Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MASLIA ETTY AIDA SIPAHUTAR

NIM : 856093034

UPBJJ : HUMBANG HASUNDUTAN

MATA KULIAH : PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK

1. Perkembangan moral dan agama pada anak usia 4-6 tahun merupakan tahap awal dari
pembentukan nilai-nilai dan keyakinan yang akan membentuk dasar moral dan
spiritual mereka di masa depan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai
perkembangan moral dan agama pada anak usia 4-6 tahun:

Perkembangan Moral: Perkembangan moral merupakan Perubahan yang berkaitan


dengan pikiran, emosional, kebiasaan dan sikap yang dimilki seseorang berdasarkan
standar benar atau salahnya perilaku yang ditetapkan dalam kehidupan masyarakat.

a. Pemahaman tentang aturan-aturan dasar: Pada usia ini, anak-anak mulai memahami
dan belajar aturan-aturan dasar dalam lingkungan mereka seperti menjaga kebersihan,
berbagi, dan menghormati orang lain. Mereka akan mengalami proses belajar
memahami konsep-konsep moral dasar melalui pengalaman dan bimbingan orang
dewasa.
b. Perkembangan empati: Anak usia 4-6 tahun mulai mengembangkan kemampuan
empati, yaitu kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain.
Mereka mulai menyadari bahwa tindakan mereka dapat mempengaruhi perasaan
orang lain, dan mereka mulai belajar mengenai pentingnya menunjukkan empati dan
menghargai perasaan orang lain.
c. Perbedaan antara benar dan salah: Pada tahap ini, anak-anak mulai memahami
perbedaan antara tindakan yang benar dan tindakan yang salah. Mereka masih
membutuhkan bimbingan yang jelas dan konsisten dari orang dewasa dalam
memahami dan menerapkan nilai-nilai moral ini dalam kehidupan sehari-hari.

Perkembangan Agama: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Agama adalah sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya.

a. Pemahaman tentang Tuhan: Pada usia ini, anak-anak mulai memperoleh pemahaman
dasar tentang Tuhan atau entitas spiritual. Mereka mungkin mulai mempelajari dan
mengenal nama Tuhan dalam agama yang dianut oleh keluarga mereka. Namun,
pemahaman mereka masih sederhana dan konkret.
b. Penanaman nilai-nilai agama: Orang tua atau anggota keluarga yang beragama sering
kali berperan penting dalam memperkenalkan anak-anak pada nilai-nilai dan praktik
agama. Anak-anak usia 4-6 tahun dapat belajar mengenai perayaan-perayaan agama,
doa-doa sederhana, dan cerita-cerita agama yang disesuaikan dengan tingkat
pemahaman mereka.
c. Pengembangan rasa keterhubungan: Pada tahap ini, anak-anak mulai mengembangkan
rasa keterhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Mereka
mungkin memiliki pertanyaan tentang asal-usul kehidupan, alam semesta, dan
keberadaan Tuhan. Hal ini dapat menjadi dasar bagi perkembangan spiritualitas
mereka di masa depan.

Penting untuk dicatat bahwa perkembangan moral dan agama pada anak usia 4-6 tahun
sangat dipengaruhi oleh pengalaman, interaksi dengan lingkungan, dan bimbingan orang
dewasa di sekitar mereka. Orang tua dan pengasuh memiliki peran penting dalam
memberikan teladan yang baik dan mendukung perkembangan moral dan agama anak-anak
mereka melalui pengajaran, pembimbingan.
2. Perkembangan moral merupakan perkembangan yang mencakup pada bagaimana
individu berperilaku terhadap orang lain dalam kehidupan sedangkan perkembangan
agama merupakan perkembangan yang merujuk pada pemahaman kepada Tuhan.
Pada anak Tk, perkembangan moral-agama berkembang semakin baik. Ketika
perkembangan moral-agama distimulasi dengan kegiatan yang tepat maka
perkembangan tersebut akan berkembangan dengan baik. Jelaskan kegiatan yang
mampu meningkatkan perkembangan moral dan agama anak usia 4-6 tahun.
Perkembangan moral dan agama pada anak usia 4-6 tahun sangat penting untuk membentuk
dasar-dasar moral dan nilai-nilai agama dalam kehidupan mereka. Berikut ini adalah
beberapa kegiatan yang dapat meningkatkan perkembangan moral dan agama anak usia 4-6
tahun:

a. Cerita dan dongeng agama: Mengenalkan anak dengan cerita-cerita dan dongeng-
dongeng agama akan membantu mereka memahami nilai-nilai agama secara lebih
konkret. Cerita-cerita ini dapat mengajarkan tentang kebaikan, keadilan, dan kasih
sayang. Anda dapat membacakan buku cerita agama yang sesuai dengan tingkat
pemahaman anak.
b. Permainan peran: Mengajak anak bermain peran akan membantu mereka memahami
konsep tentang sikap dan perilaku yang baik. Misalnya, bermain "dokter" atau "guru"
di mana anak dapat belajar tentang kepedulian, membantu orang lain, dan berbagi.
c. Diskusi dan refleksi: Melibatkan anak dalam diskusi ringan tentang masalah moral
sehari-hari dapat membantu mereka memahami perspektif yang berbeda dan
mempertimbangkan akibat dari tindakan mereka. Jelaskan konsep tentang benar dan
salah, dan dorong mereka untuk berpikir tentang apa yang sebaiknya dilakukan dalam
situasi tertentu.
d. Kegiatan keseharian yang melibatkan nilai-nilai moral: Dalam kegiatan sehari-hari,
tunjukkan contoh-contoh konkret tentang nilai-nilai moral. Misalnya, saat makan
bersama, ajarkan anak untuk bersikap sopan, berbagi makanan, atau memberi salam
kepada anggota keluarga. Hal ini akan membantu mereka mempraktikkan nilai-nilai
moral dalam kehidupan sehari-hari.
e. Kunjungan ke tempat ibadah: Jika keluarga Anda memiliki keyakinan agama tertentu,
ajaklah anak mengunjungi tempat ibadah tersebut. Berikan penjelasan singkat tentang
kegiatan dan simbol-simbol yang ada di tempat tersebut. Ini akan membantu anak
memahami lebih lanjut tentang agama yang dianut keluarganya.
f. Kebersamaan dengan keluarga dan komunitas: Libatkan anak dalam kegiatan
keluarga dan komunitas yang menekankan nilai-nilai moral dan agama. Misalnya,
mengajak anak untuk terlibat dalam kegiatan sosial, seperti membantu orang-orang
yang membutuhkan atau melakukan kegiatan amal bersama keluarga atau komunitas.
g. Bergiliran. Biasakan anak untuk bersabar menunggu giliran, hal ini bisa dilakukan
saat hendak makan. Ketika kita hendak membagikan makanan, pastikan membagi
makanan sesuai dengan usia mereka. Misalnya dari yang lebih tua terlebih dahulu
yaitu dimulai dari kakak lalu ke adik. Hal ini untuk melatih anak untuk bersabar
menunggu giliran dan menghormati yang lebih tua. Kebiasaan ini tentunya dilakukan
disetiap kesempatan, baik dimana saja dan kapan saja maupun ditempat umum.

Penting untuk diingat bahwa setiap anak adalah unik, dan perkembangan moral dan agama
mereka dapat bervariasi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua atau pengasuh untuk
memahami minat, kebutuhan, dan tingkat perkembangan individu anak dan menyesuaikan
kegiatan sesuai dengan itu.

3. Menurut Piaget, makhluk yang aktif adalah individu yang tidak menerima begitu saja
pengetahuan yang ada disekitarnya tetapi individu yang secara aktif mengkonstruk
pengetahuannya sendiri melalui proses organisasi dan adaptasi
a. Jelaskan perkembangan kognitif anak usia 4-6 tahun menurut Piaget
b. Jelaskan keterbatasan - keterbatasan perkembangan kognitif pada anak usia 4-6
tahun

