Anda di halaman 1dari 10

Perkembangan Agama AUD

Agama memiliki makna ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Untuk
menanamkan nilai agama pada manusia dimulai sejak dini. Ikatan yg dimaksud berasal dari
suatu kekuatan yg lebih dari manusia sebagai kekuatan yg tdk dapat ditangkap dengan panca
indera, namun berpengaruh besar dalam kehidupan manusia. Agama pada anak usia dini
merupakan suatu keyakinan yg dimiliki anak melalui perpaduan antara potensi bawaan sejak
lahir dan pengaruh lingkungan luar.
Sejak anak dilahirkan anak sudah mambawa potensi spiritual yang kelak menjadi
perilaku keagamaannya ketika dia dewasa. Oleh sebab itu, perkembangan agama pada anak
usia dini menjadi ikhtiar yg harus diperjuangkan Bersama baik kelarga, sekolah maupun
masyrakat.
Menyikapi perkembangan agama pada aud, ada 2 teori yg mengungkapkan hadirnya
keagamaan pada AUD yaitu:
 Ketergantungan (sense of dependend)
Manusia dilahirkan ke dunia ini memiliki 4 kebutuhan yakni keinginan untuk
perlindungan, keinginan akan pengalaman baru, keinginan untuk mendaptkan
tanggapan, dan keinginan unutk dikenal. Berdasarkan kenyataan dan Kerjasama 4
keinginan itu, makan manusia sejak dilahirkan hidup dalam ketergantungan. Mellaui
pengalaman-pengalaman yang diterimanya dari lingkungan itu kemudian terbentuklah
rasa keagamaan pada diri anak.
 Instink Keagamaan
Sejak dilahirkan setiap manusia sudah memiliki beberapa instink diantaranta instink
keagamaan. Belum terlihatnya tindak keagamaan pada diri anak karena beberapa fungsi
kejiwaan yang menopang kamatangan insting belum sempurna. Dengan demikian
Pendidikan keagamaan perlu diperkenalkan kepada anak jauh sebelum usia 7 tahun.
Artinya jauh sebelum usia tersebut, nilai agama perlu ditanamkan kepada anak usia dini.
Nilai keagamaan itu sendiri bisa berarti perbuatan yg berhubungan antara manusia dg
tuhan atau hubungannya antar manusia.
Kedua teori tersebut dapat dijadikan sebagai landasan bagi orang tua, pendidik
maupun praktisi Pendidikan anak usia dini untuk pengembangan nilai agama anak usia
dini. Pengembangan nilai agama anak itu sendiri sangat dipengaruhi oleh sikpa orag tua
terhadapnya sejak ia dilahirkan. Beberapa sikap org tua yg perlu diperhatikan dalam
menentukan perkembangan nilai agama anak usia dini :
A. Konsisten dlm mendidik anak, ayah dan ibu harus memiliki sikap dan perlakuan yang
sama dalam melarang atau membolehkan tingkah laku tertentu pada anak. Satu
perbuatan anak yg dilarang oleh orang tua suatu waktu harus juga dilarang apabila
dilakukan kembali pada waktu lain.
B. Sikap orang tua dalam keluarga, sikpa orang tua dapat mempengeruhi
perkembnagan nilai agama anak, yaitu melalui proses meniru. Sikpa orang tua yg
keras cenderung melahirkan sikap disiplin anak. Adapun sikap org tua yang cauh
atau masa bodoh cenderung mengembnagkan sikap kurang bertanggung jawab dan
kurang memperdulikan norma pada diri anak. Sikap yang sebaiknya dimiliki org tua
yaitu sikap kasih religi, keterbukaan, musyawarah dab konsisten dalam memberikan
teladan.
C. Pengalaman agama yang dianut. Orang tua merupakan panutan (teladan) bagi anak,
orang tua harus mampu menjadi contoh dan memberikan contoh termasuk disini
panutan dalam mengamalkan ajaran agama. Orang tua yang menciptakan iklim yg
religious (agamis) dengan cara mmberika ajaran atau bimbingan tentang nilai-nilai
agama kepada anak, maka anak akan mengalami perkembangna agama yang baik.
