M e n g h a d a p i p e n o l a k a n 2020
p a s i e n t e r h a d a p
T i n d a k a n k e p e r a w a t a n
Creative
Clear
Colorful
Nama kelompok
Hello
pembahasan
Informed Concent
Informed Consent teridiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti
informasi atau keterangan dan “consent” yang berarti persetujuan atau
memberi izin. Jadi pengertian Informed Consent adalah suatu persetujuan
yang diberikan setelah mendapat informasi. Dengan demikian Informed
Consent dapat di definisikan sebagai pernyataan pasien atau yang sah
mewakilinya yang isinya berupa persetujuan atas rencana tindakan
kedokteran yang diajukan oleh dokter setelah menerima informasi yang
cukup untuk dapat membuat persetujuan atau penolakan. Persetujuan
tindakan yang akan dilakukan oleh Dokter harus dilakukan tanpa adanya
unsur pemaksaan
Istilah Bahasa Indonesia Informed Consent diterjemahkan
sebagai persetujuan tindakan medik yang terdiri dari dua suku
kata Bahasa Inggris yaitu Inform yang bermakna Informasi dan
consent berarti persetujuan. Sehingga secara umum Informed
HEI
Consent dapat diartikan sebagai persetujuan yang diberikan
oleh seorang pasien kepada dokter atas suatu tindakan medik
yang akan dilakukan, setelah mendapatkan informasi yang jelas
akan tindakan tersebut.
“
Bentuk – bentuk Informed Consent
Ada dua macam bentuk imformed consent yaitu :
a. Dengan pernyataan (expression), dapat secara lisan dan secara tertulis.
Expression consent adalah persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau tulisan, bila yang akan
dilakukan lebih dari prosedur pemeriksaan dan tindakan yang biasa.
b. Dianggap diberikan, tersirat (implied) yaitu dalam keadaan biasa atau normal dan dalam keadaan
gawat darurat.
Implied consent adalah persetujuan yang diberikan pasien secara tersirat, tanpa pernyataan tegas.
Informed Refusal
Pengertian Informed Refusal
Dalam dunia medis Penolakan Tindakan Medis biasa disebut Informed Refusal. Penolakan yang
diinformasikan adalah antitesis dari informed consent, perpanjangan alami dari doktrin. Informed
consent dibahas dengan sangat rinci dalam literatur medis, hukum, dan manajemen risiko; sedangkan
penolakan berdasarkan informasi kurang mendapat perhatian. Tentu saja, informed consent sangat
penting untuk mengenali otonomi pasien, melindungi status pasien sebagai manusia, dan
menyediakan sarana untuk pengambilan keputusan yang rasional sambil melindungi penyedia
layanan kesehatan dari risiko yang terkait dengan harapan yang tidak selaras. Proses informed
consent berkaitan dengan ketentuan pengungkapan risiko dan manfaat dari pengobatan yang
diusulkan, sering pada pasien yang relatif cenderung menerima pengobatan yang diusulkan
“
Tujuan Informed Refusal
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa Pasien memiliki hak untuk menolak dilakukannya
tindakan kedokteran. Hal ini didasarkan pada adanya transaksi terapeutik antara dokter dan
pasien yang erat kaitannya dengan pelaksanaan hak dasar pasien atas pelayanan kesehatan
(the right to health care), dan hak untuk menentukan nasib sendiri (the right of self
determination) yang harus diakui dan dihormati, Inti dari adanya penolakan tindakan
kedokteran oleh pasien adalah pasien akan menanggung segala akibat dari penolakan
tindakan kedokteran tersebut, Akibat hukum dari adanya penolakan tindakan kedokteran oleh
pasien adalah pasien akan menanggung sendiri risiko yang terjadi atas dampak penolakan
tindakan kedokteran tersebut.
Hak pasien yang pertama adalah hak atas informasi. Dalam UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan,
pasal 53 dengan jelas dikatakan bahwa hak pasien adalah hak atas informasi dan hak memberikan
persetujuan tindakan medik atas dasar informasi (informed consent). Jadi, informed consent
merupakan implementasi dari kedua hak pasien tersebut. Hak pasien tersebut merupakan bagian dari
hak asasi manusia yang dilindungi Undang-Undang.
Dalam dunia medis Penolakan Tindakan Medis biasa disebut Informed Refusal. Penolakan yang
diinformasikan adalah antitesis dari informed consent, perpanjangan alami dari doktrin. Informed
consent dibahas dengan sangat rinci dalam literatur medis, hukum, dan manajemen risiko; sedangkan
penolakan berdasarkan informasi kurang mendapat perhatian. Tentu saja, informed consent sangat
penting untuk mengenali otonomi pasien, melindungi status pasien sebagai manusia, dan
menyediakan sarana untuk pengambilan keputusan yang rasional sambil melindungi penyedia layanan
kesehatan dari risiko yang terkait dengan harapan yang tidak selaras.
“KALAU ADA
KESALAHAN MOHON
DIMAAFKAN, KALAU ADA
YANG SAYANG MOHON
DIUNGKAPKAN,SEKIAN
TERIMAKASIH