaratan hukum rekam medis, meliputi :

1) Kelengkapan (semua harus tercatat dan terdokumentasi)


2) Keakuratan (semua data harus sesuai dengan fakta yang sebenarnya)
3) Ketepatan waktu (dicatat pada waktu dilaksanakan, pakai tanggal,
bulan, tahun dan jam)
4) Diisi/dicatat oleh dokter/perawat, diparaf dan tanda tangan
5) Disimpan petugas RM dengan baik
e. Sanksi
Pelanggaran terhadap ketentuan dalam peraturan ini dapat dikenakan
sanksi administratif mulai dari teguran lisan sampai pencabutan surat izin.
2. Kepmenkes no. 900 tahun 2002 tentang registrasi dan praktek bidan
(Kepmenkes RI no 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek
bidan)
Pasal 27
(1) Dalam melaksanakan praktek bidan wajib melakukan pencatatan dan
pelaporan sesuai dengan pelayanan yang diberikan
(2) Dilaporkan ke puskesmas tembusan dinkes
Beberapa kewajiban pokok yang menyangkut isi rekam medis berkaitan
dengan aspek hukum adalah :
1) Segala gejala atau peristiwa yang ditemukan harus dicatat secara akurat
dan langsung
2) Rekam medis harus berisikan fakta dan penilaian klinis
3) Setiap tindakan yang dilakukan tetapi tidak ditulis, secara yuridis dianggap
tidak dilakukan
4) Setiap tindakan yang dilakukan terhadap pasien harus dicatat dan dibubuhi
paraf
5) Tulisan harus jelas dan dapat dibaca (juga oleh orang lain)
a. Kesalahan yang diperbuat oleh tenaga kesehatan lain karena salah baca
dapat berakibat fatal
b. Tulisan yang tidak dapat dibaca, dapat menjadi bumerang bagi si
penulis, apabila rekam medis ini sampai ke pengadilan

6) Jangan menulis tulisan yang bersifat menuduh atau mengkritik teman


sejawat atau tenaga kesehatan yang lainnya
7) Jika salah menulis, coretlah dengan satu garis dan diparaf, sehingga yang
dicoret masih bisa dibaca
8) Jangan melakukan penghapusan, menutup dengan tip-ex atau mencoretcoret sehingga tidak bisa dibaca ulang
9) Jangan merubah catatan rekam medis dengan cara apa pun karena bisa
dikenai pasal penipuan
Aspek hukum informed consent
Diatur dalam peraturan Menteri Kesehatan No. 585/Menkes/Per/IX/1989
tentang persetujuan tindakan medik (PTM) / informed consent (IC)
a. Yang berhak memberikan persetujuan
Pasal 8
(1) Persetujuan diberikan oleh pasien dewasa yang berada dalam keadaan
sadar dan sehat mental
(2) Pasien dewasa sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah yang telah
berumur 21 tahun atau telah menikah
Pasal 9
(1) Bagi pasien dewasa yang berada di bawah pengampuan (curatele)
persetujuan diberikan oleh wali/kurator
(2) Bagi pasien dewasa yang menderita gangguan mental, persetujuan
diberikan oleh orang tua/wali/curator
Pasal 1a
Bagi pasien di bawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua/wali
atau orang tua/wali berhalangan, persetujuan diberikan oleh keluarga atau
induk semang
Pasal II
Dengan hal pasien tidak sadar/pingsan serta tidak didampingi oleh
keluarga terdekat dan secara medik berada dalam keadaan gawat dan atau

darurat yang memerlukan tindakan medik segera untuk kepentingannya,


tidak diperlukan persetujuan dari siapa pun.
b. Tanggung jawab
Pasal 12
(1) Dokter bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan tentang
persetujuan tindakan medik
(2) Pemberian persetujuan tindakan medik yang dilaksanakan di rumah
sakit/klinik, maka rumah sakit/klinik yang bersangkutan ikut
bertanggung jawab
c. Sanksi
Pasal 12
Terhadap dokter yang melakukan tindakan medik tanpa adanya
persetujuan dari pasien atau keluarganya dapat dikenakan sanksi
administratif berupa pencabutan surat izin prakteknya
Dasar utama informed consent, adalah :
1. Etik dan moral
2. Otonomi pasien (the right to self determination)
3. Diberikan sukarela oleh yang berwenang
Hakekatnya :
-

Harus tercatat, terdokumentasi dalam rekam medis

Dapat dibuktikan bila ada masalah

Daftar kepustakaan
Hanafiah, M. Jusuf dan Amri Amir. 1999. Etika Kedokteran dan Hukum
Kesehatan. Jakarta: EGC.
BKKBN. 1996. Informasi Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN.
Supriadi, Willa. 2008. Hukum Kesehatan Rekam Medis. www.hukumkes.
wordpress.com
www.depkes.co.id. 2008. Rekam Medis.
Rono. 2008. Rekam Medis. www.ranocenter.net

3.

Anda mungkin juga menyukai