Karakteristik Nilai Moral dan Agama Anak Usia Dini
Nilai agama dan moral yang dimiliki setiap anak mampu menhantarkan kepada
keindahan dalam hidup. Nilai-nilai tersebut perlu ditanamkan sejak dini sebagai bekal
menghadapi tantangan hidup dizaman berikutnya. Sebelum anak memasuki lingkingan social
yang lebih besar, orang tua dan keluarga memiliki peran yang sangat besar dalam mengenalkan
dan menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada anak. Pembelajaran yang diberikan orang tua
hanya akan diserap dengan baik jika orang tua mampu menciptakan situasi dan kondisi yang
menyenagkan sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimiliki anak.
Berikut beberapa karakteristik nilai agam moral.
1. Kejujuran, kejujuran merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mnegakui
perasaan, serta Tindakan pada orang lain. Kejujuran merupakan nilai khidupan yang
harus ditanamkan kepada setiap manusia sejak dini. Dengan mengenalkan kejujuran
kepada anak, maka kita akan membatu generasi emas bangsa dan agama menjadi
generasi yang benar, terhindar dari rasa bersalah dikarenakan ada kebohongan di dalam
hidup.
2. Disiplin. Disiplin merupakan salah satu cara untuk membentuk agar anak dapat
mengembangkan pengendalin diri. Dengan disiplin anak dapat memperoleh batasn
uuntuk setiap tingkah lakunya. Disiplin mendorong, membimbing dan membntu anak
agar memperoleh perasaan kepuasan karena kepatuhan yg anak tersebut lakukan.
Selain itu disiplin sudah harus tertanam di dalam jiwa anak sejak anak usia dini
mengajrkan kepada anak bagaimana berfikir dan berbuat secara teratur. Bahkan
dijlaskan bahwa disiplin dapat memenuhi kebutuahn anak dalam banyak hal, karena
dengan disiplin anak dapat berfikir dan menentukan sendiri tingkah laku sosialnya
sesuai dengan lingkungan sosialnya.
3. Kepedulian sosial. Sebagai mahkluk social sikap hidup mau berbagi, saling
memperhatikan, saling menyadari dan saling melengkapi satu sama lain perlu
ditanamkan kepada anak sejak usia dini. Sebagai penguat dan motivasi kepada ank yang
mau berbagi, sebagai orang tua dan guru harus memberikan pujian pada anak2 yang
mau berbagai, mau memperhatikan dan saling memberi dan menerima dari teman-
teman bermainnya, bahwa apa yang dilakukan adalah baik dan perlu dilakukan secara
terus menerus dalam kehidupan ini. Anak di ajak untuk lebih bersikap terbuka, rendah
hati, saling menerima dan memberi, tidak bersikap egois dan mau menang sendiri.
Sebagai langkah awal yang bisa dilakukan berupa sikap dan perilaku mau berbagi
mainan dengan teman, mau bergantian dengan teman serta mau bermain Bersama
teman, tidak asik dengan kepentingan sendiri.
4. Empati. Empati merupakan kemampuan menempatkan diri pada posisi lain, untuk
mengerti dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Hal ini perlu diterapkan kepada
anak sejak usia dini sebagai upaya menerapkan rasa bersyukur terhadap apa yang
dimiliki. Dengan empati, anak dapat menghindarkan diri dari melakukan perbuatan
negatif karena paham efek negatif yang ditimbulkan dari perbuatan tidak bermoral
tersebut. Anak yang memiliki empati yang baik akan mempunyai kemampuan tenggang
rasa terhadap orang lain dan peka terhadap situasi orang lain.
5. Kontrol diri. Setiap manusia memiliki beragam karakter. Karakter yang dimiliki
mencerminkan bagaimana seseorang tersebut menyikapi persoalan kehidupan.