a. Menurut Piaget, pada tahap perkembangan kognitif anak usia 4-6 tahun, terdapat dua
periode penting yang merupakan bagian dari tahap praoperasional, yaitu periode
praoperasional awal (usia 2-4 tahun) dan periode praoperasional lanjutan (usia 4-7
tahun). Pada periode praoperasional awal, anak-anak mulai menggunakan simbol dan
bahasa untuk merepresentasikan objek dan peristiwa di sekitar mereka. Mereka
mengembangkan kemampuan bermain simbolik, di mana mereka dapat menggunakan
benda-benda lain sebagai pengganti objek yang sebenarnya. Selain itu, mereka juga
mulai mengembangkan kemampuan imajinasi dan bermain peran. Selama periode
praoperasional lanjutan, anak-anak mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang
simbol dan kemampuan berpikir pralogis. Mereka mampu menggunakan representasi
mental dalam bermain dan menghadapi masalah. Kemampuan mereka dalam berhitung
dan mengukur juga berkembang, meskipun masih dalam tingkat yang terbatas.

b. Keterbatasan - keterbatasan perkembangan kognitif


Meskipun anak usia 4-6 tahun mengalami kemajuan signifikan dalam perkembangan
kognitifnya, mereka juga memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu, seperti yang
dijelaskan oleh Piaget. Beberapa keterbatasan tersebut antara lain:
➢ Pikiran egosentris: Anak-anak pada usia ini cenderung melihat dunia dari
perspektif mereka sendiri dan mengasumsikan bahwa orang lain memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang sama dengan mereka. Mereka kesulitan
memahami sudut pandang orang lain atau memasuki perspektif orang lain.
➢ Pikiran pralogis: Anak-anak pada tahap ini masih memiliki keterbatasan dalam
berpikir logis. Mereka sering kali tidak dapat memahami konsep kausalitas atau
hubungan sebab-akibat dengan benar. Mereka cenderung menghubungkan
peristiwa yang tidak memiliki hubungan sebab-akibat yang jelas.
➢ Kurangnya pemahaman konsep abstrak: Anak-anak pada usia ini masih kesulitan
memahami konsep-konsep abstrak atau hipotesis. Mereka cenderung berfokus
pada hal-hal konkret dan nyata yang dapat mereka amati dan sentuh.
➢ Pemikiran berpusat: Anak-anak pada usia ini seringkali memiliki pemikiran yang
berpusat pada satu aspek dari situasi atau objek, mengabaikan aspek-aspek yang
lain. Mereka kesulitan melihat situasi secara holistik atau mempertimbangkan
berbagai faktor secara bersamaan.
Kesulitan mempertahankan pemahaman: Anak-anak usia 4-6 tahun cenderung
mengubah pemahaman mereka dengan cepat. Mereka masih mengalami kesulitan
dalam mempertahankan suatu konsep atau perubahan pemahaman yang sudah
ada..
Keterbatasan-keterbatasan ini merupakan bagian dari perkembangan kognitif
normal pada anak usia 4-6 tahun. Seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman.

4. Bahasa merupakan sarana yang membantu manusia dalam berkomunikasi dan


berhubungan dengan orang lain. Pengekspresian bahasa dapat dilakukan secara oral
(bicara), tulisan dan gerakan. Dalam mengekspesikan bahasa, ada beberapa individu
yang mengalami permasalahan/kesulitan. Hal tersebut membuat individu mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Jelaskan permasalahan
perkembangan bahasa yang sering terjadi pada anak usia 4- 6 tahun
Pada usia 4-6 tahun, anak-anak sedang mengalami periode perkembangan bahasa yang
penting. Namun, beberapa permasalahan perkembangan bahasa bisa muncul pada periode ini.
Berikut adalah beberapa permasalahan yang sering terjadi pada anak usia 4-6 tahun:
a. Keterlambatan perkembangan bahasa: Beberapa anak mungkin mengalami keterlambatan
dalam perkembangan bahasa, di mana mereka tidak mencapai tingkat komunikasi yang
diharapkan untuk usia mereka. Mereka mungkin memiliki keterbatasan dalam kosa kata, tata
bahasa, atau pemahaman bahasa yang tepat.
b. Gangguan bicara: Gangguan bicara adalah masalah yang melibatkan kesulitan dalam
mengucapkan suara, bunyi, atau kata-kata dengan jelas. Beberapa contoh gangguan bicara
yang umum adalah gangguan pelafalan (misalnya, lisp), gangguan aliran bicara (misalnya,
tergagap), atau gangguan suara (misalnya, suara serak atau terlalu keras).
c. Gangguan pemahaman bahasa: Beberapa anak mungkin mengalami kesulitan dalam
memahami bahasa lisan atau tertulis. Mereka mungkin memiliki masalah dalam mengikuti
instruksi, memahami kata-kata yang rumit, atau memahami hubungan antara kata-kata.
d. Kesulitan dalam menggunakan kalimat yang terstruktur dengan baik: Pada usia ini, anak-anak
harus mulai mengembangkan kemampuan untuk menggunakan kalimat yang terstruktur
dengan baik. Namun, beberapa anak mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur kata-kata
dengan benar dalam kalimat atau mengikuti tata bahasa yang tepat.
e. Keterbatasan kosakata: Beberapa anak mungkin memiliki keterbatasan dalam kosakata
mereka, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk berkomunikasi secara efektif.
Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam menemukan kata yang tepat untuk
menggambarkan ide atau gagasan yang ingin mereka sampaikan.
f. Kesulitan dalam menceritakan cerita: Anak-anak usia 4-6 tahun mulai belajar menceritakan
cerita secara koheren dan terstruktur. Namun, beberapa anak mungkin mengalami kesulitan
dalam mengorganisir ide-ide mereka, menghubungkan peristiwa dengan benar, atau menjaga
alur cerita yang konsisten.

