Anda di halaman 1dari 1

PENOLAKAN TINDAKAN MEDIS Hak pasien atau keluarga untuk menolak tindakan yang akan dilakukan dokter disebut

informed refusal. Tidak ada hak dokter yang dapat memaksa pasien mengikuti anjurannya, walaupun dokter menganggap penolakan bisa berakibat gawat atau kematian pasien. Bila dokter gagal dalam meyakinkan pasien pada alternatif tindakan yang diperlukan, maka untuk keamanan dikemudian hari, sebaiknya dokter atau rumah sakit meminta pasien atau keluarga menandatangani surat penolakan terhadap anjuran tindakan medik yang diperlukan. Dalam kaitan transaksi terapeutik dokter dengan pasien, pernyataan penolakan pasien atau keluarga ini dianggap sebagai pemutusan transaksi terapeutik. Dengan demikian apa yang terjadi dibelakang hari tidak menjadi tanggung jawab dokter atau rumah sakit lagi. Penolakan tindakan medis diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 Bab V Penolakan Tindakan Kedokteran (1) Penolakan tindakan kedokteran dapat dilakukan oleh pasien dan atau keluarga terdekatnya setelah menerima penjelasan tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan. (2) Penolakan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan secara tertulis. (3) Akibat penolakan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (2)menjadi tanggung jawab pasien.

Anda mungkin juga menyukai