Pengendalia diri atau kontrol diri merupakan salah satu hal yang penting dimiliki setiap
manusia. Terutama bagi anak usia dini, kontrol diri adalah ekspresi emosi yg diluapkan
oleh anak tersebut. Bagaimana anak mengekspresikan emosinya erat kaitannya dengan
kontrol diri yang ia lakukan. Memiliki pengendalian diri membantu anak di semua
bidang kehidupan, termasuk dalam hal bersosialisasi. Mengontrol tindakan dan reaksi
akan membantu anak menyesuaikan diri dalam berteman. Melakukan pengendalian diri
dengan baik secara sosial, juga meningkatkan kepercayaan diri seorang anak.
Pengendalian diri berkembang seiring waktu. Ini mulai berkembang sejak usia dini dan
berlanjut hingga usia 20-an. Semakin bertambah usia anak, maka anak harusnya
semakin mampu untuk mengendalikan diri. Pengendalian diri berperan dalam berbagai
cara, tergantung pada situasi dan latar belakang anak. Berikut adalah beberapa contoh
seperti apa pengendalian diri:
Di kelas: anak menunggu antrian untuk dipanggil.

Saat istirahat: anak menunggu giliran untuk menggunakan perosotan alih-alih


memotong antrean. Anak mungkin memutuskan untuk menggunakan ayunan sebagai
gantinya.

Di rumah: anak tidak mengganggu percakapan bahkan ketika ia sangat ingin


mengatakan sesuatu, dengan menunggu sampai orang lain selesai berbicara.

Berdasarkan beberapa cara yang dapat dilakukan seorang anak untuk menyalurkan
emosinya, anak harus memilih untuk melakukannya dalam cara yang dapat diterima
lingkungan dengan tetap mempu membuat dirinya nyaman.
6. Menghormati orang lain merupakan upaya untuk memperlakukan orang lain dengan
baik. Sikap saling menghormati tidak tumbuh secara statis melainkan dinamis sesuai
dengan lingkungan yang memberikan pengaruh. Sikap menghargai dan menghormati
orang lain tidak tumbuh begitu saja dalam diri seorang anak. Sikap ini muncul ketika
anak sudah tumbuh besar dan sudah mulai dapat mengerti hal-hal yang sifatnya
abstrak. Namun proses pembelajaran kemampuan moral ini dapat dimulai sejak dini
yaitu dengan memberi teladan pada anak, mengenai apa yang disebut dengan
menghargai dan menghormati orang lain. Contohnya : salim dengan mencium tangan
guru. Mengucapkan permisi
7. Religiusitas, sikap keberagamaan yang dimiliki anak bersifat imitasi (peniruan) diperoleh
melalui pengamatan anak terhadap lingkungan sekitarnya. Membiasakan diri untuk
berterima kasih dan bersyukur akan membawa pengaruh pada suasana hidup yang
menyenangkan, dan ceria. Memperkenalkan kebiasaan berdoa sebelum dan setelah
selesai pelajaran, sebelm dan setelah makan. Selain berdoa nilai religiusitas juga dapat
ditanamkan melalui kegiatan menyanyi bersama yang mempunyai nilai. Anak dapat
diajak untuk membahas arti syair lagu dan diperkenalkan keagungan Tuhan melalui
berbagai macam ciptaan dalam lingkungan hidup yang termuat dalam syair tersebut.
Lagu anak yang berkaitan dengan keindahan alam dan hidup manusia akan menjadi
wahana paling baik untuk memperkenalkan akan kebesaran dan keagungan Tuahn bagi
hidup manusia.
8. Demokrasi, demokrasi bisa ditanamkna sejak anak usia dini melalui kegiatan menghargai
perbedaan yang tahap demi tahap harus diarahkan pada peretanggungjawaban yang
benar dan sesuai dengan nalar. Untuk memulainya di lingkungan sekolah dapat
dilakukan melalui kegiatan menggambar. Biarkan imajinasi dan kreativitas anak muncul
dengan leluasa. Apapun yang dihasilkan anak perlu diberikan pujian, sekaligus ditanya
untuk mendapatkan penjelasan dan kesempatan agara dapat memahami cara
berfikirnya. Melalui interkasi dan dialog kecil tersebut anak-anak dilatih untuk berani
menceritakan imajinasinya kepada orang lain. Apapun yang dihasilkan anak anak perlu
mendapat apresiasi dari guru. Apresiasi yang diberikan guru tersebut merupakan bagian
dari pengahrgaan anak perbedaan.
