INFORMED CONSENT
DEVIE ISMAYANTY,S.PSI.,S.ST.,M.TR.KEB
POKOK BAHASAN
1. Informed Choice bukan sekedar mengetahui berbagai pilihan, namun juga mengerti
benar manfaat dan risiko setiap pilihan yang ditawarkan.
2. Informed Choice tidak sama dengan membujuk atau memaksa klien mengambil
keputusan yang menurut orang lain baik (meskipun dilakukan dengan cara halus).
secara tidak sadar, bidan sering kali melakukan pemaksaan saat proses Informed
Choice, misalnya melalui ucapan-ucapan sebagai berikut
“Yah…jika hal itu terjadi pada saya, maka saya
akan…”.
Ingat bahwa bidan bukan klien, sebesar apapun
empati bidan terhadap penderitaan klien tidak
akan pernah sama, karena bidan tidak merasakan
apa yang dirasakan klien.
Informed consent secara harfiah terdiri dari dua kata yaitu informed dan consent.
Maka:
Informed consent berarti suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi
informed consent adalah pernyataan setuju dari pasien yang diberikan dengan bebas
dan rasional, sesudah mendapatkan informasi dari dokter dan sudah dimengerti
olehnya
Menurut Jusuf Hanafiah, Informed Consent adalah persetujuan yang diberikan pasien
kepada dokter setelah diberi penjelasan.
Informed Consent bukan sekedar formulir persetujuan yang didapat dari pasien, juga
bukan sekedar tanda tangan pihak keluarga, namun merupakan proses komunikasi. inti
dari proses Informed Consent adalah kesepakatan antara tenaga kesehatan dan klien,
formulir hanya pendokumentasian hasil kesepakatan.
tujuan tindakan
medis
diagnosis dan
tata cara INFORMED alternatif
tindakan medis CONSENT tindakan
Komplikasi Risiko
Dasar Hukum Pengaturan Informed choice dan informed Consent
5. Menurut Pasal 32 huruf (j) dan (k) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan No 585/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan
Medik, Peraturan Menteri Kesehatan No. 290/Menkes/Per/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran,
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1419/Men.Kes/Per/X/2005 tentang
Penyelanggaraan Praktik Kedokteran.
9. Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI).
10. Kode etik kebidanan
Tujuan Informed Consent
b. Memberikan perlindungan hukum terhadap akibat yang tidak terduga dan bersifat
negatif, misalnya terhadap risk of treatment yang tak mungkin dihindarkan
walaupun dokter sudah mengusahakan semaksimal mungkin dan bertindak
dengan sangat hati-hati dan teliti.
Komponen Informed Consent
1. Implied Consent
Contohnya : saat bidan akan mengukur tekanan darah ibu, ia hanya mendekati si
ibu dengan membwa sfingmomanometer tanpa mengatakan apa pun dan si ibu
langsung menggulung lengan bajunya (meskipun tidak mengatakan apapun, sikap
ibu menunjukan bahwa ia tidak keberatan terhadap tindakan yang akan dilakukan
bidan)
2. Express Consent
Express consent yaitu persetujuan yang dinyatakan dalam bentuk tulisan atau
secara verbal. Sekalipun persetujuan secra tersirat dapat diberikan, namun sangat
bijaksana bila persetujuan pasien dinyatakan dalam bentuk tertulis karena hal ini
dapat menjadi bukti yang lebih kuat di masa mendatang.
Kasus 3
Pasien menentukan Tindakan medis yang dijelaskan oleh bidan
Kasus 4
Bidan menjelaskan resiko dan manfaat dari suatu Tindakan medis kepada pasien
TERIMA KASIH