Anda di halaman 1dari 26

PERSFEKTIF

KEPERAWATAN
ANAK
BY
RIFFA ISMANTI
Paradigma Keperawatan Anak
1. Manusia adalah individu yang berusia 0-18 tahun yg sedang
mengalami proses tumbuh kembang,mempunyai kebutuhan
spesifik (fisik/biologis,sosial dan spiritual)
2. Sehat adalah sehat dalam rentang sehat-sakit, sehat adalah
keadaan optimal antara fisik mental,sosial yg harus dicapai
secara seimbang dalam kehidupan anak dalam rangka
mencapai tumbang secara optimal sesuai usianya
3. Lingkungan--- anak adalah individu yg masih
bergantung pada lingkungan orang dewasa.
Lingkungan terdiri dari:
- Lingkungan internal:genetik, kematangan biologis,
jenis kelamin,intelektual, emosi dan predisposisi thdp
penyakit
- Lingkungan eksternal: status nutrisi, orang tua,
sudara kandung,masyarakat, kelompok,disiplin yg
ditanamkan ortu,agama, budaya,sosek, iklim, cuaca,
lingkungan fisik rumah maupun sanitasi
4. Keperawatan
perawat membantu anak dan keluarga dlm
memenuhi kebutuhan yg spesifik dgn cara
membina hubungan yg terapeutik melalui
perannya sbg pembela, pemulih/pemelihara
kesehatan, koordinator,kolaborator, pembuat
keputusan etik dan perencana kesehatan----
Tumbang optimal
Falsafah keperawatan Anak
a. Asuhan berpusat pada keluarga (family centered
care)
Elemen pokok family centered care:
- hubungan anak dan ortu adalah unik, berbeda
antara satu dgn yang lain
- ortu dapat memberikan asuhan yang efektif
selama hospitalisasi anak (anak merasa aman
jika dekat dgn orang tua)
- Kerja sama dalam model asuhan adalah fleksibel dan
menggunakan konsep asuhan kep. Anak
- Keberhasilan dari pendekatan ini bergantung pada kesepakatan
tim kesehatan untuk mendukung kerjasama yang aktif dengan
ortu
Family centered care
Ada 2 konsep dasar filosofi
family centered care
 enabling: menciptakan kesepakatan keluarga untuk
menunjukkan kemampuan dan kompetensinya yang berguna
dalam memenuhi kebutuhan anak.
 Empowering: menjelaskan interaksi professional dengan
keluarga memerlukan perasaan aman terhadap kehidupan
keluarganya dan mendukung perubahan yang positif sebagai
dampak dari perilaku saling menolong, memperkokoh
kemampuan dan tindakan yang diberikan
Atraumatic care
Atraumatic care adalah bentuk perawatan terapeutik
yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam
tatanan pelayanan kesehatan anak, melalui
penggunaan tindakan mengurangi distres
psikologis yang dialami anak maupun orang
tuanya
Prinsip utama dalam asuhan terapeutik
1. Cegah atau turunkan dampak perpisahan ortu
dengan anak
2. Tingkatkan kemampuan ortu dalam mengontrol
perawatan anaknya melalui penkes
3. Cegah resiko cedera baik fisik maupun psikologis
4. Tidak melakukan kekerasan pada anak
5. Modifikasi lingkungan rumah sakit,dengan
mendesainnya seperti di rumah, yaitu penataan dan
dekorasi bernuansa anak
Konsep Tumbuh Kembang Anak
 Pertumbuhan sebagai peningkatan jumlah dan
ukuran
 Perkembangan menitikberatkan pada perubahan
yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang
paling rendah ke tingkat yang lebih tinggi dan
kompleks melalui proses maturasi dan
pembelajaran
Teori pertumbuhan dan
perkembangan
Perkembangan psikoseksual (sigmun freud)
1. Fase oral (0-12 bulan) pada fase ini sumber
kesenangan anak berpusat pada aktifitas oral,
seperti menghisap,menggigit, mengunyah dan
mengucap
2. Fase anal ( 1-3 tahun) pada fase ini kehidupan
anak berpusat pada kesenangan anal, yaitu selama
perkembangan otot sfingter. Anak senang
menahan feses bahkan bermain-main dengan
fesesnya
3. Fase falik (3 – 6 tahun ) fase ketika genitalia
menjadi menarik dan area tubuh sensitif
4. Fase laten ( 6-12 tahun) fase ketika anak menggunakan energi
fisik dan psikologis yang merupakan media mengeksplorasi
pengetahuan dan pengalamannya melalui aktivitas fisik dan
sosialnya
5. Fase genital (12 – 18 tahun ) tahap akhir masa perkembangan
anak mulai memasuki fase pubertas, kematangan organ
reproduksi dan produksi hormon seks
Perkembangan psikososial (Erikson)
1. Percaya vs tidak percaya ( 0-1 tahun) terbentuknya