9. Kemandirian, Kemandiran pada anak  usia dini ditandai dengan
kemampuan anak memilih sendiri, kreatif, inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung
jawab, membuat keputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada
pengaruh dari orang lain. Melalui kegiatan bermain bersama anak diajak untuk terbiasa
dan senang bermain dengan teman sebayanya. Dengan perasaan senang bermain
bersama dengan teman sebayanya perlahan anak-anak siap untuk sekolah tanpa harus
ditunggui. Pada tahap berikutnya yang perlu dilakukan oleh guru adalah membiasakan
anak menjaga permainan yang digunakan, diajar dan diajak untuk membereskan dan
mengembalikkan permainannya ke tempat semula. Anak dibiasakan hidup tertib dan
teratur serta bertanggungjawab terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
10. Tanggungjawab, adalah kesadaran seseorang melakukan suatu kegiatan, dan bersedia
menjalani risiko akibat perbuatan. Tanggung jawab termasuk tingkat laku manusia,
untuk sadar akan perbuatan dan kewajiban yang harus dilakukan.
Nilai tanggung jawab di sekolah dapat dilakukan melalui permainan atau tugas2 yang
menggunakan media/ alat2. Hal ini dpat menjadi sarana untuk memperkenalkan dan
melatih tanggungjawab pada diri anak, menjaga alat dan permainan agar tidak rusak,
berani malporkan apabila permainan rusak merupakan awal pembentukan sikap dan
perilaku bertanggung jawab. Melalui kegiatan dan kebiasaan yang seperti itu, anak-anak
diajarkan untuk mengetahui bagaimana menjaga dan memelihara permainan serta
peralatan yang digunakannya.
Karakteristik nilai moral dan agama pada anak usia dini merupakan sesuatu yang harus
dipahami oleh setiap praktisi PAUD sebagai langkah percepatan dan perkembangan moral dan
agama anak. Pada dasarnya, perkembangna dan pertumbuhan anak merupaka hal yang penting
untuk kita pelajari dan kita pahami selaku calon pendidik. Banyak para pendidik yang belum
memahami perkembangan-perkembangan anak. Sehingga masih ada pendidik yang
menerapkan system pembelajaran tanpa melihat perkembangana anak didiknya. Hal ini
berakibatnya adanya ketidakseimbangan antara system pembelajaran dengan perkembnagan
anak yang akan menyulitkan anak didik mengikuti system pembelajaran yang ada. Dengan
mengtahui proses, konsep perkembangan anak didik kita akan mudah mengetahui system
pemabelajran yang efisien, terarah dan sesuai dengan perkembangan anak.
Problema dan Aternatif Penyelesaian Pengembangan NAM pada AUD
Problema pengembangan NAM anak usia dini muncul disebabkan orang tua dan guru
belum memiliki pengetahuan, sikap den keterampilan tentang hakikat perkembangan sesuai
karekteristiknya secara memadai. Akibatnya mereka mengalami kesulitan mengembangkan
NAM anak. Intervensi dan perlakukan orang tua anak dalam mengembangkan NAM kurang
berhasil, karena melampaui batas usia dan perkembangan anak. Misalnya anak berfikir
praoperasional diberikan kegiatan yang bersifat operasional formal. Problem internal berkaitan
dengan problem yang muncul dari dalam diri anak sedangkan problem eksternal berhubungan
dengan factor dari luar diri anak.