Penting untuk diingat bahwa setiap anak mengalami perkembangan bahasa yang berbeda, dan
beberapa anak mungkin mengalami permasalahan ini dalam tingkat yang berbeda-beda. Jika
orang tua atau pendidik merasa khawatir tentang perkembangan bahasa anak, penting untuk
berkonsultasi dengan profesional, seperti logopedis atau ahli perkembangan anak, untuk
mendapatkan evaluasi dan bantuan yang tepat.
Beberapa permasalahan perkembangan bahasa yang sering terjadi pada anak usia 4-6 tahun
adalah:

a. Keterlambatan perkembangan bahasa: Beberapa anak mungkin memerlukan waktu lebih


lama untuk mempelajari bahasa, dan ini dapat menghasilkan keterlambatan perkembangan
bahasa. Anak-anak dengan keterlambatan perkembangan bahasa mungkin mengalami
kesulitan dalam memahami kata-kata, mengucapkan kata-kata dengan benar, atau
mengorganisir kalimat dengan baik.
b. Gangguan komunikasi: Gangguan komunikasi meliputi gangguan bicara seperti gangguan
artikulasi dan gangguan aliran bicara, serta gangguan bahasa seperti gangguan pragmatik,
gangguan semantik, dan gangguan sintaksis. Gangguan komunikasi dapat mempengaruhi
kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan baik dengan orang lain dan mempengaruhi
kemampuan mereka untuk memahami instruksi dan informasi.
c. Gangguan pendengaran: Anak-anak dengan gangguan pendengaran dapat mengalami
kesulitan dalam memahami dan menggunakan bahasa secara efektif. Mereka mungkin
mengalami kesulitan dalam mendengar kata-kata atau dalam memahami kalimat yang
kompleks.
d. Gangguan perkembangan bicara dan bahasa: Beberapa anak mungkin mengalami gangguan
perkembangan bicara dan bahasa yang disebabkan oleh faktor genetik atau lingkungan.
Gangguan perkembangan bicara dan bahasa dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk
memahami dan menggunakan bahasa secara efektif, dan memerlukan intervensi dan
perawatan yang tepat.
e. Gangguan spektrum autis: Anak-anak dengan gangguan spektrum autis mungkin mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi secara verbal dan non-verbal. Mereka mungkin mengalami
kesulitan dalam memahami bahasa sosial dan dalam berinteraksi dengan orang lain secara
efektif.
Ketika menghadapi permasalahan dalam perkembangan bahasa pada anak usia 4-6 tahun,
sebaiknya orang tua atau wali memberikan dukungan dan bantuan yang tepat dengan
meminta saran dari dokter, psikolog atau terapis bicara. Hal tersebut dapat membantu anak
untuk mengatasi permasalahan dan memperoleh kemampuan berbahasa yang lebih baik

Anda mungkin juga menyukai