kepercayaan diperoleh dari hubungan dgn orang
lain dan orang tuanya terutama ibunya, belaian
cinta kasih ibu dalam memberikan perhatian dan
memenuhi KDM sangat penting
2. Otonomi vs rasa malu dan ragu (1-3 tahun) pada
fase ini anak meniru perilaku orang lain
disekitarnya dan proses belajar
3. Inisiatif vs rasa bersalah (3 – 6 tahun) perkembangan
inisiatif diproleh dengan cara mengkaji lingkungan
melalui kemampuan indranya. Anak mengembangkan
keinginan dengan cara eksplorasi terhadap apa yang
ada disekelilingnya.
4. Industri vs inferiority (6-12 tahun)
Anak akan belajar untuk bekerja sama bersaing
dengan anak lainnya melalui kegiatan yg dilakukan
baik di akademik maupun dalam pergaulan
5. Identitas dan kerancuan peran ( 12 sampai 18 tahun ) anak
remaja akan berusaha menyesuaikan perannya sebagai anak
yang berada pada posisi transisi dari masa kanak-kanak
menuju dewasa
Perkembangan kognitif (Piaget)
1. Tahap sensoris-motorik (0-2 tahun)
pada tahapan ini menandai perkembangan
kemampuan dan pemahaman spatial penting
dalam 6 sub tahapan:
a. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir
sampai usia 6 mg dan berhub.dgn refleks
lanjutan sub tahapan…
b. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari 6
mingggu – 4 bulan dan berhub.dgn munculnya
kebiasaan-kebiasaan
c. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul
antara usia 4 – 9 bulan terutama b.d koordinasi antara
penglihatan dan pemaknaan
d. sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder,
muncul (9-12 bulan), berkembangnya kemampuan
melihat objek sebagai sesuatu yg permanen walau
kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda
(permanensi objek)
e. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul
dalam usia 12 – 18 bulan dan berhubungan
terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk
mencapai tujuan.
f. Sub tahapan awal representasi simbolik,
merupakan tahapan awal kreatifitas
2. Praoperasional (2 – 7 tahun)
Anak belajar menggunakan dan mempresentasikan
objek dengan gambar dan kata-kata. Pemikirannya
masih bersifat egosentris, anak kesulitan untuk
melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat
mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri,
seperti mengumpulkan semua benda merah walaupun
bentuknya berbeda-beda atau mengimpulkan benda
bulat walaupun berbeda-beda
3. Concrete operational ( 7-11 tahun )
proses-proses penting selama tahapan ini:
- Pengurutan: kemampuan untuk
mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk
atau ciri lainnya
- Klasifikasi : kemampuan memberi nama dan
mengidentifikasi serangkaian benda menurut
tampilannya
- Decentering : anak mulai mempertimbangkan
beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa
memecahkannya. Contoh anak tidak lagi menganggap
cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya daripada
cangkir yg lebih tinggi
- Reversibility :anak mulai memahami bahwa jumlah
atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke
keadaan awal
- Konservasi: memahami bahwa kuantitas,
panjang atau jumlah benda-benda adalah tidak
b.d pengaturan atau tampilan dari objek atau
benda-benda tsb.
- Penghilangan sifat egosentrisme:kemampuan
untuk melihat sesuatu dari sudut pandang
orang lain (bahkan saat orang tsb berfikir
dengan cara yg salah)
4. Formal operation ( 11 – 15 tahun )
Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya
kemampuan untuk berfikir secara abstrak, menalar
secara logis, dan menarik kesimpulan dari
informasi yg tersedia
Perkembangan moral ( Kohlberg )
1. Fase preconvensional : anak belajar baik
buruk, benar salah melalui budaya dasar
dalam peletakan moral
2. Fase convensional : anak berorientasi
pada hubungan interpersonal dengan
kelompok selain norma dalam lingkungan
keluarganya
 Fasepostconvensional: anak remaja telah
memiliki prinsif dalam membuat pilihan,
menempatkan nilai budaya, hukum dan perilaku
yang tepat dan menguntungkan bagi masyarakat
sebagai sesuatu yang baik

Anda mungkin juga menyukai