Problem internal yang berkaitan dalam diri anak adalah kondisi bawaan sejak lahir. Fisik yg
lemah akan menyebabkan anak kurang bermain dan belajar. Hambatan fisik karena panca
inderanya yang kurang lengkap membuat anak mengalami hambatan tumbuh kembang. Bagi
guru perlu mengidentifikasi hambatan apa saja yang dialami anak, apakah hambatan berfikir
(slow leaners), anggota tubuh yang kurang sempurna, gizi yang tidak cukup, pendenganran,
pemgelihatan dan lainnya yang dapat memperngaruhi pengembangan NAM anak.
Problem lainnya muncul akibat akibat factor ekstenal. Pengembangan karakter NAM
anak akan dipengaruhi oleh faktor fisik sekitarnya.
Faktor yang mempengaruhi Nilai agama dan moral anak
Nilai agama moral yang dimiliki anak diperoleh melalui berbagi dimensi dan cara.
Beberapa factor yang mempengaruhi nilai moral agama pada anak usia dini :
1. Perkembangan awal
Sebagimana disebutkan sebelumnya perkembangan awal 0-6 tahun dalah masa-masa
kritis yang ajab menentukan perkembangan. Adanya perbedaan tumbuh kembang
antara yang satu dengan yang lainnya dipengaruhi oleh hal-hal berikut :
a. Faktor lingkungan sosial yang menyenangkan anak, hubungan anak dengan
masyarakat yang menyenangkan terutama anggota keluarga akan mendorong anak
mengembangkan kecenderungan menjadi terbuka dan menjadi lebih berorienstasi
kepada orang lain, karateristik yang mengarah ke penyesuaian pribadi dan sosial
yang lebih baik pula. Keadaan atau situasi anak merupakan hal di mana seorang
anak berada dalam konteks kehidupannya. Konteks kehidupan yang dimaksud
adalah keadaan sosial yang di dalamnya terdapat norma-norma kemasyarakatan.
Artinya tempat seorang anak berada dan bersosialisasi memiliki segugus norma
yang akan ia lihat, dan akan dia alami. Keadaan yang dilalui oleh seseorang
akan memberikan pengertian dan pengetahuan baginya tentang moralitas.
Misalnya, keadaan sosial seorang anak yang dilahirkan dari keluarga keraton yang
memungkinkan berbeda dengan anak yang terlahir dari lingkungan masyarakat
umum. Keadaannya yang terlahir demikian akan membawa pada moralitasnya
yang bertendensi mengikuti moralitas kalangan keraton, sebab dalam kalangan
keraton terdapat norma-norma benar salah yang mengikat dan sedikit berbeda
dengan konteks pada masyarakat umumnya. Begitu pula konteks kedaerahan yang
memiliki perbedaan antara daerah yang satu dengan daerah-daerah yang lainnya.
Jadi, dapat dikatakan bahwa keadaan yang ada pada sekeliling anak merupakan hal
yang akan berbuntut pada perilaku moral yang diaktualisasikan olehnya.
b. Faktor emosi, emosi seorang anak akan muncul ketika dia mendapt respon dari luar
yang tidak sesuai dengan keinginan anak tersebut. Emosi merupakan faktor penting
dalam menjelaskan perilaku moral, emosi moral merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan kepentingan pribadi atau kesejahteraan pribadi atau
kesejahteraan masyarakat keseluruhan. Emosi moral memiliki beberapa karakteristik
umum, yaitu berkaitan dengan tubuh, mempunyai kemampuan untuk memotivasi,
sulit dikendalikan secara sadar, kompleks, dan berhubungan dengan kepentingan
individu atau masyarakat.
c. Metode mendidik anak. Anak-anak yang dibesarkan dalam kelurga permisif
dipredikasi kelak ketika besar cenderung kehilangan rasa tanggungjawab,
mempunyai kendali emosional yang renadh dalam melakukan sesuatu, sedangkan
mereka yang dibesarkan oleh orang tua yang demokratis penyesuaian pribadi dan
sosialnya akan lebih baik.
d. Beban tanggungjawab yang berlebihan, anak pertama seringkali dihrapkan
bertanggungjwab terhadap rumah, termasuk menjaga adiknya yang lebih kecil.
Memang, hal ini dpat menumbuhkan kepercayaan diri dan tanggungjawab yang
lebih besar daripada adik-adiknya. Akan tetapi, ia berpotensi memiliki
kecenderungan untuk megembagngkan kebiasaan memerintah sepnjng hidupnya.
Artinya anak terlalui dini diberikan tanggungjawab atas adik-adiknya.
e. Factor keluarga dimasa kanak-kanak. Anak yang tumbuh dan berkembangkan di
tengah2 keluarga beasr akan bersikap dan berperilaku otoriter, demikian pula anak
yang tumbuh dan berkembnag di tengah keluarga yang cerai kemungkinan besar ia
akan menjadi anak yang cemas, tidak mudah percaya dan sedkit kaku.
f. Faktor rangsangan lingkungan, lingkungan yang merangsang merupakan salah satu
pendorong tumbuh kembang anak, khususnya dalam hal kemampuan atau
keceradasan. Sering menceritakan cerita agamis kepada anak akan membuat anak
banyak tau hal-hal yang agamis pula. Mengajarkan anak perilaku-perilaku terpuji
akan akan terbiasa untuk mengimplementasikan perilaku tersebut. Oleh karena itu,
lingkungan yang merangsang dapat mendorong perkembnagan fisik dan mental
anak secara baik, sedangkan lingkungan yang tidak merangsang dapat menyebabkan
perkembangan anak di bwah kemampuannya.
Alteratif yang perlu dilakukan untuk mengatasi problem internal dan eksternal dalam
pengembangan NAM adalah :
a. Penataan fisik, hasil penelitian menunjukkan bahwa penataan fisik sangat penting
dalam memperkuat karakter anak. Lingkungan fisik ditata sedemikian rupa sehingga
menciptakan lingkungan yang asri, nyaman dan aman. Tata ruang yang tata rapi dan
bersih akan menumbuhkan karakter ikut bertanggung jawab atas kebersihan itu.
Berikutnya rasa tanggung jawab memunculkan karakter demokratis dan menghargai
orang lain. Tata ruang diatur sesuai dengan fungsinya. Halaman sekolah ditata
sebagai lingkungan ekologis yang sehat dan juga berperan sebagai tempat bermain
dari sumber belajar bagi warga sekolah, terutama anak untuk mengembangkan
karakter NAM. Ruang kelas dengan berbagai sumber balajar dana APE ditata
sedemikian rupa sehingga mudah diakses oleh anak untuk mengembangkan
kemampuan NAM.Ruang toilet dan kamar mandi disediakan dibagian belakang yang
dijaga kebersihannya, anak diajak ikut menjaga kebersihan toilet tersebut.
Mengajarkan kepada anak untuk masuk kamar mandi dengan menggunakan kaki
kiri, mematikan air dan listrik sebelum meninggalkan toilet. Jika sekolah memiliki
kantin, dijadikan sebagai warung kejujuran.
b. Penataan social emosional, ketika anak mengalami hambatan emosi dalam
berinteraksi social brdasarkan NAM, akan lebih mudah diatasi dengan terapi music
sehingga suasana menjadi menyenangkan. Terpi music bisa digunakan untuk
mengembangkan kecerdasan musical. Susana menyenagkan itu menumbuhkan rasa
aman dan nyaman bagi anak sehingga mudah meneriman NAM ke dalam perilaku
sehari-hari.
c. Penataan spiritual. Suasana sekolah dan kelas dibuat religious dengan pembiasaan
mengucapkan salam, berdoa, Latihan, shalat berjamaah, salam, melatih anak
memimpin berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, menyanyi lagu keagamaan,
memperingati hari besar keagamaan, menyantuni dan bersedekah anak yatim dan
orang miskin.
d. Penataan budaya, dilakukan agar terdapat suasana budaya yang kondusif bagi anak
untuk belajar dan bermain. Lingkungan budaya itu akan menjadi sumber balajr bagi
anak. Pembelejaran budaya anak melalui pembiasaan dan bermain sehingga
suasana terasa aman dan menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai